makalah ostioporosis

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan selain dapat dilihat dari penurunan angka kesakitan dan angka kematian, juga ditandai dengan makin meningkatnya umur harapan hidup. Hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia), yang tentunya diharapkan disertai juga dengan peningkatan kualitas hidupnya. Lansia yang hidup sehat, bugar dan tetap aktif merupakan dambaan banyak orang. Namun seiring dengan bertambahnya usia, fungsi organ tubuhpun berangsur - angsur menurun dan berakibat timbulnya berbagai permasalahan dibidang kesehatan. Masalah kesehatan pada usia lanjut yang paling sering ditemui dan perlu mendapat perhatian khusus adalah penyakit osteoporosis. Dengan meningkatnya umur, harapan hidup jumlah lansia akan meningkat dalam 50 tahun ke depan. Hal ini membuat jumlah kasus patah tulang dan kematian karena osteoporosis akan meningkat, dan akan menjadi masalah kesehatan yang serius serta perlu biaya besar dalam penanganannya. Keberadaan osteoporosis atau pengeroposan tulang baru disadari setelah terjadinya kondisi lanjut yang ditandai oleh terjadinya perubahan bentuk tulang atau terjadi patah tulang meskipun hanya karena trauma ringan bahkan bisa 1

Transcript of makalah ostioporosis

Page 1: makalah ostioporosis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan kesehatan selain dapat dilihat dari penurunan angka

kesakitan dan angka kematian, juga ditandai dengan makin meningkatnya umur harapan

hidup. Hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut (lansia), yang

tentunya diharapkan disertai juga dengan peningkatan kualitas hidupnya.  Lansia yang hidup

sehat, bugar dan tetap aktif merupakan dambaan banyak orang. Namun seiring dengan

bertambahnya usia, fungsi organ tubuhpun berangsur - angsur menurun dan berakibat

timbulnya berbagai permasalahan dibidang kesehatan. Masalah kesehatan pada usia lanjut

yang paling sering ditemui dan perlu mendapat perhatian khusus adalah penyakit

osteoporosis.  Dengan meningkatnya umur, harapan hidup jumlah lansia akan meningkat

dalam 50 tahun ke depan. Hal ini membuat jumlah kasus patah tulang dan kematian karena

osteoporosis akan meningkat, dan akan menjadi masalah kesehatan yang serius serta perlu

biaya besar dalam penanganannya.  Keberadaan osteoporosis atau pengeroposan tulang baru

disadari setelah terjadinya kondisi lanjut yang ditandai oleh terjadinya perubahan bentuk

tulang atau terjadi patah tulang meskipun hanya karena trauma ringan bahkan bisa terjadi

spontan. Osteoporosis sebenarnya merupakan proses alamiah sebagai bagian dari proses

penuaan, namun bisa dihambat atau diperlambat prosesnya. 

B. Rumusan Masalah

Bagaimana trend dan issue perawatan pada gangguan system muskulosekeletal perawatan

osteoporosis?

C. Tujuan

Untuk mengetahui trend dan issue perawatan pada gangguan system muskulosekeletal

perawatan osteoporosis

1

Page 2: makalah ostioporosis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian rupa sehingga

hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. WHO (World Health Organization)

memberikan definisi penurunan massa tulang > 2,5 kali standard deviasi massa tulang rata-

rata dari populasi usia muda. Penurunan antara 1-2,5 standard deviasi dari rata-rata usia

muda disebut osteopenia.

Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang yang

absolut yang mengakibatkan rentan terjadinya fraktur terutama di bagian pergelangan tangan,

tulang belakang, dan pinggul. Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam”

(silent disease), sehingga sebagian besar penderita osteoporosis terdiagnosa setelah

osteoporosis terjadi bertahun-tahun sebelumnya dan pergi ke dokter karena patah

pergelangan tangan, paha, rusuk atau tulang punggung.

Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan gangguan dalam keseimbangan antara

pembentukan dan perombakan tulang yang terjadi pada usia lanjut, khususnya pada wanita

dalam usia menopouse. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh vitamin D3(Kalsitriol) yang

menstimulasi sel-sel osteoblast (sel-sel pembangun tulang) dalam pembentukan tulang.

Kalsitriol merupakan bentuk vitamin D yang sudah diaktifkan oleh ginjal sehingga

penurunan fungsi ginjal yang umumnya terjadi pada manula akan mempengaruhi keberadaan

kalsitriol tersebut. Disamping kalsitriol, nutrient seperti kalsium dan fosfor juga dibutuhkan

ssebagai bahan baku dalam pembentukan tulang.

B. Gejala Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang biasanya tidak diikuti gejala, makanya sering

disebut sebagai The Silent Disease. Tapi ada beberapa gejala yang bisa jadi dasar untuk

menentukan seseorang terkena osteoporosis atau tidak :

1. Adanya nyeri di tulang belakang, pergelangan tangan, pangkal paha

2. Adanya nyeri dan rasa sakit pada tulang leher

3. Adanya kecenderungan penurunan tinggi badan

2

Page 3: makalah ostioporosis

4. Postur tubuh kelihatan memendek

Data di Amerika menunjukkan kalau terdapat kasus patah tulang 

sebanyak 1,5 juta kasus per tahun. Dan yang bertanggung jawab atas terjadinya patah tulang

ini adalah osteoporosis. Biasanya orang baru menyadari terkena osteoporosis setelah

mengalami patah tulang (fraktur). 

Gejala Osteoporosis pada usia lanjut bervariasi, beberapa tidak menunjukkan gejala, yang

lain seringkali menunjukkan gejala klasik berupa nyeri punggung, yang seringkali akibat

fraktur kompresi (patah tulang akibat tekanan, misalnya berat badan) dari satu atau lebih

tulang vertebra (tulang belakang). Nyeri seringkali dipacu oleh adanya stres (fisik), seringkali

akan hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu. Penderita lain mungkin datang dengan

gejala patah tulang/ fraktur, turunnya tinggi badan, bungkuk punggung (Dawager’s hump),

yaitu suatu deformitas akibat kolaps dan patah tulang vertebra torakal (tulang belakang dada)

tengah. Fraktur mengenai leher femur (pangkal tulang paha) dan radius (tulang hasta) sering

terjadi pada Lansia. Sekitar 30% wanita dengan fraktur leher femur menderita osteoporosis,

dibanding 15% pada pria. Fraktur yang terjadi bukan saja karena osteoporosis tetapi juga

karena kecenderungan usia lanjut untuk jatuh.

C. Penyebab Osteoporosis

Ada beberapa faktor yang menyebabkan osteoporosis, antara lain :

1. Usia.

Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi resiko terkena osteoporosis. Hal ini

dikarenakan semakin meningkatnya usia seseorang, maka tulang akan berkurang

kekuatan dan kepadatannya. Osteoporosislebih sering terjadi pada usia lanjut (diatas 50

tahun).

2. Jenis kelamin.

Wanita lebih beresiko terkena osteoporosis karena memiliki jaringan tulang yang lebih

sedikit dan lebih cepat kehilangan massa tulang dibandingkan pria.Perbandingan

osteoporosis antara wanita dan pria 3 : 1. Perbedaan ini mungkin, disebabkan oleh faktor

hormonal dalam rangka tulang yang lebih kecil

3

Page 4: makalah ostioporosis

3. Genetik (Keturunan).

Wanita yang dalam sejarah kesehatan keluarga, nenek atau ibunya, pernah mengalami

patah tulang belakang, lebih beresiko mengalami pengurangan massa tulang. Jika ada

anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis

menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan

dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik

tulang yang sama.

4. Ras.

Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko

terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah

satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari

hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan

meskipun rendah.

