MAKALAH Kecelakaan Kerja
-
Upload
dede-harnita-nasution -
Category
Documents
-
view
138 -
download
2
description
Transcript of MAKALAH Kecelakaan Kerja
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja atau
karena persoalan nasib. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tak terencanakan,
dan untuk setipa peristiwa tentulah ada penyebabnya, yang akan berakibat
terjadinya keruskan baik pada barang maupun pada personalianya (Sirait, 2012)
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Effendi
dan Makhfudli, 2009).
Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab
dasar (basic cause) dan penyebab langsung (immediate cause) (Effendi dan
Makhfudli, 2009).
a. Penyebab dasar
Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan
fisik, mental dan psikologis; kurang atau lemahnya pengetahuan dan
keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup atau salah.
Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan/atau pengawasan, rekayasa (engineering),
pembelian atau pengadaan barang, perawatan (maintainance), alat-alat,
perlengkapan, bahan-bahan, standar-standar kerja serta berbagai
penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.
b. Penyebab langsung
Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar – unsafe condition), yaitu
tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan
pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat, bahan dan peralatan yang rusak, terlalu sesak atau
sempit, sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai, bahaya-
bahaya kebakaran dan ledakan, kerapian atau tata letak (housekeeping)
2
yang buruk, lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap dan
lainnya), bising, paparan radiasi serta ventilasi dan penerangan yang
kurang.
Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar – unsafe act), yaitu
tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa wewenang, gagal untuk
memberi peringatan atau pengamanan, bekerja dengan kecepatan yang
salah, menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi, memindahkan
alat-alat keselamatan, mengguanakan alat yang rusak, menggunakan alat
dengan cara yang salah, serta kegagalan memakai alat pelindung atau
keselamatan diri secara benar.
2.1 Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen
Berbagai jenis kecelakaan dapat dialami oleh karyawan yang bekerja di
pabrik semen. Kecelakaan ini bisa berupa kejadian fatal yang menyebabkan
hilangnya nyawa ataupun hanya cidera ringan. Analisa berdasarkan penyebab
memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab
utama(CSI, 2004) :
Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%)
Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%)
Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Sementara itu, penyebab utama cidera yang sering terjadi adalah terpeleset ,
tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan
mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). Tiga
penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan (CSI, 2004).
2.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi
pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada
pengelolaan operasional harian secara terus menerus (CSI, 2004).
Penybab Kecelakaan Pencegahan
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan Prosedur keselamatan untuk bekerja di objek dari ketinggian dan pelindung
3
- Terjepit pada peralatan yang bergerak
- Terpeleset, tersandung dan jatuh
- Mengangkat beban berlebih Jenis Cidera
- Lengan dan tangan - Kaki dan telapak kaki - Cidera punggung
APD : alat pelindung diri
pada mesin dan area yang tinggi- Prosedur isolasi peralatan.
- Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways
- Pelatihan manual handling
- Penggunaan APD yang sesuai dan benar
- Penggunaan APD yang sesuai dan benar
- Penggunaan lifting gear, forklift
Tabel 1. Ikhtisar penyebab kecelakaan kerja dan pencegahan
a. Bekerja di ketinggian
Kontrol yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian akan efektif untuk
mengurangi cidera dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya, menjamin
diterapkannya metode kerja yang benar dan pastikan bahwa peringatan yang
sesuai telah dikomunikasikan. Penggunaan wajib dari berbagai peralatan
keselamatan (harness, safety nets) yang dipastikan untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan terjatuh, meminta perijinan dan inspeksi secara rutin di tempat kerja
biasanya merupakan metoda yang umum dipergunakan (CSI, 2004).
Gambar 1. Penggunaan safety harness
Golden Rules bekerja di ketinggian :
Bekerja pada ketinggian 2 meter (6 kaki) atau lebih tinggi dari atas tanah
tidak dapat dilakukan , kecuali (CSI, 2004):
4
Bila dipergunakan/tersedia platform menetap (fixed) yang dilengkapi dengan
guard atau handrail dan telah disetujui oleh tenaga yang mempunyai kompetensi
untuk hal tersebut, atau
Dipergunakannya peralatan penahan jatuh
Peralatan penahan jatuh akan menahan dari kondisi terjatuh secara bebas
setinggi kurang-lebih 2 meter ( 6 kaki).
Dilakukan inspeksi secara visual pada peralatan penahan jatuh dan
bagianbagiannya, peralatan yang telah rusak atau tidak dapat dipergunakan
lagi harus dikeluarkan dari daftar peralatan/penggunaan.
Hanya tenaga yang mempunyai kompetensi yang dapat melaksanakan
kegiatan
b. Tergelincir, tersandung dan jatuh
Tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari
cidera dalam industri, hal ini dapat terjadi di permukaan yang tidak rata pada
lokasi penambangan dan jalan atau adanya masalah dengan housekeeping yang
kurang baik di area kerja. Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir,
tersandung dan terjatuh menyebabkan hampir 30% dari cidera (CSI, 2004).
Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat dikurangi melalui
prosedur housekeeping sederhana sebagai berikut (CSI, 2004) :
Jaga tempat kerja agar selalu tetap rapi
Pergunakan tempat pembuangan sampah yang tersedia
Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera
Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai Anda selesai merapikannya
Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang stabil dan kokoh
Pasang rambu-rambu dengan jelas di pagar atau penutup lubang di lantai,
atapatau tanah
Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang
Setiap pekerjaan penggalian di area kerja harus diberi tanda
Saat bekerja di ketinggian singkirkan semua material yang dapat terlepas
seperti baut, mur, kayu-kayu dan lain-lain jika pekerjaan telah selesai.
Jangan pernah melemparkan alat atau material, pastikan disampaikan dari
tangan ke tangan
5
Ingat, sebuah mur atau baut yang terjatuh dari ketinggian dapat membunuh
c. Mengangkat beban berlebih
Karena sifat suatu tugas yang kadang berulang terkait dengan produksi
semen, penting untuk menjamin bahwa telah diberikan pelatihan yang benar pada
karyawan mengenai manual handling (CSI, 2004).
Pertama kenali pekerjaan, jika Anda pikir beban tersebut terlalu berat mintalah
bantuan atau gunakan katrol.
Perhatikan sisi yang tajam, pecahan atau paku
Jangan mencoba membawa beban yang anda tidak dapat memikulnya dan
singkirkan dahulu penghalang yang ada sebelum mengangkat barang tersebut.
Saat mengangkat beban yang berat, pergunakan kaki Anda sebanyak mungkin
untuk menopang otot punggung Anda.
Pastikan ada pegangan yang cukup kuat untuk bahan tertentu.
Jaga punggung Anda tetap lurus dan menghadap ke depan
Lenturkan dan tekuk lutut Anda
Ambil posisi yang stabil, angkat dengan kokoh dan jangan memelintirkan
badan
Saat mengangkat atau membawa suatu peralatan, perhatikan titik beban.
d. Kebakaran dan terbakar
Secara umum, terdapat beberapa jenis bahan/peralatan yang mudah terbakar
di area pabrik semen. Kabel listrik dapat pula menyebabkan atau menghantarkan
kebakaran yang juga menghasilkan emisi asap beracun tinggi. Sangat penting
untuk memiliki jalur yang telah ditentukan sebagai jalan keluar personil secara
cepat dari ruang kebakaran tersebut. Pastikan pula prosedur pemadam kebakaran
telah tersedia. Penyimpanan berbagai jenis bahan bakar harus sesuai dengan
peraturan dan praktek yang baik, hal ini juga menyangkut penyimpanan batubara,
ban dan barang yang sejenis, bila perlu dapat dipasang rambu peringatan
kebakaran yang sesuai khususnya pada daerah dengan iklim yang panas dan
kering (CSI, 2004).
Insiden dan kecelakaan yang menyebabkan proses terbakar dapat timbul
akibat kontak langsung dengan klinker panas atau debu semen panas, bahaya
khususnya berhubungan dengan debu semen kiln. Terbakar secara kimia (alkali)
6
juga mungkin timbul dari kiln. Menurut data kecelakaan karyawan tetap pabrik
semen PT. Semen Gresik tahun 2010-2011 area kerja yang sering mengalami
kecelakaan kerja yaitu area kerja kiln (CSI, 2004).
Kiln merupakan tabung silinder yang menyerupai pipa besar yang diputar
pada posisi mendatar dengan kemiringan 3-5%, terbuat dari plat baja berdiameter
5,6 meter dengan panjang kiln shell 84 meter. Volume produksi terak mencapai
7.800 ton/hari. Di area kiln ini terjadi proses pembakaran material dengan
temperatur 14000 C. selain itu, area kerja ini memiliki tingkat kebisingan yang
tinggi, kadar debu tinggi, berada pada ketinggian, serta banyaknya tumpahan
material (CSI, 2004).
e. Memasuki silo atau ruang tertutup (confined space)
Confined space adalah ruang dengan sifat tertutup di mana terdapat resiko
kematian atau cidera serius dari bahan atau kondisi yang berbahaya. Resiko
timbul karena : kurangnya oksigen; adanya gas, asap atau uap yang beracun;
adanya cairan atau zat padat, yang mungkin dapat memenuhi ruangan secara tiba-
tiba; kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan; debu dan kondisi ruangan
yang panas (CSI, 2004).
Untuk meminimalkan resiko (CSI, 2004):
Sedapat mungkin hindari untuk masuk ke dalam confined space, misalnya
dengan melaksanakan pekerjaan dari luar.
Sumbatan yang terjadi di silo dapat dibersihkan dengan menggunakan alat
pemukul berputar yang dioperasikan dari jarak jauh, penggunaan vibrator atau
pembersih udara.
Jika prosedur masuk tidak dapat dihindari, patuhi sistem kerja yang benar :
- Pastikan adanya penunjukan seorang supervisor
- Pastikan tenaga yang ada telah dilatih sesuai dengan pekerjaan ini.
