makalah Landasan Pendidikan
description
Transcript of makalah Landasan Pendidikan
Pengertian Pendidikan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidiakan
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh :
Asri Najmi Fathillah
Kukuh Hadiatma
Tania Fauzia Iqbal
Tedy Tarudin
Tri Winarni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu.
Makalah ini didisusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Landasan Pendidikan. Dalam makalah ini dibahas mengenai pengertian
pendidikan yang terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya pengertian pendidikan
berdasarkan ruang lingkup, pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah,
dan pengertian pendidikan berdasarkan sistem.
Makalah ini diharapkan pula dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran dengan maksud dapat memperoleh wawasan secara komprehensif
dan fungsional tentang pengertian pendidikan sebagai kebutuhan manusia.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini.
Bandung, Februari 2011
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penyusunan...............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
A. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Ruang Lingkup............................4
1. Pengertian Pendidikan Maha Luas..................................................4
2. Pengertian Pendidikian Secara Sempit............................................4
3. Pengertian Pendidikan Luas Terbatas.............................................5
B. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ilmiah.......................7
1. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Psikologi...........9
2. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sosiologi.........10
3. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Antropologi.....11
4. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Politik..............12
5. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ekonomi..........14
C. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem....................15
BAB III KESIMPULAN...............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak terlepas dan
tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani,
rohani, spiritual, material, maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan, pada dasarnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya
mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nnilai dan keterampilan-
keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life
long process),dan generasi ke generasi.
Pendidikan dilihat dari sudut pandang tertentu akan berbeda pengertiannya
akan tetapi maksudnya tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Menoleh tentang beberapa pengertian pendidikan yang disampaikan para
ahli pendidikan, diantaranya Langeveld, menyebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum
dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I. Soelaiman, 1985). Soegarda
Poerbakawatja (1982:257) menyebutkan bahwa pengertian pendidikan dapat
diartikan secara luas dan sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua
1
perbuatan dan usulan dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya (orang menamakan ini juga
“mengalihkan” kebudayaan atau culturoverdracht) kepada generasi muda sebagai
usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran,
walaupun demikian di dalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran
sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.
Melihat beberapa pengertian pendidikan tersebut, maka untuk
merumuskan pengertian pendidikan secara memadai memang kompleks, sebab
pengertian pendidikan dapat dipandang dari berbagai bentuk, aspek, unsure,
dipandang dari setiap disiplin ilmu, dasar falsafahnya. Tetapi tidaklah merisaukan
dari setiap pengertian pendidikan, yang terpenting adalah makna pengertiannya
dalam konteks pengembangan sumber daya manusia.
Kita selaku bangsa Indonesia yang berada sekarang ini tentunya lebih
condong dan lebih focus pada pengertian pndidikan menurut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, karena mau tidak mau hendak
melaksanakannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun demikian
para ahli pendidikan dalam merumuskan pengertian pendidikan merupakan
wahana dalam menafsirkan pendidikan bersifat lebih komprehensif, lebih kaya
dipandang dari berbagai sudut disiplin ilmu yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup?
2. Bagaimana pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah?
3. Bagaimana pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan system?
C. Tujuan Penyusunan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan.
2. Menafsirkan pendidikan secara komprehensif.
2
3. Mengetahui pengertian Pendidikan berdasarkan ruang lingkup,
pendekatan ilmiah dan pendekatan sistem.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Ruang Lingkup
Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Pengertian pendidikan maha luas
2. Pangertian pendidikan luas terbatas
3. Pengertian pendidikan secara sempit
1. Pengertian Pendidikan Maha Luas
Pengertian pendidikan maha luas maksudnya pendidikan adalah
hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendididkan adalah segala situasi hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan manusia/individu tidak semua pengalaman
dapat disebut pendidikan, pengalaman-pengalaman positif dan kostruktiflah yang
dapat disebut pendidikan, kerena tujuannya adalah untuk meningkatkan harkat
martabat itu sendiri. Pendidikan pada dasarnya akan terjadi apabila adanya
interaksi dan unterlerasi antar setiap manusia, maka dari itu pendidikan dapat
berlangsung dimana, kapan, dan pada siapa saja tidak terbatas pada kurun waktu
tertentu tetapi berlangsung sepanjang masa. Tujuan pendidikan secara luas terarah
pada apa yang ingin dicapai selama hidup atau sama dengan tujuan hidup yang
sempurna material, spiritual, sehat lahir dan bathin serta menyangkut seluruh
aspek kepribadian manusia.
