Edema management spaces - LiveConferences.com · Pitting edema 18 Pitting edema. 4 19 Edema
Makalah Pail Edema
-
Upload
eva-harunouzumaki-simbolon -
Category
Documents
-
view
156 -
download
1
Transcript of Makalah Pail Edema
1
BAB I
PENDAHULUAN
Papil edema merupakan suatu pembengkakan diskus saraf optik sebagai
akibat sekunder dari peningkatan tekanan intrakranial. Berbeda dengan penyebab
lain dari pembengkakan diskus saraf optik, pengelihatan biasanya masih cukup baik
pada papil edema akut. Tampilan diskus pada papil edema tidak dapat dibedakan
dari edema oleh penyebab lain (contohnya papililtis) yang mana secara tidak spesifik
diistilahkan dengan edema diskus optikus.
Papil edema hampir selalu timbul sebagai fenomena bilateral dan dapat
berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa minggu. Istilah ini tidak dapat
digunakan untuk menggambarkan pembengkakkan diskus saraf optik yang
disebabkan oleh karena infeksi, infiltratif, atau peradangan.1
Papil edema dapat terjadi pada usia berapa pun, meskipun, masa bayi,
sebelum fontanela tertutup, temuan papil edema mungkin tidak ditemukan meskipun
terjadi meski tekanan intrakranial meningkat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Papil edema adalah kongesti non inflamasi diskus optikus yang berkaitan
dengan peningkatan intrakranium.2 Papil edema merupakan edema dari papil saraf
optik akibat peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Tampilan diskus pada papil
edema tidak dapat dibedakan dari edema oleh penyebab lain (contohnya papililtis)
yang mana secara tidak spesifik diistilahkan dengan edema diskus optikus.1
2.2 Anatomi
Diskus optikus (papila N. Opticus) merupakan bagian dari nervus optikus
yang terdapat intra okuler dimana dapat dilihat dengan pemeriksaan memakai alat
oftalmoskop.
Adapun bagian-bagian dari Nervus Optikus yang mempunyai
panjang 50,0 mm itu adalah sebagai berikut :
- Bagian intra okuler sepanjang 0,70 mm
- Bagian intra orbita sepanjang 33,00 mm
- Bagian intra kanalikuler sepanjang 6,00 mm
- Bagian intra kranial sepanjang 10,00 mm
Nervus Optikus ini muncul dari belakang bola mata (orbita) melalui lubang
pada sclera dengan diameter sekitar 1,50 mm.Sedang letak dari pada diskus
optikusnya berada sekitar 0,3mm di bawah dan 1,0 mm disebelah nasal fovea
sentralis.3
3
Gambar 1. Jalur Optikus4
Gambar 1 memperlihatkan prinsip jaaras penglihatan dari kedua retina ke
korteks penglihatan. Setelah meninggalkan retina, impuls saraf berjalan ke belakang
melalui nervus optikus. Di kiasma optikum semua serabut dari bagian nasal retina
menyeberangi garis tengah, tempat mereka bergabung dengan serabut – serabut yang
berasal dari bagian temporal retina mata yang lain sehingga terbentuklah traktus
optikus. Serabut – serabut dari traktus optikus bersinaps di nucleus genikulatum
4
lateral dorsalis, dan dari sini serabut – serabut genikulokalkarina berjalan melalui
radiasi optika (atau traktus genikulokalkarina), menuju korteks penglihatan primer
yang terletak di area kalkarina lobus oksipitalis.5
Selain itu, serabut penglihatan melalui tempat – tempat lain di otak:
(1) Dari traktus optikus menuju nukleus suprakiasmatik di hipotalamus, mungkin
untuk pengaturan irama sirkadian.
(2) Ke nuklei pretektalis, untuk mendatangkan gerakan refleks mata agar mata dapat
difokuskan kearah objek yang penting dan untuk mengaktifkan refleks pupil
terhadap cahaya.
