makalah ostioporosis
Transcript of makalah ostioporosis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan selain dapat dilihat dari penurunan angka
kesakitan dan angka kematian, juga ditandai dengan makin meningkatnya umur harapan
hidup. Hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia), yang
tentunya diharapkan disertai juga dengan peningkatan kualitas hidupnya. Lansia yang hidup
sehat, bugar dan tetap aktif merupakan dambaan banyak orang. Namun seiring dengan
bertambahnya usia, fungsi organ tubuhpun berangsur - angsur menurun dan berakibat
timbulnya berbagai permasalahan dibidang kesehatan. Masalah kesehatan pada usia lanjut
yang paling sering ditemui dan perlu mendapat perhatian khusus adalah penyakit
osteoporosis. Dengan meningkatnya umur, harapan hidup jumlah lansia akan meningkat
dalam 50 tahun ke depan. Hal ini membuat jumlah kasus patah tulang dan kematian karena
osteoporosis akan meningkat, dan akan menjadi masalah kesehatan yang serius serta perlu
biaya besar dalam penanganannya. Keberadaan osteoporosis atau pengeroposan tulang baru
disadari setelah terjadinya kondisi lanjut yang ditandai oleh terjadinya perubahan bentuk
tulang atau terjadi patah tulang meskipun hanya karena trauma ringan bahkan bisa terjadi
spontan. Osteoporosis sebenarnya merupakan proses alamiah sebagai bagian dari proses
penuaan, namun bisa dihambat atau diperlambat prosesnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana trend dan issue perawatan pada gangguan system muskulosekeletal perawatan
osteoporosis?
C. Tujuan
Untuk mengetahui trend dan issue perawatan pada gangguan system muskulosekeletal
perawatan osteoporosis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian rupa sehingga
hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. WHO (World Health Organization)
memberikan definisi penurunan massa tulang > 2,5 kali standard deviasi massa tulang rata-
rata dari populasi usia muda. Penurunan antara 1-2,5 standard deviasi dari rata-rata usia
muda disebut osteopenia.
Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang yang
absolut yang mengakibatkan rentan terjadinya fraktur terutama di bagian pergelangan tangan,
tulang belakang, dan pinggul. Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam”
(silent disease), sehingga sebagian besar penderita osteoporosis terdiagnosa setelah
osteoporosis terjadi bertahun-tahun sebelumnya dan pergi ke dokter karena patah
pergelangan tangan, paha, rusuk atau tulang punggung.
Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan gangguan dalam keseimbangan antara
pembentukan dan perombakan tulang yang terjadi pada usia lanjut, khususnya pada wanita
dalam usia menopouse. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh vitamin D3(Kalsitriol) yang
menstimulasi sel-sel osteoblast (sel-sel pembangun tulang) dalam pembentukan tulang.
Kalsitriol merupakan bentuk vitamin D yang sudah diaktifkan oleh ginjal sehingga
penurunan fungsi ginjal yang umumnya terjadi pada manula akan mempengaruhi keberadaan
kalsitriol tersebut. Disamping kalsitriol, nutrient seperti kalsium dan fosfor juga dibutuhkan
ssebagai bahan baku dalam pembentukan tulang.
B. Gejala Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit yang biasanya tidak diikuti gejala, makanya sering
disebut sebagai The Silent Disease. Tapi ada beberapa gejala yang bisa jadi dasar untuk
menentukan seseorang terkena osteoporosis atau tidak :
1. Adanya nyeri di tulang belakang, pergelangan tangan, pangkal paha
2. Adanya nyeri dan rasa sakit pada tulang leher
3. Adanya kecenderungan penurunan tinggi badan
2
4. Postur tubuh kelihatan memendek
Data di Amerika menunjukkan kalau terdapat kasus patah tulang
sebanyak 1,5 juta kasus per tahun. Dan yang bertanggung jawab atas terjadinya patah tulang
ini adalah osteoporosis. Biasanya orang baru menyadari terkena osteoporosis setelah
mengalami patah tulang (fraktur).
