makalah kimia korosi
-
Upload
vinsensius-viktor-limas -
Category
Documents
-
view
17.903 -
download
20
Transcript of makalah kimia korosi
Korosi Besi
Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia semester ganjil
Disusun Oleh :
1. Anton Halit (8)
2. Cindy Natalia (12)
3. Fransiska Kovinna (21)
4. Melisa Octavia (34)
5. Vinsensius Viktor L. (43)
6. Wandi Wijaya (45)
SMA XAVERIUS 1
PALEMBANG
2009/2010
Kata Pengantar
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pembuatan
tugas ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun mata pelajaran yang menjadi
dasar penulisan ini adalah Kimia. Dalam makalah ini, kami membahas seputar tentang
korosi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami mengerjakan tugas ini
dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan karena keterbatasan
kemampuan kami dan juga terbatasnya waktu yang ibu berikan. Atas keterbatasan kami
inilah, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna
menyempurnakan tugas-tugas lainnya kelak.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermutu, serta dapat menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami
untuk menjadi lebih baik lagi.
Palembang, November 2009
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….…. . ii
DAFTAR ISI ………………….…………….………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………..…………………………………………….... 1
1.1. Latar Belakang ……....………….…………………………………….…… 1
1.2. Rumusan Masalah ………..…………………………………………...….... 1
1.3. Tujuan Penelitian ……………...………………...……………….………… 2
1.4. Manfaat Penelitian ……………...………………………………………….. 2
1.5. Hipotesis ……………………………………………………………………. 2
1.6. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …..…………………………………………………... 4
BAB III METODE PERCOBAAN…………………………………………………….. 10
BAB IV HASIL PENGAMATAN…….……………………………............................ 13
BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….. 20
4.1. Kesimpulan …..…..…………………………………………………............... 20
4.2. Saran ...…...…………………………………………………........................... 20
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA …..…………………………………………………................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
1.1.1. Latar Belakang
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni
merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya
tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi
berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya,
yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila
logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya
yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan
sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini
difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada
besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang
dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.
1.1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi korosi?
2. Bagaimana pengaruh logam lain pada korosi besi?
3. Logam apa yang dapat meningkatkan dan menghambat korosi?
4. Bagaimana pengaruh pH larutan terhadap korosi besi?
1
1.1.3. Tujuan Penelitian
1. Unuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi
2. Untuk mengetahui pengaruh logam lain pada korosi besi
3. Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat
korosi.
4. Untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap korosi besi
1.1.4. Manfaat Penelitian
1. Dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam seperti Mg, Zn, Sn, dan
Cu terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu
melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat korosi
besi.
2. Dapat menghindari terjadinya pengkaratan pada logam dalam kehidupan
sehari-hari
3. Sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual dari
besi
4. Menjadi lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium.
1.1.5. Hipotesis
1. Korosi Besi
Korosi yang paling cepat terjadi pada tabung ke 1 karena air suling
melibatkan pengaruh air dan oksigen secara bersamaan.
2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
Logam Mg paling efektif untuk melapisi besi karena potensial sel nya
paling negatif (oksidasi) diantara 3 logam lainnya
3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
Larutan asam cuka mempercepat korosi besi karena bersifat asam.
2
3.1.6. Pelaksanaan Penelitian
1. Korosi Besi
1. Hari, Tanggal Penelitian: Selasa, 20 Oktober 2009
2. Tempat Penelitian : SMA Xaverius 1, Palembang
3. Waktu Penelitian : Jam Pelajaran Kimia
4. Acara : Praktikum
2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
1. Hari, Tanggal Penelitian: Rabu, 21 Oktober 2009
2. Tempat Penelitian : SMA Xaverius 1, Palembang
3. Waktu Penelitian : Jam Pelajaran Kimia
4. Acara : Praktikum
3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
1. Hari, Tanggal Penelitian: Kamis, 26 Oktober 2009
2. Tempat Penelitian : Rumah Wandi
3. Waktu Penelitian : Pulang Sekolah
4. Acara : Praktikum
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi
Sejak logam dibandingkan dengan yang bukan logam, seperti keramik, plastik, karet, beton,
dan lain - lain yang mempunyai hantaran elektrik yang tinggi, korosi biasanya disebabkan
oleh sifat elektrokimia. Pada kasus non logam yang tidak mempunyai konduktifitas elektris,
korosinya disebabkan oleh bahan – bahan kimia. Sesungguhnya, korosi dapat disebut
sebagai "vulture dari metalurgi: karena berangsur-angsur akan habis logamnya". Karat
logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap
sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya
dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang
dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak
digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu
tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,
1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi
dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut
dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang
tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum
4
definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan
pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai
anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel
elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang
terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih
mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau
besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta
dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi (Anonim, 2008).
Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif
baik bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan
kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel.
Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur
pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang
normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di
permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan
karbon pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).
Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini
biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk
mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan
ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk
(Chamberlain, 1991).
5
Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur
pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif,
yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan
liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut
lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan
platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial
(Svehla, 1990).
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa,
dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut
sedikit (Svehla, 1990).
Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating
selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada
natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini akan terjadi
korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini,
sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses
korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan
Tanabe, 2004).
6
Prinsip
Proses Elektrokimia
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan
proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan
oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Reaksi perkaratan besi
a. Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- H2
2 H2O + O2 + 4e- 4OH-
b. 2H+ + 2 H2O + O2 + 3 Fe 3 Fe2+ + 4 OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
Autokatalis
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah
logam besi yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh
ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu
ujung tetesan air ini disebut anode. Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode
melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan
air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen
dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk
karat besi (Fe2O3.H2O).
Kerugian
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur dengan
logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika berkarat, besi
yang digunakan sebagai pondasi alau penyangga jembatan menjadi rapuh sehingga mudah
ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan dan farmasi tidak boleh menggunakan
menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan karat yang terbentuk mudah
7
larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia yang diproduksi. Oleh sebab itu,
untuk kepentingan industri biasanya menggunakan peralatan stainless yang antikarat.
Faktor yang berpengaruh :
1.Kelembaban udara
2.Elektrolit
3.Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
Cara-cara Pencegahan Korosi Besi
1. Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi
selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt).
Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia
dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi
hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
8
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka
besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Tips dan Cara Mencegah dan Mengatasi Besi Berkarat
Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan:
1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko
bahan bangunan.
2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan
atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melalui kawat agar yang
berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau
timah yang terletak di sebelah kiri deret volta .
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa
dilakukan.
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Korosi Besi
Alat dan bahan Ukuran dan satuan Jumlah
Tabung reaksi
Paku besi
Amplas
Prop karet
Kristal CaCl2
Larutan NaCl
Larutan NH4Cl
Larutan Na2CO3
Minyak tanah(kerosin)
-
Panjang 5 cm
-
-
-
1M
1M
1M
-
7/1
7
1 lembar
2
2 gram
5ml
5ml
5ml
5ml
4.1.2.Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
Alat dan bahan Ukuran dan satuan Jumlah
Tabung reaksi
Paku besi
Amplas
Cawan petri
Pita magnesium,lempeng
seng,lempengtembaga,lempeng
timah
Agar-agar
Larutan NaOH
Larutan K3Fe(CN)6
Larutan garam besi (II)
biasa
Panjang 5 cm
-
-
0,5x5cm
Serbuk
-
5%
-
-
4/1
5
1 lembar
1
Masing-masing 1
6gram
5ml
50ml
5ml
5ml
10
Larutan garam besi (III)
Larutan garam seng
Kristal NaCl
Larutan fenoflatein
Pengaduk kaca
Alat pembakar,tungku,kasa
Neraca
Silinder ukur
-
-
-
Panjang
-
-
25ml
5ml
15 gram
5ml
1
1 set
1
1
4.1.3.Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
Alat dan bahan Ukur Ukuran dan satuan an dan Satuan
Jumlah Jumlah
Gelas Plastik - 3 buah
Larutan gula - Secukupnya
Larutan deterjen - Secukupnya
Larutan Asam cuka - Secukupnya
Paku Besi Panjang 5 cm 3
Amplas - 1 lembar
Indikator universal - 3 lembar
4.2. Cara Kerja
3.2.1 Korosi Besi
1. Ambillah 7 tabung reaksi, kemudian:
a. tambahkan 5ml air suling kedalam tabung 1
b. tambahkan 2 gram kristal CaCL2 kemudian kapas kering kedalam tabung 2
c. tambahkan air yang sudah dididihkan kedalam tabung 3 hingga hampir
penuh
d. tambahkan kira-kira 5ml larutan NaCl 1 M kedalam tabung 4
e. tambahkan kira-kira 5ml larutan NH4Cl 1 M kedalam tabung 5
f. tambahkan kira-kira 5ml larutan Na2CO3 1M kedalam tabung 6
g. tambahkan kerosin kedalam tabung tujuh
11
2. Amplaslah 7 batang paku kemudian masukkan kedalam tabung yang telah
terisi larutan berbeda
3. tutup tabung 2 dan 3 dengan prop karet
4. Simpanlah dan selama seminggu lihat percobaan secara berangsur setiap dua
hari sekali
3.2.2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
1. Percobaan pendahuluan. Percobaan ini diperlukan untuk menafsirkan hasil-
hasil percobaan selanjutnya.
