Makalah pembangunan desa

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa. Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan hidup. Tata ruang desa : rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan

Transcript of Makalah pembangunan desa

Page 1: Makalah pembangunan desa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai

suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat

peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu

pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga),

intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi

pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan

oleh mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.

Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama

yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi

bencana, lingkungan hidup.

Tata ruang desa : rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga

mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu

menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi lahan

(jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005.

Page 2: Makalah pembangunan desa

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBANGUNAN (MASYARAKAT) DESA

Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah Merupakan proses perubanan

yang disengaja dan direncanakan lebih  Lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang

disengaja atau Direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke

arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan istilah developmen,

sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka

pcmbangunan masyarakat desa juga disebut  rurar development. Demikian pula istilah

modemisasi juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai

proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem pada berbagai segi atau bidang kchidupan

masyarakat. Sehingga, ada pula yang mendefinisikan pcm- bnngunan sebagai usaha yang

dilakukan secara sadar untuk menciptakan. perubahan sosial melalui modemisasi.

Di negara-negara berkembang, proses perubahan dan perkem- bangan yang terjadi padu

ntasyarakat --termasuk masyarakat desa-- tidak lepas dari campur tangan Pemerintah. Dengan

demikian jelas bahwa yang merencanakan dan merekayasa prubahan adalah Negara (cq.

pemerintah), Campur tangan Negara ini dilakukan dengan tujuan untnk mempercepat akselerasi

pembangunan agar bangsanya tidak tertinggal dari dunia Barat.  Istilah dan pengertian

pembangunan tersebut di atas tidak lazim bagi negara-negara industri Barat yang telah maju dan

modern. Hal ini dapat dimengerti karena proses modemisasi di Barat merupakan peroses

perkembangan (developmen) intemal dan wajar lewat industri dungan sistem kapitalisasinya.

Page 3: Makalah pembangunan desa

Proses ini bersifat wajar dalam arti tidak ada perencanaan, pengendalian, atau kesengajaan

terhadap jalannya proses tcrsebut. Peran Pemerintah bersifat pasif. Kalaulah ada yang dapat

diperhitungkan sebagai kekuatan pengendali yang aktif, adalah kekuatan pasar.

Modernisasi ini, dengan industri dan system. Kapitalisme yang melandasainya, telah

mengantarkan negara- ncgara. Barat tersebut ke tingkat kemajuan yang telah dicapainya sejauh

ini. Bagaimana dengan dunia Ke tiga, terasuk Indonesia? Mengapa pembangunan diperlukan?

Hal ini mudah dimengerti. Sebab, Negara negara berkembang (dunia ke tiga) semenjak

memperoleh kemerdekaannya; merasa bebas untuk menentukan-nasibnya sendiri. Hal yang

segera dirasakan adalah keterbelakangan dan ketertinggalan- nya dari dunia Barat. Maka untuk

memajukan Negara dan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu; proses modemisasi (dengan

atau tanpa industrialisasi) yang biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus direncanakan,

dipacu, dan diakselerasikan, sedemikian rupa sehingga ibarat kendaraan segcra bisa mengantar

negara-negara berkembang_tersebut menjadi negara yang maju dan sejahtera setara dengan

dunia`Barat. Pembangunan secara umum mengandung penger- tian secaman ini.  Bagaimana

kegiatan pembangunan nasional di Indonesia? Scbagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa

pembangunan adalah mcrupakan kegiatan yang direncanakan. Oleh negara atau khususnya

pemerintahu

Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasiona1 secara berencana telah dilancarkan

semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat pcran Dewan Perancang Nasional (DEPPERNAS)

yang memprioritas- kan pembangunan di bidang ekonomi. Dengan diemikian, pemba~ nggunan

nasional telah dilancarkan semenjak jaman Orda, Orba, hingga sekarang. Bagaimana rumusan

pengertian pembangungm nasional kita? Diawali dengana penugasan Deppernas oleh Presiden

untuk "meran- cangkan pola masyarakat 'adil' dan makmur sebagaimana dfnuaksudkan o1ch