Gejala Osteoporosis pada usia lanjut bervariasi, beberapa tidak menunjukkan gejala, yang
lain seringkali menunjukkan gejala klasik berupa nyeri punggung, yang seringkali akibat
fraktur kompresi (patah tulang akibat tekanan, misalnya berat badan) dari satu atau lebih
tulang vertebra (tulang belakang). Nyeri seringkali dipacu oleh adanya stres (fisik), seringkali
akan hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu. Penderita lain mungkin datang dengan
gejala patah tulang/ fraktur, turunnya tinggi badan, bungkuk punggung (Dawager’s hump),
yaitu suatu deformitas akibat kolaps dan patah tulang vertebra torakal (tulang belakang dada)
tengah. Fraktur mengenai leher femur (pangkal tulang paha) dan radius (tulang hasta) sering
terjadi pada Lansia. Sekitar 30% wanita dengan fraktur leher femur menderita osteoporosis,
dibanding 15% pada pria. Fraktur yang terjadi bukan saja karena osteoporosis tetapi juga
karena kecenderungan usia lanjut untuk jatuh.
C. Penyebab Osteoporosis
Ada beberapa faktor yang menyebabkan osteoporosis, antara lain :
1. Usia.
Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi resiko terkena osteoporosis. Hal ini
dikarenakan semakin meningkatnya usia seseorang, maka tulang akan berkurang
kekuatan dan kepadatannya. Osteoporosislebih sering terjadi pada usia lanjut (diatas 50
tahun).
2. Jenis kelamin.
Wanita lebih beresiko terkena osteoporosis karena memiliki jaringan tulang yang lebih
sedikit dan lebih cepat kehilangan massa tulang dibandingkan pria.Perbandingan
osteoporosis antara wanita dan pria 3 : 1. Perbedaan ini mungkin, disebabkan oleh faktor
hormonal dalam rangka tulang yang lebih kecil
3
3. Genetik (Keturunan).
Wanita yang dalam sejarah kesehatan keluarga, nenek atau ibunya, pernah mengalami
patah tulang belakang, lebih beresiko mengalami pengurangan massa tulang. Jika ada
anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis
menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan
dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik
tulang yang sama.
4. Ras.
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko
terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah
satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari
hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan
meskipun rendah.
5. Struktur tulang.
Wanita yang memiliki bentuk tulang yang kurus serta tubuh yang kurus pula, memiliki
resiko lebih besar mengalami osteoporosis daripada wanita bertulang besar, padat, dan
bertubuh subur.
6. Menopause.
Menopause sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis. Pada perempuan yang
sudah menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Perubahan hormonal ini
menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis, sehingga
penyerapan kalsium menjadi tidak efisien.
7. Gaya hidup.
Kebiasaan merokok, minuman beralkohol, dan kurang melakukan olahraga
beban. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan
terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang.
Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen
dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam
menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa
mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh.
Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin
4
jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia
muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk
tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan
mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
8. Pengobatan penyakit kronis.
Obat-obatan tertentu misalnya obat untuk mengobati kanker, endometriosis, dan
sebagainya, dan pengobatan berjangka panjang dapat meningkatkan resiko osteoporosis.
Demikian juga penyakit kronis yang mempengaruhi paru-paru, lambung, usus halus, dan
yang mengubah kadar hormon, serta rendahnya hormon testosteron pada pria yang tidak
terdeteksi juga merupakan faktor resiko.
9. Aktivitas fisik
Mempunyai faktor yang penting pula dalam pembentukan dan mempertahankan massa
tulang. Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor penting timbulnya
resiko osteoporosis. Kerusakan tulang karena kelelahan fisik misalnya jogging
yangberlebihan tanpa diimbangi gizi yang cukup juga merupakan salah satu penyebab
osteoporosis.
10. Perubahan Hormonal
Perubahan hormonal seperti menopause dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk
menyerap kalsium secara drastis. Karena menurunnya kadar gula estrogen maka
penyerapan kalsium pada wanita menopause menjadi tidak efisien.
11. Kafein
Konsumsi kafein atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan cola
secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui air seni dan
tinja.
12. Gangguan Fisiologi
Seperti penyakit pada usus kecil, hati, dan pankreas, serta faktor gaya hidup seperti
mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok, juga dapat mengurangi penyerapan
kalsium.
13. Gizi
Pembentukan massa tulang menuju ke puncak kepadatan dipengaruhi oleh gizi terutama
kalsium dan vitamin D.Konsumsi kalsium rendah disertai menurunnya kemampuan tubuh
5
menyerap kalsium, yang umumnya terjadi pada orang tua, dapat menyebabkan
osteoporosis. Kalsium dibuang melalui kulit, air seni, dan tinja. Semua kalsium yang
hilang harus diganti kembali dengan kalsium yang diperoleh dari makanan sehingga
kekuatan tulang dapat dipertahankan. Vitamin D juga sangat berperan penting bagi
pemanfaatan kalsium yang efisien terutama bila konsumsi kalsium rendah. Kekurangan
vitamin D jarang terjadi pada penduduk Indonesia karena selalu mendapat sinar matahari
sepanjang tahun.