2. Pengertian Pendidikan Secara Sempit
Pengertian pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan
adalah segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
4
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial ( Redja
Mudyaharjo, 2001:6 )
Beberapa ciri-ciri pengertian pendidikan secara sempit:
a. Bersifat terbatas baik dari segi waktu,pelaksanaan,materi
atau isi pembelajaran ruang lingkup kegiatan maupun
tujuan yang ingin di capai.
b. Proses pembelajaran pada suatu kurun waktu yang
ditentukan dan disesuaikan menurut program kurikulum.
c. Proses interaksi hanya terjadi antara guru dan siswa yang di
tunjang oleh unsur-unsur lain .
d. Lebih mengutamakan pada pembahasan materi-materi
pembelajaran.
e. Karena bersifat terbatas maka tujuan pendidikan
mengutamakan pemupukan intelektual dan kemampuan
serta keterampilan tertentu yang berhubungan langsung
dengan materi pembelajaran.
3. Pengertian Pendidikan Dalam Arti Luas Terbatas
Pengertian pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar
yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang
akan datang (Redja Mudyaharjo,2001:11) pengertian pendidikan ini merupakan
jalan tengah antara pengertian pendidikan secara sempit.
Pendidikan berlangsung pada situasi tertentu dan dilaksanakan secara
terprogram pada setiap jenis, jenjang dan bentuk pendidikan. Lingkungan
pendidikan ditentukan berdasar keperluan, apakah pendidikan formal, nonformal
atau pendidikan informal. Tujuan pendidikan adalah sebagai penunjang dalam
mencapai tujuan hidup manusia.
5
Karakteristik pengertian pendidikan makna maha luas, luas terbatas dan
sempit menurut Redja Mudyahardjo (2001) gambarnya sebagai berikut :
No.
Karakteristik
Pengertian
Pendidikan
Makna Luas Sempit Luas Terbatas
1.Masa
Pendidikan
Berlangsung seumur
hidup selama ada
pengaruh lingkungan
Berlangsung
dalam setiap
batas-batas
waktu tertentu
di sekolah
Berlangsung
seumur hidup,
tidak
berlangsung
sembarang, tetapi
pada saat-saat
tertentu
2.Lingkungan
Pendidikan
Berlangsung dalam
segala lingkungan
hidup, baik yang
diciptakan maupun
dengan sendirinya
Berlangsung
secara khusus
yang
diciptakan
secara teknis di
kelas
Berlangsung
dalam sebagian
dari lingkungan
hidup.
Pendidikan
berlangsung
dalam
lingkungan hidup
kultural
3. Bentuk
Pendidikan
Terentang dari
bentuk-bentuk yang
misterius atau tak
sengaja sampai
dengan terprogram.
Pendidikan
berbentuk dengan
segala macam
pengalaman belajar
Isi pendidikan
tersusun secara
terprogram,
terjadwal
berdasarkan
kurikulum
Pendidikan dapat
berbentuk
pendidikan
formal,
nonformal, dan
informal.
Kegiatannya
dapat berbentuk :
pengajaran,
6
dalam hidup, terjadi
sembarangan, di
manapun dan
kapanpun
bimbingan, dan
atau latihan
4. Tujuan
Tujuan Pendidikan
terkandung dalam
setiap pengalaman
belajar, tujuannya
tidak terbatas.
Tujuan pendidikan
sama dengan tujuan
hidup manusia
Tujuan
pendidikan
ditentukan
pihak luar,
terbatas pada
pengembangan
kemampuan
tertentu.
Tujuan
pendidikan
adalah
mempersiapkan
hidup
Tujuan
pendidikan
mencakup
tujuan-tujuan
dari setiap bentuk
pendidikan.