Page 4: Makalah pembangunan desa

Pembukaan_UUD 1945”, maka Undang-undang Nomor ;85,Tabun 1958 menyiratkan pengcrtian

pembangunan nasional kita sebagai usaha untuk mempertinggi tingkat kehidupan bangsa

Indonesia dengan jalan peningkatan produksi dan pengubahm: struktur pereko- nomian yang

ada-menjadi struktur perekonomian nasional. Rurnusan semacam ini ditegaskan kembali dalam

Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 Lentang-Garis-garis Besar Pola Pembanggunan

Nasional

Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak berjalan seperti yang

diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI tahun l965. Kemudian, tahun.1966

Badan Perancang Pembangunan Naaional (BAPPENAS) yang dibentuk tahun l967 mulai

mengambil peran dalam rancangan pembangunan nasional. Program-program pembangunan

memperoleh landasannya lewat pelbagai keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor

319 Tahun 1968 tentang Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973,

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978, dan lainnya. Tap MPR Nomor

II/MPR/1983 menegas- kan hakekat pembnngunan nasional sebagai pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indo- nesia. Bagaimana dengan

pembangunan masyarakat desa? Dalam rumusan pembangunan nasional tersebut ditetapkan

bahwa pembangunan masyarakat desa merupakan bagian integral dari pemba- ngangunan

nasional. Secara lebih khusus pembangunan masyarakat dcsa memiliki beberapa pengertian,

antara lain:

1. Pembangunan "masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional rnenjadi

manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)

2. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa percaya

pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).

Page 5: Makalah pembangunan desa

3. Pembangunan pcdesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun pertanian

(Mosher, 1974, Bertrand, 1958).

Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia memiliki arti:

pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkamn taraf hidup masyarakat pedesaan,

menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat terhadap pembangunan, dan

menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan lingkungannya (berdasarkan

GBHN dan Repelita-repelita). * Dalam pada itu, istilah asing untuk pcmbangunan desa bukan

hanya rural development (RD), rnelainkan juga community development (CD).`Dua istilah ini

sering muncul dalam berbagai wacama tentang pembangunan masyarakat desa. Sekalipun ada

yang Cenda- rung tidak memperlihatkan perbedaannya, namun sebcnamya tcrdapat perbedaan

antara dua konsep itu.

CD merupakan pendekatan pemba- ngunan yang mengutamakan panisipasi aktif

masyarakat. CD berlaku baik di desa maupun di perkotaan. RD di lain pihak hanya berlaku di

pedesaan, dan mengutamakan keserasian masyarakat dengan Iing- kungannya. Sejak tahun 1977

Indonesia mengembangkan konsep Integrated Rural Development (IRD). IRD menekankan

keterpaduan program-program pembangunan yang ada di desa, yang kalau tidak dipadukan akan

bersifat fragmentaristik, terikat pada berbagai depanernen yang ada (Penanian, Sosial,

Perindustrian, dan lainnya) Berlandaskan Undang-undang'Nomor 5 'Tahun 1974, pemba- ngunan

desa yang diIaksanakan oleh Pemerintah terutama bertumpu pada Departemen Dalam Negeri.

Pasal 80 Undang-undang itu menyai takan bahwa Kepala Wilayah (Gubernur, Bupatit,.Camat)

adalah pcnguasa tunggal di bidang pemerintahan dan berkewajiban untuk mengkoordinasikan

pembangunan dan membina kehidupan masyara- kat di segala bidang. Departemen Dalam

Negeri rnemiliki program program pembangunan jangka pendek dan panjang.

Page 6: Makalah pembangunan desa

Progranm-program jangka pendek bertujuan untuk mensukses- kan sector-sektor yang

diprioritaskan dalam skala nasional seperti: menggerakkan dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalarn  pembangunan, penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan, pening- katan

produksi pangan (pertanian); perluasan .kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan kegiatan

pembangunan, menggcrakan dan meningkatkan kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan

meningkatkan Keluarga Berencana, Serta meningkatkan kesehatan' masyarakat.

