MAKALAH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING · MAKALAH “PEMBELAJARAN PROBLEM POSING ... peserta didiknya...
Transcript of MAKALAH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING · MAKALAH “PEMBELAJARAN PROBLEM POSING ... peserta didiknya...
i
MAKALAH
“PEMBELAJARAN PROBLEM POSING”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PEMBELAJARAN INOVATIF
DOSEN PENGAMPU :
EKA NURMALA AGUSTINA, S.Pd,. M.Pd
DISUSUN OLEH:
ALFI SAHRINA (1784202023)
AYU SETYORINI (1784202024)
FRANSISKA BAPTISTA(1784202030)
METILDA ENI (1784202039)
JIGORO PATRIS WATUMLAMAR (1784202008)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017 C
STKIP PGRI SIDOARJO
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas limpahan
rahmat dan kasihnya atas anugrah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta
petunjuknya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
penyusunan dalam penyusunan makalah ini sebagai tugas dimata kuliah
“Pembelajaran Inovatif”.
Di dalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bias kami
sajikan dengan judul “Pembelajaran Problem Posing”. Dimana didalam topik tersebut
ada beberapa hal yang bias kita pelajari khusunya tentang Pembelajaran Problem
Posing.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami,
menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam
tentang masalah ini, kiranya mohon dimaklumi apabila masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang pembelajaran Pembelajaran
Problem Posing.
Sidoarjo, Mei 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal Judul ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
a. Latar Belakang ................................................................................................. 1
b. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
c. Tujuan .............................................................................................................. 2
d. Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan ..................................................................................................... 3
a. Pengertian Pembelajaran Problem Posing ........................................................ 3
b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Posing ............................................................ 3
c. Tipe pembelajaran Problem Posing .................................................................. 5
d. Jenis-jenis Problem Posing ............................................................................... 5
e. Prinsip- prinsip dalam mengembangkan pembelajaran Problem Posing ......... 7
f. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing ............................................. 7
g. Pembelajaran Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika .................. 10
h. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Problem Posing .......................... 11
BAB III Penutup ........................................................................................................ 13
a. Simpulan ........................................................................................................ 13
b. Saran .............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam berbagai aspek, salah satunya adalah aspek pendidikan,
terutama dalam proses belajar mengajar. Para pendidik dituntut untuk mampu
menciptakan dan menggunakan model pembelajaran yang efektif, sehinggga dapat
diaplikasikan di sekolah dan tidak menutup kemungkinan bahwa berbagai model
pembelajaran tersebut merupakan salah satu faktor penunjang yang penting dalam
proses peningkatan kualitas belajar mengajar.
Saat ini, Indonesia mengedepankan pendidikan berbasis karakter yang
bertujuan untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang bermoral dan berakhlak
mulia. Tentunya hal tersebut menjadi tolok ukur bagi para pendidik untuk mengajak
peserta didiknya belajar tentang ilmu pengetahuan dan tentang pendidikan karakter
dalam satu pembelajaran. Pendidik diharapkan mampu berinovasi dalam menciptakan
suasana edukatif yang melatih serta mendidik peserta didiknya.
Berbagai model pembelajaran telah banyak dikembangkan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan suasana yang edukatif. Beberapa
model pembelajaran yang telah diterapkan tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan
materi semata dan bukan hanya untuk mempermudah penyampaian materi oleh
pendidik kepada peserta didik, melainkan juga untuk melatih karakter peserta didik
sesuai dengan norma yang diharapkan. Salah satunya adalah pembelajaran Problem
Posing yang melatih peserta didik untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah terkait
dengan materi yang diterima.
Maka, makalah ini menyajikan tentang pembelajaran Problem Posing yang
dapat dijadikan bekal oleh pendidik yang ingin menerapkan model pembelajaran
Problem Posing dengan langkah-langkah yang benar agar tujuan pembelajaran dapat
diperoleh secara maksimal.
2
Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari pembelajaran Problem Posing?
