MAKALAH PARATIROID

30
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005) Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat 1

description

paratiroid

Transcript of MAKALAH PARATIROID

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab

mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter

penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino

polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion

kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan

kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang,

meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi

ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan

fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.

(Lawrence Kim, MD, 2005)

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang

tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering

disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi

paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid

(secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

B. TUJUAN

1.Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien gangguan kelenjar

paratiroid

2.Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hiperparatiroid dan hipoparatiroid

b. Mahasiswa mampu memahami etiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

1

c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik hiper paratiroid dan

hipoparatiroid

e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid dan

hipoparatiroid

f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan hipoparatiroid

h. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid

dan hipoparatiroid

2

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI1. Pengertian

            Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing – masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathorhormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.

Fungsi ion Kalsium :1. Penting dalam cairan intersel dan ekstrasel2. Penting dalam pembekuan darah dan system enzim3. Pelepasan kalsium intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi otot4.  Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan hipokalsemia yang menimbulkan epilepsy dan tetani2. Anatomi

Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus

ketiga dan keempat.Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat

cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar

paratiroid dibagian kranial.Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga

merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub

bawah tiroid.Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi.Kelenjar paratiroid

bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau

didalam timus, bahkan berada dimediastinum.Kelenjar paratiroid kadang kala

dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004,

695)

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang

terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar

tiroid dan dua di kutub inferiornya.Namun, letak masing-masing paratiroid dan

jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di

mediastinum.

3

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter,

dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat

kehitaman.Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel

utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum

endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon

paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung

granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,

sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat

seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini

tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan

modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

3. Fisiologi

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone,

PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium

dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat

sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH

akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi

kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan

kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam

mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R.

Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

B. KONSEP DASAR1. HIPERPARATIROID

a. Pengertian

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh

kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu

ginjal yang mengandung kalsium.Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu

hiperparatiroidisme primer dan sekunder.Hiperparatiroidisme primer terjadi dua

atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien

4

yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai

manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat

retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan

meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan

sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi hormon

paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama

dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan

meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan

penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.Hormon

paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan

fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.

(Lawrence Kim, MD, 2005, section 2).

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar

paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada

pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak

normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar

kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid

yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.

(www.endocrine.com)

b. Etiologi

1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai )

a) Adenoma

b) Hiperplasi

1) dapat disertai familial

2) dapat disertai dengan neoplasia endokrin multiple

3) dapat familial dan disertai dengan kalsium urin rendah

(hiperkalsemi hipokalsiurik familial)

2. Sekunder (sekresi PTH sesuai)

a) Gagal ginjal kronik

5

b) Malabsorbsi

1) kelainan gastrointestinal

2) kelainan hepatobilier

3. Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid sekunder

terdahulu)

a) Sangat jarang

b) Hipernefroma

c) Karsinoma sel skuamuosa paru

c. Klasifikasi

a. Hiperparatiroid primer

Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer

mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi.Kira-kira

85% dari keseluruhan hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma

tunggal.Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh

berbagai adenoma atau hiperplasia).Sedikit hiperparatiroidisme utama

disebabkan oleh paratiroid karsinoma. 

b.   Hiperparatiroid sekunder

Hiperparatiroid sekunder merupakan suatu keadaan dimana sekresi

hormon paratiroid meningkat lebih banyak dibanding dengan keadaan

normal, karena kebutuhan tubuh meningkat sebagai proses kompensasi.

