Makalah Metode Seismik Kelompok 2

29
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Akuisisi Data Seismik Refraksi”. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian makalah ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang mengajar mata kuliah ini karena telah membantu dan membimbing penulis. Demikian, mudah-mudahan makalah ini akan berguna dan memperkaya informasi mengenai akuisisi data untuk metode geofisika seismik refraksi. Kritik dan saran akan penulis terima untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Malang, 20 September 2013 Penulis 2 | Page

description

makalah metode seismik

Transcript of Makalah Metode Seismik Kelompok 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Akuisisi Data Seismik Refraksi. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian makalah ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang mengajar mata kuliah ini karena telah membantu dan membimbing penulis.Demikian, mudah-mudahan makalah ini akan berguna dan memperkaya informasi mengenai akuisisi data untuk metode geofisika seismik refraksi. Kritik dan saran akan penulis terima untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Malang, 20 September 2013Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN4Latar Belakang4Rumusan Masalah4Tujuan Penulisan5BAB II PEMBAHASAN6Pengertian Metode SeismikKonsep Dasar Metode Seismik6Akuisisi Data Seismik Refraksi19BAB III PENUTUP22Kesimpulan22DAFTAR PUSTAKA23

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMetode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) dan seismik refleksi (reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam (tidak dibahas dalam makalah ini).Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat atau direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan metode seismik?2. Apa saja teori yang dipakai sebagai acuan untuk penjalaran gelombang seismik?3. Apa yang dimaksud dengan metode seismik refraksi?4. Bagaimana konsep dasar untuk metode seismik refraksi?5. Bagaimana parameter dasae akuisisi data pada metode seismik refraksi?6. Bagaimana cara akuisisi data pada metode seismik refraksi?7. Apa saja noise yang dapat menggaggu proses akuisisi data seismik refraksi?

1.3 TujuanTujuan pembuatan makalah mengenai Akuisisi Data Seismik Refraksi ini adalah untuk mendapatkan informasi apapun mengenai seismik refraksi baik itu cara akuisisi data, konfigurasi line sampai pada noise apa saja yang dapat mengganggu saat proses akuisisi data.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Metode Seismik1. Pengertian Metode SeismikMetode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik, setelah sumber suara diberikan terjadilah gerakan gelombang di dalam medium (tanah atau batuan) yang memenuhi hukum - hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan dan massa jenis batuan. Kemudian gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan atau struktur di dalam tanah. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit.

2. Penggolongan Metode SeismikMetode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi (seismik bias) dan seismik refleksi (seismik pantul). Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. (Diaz, Rizqy. 2012)3. Prinsip Dasar Metode SeismikMetode seismik didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang dihasilkan oleh sumber getar buatan. Beberapa asas sifat penjalaran gelombang yang digunakan, yaitu : 2.1.3.1 Muka Gelombang (Wavefront) dan Sinar (Ray)Untuk memudahkan pengert ian ini, kita ambil contoh: sebuah batu yang dilempar pada kolam. Pada kolam tersebut akan muncul perambatan part ikel gelombang berupa garis - garis lingkaran. Gambar 1 menunjukkan bahwa penjalaran gelombang yang dihasilkan oleh suatu sumber gelombang (source) pada media yang homogen berbentuk lingkaran. Lingkaran-lingkaran tersebut dinamakan wavefront, dan lintasan penj alarannya disebut sebagai ray path. Dilihat dari 3 dimensi (volume), wavefront berbentuk bola (spheris).

Gambar 1. Penjelasan Wave Front dan Ray Path2.1.3.2 Prinsip FermatPrinsip Fermat menyatakan bahwa penj alaran gelombang dari satu titik ke titik lainnya akan melewati lintasan waktu minimum. Lintasan gelombang akan selalu berbentuk garis lurus. Gambar 2 menunjukkan suatu lintasan gelombang yang dihasilkan sumber di permukaan yang dipantulkan oleh suatu bidang cekung. Waktu tempuh gelombang dari sumber ke receiver (penerima) akan ditentukan oleh bentuk bidang pantul tersebut. Pada contoh terlihat bahwa receiver menerima gelombang dari 3 macam raypath. Bila kondisi tersebut dilakukan menggunakan beberapa source dan receiver maka waktu tempuh gelombang akan terlihat seperti gambar 2 ke-4.