Tujuan
pendidikan
adalah sebagian
dari tujuan hidup
yang bersifat
menunjang
terhadap
pencapaian
tujuan hidup
B. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ilmiah
Berbicara tentang pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah maka
terlebih dahulu perlu berbicara tentang pendekatan ilmiah dalam pendidikan
Ciri-ciri pendekatan ilmiah dalam pendidikan :
a. Analisis : maksudnya menjabarkan sesuatu hal dalam unsur-
unsur yang lebih kecil, karena dalam pendidikan ada batas-
7
batas tertentu dipandang dari sudut ilmiah tertentu, seperti:
sosiologi, antropologi, politik, ekonomi dan sebagainya
b. Deskriptif : maksudnya menggambarkan secara terperinci
tentang unsur-unsur kependidikan yang menjadi objek
penyelidikan.
c. Empiris : maksudnya mengungkapkan prinsip-prinsip
pendidikan berdasarkan peristiw-peristiwa yang terjadi
dalam pendidikan dengan menggunakan prosedur kerja yang
cermat, terencana, melalui pendirian dan berdasarkan
pikiran yang logis.
d. Asumsi : memulai dengan suatu asumsi maksudnya suatu
pendapat yang diakui kebenarannya tanpa pembuktian,
dengan kata lain suatu pendapat dalam suatu disiplin ilmu
tertentu dalam pendidikan sudah diakui kebenarannya oleh
para pemerhati pendidikan.
Henderson (1960:03) menyabutkan ada dua pendekatan dalam pendidikan,yaitu:
1 Pendekatan filsafat yang digunakan dalam pendidikan ( philosophy
of Education)
2 Pendekatan ilmiah yang digunakan dalam pendidikan (science of
Education)
Pendekatan ilmiah dalam pendidikan lebih diarahkan pada pendidikan
sebagai empiris artinya di dasarkan pada peristiwa-peristiwa yang sifatnya praktis
di lapangan dan di dasarkan apa adanya yang terjadi (das sein). Cara-cara yang
dilakukan didasarkan pada pendekatan kuantitatif melalui pengamatan,
eksperimen, verifikasi, perhitungan dan analisis secara cermat, terecana dan penuh
tanggung jawab.
8
1. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Psikologi
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku
individu dalam keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita,
dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, serta masa tua, (Wood Ward dan
Mrquis) yang diungkap Redja Mudyaharjo (2001:20).
Ada beberapa karakteristik individu sebagai bahan kajian dalam
pendidikan, seperti yang disampaikan oleh Callahan dan Clark yang diungkap
oleh Redja Mudyaharjo (2001:21), adalah sebagi berikut : (1) Unik (ada
perbedaan individual, (2) Banyak kesamaan daripada perbedaannya, (3)
Mempunyai berbagai diri, (4) Sebuah organisme total, (5) Mempunyai kesiapan
bertindak, (6) Mempunyai tugas-tugas perkembangan, (7) Mempunyai berbagai
kebutuhan, (8) Mempunyai kecenderungan-kecenderungan umum dalam
bertingkah laku, (9) Mempunyai tujuan-tujuan khusus, dan (10) Mempunyai
motivator-motivator dirinya sendiri. Krakteristik tersebut merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia dan merupakan dasar dalam proses
pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran, karena setiap individu dalam
hal ini siswa dituntut dapat mengembangkan segala potensi dirinya dari aspek
kognitif, efektif, dan psikomotor.
Di sisi lain posisi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai
tugas utamanya dan melakukan kegiatan bimbingan serta latihan sebagai tugas
penunjangnya dala upaya melahirkan siswa agar mempunyai aspek kognitif
sebagai bekal dalam melakukan kemampuan berfikir, aspek afektif yang dapat
diterapkan pada perilaku kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab,
dan aspek psikomotor yang merupakan bagian untuk melakukan kegiatan motorik
dalam suatu perbuatan.
Pandangan-pandangan psikologi tersebut kiranya mengarah pada pola
ideografis (The Idografic Style), yang menekankan pada tuntutan-tuntutan
individu. Pengertian pendidikan adalah personalisasi peranan (Personalization of
Roles), atau dapat dikatakan pula bahwa pengertian pendidikan dari sudut
pandang psikologis adalah individualisasi atau proses pengembangan individu.