(3) Ke kolikulus superior, untuk pengaturan arah gerakan cepat kedua mata.
(4) Menuju nukleus genikulatum lateralis ventralis pada thalamus dan kemudian ke
daerah basal otak sekitarnya, diduga untuk membantu mengendalikan beberapa
fungsi sikap tubuh.5
2.3 Etiologi
Setiap tumor atau space-occupying lesions (SOL) pada SSP (Susunan Saraf
Pusat)
Hipertensi intrakranial idiopatik
Penurunan resorbsi LCS (contohnya pada thrombosis sinus venosus, proses
peradangan, meningitis, perdarahan subararaknoid)
Peningkatan produksi LCS (pada tumor)
Obstruksi pada sistem ventrikular
Edema serebri/encephalitis
2.4 Patofisiologi
Pembengkakkan diskus saraf optik pada papil edema disebabkan oleh karena
tertahannya aliran aksoplasmik dengan edema intra-axonal pada daerah diskus saraf
optik. Ruang subaraknoid pada otak dilanjutkan langsung dengan pembungkus saraf
optik. Oleh karenanya, jika tekanan cairan cerebrospinal (LCS) meningkat, maka
5
tekanannya akan diteruskan ke saraf optik, dan pembungkus saraf optik bekerja
sebagai suatu torniket untuk menghalangi transpor aksoplasmik. Hal ini
menyebabkan penumpukan material di daerah lamina kribrosa, menyebabkan
pembengkakan yang khas pada saraf kepala. Papil edema tidak terjadi pada kasus
yang sebelumnya telah terjadi optik atropi. Pada kasus ini, ketiadaan papilledema
sepertinya adalah sebagai akibat sekunder terhadap penurunan jumlah serabut saraf
yang aktif secara fisiologis.1
2.5 Gejala Klinis
a. Anamnesa1
Kebanyakan gejala yang terjadi pada pasien dengan papil edema adalah
akibat sekunder dari peningkatan tekanan intrakranial yang mendasarinya.
o Sakit kepala: sakit kepala akibat peningkatan tekanan intrakranial secara
karakteristik memburuk ketika bangun tidur, dan dieksaserbasi oleh batuk dan
jenis manuver Valsava lainnya.
o Mual dan muntah: jika peningkatan tekanan intrakranialnya parah, mual dan
muntah dapat terjadi. Ini selanjutnya dapat disertai denan kehilangan kesadaran,
dilatasi pupil, dan bahkan kematian.
o Gejala Visual seringkali tidak ditemukan, namun gejala-gejala berikut dapat
terjadi:
Beberapa pasien mengalami gangguan visual transient (adanya penglihatan
memudar keabu-abuan, terutama ketika bangun dari posisi duduk atau
berbaring, atau penglihatan jadi kerlap – kerlip seperti lampu saklar yang
dimati – hidupkan secara cepat).
Penglihatan kabur, konstriksi pada lapangan pandang dan penurunan persepsi
warna dapat terjadi.
Diplopia dapat terkadang ditemukan jika suatu kelumpuhan saraf ketujuh
terjadi.
6
Tajam pengelihatan biasanya tidak terganggu kecuali pada penyakit yang
sudah lanjut.
b. Pemeriksaan Fisik1
Riwayat penyakit pasien harus diselidiki dan pemeriksaan fisik, termasuk
tanda vital, harus dilakukan. Terlebih lagi, tekanan darah harus diperiksa
untuk menyingkirkan hipertensi maligna.
Pasien harus diperiksa akan adanya gangguan neurologis dan penyakit yang
berhubungan dengan demam.
