Makalah Musculoskeletal

30
Makalah SISTEM MUSCULOSKELETAL Maya Rachmah Sari 0910723033 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Transcript of Makalah Musculoskeletal

Page 1: Makalah Musculoskeletal

Makalah

SISTEM MUSCULOSKELETAL

Maya Rachmah Sari

0910723033

Jurusan Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

2011

Page 2: Makalah Musculoskeletal

ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. TULANG

a. Fungsi

- menyediakan bentuk dan kerangka Menyokong memberikan bentuk

- pergerakan

- support dan melindungi organ vital ( otak, jantung, paru”)

- hematopoesis

- penyimpanan utama mineral inorganic ( kalsium dan fosfot )

b. Tipe

*)

- panjang / longus ; FEMUR tl. humerus, radius

- pendek / : METAKARPAL, karpal, tarsal

- pipih / ; STERNUM melindungi organ tubuh dan sebagai tempat melekatnya otot.

- tidak beraturan ; VERTEBRAE patela.

*)

1. Tulang axial ( tulang pada kepala dan badan)

Seperti : tl. tengkorak, tl. vertebrae, tl. rusuk dan sternum.

2. Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki)

Seperti : extremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan),

extremitas bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki)

*)

Page 3: Makalah Musculoskeletal

Ada 2 tipe tulang : a. Kompaktum → kuat, tebal, padat.

b. Kankellous → lebih kopong, renggang

c. Komponen

• mineral & matrik organik (kolagen & proteoglikan)

• Kalsium & fosfat membentuk garam kristal, tertimbun dlm matrik tulang

• Matrik organik tulang disebut osteoid

– 70% kolagen tipe 1

– Proteoglikan : asam hialuronat

d. Bagian Tulang

• Diafisis

– Bagian tengah tulang yg berbentuk silinder

– Tersusun dari tulang kortikal, kekuatan besar

• Metafisis

– Bagian tulang yang melebar, dekat ujung akhir batang

– Tersusun dari tulang trabekular (spongiosa), mengandung sel

hematopoetik

• Epifisis

– Lempeng pertumbuhan

e. Susunan Tulang

Tulang adalah jaringan yang dinamis, tersusun dari 3 jenis sel

Osteoblas

Pembentukan matrik tulang melalui proses osifikasi

Aktif menghasilkan jaringan osteoid, mensekresi fosfatase alkali:

mengndapkan kalsium & fosfat ke dalam matrik tulang

Osteosit

Sel tulang dewasa, sebagai lintasan pertukaran kimiawi melalui tulang yg

padat

Osteoklas

Page 4: Makalah Musculoskeletal

Sel besar berinti banyak, mengandung enzim proteolitik, absorpsi mineral

& matrik tulang

2. OTOT

40-50 % BB manusia.

a. Jenis

- otot jantung ; dikontrol system saraf dan g disadari

- otot polos ; dikontrol system saraf dan g disadari

- otot lurik/ skelet ; disadari, dikontrol saraf somatic

b. Fungsi

- gerakan tubuh sebgai alat gerak aktif

- postur tubuh

- produksi panas

c. Struktur

- otot single seperti bisep terdiri dari 1000 otot fibrus

- fibris mengelilingi otot

- fibris bergabung bersama pada tendon

- setiap fibrus adalah sel single

- sel ini besarnya 100mm diameter, banyak inti

- sitoplasmanya dikemas oleh iofibris

- kontraksi disebabkan adanya rangkain protein filament

Page 5: Makalah Musculoskeletal

- sitoplama otot (sarcoplasm) juga terdiri dar mitokondria menyediakan energi untuk

kontraksi

d. Susunan

- sel otot yang parallel (fasikuli) yang terbungkus dalam epimisum atau fasia

(pertemuan otot dengan otot)

- filament tebal = myosin, filament tipis = aktin

3. SENDI

a. definisi

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tsb dapat

bergerak satu sama lain, maupun tidak.

b. Jenis

1. SINARTROSIS

adl persendian yang tidak dapat digerakkan (immovable joint). Permukaan

tulang hampir kontak langsung, hanya dikaitkan oleh jar ikat atau kartilago hialin.

contoh : sutura

2. AMFIARTROSIS

Pada persendian ini dapat bergerak sedikit. Tulang dihubungkan dengan serat

kolagen atau kartilago.

contoh : simfisis

3. DIARTROSIS

Disebut juga persendian sinovial, pergerakan lebih luas dibanding persendian

lain. Persendian ini dikelilingi kapsul persendian fibrus dan membrana sinovial yang

melapisi ruang persendian. Ruang persendian terisi cairan sinovial.

