Makalah Kota Tarakan

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Tarakan merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Timur bagian Utara, Indonesia dan juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia. Kota Tarakan menjadi pintu gerbang masuk ke Kalimantan Timur bagian Utara, Kota Tarakan memiliki sumber daya alam maupun manusia yang melimpah. Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 23 tahun 1999, maka Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan berubah menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Disamping itu, berdasarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonimi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan seluruhnya berubah menjadi kelurahan. Selain itu, Undang- Undang tersebut juga mengubah penyebutan “Kotamadya Tarakan” menjadi “Kota Tarakan”. Kota ini memiliki luas wilayah 250,80 km², lautan seluas 406,53 km 2 . Jumlah penduduk Kota Tarakan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Kependudukan Kota Tarakan Page 1

description

Mengenai Kependudukan Kota Tarakan

Transcript of Makalah Kota Tarakan

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Kota Tarakanmerupakan satu-satunyakotadiProvinsi Kalimantan Timur bagian Utara, Indonesiadan juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia. Kota Tarakan menjadi pintu gerbang masuk ke Kalimantan Timur bagian Utara, Kota Tarakan memiliki sumber daya alam maupun manusia yang melimpah. Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 23 tahun 1999, maka Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan berubah menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Disamping itu, berdasarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonimi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan seluruhnya berubah menjadi kelurahan. Selain itu, Undang-Undang tersebut juga mengubah penyebutan Kotamadya Tarakan menjadi Kota Tarakan. Kota ini memiliki luas wilayah 250,80 km, lautan seluas 406,53 km2. Jumlah penduduk Kota Tarakan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, Kota Tarakan pada tahun 2007 berpenduduk sekitar 176.981 jiwa. Dari hasil sensus tahun 2007, jumlah penduduk laki-laki di Kota tarakan berjumlah 96.492, dan perempuan sebanyak 80.489 dengan rasio jenis kelamin sebesar 119,88. Tarakan atau juga dikenal sebagaiBumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil. Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).

B. Rumusan MasalahDari beberapa uraian diatas, timbul beberapa permasalahan sebagai berikut1. Berapa banyak jumlah penduduk di Kota Tarakan?2. Bagaimana angka satus perkawinan di Kota Tarakan?3. Bagimana angka Kematian bayi di Kota Tarakan?4. Bagaimana angka akseptor KB yang ada di Kota Tarakan?5. Penyakit apa saja yang berpengaruh terhadap frekuensi perkawinan?C. TujuanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana angka banyaknya penduduk di Kota Tarakan, bagaimana angka kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian serta penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi frekuensi perkawinan yang terjadi di Kota Tarakan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1Pengertian KependudukKependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah,pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkutpolitik, ekonomi,sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografitelah menggunakan istilah demografiuntuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.Sedangkan arti dari demografi itu sendiriberasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari kata: demos, yang artinya rakyat/penduduk grafein, yang artinya menggambar atau menulis. Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau pendudukDemografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk serta komponen-komponenyang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status).Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar variabledemografi (Dependen dan independen).Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.Kepadatan pendudukdihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

BAB IIIPEMBAHASAN Jumlah Penduduk Keberhasilan pemerintah dalam bidang kesejahtraan rakyat antara lain berkaitan denga arah kebijakan kependudukan yang mencakup jumlah, komposisi, pertumbuhan Dan distribusi/persebaran penduduk. Data kependudukan yang tepat sangat dibutuhkan sebagai penentu kebijakan maupun perencanaan pembanguna. Dalam proses dan kegiatan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena posisi mereka bukan hanya berperan sebagai pelaksana/subyek tapi juga menjadi sasaran/objek dalam pembangunan itu sendiri. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila kualitasnya baik, namun sebalimya bila kualitasnya rendah akan menjadi kendala dalam pembangunan. Oleh karena itu permasalahan kependudukan tidak saja diarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Lebih luas lagi data kependudukan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan, bahkan dapat memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Jumlah penduduk Kota Tarakan pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen, yaitu 175.092 jiwa pada tahun 2006 menjadi 176.981 jiwa di tahun 2007. Angka pertumbuhan penduduk tahun ini merupakan pertumbuhan terkecil selama kurun waktu empat tahun terakhir dari tahun 2003, karena selama kurun waktu tersebut angka pertumbuhan berkisar lebih dari 5 persen, lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.1.

