Makalah Kode Etik Guru
-
Upload
ahmad-risman -
Category
Documents
-
view
335 -
download
11
description
Transcript of Makalah Kode Etik Guru
![Page 1: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/1.jpg)
1
1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Kode etik bagi seorang guru sangat dipentingkan bagi seorang pendidik karna
kode etik adalah karakter, watak, susila, norma-norma yang di miliki seorang guru
dalam bersikap, terlebih lagi dia adalah sebagai seorang pendidik yang akan di
contoh dan di lihat oleh banyak orang harus mencerminkan sikap yang baik dan
mulia.
Kode etik seoang guru bukan hanya terbatas kepada dirinya sendiri, namun
juga menyangkut aspek lainnya seperti etika pendidik terhadap ilmunya, etika
pendidik terhadap peserta didiknya,etika pendidik terha, etika pendidik terhadap
pemerintah.
Oleh karna itu kode etik bagi seorang pendidik menjadi sangatlah penting
mengingat ia adalah sebagai panutan dan contoh orang banyak.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian profesi keguruan ?
2. Apa pengertian kode etik tersebut.?
3. Apa tujuan dan fungsi kode etik ?
4. Apa saja sanksi pelanggaran kode etik ?
5. Apa saja kode etik guru Indonesia.?
6. Apa yang menjadi landasan pelaksanaan kode etik guru ?
7. Bagaimana pemaknaan butir-butir Kode Etik Guru ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian profesi keguruan
2. Menegtahui pengertian kode etik tersebut
3. Mengetahui tujuan dan fungsi kode etik
4. Mengetahu saja sanksi pelanggaran kode etik
5. Memahami kode etik guru Indonesia.
6. Memahami landasan pelaksanaan kode etik guru
7. Memahami butir-butir Kode Etik Guru
![Page 2: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/2.jpg)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru, karena tanpa guru
siapa yang akan mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi seorang guru tidaklah
mudah karena guru akan menjadi contoh bagi anak didiknya.Banyak yang belum
kita ketahui tentang bagaimana menjadi seorang guru. Seiring dengan
berkembangnya zaman banyak seorang guru yang melakukan hal-hal yang tidak
sepantasnya dilakukan, memberikan contoh yang tidak baik sehingga anak
didiknya meniru apa yang dilakukan oleh gurunya. Oleh sebab itu sebagai calon
guru kita harus mempelajari bagaimana mejadi seorang guru yang baik, harus
mengetahui apa pengertian profesi keguruan dan kode etik keguruan. Sehingga
nantinya kita bisa menjadi guru yang benar-benar menggunakan profesi tersebut
dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai calon guru kita harus
memiliki sikap dan perilaku yang benar-benar mencerminkan seorang guru yang
nantinya akan menjadi contoh bagi anak didik kita.
2.1 Penger tian Pr ofesi Kegur uan
Profesi berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian
yaitu ikrar/janji dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih
luas menjadi: kegiatan “ apa aja “ dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang
dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi
berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus
dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma susila dengan baik.
Profesi Keguruan, Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian
dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi
bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di
persiapkan untuk itu. Dengan kata lainprofesi bukan pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.
Suatu profesi memerlukan kompetensi khusus yaitu kemampuan dasar berupa
![Page 3: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/3.jpg)
3
ketrampilan menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan, dan prosedur
teknis. Guru memerlukan kompetensi khusus yang berkenaan dengan tugasnya.
Hal itu karena pendidikan tidak terjadi secara alami, tetapi dengan disengaja
(disadari). Hubungan yang sederhana dan akal sehat saja belum cukup untuk
melaksanakan pengajaran yang baik. Kompetensi guru tentu saja sinkron dengan
bidang tugasnya, yaitu pengajaran, bimbingan dan administrasi.
Ada anggapan bahwa untuk menjadi guru tidak perlu mempelajari metode
mengajar, karena kegiatan mengajar bersifat praktis dan alami, siapapun dapat
mengajar asalkan memiliki pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan. Dari
pengalamannya, orang kelak akan dapat meningkatkan kualitas pengajarannya.
