Makalah Kelompok Sisa
-
Upload
andreas-springfield-gleason -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
description
Transcript of Makalah Kelompok Sisa
Sifat dan bangun daun serta bagian daun tunggal dan majemuk
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW karena atas berkat limpahan dari Rahmat- Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi syarat keaktifan kolektif pada mata kuliah
Struktur Perkembangan Tumbuhan I yang berjudul “Sifat dan bangun daun serta bagian daun
tunggal dan majemuk”.
Dalam penyusunan tugas atau materi dalam makalah ini, penulis sadar bahwa tidak
sedikit hambatan yang dihadapi.Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dukungan, dari teman-teman dan juga
dosen pengajar mata kuliah ini, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Penulis memahami bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan.Tetapi penulis sudah berusaha sebaik-baiknya agar makalah ini dapat memperluas
pengetahuan kita tentang sistem endokrin pada vertebrata.Dalam hal ini, penulis lebih banyak
membahas mengenai hormon-hormon beserta fungsinya.Tetapi dalam memilih topik
pembahasan, penulis banyak mengalami rintangan.Namun rintangan-rintangan yang dihadapi
penulis dalam menyelesaikan makalah ini dapat terselesaikan dengan hidayah dan
pertolongan dari Allah SWT sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu bahkan
lebih cepat dari yang kami bayangkan.
Makassar, 19 September 2013
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu,
struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan.
Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan
sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk
ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk
pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan permukaan
(licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Daun juga memiliki fungsi utama, yaitu pembentukan makanan. Tumbuhan hijau
memiliki kemampuan membuat makanan dari bahan-bahan baku dari tanah dan udara, dan
pada aktivitas inilah bergantung kehidupan tumbuhan dan kehidupan seluruh binatang dan
manusia. Fotosintesis adalah proses pembuatan gula dari dua bahan baku sederhana, yaitu
karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari.
Pada pembuatan makalah kali ini juga akan dibahas mengenai bagian daun tunggal dan daun
majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya.
Bagian dari batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara
daun dan batang disebut ketiak daun.Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa
helai daun di setiap tangkainya. yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat
bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
I.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sifat-sifat daun beserta fungsinya?
2. Apa perbedaan daun tunggal dan majemuk?
I.3 Metode penulisan
I.3.1. Jenis Penulisan
Pembahasan masalah pada makalah ini tergolong deskriptif yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang masalah yang dibahas dan mengetahui penyebab dari
sebuah gejala yang dibahas.
I.3.2.Materi dan Sumber Materi
Materi yang digunakan adalah data yang diperoleh dari referensi berupa buku bahan
ajar mengenai botani dan morfologi tumbuhan maupun referensi lainnya dari internet.
I.3.3. Teknik Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik studi
pustaka. Data ini didapatkan dari buku-buku, browsing internet dan sumber-sumber lainnya.
I.3.4Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan langkah identifikasi
data, kesimpulan sementara, verifikasi, dan kesimpulan akhir.
I.4 Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui sifat-sifat daun
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi daun
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian daun secara morfologi
4. Mengetahui perbedaan daun tunggal dan majemuk.
BAB II
ISI
A. Sifat daun
Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian daun
(lamina) yaitu bagian yang melebar yang bertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun
(petiolus). Buku-buku (nodus) adalah bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun.
Tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun
(axilla).
Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan
melebar. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika
tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak lengkap.
Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai atau duduk langsung
pada batang.
Dalam satu struktur daun terdiri dari satu pelepah daun, satu tangkai daun, dan satu
helaian daun. Pada keadaan lain, setangkai daun tidak memiliki satu buah helaian daun, tetapi
memiliki jumlah helaian lebih dari satu. Struktur seperti ini dikenal sebagai daun majemuk
(folium compositum). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam
setiap satu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis
tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,
perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan
tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada
susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaannya.
Daun juga memiliki sifat-sifat yang umum yaitu tumbuh diatas tanah, berbentuk
lembaran-lembaran tipis, berpermukaan luas yang dilapisi oleh kutikula, lilin, kersik,
karbonat, arah tumbuhnya fototropisme positif.
B. Fungsi daun
Fungsi Daun adalah pembuat makanan yang utama bagian dari hampir semua
tumbuhan.bunga, rumput, semak belukar, dan pohon tergantung pada daun-daunnya untuk
membuat makanan untuk keperluan tumbuhan tersebut. Demikian juga banyak tumbuhan
yang lain, meliputi paku-pakuan, sayur-sayuran, buah-buhan dan rumput-rumputan. Tiap
daun merupakan suatu pabrik makanan kecil.Daun menangkap energi dari cahaya matahari
dan digunakan untuk membuat gula merupakan hasil menyerap air dari tanah dan
karbondioksida dari udara. Gula ini diubah untuk banyak unsur kimia lain.
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang
daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai
dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan
jaringanpengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai
pelindung jaringan ini memiliki struktur
khusus sebagai adaptasi untuk
berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu
adanya stoma yang dalam jumlah banyak
disebut stomata. Stomata tersusun atas sel
penutup dan sel tetangga yang banyak
mengandung kloroplas. Adanya stomata
memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun
dengan udara disekitarnya.Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan.Kelebihan air ini jika tidak
dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati.Sebagian air yang tidak
digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap air.Pada malam hari, kelebihan air
dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
C. Struktur daun
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan
pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian lengkap, antara lain daun pisang
dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang tidak lengkap.