D. Penderita Osteoporosis di Indonesia
Prevalensi Osteoporosis diperkirakan sekitar 200 juta penderita di seluruh dunia.
Berdasarkan studi NHANES III, prevalensi osteoporosis meningkat dengan bertambahnya
usia, di dapatkan 40% wanita usia 50-59 mempunyai masa tulang yang rendah dan 10% di
antaranya osteoporosis. Setelah mencapai usia 80 tahun, prevalensi wanita dengan masa
tulang yang rendah meningkat sampai 90% dan lebih dari 60% osteoporosis. Di Indonesia,
sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70 - 80 tahun
mengidap osteoporosis. Risiko wanita mengidap osteoporosis 4 kali lebih besar dibandingkan
dengan risiko pada pria. Meski umumnya osteoporosis dialami oleh wanita yang telah
memasuki masamenopause, osteoporosis juga dapat memengaruhi pria, wanita yang berusia
muda, dan anak - anak. Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab banyak kasus
osteoporosis di Indonesia.
Studi epidemiologi mendeskripsikan bahwa osteoporosis suatu masalah kesehatan
dunia (global issue). Hal ini terlihat dari prevalensi osteoporosis tertinggi di derita oleh
wanita usia lanjut, namun berdasarkan penelitian ditemukan bahwa prevalensi kejadian
osteoporosis pada pria meningkat dibandingkan sebelumnya. Selain itu diketahui bahwa
osteoporosis kini diderita pada kelompok usia yang lebih muda.
Kelalaian dan ketidakwaspadaan mengakibatkan banyak kasus patah tulang bermunculan.
Biaya kesehatan untuk masalah yang berkaitan dengan osteoporosis sangatlah besar. 20
miliar Dollar per tahun untuk 250 juta penduduk Amerika Serikat dan 940 Poundsterling
untuk 60 juta penduduk Inggris. Angka-angka ini terus meningkat bersamaan dengan
peningkatan jumlah penderita sebesar 10% per tahun. Catatan pada tahun 2013 di Amerika,
6
patah tulang belakang setiap tahun mencapai 1.200.000 kasus. Ini jauh melebihi jumlah
serangan jantung (410.000), stroke (371.000), dan kanker payudara (239.300). bahkan
dikatakan bahwa tiap 20 detik, osteoporosis menimbulkan patah tulang.
Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu
1990-2025, sedangkan perempuan monopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta
akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Angka ini menunjukkan besarnya populasi yang
terancam osteoporosis.
Menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes pada 14 provinsi
menunjukkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai pada tingkat yang
perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Itulah sebabnya angka osteoporosis di Indonesia 6 kali lebih
besar dari pada negara Belanda. Lima provinsi dengan resiko osteoporosis lebih tinggi adalah
Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara
(22,82%), Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%). Mekanisme yang
mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang
dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang;
hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu
tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone
multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963 . Tulang diresorpsi
oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh
sel osteoblas.
E. Pencegahan dan Perawatan Alami Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit sistemik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang
dan perubahan mikroarsitektur jaringan tulang, sehingga dapat meningkatkan kerapuhan
tulang, risiko patah tulang, dan menyebabkan kerusakan. Pada osteoporosis, kerusakan tulang
lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh.Kondisi ini mungkin tidak disadari
selama bertahun-tahun, hingga akhirnya tiba-tiba terjadi patah tulang dengan sendirinya.
Malnutrisi, gizi buruk, kurang aktifitas fisik, konsumsi obat tertentu, dan kondisi kesehatan
lain juga dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis. Kondisi kesehatan seperti kolesterol
tinggi dan menopause termasuk meningkatkan risiko osteoporosis. Makan-makanan dengan
7
gizi seimbang dan kaya kalsium dapat mencegah osteoporosis. Pencegahan dini osteoporosis
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti asupan gizi seimbang yang terkait dengan
pembentukan tulang seperti kalsium, vitamin D, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara
teratur sangat penting untuk pembentukan tulang.
Untuk mencegah osteoporosis tubuh kita membutuhkan kalsium, setidaknya 1.200 sampai
1.500 mg, serta ditambah dengan vitamin D sebesar 400UI setiap hari. Tubuh bisa
memproduksi vitamin D sebagai respon terhadap sinar matahari,
1. Olah raga teratur
Olahraga teratur adalah cara efektif mencegah osteoporosis selain untuk menjaga
kesehatan organ tubuh lain tentunya. Intinya apapun jenis olahraga yang kita lakukan
semua baik untuk penambah kekuatan tulang. Ada beberapa jenis olah raga yang
diberikan yaitu :
a. Aerobic
b. Senam
c. Yoga
2. Asupan kalsium
Menurut penelitian, asupan supleman kalsium mampu menghambat pengoroposan tulang
mencapai 30 – 50 %. Namun dibandingkan dengan mengkonsumsi suplemen akan lebih
bijak jika mendapatkaan asupan kalsium tersebut dari makanan yang kita konsumsi sehari
– hari. Jadi sebaiknya kita hanya mengkonsumsi makanan kalsium tinggi. Sedangkan
suplemen adalah opsi kedua kita konsumsi apabila memang diperlukan.
3. Konsumsi Teh Hijau
Cara alami untuk mencegah osteoporosis berikutnya adalah dengan mengkonsumsi teh
hijau secara rutin. Teh hijau tidak hanya efektif membantu pembakaran timbunan lemak
tapi juga mampu mempertahankan kepadatan tulang.
4. Konsumsi Cairan Hijau
Sayuran yang terutama yang berdaun hijau banyak mengandung berbagai vitamin serta
mineral seperti K1, Boron, serta kalisum. Oleh sebab itu sayur – sayuran hijau dipercaya
mampu memproteksi tulang dari resiko osteoporosis. Adapun vitamin dan mineral yang
8
baik untuk kesehatan tulang bisa kita dapat beberapa jenis sayuran seperti : sawi hijau,
bayam, brocoli, kangkung.
5. Asupan Vitamin D
Berjemur dipagi hari sama artinya kita memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh.
Dengan kata lain sinar matahari pagi membantu optimalisasi kinerja vitamin D dalam
tubuh yang dapat dari makanan yang dikonsumsi. Dalam hal ini vitamin D menstimulasi
penyerapan kalsiumsehingga resiko terjadinya osteoporosis dapat di minimalisir. Untuk
memenuhi asupan vitamin D mengkonsumsi suplemen yang mengandung magnesium
bisa dipertibangkan.
6. Hindari alkohol, rokok, dan kopi
Cara alami untuk mencegah osteoporosis yaitu menghindari mengkonsumsi alkohol,
rokok, dan kopi, dan tidak ada sedikitpun dampak positif dari ketiganya. Justru alkohol,
rokok, kopi sangat membahyakan kesehatan tulang selain tentunya dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit pada organ tubuh lainnya. Selain alkohol, rokok, kopi kita juga
harus menghindari soft drink secara berlebihan. Soda yang terkadung pada soft drink
memiliki kontribusi cukup besar terhadap pengeroposan tulang dengan kata lain
kandungan asam pada soda secara permanen akan mengikis stok kalsium pada tulang
sekaligus menghilangkan lapisan anamel pada gigi manusia.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang yang
absolut yang mengakibatkan rentan terjadinya fraktur terutama di bagian pergelangan tangan,
tulang belakang, dan pinggul. Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam”
(silent disease). Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya
menderita osteoporosis . Faktor-faktor resiko osteoporosis diantaranya yaitu wanita, usia,
ras / suku,keturunan penderita osteoporosis, gaya hidup kurang baik,minuman berkafein dan
beralkohol, malas olahraga, merokok,dan kurang kalsium. Pencegahan osteoporosis dapat
dilakukan dengan menghindari osteoporosis dan pencegahan keparahan sesudah osteoporosis
mulai berkembang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kecenderungan Osteoporosis Di Indonesia 6 Kali Lebih Tinggi Dibanding Negeri
Belanda. 2004. Dipublikasikan 23 April 2014http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=624&Itemid=2.
Lebih dari 30% Lansia Indonesia Terkena Osteoporosis. Dipublikasikan 15 Juni 2014
2007. http://cpddokter.com/home/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=61
Deputi I Menkokesra. 2006. Lansia Masa Kini Dan Mendatang.
http://www.menkokesra.go.id/content/view/2933/313/. Dipublikasikan 21 September 2014
11