Page 6: Makalah Musculoskeletal

• Pd sendi sinovial, dilapisi rawan sendi

• Rawan sendi (avaskular & no saraf) berfungsi sbg bantalan

• Rawan sendi dibentuk oleh kondrosit (sintesis & pelihara matriks) & matriks

rawan sendi ( air, proteoglikan & kolagen)

• Membran sinovial (jar avaskular lapisi permukaan dalam kapsul sendi)

• Tersusun sel sinovial (sinoviosit) A & B

• Sinoviosit A (makrofag) à lepaskan debris sel ke dlm rongga sendi

• Sinoviosit B (fibroblas) à sintesis & sekresi hialuronat yg berperan dlm

lubrikasi

Jenis Sendi diartosis

1. peluru ; persendian panggul dan bahu, memnungkinkan gerak bebas penuh

2. engsel ; mmungkinkan pergerakan melipat hanya pada satu arah, eg siku dan lutut

3. pelana ; memungkinkan gerakan dua bidang saling tegak lurus. Sendi dasar ibu jari

4. pivot ; sendi antara radius dan ulna, memungkinkan rotasi melakukan aktivitas

seperti memutar pegagan pintu

5. peluncur ; memunkin gerakan terbatas ke semua arah , karpalia

4. TENDON

a. Definisi

ikatan jaringan penghubung fibrous yang mengikat tulang dan otot

5. MEKANISME KERJA OTOT

a. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke serabut otot

Page 7: Makalah Musculoskeletal

b. di setiap ujung, saraf mensekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolim dalam

jumlah sedikit

c. asetiklkolin bekerja pada area setempat pada membrane serabut otot untuk

membuka banyak kanal lewat molekul protein yang terapung pada membrane

d. terbukanya kanal asetilkolin memungkinkan difusi Na+ ke dalam membrane

otot.Timbul potensial aksi

e. Potensial aksi berjalan sepanjang serabut saraf memberikan depolarisasai,

mengandung banyalk aliran listrik.

f. Retikulum sarkoplasma melepaskan banyak Ca+ yang disimpan di reticulum

sarkoplasma

g. Ca*+ menimbulkan kekuatan menarik filament aktin-miosin lalu bergeser dan jadilah

kontraksi

h. kurang 1 detik, ion CA+ dipompa kembali, untuk jika ada potensial kembali

Gangguan otot dan Sendi

1. . Sindrom kompartemen

Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari

yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan karena penurunan

ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat,

penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartemen

otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misal :

iskemi, cidera remuk).

2. Sindrom emboli lemak

Page 8: Makalah Musculoskeletal

Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh darah

karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena

katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak

dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.

3. e. Infeksi

System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma

orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya

terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam

pembedahan seperti pin dan plat.

f. Avaskuler Nekrosis

Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau

terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya

Volkman’s Ischemia.

Page 9: Makalah Musculoskeletal

LUKA TENDON

1. Definisi

-) Tendon achilles

Tendon yang kuat, besar dan tebal di tubuh manusia, yang mana

menghubungkan otot betis ( gastracnemous dan soleus ) ke tulang tumit (calcaneus)

adalah tendon Achilles. Fungsi utamanya adalah mengangkat tumit atau mendorong

pada normalnya.

-) Kelainan Tendon Achilles

Normalnya tendon Achilles dapat mengatur gaya sampai 1000pounda tau lebih.

Jika melampaui batas atau subjectnya stress, itu jadi tegang dan sakit. Kerusakan

Achilles tendon menyebabkan nyeri di kaku dan kelainan bawah kaki. Ini dinamakan

Achilles tendonitis.