Pada keadaan ini terdapat hiperplasi dan hiperfunsi merata pada keempat

kelenjar paratiroid, terutama dari chief cells.Biasanya penyebab utama

adalah kegagalan ginjal menahun, dan glomerulonefritis atau pyelonefritis

menahun.

c.   Hiperparatiroid tersier

Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan

perkembangan lanjut tipe sekunder, dimana terjadi autonomi kelenjar

paratiroid.Seperti hiperparatiroid primer, maka bentuk tersier memerlukan

tindakan pembedahan ekstirpasi adenoma, kecuali bila kegagalan ginjal

sudah terlalu berat, maka dilakukan hemodialisis terlebih dahulu kemudian

6

disusul ekstirpasi adenoma.Pemberian vitamin D kadang-kadang masih

diperlukan untuk mencegah terjadinya hipokalsemia.

d. Patofisiologi

Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi.PTH

terutama bekerja pada tulang dan ginjal.Dalam tulang, PTH meningkatkan

resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi

kals

Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang

langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan

ginjal.Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium

serum.Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar,

dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia.

Reabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan

efek langsung dari peningkatan PTH..

7

e. Pathway

konstipasi

gangguan eliminasi urine

nyeri

f. Factor resiko1) Congenital

2) Genetic

3) Autoimun

g. Manifestasi klinik

1) Apatis

2) Mudah lelah

3) Kelemahan otot

4) Mual, muntah

5) Konstipasi

6) Hipertensi

7) Aritmia jantung

h. Pemeriksaan Diagnostik

8

Laboratorium:

1) Kalsium serum meninggi

2) Fosfat serum rendah

3) Fosfatase alkali meninggi

4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah

Foto Rontgen

1) Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi

2) Cystic-cystic dalam tulang

3) Trabeculae di tulang

PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah

i. Komplikasi

1) Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor

2) Dehidrasibatu ginjal

3) Hiperkalsemia

4) Osteoklastik

5) Osteitis fibrosa cystica

j. Penatalaksanaan

Pengobatan hiperparatiroid primer dilakukan apabila diagnosis sudah pasti,

penatalaksanaannya sebagai berikut :

1. Pembedahan yaitu dengan ekstirpasi tumor sedini mungkin .

2. Medikamentosa : terapi ini terdiri atas diet banyak kalsium, serta cukup

vitamin D.

2. HIPOPARATIROID

a. Pengertian

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid

9

yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering

sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat

operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya

kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak

dapat diketahui. (www.endocrine.com)

b. Etiologi

1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:

o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.

o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).

2) Hipomagnesemia.

3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.

4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)

c. Patofisiologi

Gejala hipoparatiroid disebabkan oleh defisiensi parathormon yang

mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan

konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi

penurunan absorbs intestinal kalsium dari makanan dan penurunan reabsorbsi

kalsium dari tulang sepanjang tubulus renals penurunan ekskresi fosfat dari ginjal

menyebabkan hipofosfaturia dan kadar kalsium serum yang rendah menyebabkan

hipokalsiuria.

10

d. Pathway

Defisiensi parathormon

kenaikan kadar fosfat darah

penurunan konsentrasi kalsium darah

iritabilitas system neuromuscular

tetanus kejang

resiko cidera

laten nyata

ekstermitas kaku bronkospasme disfagia

gangguan mobilisasi hiperventilasi nutrisi kurang

dr kebutuhan

pola nafas tidak tubuh

efektif

e. Factor resiko1) Congenital

2) Genetic

3) Autoimun

11

f. Manifestasi klinik

1) Tetanus

2) Tremor

3) Kontraksi spasmodic

4) Kesemutan kram

5) Kejang

g. Pemeriksaan diagnostik

laboratorium

1) Kalsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang

berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L) atau lebih rendah lagi.

2) Fosfat anorganik dalam serum tinggi

3) Fosfatase alkali normal atau rendah

Foto Rontgen:

1) Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di

tengkorak

2) Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid

3) Density dari tulang bisa bertambah

EKG: biasanya QT-interval lebih panjang

h. Komplikasi

a) Kalsium serum menurun

b) Fosfat serum meninggi

i. Penatalaksanaan

1) Konservatif1) Terapi bagi hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar

kalsium serum diketahui.o Diet tinggi kalsium, rendah fosfor dianjurkan.

12

o Meskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan

yang tinggi   kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfornya yang tinggi.