Misalnya, ada daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun
mangga; ada pula daun yang hanya terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun
padi dan jagung.
Selain itu, daun juga memiliki urat.Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut
pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung
daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat
daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan
seperti jaring atau jala. Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip,
melengkung, menjari, dan sejajar.
Tulang daun Menyirip
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip
ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari
helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti
ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.
Tulang daun Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-
garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan
pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya,
tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
Tulang daun Menjari
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar
dan bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang
daun pepaya, jarak, daun singkong, dan kapas.
Tulang daun Sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis
sejajar, mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap-tiap
ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang-
panjang. Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang
dan semua jenis rumput-rumputan.
D. Bangun daun
Dalam menyebut bangun daun sering kali kita carikan persamaan bentuknya dengan
bentuk benda-benda lain. Perlu di ingat bahwa dalam menentukan bangun daun kita tidak
boleh terpengaruh oleh adanya torehan atau lekukan pada tepi daun, melainkan harus di
bayangkan seakan-akan torehan tadi tidak ada.
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat di bedakan menjadi 4 golongan
daun,yaitu :
1. Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah helaian daun
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun.
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.
4. Tidak ada bagian terlebar,artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat di katakan
sama lebarnya.
E. Tepi daun
Tepi daun dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan yang tidak
rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk.
Contoh daun bertepi rata adalah sirih, keladi, kamboja, nangka, rambutan dan sebagainya.
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam. Torehan daun bersifat
dua macam, torehan pertama tidak mengubah bentuk asli daun hanya sedikit bergelombang di
tepinya. Torehan lainnya dapat menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun
mengalami lekukan yang banyak akibat torehan-torehannya. Lekukan daun disebut sebagai
sinus, sedangkan tepi daun yang menonjol keluar akibat torehan tersebut disebut sebagai
angulus.
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit, kurang dari setengah panjang tulang cabang
daun yang didekatnya, maka torehan daun disebut berlekuk (lobatus). Jiak dalamnya torehan
mencapai setengah panjang tulang cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap
(fissus). Dan jika dalamnya torehan melibihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya, maka tepi daun dikatakn berbagi (partitus).
F. Ujung daun
Gambar: bentuk ujung daun
Ujung daun merupakan puncak daun, di mana letaknya paling jauh dari tangkai daun.
Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka ragam. Berikut bentuk ujung daun :
1. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju
ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil
dari 90o).
2. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua
tepi daunnya jauh lebih tinggi, hingga ujung Nampak sempit panjang dan runcing.
3. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju
ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 900).
4. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama
sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat
atau jorong, atau pada bangun ginjal.
5. Rompang (truncatus) ujung daun seperti garis. Contohnya adalah jambu monyet
(Anacardium occidentale).
6. Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan suatu lekukan. Contohnya adalah sidaguri
(Sida retusa).
7. Berduri (mucronatus), ujung daun ditutupi oleh duri. Contohnya adalah nenas (Ananas
sativus).
G. Pangkal daun
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan langsung dengan
tangkai daun. Pangkal yang terdapat di kiri-kanan tangkai daun, baik berlekatan atau tidak,
dapat dibedakan menjadi enam yaitu :
1. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun memanjang, lanset dan belah ketupat.
2. Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.
3. Tumpul (obtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.
4. Membulat (rotundatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur dan jorong.
5. Rompang/rata (truncatus), biasanya terdapat pada bangun segitiga, delta dan tombak.
6. Berlekuk (emarginatus), biasanya terdapat pada bangun jantung, ginjal dan anak panah.
H. Bagian daun tunggal dan majemuk
Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap
tangkainya, yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang-cabang, dan
baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya
sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain,
dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut:
Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing disebut anak daun (foliolum). Ibu
tangkai daun ini dapat dipandang sebagai penjelmaan tangkai daun tunggal, ditambah
dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun
majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang.
Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak
daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada
daun tunggal. Oleh sebab itu, di dalam ketiaknya tidak pernah diketemukan sebuah
kuncup.
Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian helaian daun yang karena
dalam dan besarnya toreh, menjadi terpisah-pisah. Anak daun pada suatu daun majemuk
lazimnya mempunyai tangkai yang pendek atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya
pada daun selderi (Apium graveolens L.). Adakalanya anak daun mempunyai tangkai yang
cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax
scutellarium Merr).
Karena daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun tunggal, pada daun majemuk dapat
pula kita temukan bagian-bagian lain, seperti pada daun tunggal, misalnya: Upih Daun
(vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang,
seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Area catechu L).
Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun mejemuk atau di dekat
pangkal ibu tangkai itu, dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu, seperti misalnya
pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat pada daun kiri pangkal
ibu tangkai daun, dan pada daun kacang kapri (pisum sativum L.), yang disini merupakan
sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk
berasimilasi.
pada daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya gugur juga
bersama-sama pula, sedangkan cabang dengan daun-daun tunggal mempunyai daun yang
tak sama umur maupun besarnya, dan tentu saja daun-daun tadi, tidak runtuh bersama-
sama pula.
seperti halnya pada daun tunggal, pertumbuhan daun majemuk, juga terbatas, artinya tidak
bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu cabang, biasanya
selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup diujungnya.
pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang pada suatu
cabang, biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin lebih dari satu kuncup.