MAKALAH Kimia Industri
-
Upload
estiningtyas-kusuma-wardani -
Category
Documents
-
view
832 -
download
30
Embed Size (px)
Transcript of MAKALAH Kimia Industri

MAKALAH
PETROLEUM (MINYAK BUMI)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Industri
(AKKC 358)
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. PARHAM SAADI, M. Si
OLEH :
KELOMPOK IV
PITRIANA (A1C310002)
MUHAMMAD MAULANI (A1C310006)
RAHMI HAYATI (A1C310020)
ESTININGTYAS K.W (A1C310022)
MUNAWARAH (A1C310026)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2012
A. TUJUAN UMUM:
1. Mencermati proses industri yang digunakan dalam produksi petroleum.
2. Menjelaskan hubungan antara sumber alam, transformasi bahan kimia dan
limbah dalam rangka menjaga keberlangsungan masa depan.
B. TUJUAN KHUSUS:
1. Mendefinisikan, menjelaskan dan menerapkan dasar-dasar proses kimia yang
terlibat dalam pembuatan produk komersial yang digunakan masyarakat.
2. Mengapresiasi peran Green Chemistry untuk proses industri kimia yang
efisien dan berkelanjutan dengan risiko yang minimal terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia
C. SINOPSIS
Minyak bumi dalam bahasa inggris ‘petroleum’, dari bahasa Latin
petrus–karang dan oleum–minyak), atau disebut juga sebagai emas hitam,
adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang
berada di lapisan atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
meruapakan deret senyawa alkana, bervariasi dalam komposisi dan
kemurniannya.
Minyak bumi erat kaitannya dengan produk-produk petrokimia. Hal
ini disebabkan dalam minyak bumi terkandung bahan-bahan selain karbon,
yaitu hidrogen sulfur, nitrogen, oksigen, dan lain-lain.
Pada awalnya, minyak bumi banyak dimanfaatkan sebagai minyak
tanah, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka minyak bumi
diolah menjadi bahan lain yang sangat berguna bagi manusia seperti bahan
bakar (bensin, solar, kerosin, minyak diesel, dll.) yang lebih dikenal dengan

sebutan BBM (bahan bakar minyak). Minyak bumi bersumber dari
cadangan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga makin hari
cadangannya makin menipis sejalan dengan tuntutan kebutuhan energi dunia
yang semakin meningkat.
D. PETROLEUM (MINYAK BUMI)
1. PENGERTIAN PETROLEUM
Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan
oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna
coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber,
dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat
pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya
sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak
tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat
plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai
macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.
2. KOMPONEN PETROLEUM (MINYAK BUMI)
Minyak bumi adalah campuran dari berbagai jenis hiodrokarbon dan sedikit
senyawa nitrogen dan belerang. Hidrokarbon dalam minyak bumi ada yang jenuh dan
ada yang tidak jenuh. Selain itu, ada juga yang alifatik, alisiklik, dan aromatik. Akan
tetapi, komponen terbesar adalah hidrokarbon jenuh yaitu alkana dan sikloalkana.

Senyawa alisiklik dalam minyak bumi, terutama adalah turunan siklopentana dan
sikloheksana, disebut nafta.
Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen
utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun
aromatik.
Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 80% - 85%, sedangkan
sisanya merupakan unsur hidrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0 -
0,5%), dan oksigen (0 - 3,5%). Minyak bumi yang berasal dari Indonesia lebih
unggul dibandingkan minyak bumi yang berasal dari negara-negara Timur Tengah
karena memiliki kadar belerang yang lebih rendah. Komposisi minyak bumi sangat
bervariasi, bergantung pada daerah dan umumnya. Minyak dari Indonesia banyak
mengandung senyawa siklik, baik alisiklik maupun aromatik. Minyak dari Amerika
lebih banyak mengandung alkana, sedangkan dari Rusia banyak mengandung
sikloalkana.
a. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Lurus
Senyawa ini banyak terdapat dalam gas dan minyak bumi yang memiliki
rantai karbon pendek
b. Senyawa Hidrokarbon Berbentuk Siklik
Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena
(CnH,J, tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua (hanya memiliki ikatan tunggal
seperti alkana) dan membentuk struktur cincin (tertutup).

c. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Jumlah senyawa ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus
dan senyawa hidrokarbon berbentuk siklik.
d. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang
berbentuk siklik segi enam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan senyawa
hidrokarbon tidak jenuh. Jumlah senyawa hidrokarbon jenis ini paling sedikit di
antara jenis lainnya. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat
dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Jenis-jenis minyak bumi yang dijual di pasar memiliki komposisi yang
berbeda dengan komposisi pada tabel 7.5. Hal ini disebabkan karena minyak
yang dipasarkan telah mengalami proses peningkatan kualitas.
Komposisi uatama:
1) Hidrokarbon (83-87%C, 11-14%H)

2) Senyawa Nitrogen (0 – 0,5%)
3) Senyawa Sulfur (0 – 6%)
4) Oksigen (0 – 3,5%)
Kualitas minyak bumi diukur dengan bilangan oktan. Pengukuran terhadap
kemampuan bahan bakar untuk menghindari atau menngatasi “knocking”
(berisik pada mesin) disebabkan olah compression ratio pada motor relatif tinggi.
Ditentukan dengan memasukkan bahan bakar yang akan diukur pada motor
khusus yang mempunyai satu silinder, kemudian di bandingkan dengan motor
tertentu, yang dijalankan dengan perbandingan bahan bakar:
Iso-okatana : n-heptana (2.2.4 trimethyl pentane)
Bilangan oktan iso-okatana = 100
n-heptana = 0
Perbandingan persen volumetrik iso-oktana dan n-haptana yang
memberikan jumlah kekuatan yang sama terhadap bahan bakar yang diuji,
menyatakan bilangan okatan bahan bakar yang diuji.
Contoh:
Campuran 90% volume iso-oktana dan 10% volume n-heptana memberikan
kekuatan yang sama dengan bahan bakar X pada motor uji berarti bilangan oktan
bahan bakar X adalah 90.
Komposisi elemen berdasarkan berat
Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Komposisi molekul berdasarkan berat
Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa
Komposisi Kimia Minyak Bumi
Unsur Gas Bumi Aspal Minyak MentahKarbon 65 - 80 80 – 85 82,2 – 87,1 83 – 87
Hidrogen 1 - 25 8,5 – 11 11,7 – 14,7 11 – 25Belerang 0 – 0,2 2 – 0,1 – 5,5 0 – 6Nitrogen 1 - 15 0 – 0,1 – 1,5 0 – 0,7Oksigen - - 0,1 – 4,5 0 – 0,5Logam - - - 0, - 0,1
Sebagai bahan alami, komposisi minyak bumi bervariasi tidak hanya dari
daerah ke daerah, melainkan juga lapangan yang satu ke lapangan yang lain
dalam satu daerah. Minyak bumi terdiri dari ribuan senyawa kimia termasuk gas,
cairan dan zat padat mulai dari metana sampai aspal.
a. n–parafin: merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang dihasilkan
dari straight- destilation, di mana senyawa yang dihasilkan mempunyai
bilangan oktan rendah.
b. Isoparafin: Senyawa yang mempunyai rantai cabang sangat sedikit, namun
jumlah isoparafinnya dapat ditingkatkan melalui proses perengkahan
katalitik, alkilasi, iso merasi dan polimerisasi.
c. Olefin: senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi
proses perengkahan katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Senyawa

olefin tidak stabil dan digunakan sebagai bahan baku untuk zat petrokimia.
d. Aromatik. Minyak bumi sangat sedikit mengandung senyawa aromatik
yang sangat dibutuhkan pada bensin sebagai bahan anti-knocking
e. Nafta: merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak reaktif, yang
merupakan
senyawa kedua terbanyak dalam minyak bumi. Senyawa ini memiliki berat
molekul yang rendah dan digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan
senyawa nafta yang memiliki berat molekul yang tinggi terdapat pada
fraksi gas oil dan minyak pelumas.
f. Senyawa belerang: merupakan senyawa yang berbau dan dapat
menimbulkan korosi, namun kadang-kadang senyawa ini terkandung dalam
jumlah sedikit sehingga dapat diabaikan.
Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan
minyak bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama 84% dari
volume hidrokarbon yang terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan
bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan
elpiji Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak
dengan kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan dan menengah
semakin hari semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang
ini semakin meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan
metode yang makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena
minyak Bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan
hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi
karbon atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah
molekul yang panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan
sederhana, digunakan proses fluid catalytic cracking.
Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang
mudah, dan cadangan yang banyak, minyak Bumi telah menjadi sumber energi