2) PembedahanDilakukan tindakan Trakeostomi

2) Farmakologio Pemberian vit D

o Pemberian preparat hormon parenteral dapat dilakukan untuk

mengatasi hipoparatiroidisme disertai tetanus.

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Hiperparatiroid

a. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penting mencakup :

1) Riwayat kesehatan klien

2) Riwayat kesehatan keluarga

3) Keluhan utama, antara lain :

a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot

b) Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan

nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan

c) Depresi

d) Nyeri tulang dan sendi.

4) Pemeriksaan fisik

a) Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.

b) Amati warna kulit, apakah tampak pucat.

c) Perubahan tingkat kesadaran.

5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

13

a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar

kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam

menegakkan kondisi hiperparatiroidisme.

b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk

kista dan trabekula pada tulang.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Diagnosa Keperawatan : Nyerri berhubungan dengan agen cidera

biologis (gagal ginjal)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah nyeri dapat terkontrol dan teratasi

Kriteria Hasil

1. Mampu mengontrol nyeri

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri

3. Mampu mengenal nyeri

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji secara komprehensif

tentang nyeri: PQRST

2. Ajarkan teknik relaksasi

distraksi

3. Kolaborasi pemberian analgesic

4. Memberikan penkes bagaimana

Mampermudah dalam evaluasi

nyeri dan menentukan intervensi

yang tepat

Dengan teknik relaksasi dan

distraksi dapat meregangkan otot

pernafasan sehingga otot menjadi

rileks

Kandungan analgesic dapat

mengurangi nyeri

Klien dapat melaporkan nyeri

secara dini

14

cara mengontrol nyeri

5. Anjurkan klien melaporkan

apabila skala nyeri bertambah

Dapat menentukan intervensi secara

tepat

2) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine berhubungan

dengan gangguan sensori motoric (gagal ginjal)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

masalah perubahan pola eliminasi dapat taratasi

Kriteria Hasil

1. Pasien dapat BAK dengan normal

2. Tidak ada perubahan pada jumlah urine

3. tidak ada keluhan saat BAK

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji pola eliminasi BAK pasien

2. Awasi pemasukan dan

pengeluaran serta karakteristik

urine

3. Kolaborasi pemberian obat

sesuai indikasi

4. Memberikan penkes tentang

penyakit hiperparatiroid bisa

menyebabkan gagal ginjal

Mengetahui adanya gangguan

eliminasi secara komperhensif

Mengetahui kerusakan pada

glomerolus

Mengatasi gangguan eliminasi dan

membrikan terapi sesuai indikasi

Mencegah adanya komplikasi

berlanjut

3) Diagnosa Keperawatan: konstipasi berhubungan dengan peningkatan

absorbs usus

Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

15

masalah BAB dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Pasien dapat BAB secara normal

2. Frekuensi BAB pasien sesuai kebiasaan

INTERVENSI RASIONAL

1. Anjurkan pasien untuk

banyak minum.

2. Kolabirasi pemberian diit

tinggi serat.

3. Himbau pasien untuk

mengurangi makanan

berlemak.

4. kolaborasi obat atau lavemen

sesuai indikasi

Membantu melancarkan peristaltic

Mencegah pengerasan feses

Asam lemak memperlambat

rangsang peristaltik.

Pemberian obat dapat merangsang

rectum untuk kontraksi,

memudahkan pengeluaran feses

2. Hipoparathiroid

a. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penting mencakup :

1) Riwayat kesehatan klien

2) Riwayat kesehatan keluarga

3) Keluhan utama, antara lain :

a) Kelainan bentuk tulang.

b) Perdarahan sulit berhenti.

c) Kejang-kejang, kesemutan dan lemah

16

4) Pemeriksaan fisik yang mencakup :

a) Kelainan bentuk tulang.

b) Tetani.

c) Tanda Trosseaus dan Chovsteks.

d) Pernapasan bunyi (stridor).

e) Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan

mudah patah; kulit kering dan kasar.