5. Struktur tulang.

Wanita yang memiliki bentuk tulang yang kurus serta tubuh yang kurus pula, memiliki

resiko lebih besar mengalami osteoporosis daripada wanita bertulang besar, padat, dan

bertubuh subur. 

6. Menopause.

Menopause sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis. Pada perempuan yang

sudah menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Perubahan hormonal ini

menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis, sehingga

penyerapan kalsium menjadi tidak efisien.

7. Gaya hidup.

Kebiasaan merokok, minuman beralkohol, dan kurang melakukan olahraga

beban. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan

terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang.

Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen

dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam

menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa

mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh.

Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin

4

Page 5: makalah ostioporosis

jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia

muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk

tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan

mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.

8. Pengobatan penyakit kronis.

Obat-obatan tertentu misalnya obat untuk mengobati kanker, endometriosis, dan

sebagainya, dan pengobatan berjangka panjang dapat meningkatkan resiko osteoporosis.

Demikian juga penyakit kronis yang mempengaruhi paru-paru, lambung, usus halus, dan

yang mengubah kadar hormon, serta rendahnya hormon testosteron pada pria yang tidak

terdeteksi juga merupakan faktor resiko.

9. Aktivitas fisik

Mempunyai faktor yang penting pula dalam pembentukan dan mempertahankan massa

tulang. Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor penting timbulnya

resiko osteoporosis. Kerusakan tulang karena kelelahan fisik misalnya jogging

yangberlebihan tanpa diimbangi gizi yang cukup juga merupakan salah satu penyebab

osteoporosis.

10. Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal seperti menopause dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk

menyerap kalsium secara drastis. Karena menurunnya kadar gula estrogen maka

penyerapan kalsium pada wanita menopause menjadi tidak efisien.

11. Kafein

Konsumsi kafein atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan cola

secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui air seni dan

tinja.

12. Gangguan Fisiologi

Seperti penyakit pada usus kecil, hati, dan pankreas, serta faktor gaya hidup seperti

mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok, juga dapat mengurangi penyerapan

kalsium. 

13. Gizi

Pembentukan massa tulang menuju ke puncak kepadatan dipengaruhi oleh gizi terutama

kalsium dan vitamin D.Konsumsi kalsium rendah disertai menurunnya kemampuan tubuh

5

Page 6: makalah ostioporosis

menyerap kalsium, yang umumnya terjadi pada orang tua, dapat menyebabkan

osteoporosis. Kalsium dibuang melalui kulit, air seni, dan tinja. Semua kalsium yang

hilang harus diganti kembali dengan kalsium yang diperoleh dari makanan sehingga

kekuatan tulang dapat dipertahankan. Vitamin D juga sangat berperan penting bagi

pemanfaatan kalsium yang efisien terutama bila konsumsi kalsium rendah. Kekurangan

vitamin D jarang terjadi pada penduduk Indonesia karena selalu mendapat sinar matahari

sepanjang tahun.

D. Penderita Osteoporosis di Indonesia

Prevalensi Osteoporosis diperkirakan sekitar 200 juta penderita di seluruh dunia.

Berdasarkan studi NHANES III, prevalensi osteoporosis meningkat dengan bertambahnya

usia, di dapatkan 40% wanita usia 50-59 mempunyai masa tulang yang rendah dan 10% di

antaranya osteoporosis. Setelah mencapai usia 80 tahun, prevalensi wanita dengan masa

tulang yang rendah meningkat sampai 90% dan lebih dari 60% osteoporosis. Di Indonesia,

sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70 - 80 tahun

mengidap osteoporosis. Risiko wanita mengidap osteoporosis 4 kali lebih besar dibandingkan

dengan risiko pada pria. Meski umumnya osteoporosis dialami oleh wanita yang telah

memasuki masamenopause, osteoporosis juga dapat memengaruhi pria, wanita yang  berusia

muda, dan anak - anak. Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab banyak kasus

osteoporosis di Indonesia.