Tajam penglihatan, penglihatan warna dan pemeriksaan pupil seharusnya
normal. Defek relatif aferen pupil biasanya tidak ditemukan. Defisi abduksi
sebagai akibat sekunder dari kelumpuhan saraf kranialis keenam terkadang
dapat ditemukan berkaitan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Pemeriksaan fundus dengan dilatasi yang cermat harus dilakukan untuk
menemukan tanda-tanda berikut:
- Manifestasi awal:
Hiperemia diskus
Edema yang kurang jelas pada serabut saraf dapat diidentikasi dengan
pemeriksaan slit lamp biomikroskopi yang cermat dan oftalmoskopi
langung. Ini seringkali dimulai pada daerah nasal dari diskus. Tanda
penting ini terjadi ketika edema lapisan serabut saraf mulai
menghambat pembuluh darah peripapiler.
Perdarahan kecil pada lapisan serabut saraf dideteksi paling mudah
dengan cahaya bebas merah (hijau).
Pulsasi vena spontan yang normalnya ditemukan pada 80% individu
dapat menghilang ketika tekanan intrakranial meningkat lebih dari 200
mm air.
7
Gambar 2. Papiledema6
Gambar 3. Fundus normal7
Gambar 4. Papiledema dengan bercak – bercak cotton wool spots
(ditunjuk oleh panah warna putih) dan perdarahan (ditunjuk oleh
panah warna hitam).8
8
- Manifestasi lanjut
Jika papiledema terus memburuk, pembengkakkan lapisan serabut
saraf akhirnya menutupi batas normal diskus dan diskus secara kasar
terlihat terangkat.
Terjadi sumbatan vena dan perdarahan peripapiler menjadi lebih jelas,
diikuti dengan eksudat dan cotton-wool spots.
Retina sensoris peripapiller dapat tumbuh secara konsentris atau,
terkadang, membentuk lipatan radial yang dikenal sebagai Paton
lines. Lipatan koroidal juga dapat ditemukan.
- Manifestasi kronis
Jika papiedema menetap selama beberapa bulan, hiperemia diskus
perlahan menghilang, memberikan gambaran abu-abu atau pucat pada
diskus yang sudah hilang sentral cup-nya.
Seiring dengan waktu, diskus dapat mengembangkan deposit kristalin
yang mengkilat (disc pseudodrusen).
2.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan darah biasanya tidak membantu dalam diagnosis papil
edema. Jika diagnosis meragukan, hitung darah lengkap, gula darah, angiotensin-
converting enzyme (ACE), laju endap darah (LED), dan serologi sifilis dapat
membantu dalam menemukan tanda-tanda penyakit infeksi, metabolik, atau
peradangan.1
b. Pemeriksaan Pencitraan:
Neuroimaging (CT scan, MRI) otak dengan kontras harus dilakukan dalam
usaha untuk mengidentifikasi adanya lesi massa SSP.
9
B-scan ultrasonography dapat berguna untuk meningkirkan diskus drusen
yang tersembunyi.
Fluorescein angiography dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis. Papiledema akut menunjukkan peningkatan dilatasi kapiler
peripapilar dengan kebocoran lanjut pada kontras.
c. Pemeriksaan lain: 1
- Perimetri
Lapang pandang harus diperiksa. Umumnya menunjukkan
pembesaran titik buta. Pada edema diksus yang ekstrim, suatu
“pseudo“ hemianopsia bitemporal dapat terlihat.
Pada papil edema kronis, pembatasan lapang pandang, terutama
daerah inferior, secara bertahap dapat terjadi, yang selanjutnya dapat
memburuk menjadi kehilangan penglihatan sentral dan kebutaan total.
- Fotografi warna stereo pada diskus optikus berguna untuk
mendokumentasikan perubahan yang terjadi.
