Makalah PBL Blok 10 Sistem Perkemihan Pada Tubuh Manusia

18
Makalah PBL Blok 10 Sistem Perkemihan Pada Tubuh Manusia Stevany NIM 102011368 – C2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Alamat korespondensi Stevany Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : [email protected] Pendahuluan Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Organ Perkemihan

description

perkemihan tubuh manusia

Transcript of Makalah PBL Blok 10 Sistem Perkemihan Pada Tubuh Manusia

Makalah PBL Blok 10Sistem Perkemihan Pada Tubuh Manusia

StevanyNIM 102011368 C2Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Alamat korespondensi

Stevany

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : [email protected]

Pendahuluan Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Organ PerkemihanGinjal Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. 1Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medulla.Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler glomerulus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur. 2Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul. Pada glomelurus, memiliki tipe kapiler darah fenestrata dengan 1 lapis endotel. Tubulus kontortus proximal epitel kuboid rendah, inti bulat, bersifat asidofil, inti sel jaraknya berjauhan, lumen tidak jelas karena terdapat brush border. Tubulus kontortus distal epitel selapis kuboid rendah, bersifat basofil, inti sel jaraknya berdekatan, lumen jelas, tidak terdapat brush border. Segmen ansa henle terdiri dari pars descenden, lengkung ansa henle, dan pars ascenden. Lengkung ansa henle epitelnya selapis gepeng tanpa eritrosit. Tubulus pegumpul epitelnya kubis. Duktus Papillaris Bellini pada pelvis renalis epitelnya selapis toraks. Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sebelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi oleh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Ginjal mendapat persyarafan dari pleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Ureter epitelnya transisional. Lapisan dinding ureter terdiri dari : Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

Lapisan tengah otot polos

Lapisan sebelah dalam lapisan mukosaLapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.Penyempitan ureter dapat terjadi di 3 tempat, di ureter pelvic junction, flexura marginalis, dan muara ureter pada vesica urinaria.

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.

Jalannya ureter pars pelvina pada wanita dimulai dari ureter jalan dibelakang tuba fallopi jalan di arah medial menyilang a. uterina di depan. Jalannya ureter ke vesica urinaria di latero superior.

Jalannya ureter pars pelvina pada pria dimulai dari ureter menyilang ductus defferen dan glandula vesiculosa di medial. Jalannya ureter ke vesica urinaria di latero superior.

Vesica Urinaria

Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter.Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong. Pada trigonum ini terdapat M. Trigonal untuk membuka saluran ostium uretra interna. M sphincter vesica untuk menahan bila ingin miksi. 3Tunika mukosa vesica urinaria epitelnya transisional berupa lamina propria. Tunika muskularnya longitudinal-sirkular-longitudinal. Tunika adventisia berupa jaringan ikat fibroelastis. Bila vesica urinaria penuh epitel transisionalnya lebih gepeng. Bila kosong, sel payung tampak jelas. Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.UretraUretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter). Pendarahan urethra oleh vassa pudenda interna. Persarafan urethra oleh N. Pudendus . 3Sel epitel dari uretra dimulai sebagai sel transisional setelah keluar dari kantung kemih. Sepanjang uretra disusun oleh sel epitel bertingkat kolumnar, kemudian sel bertingkat pipih di dekat lubang keluar. 4Uterus Rahim (Uterus) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritonium sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim, dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu : 5 badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga

leher rahim ( serviks uteri) berbentuk silinder, dan

rongga rahim (kavum uteri)

Bagian rahim antara kedua pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal rahim.Korpus uteri yaitu bagian utama rahim, merupakan 2/3 dari rahim. Pada kehamilan bagian ini berfungsi sebagai tempat utama bagi janin untuk hidup dan berkembang.Serviks uteri terbagi menjadi dua bagian, yaitu pars supra vaginal dan pars vaginal. Pars vaginal disebut porsio, terdiri dari bibir depan dan bibir belakang porsio. Saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna dan orifisium uteri eksterna, disebut kanalis servikalis, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks. Bagian rahim antara serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim, bagian ini penting artinya dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.Besarnya Rahim berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm ; pada multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Dinding rahim secara histologik terdiri dari 3 lapisan :