Memang ada orang yang kebetulan dapat mengajar dengan baik tanpa
mempelajari metode mengajar, tetapi ada pula yang juga kebetulan tidak dapat
mengajar dengan baik karena tidak memperlajarinya. Pada dasarnya, guru-guru
“kebetulan” itu bersandar kepada pengalaman pribadinya di dalam mengajar.
Pada dasarnya pula, metodologi pengajaran merupakan hasil pengkajian dan
pengujian terhadap pengalaman yang tidak lagi keabetulan, tetapi pengalaman
yang mempunyai kebenaran berdasarkan metode ilmiah. Dengan demikian,
metodologi pengajaran jauh lebih memberikan kemudahan kepada guru dalam
menjalankan tugas mengajar. Di samping itu, ilmu pengetahuan dan orientsai
pendidikan di zaman sekarang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
menuntut guru untuk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan orientasi
pendidikan yang baru serta metode-metode mengajar yang sesuai dengan
perkembangan baru tersebut. Keberadaan metodologi pengajaran menunjukkan
pentingnya kedudukan metode dalam system pengajaran. Tujuan dan isi
pengajaran yang baik tanpa didukung metode penyampaian yang baik dapat
melahirkan hasil yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan penaruh perhatian
yang besar terhadap masalah metode.
Dalam UU No. 14 Tahun 2015 tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1,
dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
![Page 4: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang
dikemukakan oleh Robert W. Richey (1974) sebagai berikut.
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan
kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan
untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk
menjadi anggota organisasi guru.
3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi
dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan
kependidikan.
4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional
yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan
selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop,
seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in
service.
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional
maupun secara lokal.
2.2 Penger tian kode etik
Secara etimologis, “kode etik” berarti pola aturan,tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berprilaku. Etis berarti
sesuai dengan nilai-nilai, dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau
masyarakat tertentu.
Dalam kaitannya dengan istilah profesi , kode etik merupakan tata cara atau aturan
yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian Pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai
kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
![Page 5: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/5.jpg)
5
kedinasan “.
Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni sebagai Ketua Umum
PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI,1973). Dari pendapat Ketua Umum
PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia
terdapat dua unsur pokok yakni : sebagai landasan moral dan sebagai pedoman
tingkah laku.
Soetjipto dan Raflis Kosasi menegaskan bahwa kode etik suatu profesi adalah
norma norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma norma
tersebut berisi petunjuk petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana
mereka melaksanakan profesinya dan larangan larangan yaitu ketentuan ketentuan
tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah
laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari dalam
masyarakat.
Dari uraian tersebut, kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan
profesi dan larangan-larangannya.
2.3 Tujuan dan Fungsi Kode Etik
2.3.1 Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari masyarakat, agar mereka
jangan sampai memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh
karenanya, setiap kode etik akan melarang berbagai bentuk kelakuan profesi yang
![Page 6: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/6.jpg)
6
dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segi ini kode
etiksring di sebut kode kehormatan.
Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejateraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahir (material) yang pada
umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang merugikan pada kesejahteraan para anggotanya. Dan
kesejahteraan batin (spiritual atau mental) yang umumnya memberi petunjuk-
petunjuk para anggotanya untuk melaksanak profesinya.
Kode etik juga mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan mengatasi
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam
berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Bagi anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tangung
jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu di lakukan para anggota profesi
dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam
membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
2.3.2 Fungsi Kode Etik
Fungsi adanya kode etik adalah untuk menjaga kredibilitas dan nama baik
guru dalam menyandang status pendidik. Dengan demikian, adanya kode etik
tersebut diharapkan para guru tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap
kewajibannya. Jadi substansi diberlakukannya kode etik kepada guru sebenarnya
untuk menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru tetap baik.
Satori Djaman(2007) secara spesifik mengemukakan empat fungsi kode etik guru
bagi guru itu sendiri. Keempat fungsi kode etik tersebut sebagai berikut.
Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi
![Page 7: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/7.jpg)
7
tanggung jawabnya, karena sudah ada landasan yang digunakan sebagai acuan.
Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat,
dan pemerintah.
Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung
jawab pada profesinya.
Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas.
Secara umum dapat dirinci bahwa fungsi kode etik guru yaitu: (a) agar guru
memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
terhindar dari penyimpangan profesi, (b) agar guru bertanggung jawab atas
profesinya, (c) agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan
internal, (d) agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan,
sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat, (e) agar profesi
ini membantu dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri, dan (f) agar
profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
Dengan demikian Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka
berperilaku sesuai dengan norma- norma yang dibolehkan dan menghindari
norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan
kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat.
2.4 Sanksi Pelanggar an Kode Etik
Sering juga kita jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan
profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu
profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-undang.
Apabila halnya demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi
hukum yang sifatnya memaksa,baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.
Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggota profesi bersaing secara tidak
jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya,dan jika dianggap
kecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya,
karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap, tingkah
![Page 8: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/8.jpg)
8
laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi
moral. Barang siapa melanggar kode etik akan mendapat celaan dari rekan-
rekannya, sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah si pelanggar
dikeluarkan dari organisasi-profesi.
2.5 Kode Etik Gur u Indonesia
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa , Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada
umumnya, guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada UUD 1945, turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan repoblik
indonesia 17 agustus 1945, oleh sebab itu guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan kerjanya dengan memedomi dasar-dasar sebagai berikut:
1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7) Guru memelihara hubungan seprofesi,semangat kekeluargaan dan
kesetikawanan sosial.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
2.6 Landasan Kode Etik Gur u
![Page 9: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/9.jpg)
9
DIREKTORAT J ENDRAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Beker jasama dengan PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU
REPUBLIK INDONESIA (PB PGRI) TAHUN 2008
Bagian Satu
Pengertian, tujuan, dan Fungsi
Pasal 1
(1) Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan warga
negara.
(2) Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal
ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk,
yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas
profesionalnya untuk mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di
dalam dan luar sekolah.
Pasal 2
(1) Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang.
(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Bagian Dua
Sumpah/Janji Guru Indonesia
Pasal 3
(1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud
![Page 10: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/10.jpg)
10
pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-
nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman
bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
(2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.
(3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara
satuan pendidikan.
Pasal 4
(1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.
Bagian Tiga
Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional
Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :
(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila
(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional.
(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual,
Pasal 6
(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:
a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar,
membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan
anggota masyarakat
c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk
![Page 11: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/11.jpg)
11
kepentingan proses kependidikan.
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta
didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang
dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah
pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya,
termasuk kemampuannya untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan
hak-hak peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya
dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan
kesehatan, dan keamanan.
n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan-alasan
yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan
kemanusiaan.
o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya kepada
peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral,
dan agama.
p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan
peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :
![Page 12: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/12.jpg)
12
a. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.
b. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi
dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.
f. Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin
dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak atau
anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.
(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat :
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien
dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
d. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestise dan martabat profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat
berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta
didiknya
f. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada
masyarakat.
h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam
![Page 13: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/13.jpg)
13
masyarakat.
(4) Hubungan Guru dengan seklolah
a. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan.
c. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.
d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
e. Guru menghormati rekan sejawat.
f. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat
g. Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan
dengan standar dan kearifan profesional.
h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan
tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-
pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan
pembelajaran
j. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam
setiap tindakan profesional dengan sejawat.
k. Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-
tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-
kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan dengan
kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya
o. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas
dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarnya.
p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
![Page 14: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/14.jpg)
14
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak
langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
(5) Hubungan Guru dengan Profesi
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan
bidang studi yang diajarkan
c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsekuensiinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif
individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat profesionalnya.
g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya
h. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-
tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang
pendidikan dan pembelajaran.
(6) Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :
a. Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif
dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan
manfaat bagi kepentingan kependidikan
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan
tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.
![Page 15: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/15.jpg)
15
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat
merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.
g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh
keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(7) Hubungan Guru dengan Pemerintah :
a) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan
bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan
Perundang-Undang lainnya.
b) Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
berbudaya.
c) Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan
UUD1945.
d) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah
atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
e) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat
pada kerugian negara.