B. Apa saja ciri-ciri pembelajaran Problem Posing?
C. Apa saja tipe pembelajaran Problem Posing?
D. Apa saja jenis-jenis pembelajaran Problem Posing?
E. Apa saja Prinsip-prinsip dalam mengembangkan pembelajaran Problem
Posing?
F. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran Problem
Posing?
G. Bagaimana penerapan model pembelajaran problem posing dalam
pembelajaran matematika?
H. Apa Keunggulan dan kelemahan pembelajaran problem posing?
B. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Problem Posing
B. Untuk mengetahui ciri-ciri ciri-ciri pembelajaran Problem Posing
C. Untuk mengetahui tipe pembelajaran Problem Posing
D. Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran Problem Posing
E. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip dalam mengembangkan pembelajaran
Problem Posing
F. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran
problem posing
G. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem posing dalam
pembelajaran matematika
H. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran problem posing
C. Manfaat
A. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap pembelajaran Problem Posing.
B. Manfaat bagi saya sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis
sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah
Pembelajaran Inovatif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Problem Posing
Menurut As’ari (2000:5) problem posing merupakan istilah dalam bahasa
inggris yang berasal dari kata “Problem” yang memiliki arti masalah, soal, atau
persoalan, dan kata “to pose” yang artinya mengajukan. Sehingga Problem posing
diartikan sebagai pengajuan soal atau pengajuan masalah.
Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan di tahun 1997
oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran
matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang
lain. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain
(Wulandari, 2007: 24).
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa
menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.
Dalam pembelajaran matematika, problem posing (pengajuan soal) menempati
posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soal
secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya khazanah
pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara mandiri.
Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model
pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui
belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
model problem posing adalah model pembelajaran yang mewajibkan siswa belajar
melalui pengajuan soal dan pengerjaan soal secara mandiri tanpa bantuan guru.
B. Ciri-Ciri Khusus Pembelajaran Problem Posing
Problem posing adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dalam proses pembelajaran secara langsung untuk memberi kesempatan kepada
4
siswa dalam menganalisis permasalahan yang ada dengan serangkaian kegiatan-
kegiatan yang lebih bermakna.
Proses pembelajaran didominasi dengan kegiatan-kegiatan siswa
secara langsung dengan situasi yang telah diciptakan oleh guru. Dalam
kegiatan tersebut, maka siswa dapat membuka wawasan yang dimilikinya dan
memberikan kesempatan yang luas untuk saling berkomunikasi.
Thobroni dan Mustofa (2012: 350) menyatakan bahwa pembelajaran
problem posing memiliki ciri-ciri sebagai berikut..
1. Pendidik menjadi rekan peserta didik yang melibatkan diri dan
menstimulasi
2. Pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya untuk
mengerti secara kritis dirinya dan dunia tempat ia berada.
3. Pembelajaran problem posing senantiasa membuka rahasia realita yang
menantang kemudian menuntut suatu tanggapan terhadap tantangan
tersebut.
Dengan demikian, problem posing memiliki kekuatan-kekuatan dalam
proses pembelajaran di kelas, diantaranya yaitu :
1. Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya
konsep-konsep dasar.
2. Problem posing diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan
kemampuan dalam belajar.
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, maka model
problem posing ini bersifat fleksibel, mengesankan, menganggap murid adalah
subjek belajar, membuat anak untuk mengembangkan potensinya sebagai
orang yang memiliki potensi rasa ingin tahu dan berusahan keras dalam
memahami lingkungannya.
5
C. Tipe Pembelajaran Problem Posing
Amin Suyitno dalam Sari (2007), menjelaskan bahwa ada tiga tipe model
pembelajaran problem posing yang dapat dipilih guru. Pemilihan tipe ini dapat
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan peserta didik.
1. Problem posing tipe pre-solution posing
Siswa membuat pertanyaan dan jawaban berdasarkan pernyataan
yang dibuat oleh guru. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat oleh guru,
sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri.
Contoh penerapan dalam soal, jika guru memberikan pernyataan sebagai
berikut.