Studi epidemiologi mendeskripsikan bahwa osteoporosis suatu masalah kesehatan

dunia (global issue). Hal ini terlihat dari prevalensi osteoporosis tertinggi di derita oleh

wanita usia lanjut, namun berdasarkan penelitian ditemukan bahwa prevalensi kejadian

osteoporosis pada pria meningkat dibandingkan sebelumnya. Selain itu diketahui bahwa

osteoporosis kini diderita pada kelompok usia yang lebih muda.

Kelalaian dan ketidakwaspadaan mengakibatkan banyak kasus patah tulang bermunculan.

Biaya kesehatan untuk masalah yang berkaitan dengan osteoporosis sangatlah besar. 20

miliar Dollar per tahun untuk 250 juta penduduk Amerika Serikat dan 940  Poundsterling

untuk 60 juta penduduk Inggris. Angka-angka ini terus meningkat bersamaan dengan

peningkatan jumlah penderita sebesar 10% per tahun. Catatan pada tahun 2013 di Amerika,

6

Page 7: makalah ostioporosis

patah tulang belakang setiap tahun mencapai 1.200.000 kasus. Ini jauh melebihi jumlah

serangan jantung (410.000), stroke (371.000), dan kanker payudara (239.300). bahkan

dikatakan bahwa tiap 20 detik, osteoporosis menimbulkan patah tulang.

  Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan  akan naik 414 persen dalam kurun waktu

1990-2025, sedangkan perempuan monopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta

akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Angka ini menunjukkan besarnya populasi yang

terancam osteoporosis.

Menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes pada 14 provinsi

menunjukkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai pada tingkat yang

perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Itulah sebabnya angka osteoporosis di Indonesia  6 kali lebih

besar dari pada negara Belanda. Lima provinsi dengan resiko osteoporosis lebih tinggi adalah

Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara

(22,82%), Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%). Mekanisme yang

mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang

dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang;

hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu

tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone

multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963 . Tulang diresorpsi

oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh

sel osteoblas.

E. Pencegahan dan Perawatan Alami Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit sistemik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang

dan perubahan mikroarsitektur jaringan tulang, sehingga dapat meningkatkan kerapuhan

tulang, risiko patah tulang, dan menyebabkan kerusakan. Pada osteoporosis, kerusakan tulang

lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh.Kondisi ini mungkin tidak disadari

selama bertahun-tahun, hingga akhirnya tiba-tiba terjadi patah tulang dengan sendirinya.

Malnutrisi, gizi buruk, kurang aktifitas fisik, konsumsi obat tertentu, dan kondisi kesehatan

lain juga dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis. Kondisi kesehatan seperti kolesterol

tinggi dan menopause termasuk meningkatkan risiko osteoporosis. Makan-makanan dengan

7

Page 8: makalah ostioporosis

gizi seimbang dan kaya kalsium dapat mencegah osteoporosis. Pencegahan dini osteoporosis

dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti asupan gizi seimbang yang terkait dengan

pembentukan tulang seperti kalsium, vitamin D, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara

teratur sangat penting untuk pembentukan tulang.

Untuk mencegah osteoporosis tubuh kita membutuhkan kalsium, setidaknya 1.200 sampai

1.500 mg, serta ditambah dengan vitamin D sebesar 400UI setiap hari. Tubuh bisa

memproduksi vitamin D sebagai respon terhadap sinar matahari,

1. Olah raga teratur

Olahraga teratur adalah cara efektif mencegah osteoporosis selain untuk menjaga

kesehatan organ tubuh lain tentunya. Intinya apapun jenis olahraga yang kita lakukan

semua baik untuk penambah kekuatan tulang. Ada beberapa jenis olah raga yang

diberikan yaitu :

a. Aerobic

b. Senam

c. Yoga

2. Asupan kalsium

Menurut penelitian, asupan supleman kalsium mampu menghambat pengoroposan tulang

mencapai 30 – 50 %. Namun dibandingkan dengan mengkonsumsi suplemen akan lebih

bijak jika mendapatkaan asupan kalsium tersebut dari makanan yang kita konsumsi sehari

– hari. Jadi sebaiknya kita hanya mengkonsumsi makanan kalsium tinggi. Sedangkan

suplemen adalah opsi kedua kita konsumsi apabila memang diperlukan.