Inflamasi tendon yang menguhubungkan otot betis dan tumit (calcaneous) =

Achilles tendonitis

Lemahnya serat kolagen pada tendon sehingga terjadinya lepas sebagian atau

retak nya tendon tumit = Achilles rupture

Fungsi utama tendon adalah menerima gaya kontraksi dari otot ke tulang.

Konsekuensinya, tendon membutuhkan kekuatan yang memadai. Tendok memiliki

bbagai bentuk, sperti lembaran di aponeurosis dari latisimus dorsi atau panjang seperti

struktur bicep brachii.

Whitney Lowe 2006

-) TENDON

Adalah Tendon adalah bagian dasar unit kontraktil. Kekuatan tendon bisa 2 kali

lebih besar daripada ototnya. Makanya ntu jarang patah. Bahkan juka otot dimana

terjadi rupture, rupturnya biasanya pada pertigaan musculotendon atau serat otot

Page 10: Makalah Musculoskeletal

-) Tendonosis/tendinitis

Adalah masalah umum pada tendon yang biasanya mengarah ke tendinitis tapi

paling dikenal tendinosis yang mana kondisi abnormal dari tendon. Tendinitis

manandakan inflamasi dan sebelumnya adanaya maslah kronik yaitu patahnya fiber

tendon . Penetilitian lebih lanjut menjelaskan bahwa penyebab nya malah rusaknya

matrix kolagen tendon.Periode lama dapat merusak kolagen karena stress pada tendon.

Kronik lainnya adalah aliran darah ke tendon yang berkurang

-) tim health wise 2008

tendon adalah serat kuat yang menghubungkan otot dengan tulang. Cedera tendon bisa

terjadi tiba” tapi biasanya itu adalah hasil dari bebrapa tahun yang tela terjadi.. Ada 2

jenis gambaran tendon injury, yaitu :

- tendinitis = yaitu inflamasi pada tendon, tapi jarang menyebabkan nyeri tendon

-tendinosis = rusakan yang parah pada jaringan yang mengelilingi tendon karena terlalu

sering dipakai.

-) Thomas Groner

Patahnya tendon atau luka yang bisa terjadi secara spontan yang bisa mengakibtkan

microtrauma/tendonitis berulang

l spontaneous ruptures alert to possibility of underlying entity: RA, hx of local

steroid injections, systemic steroid use

l repetitive microtrauma/tendonitis may lead to spontaneous rupture

2. Etiologi

-) Achilles tendon

1. terlalu sering dipakai

Page 11: Makalah Musculoskeletal

2. ketidaksejajaran

3. kesalahan pakai sepatu

4. efek medis

5. kecelakaan

Overuse of Achilles bone is the common cause for Achilles Tendonitis.

People who increase their running speed continuously with sudden acceleration.

Decrease in natural flexibility of the calf muscles.

Replacing the height of footwear (boots to high-heel, low heel to stiletto) at

irregular intervals.

Wearing high heels for a long period of time.

Jogging/walking on different surfaces.

Lack of adequate cushioning and stability in footwear during heel strike.

Doing exercises without proper warm up and stretching.

Involving in new type of sprinting and hill running.

Wearing improper orthotics.

-)

Most tendon injuries are the result of gradual wear and tear to the tendon from overuse

or aging. Anyone can have a tendon injury, but people who make the same motions over

and over in their jobs, sports, or daily activities are more likely to damage a tendon.

A tendon injury can happen suddenly or little by little. You are more likely to have a

sudden injury if the tendon has been weakened over time.

Page 12: Makalah Musculoskeletal

PATAH TULANG

1. DEFINISI

- Rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih

besar dari yang dapat diserap oleh tulang. (Linda Juall C, 1999)

- Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,

pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.

(Doenges, 2000).

• Menurut FKUI(2000)ðfraktur adalah rusaknya dan terputusanya kontinuitas

tulang.

• Menurut Boengoes ð faktur adalah pemisahan atau patahnya tulang.

• Back dan Marassarin (1993) ð farktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang

normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.