9
2. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sosiologi
Disiplin ilmu juga menopong terhadap pendidikan seperti sosiologo yaitu
studi tentang interaksi antara individu dalam bermasyarakat. Selo Soemardjan
(1972:14) menyebutnya ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial,
termasuk perubahan sosial. Manusia hidup tidak lepas melakukan melakukan
hubungannya dengan manusia lain atau dengan kelompok lain dalam
bermasyarakat. Pendidikan merupakan hubungan atau interaksi dan interrelasi
antar manusia dengan manusia, karena tanpa adanya interrelasi antara manusia
maka pendidikan tidak akan terjadi.
Ada beberapa pendapat tentang karakteristik masyarakat yang dihimpun
Redja Mudyaharjo (2001:22) antara lain : (1) Pengalaman kita dengan orang lain
di sekitar kita, (2) Tingkah laku kelompok, hubungan-hubungan di antara
manusia, dan faktor-faktor yang termasuk dan terjadi di dalam hubungan-
hubungan manusia, (3) Interaksi dan interrelasi manusia, (4) Sistem, dan (5)
Kelompok dengan suatu budaya yang terorganisasi untuk memberikan kepuasan
bagi kebutuhan dan kepentingan semua.
Karakteristik tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana siswa dan
guru berinteraksi dan berinterrelasi satu sama lain sebagai makhluk sosial.
Interaksi dan interrelasi di antara atau dengan pihak lain maka terjadilah
pendidikan selama hubungan bersifat positif dan kostruktif. Sebagai pendidik,
seorang guru dituntut dapat mendidik para siswa untuk dapat menyesuaikan dan
dapat menjalankan hidupnya di tengah-tengah masyarakat dengan penuh tanggung
jawab dalam menghadapi dinamika masyarakat yang kompleks.
Pandangan sosiologis tersebut mengarah pada pola kegiatan sosial yang
bersifat pola nomotheis (The nomothetic style), yang menekankan pada tuntutan
institusi atau pranata sosial. Pendidikan adalah proses sosialisasi individu
(socialization of personality) dengan kata lain disebut proses menjadikan anggota
masyarakat yang diharapkan (sosialisasi).
10
3. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Antropologi
Disiplin ilmu yang juga menopang terhadap pendidikan adalah
antropologi, yaitu pengetahuan tentang manusia atau studi tentang ras manusia.
Cabang-cabang antropologi dewasa ini terdiri dari : antropologi biologis atau
fisik, antropologi sosial budaya, linguistik, dan arkeologi. Cabang ilmu ini yang
berdekatan dengan penididikan adalah antropologi biologis atau fisik dan
antropologi sosial budaya. Antropologi biologis/fisik mengungkap tentang ciri-ciri
khas manusia, terdiri : (1) Berjalan tegak, (2) Mempunyai otak besar dan
kompleks, (3) Hewan yang tergeneralisasi, dapat hidup dalam berbagai
lingkungan, dan (4) Periode kehamilan yang paling panjang dan anak lahir tak
berdaya (Beals, 1977:1) yang diungkap Redja Mudyaharjo (2001:18). Menurut
pandangan antropologi biologi/fisik bahwa manusia adalah homo sapiens atau
makhluk yang diberkahi ratio. Atas dasar tersebut maka yang menjadi kajian
dalam pendidikan adalah, bahwa manusia merupakan yanag mempunyai
keharusan dan kemungkinan pendidikan, karena manusia lahir tanpa dibantu
manusia tidak mungkin menjadi manusia sempurna, dan tidak mungkin terjadi
ineraksi dan interrelasi. Terjadinya pendidikan karena adanya hubungan sesama
manusia untuk mengembangkan rationya dan pertumbuhan fisiknya. Di sisi lain,
antropologi budaya merupakan cabang antropologi yang mempelajari tingkah laku
manusia, yang salah satunya mempelajari segala sesuatu dalam bidang sosial atau
disebut sosial budaya. Karakteristik umum budaya antara lain : (1) Tingkah laku
kultural dipelajari, (2) Tingkah laku kultural terorganisasi dalam pola-pola tingkah
laku, (3) Pola-pola budaya diajarkan orang dan berlangsung dari satu generasi ke
generasi lain, (4) Budaya mempunyai aspek material dan non-material, (5)
Budaya tersebar secara seragam oleh anggota masyarakat, (6) Tingkah laku
kultural menjadi sebuah cara hidup, dan (7) Budaya terus menerus berubah (Redja
Mudyaharjo, 2001:19).