a. Tambahkan larutan Fe2+ dan larutan Fe3+ masing-masing kedalam larutan
K3Fe(CN)6 didalam dua tabung reaksi yang berlainan
b. Tambahkan larutan Zn2+ kedalam tabung reaksi berisi K3Fe(CN)6
c. Tambahkan larutan fenoflatein dalam larutan yang sifatnya basa
2. Letakkan paku bersih dalam cawan Petri. Tuangkan agar-agar yang
mengandung NaCl dan K3Fe(CN)6 dan fenoflatein sampai menutupi paku
3. Ambil 5 paku bersih dan masing-masing logam yang telah disediakan lilitkan.
3.2.3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
1. Masukkan larutan gula, deterjen, dan asam cuka ke dalam masing-masing
gelas plastik secukupnya (kira-kira hingga paku terendam)
2. Ukurlah tingkat pH masing-masing larutan dengan indikator universal
3. Masukkan paku yang telah diamplas sebanyak 1 buah ke dalam masing-
masing gelas plastik.
4. Simpan selama 3 hari dan amatilah pengkaratan yang terjadi.
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Korosi Besi
Tabung ke- Hari ke-2
Hari ke-4
Hari ke-6
1 Karat ++
Endapan ++
Karat ++
Endapan ++
Karat++
Endapan ++
2 -
-
-
3 Karat +
Endapan +
Karat + (pada
paku)
Endapan +
Endapan +
Karat pada paku
4 Karat +++
Endapan+++
dan kasar
Karat +++
Endapan+++ dan
warnanya kusam
Karat +++
Endapan+++
5 Karat ++++
Endapan halus
dan banyak
Karat ++++
Endapan halus
dan banyak
Karat ++++
Endapan halus dan
banyak
6 Tidak ada karat
dan tidak ada
endapan
Tidak ada karat
dan tidak ada
endapan
Tidak ada karat dan
tidak ada endapan
7 Karat
Endapan tidak
ada
Tidak ada dan
Endapan tidak
ada
Tidak ada pada paku
Endapan tidak ada
4.2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi13
Larutan yang dicampur Pengamatan
Fe2+ + K3Fe(CN)6 Biru kehitaman
Fe3+ +K3Fe(CN)6 Hijau lumut
Zn2+ +K3Fe(CN)6 Kuning tua
Larutan basa+ fenoflatein Merah muda
Perlakuan
Pengamatan
Hari-1 Hari-2 Hari-3
paku Logam lain Paku Logam
lain
Paku Logam
lain
Paku saja Hijau - Hijau hitam
banyak,
merah
muda
Hijau hitam
banyak,
Merah
muda
Magnesium Bersih Muncul
buih putih
disekeliling
merah
muda
Banyak
gelembung
putih, paku
hijau hitam
merah
muda
Banyak
gelembung
putih, paku
hijau hitam
Merah
muda
Seng Merah
muda
Putih Merah muda
bergelembung
Biru
hitam
Merah muda
bergelembung
Biru
hitam
Timah Biru Tetap Merah muda Biru Merah muda Biru
hitam
Tembaga Biru tetap Biru Merah
muda
Biru tua Merah
muda
14
Sistem Lokasi warna merah
muda
Lokasi warna biru
Fe
Fe/Mg
Fe/Zn
Fe/Sn
Fe/Cu
Tidak ada
Kepala
Ujung, kepala dan foil Zn
Sepanjang paku
Foil Cu
Ujung, kepala dan sepanjang paku
Ujung bawah
Tidak ada
Ujung dan kepala
Kepala dan ujung
4.3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
Larutan pH Pengamatan
Gula 7 karat ++ endapan ++
Deterjen 9 karat+ endapan+
Asam Cuka 2 Karat +++ endapan+++
15
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Korosi Besi
Pada tabung 1 terjadi karat karena adanya penggunaan air dan oksigen secara
bersamaan. Air dan oksigen semakin mempercepat terjadi karat
Pada tabung 2 tidak terjadi karat karena kandungan H2O diserap sehingga udara
kering. Apalagi tabung telah dikeringkan sehingga tidak ada air dan tidak bersentuhan
dengan oksigen karena telah diprop karet.