Bagian Empat
Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi
Pasal 7
(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kude
Etik Guru Indonesia.
(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat dan
pemerintah.
Pasal 8
(1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode
Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan
dengan protes guru.
![Page 16: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/16.jpg)
16
(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.
Pasal 9
(1) Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran
terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.
(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif
(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat
profesi guru.
(5) Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia, organisasi
profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
(6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
Bagian Lima
Ketentuan Tambahan
Pasal 10
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Enam
Penutup
Pasal 11
(1) Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati,mengamalkan serta
menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
![Page 17: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/17.jpg)
17
(2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru yang
telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia.
2.7 Pemaknaan Kode Etik Gur u
a. Gur u ber bakti membimbing peser ta didik unutk membentuk
manusia i Indonesia seutuhnya yang ber jiwa pancasila
Artinya bahwa seorang guru harus dengan segala keikhlasan hatinya
membimbing peserta didiknya untuk menjadi manusia indonesia berjiwa
Pancasila. Yang tentunya harus dimulai dari diri pribadi seorang guru, karena
guru adalah panutan bagi murid-muridnya, sehingga untuk membentuk pribadi
peserta didik berjiwa Pancasila terlebih dahulu di dalam diri seorang guru
ditanamkan jiwa Pancasila. Misalnya memberikan contoh tidak langsung kepada
peserta didik dalam pengamalan Sila I Pancasila yakni dengan disiplin dalam
melaksanakan sholat 5 waktu sehingga peserta didik kemudian bisa mencontoh
perilaku dari gurunya tersebut bahwa disamping menjalankan kewajibannya
sebagai pendidik guru tidak lupa menjalankan kewajibanna kepada Sang Pencipta.
Dalam kode etik pertama ini juga mengandung pengertian bahwa tugas utama
guru yaitu membimbing peserta didik, bukan hanya mengajar atau mendidik saja.
Guru harus mencurahkan segala kemampuannya agar setiap peserta didik dapat
mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya secara optimal. Selain
itu, peserta didik haru dapat menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
pancasila. Artinya peserta didik sebagai kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani
maupun rohani, tidak hanya berilmu tetapi juga bermoral serta mampu
mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b. Gur u memilki dan melaksanakan kejujur an pr ofesional
Artinya seorang guru dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang
pendidik harus senantiasa ditanamkan dalam dirinya kejujuran, salahsatunya
kejujuran profesional. Yang mengandung makna bahwa guru hanya sanggup
![Page 18: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/18.jpg)
18
menjalankan tugas profesi yang sesuai dengan kemampuanya, ia tidak boleh
menunjukan sikap aroganisme profesional. Manakala menghadapi masalah yang
ia sendiri tidak mampu mengatasinya, ia mengaku dengan jujur bahwa masalah itu
diluar kemampunya, sambil terus berupaya meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya. Misalkan suatu waktu seorang guru mendapatkan pertanyaan yang
jawabanya di luar kemampuan dari guru tersebut, maka seorang guru haruslah
dengan jujur menyampaikan kepada peserta didik bahwa belum mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan sembari hal tersebut dijadikan motivasi
untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kualitas diri sebagai seorang pendidik.
Bukan memberikan jawaban yang tidak benar kepada peserta didik hanya karena
tidak ingin dipandang lemah atau tidak tau oleh peserta didik. Hal itu sama sekali
tidak boleh ada dalam diri seorang guru.