2.7 Diagnosa Banding
a. Neuritis
Optik9
Papil edema
iskemik9
b. Neuropati
optic9
Gejala
Visus
Visus central hilang
cepat, progresif;
jarang
Visus tidak
menghilang;
kegelapan yang
transien
Defek akut lapang-
pandang; biasanya
altitudinal;
ketajaman yang
bervariasi – turun
akut
Gejala lain Bola mata pegel; sakit
bila digerakkan; sakit
sakit kepala, mual,
muntah, tanda fokal
Biasanya nihil;
arteritis cranial
10
alis atau orbita neurologic lain perlu disingkirkan
Sakit
bergerak
Ada Tidak ada Tidak ada
bilateral Jarang pada orang
dewasa; sering pada
anak - anak
Selalu bilateral,
dengan pengecualian
yang sangat jarang;
dapat asimetri
Khas unilateral
pada stadium akut,
mata kedua terlibat
subsequently
dengan gambaran
sindrom Foster
Kennedy
Gejala
Pupil
Tidak ada isokoria;
reaksi sinar menurun
Tidak ada isokoria;
reaksi normal
Tidak ada isokoria;
reaksi sinar
menurun pada sisi
infark
Penglihatan
warna,ketaj
aman visus
Biasanya menurun Normal Ketajamam
bervariasi; hilang
hebat lazim pada
arteritis
Sel badan
kaca
Ada Tidak ada Tidak ada
Fundus Retrobulbar: normal
Papilitis: derajat
pembengkakan disc
bervariasi
Derajat
pembengkakan disk
bervariasi, hemoragi
Biasanya edema
disk segmental
pallid, dengan
sedikit hemoragi
lidah api
Pulsasi
vena
Hilang titik buta
besar
Defek infer.Altitu
11
kampus
Prognosis
visus
Visus biasanya
kembali normal atau
tingkat fungsional
Baik dengan
menghilangkan kausa
tekanan intra kranial
Prognosis buruk
untuk kembali, mata
kedua lama – lama
terlibat dalam 1/3
kasus idiopatik
Usia > 55 kausa giant
cell arteritis 40 – 60
th nonarteri
c. Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada
Secara khas ditandai dengan panuveitis bilateral dan ablasi retina eksudatif
dan berhubungan pula dengan berbagal manifestasi dermatologik dan
neurosensorik.3,10
d. Pseudopapiledema
Edema dari lapisan serat saraf yang mengaburkan cakram peripapilari margin
dan pembuluh darah adalah ciri papil edema sejati. Biasanya, pembuluh peripapilari
jelas terlihat di pseudopapil edema, kecuali dalam kasus-kasus seperti myelinated
serabut saraf.3,11
Dalam pseudopapil edema, disk kuning, cup mungkin kecil atau tidak ada,
kongesti vena tidak ada, namun sering terjadi pulsasi vena secara spontan, anomali
pembuluh kongenital dapat dilihat, dan kelainan diskus ini bisa merupakan turunan
keluarga.11
2.8 Penatalaksanaan
a. Obat-obatan:
12
o Terapi, baik secara medis ataupun bedah, diarahkan kepada proses patologis
yang mendasarinya dan disesuaikan dengan temuan okuler.
o Terapi spesifik harus diarahkan kepada lesi massa yang mendasarinya jika
ditemukan.
o Diuretik: obat carbonic anhydrase inhibitor, acetazolamide (Diamox), dapat
berguna pada kasus tertentu, terutama pada kasus-kasus hipertensi
intrakranial idiopatik. (pada keberadaan trombosis sinus venosus, diuretik
dikontraindikasikan. Pada keadaan ini, evaluasi perlu direkomendasikan
kepada seorang ahli hematologis )
o Penurunan berat badan disarankan pada kasus hipertensi intrakranial idiopatik.
o Kortikosteroid mungkin efektif dalam kasus yang berkaitan dengan keadaan
peradangan (contoh: sarcoidosis).
b. Pembedahan:
o Lesi massa yang mendasarinya, jika ada, harus diangkat.
o Lumboperitoneal shunt atau ventriculoperitoneal shunt dapat digunakan untuk
memintas LCS.
o Dekompresi selubung saaf optik dapat dilakukan untuk mengurangi
pemburukan gejala okuler dalam kasus hipertensi intrakranial idiopatik yang
tidak terkontrol dengan obat-obatan. Prosedur ini kemungkinan tidak akan
menghilangkan sakit kepala persisten yang terjadi.
c. Diet:
Pembatasan diet dan konsultasi dengan ahli diet dalam kasus hipertensi
intrakranial idiopatik mungkin diperlukan.