Pada tabung 3 berkarat karena adanya reaksi dari air dan oksigen namun karatnya
tidak sebanyak pada paku tabung 1 karena air telah dididihkan. Dengan kata lain H20
air telah berkurang karena ada proses penguapan.
Pada tabung ke 4 terjadi karat karena larutan NaCl termasuk elektrolit kuat dan
semakin kuat asamnya maka akan semakin cepat proses korosi
Pada tabung 5 terjadi karat yang lebih banyak karena adanya garam asam yang
terhidrolisis menghasilkan H+ yang mempercepat korosi
Pada tabung 6 dan 7 tidak terjadi karat karena pada tabung 6 adalah garam basa dan
pada tabung 7 karena kerosin berfungsi sebagai isolasi terhadap H20 dan O2 yang
mencegah korosi.
5.2. Pengaruh Logam Lain pada Korosi Besi
Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena
logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses
pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain
berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini
adalah Mg, Zn, Sn, dan Cu. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah
16
teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk
lapisan oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida logam besi ini mempunyai
pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian,
keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal
lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua
logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos,
yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam
besi tersebut.
Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi
atau terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain
seperti Mg, Zn, Sn, dan Cu.
Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator,
juga digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi.
Terlebih dahulu, agar-agar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut
dalam air dingin. Campuran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai
jembatan garam yang dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan
indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda dengan adanya OH -, warna
merah muda dalam gel menunjukkan tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan
penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat dimana Fe
teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.
Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat
korosi, maka dalam percobaan ini digunakan empat macam logam dalam bentuk foil
seperti foil Mg, Zn, Sn, Cu, dan yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku
tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan agar-agar dalam keadaan panas, hal ini dilakukan supaya agar-agar
tersebut tidak meggumpal.
Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel
diperoleh warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi
Fe/Zn diperoleh warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat
diketahui bahwa logam Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya
daya reduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dapat menghambat terjadinya korosi
17
pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi
Cu bila dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku
yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini disebabkan karena Cu melindungi diri
kemudian melindungi Fe. Sama halnya dengan Fe/Mg yang menandakan terjadinya
reduksi pada bagian paku, sedangkan pada bagian lempeng Mg terlindungi dengan
buih yang terselubung rapi disekitar lempeng. Pada bagian Fe/Sn cenderung
mengeluarkan warna biru pada tiap ujung dan kepala tapi pada sepanjang paku akan
berlangsung perlindungan paku terhadap korosi.
REAKSI :
a. Fe
anoda : Fe Fe2+ + 2e- x 2
katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x 1
Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2
b. Fe/Mg
anoda : Mg Mg2+ + 2e- x 2
katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x 1
redoks : 2Mg + O2 + 2H2O 2Mg2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2Mg + O2 + 2H2O 2Mg(OH)2
c. Fe/Zn
anoda : Zn Zn2+ + 2e- x 2
katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x 1
Redoks: 2Zn + O2 + 2H2O 2Zn2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2 Zn + 2H2O + O2 2Zn(OH)2
d. Fe/Sn
anoda : Sn Sn2+ + 2e- x 2
katode : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x 1
Redoks : 2Sn + O2 + 2H2O 2Sn2+ + 4OH-
18
Reaksi Lengkap : 2Sn + O2 + 2H2O 2Sn(OH)2
e. Fe/Cu
anoda : Fe Fe2+ + 2e- x 2
katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x 1
Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2
5.3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
* Air gula
Pada paku yang dicelupkan pada air gula yang mempengaruhinya yaitu air.
Air dapat mempengaruhinya karena air mengandung oksigen terlarut. Itu yang
membuat paku menjadi berkarat tetapi proses paku berkarat tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat karena yang hanya mempengaruhi karatnya suatu paku yaitu
hanya air sedangkan gula sifatnya netral..
* Deterjen
Deterjen berasal dari air dan deterjen. Deterjen mengandung air. pH 9 pada
deterjen, ini disebabkan karena deterjen bersifat basa sehingga pada paku terjadi
pengkaratan tetapi mengalami penghambatan pada proses pengkaratan. Sehingga
pada paku tidak terlihat jelas karat yang dihasilkan.
* Air cuka
Asam sendiri sebenarnya berfungsi mempercepat karat. Air cuka menghasilkan H+
sehingga pada paku yang dicelupkan pada air cuka itu paku menjadi cepat
berkarat dan hasil endapan terlihat sangat jelas.