5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

a) Pemeriksaan kadar kalsium serum.

b) Pemeriksaan radiologi.

b. Diagnosa keperawatan

1) Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

hypertonia otot pernafasan

NOC:Fungsi otot

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah

pola nafas kembali normal dan efektif

kriteria hasil :

1. Kekuatan kontraksi otot

2. Irama otot

3. Massa otot

4. Kecepatan bergerak

5. Kontrol bergerakan

17

NIC:

INTERVENSI RASIONAL

1. Kolaborasi pemberian terapi

oksigen

2. Monitor kemampuan otot

pernafasan dalam bernafas

3. Atur posisi semi fowler dan

dorong sering mengubah posisi,

4. Ajarkan pasien untuk bernafas

dengan dalam dan pelan.

5. Kaji status mental

Mempertahankan PaO2 di atas 60

mmHg.

Kecepatan biasanya meningkat,

dispnea, dan terjadi peningkatan

kerja nafas, kedalaman bervariasi,

ekspansi dada terbatas

Tindakan ini meningkatkan

inspirasi maksimal,.

Nafas dalam membantu

memperbaiaki ventilasi.

Gelisah, mudah terangsang,

bingung dapat menunjukkan

hipoksemia.

2) Diagnosa keperawatan :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan penurunan absorbsi

NOC:Status nutrisi

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

kriteria hasil :

1. Laporkan nutrisi adekuat

2. Masuk kan makanan dan cairan energi adekuat.

3. BB normal.

18

NIC : terapi nutrisi

INTERVENSI RASIONAL

1. Identifikasi faktor yang

menimbulkan mual/ muntah.

2. Kolaborasi makanan yang sesuai

dengan diet.

3. Anjurkan makan dengan porsi

sedikit tapi sering.

4. Evaluasi status nutrisi umum, ukur

berat badan dasar.

Pilihan intervensi tergantung pada

penyebab masalah

Menentukan diet yang sesuai

dengan kebutuhan.

Tindakan ini dapat meningkatkan

masukan meskipun nafsu makan

mungkin lambat untuk kembali

Adanya kondisi kronis dapat

menimbulkan malnutrisi, rendahnya

tahanan terhadap infeksi, atau

lambatnya responterhadap terapi

3) Diagnosa keperawatan: resiko cidera berhubungan dengan kejang

NOC :kontrol resiko

Tujuan :. Setelah dilakuakn tindakan selama 3x24 jam masalah resiko cidera

dapat terkontrol

kriteria hasil :

a. Mengetahui resiko

b. Memonitor factor resiko lingkungan

c. Memonitor factor resiko =perilaku individu

19

d. Mengembangkan strategi control resiko yang efektif

e. Memonitor perubahan status kesehatan

NIC: managemen keamanan lingkungan

INTERVENSI RASIONAL

1. Awasi pasien terhadap tindakan

yang membahayakan

2. Atur lingkungan untuk

meminimalkan resiko cidera

3. Gunakan alat pelindung atas

situasi yang berbahaya

4. Anjurkan pasien untuk tidak

tidak melakukan aktifitas yang

berlebihan

Mencegah terjadinya cidera klien

Meminimalisir terjadinya cidera di

area lingkungan

Melindungi klien dari cidera yang

membahayakan

Dengan aktifitas yang tidak

berlebihan mengurangi pergerakan

20

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi

hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Salah satu penanganan pada

penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara pengangkatan jaringan paratiroid,

namun terkadang jaringan yang diangkat terlalu banyak sehingga menyebabkan

hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid

yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering

disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi

paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid

(secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.Jadi kedua

penyakit diatas memiliki keterkaitan yang dapat saling mempengaruhi.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.Oleh karena

itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Semoga makalah

yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

21

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC.

Brunner Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC.

R. Sjamsuhidajat, Wim de Jon. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC

Lawrence Kim, MD, 2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC

(www.endocrine.com)

22