Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah Pencemaran Udara 3 - Copy
-
Upload
max-havellar -
Category
Documents
-
view
30 -
download
5
description
Transcript of Makalah Pencemaran Udara 3 - Copy
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN
PENCEMARAN UDARA
Diajukan Untuk Memenuhi Tuntutan Tugas Mata Kuliah Ilmu Lingkungan
DISUSUN OLEH :
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
I. Pengantar
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah tertentu yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. CO adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia
merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
II. Sumber dan Jenis Pencemaran Udara
Sumber Pencemaran Udara antara lain:
Sumber Polusi Udara
Kegiatan Manusia Sumber Alami Sumber Lain
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian,
kompor, furnace,
insinerator dengan
berbagai jenis bahan
bakar
Gas buang pabrik yang
menghasilkan gas
berbahaya seperti (CFC)
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Nitrifikasi dan denitrifika
si biologi
Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan
gas metana dari lahan
uruk /tempat
pembuangan
akhir sampah
Uap pelarut organik
Jenis-jenis bahan pencemar udara antara lain:
1. Oksida nitrogen
(NOx)
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang
terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2).
Walaupun ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak
diketahui sebagai bahan pencemar udara. NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Pembentukan NO dan NO2
merupakan reaksi antara N2 dan O2 di udara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 1
Pencemar/polutan primer C + 1/2O2 → COC + O2 → CO2
Pencemar/polutan sekunder C + 1/2O2 → CO + 1/2O2 → CO2
lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2. Udara terdiri dari 80% Volume N2 dan
20% Volume O2. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk
bereaksi satu sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1.210°C) keduanya dapat
bereaksi membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara.
Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran.
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah
terbanyak adalah NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari
sumber alami ini bukan masalah karena tersebar merata sehingga jumlahnya kecil. Yang
menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia (jumlahnya
akan meningkat pada tempat tertentu). Emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk
karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan
disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian
besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.
2. Karbon
monoksida (CO)
Atom C dan O2 dapat bergabung membentuk senyawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna
dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. CO2 merupakan senyawa
yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak
berwarna. Tidak seperti senyawa CO berpotensi bersifat racun yang berbahaya karena
membentuk ikatan yang kuat dengan hemoglobin (pigmen darah). Sifat pembentukan
karboksihemoglobin (HbCO) 200 kali lebih stabil daripada oksihemoglobin (HbO2).
Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen
tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa
berakibat fatal karena dapat menyebabkan keracunan.
CO di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari
kegiatan manusia, CO yang berasal dari alam termasuk dari oksidasi metal di atmosfir,
pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain
kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Pembakaran batu bara
dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik.
3. Oksida sulfur
(SOx)
Pencemaran oleh SOx terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur trioksida (SO3). SO2 mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah
terbakar diudara, sedangkan SO3 merupakan komponen yang tidak reaktif. (S + O2 → SO2
dan 2SO2 + O2 → 2SO3). 1/3 dari jumlah sulfur di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia
dan kebanyakan dalam bentuk SO2 (2/3 hasil kegiatan manusia kebanyakan dalam bentuk
SO2). 2/3 bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 2
bentuk H2S dan oksida. Pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar
merata. Pembakaran bahan bakar pada sumber pencemaran SOx, misalnya pembakaran arang,
minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Sumber SOx lain adalah dari proses-proses industri
seperti pemurnian petroleum, industri H2SO4, industri peleburan baja dsb.
Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx. Hal ini
disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga
(CuFeS2 dan Cu2S), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kebanyakan senyawa
logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah S menjadi O yang mudah
tereduksi. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri
logam dan sebagian akan terdapat di udara. Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap
manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap manusia terutama penderita yang mengalami penyakit kronis
pada sistem pernafasan.
4. Khlorin (Cl2) Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat
menyengat. Gas Cl2 sangat terkenal sebagai gas beracun
yang digunakan pada perang dunia ke-1. Cl2 merupakan bahan kimia penting dalam industri
yang digunakan untuk khlorinasi dalam proses produksi dan menghasilkan produk organik
sintetik, seperti plastik (PVC), insektisida (DDT) dan herbisida (2,4 dikhloropenoksi asetat)
selain itu juga digunakan sebagai pemutih (bleaching agent) dalam industri kertas, pabrik
pencucian (tekstil), desinfektan untuk air minum dan kolam renang.