• Menurut Smelter dan Bare (2002) ð fraktur adalah terputusan kontinuitas

tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya , farktur terjadi jika tulang

dikenai stres yg lebih brsar dr yg d dapat.

• Menurut Price (1995) ð fraktur aadalaah patah tulang , biasanya

disebabkan untuk trauma atau fisik.

2. Etiologi

1) Kekerasan langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah

tulang pada titik terjadinya kekerasan.

Fraktur demikian sering bersifat fraktur

terbuka dengan garis patah melintang atau miring.

2) Kekerasan tidak langsung

Page 13: Makalah Musculoskeletal

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari

tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah

dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

 3) Kekerasan akibat tarikan otot

◦ Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.

◦ Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan

penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

(Oswari E, 1993)

a. Trauma :

• Langsung (kecelakaan lalulintas)

• Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga

terjadi fraktur tulang belakang )

b. Patologis : Metastase dari tulang

c. Degenerasi

d. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat.

3. Klasifikasi

-) Klasifikasi Etiologis

• Fraktur traumatik terjadi karena trauma yang tiba – tiba

• Fraktur patologis terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan

patologis di dalam tulang. Fraktur ini terjadi akibat adanya kelainan atau penyakit

yang menyebabkan kelemahan pada tulang. Fraktur patologis dapat terjadi secara

spontan atau akibat trauma ringan.

• Fraktur stress terjadi karena adannya trauma yang terus menerus pada suatu

tempat tertentu atau stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang

menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak

atas.

-) Klasifikasi Klinis

Page 14: Makalah Musculoskeletal

• Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai

hubungan dengan dunia luar.

• Fraktur terbuka (compound fracture) adalah fraktur yang mempunyai hubungan

dengan dunia luar sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi

berupa infeksi.

Luka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit

(from within) atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh karena peluru atau

trauma langsung (from without).

Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan

terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Selain untuk mencegah infeksi juga

diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak.

• Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture) adalah fraktur yang disertai

dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang

-) Klasifikasi Radiologis

Klasifikasi ini berdasarkan atas :

1.LokalisasiDiafisial

Metafisial

Intra-artikuler

Fraktur dengan dislokasi

Gambar 1 (Klasifikasi Fraktur Menurut Lokalisasi)

2. Konfigurasi

Fraktur transversal, Fraktur oblik, Fraktur spiral, Fraktur kupu – kupu, Fraktur

segmental dan Fraktur komunitif (fraktur lebih dari dua fragmen)

Gambar 2 ( Klasifikasi Fraktur Menurut Konfigurasi)

3. Menurut Ekstensi

Fraktur total, Fraktur tidak total, Fraktur buckle atau torus, Fraktur garis rambut, dan

Fraktur green stick

4. Menurut hubungan antar fragmen dengan fragmen lainnya

Tidak bergeser (undisplaced)

Bergeser (displaced), dapat terjadi dalam 6 cara: bersampingan, angulasi, rotasi,

distraksi, over-riding dan impeksi.

Page 15: Makalah Musculoskeletal

-) Menurut Depkes RI (1995)

Berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Fraktur komplit ð patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas

sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang

dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.

Fraktur inkomplit ðpatah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah

tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang

utuh).

-) Menurut Black dan Matassarin (1993)

• Fraktur tertutupðfraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh tulang

tidak menonjol malalui kulit.

• Fraktur terbuka ð fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya

hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi

infeksi

-) Patah tulang terbuka terdiri dari 3 derajat

Grade I : luka kulit <1 cm, kerusakan jaringan lunak sedikit,fraktur sederhana,

kontaminasi minimal

Grade II : luka kulit > 1 cm, kerusakan jaringan lunak, fraktur komunutif

sedang,kontaminasi sedang

Grade III : luka lebar Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh

darah, syaraf otot dan kulit.