paling utama di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak Bumi juga
digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi,
pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan
untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan
rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon
dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi
mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul
dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi
bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan
disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom
karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah
atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon,
dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom
karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai
elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu
mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah
tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi
maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon
tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya,
dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan
alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki
satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom

hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi
fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan
bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-
Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di
laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi
dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil
olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu
sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida.
Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang
yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida
yang dapat menimbulkan asbut.
3. BAHAN MENTAH PETROLEUM YANG TERDAPAT DI ALAM
Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur selama
jutaan tahun dengan melalui proses penguburan dan proses diagenesis kemudian
proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada
masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:
a. Diagenesis

Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok
(10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1) Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di
permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan
meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi pembentukan
kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam pelarut
organik dan anorganik).
2) Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai
panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan
rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3) Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh
senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya.
Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal
berdasar hasil eksplorasi.
b. Katagenesis
Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi
perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang
diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga
menyebabkan penguraian termal kerogen.
c. Metagenesis
Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan)
menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi
senyawa yang kekurangan hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi
material bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan).
Adapun proses pengendapan bahan organik dalam
proses pembentukan minyak bumi ditunjukkan pada
gambar 1. berikut.

Gambar 1. Diagram Pembentukan Minyak Bumi
Nama bahan bakar Titik didih oC
Elpiji (LPG) -40
Butana -12 sampai -1
Bensin -1 sampai 180
Bahan bakar jet 150 sampai 205
Minyak tanah 205 sampai 260
Minyak bakar 205 sampai 290
Diesel 260 sampai 315
Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan
pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut
dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat
dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur.
Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga
barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif
listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.

Pengeboran minyak di Okemah, Oklahoma, 1922.
Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai
saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan
bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya
penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus,
aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada
banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah
minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari
Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa
kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas
menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur
yang digali dengan bambu di China. Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz
menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak
Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus
menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi

untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak
komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853.
Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia
lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang
berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.
4. INDUSTRI MINYAK MENTAH
Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak mentah adalah proses
eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, dan transportasi (yang biasanya diangkut dengan
kapal tanker dan jalur pipa). Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar
minyak dan bensin. Minyak Bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam
pembuatan produk kimia lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida,
dan plastik. Industri ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream,
midstream dan downstream.
Minyak Bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri,
dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di jaman industrialisasi ini,
sehingga minyak Bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di
banyak negara. Saat ini minyak Bumi masih menjadi sumber energi terbesar di
banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai dari yang terendah 32%
di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur Tengah, yaitu mencapai
53%. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak Bumi sebagai sumber energi
untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44%, Afrika 41%, dan Amerika Utara
40%. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dan
pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara maju. Menurut data, Amerika
Serikat saja mengkonsumsi 24% konsumsi minyak dunia pada tahun 2004, meskipun
pada tahun 2007 persentasenya turun menjadi 21%.
5. EFEK PADA LINGKUNGAN

Tumpahan minyak diesel di jalan
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka
kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan
manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran).
Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak
Bumi bisa ada secara natural.
6. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Proses pengolahan minyak bumi meliputi empat tahap.: Eksplorasi –
Eksploitasi – Pemisahan (Proses primer) – Pengubahan (Proses sekunder).
a. Eksplorasi
Pemetaan daerah yang memiliki cadangan minyak bumi. Dilakukan dengan
pembuatan peta topografi, penelitian batuan dan tanah di sekitar daerah
yang diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi, kegiatan seismik.
Kegiatan seismik adalah pembuatan gempa kecil di dasar laut yang bisa
mengakibatkan geleombang yang memantul ke permukaan bumi yang
mengandung minyak.
b. Eksploitasi
Proses pengambilan minyak bumi dari tempat sumber minyak. Proses