2.9 Prognosis
Prognosis dari papil edema sangat tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan pasien yang terkena tumor otak metastase prognosisnya sangat buruk.
13
Pada penyakit obstruksi ventrikuler dapat dibuat pintasan dengan sukses. Pada
pasien dengan pseudotumor biasanya dapat diobati dengan cukup baik.
Diagnosis papil edema memerlukan penjajakan yang serius sampai keadaan
patologi yang paling buruk dapat disingkirkan. Konsultasi neurologis, bedah saraf,
atau neuroradiologis biasanya diperlukan. Namun demikian, setelah masalahnya
dapat dikurangi menjadi hanya papiledema saja, ahli penyakit mata dapat
menentukan penatalaksanaan progresif yang terbaik yang perlu dilakukan. Sangat
sering terjadi, kebutaan permanen terjadi pada kondisi yang relatif ringan seperti
hipertensi intrakranial idiopatik karena kurangnya keterlibatan ahli penyakit mata.
Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat akan menjurus pada papil
atrofi. Bilamana papiledema timbul secara cepat maka ini akan merupakan tanda
prognosa kurang baik. Papil edema dengan elevasi lebih dari 5 Dioptri, disertai
dengan perdarahan dan eksudat yang banyak akan memperjelek prognosa
penglihatan.1,3
14
BAB III
PENUTUP
Papil edema merupakan edema dari papil saraf optik akibat peningkatan
tekanan intrakranial (TIK). Oleh karenanya, jika tekanan cairan cerebrospinal (LCS)
meningkat, maka tekanannya akan diteruskan ke saraf optik, dan pembungkus saraf
optik bekerja sebagai suatu torniket untuk menghalangi transpor aksoplasmik. Hal
ini menyebabkan penumpukan material di daerah lamina kribrosa, menyebabkan
pembengkakan yang khas pada saraf kepala.
Kebanyakan gejala yang terjadi pada pasien dengan papil edema adalah
akibat sekunder dari peningkatan tekanan intrakranial yang mendasarinya. Terapi,
baik secara medis ataupun bedah, diarahkan kepada proses patologis yang
mendasarinya dan disesuaikan dengan temuan okuler. Terapi spesifik harus
diarahkan kepada lesi massa yang mendasarinya jika ditemukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Mitchell V Gossman, Joseph Giovannini. Papiledema. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1217204-overview . Tanggal: 28
Desember 2009.
2. Vaughan Daniel G, Asbury Taylor, Riordan-Eva Paul. Oftalmologi Umum.
Edisi 14. Cetakan pertama. Alih bahasa: Tambajong Jan, Pendit Brahm U.
Penerbit Widya Medika. Jakarta. 2000. Halaman: 281 – 282.
3. Diunduh dari: http://duniasaraf.blogspot.com/. Tanggal: 28 Desember 2009.
4. Diunduh dari :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a2/Gray774.png. Tanggal
28 Desember 2009.
5. Guyton Arthur C, Hall John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Cetakan pertama. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Halaman
813.
6. Diunduh dari: http://www.google.co.id/#hl=id&q=optik+neuritis&meta=cr
%3DcountryID&aq=&oq=optik+neuritis&fp=fb71241bcfe8f9c5. Tanggal:
28 Desember 2009.
7. Diunduh dari: http://www.seebetterflorida.com/website/Portals/0/Eye
%20Diagram.JPG. Tanggal: 28 Desember 2009.
8. Diunduh dari: http://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-
hipertensi.html. Tanggal: 28 Desember 2009.
9. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Cetakan ke-1. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2004.Halaman: 183
10. Diunduh dari: http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=3721. Tanggal:
28 Desember 2009.
16
11. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1217393-print.
Tanggal: 28 Desember 2009.