Selaku guru, atau pendidik yang telah mengenyam pendidikan dan
pengalaman, baik setelah mengikuti pendidikan formal maupun dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan tentunya telah “banyak” menimba ilmu, yang
11
merupakan modal dalam melaksanakan tugas mengajar atau dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kehidupan. Modal yang diperoleh merupakan alih budaya dari
generasi sebelumnya sebagai bahan bagi pengembangan dirinya dala mengalihkan
kembali budaya yang ada pada dirinya bagi orang lain atau siswa/terdidik.
Ungkapan tersebut sebagai ilustrasi saja antara guru dan siswa di sekolah, tetapi
makna yang terpenting kajian antropologi terhadap pendidikan adalah proses
pemindahan budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau disebut
enkulturasi.
4. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Politik
Pendidikan dipandang dari sudut politik mengarah pada ketatanegaraan
dalam berbangsa dan bernegara. Politik atau ilmu politik merupakan ilmu yang
mempelajari tentang ketatanegaraan. Menurut Broom dan Selznick (1958) yang
diungkap oleh Redja Mudyoharjo (2001:24) menyebutkan bahwa politik atau ilmu
politik adalah studi tentang pemerintahan negara. Kita selaku manusia yang
berada dalam suatu wilayah negara mau tidak mau harus mengikuti tentang apa
yang terjadi pada politik yang sedang dilaksanakan oleh negara, oleh karena itulah
maka setiap manusia hendaknya “patuh” dan “taat” pada suatu ketentuan-
ketantuan yang dilaksanakan dalam percaturan politik. Patuh dan taat bukanlah
bersifat apatis tetapi kita selaku manusia yang hidup dalam suatu negara patut
untuk selaku membangun sendi-sendi kehidupan yang bersifat demokratis dalam
upaya memajukan kehidupan berbangasa dan bernegara yang lebih maju.
Pandangan politik, bahwa manusia sebagai animal politikon (Aristoteles)
atau binatang yang hidup berpoltik, artinya bahwa manusia dalam kehidupan
bermasyarakat atau dalam kehidupan berbangasa dan bernegara tidak lepas dalam
mengikuti kehidupan berpolitik. Bidang-bidang kajian ilmu politik menurut
Unesco terdiri dari : (1) Teori politik, (2) Lembaga-lembaga poltik, (3) Partai-
partai politik, kelompok-kelompok politik, dan pendapat umum, (4) Hubungan-
hubungan Internasional (Redja Mudyoharjo, 2001:24). Semua pandangan tersebut
dirasakan di negara kita dan nampaknya diadopsi yang merupakan pijakan dalam
12
upaya memajukan masyarakat Indonesia dalam percaturan politik, baik percaturan
politik dalam negeri maupun Internasional.
Selaku guru atau pendidik maka yang hendak dilakukan adalah mengerti
tentang pendidikan politik yang kiranya dapat disebarluaskan pada para siswa atau
terdidik dalam upaya membangun bangsa (Nation and Character Building)
menuju masyarakat yang lebih maju.
Politika atau ilmu politik dalam hubungan dengan pendidikan merupakan
dasar dalam pengelolaan pendidikan secara makro, karena mau tidak mau sistem
pendidikan yang dianut akan selalu tergantung pada sendi-sendi politik yang
dilakukan dalam suatu kurun pemerintahan yang memegang kekuasaan. Demikian
juga politik suatu negara akan berdampak pada terjalinnya kerjasama
Internasional di bidang pendidikan, pendidikan politik, dan pentingnya pendidikan
kewarganegaraan. Pengertian pendidikan dari sudut pandang ilmu politik atau
politika adalah civilisasi atau proses menjadi warga negar yang diharapkan.
5. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang usaha manusia dalam
mencapai kemakmuran. Winardi (1989) yang diungkap oleh Redja Mudyaharjo
(2001:25) berpendapat bahwa ekonomika atau ilmu ekonomi merupakan studi
tentang upaya manusia memperoleh kemakmuran material. Manusia dalam
kehidupannya akan selalu berhubungan dengan aktivitas dan kreativitasnya dalam
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhannya, baik dari masyarakat
golongan bawah, menengah, maupun tinggi. Demikian pandangan ekonomi
bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, karena manusia ingin selalu mencapai
kebutuhan material secara memadai.
Menurut pandangan ekonomi bahwa manusia adalah enimal economicus
atau binatang yang melakuakan kegiatan-kegiatan ekonomi, artinya binatang yang
selalu berupaya memperoleh kebutuhan dirinya. Manusia dalam melakukan
kegiatan ekonomi akan berhubungan dengan bidang konsumsi, produksi,
distribusi, dan pertumbuhan sepanjang waktu.
13
Ekonomi merupakan penopang bagi pendidikan karena segala sesuatu
yang berhubungan dengan kebutuhan pendidikan akan ditentukan dengan
perhitungan ekonomi, karena kondisi ekonomi akan mempengaruhi kemampuan
dan kegiatan pendidikan. Prinsip ekonomi menyebutkan bahwa dengan modal
yang dikeluarkan seminimal mungkin diharapkan dapat memperoleh keberhasilan
semaksimal mungkin dan dalam pendidikan diartikan sebagai human investment
atau penanaman modal dalam sumber daya manusiaditinjau dari ekonomi makro,
artinya bagaimanakah modal yang telah dikeluarkan oleh manusia dalam
pendidikan diharapkan dapat diperoleh kembali modalnya plus keuntungannya.
Sedangkan pendidikan ditinjau dari sudut mikro ekonomi adalah profesionalisasi,
artinya bagaimanakah modal yang telah ditanamkan dalam pendidikan dapat
diperoleh keuntungannya menjadi manusia yang profesional.
C. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem
Banyak ahli yang membataskan pengertian sistem, diantaranya Campbell
(1979:3) bahwa: “system as any group of interrelated components or parts which
function together to achieve goal”, sistem adalah sekumpulan komponen atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian sistem yang dikemukakan oleh Elias M Award
(1979:4) “...can be defined as an organized group of components (subsystems)
linked together according to a plan to achieve a specific objective”, sistem adalah
sekumpulan komponen-komponen atau subsystem yang terorganisir satu sama
lain sesuai dengan rencana untuk mencapai satu tujuan.
Pengertian sistem yang di ungkap Umar Tirtarahardja (1994:59) adalah
suatu kesatuan yang intergral dari sejumlah komponen, komponen-komponen
tersebut saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi
komponen-komponen itu terarah pada pencapaian suatu tujuan.
Berdasarkan ketiga pandapat tersebut ada beberapa makna yang terkandung dalam
pengertian sistem, yaitu:
14
1. Adanya sekumpulan atau keseluruhan.
2. Sekumpulan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian.
3. Komponen dan bagian-bagian merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.
4. Komponen-komponen atau bagian-bagian mempunyai hubungan satu
sama lain atau secara bersama-sama.
5. Setiap komponen mempuyai peranan dan fungsinya masing-masing.
6. Adanya suatu tujuan.
Karakteristik teori sistem di ungkap oleh Redja Mudyahardjo (2001:41), adalah
sebagai berikut:
1. Keseluruhan merupakan yang utama dan bagian-bagian merupakan hal
yang kedua.
2. Adanya kesatuan dari setiap bagian-bagian.
3. Bagian-bagian membentuk keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4. Setiap bagian-bagian memainkan peranannya.
5. Setiap bagian dan fungsinya diatur oleh keseluruhan dalam hubungan-
hubungannya.
6. Keseluruhan merupakan sebuah yang kompleks atau sebuah komfigurasi
dari energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak
kompleks.
7. Harus dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, bagian-bagian dan
hubungan-hubungan secara berangsur-angsur.