Terbentuknya gas Cl2 di udara ambien merupakan efek samping dari proses pemutihan
(bleaching) dan produksi zat/senyawa organik yang mengandung Cl. Karena banyaknya
penggunaan senyawa Cl di lapangan atau industri dalam dosis berlebih, seringkali terjadi
pelepasan gas Cl2 akibat penggunaan yang kurang efektif.
Selain bau yang menyengat Cl2 dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran
pernafasan. Apabila gas Cl2 masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion H+ akan
dapat membentuk HCl yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Di udara ambien, gas Cl2 dapat mengalami proses oksidasi seperti terlihat dalam reaksi
berikut: 8Cl2 + 8H2O → 8HCl + 8HOCl→8HOCl → 6HCl + 2HClO3 + O3
5. Timah (Pb) Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar
kendaraan bermotor merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi
Pb ke atmosfer. Pb di udara ambien yang berasal dari pembakaran bensin tidak sama pada
tiap-tiap tempat karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi mesin
untuk mereduksi kandungan Pb pada bensin.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 3
Penambangan dan peleburan batuan Pb sering menimbulkan masalah pencemaran.
Peleburan Pb sekunder, penyulingan, industri senyawa dan barang yang mengandung Pb, dan
insinerator juga dapat menambah emisi Pb ke lingkungan. Karena batu bara juga mineral
lainnya (batuan) umumnya mengandung Pb, maka kegiatan berbagai industri yang terutama
menghasilkan besi dan baja peleburan tembaga dan pembakaran batu bara, harus dipandang
sebagai sumber yang dapat menambah emisi Pb ke udara. Dampak keracunan timbal sangat
mengerikan karena target utama dari timbal adalah syaraf.
6. Ozon (O3) Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain O2 yang
memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen
atmosfir yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan
sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen.
Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar sekunder yang diproduksi karena
interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar. Oksidan fotokimia masuk kedalam
tubuh dan pada kadar subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal, selain itu
oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata.
7. Karbon dioksida
(CO2)
Gas CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca yang kemudian
mengakibatkan pemanasan global. Jika peningkatannya sebesar
100 ppm maka suhu udara meningkat sekitar 1oC. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak
segera diubah menjadi O2 oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang
secara liar tanpa dilakukan penanaman ulang.
8. CFC CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak bereaksi,
tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Dapat digunakan
untuk AC (Freon), pendingin lemari es dan hair spray. CFC dapat membumbung tinggi ke
statosfer. Penggunaan CFC berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan ozon. Dampak dari
kerusakan ozon berpengaruh besar bagi kelangsungan kehidupan di bumi.
9. Hidrokarbon
(HC)
HC merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien
secara langsung. Kegiatan industri yang berpotensi menghasilkan
polutan dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan
pemrosesan karet. Sumber HC dapat berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang
kurang baik akan menghasilkan HC. HC di udara akan bereaksi dengan bahan lain dan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak
dijumpai di daerah padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan
luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Adanya HC di udara terutama metana (CH4), dapat berasal dari sumber-sumber alami
terutama proses biologi aktivitas geotermal pemanfaatan gas alam dan minyak bumi dll.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 4
Jumlah yang besar berasal dari proses dekomposisi bahan organik pada permukaan tanah.
Pembuangan sampah, kebakaran hutan dan kegiatan manusia mempunyai peranan cukup
besar dalam memproduksi gas HC di atmosfir. Gas yang dihasilkan dari proses pembuangan
akhir di TPA umumnya adalah gas CH4. CH4 memang tidak bersifat racun, tetapi gas ini
termasuk gas yang mudah menyala dan dapat membentuk senyawa yang bersifat eksplosive
jika bereaksi dengan udara
10. Volatile Organic
Compounds
(VOC)
Komponen-komponen organik yang mudah menguap
(VOCs/ Volatile Organic Compounds) adalah hidrokarbon reaktif
dengan adanya sinar matahari. VOCs dihasilkan dari keaneka-
ragaman sumber buatan manusia termasuk produksi dan pemakaian zat-zat kimia organik
seperti bahan-bahan pelarut, transport dan pemakaian crude oil, pemakaian dan distribusi gas
alam, tempat pembuangan limbah dan pabrik-pabrik limbah cair.