Tabel 3. 2Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin Kota Tarakan,Tahun 2003-2007

TahunLaki-lakiPerempuanJumlahRasio Jenis Kelamin

200383.51866.425149.943125,73

200485.53072.044157.574118,72

200589.60876.193165.801117,61

200694.08681.006175.092116,15

200796.49280.489176.981119,88

Jumlah Total449.234376.157825.391119,42

Perbandingan antara penduduk laki laki dengan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang disebut Rasio Jenis Kelamin/(RJK)/Sex Ratio. Berdasarkan rasio jenis kelamin, dari tahun 2003 sampai tahun 2007 menunjukan angka diatas 100. Hal itu berarti bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 di atas .

Dari tabel tersebut terlihat bahwa tahun 2007, penduduk laki-laki mengalama peningkatan sebesar 2,56 persen, sementara penduduk perempuan mengalami penurunan hingga 0,6 persen dari tahun 2006. Adapun penyebab penurunan tersebut dikarenakan adanya perpindahan penduduk. Jika dilihat dari komposisi penduduk, tahun 2007 memiliki komposisi yang sama dari tahun sebelumnya yaitu penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan. Pada tahun 2007 Rasio Jenis Kelamin (RJK) mengalami kenaikan jika dibandingkan dari tahun sebelumnya menjadi 119,88 persen, artinya terdapat 119-120 jiwa penduduk laki-laki diantara 100 jiwa penduduk perempuan di Kota Tarakan.

Status Perkawinan

Komposisi penduduk menurut status perkawinan menggambarkan kondisi fertilitas suatu wilayah. Dari tabel 3.3 di bawah dapat dilihat bahwa penduduk laki-laki usia di atas 10 tahun yang berstatus belum kawin dari tahun 2003 sampai tahun 2007 lebih besar dibanding penduduk perempuan, sebaliknya yang berstatus kawin penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Gambaran ini menunjukan adanya kecenderungan wanita utuk menikah di usia muda, sementara untuk penduduk perempuan yang berstatus cerai hidup dan cerai mati secara significant, lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2007, terlihat bahwa penuduk dengan status belum kawin mengalami penurunan dari 42 persen pada tahun 2006 menjadi 36 persen di tahun 2007. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya penduduk yang berstatus kawin yaitu 59 persen.

Tabel 3.3Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menuru Status Perkawinan dan Jenis Kelamin,Tahun 2003-2007Status PerkawinanTahunLaki-lakiPerempuanJumlah

Belum Kawin200351,2440,6546,39

200740,1130,4535,71

Kawin200346,4554,4550,12

200758,2860,6759,38

Cerai Hidup20030,001,920,88

20071,031,941,45

Cerai Mati20032,312,992,62

20070,626,843,45

Salah satu cara untuk membatasi jumlah kelahiran anak adalah dengan penundaan usia perkawinan wanita serta kehamilan yang pertama, karena hal tersebut dapat memperpendek masa usia subur mereka. Usia perkawinan pertama wanita merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan kondisi fertilitas, karena semakin muda seseorang melakukan perkawinan, maka semakin panjang pula masa usia reproduksinya sehingga besar pula peluangnya untuk melahirkan anak, dengan demikian memungkinkan terjadinya tingkat fertilitas akan lebih tinggi.

Tabel 3.4Persentase dan Jumlah Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin danUsia Perkawinan Pertama, Tahun 2003-2007TahunUsia Perkawinan Pertama (Tahun)