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah

2. tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, tulang tidak

dapat do cover soft tissue

3. tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera

-) Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang

Page 16: Makalah Musculoskeletal

Green Stick ðpada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak

dengan tulang lembek

Transverse ð patah melintang

Longitudinal ð patah memanjang

Oblique ð garis patah miring

Spiral ð patah melingkar

-) Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan

kedudukan fragmen

Tidak ada dislokasi

Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi:

- Disklokasi at axim ðmembentuk sudut

- Dislokasi at lotus ð fragmen tulang menjauh

- Dislokasi at longitudinal ð berjauhan memanjang

- Dislokasi at lotuscum controltinicum ð fragmen tulang berjauhan dan

memendek.

4. Manifestasi

-)

1. Nyeri

2. bengkak/ edema

3. memar/ ekimosis

4. Spasme otot

5. Penurunan sensasi

6. Gangguan fungsi

7. Paralysis

8. Deformitas

9. Syok hipovolemik

10.Mobilitas abnormal

Menurut Smelter & Bare, 2002, tanda dan gejala dari fraktur antara lain

• Nyeri

• Deformitas (kelainan bentuk)

Page 17: Makalah Musculoskeletal

• Krepitasi (suara berderik)

• Bengkak

• Peningkatan temperatur lokal

• Pergerakan abnormal

• Echymosis (perdarahan subkutan)

• Kehilangan fungsi

Lewis (2006) menyampaikan manifestasi fraktur adalah sebagai berikut:

A.

Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme

otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

a. Bengkak/edama

Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada

daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.

b. Memar/ekimosis

Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di

jaringan sekitarnya.

c. Spame otot

Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur.

d. Penurunan sensasi

Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.

e. f. Gangguan fungsi

Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot.

paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.

f. g. Mobilitas abnormal

Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi

normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.

g. h. Krepitasi

Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang

digerakkan.

h. I. Defirmitas

Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma

Page 18: Makalah Musculoskeletal

dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal,

akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

i. j. Shock hipouolemik

j. Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.

k. K. Gambaran X-ray menentukan fraktur

Gambara ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur

5. Faktor Resiko

Cedera Traumatik :

a. cedera langsung

Page 19: Makalah Musculoskeletal

b. tidak langsung

Fraktur Patologik

Fraktur Spontan

Fraktur Degenarasi

6. Penatalaksanaan

. Fraktur terbuka

merupakan kasus emergency karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri

dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Kuman

belum terlalu jauh meresap dilakukan :

1. pembersihan luka

2. exici

3. hecting situasi

4. antibiotik

Pemeriksaan Fisik :

1. Inspeksi (look)

Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi,

angulasi, fragmen tulang (pada fraktur terbuka).

2. Palpasi (feel)

Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi, pemeriksaan status neurologis

dan vaskuler di bagian distal fraktur. Palpasi daerah ektremitas tempat fraktur

tersebut, di bagian distal cedera meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary refill

test.

3. Gerakan (moving)

Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur

Page 20: Makalah Musculoskeletal

Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus

mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.

Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.

Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun

yang tidak terkena cedera (untuk membandingkan dengan yang normal)

Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:

Darah rutin,

Faktor pembekuan darah,

Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),

Urinalisa,

Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren

ginjal).

3. Pemeriksaan arteriografi

Dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur

tersebut.

• Penatalaksanaan umum

1. Fraktur biasanya menyertai trauma,penting thd pemeriksaan airway,breathing

n sirculation

2. Bila tak ada masalah lagi, lakukan anamnesa, dan pemeriksaan secara

terperinci

3. Waktu terjadinya kecelakaan penting ditanyaakan untuk mengetahui berapa

lama sampaidi RS, mengingat golden period (1-6 jam)

4. Bila > 6 jam, komplikasi infeksi semakin >, anamnesis dan pemeriksaafisis

secarasingkat, lengkap.