11. Partikulat Matter
(PM)
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah
kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan
gunung berapi. Ukuran partikulat yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara
0,1µm sampai dengan 10µm. Pada umunya ukuran partikulat sekitar 5 µm adalah partikulat
udara yang dapat langsung masuk ke paru-paru dan mengendap di alveoli.
III. Dampak Pencemaran Udara terhadap Lingkungan
1. Fenomena Hujan Asam
Penyebaran gas-gas polusi yang berasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi
dalam jumlah besar bercampur dengan oksigen dan uap air terbentuk secara alamiah di
dalam atmosfer menghasilkan larutan asam. Kemudian mengendap dalam air hujan, salju,
atau kabut. Hujan asam adalah pemindahan endapan nitrat dan sulfat pada saat terbentuk.
Efek primer hujan asam adalah terjadinya proses acidifikasi danau atau sungai, yang
menyebabkan terjadinya pengaruh terhadap tumbuhan dan hewan dan mungkin akan
menghilangkan seluruh kehidupan di danau. Pengaruh lain adalah terhadap tanah, melalui
reaksi kimia secara konsentrasi asam akan menyebabkan tanah kehilangan nutrien. Kota
besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Bahkan Semarang, menunjukkan indikasi
terjadinya hujan asam. Hasil penelitian menunjukkan pH air hujan sudah mendekati 5.
Dampak dari hujan asam ini yaitu merusak tanaman, material dan bangunan karena bersifat
korosif, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan.
2. Fenomena Efek Rumah Kaca
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 5
Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena ketika energi yang berasal dari matahari
diserap oleh bumi dan dilepas kembali sebagai energi inframerah namun tidak mampu
menembus ke luar angkasa karena terhambat oleh berbagai macam gas yang ada dalam
atmosfer. Pada kondisi keseimbangan proses rumah kaca ini dibutuhkan untuk
mempertahankan suhu bumi pada suhu sekitar 15oC. Akan tetapi seiring dengan
peningkatan gas emisi, menyebabkan peningkatan suhu tidak terkendalikan.
Sinar matahari memancarkan energi ke bumi dengan panjang gelombang (λ) dari 10 -
10 hingga 1010 µmeter. Sinar matahari yang mampu menembus lapisan atmosfer terdiri dari
Sinar γ, Sinar X, Ultraviolet dan Sebagian Infra merah. Setelah mencapai permukaan bumi
maka panjang gelombang yang dipantulkan adalah sinar inframerah dengan λ=1 – 103 μm,
dimana panjang gelombang tersebut tidak mampu menembus gas rumah kaca, sehingga
dipantulkan kembali ke bumi, dan menimbulkan peningkatan panas di bumi. Gas-gas rumah
kaca yang telah diidentifikasi sebagai penyebab peningkatan suhu global bumi adalah:
Jenis Gas Rumah Kaca
Sumber Kontribusi terhadap Panas
CO2 Bahan bakar fosil, kebakaran hutan, perusakan tanah
54%
CH4 Peternakan biomass, pertanian, TPA 12%N2O Bahan bakar fosil, pembakaran hutan. 6%CFC Kulkas, AC, aerosol, bahan pelarut 21%O3 Proses kimia foto, pembangkit listrik 8%
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan gas rumah kaca yang menyerap radiasi
panas matahari dan dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 6
Peningkatan suhu rata-rata bumi Perubahan iklim regional dan global
Pencairan es di kutub Perubahan siklus hidup flora dan fauna
3. Fenomena El-Nino dan La-Nina
Gejala El Nino dirasakan dengan mundurnya musim hujan pada suatu wilayah, dan
dampak banjir pada wilayah lain. El Nino diakibatkan kegagalan terjadinya perubahan arah
angin, sehingga terjadi pergeseran uap air dan awan dari wilayah yang seharusnya. El Nino
berpengaruh terhadap anomali iklim. Gejala ini terjadi pada daerah Equator di Pasifik barat,
yaitu antara Benua Australia-Amerika, termasuk Indonesia. Sebagai Indikator adalah
terjadinya perbedaan Tekanan udara di Darwin dan Tahiti (Amerika Selatan). Bila Tekanan
di Tahiti Lebih Rendah atau suhu lebih panas, dibandingkan di Darwin maka terjadi El-
Nino. Pembentukan Awan di Australia dan sekitarnya akan tertarik ke arah Tahiti, sehingga
terjadi anomali musim penghujan. Sebaliknya bila Tekanan di Tahiti Lebih Tinggi atau
suhu lebih dingin, maka terjadi La-Nina. Pembentukan Awan di Tahiti dan sekitarnya akan
tertarik ke arah Australia. Dengan terjadinya anomali tersebut maka dampak yang muncul
adalah kekeringan, kebakaran hutan, penyebaran asap, pengurangan vegetasi, dan bencana
alam.