Gambar 2. Penjelasan Prinsip Fermat2.1.3.3 Refleksi dan Transmisi (refraksi)Gelombang yang melewati suatu bidang batas, maka energi gelombang tersebut akan dapat dipantulkan dan diteruskan seperti pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Gelombang Refraksi2.1.3.4 Persamaan Zeoppritz dan Koefisien TransmisiParameter suatu bidang batas dapat didefinisikan sebagai koefisien refleksi yang besarnya merupakan perbandingan impedansi (perkalian antara kecepatan dan densitas) media-1 dan media-2 (Gambar 3).

2.1.3.5 Hukum SnelliusPerambatan gelombang pada bidang batas (Gambar 4) akan mengikuti rumus berikut :

Gambar 4. Arah Perambatan Gelombang Pada Hukum Snellius2.1.3.6 Azas HuygenAzas Huygen menyatakan bahwa titik - titik yang dilewati wavefront akan menjadi wavefront gelombang (sumber gelombang baru). Energi gelombang yang dihasilkan oleh sumber getar dapat disimplif ikasi sebagai gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Body Wave menj alar masuk menembus medium, terdiri dari gelombang Longitudinal (P) dan Transversal (S). Sedangkan Surface wave gelombang yang komplek (frekuensi rendah dan amplitudo besar) menj alar pada free surface medium elastis, terdiri dari gelombang Rayleigh (gerakan part ikel mediumnya merupakan kombinasi gerakan partikel medium yang disebabkan oleh gelombang P dan S, orbit gerakan partikel berupa eliptik), gelombang Love (menjalar dalam bentuk gelombang transversal, bersifat dispersif, gerakan partikelnya terjadi akibat propagasi gelombang love mirip gelombang S), dan gelombang Stoneley (menjalar di bidang batas antara dua medium sama halnya dengan gelombang Rayleigh dan Love, dimana amplitudonya akan menurun dengan cepat bila menjauhi bidang batas tersebut). Gelombang yang dibutuhkan pada survei seismik ref leksi adalah P dan S, sedangkan surface wave umumnya sebagai noise. Sifat penjalaran ketiga gelombang tersebut terlihat seperti pada gambar berikut.Gambar 5. Gelombang Primer dan Sekunder4. Gelombang Seismik2.1.4.1 Pengertian Gelombang SeismikGelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi. Bumi sebagai medium gelombang terdiri dari beberapa lapisan batuan yang antar satu lapisan dengan lapisan lainnya mempunyai sifat fisis yang berbeda. Ketidak-kontinuan sifat medium ini menyebabkan gelombang seismik yang merambatkan sebagian energinya dan akan dipantulkan serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke medium di bawahnya (Telford dkk, 1976). Suatu sumber energi dapat menimbulkan bermacammacam gelombang, masingmasing merambat dengan cara yang berbeda.2.1.4.2 Tipe Gelombang SeismikGelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu: Gelombang badan (body waves) yang terdiri dari gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S). Gelombang ini merambat ke seluruh lapisan bumi. Gelombang permukaan (surface waves) yang terdiri dari gelombang Love, gelombang Raleygh dan gelombang Stoneley. Gelombang ini hanya merambat pada beberapa lapisan bumi, sehingga pada survei seismik refleksi (survei seismik dalam) gelombang ini tidak digunakan.

2.2 Seismik Refraksi1. Konsep Dasar Seismik RefraksiMetode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone.Keterbatasan metode ini adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang terlalu kompleks. Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal dan hasilnya cukup memuaskan. Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal adalah: Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbedabeda. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga mematuhi hukum hukum dasar lintasan sinar. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada lapisan dibawahnya. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

2. Penjalaran Gelombang SeismikDalam penj alaran gelombang seismik, kita hanya akan membahas gelombang longitudinal saja (P). Gelombang transversal (S) dan gelombang permukaan tidak memberikan prospek yang baik pada saat ini.Dimana :S = Sumber ledakanG = Geopon (penerima)V1= Kecepatan gelombang pada lapisan pertamaV2= Kecepatan gelombang pada lapiasan keduaX = jarak dari S ke G

