Makalah Miyabi
-
Upload
ridwancullens -
Category
Documents
-
view
162 -
download
20
Transcript of Makalah Miyabi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Families atau keluarga pasien yang berada dalam keadaan kritis (critical care patients)
dalam kenyataannya memiliki stres emosional yang tinggi (high levels of emotional
distress). Mendapatkan informasi tentang kondisi medis pasien dan hubungan kualitas
dengan petugas pemberi pelayanan merupakan prioritas utama yang diharapkan dan
diperluka oleh keluarga pasien (high priority needs for these families).
Para peneliti mendapatkan data peningkatan kejadian stres (elevated levels of distress)
yang dialami oleh keluarga pasien adalah segera setelah pasien berada di ruang emerjensi
atau ICU. (just after the patients admission to the Emergency units or ICU).
Untuk mengetahui kualitas klinis suatu pelayanan di ICU atau emerjensi menghadapi
pasien dalam keadaan kritis / dengan ancaman kematian memerlukan suatu kerja keras
dari setiap perawat yang bertugas (need the effort of qualified nurses) dan didukung oleh
dokter yang memahami bahwa pelayanan yang dilakukan adalah cukup kompleks (the
complex care problem.
Clinical excellence (pelayanan klinis berkualitas ) sangat di perlukan oleh seorang
petugas kesehatan untuk menjamin suatu pekerjaaan, yang dapat dipertanggung
jawabkan dan lingkungan pelayanan dan yang dapat diterima (respectful),
menyembuhkan dan manusiawi.
Pada makalah ini akan di bahas Apa sebenarnya kebutuhan dasar dari keluarga pasien,
dan bagaimana kita memenuhi 3 kebutuhan dasar yang di perlukan oleh keluarga (Three
basic need of the family) antaranya :
Kebutuhan akan informasi (The need for information)
Kebutuhan akan adanya jaminan tentang adanya dukungan (The need for
reassurance / support)
Kebutuhan untuk selalu berada didekat pasien (The need to be near the patient)
Karena bertemu dengan anggota keluarga pasien di Emerjensi maupun ICU adalah
tanggung jawab utama bagi dokter dan perawat yang bertugas ditempat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep keperawatan gawat darurat terhadap family focus center?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui konsep keperawatan gawat darurat terhadap family focus center
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui stres dan adaptasi apa yang di alami oleh keluarga dengan pasien
gawat darurat
b. Mengetahui apa masalah yang terjadi pada keluarga dengan pasien gawat
darurat
c. Mengetahui pemecahan masalah yang harus dilakukan mengahadapi keluarga
dengan pasien gawat darurat
d. Mengetahui rujukan yang di berikan pada keluarga
e. Mengtahui penelitian klinik family fokus centre
f. Mengtahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan pada keluarga ketika pasien
sekarat
g. Mengetahui pengkajian dan penatalaksanaan yang diterapkan pada family focus
centre
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang konsep keperawatan family focus
centre.
2. Bagi pembaca
Diharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang tentang konsep keperawatan
family focus centre lebih dalam
3. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dalam menambah wawasan dan informasi dalam tentang konsep
keperawatan family focus centre. sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
lebih baik.
4. Bagi industi pendidikan
Dapat menambah informasi tentang tentang konsep keperawatan family focus centre.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Stress dan Adaptasi keluarga
Masuknya pasien kedalam ancaman peran sakit pada rentan hidup mati mengancam
dan mengubah homeostasis keluarga untuk beberapa alasan. Labih dari rasa takut yang
nyata tentang kematian, pengaruh terhadap anggota keluarga yang di rawat dirasakan
oleh keluarga. Tanggung jawab pasien sekarang ditambahkan pada tanggung jawab
orang lain. Ini mengubah jadwal dan aktivitas mereka. Bila tanggung jawab ini
ditinggalkan, anggota keluarga mengalami berbagi tingkat ketidaknyamanan dan
kejengkelan. Masalah keuangan biasanya merupakan masalah besar dan aktivitas sehari-
hari yang sebelumnya merupakan konsekuensi kecil sekarang menjadi penting sering
sulit ditangani. Seperti aktivitas menyiapkan bekal makan siang untuk anak sebelum
sekolah, mempertahankan mobil keluarga tetap terisi bensin, membuang sampah, bila
tidak terpenuhi, menjadi secara kritis bermakna.
Sealin secara normal tanggung jawab pasien dilaksanakan, peran social yang di
perankan dalam keluarga hilang. Orang yang disiplin, pemberi pengaruh, pencinta,
humoris, tepat waktu, motivator, hangat, dan sebagainya. Semuanya merupakan peran
penting dalam keluragajika peran tidak terpenuhi, malapetaka dan kejadian duka dalam
keluarga dapat terjadi.
Keluarga memasuki krisis karena beberapa keadaan:
a. Peristiwa penuh stres terjadi dan mengancam selama perubahan pada kelurga
b. Aktivitas pemecahan masalah tidak adekuat atau tidak dilakukan sehingga tidak
secara cepat menyebabkan secara seimbang sebelumnya.
c. Adanya keadaan ketidakseimbangan keluarga ttidak dapat dipertahankan dan
akan menimbulkan perbaikan kesehatan keluarga dan adaptasi atau penurunan
kemampuan adaptasi keluaraga dan peningkatan kecenderungan terhadap
kejadian krisis.