“Dari 85 anak diketahui hanya 12 anak yang tidak menyukai biskuit dan
cokelat, 45 anak menyukai cokelat, dan 38 anak menyukai biskuit”
Kemungkinan pertanyaan yang dibuat oleh siswa sebagai berikut.
1) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai biskuit?
2) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai cokelat?
3) Berapakah banyaknya anak yang menyukai biskuit dan cokelat?
2. Problem posing tipe within solution posing
Siswa memecahkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub
pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh penerapan dalam soal, jika guru memberikan pernyataan sebagai
berikut.
“Dari 85 anak diketahui hanya 12 anak yang tidak menyukai biskuit dan
cokelat, 45 anak menyukai cokelat, dan 38 anak menyukai biskuit. Berapakah
banyaknya anak yang menyukai biskuit dan cokelat?”
Kemungkinan pertanyaan yang dibuat oleh siswa sebagai berikut.
a) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai cokelat?
6
b) Berapa banyaknya anak yang hanya menyukai biskuit?
3. Problem posing tipe post solution posing
Siswa membuat soal yang sejenis dan menantang seperti yang
dicontohkan oleh guru. Jika guru dan siswa siap maka siswa dapat diminta untuk
mengajukan soal yang menantang dan variatif pada pokok bahasan yang
diterangkan guru. Siswa harus bisa menemukan jawabannya. Namun, jika siswa
gagal menemukan jawabannya maka guru merupakan narasumber utama bagi
siswanya. Guru harus benar-benar menguasai materi.
“Dari 85 anak diketahui hanya 12 anak yang tidak menyukai biskuit dan cokelat,
45 anak menyukai cokelat, dan 38 anak menyukai biskuit
1) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai biskuit?
2) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai cokelat?
3) Berapakah banyaknya anak yang menyukai biskuit dan cokelat?”
Kemungkinan pertanyaan yang dibuat oleh siswa sebagai berikut.
Dari 42 siswa, 45 siswa menyukai atletik, 38 siswa menyukai senam, dan hanya
8 siswa yang tidak menyukai atletik dan senam.
1) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai atletik?
2) Berapakah banyaknya anak yang hanya menyukai senam?
D. Jenis-Jenis Pembelajaran Problem Posing
Dalam pelaksanaannya, dikenal beberapa jenis pembelajaran Problem Posing,
antara lain :
1. Situasi problem posing bebas
Pada situasi ini, peserta didik tidak diberikan suatu informasi oleh guru yang
harus ia patuhi, tetapi peserta didik diberi kesempatan yang seluas-luasnya
untuk membentuk soal sesuai dengan apa yang ia kehendaki dengan guru
membimbing siswa . Peserta didik dapat menggunakan fenomena dalam
7
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan guru sebagai acuan dalam pembentukan soal.
2. Situasi problem posing semi terstruktur
Pada situasi ini, peserta didik diberi situasi atau informasi yang terbuka.
Kemudian peserta didik diminta untuk mengajukan soal dengan mengaitkan
informasi itu dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Informasi dapat
berupa gambar atau pernyataan yang dihubungkan dengan konsep tertentu.
3. Situasi problem posing terstruktur
Pada situasi problem posing yang terstruktur, peserta didik diberi soal dan
penyelesaian soal tersebut, kemudian berdasarkan hal tersebut peserta didik
diminta untuk mengajukan soal baru. Sehingga, informasi atau situasinya
berupa soal atau penyelesaian dari suatu soal.
E. Prinsip- prinsip dalam mengembangkan pembelajaran Problem Posing
Seorang guru dalam rangka mengembangkan model pembelajaran problem
posing (pengajuan soal) dalam pembelajaran dapat menerapkan prinsip-prinsip
dasar berikut. Diantara prinsip – prinsip yang dimaksud adalah :
a. Pengajuan soal harus berhubungan dengan apa yang dimunculkan dari aktivitas
siswa di dalam kelas.
b. Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah siswa.
c. Pengajuan soal dapat dihasilkan dari permasalahan yang ada dalam buku teks,
dengan memodifikasikan dan membentuk ulang karakteristik bahasa dan tugas.
F. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing
Penerapan suatu model pembelajaran harus memiliki langkah-langkah yang
jelas, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dan aktivitas yang
dilakukan siswa. Amri (2013 :13) menyatakan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran problem posing jenis situasi problem posing bebas yaitu :
1. guru menjelaskan materi pelajaran
2. memberikan latihan soal secukupnya
8
3. siswa mengajukan soal yang menantang dan dapat menyelesaikan. Ini
dilakukan dengan kelompok dengan bimbingan dari guru dan pada penjelasan
oleh guru siswa juga telah dilatih mengerjakan soal terlebih dahulu.
4. Guru meminta peserta didik menyajikan soal temuan di depan kelas.
5. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Selanjutnya, Saminanto (Maulina, 2013: 20-21) menyatakan bahwa langkah-
langkah model pembelajaran problem posing adalah :
1. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga,
2. Guru memberikan latihan soal,
3. Peserta didik diminta mengajukan soal,
4. Secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan
kelas, dan
5. Guru memberi tugas rumah secara individu.
Langkah-langkah penerapan model problem posing yang dikemukakan oleh Amri
dan Saminanto, sejalan dengan pendapat Thobroni dan Mustofa (2012: 351) yang
menyatakah bahwa :
1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa menggunakan alat peraga
untuk memfasilitasi siswa dalam mengajukan pertanyaan,
2. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan secara berkelompok,
3. Siswa saling menukarkan soal yang telah diajukan,
4. Kemudian menjawab soal-soal tersebut dengan berkelompok.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka langkah-langkah
problem posing adalah peserta didik mengajukan dan menjawab soal baik secara
berkelompok maupun secara individu berdasarkan penjelasan guru ataupun
pengalaman peserta didik itu sendiri.
Langkah – langkah pembelajaran problem posing secara berkelompok adalah :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk
belajar.
9
2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media atau bahan bacaan yang
telah disediakan. Selanjutnya, guru memberi contoh cara membuat soal dari
informasi/materi yang diberikan.
3. Guru membagi pesserta didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen.
4. Selama kegiatan berkelompok berlangsung, guru membimbing kelompok-
kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuat soal maupun kesulitan
dalam penyelesaian soal tersebut.
5. Selain dikerjakan sendiri, soal latihan yang dibuat dapat ditukarkan dengan
teman dalam kelompoknya maupun di luar kelompoknya, sehingga peserta
didik menukarkan lembar soal pada kelompok lainnya dengan panduan guru.
6. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dengan cara
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas.
7. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik atau kelompok yang telah
menyelesaikan hasil pekerjaannya dengan baik.
Selain itu, Brown dan Walter, dalam Abdussakir (2009), juga mengungkapkan bahwa
informasi atau situasi problem posing dapat berupa gambar, benda manipulatif,
permainan, teorema atau konsep, alat peraga, soal, atau penyelesaian dari suatu soal.
Sementara itu, menurut Setiawan (2004), pembentukan soal atau pembentukan
masalah terdiri dari dua kegiatan yaitu:
1. Pembentukan soal baru atau pembentukan soal dari situasi atau pengalaman
siswa.
Contohnya:
Pada materi matematika aritmatika sosial, guru membimbing siswa
mengaitkan permasalahan sehari-hari ke dalam bentuk aritmatika sosial.
Kemudian guru membimbing siswa untuk membuat soal yang berkaitan
dengan aritmatika sosial.
2. Pembentukan soal dari soal lain yang sudah ada.
Contoh:
10
Guru menyampaikan soal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang
telah dipelajari, kemudian dari soal tersebut siswa diminta untuk
mengembangkan soal lain dari soal yang telah diberikan oleh guru.
G. Penerapan Pembelajaran Problem Posing dalam pembelajaran matematika
Dalam model pembelajaran pengajuan soal (problem posing), peserta didik
dilatih untuk memperkuat dan memperkaya konsep-konsep dasar matematika.
Guru matematika dalam rangka mengembangkan model pembelajaran problem
posing (pengajuan soal) yang berkualitas dan terstruktur dalam pembelajaran
matematika, dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar yang telah disebutkan diatas.