2.3 Parameer Akuisisi Data Seismik RefraksiAkuisisi data merupakan pekerjaan bagian terdepan dari suatu eksplorasi. Persiapan awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah yang hendak disurvey. Penentuan parameter ini sangat penting karena akan menentukan kualitas data yang akan diperoleh. Parameter lapangan dari suatu daerah biasanya tidak sama untuk daerah lain yang berbeda. Maksud dari penentuan parameter lapangan ini adalah untuk menetapkan parameter awal dalam suatu rancangan survey (akuisisi data) yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise serendah mungkin (perbandingan S/N tinggi).1. Offset Terjauh (far offset)Adalah jarak antara sumber seismik dengan geophone/receiver terjauh. Penentuan offset terjauh didasarkan atas pertimbangan kedalaman target terdalam yang ingin dicapai dengan baik pada perekaman (gambar 1.1.).2. Offset Terdekat (near offset)Adalah jarak antara sumber seismik dengan geophone/receiver terdekat. Penentuan offset terdekat didasarkan atas pertimbangan kedalaman target yang terdangkal yang masih dikehendaki3. Group IntervalAdalah jarak antara satu kelompok geophone terhadap satu kelompok geophone yang berikutnya. Satu group geophone ini memberikan satu sinyal atau trace yang merupakan stack atau superposisi dari beberapa geophone yang ada dalam kelompok tersebut. Susunan geophone di dalam kelompok ini tertentu untuk meredam noise.4. Ukuran Sumber Seismik (Charge Size) Ukuran sumber seismik (dynamit, tekanan pada air gun, water gun, dll) merupakan ukuran energy yang dilepaskan oleh sumber seismik. Sumber yang terlalu kecil jelas tidak mampu mencapai target yang dalam, sedangkan ukuran sumber yang terlalu besar dapat merusak event (data) dan sekaligus meningkatkan noise. Oleh karena itu diperlukan ukuran sumber yang optimal melalui test charge.5. Kedalaman Sumber (Charge Depth)Sumber sebaiknya ditempatkan di bawah lapisan lapuk, sehingga energy sumber dapat ditransfer optimal masuk ke dalam istem lapisan medium di bawahnya. Untuk mengetahui ketebalan lapisan lapuk dapat diperoleh dari hasil survey seismik refraksi atau up hole survey6. Kelipatan Liputan (Fold Coverage)Fold Coverage adalah jumlah atau seringnya suatu titik di subsurface terekam oleh geophone di permukaan. Semakin besar jumlah fold-nya, kualitas data akan semakin baik seperti contoh gambar 1.3. Untuk mengetahui berapa kali titik tersebut akan terekam dapat dilakukan perhitungan sebagai barikut; Jika diketahui jarak trace (antar trace), jarak shot point SP (titik ledakan dynamit) dan jumlah trace (kanal) maka banyak liputannya adalah,

(1.1)Atau, bila suatu lintasan seismik ditembak secara teratur, maka bilangan kelipatan liputannya bisa juga dihitung dengan rumus,

(1.2)Sebagai Contoh :Apabila dalam setiap shot point terdiri dari 24 trace, penembakan dari satu SP ke SP berikutnya group geophone maju 1 langkah, maka diperoleh, Fold Coverage = 24/(2 x 1) = 12 atau 1200 % (12 fold)Kalau group geophone maju 2 langkah, maka Fold Coverage = 24/(2 x 2) = 6 atau 600 % (6 fold)7. Laju Pencuplikan (Sampling rate)Laju pencuplikan akan menentukan batas frekuensi maximum yang masih dapat direkam dan direkonstruksi dengan benar sebagai data. Frekuensi yang lebih besar dari batas maximum akan mengakibatkan timbulnya aliasing. Batas frekuensi maximum ini disebut frekuensi Nyquist . Pada umumnya sinyal frekuensi tinggi dicuplik dengan laju pencuplikan 2 ms atau 1 ms agar terhindar dari alias. Frekuensi Nyquist dihitung dengan persamaan,

fq = frekuensi Nyquist ; t = laju pencuplikan

Sinyal yang mempunyai kandungan frekuensi > fq akan direkam dan direkonstruksi menjadi sinyal yang mempunyai kandungan frekuensi yang lebih rendah dari pada kandungan frekuensi sebenarnya (alias).