5. Lakukan foto radiologi, pemesangan bidai untuk menurunkan rasa sakit,dan

memepermudah prosess pembutan foto

Page 21: Makalah Musculoskeletal

Penatalaksaan Kedaruratan

1. Segera setelah cedera, bila dicurigai adanya fraktur, penting untuk

mengimobilisasibagian tubuh segera sebelum dipindahkan

2. Bila pasien cedera harus dipindahlkan dari keadaan sebelum dapat dilakukan

pembidaian, ekstermitas harus dijaga dan dibawah tempat patah untuk

mencegah angulasi, gerakan fragmen fraktur dapat menyebakan nyeri,

kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lanjut

3. Peredaran di distal cedera harus dikaji untuk menentukan kecukupan nutrisi

4. 4. Pada fraktur terbuka, tutup dengan kasa steril untuk mencegah infeksi yang

terjadi

5. 5. Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pada sisi

cedera , ekstermitas sebisa mungkin dijaga jangan sampai digerakkan untuk

mencegah kerusakaan lebh lanjut

• Penatalaksanaan lanjut

Prisip penatalaksaan ada 4 :

1. RECOGNITION diagnosis dan penilaian fraktur

Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas

rangka perkiraan diagnosis fraktur pada tempat kejadian dapat

dilakukan sehubungan dengan adanya rasa nyeri dan bengkak lokal,

kelainan bentuk, dan ketidakstabilan

2. REDUCTION restorasi fragmen fraktur sehingga posisi yang paling

optimal didapatkan

Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen-fragmen

tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya.

Pemasangan gips

Tepung gips terdiri dari garam kapur sulfat berupa bubuk halus berwarna

putih dan mempunyai sifat mudah menarik air (hygroskopis). Bila diberi air,

Page 22: Makalah Musculoskeletal

tepung gips akan membentuk semacam bubur yang beberapa saat kemudian

akan mengeras dengan mengeluarkan panas.

Untuk fiksasi luar patah tulang dipasang gips spalk atau gips sirkulair. Perban

gips spalk biasanya dipakai pada patah tulang tungkai bawah karena

biasanya akan terjadi oedema. Setelah edema menghilang baru diganti

dengan gips sirkulair.

Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus (bersambung), untuk lengan

memerlukan waktu 4 – 6 minggu sedangkan tungkai 6 – 10 minggu.Makin

muda umur pasien makin cepat penyembuhannya

Traksi

Traksi adalah usaha untuk menarik tulang yang patah untuk mempertahankan

keadaan reposisi secara umum traksi didapatkan dengan penempatan beban

berat sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang fraktur.

Biasanya lebih disukai traksi rangka dengan dengan baja steril dimasukkan

melalui fragmen distal atau tulang yang lebih distal melalui pembedahan

dibanding dengan traksi kulit.

3. RETENTION imobilisasi fraktur

4. REHABILITATION mengembalikan aktfitas fungsional semaksimal

mungkin

1. Fase Awal Penyembuhan dari Jaringan Lunak:

Patah tulang è robekan pembuluh darah sekitar luka è pendarahan è

respon tubuh berupa bekuan darah/hematoma èledakan populasi sel”

Page 23: Makalah Musculoskeletal

pembentuk tulang baru è membentuk callus yg berfungsi sbg “lem” agar tulang

tak bergerak, tapi masih lunak karena masih cairan

* diikuti pula dengan invasi sel” peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel

fagosit, osteoklas, berfungsi membersihkan jaringan nekrotik. Jika dirontgen garis

fraktur terlihat karena material nekrotik hilang

Fase Penyambungan Tulang Secara Klinis (Clinical Union)

Callus yg diisi jar. Fibrosa dan kartilago makin lama makin mengeras karena

osteoblas è sebagian digantikan oleh tulang immatur / belum dewasaè

pergerakan tulang yg patah tidak terjadi lagi è pasien tidak nyeri saat tulang

digerakkan

* jika dirontgen garis fraktur mulai tak nampak

Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara Radiologis (Radiographic Union)

Aktifasi Osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jar. immatur

mjadi matur, terbentuknya tulang lamelar shg menambah stabilitas daerah

fraktur. Garis patah tulang tak terlihat lagi

• Usia

• Lokalisasi & konfigurasi fraktur

• Pergeseran awal fraktur

• Vaskularisasi pada kedua fragmen

• Reduksi & imobilisasi

• Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak

• Faktor adanya infeksi & keganasan lokal

• Cairan sinovial

• Gerakan aktif & pasif pada anggota gerak