pengambilan dengan cara pengeboran ke lapisan minyak. Akhirnya keluar
minyak mentah. Minyak mentah ini belum bisa di manfaatkan.
c. Pemisahan (Proses Primer)
Proses ini dilakukan denag destilasi bertingkat. Proses ini digunakan untuk
memisahkan kandungan senyawa hidrokarbon yang memiliki panjang
rantai dan titik didih berbeda.
Proses ini dimulai dengan pemanasan minyak dalam pemanas. Komponen
yang memiliki titik didih semakin tinggi akan tetap cair dan turun ke pelat
semakin bawah di pemanas. Sedangkan titik didih rendah akan jadi uap air
dan berada di pelat atas pemanas.
Dalam proses ini dihasilkan 7 fraksi
1) Fraksi Gas. Terdiri dari atom C1 – C4. Titik didih <300C.
2) Fraksi Petroleum Eter. Terdiri dari atom C5 – C7. Titik didih pada 30o
– 900C.
3) Fraksi Bensin. Terdiri dari atom C6 – C12. Titik didih pada 1000 –
1800C.
4) Fraksi Minyak Tanah. Terdiri dari atom C10 – C15. Titik didih pada
1800 – 2300C.
5) Fraksi Minyak Gas. Terdiri dari atom C16 – C20. Titik didih pada
2300 – 3050C.
6) Fraksi Minyak Pelumas. Terdiri dari atom >C20. Titik didih 3150 –
5650C.
7) Fraksi Bitumen. Tediri dari atom >C40. Titik didih >5650C.
d. Perubahan (Proses Sekunder)
Proses ini dilakukan untuk mengubah fraksi yang satu ke fraksi yang
diinginkan. Perubahan fraksi dapat dilakukan dengan beberapa proses.
e. Perekahan
Molekul dipecah menjadi molekul – molekul kecil. Contoh: perubahan
fraksi minyak pelumas menjadi fraksi bensin.

f. Penyusunan Ulang
Perubahan rantai lurus menjadi rantai cabang. Contoh: perubahan n-oktana
menjadi isooktana.
g. Alkilasi
Perubahan molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh: perubahan
propena + butena menjadi heptane.
h. Cooking
Perubahan fraksi residu menjadi fraksi gas.
7. HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI
a. PG (Liquefied Petroleum Gas).
LPG merupakancampuran hidrokarbon yang berasal dari fraksi gas.
Digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga.
b. Bensin
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi bensin.
Bensin atau gasoline sangat dibutuhkan masyarakat. Sesuai dangan fungsinya
sebagai bahan bakar mesin bemotor. Kualitas bensin ditentukan melalui
bilangan oktan. Semakin tinggi bilangan oktan semakin tinggi kualitas dari
bensin. Bilangan oktan dapat dirumuskan :
Bilangan Oktan = (% isooktana X 100) + (% n – heptane X 100)
c. Kerosin
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang tidak berwarna tapi mudah
terbakar. Kerosin berasal dari fraksi Minyak tanah. Kerosin digunakan untuk
bahan bakar kompor minyak. Sedang kerosin berjenis avtur digunakan untuk
bahan bakar pesawat terbang.
d. Solar
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak
gas. Solar biasa digunakan untuk bahan bakar mesin diesel.
e. Pelumas
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak

pelumas. Pelumas digunakan untuk melumas mesin agar tidak terjadi gesekan
dan memperlancar kerja komponen mesin.
f. Aspal
Merupakan campuran senyawa minyak bumi yang berasal dari fraksi
bitumen. Aspal digunakan dalam proses pengerasan jalan.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari fraksi distilasi minyak bumi
(oC) adalah sebagai berikut.
- Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan sebagai pelarut)
- Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan bakar mobil)
- Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan bakar mobil)
- Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC (pelarut dan bahan bakar untuk rumah
tangga)
- Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar mesin jet)
- Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pemanas)
- Minyak pelumas > 300 oC (minyak mesin)
- Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu
Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar
ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut.
a. Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua
atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami
maupun dari pemanasan langsung.
Contoh pemanasan

Proses alami:
Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari
senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan
bensin lebih banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah
minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah
menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan.
b. Reaksi pengubahan (reforming)
Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan
dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material
yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini
diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
c. Reaksi alkilasi
Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai
lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini
dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki
gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam
kelompok perengkahan.
d. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari
polimer alami dan polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar yang
terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer). Monomer adalah
senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap
ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang
diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara
alami, contoh polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet), karbohidrat

(singkong jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer
sintetik adalah nilon, dakron, teflon.
Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan
radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer (propagasi), dan
terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi). Pembentukan cabang
dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu
struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran
(sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat
polimernya.
8. ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR PETROLEUM
Semakin langka dan tingginya harga minyak bumi serta masih minimnya
penggunaan energi alternatif, seperti energi angin, tenaga surya, biomassa, dan panas
bumi menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari alternatif penggunaan BBM
fosil yang lain. Alternatif yang sudah dilakukan selama ini yaitu penggunaan
biodiesel (campuran solar dan minyak kelapa sawit) atau biofuel (campuran etanol
dan bensin) yang bahan bakunya merupakan komoditas pasar siap pakai. Alternatif
lain yang perlu dipertimbangkan adalah energi hijau terbarukan seperti pemanfaatan
biji jarak pagar (Jatropha curcas). Sekurang-kurangnya, ada dua pilihan dalam proses
produksi minyak jarak pagar diukur dari hasil olahan, investasi, dan biaya
pengolahannya.
1. Mengolah biji jarak pagar secara mekanik dengan memeras biji untuk
mendapat straight jatropha oil (SJO). Minyak jenis SJO ini dengan biaya
produksi di bawah Rp 2.000 per liter sudah dapat mengganti minyak tanah
untuk menyalakan kompor dapur atau menggantikan minyak bakar untuk
memanaskan ketel uap air yang menggerakkan turbin-turbin pembangkit
listrik.
2. Mengolah SJO melalui proses esterifikasi yang rumit dan karenanya mahal
pada investasi maupun bahan tambahan serta katalis untuk memacu reaksi
kimia. Hal ini menyebabkan biaya pokok produksi ester SJO dua kali lipat

SJO. Pada dasarnya, dari sisi mutu, ester-SJO hanya berbeda pada titik nyala
dan derajat kekentalan.
Salah satu pertimbangan penggunaan alternatif BBM fosil dengan menggunakan
minyak jarak pagar (SJO), yaitu: tanaman jarak pagar bisa hidup dan tetap produktif
meski ditanam di tanah kritis dan tandus, tumbuh baik di dataran rendah maupun
pegunungan, tidak memiliki hama dan mulai berbuah pada usia lima bulan sesudah
ditanam, serta dapat dipanen terus-menerus hingga usia 50 tahun. Pertimbangan
lainnya yaitu dapat meningkatkan penghasilan petani, mampu menghemat devisa
negara apabila produksinya melewati kebutuhan dalam negeri, dan dapat menurunkan
kadar emisi NOx, SOx dan CO.
9. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

a. Pembentukan Minyak Bumi
Pada tahun 1958, di Moskow diadakan konferensi mengenai asal mula
pembentukan minyak bumi. Pada konferensi tersebut diperoleh dua pendapat
mengenai asal-usul minyak bumi, yaitu minyak bumi berasal Hari zat-zat
anorganik Han minyak bumi berasal dari zat-zat organik.
b. Minyak Bumi Berasal dari Zat Anorganik
Hipotesis yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat anorganik
diajukan oleh kimiawan Perancis, Berthelot, pada tahun 1866. Menurut
Berthelot, logam-logam alkali dalam bumi bereaksi dengan C02 pada suhu
tinggi membentuk gas asetilena (C,H,). Gas asetilena inilah yang kemudian
membentuk senyawa hidrokarbon yang lain.
Pada tahun 1877, kimiawan Rusia, Dmitri Ivanovick Mendeleyev (1834 -
1907), mengemukakan hipotesis lain tentang asal-usul minyak bumi.
Menurut Mendeleyev, besi karbida di dalam bumi bereaksi dengan air dan
menghasilkan gas asetilena. Reaksi ini mirip dengan reaksi antara batu
karbida (CaCj dengan air.

c. Minyak Bumi Berasal dari Zat Organik
Zat organik penyusun minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-
tumbuhan pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Perancis, P.G. Macquir,
pada tahun 1758. Teori ini didasarkan pada sumber batu bara yang juga
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Adapun teori yang menyatakan bahwa minyak bumi selain berasal dari
tumbuh-tumbuhan juga berasal dari hewan, dikemukakan pertama kali oleh
J.P. Lesley pada tahun 1865. Kemudian, ilmuwan lain bernama B. Haquet
melakukan percobaan distilasi minyak bumi dari molusca (hewan lunak).
Percobaan lain juga dilakukan oleh H. Hofer dan C. Eugler. Mereka
melakukan distilasi terhadap daging kerang dan ikan pada suhu 300° - 400"C
dan tekanan 10 atm. Pada proses tersebut dihasilkan zat yang menyerupai
minyak bumi.
Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik ini
didukung oleh hasil-hasil penelitian di laboratorium dan analisis pemikiran.
Teori ini sesuai dengan ilmu geologi, sehingga teori yang menyatakan bahwa
sumber minyak bumi berasal dari zat anorganik tidak dianut lagi.

Berdasarkan teori pembentukannya, minyak bumi berasal dari hasil
pelapukan organisme hidup yang berlangsung sangat lama (berjuta-juta
tahun).
Pembentukan minyak bumi memerlukan lingkungan yang dapat memberi
kadar zat organik tinggi dan memberi kesempatan pengawetan, sehingga
tidak terjadi oksidasi atau pembusukan. Daerah pantai yang memiliki muara
sungai menghadap ke laut terbuka, memiliki kemungkinan lebih
besar memproduksi zat organik.
Selanjutnya zat organik tersebut menyebar ke dalam batuan serpih lempung
yang halus, terakumulasi, dan terkonsentrasi. Selanjutnya, zat tersebut
bergerak masuk ke dalam batuan dan terperangkap di dalam batuan sedimen.
Minyak bumi berada dalam batuan, sehingga disebut juga petroleum (Latin:

petrus = batu; oleum = minyak).
Fosil yang tertimbun akan membentuk minyak bumi dalam
kurun waktu minimal dua juta tahun. Ada minyak bumi yang terbentuk
dalam waktu 500 juta tahun, 1.000 juta tahun, atau bahkan 2.500 juta tahun.
Setelah terbentuk, minyak bumi tersebut akan bergerak melalui celah-celah
di antara lapisan batuan sehingga untuk memperolehnya harus dilakukan
pengeboran.
Massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air, sehingga terletak di atas
lapisan air tanah. Umumnya selain menambang minyak bumi, gas alam yang
berada di atas lapisan minyak bumi, juga ikut ditambang.
10. DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI : OKSIDA KARBON
Pembakaran terhadap minyak bumi seperti halnya pembakaran senyawa
hidrokarbon umumnya, akan menghasilkan oksida karbon (CO dan COJ dan uap air.
Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga kadang mengandung unsur belerang
dan nitrogen, sehingga pembakarannya juga akan menghasilkan oksida belerang (SO,
dan SO.) dan oksida nitrogen (NO dan NO,). Adanya zat aditif dalam bahan bakar
hasil olahan minyak bumi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang perlu
diwaspadai juga.
a. Oksida Karbon
Senyawa karbon yang terbakar akan menghasilkan asap dan oksida karbon.
Gas pencemar utama dari hasil pembakaran senyawa karbon dalam minyak
bumi adalah karbon dioksida dan karbon monoksida.
1) Gas Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan
pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO, tidak
membahayakan kesehatan, tetapi pada konsentrasi tinggi (10% - 20%), dapat
menyebabkan pingsan karena CO, menggantikan posisi gas oksigen dalam
tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Senyawa hidrokarbon (CxHv) yang merupakan bahan bakar kendaraan

bermotor, akan terbakar sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap
air sesuai dengan persamaan reaksi.
Gas oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut akan dimanfaatkan oleh
makhluk hidup lainnya untuk proses pernapasan sehingga terjadi
keseimbangan.
Seperti kalian ketahui bahwa jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan
industri-industri yang menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin
meningkat, sehingga jumlah CO, yang dihasilkan juga semakin meningkat.
Sementara itu, jumlah pepohonan semakin berkurang, karena pembukaan
lahan baru. Akibatnya, pemanfaatan CO , juga semakin berkurang yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan CO,. Kadar CO, di udara menjadi
berlebih, sehingga membentuk lapisan C02 di atmosfer.
Sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) yang berhasil menembus
atmosfer bumi sebagian diserap oleh berbagai makhluk maupun zat di
permukaan bumi, sebagian lagi kemudian dipantulkan kembali ke angkasa
dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO, di
atmosfer ini akan menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga
bumi tetap hangat karena sinar inframerah tersebut membawa energi panas.
Namun, jika lapisan CO, ini terus bertambah, akan meningkatkan suhu
permukaan bumi. Gejala pemanasan bumi akibat lapisan CO, inilah yang
sering disebut sebagai efek rumah kaca (green house effect).

2) Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat
berbahaya. Batas kadar gas CO dalam udara adalah 0,1 bpj. Kadar CO di
udara yang mencapai 100 bpj dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak
napas, pingsan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Gas CO sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat bereaksi dan berikatan
dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah (afinitas CO terhadap Hb sekitar 200
kali lebih besar daripada O J. Jika di dalam darah terdapat gas CO dan gas 02,
yang akan terikat oleh Hb adalah gas CO melalui ikatan kovalen koordinasi.
Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO bersifat
tidak dapat balik (ireversibel).

Ikatan itu tetap stabil sampai Hb tersebut rusak. Ikatan antara gas O, dan Hb
dalam molekul HbO, bersifat dapat balik (reversibel), sehingga pada saat akan
digunakan untuk pembakaran 02 akan dilepas dan Hb dapat digunakan
kembali untuk mengikat oksigen.
Dalam darah seseorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, tetapi
oksigen ini tidak dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan
dengan CO daripada dengan O,.
Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon
dalam bahan bakar yang berasal dari minyak bumi pada kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor dapat menghasilkan rata-rata 6,25 gram CO per
kilometer jarak tempuh. Selain gas buangan kendaraan bermotor, gas CO juga
dihasilkan dari berbagai kegiatan industri, letusan gunung berapi, dan
pelapukan. Namun sebagian besar gas CO dihasilkan oleh emisi buangan
kendaraan bermotor, dan untuk mengurangi pembentukan gas CO pada
kendaraan bermotor, maka perlu dilakukan uji emisi gas buang secara berkala.
Jika kendaraan tidak memenuhi syarat dalam uji emisi gas buang, kendaraan
itu harus mengalami perbaikan. Penggunaan bahan bakar alternatif seperti
bahan bakar gas perlu digalakkan, agar tingkat pencemaran udara dari emisi
kendaraan bermotor dapat ditekan.
11. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI : DESTILASI
Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan
kebutuhan, maka perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi
proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

a. Distilasi
Distilasi (penyulingan) merupakan suatu cara pemisahan campuran
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran tersebut. Minyak mentah merupakan campuran berbagai
senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi bergantung dari
struktur molekulnya.
Melalui proses distilasi ini, minyak mentah dapat diuraikan menjadi
berbagai senyawa hidrokarbon penyusunnya sesuai titik didih senyawa
tersebut. Cara distilasi yang dilakukan menggunakan pendinginan
bertahap/bertingkat untuk titik didih masing-masing fraksi minyak bumi.
Cara distilasi ini lebih dikenal sebagai proses distilasi bertingkat.

Pada proses penyulingan minyak mentah, mula-mula minyak mentah
dipanaskan pada suhu 370°C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi
minyak bumi yang tidak menguap menjadi residu (residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal, yang sebagian besar memiliki rantai
karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom).
Minyak mentah yang menguap kemudian naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya fraksi yang lebih tinggi titik didihnya mengembun terlebih
dahulu pada kolom ini. Fraksi minyak mentah yang tidak terkondensasi
(memiliki titik didih lebih rendah) akan naik terus ke bagian atas kolom
sehingga keluar sebagai gas.
Fraksi-fraksi minyak bumi dari hasil distilasi bertingkat ini belum memiliki
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu diolah
lebih lanjut. Pengolahan lanjutan ini meliputi proses cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.
1) Destilasi Bertingkat Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan minyak mentah yang mengandung
campuran lumpur dan air yang tersuspensi serta gas, dipompa
dan ditampung dalam tangki penyimpanan berbentuk silinder.

Dalam tangki tersebut minyak bumi disentrifuge dan diberi
tekanan sehingga air dan lumpur terendapkan. Kemudian tekanan
diperkecil sehingga gas dalam campuran tersebut keluar, kemudian
minyak terpisah dimana lapisan minyak berada di atas lapisan air
dan lumpur. Fraksi gas dalam minyak mentah diperoleh dengan
pemisahan secara langsung. Gas yang larut dalam minyak mentah
juga diperoleh pada saat destilasi yang kemudian akan dimurnikan
sebagai LPG (Liquified Petroleum Gases) atau digunakan dalam
proses pembentukan bensin. Garam-garam yang terkandung dalam
minyak mentah dihilangkan dengan cara menambahkan zat-zat
kimia yang kemudian dipisahkan dari minyak. Berbagai
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak dipisahkan dengan
cara destilasi bertingkat. Hal tersebut didasarkan bahwa
karbon yang memiliki jumlah atom C yang sama akan memiliki
titik didih yang hampir sama.
Destilasi fraksinasi dilakukan pada suhu <400 C karena di
atas suhu tersebut dapat terjadi perengkahan fraksi-fraksi minyak
yang mempunyai rantai karbon pendek (C5). Destilasi fraksinasi
minyak mentah dilakukan dengan suatu alat yang disebut Topping
Stiff. Unit destilasi terdiri dari kerangka pokok yaitu furnace
dengan pipa (pipe still) atau wadah (tank still) sebagai tempat
minyak mentah dipanaskan dan bagian menara
(distillation/fractionating/bubble power) sebagai tempat fraksi-
fraksi minyak diembunkan kembali dan dialirkan. Menara pemisah
tingginya mencapai 60 meter.
Pada bagian menara atas sejumlah piringan, di mana setiap
piringan mempunyai sejumlah cerobong kecil yang dilalui uap
minyak. Cerobong kecil tersebut ditutup sehingga uap minyak

membentuk gelembung-gelembung pada cairan di atas piringan,
saluran ke bawah mengalir minyak ke bagian piringan yang lebih
rendah. Kemudian dilakukan pemanasan lagi sehingga terbentuk
uap lagi, demikian seterusnya sampai terjadi pemisahan fraksi-
fraksi hidrokarbon.
Minyak mentah dialirkan melalui pipa pemanas. Pemanasan
dilakukan pada suhu 316-400 C sehingga semua komponen
minyak menguap kecuali residunya. Komponen yang memiliki
titik didih rendah akan menguap, sedangkan yang lain akan
mengembun dan mengalir ke bawah. Komponen yang berupa uap
tadi akan naik melewati menara pemisah, sementara itu suhu terus
menurun sehingga komponen yang sukar mendidih akan
mengembun. Fraksi-fraksi minyak akan keluar melalui saluran-
saluran yang berada di samping menara sesuai dengan titik
didihnya. Proses destilasi minyak mentah merupakan proses yang
berkelanjutan. Residu akan diperoleh pada bagian dasar menara.

Hasil destilasi bertingkat minyak bumi
Fraksi Kandungan karbonRentang titik didih
( C)
Destilat ringan
Bensin C6–C8 60 – 100
Nepthane C8–C11 100 – 200
Bahan bakar jet C6 –C13 80 – 230
Kerosin C12 –C16 200 – 300
Minyak pemanas ringan C11–C18 200 – 300
Destilat intermediet
Minyak gas 250 – 400
Minyak mesin berat C16 – C18 274 – 400
Minyak diesel C15 – C18 280 – 380
Destilat berat
Minyak pelumas C16 – C18 >300
Lilin >C18 Destilasi vakum
Residu
Gemuk, vaselin C18 –C20 >300
Lilin parafin C20 –C30
Aspal C30 –C40
Arang petroleum
Vaselin C18 –C22 ›380
Kokas › C30Parafin C20 – C30 T1. 50 – 60

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pembentukan-minyak-bumi-
cracking.html
http://achmadrf.blogspot.com/2010/05/minyak-bumi-petroleum.html
http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pengolahan-minyak-bumi-
destilasi.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%202.htm
http://smiatmiundip.wordpress.com/2011/05/01/basic-petroleum-system/
http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/komponen-minyak-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi
http://persembahanku.wordpress.com/2007/02/27/proses-pengolahan-minyak-bumi/
http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/
http://kuliah.wikidot.com/minyak-bumi
http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/komponen-minyak-bumi.html
http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/dampak-pembakaran-minyak-bumi-
oksida.html
http://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyak-
bumi/

http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pembentukan-minyak-bumi.html
http://prosespembuatan.blogspot.com/2012/04/proses-pembuatan-bbm-bensin-solar-
avtur.html
Demikian artikel "Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon" ini saya
susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ) Aktif Belajar Kimia X SMA/MA
karangan Hermawan, Paris Sutarjawainata,Heru Pratomo Al.