3. Konsumsi Teh Hijau

Cara alami untuk mencegah osteoporosis berikutnya adalah dengan mengkonsumsi teh

hijau secara rutin. Teh hijau tidak hanya efektif membantu pembakaran timbunan lemak

tapi juga mampu mempertahankan kepadatan tulang.

4. Konsumsi Cairan Hijau

Sayuran yang terutama yang berdaun hijau banyak mengandung berbagai vitamin serta

mineral seperti K1, Boron, serta kalisum. Oleh sebab itu sayur – sayuran hijau dipercaya

mampu memproteksi tulang dari resiko osteoporosis. Adapun vitamin dan mineral yang

8

Page 9: makalah ostioporosis

baik untuk kesehatan tulang bisa kita dapat beberapa jenis sayuran seperti : sawi hijau,

bayam, brocoli, kangkung.

5. Asupan Vitamin D

Berjemur dipagi hari sama artinya kita memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh.

Dengan kata lain sinar matahari pagi membantu optimalisasi kinerja vitamin D dalam

tubuh yang dapat dari makanan yang dikonsumsi. Dalam hal ini vitamin D menstimulasi

penyerapan kalsiumsehingga resiko terjadinya osteoporosis dapat di minimalisir. Untuk

memenuhi asupan vitamin D mengkonsumsi suplemen yang mengandung magnesium

bisa dipertibangkan.

6. Hindari alkohol, rokok, dan kopi

Cara alami untuk mencegah osteoporosis yaitu menghindari mengkonsumsi alkohol,

rokok, dan kopi, dan tidak ada sedikitpun dampak positif dari ketiganya. Justru alkohol,

rokok, kopi sangat membahyakan kesehatan tulang selain tentunya dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit pada organ tubuh lainnya. Selain alkohol, rokok, kopi kita juga

harus menghindari soft drink secara berlebihan. Soda yang terkadung pada soft drink

memiliki kontribusi cukup besar terhadap pengeroposan tulang dengan kata lain

kandungan asam pada soda secara permanen akan mengikis stok kalsium pada tulang

sekaligus menghilangkan lapisan anamel pada gigi manusia.

9

Page 10: makalah ostioporosis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang yang

absolut yang mengakibatkan rentan terjadinya fraktur terutama di bagian pergelangan tangan,

tulang belakang, dan pinggul. Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam”

(silent disease). Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya

menderita osteoporosis . Faktor-faktor resiko osteoporosis diantaranya yaitu wanita, usia,

ras / suku,keturunan penderita osteoporosis, gaya hidup kurang baik,minuman berkafein dan

beralkohol, malas olahraga, merokok,dan kurang kalsium. Pencegahan osteoporosis dapat

dilakukan dengan menghindari osteoporosis dan pencegahan keparahan sesudah osteoporosis

mulai berkembang.

10

Page 11: makalah ostioporosis

DAFTAR PUSTAKA

Kecenderungan Osteoporosis Di Indonesia 6 Kali Lebih Tinggi Dibanding Negeri

Belanda. 2004. Dipublikasikan 23 April 2014http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=624&Itemid=2.

Lebih dari 30% Lansia Indonesia Terkena Osteoporosis. Dipublikasikan 15 Juni 2014

2007. http://cpddokter.com/home/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=61

Deputi I Menkokesra. 2006. Lansia Masa Kini Dan Mendatang.

http://www.menkokesra.go.id/content/view/2933/313/. Dipublikasikan 21 September 2014

11