- Lakukan prosedur isolasi
- Lakukan pembersihan sebelum masuk
- Lakukan pengecekan ukuran pintu masuk
- Cukupi keperluan ventilasi
- Lakukan pengujian dan analisa udara
- Cukupi peralatan dan penerangan khusus yang diperlukan
7
- Sediakan alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan.
Tersedia prosedur emerjensi yang siap diterapkan bila terjadi keadaan darurat
sebelum pekerjaan dimulai.
f. Electrocution (kematian karena listrik)
Karena pabrik semen sangat intensif energinya, dipastikan terdapat
peralatan distribusi tenaga yang cukup signifikan di semua pabrik, pemeliharaan
yang bersifat elektrikal harus dilakukan secara profesional agar tidak
menimbulkan bahaya keselamatan. Prosedur isolasi peralatan harus dipatuhi
dengan seksama (CSI, 2004).
g. Tenggelam
Kasus tenggelam dapat terjadi di kolam tambang , fasilitas settlement,
penyimpanan air/pekerjaan pembuangan melalui air atau di slurry basin pada
industri dengan proses basah. Karenanya fokus penting adalah pencegahan jalan
masuk dengan pemagaran dan pemasangan tanda peringatan. Dalam semua kasus
di mana ada kegiatan yang melibatkan pekerja secara langsung, pastikan terpasang
handrail untuk mencegah terjatuh ke air, penyediaan sabuk pengaman/life-belts
atau peralatan penyelamatan lain seperti tangga. Bila seorang karyawan harus
bekerja di dekat atau di atas air yang dalam, safety harness atau pelampung
merupakan kewajiban untuk digunakan (CSI, 2004).
h. Pelindung Mesin (Guarding)
Dimana terdapat resiko kontak fisik dengan pearalatan yang bergerak yang
dapat memungkinkan terjadinya cidera, alat tersebut harus dilengkapi dengan
pelindung atau peralatan lain untuk mencegah akses ke area yang berbahaya (CSI,
2004).
Cidera karena mesin dapat terjadi sebagai hasil dari (CSI, 2004) :
Kontak langsung atau terbelit mesin
Terperangkap di antara mesin-material atau mesin-struktur tetap
Kontak atau terbelit material yang bergerak
Terbentur peralatan mesin yang terlepas
Terbentur meterial yang keluar / tersembur dari mesin.
2.3 Penatalaksanaan Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen
8
Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Berbeda dengan penanganan penyakit
akibat kerja yang berjangka lama, kecelakaan akibat kerja memerlukan tindakan
medis segera. Klinik perusahaan perlu menyediakan sarana yang diperlukan untuk
menangani cedera yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit akibat
kerja (Harrington, 2005).
a. Penyediaan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 pasal 1 ayat 1 “Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja, adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami
sakit atau cidera di tempat kerja”. P3K diberikan untuk menyelamatkan nyawa
korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cedera/penyakit menjadi lebih
parah, mempertahankan daya tahan korban dan mencarikan pertolongan yang lebih
lanjut.
Sesui data yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kecelakaan karyawan
tetap pabrik semen tahun 2010-2011 jenis kecelakan kerja kategori pertolongan
pertama merupakan kondisi yang menyebabkan cidera sangat ringan dan dapat
ditangani dengan perawatan P3K serta tidak menyebabkan kehilangan hari kerja.
Contoh kecelakaan kerja pada kategori pertolongan pertama yaitu luka lecet pada
punggung, luka sobek pada permukaan tangan dan jari, patah tulang jari telunjuk
kanan, luka sobek jari telunjuk +/- 2 cm dan memar pada telapak tangan kanan.
Sedangkan pada tahun 2011 kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah luka ringan.
Luka ringan merupakan cidera yang memerlukan perawatan medis atau
mengakibatkan hilangnya fungsi anggota tubuh untuk sementara waktu dan
menyebabkan hilangnya hari kerja kurang dari 2 hari. Contoh kecelakaan kerja pada
kategori luka ringan yaitu patah tulang tertutup lengan tangan kiri, luka terkoyak, luka
bakar pada muka, telinga kanan kiri 6%, luka bakar pada tangan kanan 3%, luka
bakar tangan 5%, dan luka robek pada telunjuk tangan. Penanganan luka yang
diberikan sesuai dengan jenisn cidera yang dialami (CSI, 2004).
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin
terjadi di tempat kerja mislanya pada pabrik semen kecelakaan yang bisa terjadi
9
adalah luka untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila
terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di tempat kerja dan mudah
dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K harus kompeten
dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja (Harrington, 2005).
b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat
Kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik semen terkadang dapat berupa
cidera karena bahan kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi
pada kulit/mata atau terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi keadaan
tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap darurat di
tempat kerja (pabrik semen) sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran,
hidran, peralatan emergency shower, eye shower dengan penyediaan air yang
cukup, semua peralatan ini harus mudah dijangkau (Harrington, 2005).
10