4. Kerusakan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer,
ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan statosfer pada ketinggian 15-60 km di
atas permukaan bumi. Fungsi lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan. Namun, zat
kimia buatan manusia yang disebut ODS (Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan
Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon
menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan (CFC) tersebut dapat membebaskan
atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon
yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole). CFC yang mencapai stratosfer
dan bersifat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 7
IV. Upaya Mitigasi/Pengendalian
Pengendalian pencemaran udara pada sumber bergerak
1. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
2. Memasang filter pada knalpot
3. Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan & mesin kendaraan yang efisien
Pengendalian pencemaran udara pada sumber tidak bergerak
1. Pengendalian kontaminan dari sumbernya dapat dilakukan dengan menggunakan alat
yang telah dikembangkan seperti untuk pengendalian kontaminan partikulat dan gas.
Centrifugal Collector, mengembangkan gaya sentrifugal pengganti gaya gravitasi
untuk pemisahan partikel dari aliran gas. Karena gaya centrifugal dapat
menghasilkan beberapa kali lebih besar dari gaya gravitasi dan partikel dapat
dihilangkan/ dibawa kedalam collector centrifugal
Wet collector, membersihkan bahan partikulat dari aliran gas dengan menggabungkan
partikel kedalam butiran liquid dengan bersentuhan lansung. Terdiri dari Spray tower,
Wet cyclone scrubbers,Venturi scrubbers.
Fabric Filter, untuk memisahkan partikel kering dari gas (udara) pembawanya. Di
dalam bagian filter, aliran gas yang kotor akan partikel masuk ke dalam beberapa
longsongan filter (disebut juga kantong atau cloth bag) yang berjajar secara pararel,
dan meninggalkan debu pada filter tersebut.
Electrostatic precipitato(ESP), gas buang (flue gas) melalui medan listrik yang
terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate, flue gas yang
mengandung debu awalnya bermuatan netral, saat melewati medan listrik, debu
tersebut akan terionisasi sehingga partikel debu menjadi bermuatan negatif. Partikel
debu yang bermuatan negatif kemudian menempel pada collector plate.
2. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur dan CO rendah
3. Menggalakkan penghijauan untuk menyerap/mengkonversi zat pencemar
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 8
Daftar Referensi
http://agushoe.wordpress.com/2009/03/12/perancangan-bag-house-filterfabric-filter/
http://arhidayat.staff.uii.ac.id/2008/08/08/sumber-pencemaran-udara/
http://depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/electrostatic-precipitator.html
http://endesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/Peningkatan-Emisi-dan-Konsentrasi-Gas-
CO2.pdf
http://eprints.undip.ac.id/4778/1/Dampak_Pencemaran_Udara_pada_Kesehatan-Ir.pdf
http://evomask.blogspot.com/2012/04/bagaimana-polusi-udara-mempengaruhi.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286940-pengendalian-pencemaran-polusi-
udara/#ixzz1yWOffPUE
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://industri16ririn.blog.mercubuana.ac.id/2011/01/22/sumber-sumber-polusi-udara/
http://jurnalingkungan.wordpress.com/2010/02/13/44/
http://pencemaran-lingkungan-bumi.blogspot.com/2009/05/apa-itu-pencemaran-udara.html
http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-solusinya/
http://repository.binus.ac.id/content/S0104/S010457879.ppt
http://skaterfm.blogspot.com/2012/04/bahan-makalah-pencemaran-lingkungan-dan.html
http://smpn2kabat.blogspot.com/2011/03/dampak-pencemaran-udara-terhadap.html
http://wyuliandari.wordpress.com/2008/09/25/strategi-pengendalian-pencemaran-lingkungan/
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 9