Program-program jangka panjang dalam' garis besamya bertujuan untuk memajukan dan

mengembangkan selumh dcsa di Indonesia. Ukuran kemajuan didasarkan atas tipologi desa yang

dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri; khususnya Ditjen Pembangunan Desa

(BANGDES), yakni tipe desa swadaya, swakarya, dan swasembada. Péngembangan ini tidak

terlepas dari kerangka Pembangunan Regional dan Nasional.  

Langkah-langkah yang ditempuh Departemen Dalam Negeri dalam kaitannya dengan

program-program jangka pendek dan panjang tersebut rantara lain adalah memperluas dan

menyernpurnakan jaringan prasarana desa, meningkatkan pengetahuan dan kcterampilan

masyarakat desa, memper1uas fasilitas serta pelayanan keehatan dan perbaikan sanitasi,

pengembangan dan perbaikan pernukiman, perlu-  asan lapamgan kerja, pengembangan dan

pcningkatan perkoperasian, perbaikan dalam penggunaan dan peruntukan tanah, dam lainnya.

B. PERUBAHAN-PERUBAHAN KHUSUS

Yang dimaksud dengan perubahan-perubahan khusus adalah perubahan-perubahan yang

menyangkut aspek-aspek tenentu yang diperkirakan sangat penting dalam memahami kehidupan

masyarakat desa. Dengan demikian, analisa terhadap perubahan tentang atau yang berkait

dengan aspek-aspek ini akan dapat memperdalam pemahaman kita tentang dinamika kehidupan

Page 7: Makalah pembangunan desa

masyarakat desa. Aspek-aspek yang akan dibahas dalam bab ini adalah: urbanisasi, kultur,

struktur,1ern- baga, dan pertanian. ‘

I. Urhanisasi dan perkembangan masyarakat desa

Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagi proses pengkotaan, adalah suatu bentuk khusus

proses modemisasi. Dengan kata lain, konsep modemisasi yang sangat Iuas cakupan

pengeniannya itu men- dapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam konsep urbami- sasi.

Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) 'proses péngkotaan (proscs mengkotanya

suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan

yang tinggal di desa, dan (3) perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota

(urbanward migration). "  Pengertian pertama dan ke dua umunya dinilai sebagai bersifat posltip,

karena proses' ini menunjukkan perkernbangan dan kemajuan desa. Dengan demikian, proses ini

sesuai dengan perspektif evolusioner. Dalam beberapa model khusus teori evolusi diwacanakan

bahwa desa yang masih terbelakang dan bersifat tradisional menjadi berkcmbang dan maju

setelah mendapatkan pengaruh kota. Model teori ini lazim disebut teori dfusi kultural, '

Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya menggam- barkan proses perubahan

dan suatu wilayah dengan masyarakatnya yang semula adalah desa atau bersifat pedesaan

kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau bersifat kekotaan. Dalam kenyataannya

secara urnum desa memang se1a1u mengalami perubahan dan perkembangan. Cepat-1ambatnya

atau besar-kecilnya perubahan dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak; faktor,

antara-lain tergantung kepada potensi wilayah yang bersangkutatan.) Perubahan itu secara umum

cenderung mengarah ke sifat-sifai perkotaa namun, tidak semua pembahan dan perkernbangan

yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses perubahan desa

Page 8: Makalah pembangunan desa

menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali hanya merupakan proses perubahan. biasa-saja,

yang hakekatnya secara umum, terjadi-di semua kelompok masyarakat.

Mcnurut Ro1and L Warren, proses perubahan yang menunjukkan terjadinya

rnetamorpose, dari; desa rnenjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya gejala yang Olehnya

disebut great change. Indikator dan adanya great change ini adalah:

(1) division of labor, yakni bila desa itu telah menunjukkan tumbuh dan.berkernbangnya

kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau jalinan;

(2) munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi;

(3) semakin bertambahnya hubungana yang sistemik déngan masyarakat yang lebih luas;

(4) muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan impersonali- sasi dalam kegiatan

usaha;

(5) pengalihan fungsi-fungsi ke lembaga pémerintahan dan ke bidang-bidang usaha yang

menguntungkan;

(6) adanya proses penyerapan gaya hidup perkotaan dan

(7) adanya proses perubahan nilai-ni1ai.(RoIand L Warren, 1963: 54).