Gambaran tersebut merupakan keseluruhan yang menyatu dari setiap
komponen atau subsistem yang berkaitan erat satu sama lain yang mempunyai
peranan serta fungsi masing-masing berjalan seiring seirama dalam mencapai satu
tujuan.
Disisi lain ada juga yang menambahkan unsur-unsur yang terdapat pada
sistem, seperti: perencanaan, lingkungan, dan sebagainya tergantung dari sudut
mana pengertian sistem itu diungkapkan.
Model sistem yang sederhana dan lazimnya para ahli menggambarkan
model sisem ditinjau dari sudut input, proses, dan output, adalah sebagai berikut :
15
Gambar 1
Model sistem yang sederhana
Redja Mudyahardjo (2001:43) mengungkapkan tentang unsur-unsur sistem
ditinjau dari sudut input atau masukan, psoses, dan output atau hasil, gambarnya
adalah sebagai berikut :
1. Masukan ( input ), adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau
suprasistem yang masuk dalam sistem, terdiri dari :
a. Informasi : informasi produk dan informasi operasional
b. Energi dan tenaga
c. Bahan-bahan
2. Proses atau transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa, yang
dilakukan oleh manusia, atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-
mesin, terdiri dari :
a. Proses menejemen
b. Proses fungsionsl
c. Proses fungsional silang
3. Output atau hasil
Keluaran barang atau jasa yang diguakan lingkungan. Umar Titarahardja
(1994:62) mengungkapkan gambaran sistem ditinjau dari sudut input, proses, dan
output, sebagai berikut :
16
Lingkungan
OutputProsesInput
Gambar 2
Model sistem dilihat dari input, proses, dan output
Kedua pandangan tentang sistem tersebut merupakan analogi sistem dalam
suatu pabrik dan merupakan ilustrasi model sistem pada umumnya yang tentunya
dapat diadopsi dalam sistem pendidikan, tetapi kajiannya didasarkan pada
masukan mentah manusia ( siswa yang akan mengikuti pendidikan ) dan
keluarannya pun manusia ( manusia terdidik ).
Klasifikasi sistem yang diutarakan oleh William A Shode, Dan Vaich Jr (1974)
sebagaimana diungkap oleh Tatang M Amirin (1992), diantaranya :
1. Sistem dipandang dari sudut wujudnya, yaitu :
a. Sistem fisik, merupakan sistem yang dengan sendirinya di muka
bumi secara fisik, seperti sistem tata surya.
b. Sistem biologik, merupakan sistem makhluk hidup seperti :
manusia, hewan, tumbuhan.
c. Sistem sosial, merupakan sistem dalam kelompok manusia,
seperti : keluarga dan perkumpulan.
2. Sistem dipandang dari sudut asal-usulnya, terdiri dari :
a. Sistem alamiah, merupaka sistem benda-benda atau peristiwa-
peristiwa alamiah, baik fisik maupun biologik.
b. Sistem buatan manusia, merupakan sistem yang dirancang,
dilaksanakan, dan dikendalikan oleh manusia.
17
Raw Input
Output
Instrumental Input
Instrumental Input
Proses
3. Sistem dipandang dari sudut hubungan dengan lingkungan, terdiri dari :
a. Sistem terbuka, merupakan sistem yang selalu menerima pengaruh
dan masukan dari lingkungan.
b. Sistem tertutup, merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan
lingkungannya.
Klasifikasi sistem tersebut bila dikaitkan dengan pendidikan sebagai suatu
sistem nampaknya akan berada pada sistem sosial, sistem terbuka, sistem buatan
manusia.
Pendidikan sebagai sistem sosial dapat digambarkan dalam bentuk model
input-output ataa sering dikenal dengan model CIPP (Context/lingkungan), input
(masukan, proses, dan produk/output (hasil)), sebagai berikut :
Gambar 3
Model Input-Output Pendidikan
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang menjadi masukan pendidikan,
sebagai sistem yang berada dalam suatu lingkungan, berupa sistem pemerintahan,
sistem agama, sistem bisnis, dan sistem-sistem lain yang ada dalam masyarakat.