Dengan penggunaan kondisi ini untuk mengidentivikasi dan mengartikan krisis
keluarga. Seseorang dapat menghargai stres sebagai peristiwa kematangan normal
kehidupan keluarga, seperti perkawina, kehamiilan, pindah sekolah dan pensiun, dalam
pandangan yang berbeda. Skala telah dikembangkan dimana menentukan skor stres
peristiwa khidupan. Skala ini membantu memperkirakan siapa yang berisiko mengalami
penyakit. Peristiwa kahidupan yang berarti semua membutuhkan penyesuaian kembali
dan termasuk hal-hal seperti rekonsiliasi perkawinan, perubahan keuangan, dan masalah
dengan mertua dan pimpina. Tidak hanya situasi penyakit dan cidera mengakibatkan
keluarga masuk dalam krisis. Suatu keluarga yang telah mengatasi secara adekuat
terhadap pengangguran mungkin tidak mampu mengatsi stres tambahan berupa penyakit
krisis keluarga. Apa yang tampak sebagai reaksi yang berlebihan pada keluarga terhadap
stress kecil mungkin dijelaskan sebagai mempunyai pengaruh “kenekatan akhir”
tambahan pada stress yang dapat diatasi sebelumnyya.
Beberapa keluarga mengalami lebih banyak krisis dari pada yang lain. Sering kali
tantangan dan kebutuhan yang dihadapi keluarga ini sama dengan lainnya yang ada pada
semua keluarga. Factor lainnya adalah penilaian kognitif harus dipertimbangkan.
Beberapa orang atau keluarga menetapkan arti bencana besar untuk beberapa kejadian
yang bagi orang lain tidak bermakna. Jika anggota keluarga menilai situasi dengan
member bagien dan tanda peristiwa krisis, emosi stres, dan ansietas dihubungkan dengan
krisis, juga dengan mengusahakan koping, mereka akan mengikutinya. Fenomena ini
menyatakan bahwa krisis.
Berdasarkan penilaian kognitif bersifat individual dan unik-dimana, krisis untuk
sebuah keluarga tidak perlu krisis untuk orang lain. Rentang yang lebar pada perilaku
dan reaksi keluarga terhadap krisis yang di observasi perawat keperawatan kritis dapat
dijelaskan secara luas pada konsep ini. Terdapat empat ketentuan umum tentang krisis
yang membentuk dasar untuk asuhan keperawatan keluarga:
1. Apakah orang tampil lebih tegar atau lebih lemah sebagai akibat krisis tidak
terlalu didasari pada karakter mereka seperti kualitas bantuan yang mereka terima
selama keadaan krisis.
2. Orang lebih terbuka untuk saran-saran dan bantuan selama krisi terjadi.
3. Dengan timbulnya krisis, kenangan lama krisis yang lalu mungkin timbul. Jika
perilaku madalaptif digunakan untuk mengatasi situasi sebelumnya, tipe perilaku
yang sama mungkin diulang untuk mengatasi krisis yang baru.
4. Cara satu-satunya untuk bertahan dari krisis adalah dengan cara menyadarinya.
Ciri-ciri keluarga adalah mempertahankan keadaan tetap. Saat seorang anggota
keluarga berada di unit perawatan kritis, anggota keluarga lain mencoba
mempertahankan seimbangan mereka pada awalnya dengan memperkecil makna
penyakit atau menjadi terlalu melindungi. Anggota keluarga pada unit keperawatan kritis
teruma karena krisis biologis, dilain pihak seluruh keluarga mengalami krisis emosional.
Pada awalnya, mekanisme koping tampak berhasil, dan sistem keluarga tampak membaik
meskipun terjadi peningkatan stres. Namun, dengan berlajutnya stres, sistem keluarga
mungkin pecah kecuali terdapat intervensi berdasarkan realitas situasi.
Reaksi terhadap krisis sulit untuk di kategorikan karena tergantung pada respon
individu terhadap stres, dan dalam keluarga banyak cara yang digunakan untuk
mengatasi stres dan ansietas. Secara umum, perawat mengamati prilaku makna perasaan
tidak berdaya dan urgensi. Ketidakmampuan membuat keputusan dan menggerakkan
sumber-sumber diperhatikan. Meliputi perasaan takut dan panik. Tindakan tidak rasional,
prilaku menuntut, menarik diri, keras hati, dan pingsan semuanya diobsevasi perawat
keperwatan kritis. Seperti pada pasien mengalami syock dan tidak yakin tentang
penyakit. Begitu juga keluarga perawat harus mampu menerima perasaan bahwa korban
krisis sedang dialami, khususnya bila ornag tersebut tidak mampu mengidentifikasi
masalah atau perasaan dirinya atau orang lain.
1. Pengkajian
Selain pasien, perawat keperawatan kritis berhubungan dengan orang-orang
yang mengaami krisis. Hampir semua pasien dan keluarga mereka yang tinggal
diruang tunggu mengalami beberapa tingkat ketidaknyamanan karena krisis.
Masalahnya adalah untuk mengkaji kejadian segera menyebabkan kekacauan dan
kemudian untuk membantu keluarga menetapkan perioritas kebutuhan mereka
sehingga mereka dapat bertindak secara tepat.