lapisan serosa (lapisan peritonium), di luar

lapisan otot (lapisan miometrium), di tenga

lapisan mukosa (endometrium), di dalam

Sikap dan letak rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh :

tonus rahim sendiri

tekanan intra abdominal

otot-otot dasar panggul

ligament-ligament:

lig. kardinal kanan dan kiri (mackenrodt)

lig. sakro uterina

lig. rotundum

lig. latum

lig. infundibulopelvikum

Letak rahim dalam keadaan fisiologis adalah anterofleksi. Letak-letak lainnya adalah antefleksi (tengadah kedepan), retrofleksi (tengadah ke belakang), anteversi (terdorong kedepan), retroversi (terdorong kebelakang). Suplai darah rahim dialiri oleh a. uterina yang berasal dari a iliaka interna (a.hipogastrika) dan a. ovarika dari aorta abdominalis . Persarafan nya oleh plexus hipogastrica inferior. Mekanisme Kerja Ginjal

Empat proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus yang kemudian nantinya akan diekskresi.

Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma darah yang masuk glomerulus tersaring. Proses ini disebut filtrasi glomerulus yaitu langkah pertama dalam pembentukan urin. Komponen darah yang difiltrasi adalah plasma darah. Plasma darah yang berada dalam lumen kapiler glomerulus masuk ke lumen kapsula bowman melewati pori-pori kapiler, kemudian membran basalis, lalu masuk pada sela-sela kaki podosit di dalam kapsula bowman. Semua komponen plasma darah difiltrasi, kecuali protein. Protein tidak masuk ke dalam lumen kapsula bowman sehingga filtrat glomerulus adalah plasma darah dikurangi protein. Termasuk albumin 7 nano yang ukurannya lebih kecil dari ukuran pori membran kapiler yang 8 nano tidak dapat masuk. Hal ini terjadi karena membran kapiler memiliki muatan negatif sama halnya dengan protein sehingga saling tolak menolak. Bila membran rusak, barulah protein dapat melaluinya menuju lumen kapsula bowman. Kemudian menuju ke tubulus proximal. Disini terjadi reabsorbsi obligatorik. Glukosa dan asam amino direabsorbsi 100% dengan bantuan kotransport dengan Na+ (simport). Ion Na+ direabsorbsi secara aktif 67% dan Cl- juga ikut bersama dengan ion Na+. Ion fosfat dan elektrolit lain direabsorbi secara bervariasi. Air direabsorbsi 65%. Urea secara pasif 50%. Kemudian K+ semuanya direabsorbsi. Kemudian pada ansa henle pars desendens, 15% air direabsorbsi secara osmotik, Pada pars asendens, NaCl direabsorbsi 25% secara aktif dan pada bagian ini impermeable terhadap substansi lain. Sehingga pada ansa henle pars desendens hiperosmotik dan pada pars asendensnya hipoosmotik. Kemudian pada tubulus distal terjadi reabsorbsi secara fakultatif dan sekresi yang semuanya dibawah kendali aldosteron. Reabsorbsi berupa Na+ dan air sedangkan sekresinya berupa K+. Kemudian duktus koligens terjadi reabsorbsi air secara fakultatif yang dipengaruhi ADH. ADH meningkatkan permeabilitas terhadap air. Disini juga terjadi sekresi H+.6Mekanisme Kerja dan Fungsi Vesica Urinaria (Berkemih) Mikturisi atau biasa disebut kencing. Dalam mekanisme mikturisi sistem yang dilibatkan adalah organ ginjal dan saluran kemih, yang terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra. Miksi diatur oleh 2 mekanisme, reflek berkemih dan control volunter.

Peran Vesica Urinaria

Vesica urinaria atau kandung kemih dapat mengakomodir fluktuasi sejumlah besar dari volume urin. Dindingnya tersusun atas otot polos visera. Otot polosnya bersifat plastis, artinya meskipun teregang tidak akan terjadi peningkatan tekanan (berbeda dengan elastic). Permukaan epitelnya dapat meningkat dan berkurang dengan proses recycling dari penuh-kosongnya kandung kemih.