Masyarakat adalah suprasistem bagi sistem-sistem tersebut, termasuk sistem
pendidikan. Sistem pendidikan menerima input dari masyarakat, berupa input
18
Lingkungan Lingkungan
Input Pendidikan Proses Pendidikan Hasil Pendidikan
Lingkungan Lingkungan
mentah (raw input) berupa calon peserta didik, input lingkungan (environmental
input) berupa tujuan pendidikan, filsafat pendidikan/filsafat sekolah, aspirasi
masyarakat, tuntutan pembangunan masyarakat, dan input instrumental
(pendidik/guru, kurikulum, buku, alat bantu belajar, sarana dan prasarana
pendidikan, uang, dan sebagainya.
Pendidikan sebagai suatu sistem sebagaimana diungkap oleh Redja
Mudyahardjo (2001:51-53) gambarannya adalah sebagi berikut :
1. Masukan pendidikan (input)
a. Informasi
1) Informasi produk, berupa informasi tentang peserta didik/siswa.
2) Informasi operasional, seperti : informasi tentang penduduk,
barang-barang yang digunakan dalam pendidikan,
pengetahuan/ilmu, dan sebagainya.
b. Energi atau Tenaga
Masukan tenaga yang terlibat dalam pendidikan, seperti : tenaga
kependidikan/guru, penduduk yang terlibat dalam sistem pendidikan.
c. Bahan-bahan
Sumber-sumber bukan manusia yang terlibata dalam sistem
pendidikan :
1) Barang-barang produksi seperti : buku pelajaran, alat peraga, dan
sebagainya.
2) Penghasilan nasional (APBN, APBD) yang disediakan untuk
pendidikan, seperti : BOS, SPP, dan sebagainya.
2. Transformasi
a. Komponen
1) Tujuan pendidikan
2) Organisasi pendidikan
3) Masa pendidikan
4) Program isi pendidikan
5) Prasarana pendidikan
19
6) Sarana dan teknologi pendidikan
7) Biaya pendidikan
8) Tenaga pendidikan
9) Peserta didik
b. Bentuk Transformasi
1) Transformasi administratif/managerial pendidikan, yaitu proses
pengelolaan pendidikan nasional oleh pemerintah
2) Transformasi operasional/teknis pendidikan, yaitu proses
pengelolaan pendidikan oleh sekolah dan pendidikan luar sekolah
3. Hasil
a. Orang-orang terdidik yang mempunyai kemampuan : kognitif, afektif,
dan psikomotor.
b. Orang-orang terdidik dapat berperan sebagai :
1) Seseorang yang mau mengembangkan kemampuannya/terus
belajar.
2) Seseorang menjadi anggota keluarga yang baik, menjadi warga
negara yang baik, anggota masyarakat yang baik, dan sebagainya.
3) Menjadi hamba Tuhan yang baik
20
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan dapat diartikan menjadi beberapa pengertian yaitu, (1)
Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup, (2) Pengertian pendidikan
berdasarkan pendekatan ilmiah, (3) Pengertian pendidikan berdasarkan
pendekatan sistem. Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup terbagi
menjadi tiga bagian yaitu, (1) Pengertian pendidikan maha luas, (2) Pengertian
pendidikan secara sempit, (3) Pengertian pendidikan luas terbatas.sedangkan
pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah terbagi menjadi lima
bagian, yaitu (1) Pendekatan psikologi, (2) Pendekatan sosiologi, (3) pendekatan
antropologi, (4) Pendekatan politik, dan (5) Pendekatan ekonomi. Jadi kita
simpulkan bahwa pengertian pendidikan dapat dipandang dari berbagai bentuk,
aspek, unsur, disiplin ilmu, dan dasar falsafahnya yang merujuk pada pentingnya
pengembangan sumber daya manusia.
21
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Bonita J., (1979). Understanding Information System. Prentice-Hall of
India. New Delhi.
Henderson, Stella van Petten., (1959). Introduction to Philosophy of Education
(Terjemahan). The University of Chicago Press. Chicago.
Mudyahardjo, Redja., (2001). Pengantar Pendidikan. PT RAJA Grafindo Persada.
Jakarta.
Soelaeman, M.I. (1983). Landasan Pendidikan. IKIP. Bandung.