Yang sering, diu1as, da1am berbagai; pembahasan adalah konsep urbanasasi dalam artian

pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dalam artian ini banyak diulas berkaitan

dengan kerugian- Kerugian yang dialarni desa. Dari sekian banyak penelitian yang ada' di

Amerika Serikat misalnya, kebanyakan mengungkapkan betapa besar kerugian yang diderita

desa; akibat adanya urbanisasi ini. Beberapa penelitian itu berkesimpulamsani, yakni bahwa

urbanisasi meng- akibatkan desa-desa kehilangan tenaga-tenaga terbaik' (kaum muda) dan

terpandainyaa.

Page 9: Makalah pembangunan desa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu pedoman-pedoman dan

ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam perencanaan pelaksanakan (memanage)

pembangunan di desa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat

sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.

Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu

keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih

bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi

perkembangan aspek mental (jiwa),

Fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Akan

tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh

mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.

Pengertian pembangunan itu sangat luas bukan hanya sekedar bagaimana menaikkan

pendapatan nasional saja. Pembangunan ekonomi itu tidak bisa diartikan sebagai kegiatan-

kegiatan yang dilakukan negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

masyarakatnya.

B. Saran

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

Page 10: Makalah pembangunan desa

DAFTAR PUSTAKA

harmawan. A. H. 2002, Pengembangan Komunitas dan Pedesaan Berkelanjutan.

Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Faperta IPB

Eko, Sutoyo. 2005. Manifesto Pembaharuan Desa. APMD Press Yogyakarta,

Yogyakarta

Hetifah, Sj Sumarto, 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Yayasan

Obor Indonesia. Jakarta

Kamaluddin, Rustian. 1992. Bunga Rampai Pembangunan Nasional dan

Pembangunan Daerah. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta

Lugiarti, Eppy. 2004. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Proses

Perencanaan Program Pengembangan Masyarakat di Komunitas Desa Cijayanti.

Tesis. Pascasarjana, IPB

Moeljarto, T. 1987. Politik Pembangunan, Sebuah Analisis, Arah dan Strategi. PT

Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta

Rahardjo, M. Dawan. 2006. Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret

Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Khanata, Pustaka LP3ES Indonesia

Page 11: Makalah pembangunan desa

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan

sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,

kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku

umatnya.

Makalah ini penulis membahas mengenai “PELAYANAN MASYARAKAT

PENERIMAAN BERAS RASKIN”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat

membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Raha,  Januari 2014

Penyusun

Page 12: Makalah pembangunan desa

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i   

Daftar Isi.............................................................................................. ii    

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.... ..................................................................... 3

A. Kemiskinan dan kebodohan......................................................... 3

B. Strategi pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan................. 4

C. Beras makanan pokok masyarakat indonesia............................... 6

D. Program beras miskin (raskin) ..................................................... 7

E. Sumber dana program raskin............................................................. 8

F. Pendistribusian raskin....................................................................... 9

G. Efektifitas program raskin................................................................9

H. Hambatan pelaksanaan program raskin............................................11

BAB III PENUTUP...................................................................................... 12

A. Kesimpulan....................................................................................... 12

B. Saran.................................................................................................. 12

C. Berita Acara..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

Page 13: Makalah pembangunan desa

TUGAS : MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN DESA KELURAHAN

MAKALAH PEMBANGUNAN DESA

DISUSUN OLEH :NAMA : MUSTAMINSTAMBUK : 2120877JURUSAN :ILMU PEMERINTAHANSEMESTER : III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARIKELAS RAHA

2014

TUGAS :

Page 14: Makalah pembangunan desa

MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA II

DISUSUN OLEH :

NAMA : LA MAEMUDI

STAMBUK : 21208261

JURUSAN :ILMU PEMERINTAHAN

SEMESTER : III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

Page 15: Makalah pembangunan desa

KELAS RAHA

2014