Otot polos kandung kemih dipersarafi oleh serat parasimpatis, di mana rangsangnya akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika jalan dari uretra menuju keluar terbuka, kontraksi kandung kemih akan menyebabkan pengosongan kandung kemih. Keluarnya kandung kemih, dijaga oleh dua sfingter. Sfingter uretral internal dan external.

Peran Sfingter Uretra

Sfingter merupakan cincin otot yang ketika berkontraksi, menutup pembukaan. Sfinter uretra internal merupakan otot polos, berada di bawah Kontrol involunter. Ketika kandung kemih berelaksasi, susunan anatomi dari sfingter ini menutup kandung kemih. Di bawahnya lagi, uretra dikelilingi oleh otot rangka, sfingter ureter eksternal. Diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu otot polos yang membentuk lantai pelvis. Neuron motor yang mempersarafi sfingter ini dan diafragma pelvis secara terus menerus memberikan rangsangan kecuali mereka dihambat, sehingga urin dapat keluar melewati uretra.Refleks Mikturisi dan Kontrol Volunter BerkemihMikturisi, atau kencing (urinasi), adalah proses pengosongan kandung kemih. Dikontrol oleh dua mekanisme, reflex mikturisi dan kontrol volunter. Refleks mikturisi dimulai ketika reseptor regang dari dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat mengakomodir 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan (tension) dari dindingnya mulai naik untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar regangan di luar ini, semakin besar pula teraktifnya reseptor regang. Serat afferent dari reseptor regang membawa impuls ke medulla spinalis dan lewat interneuron menstimulasi saraf parasimpatis dan menghambat neuron yang mempersarafi sfingter eksternal. Karena neuron motornya terhambat, sfingter eksternal akan berelaksasi, dan akhirnya urin dikeluarkan dari uretra. 7Selain reflex mikturisi, terisinya kandung kemih juga menaikkan keinginan untuk kencing. Persepsi bahwa kandung kemih terisi muncul sebelum sfingter eksternal berelaksasi, memperingatkan bahwa mikturisi akan terjadi. Terjadilah control volunteer dari mikturisi, yang didapat saat toilet training semasa kecil, hingga mengalahkan refleks mikturisi sehingga pengeluaran urin terjadi karena keinginan orang yang bersangkutan. Jadi, jika orang tersebut menilai belum pantas untuk kencing, bisa ditahan dengan menekan sfingter eksternal dan diafragma pelvis. 7Sayangnya, tidak selamanya urin bisa ditahan. Suatu saat, akan terjadi input reflex yang sangat besar dari reseptor regang sehingga akhirnya sangat kuat inhibisi sfingter eskternalnya sampai akhirnya tidak bisa ditahan lagi. Mikturisi juga bisa ditimbulkan meski kandung kemih tidak menggembung, dengan relaksasi secara sadar dari sfingter eksternal dan diafragma pelvis. Mengebawahkan lantai pelvis menyebabkan kandung kemih untuk turun ke bawah, yang menyebabkan terbukanya sfingter uretra internal dan meregangkan dinding kandung kemih. Akhirnya menyebabkan reseptor regang aktif, dan keluarlah urin. Tekanan dinding abdomen dan diafragma nafas juga bisa meremas kandung kemih untuk mengeluarkan urin. 7Sifat dan Komposisi Urin NormalVolume urin normal pada manusia berkisar antara 600-2500 ml. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Warna urin ini disebabkan oleh urokrom, urobilin dan hematoporfirin.

Berat jenis urin 1,003 1,030. Urin normal memiliki kisaran pH antara 4,7-8. Rata-rata ph urin kurang dari 6, sehingga bisa disebut sedikit asam. Hal ini bergantung pada konsumsi. Urin lebih asam jika banyak mengkonsumsi protein, sebaliknya bagi vegetarian urin akan bersifat basa.

Jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat d dalam urin dan menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. Inilah yang sering kita sebut bau pesing. Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah air, urea, asam urat, amonia, kreatinin, kreatin, asam amino, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Selain itu terdapat pula garam dapur, zat-zat yang berlebihan dalam darah, misalnya vitamin C dan obat-obatan. 8Urea merupakan hasil dari metabolisme protein. Kreatinin dipengaruhi oleh masa otot, tidak dipengaruhi intake makanan. Pada pria koefisien kreatinin antara 20-26, pada wanita 14-22. Kreatin dalam urin anak-anak lebih banyak dibanding urin dewasa. Asam urat merupakan hail metabolism purin. Asam amino pada urin sangat sedikit karena asam amino memiliki renal threshold yang tinggi. Fosfat dipengaruhi oleh intake protein. Vitamin C dosis tinggi bias menimbulkan batu oksalat. 9Mekanisme Pengasaman Urin

Mekanisme Penyerapan Bikarbonat di Tubulus Proximal

Terjadi didalam sel. CO2 dan H2O berekasi dengan adanya enzim karbonat anhidrase untuk membentuk asam karbonat yang berdesosiasi menjadi H+ disekresi ke lumen tubulus untuk ditukar dengan Na+, bereaksi dengan HCO3- yang melewati filtrasi untuk membentuk H2CO3, yang sekali lagi dengan adanya karbonat anhidrase ( di intraluminal vili-vili tubulus proksimal ), berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O, CO2 berdifusi secara bebas didalam sel tubulus. Na+ yang asalnya dari filtrasi dan HCO3- yang dibentuk dalam sel kemudian diserap kembali kedalam tubuh. Pada asidosis respiratorik, kompensasi dilakukan oleh naiknya kadar bikarbonat darah dalam usaha untuk mengembalikan rasic normal 1 : 20 dari asam karbonat yang terdapat pada pH fisiologis Pada alkalosis respiratorik, kompensasi dilakukan oleh pembuangan bikarbonat, tekanan CO2 yang rendah yang terdapat pada keadaan ini memberi tanggapan pada ginjal untuk mengurangi kecepatan penyerapan kembali karbonat sampai rasio normal asam karbonat dan bikarbonat diperbaiki.

Sekresi Ion Hidrogen di Tubulus DistalDalam sel tubulus distal, Ion hydrogen dibentuk dari CO2 dan H2O dan disekresi kedalam lumen ditukar dengan ion natrium. Proses ini dapat berlangsung terus sampai individu normal mencapai pH cairan 4,5. Ada dua mekanisme yang mencegah tercapainya pH rendah ini dan yang menjamin bahwa cukup bikarbonat dibentuk oleh sel untuk mencegah timbulnya asidosis metabolik. Mekanismenya yaitu kerja oleh ion HPO42- filtrat dan sekresi amonia.Setelah semua bikarbonat diserap kembali, sekresi ion hydrogen kemudian berlangsung melawan Na2HPO4. Pertukaran ion natrium dengan ion hydrogen yang disekresi mengubah Na2HPO4 yang berakibat naiknya keasaman urin dan penurunan pH urine.Amonia terutama diperoleh dari deaminasi asam amino glutamine dalam tubulus distal. Amonia yang dibentuk dalam sel tubulus ginjal dapat bereaksi secara langsung dengan ion-ion hydrogen sehingga ammonia dapat berdifusi kedalam filtrate tubulus dan membentuk ion ammonium. Mekanisme seperti inilah yang bekerja melawan natrium klorida. Makin rendah pH urine (konsentrasi ion hydrogen makin besar), maka makin cepat ammonia akan berdifusi kedalam urine.Kesimpulan Struktur yang berperan dalam sistem perkemihan ialah ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra. Mekanisme perkemihan terbagi menjadi 2 proses yaitu reflek berkemih dan kontrol volunter berkemih yang melibatkan peran vesica urinaria dan sphincter uretra. Sifat urin yang normal ialah volume berkisar 600-2500ml, berat jenis 1,003-1,030, ph 4,7-8, warna nya kuning muda jernih, tidak berbau. Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah air, urea, asam urat, amonia, kreatinin, kreatin, asam amino, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Apabila terjadi gangguan pada salah satu dari sistem perkemihan ini, maka dapat menyebabkan nyeri pada saat sebelum maupun sesudah miksi. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.h.298.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2004.h.319.3. Faiz O, Moffat D. At a glance: Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.h.56. 4. Mescher AL. Histologi dasar junqueira. Jakarta : EGC, 2012.h.335.5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.h.259. 6. Guyton AC dan Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Jakarta : EGC; 2007.7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC, 2012.h.596.8. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta : EGC, 2002.h.389.9. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC, 2000. h.557.12