c. Gur u ber usaha memper oleh infor masi tentang peser ta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
Dalam butir ketiga ini mengandung pengertian bahwa penting untuk guru
mendapatkan informasi tentang peserta didik secara lengkap dan akurat. Informasi
tersebut antara lain tentang kemampuan, minat, bakat, teman-teman dan informasi
yang kira-kira berpengaruh pad perkembangan peserta didik dan mempermudah
guru dalam membimbing dan membina peserta didik tersebut. Karena dari
informasi tersebut seorang guru bisa mengetahui latar belakang peserta didiknya
sehingga ia bisa mengetahui kondisi peserta didiknya yang dapat disesuaikan
dalam model pembelajaran. Misalkan seorang peserta didik yang memiliki sifat
arrogant kepada temannya karena ia berasal dari keluarga berstatus sosial tinggi,
dari informasi itu guru bisa membentuk kelompok kecil dalam pembelajaran
dengan menempatkan peserta didik yang arrogant ini kepada teman-temannya
yang dari keluarga bersatus sosial rendah, sehingga akan terbentuk kekompakan
di antara peserta didik. Dan menghilangkan perbedaan status sosial yang ada
d. Gur u menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
ber hasilnya pr oses belajar -mengajar
Dalam kode etik butir keempat ini mengandung makna bahwa guru harus
menciptakan suasana sekolah yang nyaman, aman dan kondusif agar proses
belajar mengajar berjalan dengan baik serta siswa dapat mencapai prestasi yang
![Page 19: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/19.jpg)
19
maksimal. Guru harus menciptakan iklim komunikasi yang baik, demokratis serta
kekeluargaan. Misalnya dalam pembelajaran guru menghilangkan ketegangan dari
peserta didiknya dengan memberikan games atau permainan yang berkaitan
dengan mata kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan sehingga peserta didik
akan lebih tertarik dan merasa naman untuk belajar. Yang tentunya untuk
menunjuang hal tersebut guru juga haru memberi contoh dan mengajak peserta
didik untuk senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah
demi tercapainya kebermaknaan belajar dan juga tercipta kekeluargaan diantara
guru dan peserta didik.
e. Gur u memelihar a hubungan baik dengan or ang tua mur id dan
masyar akat disekitar nyauntuk membina per an ser ta dan
tanggungjawab ber sama ter hadap pendidikan
Dalam butir ini dijelaskan bahwa harus ada hubungan yang baik antara guru
dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Hal ini agar terciptanya peran
serta mereka, orang tua siswa dan masyarakat sekitar didalam proses pendidikan
agar pendidikan di luar sekolah dapat terjalin baik dengan pendidikan siswa yang
dilakukan guru di sekolah.dalam dunia pendidikan, adanya hubungan baik antara
guru dan orangtua siswa/masarakat adalah salah satu faktor yang paling
menunjang keberhasilan suatu pendidikan, karena dari sinilah ada dua kekuatan
ekstra dalam membentuk generasi handal bangsa Indonesia. Karena ketika di
sekolah, pserta didik adalah tanggung jawab pendidik dan setelah kembali ke
rumah, pserta didik adalah tanggungjawab orangtuanya, ketika terjalin hubungan
yang baik antara pendidik dan orangtua pserta didik, maka ketika peserta didik
mempunyai masalah hal tersebut bisa kemudian didiskusikan oleh pendidik dan
orangtua peserta didik.
f. Gur u secar a pr ibadi dan ber sama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan mar tabat pr ofesinya
Dalam butir keenam ini mengandung pengertian bahwa guru, baik secara
pribadi maupun secara kelompok dituntut untuk selalu meningkatkan mutu dan
martabat profesinya. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan atau menambah
pengetahuan dan keterampilan karena ilmu pengetahuan senantiasa berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa
![Page 20: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/20.jpg)
20
semakin kita menuntut ilmu semakin kita sadar bahwa ilmu yang kita dapatkan
masihlah sangat sedikit, sehingga akan terpacu keinginan kita sebagai pendidik
untuk terus menambah kualitas didir yang tentunya melalui proses menuntut ilmu,
jangan cepat merasa puas dengan ilmu yang kita miliki, karena ilmu itu sangatlah
luas, jika kita terlalu cepat merasa puas maka ilmu ang lain tidak akan bisa kita
dapatkan.