8. Tapis Potong Rendah (Low Cut Filter)Merupakan tapis/filter yang dipasang pada instrumen perekaman untuk memotong/ menurunkan amplitudo frekuensi gelombang/trace yang rendah. Misal untuk memotong frekuensi gelombang < 5,3 Hz dengan laju penurunan 18 dB/oct.9. Frekuensi GeophoneAdalah watak geophone dalam merespon suatu gelombang seismik. Suatu geophone mampu merekam gelombang seismik sampai batas frekuensi rendah tertentu yang pada umumnya (7-28 Hz) untuk refleksi, dan 4,5 Hz untuk refraksi dan untuk frekuensi tinggi biasanya cukup besar (200 Hz). Responsibilitas geophone ini disebabkan oleh adanya faktor peredaman (dumping) dari gerakan massa terhadap koil di dalam geophone. Misal untuk geophone jenis GSCD-20,10 Hz.10.Panjang Perekaman (Record Length)Adalah lamanya merekam gelombang seismik yang ditentukan oleh kedalaman target. Apabila targetnya dalam maka diperlukan lama perekaman yang cukup agar gelombang yang masuk ke dalam setelah terpantul kembali dapat direkam di permukaan. Minimal 1 detik dari target, namun pada umunya 2 kali kedalaman taget (dalam waktu).11.Rangkaian Geophone (Group Geophone)Adalah sekumpulan geophone yang disusun sedemikian rupa sehingga noise yang berupa gelombang horizontal (Ground roll, Air blast/air wave) dapat ditekan sekecil mungkin. Kemampuan menekan noise oleh susunan geophone tersebut bergantung pada jarak antar geophone, panjang gelombang noise, dan konfigurasi susunannya.

12.Panjang lintasanPanjang lintasan ditentukan dengan mempertimbangkan luas sebaran/panjang target di sub-surface terhadap panjang lintasan survey di surface.12.Larikan Bentang Geophone (Geophone Array)Bentang Geophone menentukan informasi kedalaman rambatan gelombang, nilai kelipatan liputan dan alternatif sistem penembakan pada daerah-daerah sulit, seperti lintasan menyeberangi sungai lebar dll.14.Arah LintasanDitentukan berdasarkan informasi studi pendahuluan mengenai target. Survey akan dilakukan pada arah memotong atau membujur atau sembarang terhadap orientasi target. Pada arah dip atau strike, up dip atau down15.Spasi Antar LintasanPertimbangan spasi antar lintasan melibatkan segi teknis dan ekonomis. Dari segi teknis akan dilihat pada kepentingan survey, yaitu untuk studi pendahuluan atau studi pengembangan atau sebagai data pelengkap saja (gambar 1.7.). Sedangkan dari segi ekonomis tentu menyangkut besarnya dana yang tersedia. Semakin rapat semakin mahal, namun demikian apakah data yang diperoleh cukup memadai atau mubazir relatif terhadap kepentingannya.

2.4 Tahapan Akuisisi Dat SeismikSebelum melakukan akuisisi data, tentukan dahulu sasaran yang akan dicapai, problem-problem apa saja yang ada dan masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada daerah survey. Paling tidak ada beberapa problem yang harus dijawab yaitu :1. Bagaimana desain survey dan pola point dalam grid yang akan digunakan sebagai acuan untuk pengambilan data seismik yang menentukan resolusi penampang yang akan dihasilkan2. Berapa kedalaman target3. Bagaimana kualitas refleksi4. Bagaimana resolusi vertikal yang diinginkan5. Seberapa besar kemiringan target yang tercuram6. Apa ciri-ciri jebakan yang menjadi sasaran7. Apa problem noise yang khusus8. Bagaimana problem logostik team9. Apa ada spesial proses yang mungkin diperlukanSecara umum kegiatan akuisisi data seismik adalah dimulai dengan membuat sumber getarbuatan, seperti palu seismik, vibroseis atau dinamit, kemudian mendeteksi dan merekamnya ke suatu alat penerima (receiver), seperti geophone atau hidrophone. Getaranhasil ledakan akan menembus kedalampermukaan bumi dimana sebagian dari sinyal tersebut akan diteruskan dan sebagian akandipantulkan kembali oleh reflektor. Sinyal yang dipantulkan kembali tersebut akan direkamoleh alat perekam dipermukaan.Sedangkan sinyal yang menembus permukaan bumi akan dipantulkan kembali oleh bidangrefleksi yang kedua snyalnya akan diterima kembali oleh alat perekam dan seterusnya hinggake alat perekam yang terakhir. Alatperekam akan menghasilkan data berupa trace seismik. Sedangkan untuk tata cara dalam operasi penyelidikan seismik adalah sebagai beikut:1. Pelaksanaan tes parameter akuisisi agar survei optimal2. Pembuatan desin survei koordinat teoritik dari titik-titk tembak danreceiver3. Pengukuran dan pemberiaan tanda terhadap koordinat titk tembak danreciveroleh tim topografi dan sambil melakukan pembukaan akses jalan, serta memindahkan (offset dan kompensasi) titik tembak jika ditemukan penghambat dalam survei.4. Pengeboran lubang titik shot source dengan kedalaman tertentu sesuai dengan hasil parameter tes yang dilakukan atau persiapan lempeng jika menggunakan palu seismik5. Pengisian lubang dengan bahan peledak sesuai dengan aturan atau penaruhan lempeng palu seismik di tempat yang langsung kontak dengan tanah6. Penutupan kembali lubang yang telah diisi dengan campuran rumput, tanah, jerami, daun sampai lubang bener-benar tertutup rapat.7. Pengukuran/pengecekan terhadap koordinat aktual yang telah diisi.8. Selanjutnya dilakukan kontrol kualitas lubangshot pointuntuk mengurangi resiko terjadinyamissfiredanweakshot.9. Pembentangan kabel dan pemasangan geophone untuk kondisi permukaan yang kering dan hydrophone untuk kondiisi berair.10. Perekaman dengan melakukan penembakan shot point dan mengaktifkan reciver dengan jumlah channel yang aktif disesuaikan dengan hasil tes parameter yang dilakuakan. Sebelum penembakan dilakuakan, ada petugas yang bertugas untuk menghentian bising.11. Kontrol kualitas data rekaman, untuk memastikan data telah memenuhi syarat atau malah perlu dilakuakan penembakan ulang.12. Penyimpanan data rekaman dan kemudian data dari mobil labo dibawa kebasecamp.13. Pengolahan data lapangan

2.5 Noise Yang Dapat Menggaggu Proses Akuisisi Data Seismik RefraksiBerdasarkan land dan marine seismic acquisition, jenisnoise dalam seismik refraksi dapat dibedakan menjadi :a. Impulsive and swell noise: mengkontaminasitracepadanear offsetdan merupakannoisedengan level sangat tinggi dan mempengaruhi frekuensi dalam rentang yang terbatas. Misal : gelombang laut yang mengenaistreamer. Denoising: F-Xdomain.b. Interference noise: berasal dari sumber sekunder yang memiliki waktu tiba dan frekuensi yang tidak dapat diprediksi dari satushotpointke berikutnya jika sumbernoiseyang menginterferensi tidak secara terus menerus merambatkannoise.Misal : akibat tembakan darishotyang lain.Denoising: SRME (Surface Related Multiple Elimination).c. Random noise: kapal, perahu,rig,kabel panjang.d. Denoising: tau-pdomain(Radon)

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu. Secara umum kegiatan akuisisi data seismik adalah dimulai dengan membuat sumber getarbuatan, seperti palu seismik, vibroseis atau dinamit, kemudian mendeteksi dan merekamnya ke suatu alat penerima (receiver), yang dapat dilakukan di land atau marine dengan kondisi dan noise yang berbeda-beda pula.

3.2 SaranDiharapkan dalam penerapan akuisisi data seismik dilakukan dengan persiapan yang matang dengan menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah yang hendak disurvey sebab akan menentukan kualitas data yang akan diperoleh yang biasanya tidak sama untuk daerah lain yang berbeda, sehingga kualitas data yang didapat dapat bernilai tinggi yang kemudian akan dilakukan processing data seismiknya.

DAFTAR PUSTAKA

SeismicExperiments & Modelling (exploration and...Publication ofDrijkoningen, 2006, Rademakers. Slob and Fokkema, GeophysicsSismanto, 1996, Modul Seismik Eksplorasi : Akuisisi Data Seismik, Laboratorium Geofisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjahmada

DAFTAR PERTANYAAN Apakah ada kriteria laut untuk survey seismik marine? (Rya Yudhi A.)Jawab : Dalam survei seismik di laut, gelombang energi mengarah langsung pada dasar laut dan mendasari lapisan geologike berbagaikedalaman dari beberapa ratuske beberaparibuan meter dibawah tanah. Selama survei seismik, suatu zona eksklusif keamanan sementara akan diumumkan,dengan radius 500m didepan kapal dandariunjung alat streamer yang digandeng. Jarak sesungguhnya dari pantai dan kedalaman air pada akhir dari garis-garis tersebut akan ditentukan setelah dilakukan suatu survei batimetrik (dengan menggunakan teknik pembunyian untuk gema dan pengamatan sonar samping)sebelum kapal seismik beradadi lokasi. Krireria yang terpenting antara lain kedalaman laut, semakin dalam maka perambatan gelombang semakin lama; gelombang (tinggi, periode, distribusinya), semakin besar maka distribusi lokal gelombang akan sulit fokus; seismik, bergantung dari elastisitas seafloor dan kondisi tanahnya; angin, arus sebagai noising yang berpengaruh pada akuisisi; marine growth sebagai faktor pemantulan gelombang dan sifat gelombang setelah mengenai seafloor Pada setiap geophone apakah dihubungkan dengan kabel konektor GeoDe atau satu line hanya satu? (Fitra Sulestianson)Jawab : Kabel konektor disini berfungsi layaknya streamer yang digunakan dalam akuisisi dseismik laut yang berguna sebagai penghubung seluruh alat dalm akuisisi, terutama receiver atau dalam hal ini berupa geophone dan hidrophone, jadi semua geophone yang akan digunakan sebagai receiver harus dihubungkan pada kabel konektor yang kesemuanya akan terhubung dalam GeoDe lalu di transfer ke pc dalam tiap data yang diperoleh. Apakah pada proses pengambilan data di land, 1 kali dentuman palu akan mendapatkan satu data atau diperlukan berapa kali dentuman untuk mendapatkan sebuah data? (M. Tajul A.) Jawab : Pertama kita definisikan arti thumper atau palu seismik itu sendiri. Thumper adalah jenis bhan non ledakan yg paling tua yg pling sering dgunakan. Thumper ini terdri dari muatan masa sberat 3 ton. Muatan ini (biasanya berbentk palu) diangkat kira2 3 meter dri tanah dan dijathkan kmbli ke tanah. Dalam akuisisi data seismik, setiap 1x thumper djatuhkan ke tanah,maka akn tercatat 1 data saja. Setelah kita menjatuhkan thumper ketanah, sinyal seismik akan bekerja sesuai refleksi atw refraksi lalu masuk ke pc. Kemudian kita catat sbg 1 data. Itulah kenapa terdpat jeda waktu sbelum kita menjatuhkan thumper ke tanah stiap mengambil data.Ini untuk membiarkan data masuk ke pc dlu bru kita mengambil data lainnya, Jadi untuk mengambil beberapa data dperlukan beberapa kali dentuman pula. Hal ini juga berkaitan dengan resolusi seisimic data yang dihasilkan, semakin banyak shot source yang diberikan maka resolusinya akan semakin baik tergantung dari dimensi seismik yang di ambil apakah 2D atau 3D. Pada pengambilan data di lautan, apakah ikan yang berada di dalamnya akan mempengaruhi gelombang pemancaran? (Barqi Muhammad I) Jawab : Iya, karena gerakan ikan termasuk ke dalam noise random. Oleh karena itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, selama operasi akuisisi data disertai dua buah kapal perintis (chase boat) yakni sekitar 2 mil di depan kapal utama yang berfungsi untuk membersihkan lintasan yang dilewati serta menghalau ikan-ikan dan kapa-kapal agar pergi dari daerah survey, termasuk kapal2, rumpon, perangkap ikan, atau kumpulan ikan lumba2 yg dapat menghalangi jalur yg telah ditentukan. Tetapi dengan pemrosesan seismik modern memungkinkan jalur seismik yang menyimpang sehingga di buat trek atau jalur yang sesuai atau tidak sesuai jalur dengan membuat jalur baru yang merusak habitat flora disekitarnya. Walaupun penggunaan instrumen navigasi inersia untuk survey tanah yang lebih baru dapat menurunkan dampak ledakannya Dan dampak kerusakan lingkungan yang paling utama utama untuk survei laut adalah potensi sumber gempa mengganggu kehidupan hewan, khususnya cetacea seperti ikan paus dan ikan lumba-lumba. Survei ini menggunakan frekuensi ledakan 15-45 Hz dengan Air Gun pneumatik di bawah permukaan laut , kapal yang digunakan untuk survei ini juga memancarkan gelombang yang berfrekuensi rendah (10-300 Hz),dengan intensitas tinggi (215-250 dB). Geophone di laut itu di dasar laut atau di atas kapal? Terus noise di laut selain ombak itu apa? (Dwi wahyu Purboyo)Jawab : Lebih tepatnya hidrophone, yang dapat diletakkan di permukaan laut atau tepat di kontak seafloor, keduanya sama dalam sisi konsep hanya saja jika di letakkan di permukaan laut maka data akan ditransmisikan dulu ke satelit kemudian diterima oleh kapal penerima, sedangkan jika pada seafloor data akan disalurkan pada bouyant receiver lalu dikirimkan ke kapal penerima data tergantung dari kondisi noise dan topografi seafloor yang teridentifikasi. Noise selain ombak, untuk marine juga terdapat noise berupa random noiseseperti kapal, perahu,rig,kabel panjang, atau ikan besar dibawah permukaan laut.

19 | Page