Sedangkan untuk menggunakan model pembelajaran problem posing dalam
pembelajaran matematika dibutuhkan keterampilan sebagai berikut :
1. Menggunakan strategi pengajuan soal untuk menginvestigasi dan memecahkan
masalah yang diajukan.
2. Memecahkan masalah dari situasi matematika dari kehidupan sehari-hari.
3. Menggunakan sebuah pendekatan yang tepat untuk mengemukakan masalah
pada situasi matematika.
4. Mengenali hubungan antara materi-materi yang berbeda dalam matematika.
5. Mempersiapkan solusi dan strategi terhadap situasi masalah baru.
6. Mengajukan masalah yang kompleks dan juga masalah yang sederhana.
7. Menggunakan penerapan subjek yang berbeda dalam mengajukan masalah
matematika.
8. Kemampuan untuk menghasilkan pertanyaan, untuk mengembangkan strategi
peserta didik dapat mengajukan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana saya bisa menyelesaikan masalah ini?
b. Dapatkah saya mengajukan pertanyaan yang lain?
c. Seberapa banyak solusi yang dapat saya temukan?
11
H.Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran Problem Posing
Setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Thobroni
dan Mustofa (2012: 349) mengemukakan bahwa kelebihan-kelebihan dalam
menerapkan metode problem posing adalah :
1. Mendidik murid berfikir kritis
2. Siswa aktif dalam pembelajaran
3. Belajar menganalisis suatu masalah
4. Mendidik anak percaya pada diri sendiri.
Sedangkan Menurut Norman dan Bakar, beberapa kelebihan model problem posing
adalah:
1. Kemampuan memecahkan masalah sehingga mampu mencari berbagai jalan
dari suatu kesulitan yang dihadapi
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa sehingga siswa terampil
menyelesaikan soal tentang materi yang diajarkan.
3. Mengetahui proses bagaimana cara siswa memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan mengajukan soal dan sikap yang positif terhadap
materi pembelajaran.
Sejalan dengan kedua pendapat diatas, maka kelebihan model pembelajaran
problem posing diantaranya yaitu :
1. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Minat yang positif terhadap materi pembelajaran
3. Membantu siswa untuk melihat permasalahan yang ada sehingga meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah
4. Memunculkan ide yang kreatif dalam mengajukan soal
5. Mengetahui proses bagaimana cara siswa memecahkan masalah.
Selain memiliki beberapa kelebihan yang telah diuraikan diatas, problem posing
juga memiliki beberapa kekurangan. Adapun kekurangan model pembelajaran
problem posing yaitu :
1. Pembelajaran model problem posing membutuhkan waktu yang lama.
12
2. Agar pelaksanaan kegiatan dalam membuat soal dapat dilakukan dengan baik
perlu ditunjang oleh buku-buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam
kegiatan belajar terutama membuat soal.
13
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris yang berasal dari kata
“Problem” yang memiliki arti masalah, soal, atau persoalan, dan kata “to pose”
yang artinya mengajukan. Sehingga Problem posing diartikan sebagai pengajuan
soal atau pengajuan masalah.
Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan di tahun 1997
oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran
matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang
lain.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa
menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.
Model pembelajaran problem posing adalah model pembelajaran yang
mewajibkan siswa belajar melalui pengajuan soal dan pengerjaan soal secara
mandiri.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Saya banyak berharap para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan. 2004. Pembelajaran Trigonometri Berorientasi PAKEM di SMA. Paket
Pembinaan Penataran. Pusat Pengembangan Penataran Guru Pendidikan
Matematika, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sutisna Wijaya. 2010. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan
Problem Posing [online]. Tersedia:
http://sutisna.com/artikel/kependidikan/kelebihan-dan-kelemahan-
pembelajaran-dengan-pendekatan-problem-posing/, diakses 8 Mei 2019
Suyitno. 2004. Model Pembelajaran Problem Posing [online]. Tersedia:
http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-
possing.html, diakses 8 Mei 2019