BAB VI
19
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
- Pada tabung 5, karat dan endapan yang terjadi paling banyak
- Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Sn dan Cu dapat mempercepat
korosi, Zn dan Mg dapat menghambat korosi mudah menghambat korosi.
- Semakin rendah pH larutan, akan semakin mempercepat terjadinya korosi
5.2. Saran
Sebaiknya dalam menggunakan alat berbahan besi dilakukan langkah efektif untuk
mencegah korosi secara cepat dan tepat.
LAMPIRAN
20
Pilar Besi India yang Tak Berkarat
Erabaru News Minggu, 28 Juni 2009
Sejak abad ini, di berbagai belahan dunia menemukan begitu banyak bekas
peradaban prasejarah, semua peninggalan sejarah ini tersebar di bawah tanah, di dasar
lautan dan bahkan di atas angkasa. Artikel ini menceritakan sebuah pilar (tonggak) besi
yang ditemukan di kota New Delhi , India . Penguasaan teknik peleburannya telah
melampaui taraf teknik manusia masa sekarang.
Tugu peringatan di candi sekitar Siamaihaluoli kota New Delhi , India , berdiri
tegak sebuah pilar besi raksasa. Tinggi pilar besi yang oleh penduduk setempat disebut
dengan Raja Ah-Yii ini adalah 6,7 meter, diameternya sekitar 0,37 meter dan beratnya kira-
kira 6 ton, hasil pengecoran besi panas, padat berisi dan terdapat pola hiasan bercorak kuno
di atas pilar tersebut. Konon pembuatan pilar besi ini telah mencapai hingga di atas ribuan
tahun lamanya. Namun yang paling membuat orang merasa heran dan takjub adalah bahwa
pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan tahun ini, tidak berkarat hingga sekarang
meskipun diterpa angin dan hujan!
Semua orang mengetahui, bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat, besi
yang pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam beberapa puluhan tahun saja telah
dipenuhi oleh karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang efektif
untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi. Kalau demikian, siapakah yang
menuang pilar besi ini?
Kemurnian Peleburan
Setelah dilakukan penelitian, pilar besi ini terbentuk melalui tingkat kemurnian
peleburan besi yang mencapai hingga 99,72% dan hingga kini juga tidak ada orang yang
mengetahui bagaimana orang-orang dulu menguasai teknik peleburan ini. Dan teknik
manusia pada zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai
peleburan yang demikian murni. Demikian jelaslah, bahwa ini merupakan sebuah bekas
21
peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan, majunya tingkat peradaban manusia itu
telah hilang dan meninggalkan misteri sepanjang masa ini.
Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita
keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam
monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan)
menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia prasejarah
dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga telah mencatat
begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab Injil dan Al-
Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya yang dihancurkan
oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh).
Berkaitan dengan peradaban prasejarah dan sifatnya yang berkala, pendiri Falun
Gong Mr. Li Hongzhi dalam bukunya (Zhuan Falun) menyebutkan, "Di luar negeri, banyak
ilmuwan pemberani secara terbuka telah mengakui itu adalah suatu kebudayaan prasejarah,
peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang ini, yakni sebelum adanya
peradaban sekarang ini masih ada periode peradaban, bahkan tidak hanya satu kali saja.
Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukanlah produk dari satu
masa peradaban saja. Oleh karena itu dipercaya, dari sekian banyak kali peradaban manusia
setelah mengalami pukulan yang memusnahkan, hanya menyisakan sedikit orang yang
masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian berangsur-angsur
berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka mengalami perubahan
melalui periode demi periode. Oleh ilmuwan fisika dikatakan bahwa gerakan materi
mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita juga mengikuti hukum
tertentu."
Penguraian di atas dengan tulisan yang sederhana telah menyingkap pokok masalah
penting sejarah manusia dan telah memecahkan rahasia serta berbagai macam prasangka
yang membingungkan para ahli sejarah selama lebih dari setengah abad.(erabaru.net)*
DAFTAR PUSTAKA
22
Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 31 Oktober 2009.
Http://erabaru.net/iptek/55-iptek/1409-pilar-besi-india-yang-tak-berkarat
http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com/2007/10/makalah-ilmiah-ku-korosi-
material-logam.htmlorosi.
http://iefha-shun.blogspot.com/
http://www.cort-h.co.cc/index.php/operasi-migas/25-internal-corrosion/23-korosi-internal
23