Perawat perlu untuk mengidentifikasi metode koping yang ada dan
mengevaluasinya sebagai adaptasi perawat akan perlu untuk menentukan dan
kadang-kadang menjelaskan pada pasien, masalah kronik dari ancaman krisis. Bila
situasi krisis tampak tidak beraturan atau kabur, perawat harus mencoba memahami
arti bahwa pasien mempunyai hubungan dengan kejadian. Selanjutnya, arti asal mula
krisis akan membantu perawat menilai masalah kematangan keluarga dimana
keluarga telah mengatasinya pemahaman para meter krisis memberi arah untuk
tindakan.
2. Penatalaksanaan
Intervensi keperawatan dirancang untuk membantu keluarga:
a. Mencapai tingkat adaptasi lebih tinggi dengan belajar dari pengalaman krisis
b. Mendapat kembali keadaan seimbang
c. Mengalami perasaan terkait dalam krisis untuk menghindari keterlambatan
depresi dan memungkinkan pertumbuhan emosi yang akan datang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 3-1:
Perhatian pada keluarga pasien
Diagnose Keperawatan Criteria Hasil/Tujuan Pasien Intervensi Keperawatan
Perubahan proses keluarga :
yang berhubungan dengan
dampak penyakit kritis
anggota keluarga pada system
keluarga
Anggota keluarga akan
mengatakan perasaan mereka
pada perawat.
Anggota keluarga akan
berpartisipasi dalam
perawatan anggota keluarga
yang sakit.
Anggota keluarga akan
membantu mengembalikan
anggota keluarga yang sakit
dari peran sakit ke peran
sehat.
1. Kaji kemampuan keluarga
memenuhi criteria hasil.
2. Bantu dalam mengatakan
perasaan dengan
menanyakannya dan
menunjukan minat dan
perhatian.
Evaluasi diskusi
sebelumnya.
3. Berikan kesempatan bagi
anggota keluarga untuk
berpartisipasi dalam
perawatan. Dorong anggota
keluarga untuk menyentuh
dan berbicara pada pasien
ketika sadar ataupun tidak
sadar.
4. Bantu keluarga dalam
mengindetifikasi perubahan
dalam melaksanakan peran.
Anggota keluarga akan
mempertahankan fungsi
system dukungan yang
menguntungkan bagi semua.
Anggota keluarga akan
mencari sumber bantuan
yang tepat bila dibutuhkan.
5. Bantu keluarga dalam
mengijinkan pasien untuk
berfungsi dalam modifikasi
peran, sesuai kebutuhan.
1. Bantu kelurga dalam
mencari hiburan dan
rekreasi selama masa krisis.
2. Yakinkan keluarga bahwa
mereka boleh menghubungi
unit, atau perawat akan
menghubungi mereka bila
sesuatu berubah menjadi
buruk.
1. Minta anggota keluarga
mengindetifikasi pola
khusus mereka untuk
mengatasi stress. Dorong
mereka untuk
menghubungi sumber lama
dan merujuknya ke sumber
yang baru, contoh perawat
psikososial, pekerja social,
kiyai.
2. Bantu keluarga
mengindetifikasi rasional,
contoh mendapatkan
pengasuh atau transportasi
3. Kegunaan hubungan
Pembentukan makna hubungan secara emosional dengan orang yang
mengalami krisis cenderung menjadi lebih mudah pada waktu kapanpun. Orang
dalam krisi lebih menerima minat dan empati dari penolong. Saat pertemuan pertama
dengan keluarga pasien, perawat harus menunjukkan kemampuan untuk menolong.
Keluarga harus disiapkan untuk pengalaman mereka dalam unit perawatan
kritis, kesadaran dan penampilannya harus diuraikan dalam istilah yang dapat
diterima oleh tingkat pemahaman keluarga melihat pasien.Penjelasan selanjutnya
dapat dilakukan disamping tempat tidur. Bantuan khusus lainnya dapat diberikan pada
saat ini untuk menunjukkan minat perawat. Menanyakan nomor telepon dapat
menjadi sulit saat anggota keluarga cemas. Kadang-kadang keputusan untuk
melaporkan tentang status pasien dapat menjadi keputusan besar. Membantu keluarga
untuk menentukan prioritas segera adalah penting pada fase awal terjadinya krisis.
Dengan intervensi jenis ini,keluarga akan mulai percaya dan tergantung pada
penilaian perawat.Proses ini selanjutnya memungkinkan anggota keluarga
mempercayai perawat saat ia menyampaikan perasaannya tentang harapan dan
percaya diri pada kemampuan untuk mengatur apa yang mereka hadapi. Hal ini
penting untuk menghindari pemberian keyakinan yang salah,sehingga rialitas situasi
dapat diekspresikan dalam pernyataan seperti,”ini adalah masalah rumit,bersama-
sama kita dapat menyelesaikan.
2.2 Definisi Masalah
Sesuai dengan pengembangan hubungan dari interaksi satu dengan yang lain,perawat
dapat merumuskan dinamika masalah.Perumusan meliputi istilah-istilah seperti di bawah
ini :
a. Arti keluarga mempunyai hubungan dengan kejadian
b. Krisis lain dimana keluarga sudah mengatasinya
c. Mekanisme koping sebelumnya digunakan saat stress,dengan ide mengapa
perilaku ini berhasil atau tidak berhasil pada saat ini
d. Sumber daya keluarga normal,termasuk teman,tetangga,kerabat,kolega dan lain-
lain. Perawat ,mengidentifikasi area ini,menggunakan cara terbaik dengan
keluarga untuk membantu mengatasi keadaan sulit mereka
Bagian penting dari proses pemecahan masalah adalah membantu keluarga menyadari
dengan jelas masalah saat in.Seringkali orang merasa tak berdaya dan diam karena
ansietas yang berlebihan atau panic yang disebabkan oleh stress akut. Keterangan
masalah dalam kata-kata membantu pasien mencapai derajat kognitif tertinggi.
Pengabaian kesulitan atau ancaman masalah secara tidak langsung,memampukan untuk
merumuskan cara tersebut untuk menurunkan ansietas dengan membantu keluarga
menyadari bahwa mereka telah mencapai beberapa pemahaman singkat apa yang terjadi.
Pendefinisian masalah adalah cara membatasi parameter tersebut.
Pendefinisian dan pendefinisian ulang masalah harus terjadi berulangkali sebelum
krisis di atasi. Pernyataan masalah dengan jelas secara otomatis menyebabkan keluarga
membuat prioritas dan mengarah pada tindakan langsung. Sebagai contoh,pada kejadian
cedera berat, menemukan pengasuh bayi menjadi prioritas utama, menggantikan kerabat
dekat.Tujuan langsung aktivitas akan membantu menurun kan ansietas dan tindakan
irasional yang kadang-kadang menyertai.
Pada tingkat stress yang lebih tinggi,beberapa orang mengharapkan mereka bereaksi
secara berbeda. Daripada kembali ke sumber-sumber yang mereka gunakan sehari-hari,
mereka menjadi segan untuk terlibat.pertanyaan sederhana orang-orang untuk
mengidentifikasi kepada siapa mereka mengadu saat mereka sedih dan menemukan apa
yang didapat dengan cara tersebut, membantu langsung pasien ke mekanisme normal
untuk mempertahankan homeostasis. Saat pasien atau keluarga segan meminta bantuan
teman, perawat dapat membantu menyelesaikan keputusan dengan bertanya “ Tidakkah
anda ingin membantunya jika ia berada dalam posisimu?” Kebanyakan keluarga tanpa
sumber daya ; mereka hanya gagal mengenal dan menghubungi mereka.
Pendefinisian dan pendefinisian ulang masalah juga membantu meletakkan masalah
pada sisi yang berbeda. Hal ini memungkinkan untuk memandang suatu tragedy sebagai
tantangan dan tidak diketahui sebagai petualangan. Proses bantuan keluarga memandang
masalah dari sudut yang berbeda disebut pembentukan derangka kembali. Perawat juga
membantu keluarga menggunakan kekuatan mereka sendiri. Bagaimana mereka
mengatasi stress sebelumnya? Sudahkah mereka menggunakan cara humor, melarikan
diri,latihan atau berteman? Apakah mereka menelpon teman dekat dan kerabat yang
jauh? Walaupun keluarga mungkin terancam keuangannya pada saat ini.Beberapa
pengeluaran ini mungkin lebih berharga daripada uang.
2.3 Pemecahan masalah
Teknik penyesaian masalah menekankan pilihan dan alternatif membantu keluarga
mencapai rasa pengendalian dalam hidupnya. Juga mengingatkan mereka, dan
memperjelas mereka bahwa mereka akhirnya bertanggung jawab untuk merima kejadian
dan bahwa harus hidup konsekuen terhadap keputusan-keputusan mereka. Bantuan
keluarga berfokus pada perasan amat penting untuk menghindari keterlambatan reaksi
kedukaan dan depresi yang terlarut-larut. Perawat dapat memberi petunjuk pada keluarga
untuk saling membantu dalam menangis dan membagi rasa takut dan kesedihannya
mereka. Refleksi perasaan atau aktif mendengar diperlukan untuk melalui krisis. Jika
perawat dapat memulai pernyataan dengan mengatakan “Anda merasa...,” ia sedang
merefleksikan perasaan. Jika perawat mengatakan, “Anda merasa bahwa…,” ia
merefleksikan penilaian tentang suatu perasaan. Penggambaran dan pengenalan perasaan
seorang menurunkan kebutuhan untuk menyalakan orang lain. Penilaian ekspresi
perasaan dapat membantu pasien menghindari penggunaan tranquilazer, sedatif, dan
tidur yang berlebihan untuk melarikan diri dari perasan nyeri. Pada saat sedih dan
depresi, perawat dapat tepat menjanjikan keluarga bahwa mereka akan merasa lebih baik
sesuai berjalannya waktu. Adaptasi membutuhkan waktu.
Selama hari-hari sulit dimana pasien berpenyakit kritis. Keluarga dapat menjadi
sangat tergantung pada keputusan professional. Hal ini dapat menjadi sulit bagi mereka
untuk menentukan situasi yang dapat untuk menerima keputusan pihak lain. Perawat
dapat dengan baik menangani harapan yang tidak diinginkan seperti “katakana pada apa
yang saya harus lakukan?” dengan mengakui keterlibatan perasaan dalam menerima
kelakuan dan pernyataan realitas situasi: sebagai contoh.”Anda menginginkan saya
membuat keputusan yang sulit untuk anda, tetapi saya tidak bisa, karena anda yang harus
hidup konsekuensinya,” Tipe pernyataan ini mengakui perasaan keluarga dan kerumitan
masalah sambil menekankan tanggung jawab tiap orang untuk perasaan, tindakan dan
keputusan-keputusannya sendiri.
Bila masalah telah didefinisikan dan keluarga memulai tujuan langsung tindakan,
perawat dapat membantu lebih jauh dengan menanyakan mereka untuk mengidentifikasi
langkah yang harus diambil. Petunjuk antisipasi ini membantu menurunkan ansietas dan
membuat segala sesuatunya berjalan lebih mudah. Korban kritis selalu ditinggalkan
dengan rencana rencana tindakan yang khusus. Rencana ini mungkin sesederhana
mungkin,”Hubungi saya besok jam 14.00,” dengan mengabaikan kesederhanaanya, hal
tersebut menandakan harapan, tanggung jawab, dan alasan untuk melalui malam hari.
Waktu perawat keperawatan kritis untuk keluarga seringkali terbatas karena pekerjaan
yang ada, sehingga menjadi penting untuk membuat setiap interaksi berguna bagi
keluarga. Perawat harus bertanggung jawab terhadap percakapan langsung dan
memfokuskan pada saat ini dan sekarang. Ia harus menghindari usaha memberikan
nasehat yang tak berguna dalam menekankan pendekatan penyelesaian masalah.
Bagaimanapun, perawat harus menggunakan penilaian dan mengenal peristiwa tersebut
bila petunjuk adalah vital untuk kesehatan dan keselamatan. Hal ini sering kali
diperlukan untuk mengarahkan keluarga kembali ke rumah untuk istirahat. Hal ini dapat
di jelaskan dengan berbicara pada anggota keluarga bahwa menjaga kesehatan mereka
lebih membantu bagi pasien di kemudian hari. Untuk membuat interaksi bermakna,
perawat harus memfokuskan pada situasi krisis dan menghindari keterlibatan dalam
masalah kronik lama dan keluhan-keluhan. Sebagai contoh, perawat harus membantu
keluarga dari pasien yang kelebihan dosis menerima kejadian usaha bunuh diri yang lalu
dengan segera dari pada membiarkan maslah keluarga bertahan lama.
2.4 Rujukan
Tanpa memperhatikan kemampuan perawat pada area ini, beberapa keluarga akan
beruntung di rujuk pada perawat klinik kesehatan mental, pekerja social, psikolog, atau
psikiater. Perawat apat mendukung pasien dengan baik untuk menerima bantuan dari
pihak tersebut, perawat secara empati mengakui kesulitan
2.5 Penelitian klinik
Bila bekerja dengan anggota keluarga
Berikan pilihan
Bantu mereka mengidentifikasi dan memfokuskan perasaan
Dorong istirahat dari krisis
Beri pengarahan dalam cara memberi tanggung jawab dan harapan
Freichels TA : Needs of family members of patient5 in the intensive care unit over time.
Crit Care Nur Q 14(3):16-29, 1991
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kepentingan anggota keluarga
yang ditempatkan pada kebutuhan utama bila mereka mempunyai hubungan dengan unit
perawatan intensif. Empat puluh satu anggota keluarga mengisi Daftar Kebutuhan
Keluarga Keperawatan Kritis (Critical Care Family Needs Inventory/CCFNI) selama dua
kali interval : dalam 72 jam penerimaan di Unit Perawatan Kritis dan satu minggu setelah
penerimaan. Anggota keluarga mengurutkan kebutuhan mereka dari yang paling penting
sampai yang kurang penting.
Hasilnya menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh kebutuhan terpenting diidentifikasi
oleh keluarga dalam 72 jam pertama dihubungkan dengan penurunan ansietas . urutan
sepuluh kebutuhan yang kurang penting dihubungkan dengan dukungan keluarga dan
kenyamanan. Identifikasi kebutuhan keluarga sebagai yang paling penting dan kurang
penting satu minggu setelah penerimaan kurang lebih sama dengan periode waktu
pertama. Pengukuran berhubungan dengan urutan tinggi pada jaminan dan informasi,
sementara dukungan anggota keluarga dan kenyamanan tetap rendah. Kebutuhan dasar
selama kedua periode tersebut adalah terjawabnya semua pertanyaan secara jujur.
Diinformasikan kemajuan pasien dan di yakini bahwa pasien mendapatkan perawatan
sebaik mungkin mempunyai urutan tinggi pada kedua periode waktu. Rekomendasi di
dasarkan pada hasil penelitian meliputi penggunaan protokol pengkajian keluarga,
kebijakan untuk kelonggaran waktu berkunjung, dan fokus yang terus menerus pada
pemberian perawatan yang berorientasi pada keluaraga. Mentalo yang terampil dan
pekerja sosial yang dengan sedikit belajar, dapat membantu intervensi keperawatan.
2.6 Ketika Pasien Sekarat
1. Pengkajian dan Penatalaksanaan
Umumnya, sasaran dari perawatan kritis pada memelihara kehidupan dan
membantu penyembuhan. Terlalu sering perawat mengalami perasaan kecewa dan
gagal saat pasien meninggal. Secara wajar perawat mengalami kesedihan ketika
pasien mereka meninggal . perawat dan kolega dapat menginterpretasikan tanda rasa
haru dan kaitan kesehatan sebagai indikasi dari terlalu terlibat. Perawat yang matanya
berkaca-kaca saat kejadian yang peka membangun rasa empati pada pasien, bukan
kehilangan kendali. Sasaran utama untuk kebanyakan perawat adalah belajar untuk
menunjukkan kenyamanan masalah dan rasa haru yang telah menjadi bagian integral
kondisi emosional mereka
2. Rasa Nyaman
Pencapaiaan kenyamanan adalah sasaran keperawatan bagi pasien sekarat . hal
ini khususnya penting ketika suatu keputusan telah dibuat untuk menghentikan
tindakan dan sasaran berubah dan pengobatan menjadi dukungan dan kenyamanan.
Penurunan nyeri adalah bagian penting untuk pemberian kenyamanan bagi banyak
pasien dengan perawatan kritis. Perawat harus berkomunikasi secara dekat dengan
pasien dan dokter untuk membuat program dimana integritas pasien dan ketentraman
ntidak diturunkan oleh nyeri atau kebutuhan untuk minta obat. Bila nyeri pasien
berlanjut, lebih cepat untuk memberikan obat pada jadwal sebelumnya (contoh tiap 3
jam) dari pada sesuai kebutuhan (contoh bila perlu). Selanjutnya, sedikit pasien yang
diberi narkotik untuk nyeri mengalami masalah adiksi serius pada pasien berpenyakit
terminal , masalah kenyamanan menggantikan perhatian terhadap masalah pasien dan
adiksi. Pengetahuan terhadap masalah pasien dan keinginan tentang mengalami nyeri
sepenuhnya penting. Sebagai contoh beberapa pasien memilih untuk tidak terampil
dalam kewaspadaan terhadap penurunan nyeri. Banyak perawat ingi mengobati pasien
ini, karena bekerja dengan pasien yang menderita nyeri penuh tantangan dan frustasi.
Hal ini juga meningkatkan perasaan perawat akan ketidakberdayaan dan juga ansietas
perawat.
Selain itu, perawat harus dibuat sadar bahwa tingkah laku staf tampak banyak
yang harus dikerjakan dengan pesanan dan pemberian obat analgesik. Secara umum,
pasien yang muda dan wanita cenderung mendapatkan analgesik yang lebih kuat dari
lainnya. Usia, kondisi fisik, derajat nyeri atau variabel lain, mungkin merupakan
factor penentu dalam implementasi perawat tehadap pesanan obat bila perlu untuk
pasien dengan nyeri. Fenomena ini menunjukkan bahwa perawat harus hati-hati untuk
mengkaji kebutuhan pasien dan kapasitas untuk obat nyeri serta memisahkan
pengkajian ini dari faktor tidak relevan lain.
Akhirnya, setiap kemungkinan tindakan kenyamanan yang dapat digunakan
tanpa peningkatan ketidaknyamanan secara besar harus secara otomatis dilakukan.
Perawtan mulut dapat dengan mudah diabaikan pada pasien yang tidak makan.
Kekeringan, pengeluaran air liur, bau, dan buruknya nutrisi dapat menyebabkan nyeri
dan ketidaknyamanan. Keluarga tidak dilibatkan dalam pelaksana meminyaki bibir
pasien dan membersihkan liur dari kulit. Pemberian posisi, perawatan kulit dan
masase semua adalah tindakan berguna dalam meningkatkan kenyamanan. Beberapa
anggota keluarga dapat memilih untuk berpartisipasi atau takut bahwa mereka akan
menyakiti pasien. Biasanya partisipasi keluarga berarti lebih banyak kerja untuk
perawat, namun, partisipasi ini dalam perawatan dpat bermakna baik dan pengalaman
berguna untuk keluarga berduka.
Peningkatan kenyamanan untuk pasien sekarat memerlukan pengambilan
keputusan konstan dan bijaksana. Haruskah pasien demam diselimuti bila kedinginan?
Haruskah seseorang dengan depresi pernapasan disedasi bila gelisah atau cemas?
Tindakan kenyamanan yang tidak mengikuti protokol unit perawatan kritis mungkin
diperlukan. Kejujuran dan komunikasi langsung dengan pasien dan keluarganya
membantu menunjukkan tindakan perawatv dan dokter pada kondisi kompleks.
3. Komunikasi
Mendengarkan dan mendengar dengan baik adalah dasar komunikasi efektif.
Beberapa pasien tidak menginginkan untuk membicarakan tentang kematian. Untuk
melakukannya tekankan pasien apapun harapan yang mereka pegang. Sedangkan
yang lain menerima kematian dengan cara simbolik. Ini adalah cara efektif dalam
mengakhir hidup seseorang tak perlu adanya interpretasi dan bila dilakukan tidak
akan tepat. Anggota keluarga dapat memilih penggunaan waktu untuk memeriksa
memori khusus, memperbaiki kesalahpahaman masa lau, saling memaafkan untuk
pelanggaran masa lalu. Hal ini diharapkan bahwa mereka akan mempunyai waktu dan
suasana untuk mengatakan sesuatu yang mereka ingin katakan.
Tanggung jawab perawat adalah untuk membuat suasana dimana tipe
komunikasi ini dapat terjadi. Apa yang dibutuhkan keluarga untuk menjadi nyaman di
unit-secangkir kopi, bantal, tempat untuk duduk, perijinan untuk cuti? Apakah
keluarga ingin berada dekat pasien saat kematian? Bagaimana mereka dapat
dihubungi? Semua pertanyaan ini memerlukan waktu sensitive dan pendekatan yang
terus terang dari perawat. Bila kata-kata yang keluar dari perawat seperti yang sering
mereka katakan dalam peristiwa sulit, atau bila kata-kata tidak adekuat, dapat
disampaikan dengan sentuhan bahu atau lengan.
4. Anak
Mengijinkan anak untuk mengunjungi unit perawatan kritis membutuhkan
pengaturan khusus pada petugas. Jika pasien menginginkan untuk melihat anak-anak
atu cucu dan bila anak menginginkan melihat pasien. Menjawab pertanyaan anak
dengan istilah yang dipahami anak akan membantu menurunkan ketakutan yang
mungkin ada. Orang yang mengasuh anak harus menyadari bahwa prosedur invasif
dan alat-alat seperti selang nasogastrik dapat membuat sedih bagi anak paling muda.
Jika kunjungan anak tidak memungkinkan, pengaturan untuk kunjungan per telepon
harus dibuat.
5. Ikatan dan integrasi keluarga
Keluarga dalam krisis rentan untuk semua tipe stress yang lain. Bantuan
anggota keluarga memberikan. Dukungan satu sama lainnya merupakan kepentingan
utama. Seringkali mereka menginginkan menahan anggota keluarga untuk tetap
menaninya selama di rawat .Anggotakeluarga dapat mendukung satu sama lainya
dengan memberikan makan dan istirahat tetap bersama dan tersedia terhadap satu
sama lainya memenuhi banyak keluarga. Perawat dapat memilih untuk mengatakan
pada anggota keluarga bahwa meskipun tampaknya mereka tidak melakukan suatu
bagi pasien,kehadiran mereka membuat mereka rileks atau nyaman pasien atau
pasanganpasien
.Kegembiraan tidak hanya pasien sekarat menyukai perawat sedih atau
pemarah. Mengapa sifat humor seseorang dan mengekpresikannya secara tepat
membantu penurunan dalam situasi sulit.Pemberian senyuman dan rasa humor juga
membantu keluarga rileks dan membagi mereka sendiri dalam cara yang biasa mereka
pakai .Lelucon yang baik juga dihargai oleh pasien yang sekarat.
peka terhadap minat pasien dan waktu yang tepat berguna dalam mengkaji
penerimaan pasien untuk membuka diri. Berbicara pada pasien dalam lingkungan
khusus membantu keluarga rileks dan berkomunikasi lebih muda satu sam lain juga
dengan pasien.Sebaliknya,pasien merasa kurang diisolasi dan sendiri akhiri krisis ini.
Konsistensi dan ketakutan selama meras kerisis, keluhan dan kritik seringkali
ditujukan pada perawat.Sikap tidak melawan, toleransi, dan keinginan untuk terus
bekerja dengan pasien dan keluarga merupakan cara yang efektif untuk menyatkan
keharuan dan pemahaman.
Minat yang terus menerus pada pasien dan keluarga menunjukan rasa
penghargaan dan hormat pada keterlibatan tersebut. Sesuai dengan semakin dekatnya
pasien dengan kematian .Perawat mungkin mengurangi waktu bersama
pasien.Penurunan kontak membuat perasaan terbuang,sedih dan tidak berdaya pada
pasien dan keluarga.Lebih dari itu,perubahan dalam pergantian tugas meningkatkan
perasan isolasi mereka dan menyebabkan peningkatan penggunaan energi untuk
mengenai orang baru. Penyedian petugas tetap tidak menolak membantu pasien dan
keluargamengembangkan rasa percaya dan memiliki yang dapat menjadi pengalaman
yang menguatkan bagi setiap orang yang terlibat.
6. Ketenangan
Ketengan bisa dingambarkan sebangai kemapuan menjadi nyaman dengan pasien
sekarat. Bagi banyak perawat ,merasa nyaman dengan kematian tergantung pada
kemampuan mengubah sasaran yang ditujukan pada pemeliharaan kehidupan dengan
tujuan yang dirancang untuk memelihara intergritas pribadi dan kestabilan keluarga
bila pasien sekarat .Dari pada mempertimbangkan kematian sebangai suatu simbol
kegagalan,perawat dapat memandangnya sebagai pencapaian kehidupan dan
pengalaman profesional yang memuaskan. Pengalaman-pengalaman menjelang
kematian.
7. Deskriptis
Luasnya teknologi kedokteran dan keperawatan telah meningkatkan jumlah
orang yang bertahan hidup atau tetap dekat dengan kematian.pasien yang menderita
sakit atau cedera serius,yang menandakan mendekati kematian ,dan kemudian
membaik ,telah membrikan pelayanan kesehatan profesional dengan pertumbuhan
tentang mendekati penglaman kematian( near death experiences/NDEs ) . Melalui
gambaran memori tentang NDEs ,pola pengalaman yang lauar biasa telah mendesak.
Terdapat penjabaran yang umum tentang NDEs meskipun tiap pengalamn
adalah unik dan bersifat individu .Pola yang khusus dari kejadian dekat kematian
hampir selalu melalui dengan pengalaman keluar dari tubuh pasien mengngambarkan
mengambang di atas tubuh mereka dan bergerak keluar ruangan.selebih
itu ,pengalaman diluartubuh dilaporkan sebagai tamu yang tidak dilihat oleh keluarga
dan petugas kesehatan.tamu tamu ini biasanya anggota keluarga yang sudah
meninggal atau orang lain yang berarti bagi pasien.Pasien kadang- kadang berbicara
terlalu keras pada tamu tamu ini danmengatakan pada orang lain tentang tamu-tamu
tersebut.
Fase berikutnya dari pengalam ini meliputi gerakan melalui lorong panjang dan
gelap.seperti lorong bawahtanah.Beberapalaporan adanya cahaya ,kurang nyaman,
cahanya pada akhir perjalan. Kebayakan melaporkan perasaan penuh damai.
Lingkungan yang dilalui digambarkan sebangai sangat mengundang dan sulit
ditinggalakan. Perasaansenang, gembira, dan kedamaian yang kuat dialami setiap
tahapan.
2.7 Pengkajian dan Penatalaksanaan
Beberapa dari pasien pulih dari kejadian sekarat. Ketika pasien “kembali” ke
kehidupan dan mungkin membagi pengalamannya dengan orang lain, respon keluarga
dan petugas kesehatan bermacam-macam. Apapun penyebab atau interpretasi
berdasarkan pengalaman, NDE mempunyai efek yang kuat pada individu. Sikap yang
berhubungan dengan kematian dapat berubah tajam. Hidup menjadi lebih berarti dan
lebih berharga dan kematian menjadi hal yang kurang menakutkan.
Perawat dapat membantu pasien dan anggota keluarga dengan cara menerima
pentingnya dan makna pengalaman tersebut terhadap mereka. Perawat jangan pernah
mencoba mengingkari realitas dari pengalaman tersebut dengan menjelaskannya
sebagai menjelaskan cara tersebut sebagai halusinasi yang disebabkan sebagai secara
biokimia yang terjadi ketika otak mendekati titik kematian. Apakah pengalaman
secara biologi atau disebabkan anugerah jangan dialihkan dri pentingnya kejadian
tersebut bagi individu dan keluarga. Anggota keluarga dapat dikatakan banyak yang
bertahan hidup setelah mengalami NDE, dan bahwa dengan mempunyai pengalaman
tidak berarti pasien akan meninggal. Selain itu, perawat secara tulus menekankan
pilihan hidup kembali sebagai indikator pentingnya dari prognosis yang positif.
Meskipun demikian, suatu prognosis yang positif tidak mesti dijanjikan karena
laporan NDEs yang tampak secara emosional yang menyentuh semua yang
mendengarnya, perawat harus hati-hati untuk melindungi kebutuhan pasien terhadap
waktu dan privasinya untuk proses pemaknaan dan pegartian pengalaman.
Meskipun NDE dapat berakhir kapanpun, banyak yang meneruskan
pengalamannya dengan menggambakan diberikannya pengalamannnyauntuk hidup
kembali, sementara yang lain tidak, tetapi langsung dikembalikan ke kehidupannya.
Dengan kata lain, dikatakan tidak ada waktu bagi mereka memasuki alam baru. Pada
pokoknya psien menghitung ulang kembalinya ke tubuh mereka.
Terdapat beberapa penjelasan yang kuat pada fenomena menarik ini.
Penjelasan biologis menyatakan NDE tidak lebih dari halusinasi karena anoksia,otak
sekarat, sementara yamg lain menginterpretasikan episode ini sebagai hubungan yang
sangat dekat antara tuhan dan domain spiritual. Pada kenyataanya, ciri NDE
dilaporkan dalam korteks budaya dan keyakinan pasien.
Hanya pengalaman di luar tubuh dan berhubungan dengan dengan orang laindi
luar fisik keberadaan fisik cenderung yang digambarkan oleh pasien yang mengalami
NDE dan siapa yang akhirnya meninggal. Pasien yang sekarat kadang menyatakan
kepada keluarga bahwa kematian sudah tiba. Perawat dapat membantu mengajar
keluarga tentang NDE, haruskah ini terjadi. Jika pasien sudah menderita lama dan
menunggu datangnya kematian, keluarga mungkin siap untuk melepasnya pergi.
Perawat mengatakan kepada keluarga bahwa mungkin pasien memerlukan ijin
keluarga untuk meninggalkan dunia dengan tamu yang datang padanya.
Anggota keluarga yang tidak menyadari kejadian dekat kematian ini menjadi
sangat terganggu ketikamerika melihat pasien sedang berbicara dengan seorang yang
tak tampak. Perawat dapat mendukung keluarga melalui model peran. Perawat
menanyakanpasien tentang tamunya dan tentang keyakinannya bahwa tamu tersebut
ada.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan kritis dimana perawat dipajankan untuk selalu menghadapi
kehilangan yang berulang. Ketika perawat mengalami jenis kehilangan sebagai akibat
kematian pada kehidupan pribadinya. Menghadapi kematian pasien mungkin mungkin
seperti mengingatkan kembali perasaan dan ingatan dihubungkan dengan kehidupan
pribadinya. Karenanya, adalah penting bahwa staf perawat saling mendukung satu
dengan lainnya, khususnya dengan mendengarkan penuh toleransi ketika sejawatnya
mengatakan apa yang menjadi pertimbangan pada umumnya tentang perasaan yang tidak
diterimanya.
Sedikit perawat datang ke unit perawatan kritis. Bagi kebanyakn perawat hal ini
membutuhkan tambahan pengalaman pendidikan khusus, konsultasi, dan supervisi dari
sumber-sumber yang tepat. Intensitas emosi dan keterlibatannya tergantung dari peran
perawat di unit perawatan kritis membuat perawat merasa sulit merasa sulit lepas dari
sindrom ini.
Intervensi kritis bagi keluarga dengan stres akut adalah penting untuk pencegahan
fungsi kesehatan mental yang dapat perawat berikan. Pengetahuan mereka dan kedekatan
mereka terhadap masalah membuat mereka menjadi profesi dui garis depan sebagai
sumber. Sebagai advokat pasien, peran mereka adalah mewujudkan dan mengatasi krisis
psikologis pada keluarga yang pengaruhnya sangat besar untuk pemulihan.