g. Gur u memelihar a hubungan sepr ofesi, semangat kekeluar gaan, dan
kesetiakawanan sosial
Dalam butir ketujuh ini mengandung pengertian bahwa mengandung
pengertian bahwa guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan
dengan sesama guru serta membangun semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan social baik di dalam maupun diluar lingkungan kerja. Sesama
rekan guru harus saling memupuk rasa senasib dan sepenanggungan untuk
menyatukan visi dan misi di lingkungan kerja. Dari hubungan tersebut bisa
memberikan efek positif ke peserta didik juga, antara pendidik ang satu dengan
yang lainakan saling membantu dalam mencerdaskan dan membentuk kepribadian
peserta didik. Dan juga peserta didik akan merasa bahwa lingkungan sekolah
bukan lingkungan untuk menuntut ilmu semata, lebih dari itu, lingkungan sekolah
adalah sama dengan lingkungan keluarganya sendiri ang di dalamnya ada
semangat kekeluargaan yang tinggi.
8. Gur u secar a ber sama-sama memelihar a dan meningkatkan mutu
or ganisasi PGRI sebagai sar ana per juangan dan pengabdian.
Dalam butir kedelapan ini mengandung pengertian bahwa guru secara bersama-
sama wajib untuk berpartisipasi memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI dalam rangka mewujudkan cita-cita, visi dan misi PGRI. Artinya
guru harus memberikan sumbangsi baik secara materi maupun pemikiran yang
dapat meningkatkan mutu organisasi PGRI,. Misalkan aktif mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan PGRI demi mewujudkan cita-cita bersama, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Namun kenyataan yang ada sekarang, jika memang benar
PGRI merupakan sarana dan wadah yang menampun aspirasi guru, sarana
perjuangan dan pengabdian guru, maka praktik monopoli profesi
![Page 21: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/21.jpg)
21
terhadap guru (terutama guru SD) oleh pengurus PGRI harus segera disudahi.
Karena cara seperti itu hanya akan membuat guru semakin negatif terhadap
profesi ini. Justru sebaliknya, pgri harus menjadi satu kekuatan profesi dalam
menggapai harapannya. Organisasi ini seharusnya mampu menjembatani dan
mengayomi aspirasi para guru, dan bahkan jika mungkin, PGRI harus mampu
meningkatkan harkat martabat guru semakin hari semakin cenderung terpuruk
adanya.
9. Gur u melaksanakan segala kebijakan pemer intah dalam bidang
pendidikan.
Mengandung pengertian bahwa guru sebagai unsur aparatur Negara dan abdi
Negara harus mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan semua kebijaksanaan tersebut selagi
masih sesuai dengan kemampuan guru dan tidak melecehkan harkat dan martabat
guru. Kode etik ini didasari oleh dua asumsi, pertama karena guru sebagai unsur
aparatur negara (sepanjang mereka itu PNS), kedua kerena guru itu ahli dibidang
pendidikan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya guru melaksanakan semiua
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, selagi sesuai dengan
kemampuan guru itu dan tidak melecehkan harkat dan martabat guru itu sendiri.
![Page 22: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/22.jpg)
22
3.1 Kesimpulan
BAB III
PENUTUP
Kode etik guru merupakan kaidah-kaidah yang di tetapkan dan telah di
sepakati bersama serta di terapkan di dunia pendidikan,dan bermasyarakat.Kode
etik guru Indonesia berfungsi sebagai pedoman guru dalam menjalankan tugas
Negara yang di amanahkan kepada dirinya, mendidik, dan mencerdaskan generasi
muda Indonesia agar memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian, akhlak
mulia, dan menjujung tinggi harkat martabat manusia.
3.2 Sar an
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banayak kekurangan baik
itu sumber,sarana, prasarana yang penulis miliki, oleh karena itu penulis meminta
sedikit kritikan dan masukan yang membangun bagi diri penulis agar lebih baik
lagi penulisan makalah ini kedepannya
![Page 23: Makalah Kode Etik Guru](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061422/577c78a21a28abe054908b0b/html5/thumbnails/23.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
https://pgrigk.wordpress.com/visi-misi/kode-etik-guru-indonesia di akses pada 14Juni 2016
23
Richey, Robert W (1974) dalam Satori Djaman, dkk. 2007. Profesi Keguruan.Jakarta.Universitas Terbuka
Satori Djaman, dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka