MAKALAH Kecelakaan Kerja

14
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja atau karena persoalan nasib. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tak terencanakan, dan untuk setipa peristiwa tentulah ada penyebabnya, yang akan berakibat terjadinya keruskan baik pada barang maupun pada personalianya (Sirait, 2012) Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Effendi dan Makhfudli, 2009). Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab dasar (basic cause) dan penyebab langsung (immediate cause) (Effendi dan Makhfudli, 2009). a. Penyebab dasar Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologis; kurang atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup atau salah. 2

description

this my task during taking K3 college in publich health of medical faculty Unsyiah. i did this report in one night. its about the health of fabric environtment

Transcript of MAKALAH Kecelakaan Kerja

Page 1: MAKALAH Kecelakaan Kerja

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja atau

karena persoalan nasib. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tak terencanakan,

dan untuk setipa peristiwa tentulah ada penyebabnya, yang akan berakibat

terjadinya keruskan baik pada barang maupun pada personalianya (Sirait, 2012)

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang

Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan

kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga

semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Effendi

dan Makhfudli, 2009).

Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab

dasar (basic cause) dan penyebab langsung (immediate cause) (Effendi dan

Makhfudli, 2009).

a. Penyebab dasar

Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan

fisik, mental dan psikologis; kurang atau lemahnya pengetahuan dan

keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup atau salah.

Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan

kemampuan kepemimpinan dan/atau pengawasan, rekayasa (engineering),

pembelian atau pengadaan barang, perawatan (maintainance), alat-alat,

perlengkapan, bahan-bahan, standar-standar kerja serta berbagai

penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.

b. Penyebab langsung

Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar – unsafe condition), yaitu

tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan

pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau tidak

memenuhi syarat, bahan dan peralatan yang rusak, terlalu sesak atau

sempit, sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai, bahaya-

bahaya kebakaran dan ledakan, kerapian atau tata letak (housekeeping)

2

Page 2: MAKALAH Kecelakaan Kerja

yang buruk, lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap dan

lainnya), bising, paparan radiasi serta ventilasi dan penerangan yang

kurang.

Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar – unsafe act), yaitu

tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan

kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa wewenang, gagal untuk

memberi peringatan atau pengamanan, bekerja dengan kecepatan yang

salah, menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi, memindahkan

alat-alat keselamatan, mengguanakan alat yang rusak, menggunakan alat

dengan cara yang salah, serta kegagalan memakai alat pelindung atau

keselamatan diri secara benar.

2.1 Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen

Berbagai jenis kecelakaan dapat dialami oleh karyawan yang bekerja di

pabrik semen. Kecelakaan ini bisa berupa kejadian fatal yang menyebabkan

hilangnya nyawa ataupun hanya cidera ringan. Analisa berdasarkan penyebab

memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab

utama(CSI, 2004) :

Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%)

Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%)

Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)

Sementara itu, penyebab utama cidera yang sering terjadi adalah terpeleset ,

tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan

mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). Tiga

penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan (CSI, 2004).

2.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen

Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi

pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada

pengelolaan operasional harian secara terus menerus (CSI, 2004).

Penybab Kecelakaan Pencegahan

- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan Prosedur keselamatan untuk bekerja di objek dari ketinggian dan pelindung

3

Page 3: MAKALAH Kecelakaan Kerja

- Terjepit pada peralatan yang bergerak

- Terpeleset, tersandung dan jatuh

- Mengangkat beban berlebih Jenis Cidera

- Lengan dan tangan - Kaki dan telapak kaki - Cidera punggung

APD : alat pelindung diri

pada mesin dan area yang tinggi- Prosedur isolasi peralatan.

- Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways

- Pelatihan manual handling

- Penggunaan APD yang sesuai dan benar

- Penggunaan APD yang sesuai dan benar

- Penggunaan lifting gear, forklift

Tabel 1. Ikhtisar penyebab kecelakaan kerja dan pencegahan

a. Bekerja di ketinggian

Kontrol yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian akan efektif untuk

mengurangi cidera dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya, menjamin

diterapkannya metode kerja yang benar dan pastikan bahwa peringatan yang

sesuai telah dikomunikasikan. Penggunaan wajib dari berbagai peralatan

keselamatan (harness, safety nets) yang dipastikan untuk melindungi pekerja dari

kemungkinan terjatuh, meminta perijinan dan inspeksi secara rutin di tempat kerja

biasanya merupakan metoda yang umum dipergunakan (CSI, 2004).

Gambar 1. Penggunaan safety harness

Golden Rules bekerja di ketinggian :

Bekerja pada ketinggian 2 meter (6 kaki) atau lebih tinggi dari atas tanah

tidak dapat dilakukan , kecuali (CSI, 2004):

4

Page 4: MAKALAH Kecelakaan Kerja

Bila dipergunakan/tersedia platform menetap (fixed) yang dilengkapi dengan

guard atau handrail dan telah disetujui oleh tenaga yang mempunyai kompetensi

untuk hal tersebut, atau

Dipergunakannya peralatan penahan jatuh

Peralatan penahan jatuh akan menahan dari kondisi terjatuh secara bebas

setinggi kurang-lebih 2 meter ( 6 kaki).

Dilakukan inspeksi secara visual pada peralatan penahan jatuh dan

bagianbagiannya, peralatan yang telah rusak atau tidak dapat dipergunakan

lagi harus dikeluarkan dari daftar peralatan/penggunaan.

Hanya tenaga yang mempunyai kompetensi yang dapat melaksanakan

kegiatan

b. Tergelincir, tersandung dan jatuh

Tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari

cidera dalam industri, hal ini dapat terjadi di permukaan yang tidak rata pada

lokasi penambangan dan jalan atau adanya masalah dengan housekeeping yang

kurang baik di area kerja. Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir,

tersandung dan terjatuh menyebabkan hampir 30% dari cidera (CSI, 2004).

Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat dikurangi melalui

prosedur housekeeping sederhana sebagai berikut (CSI, 2004) :

Jaga tempat kerja agar selalu tetap rapi

Pergunakan tempat pembuangan sampah yang tersedia

Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera

Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai Anda selesai merapikannya

Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang stabil dan kokoh

Pasang rambu-rambu dengan jelas di pagar atau penutup lubang di lantai,

atapatau tanah

Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang

Setiap pekerjaan penggalian di area kerja harus diberi tanda

Saat bekerja di ketinggian singkirkan semua material yang dapat terlepas

seperti baut, mur, kayu-kayu dan lain-lain jika pekerjaan telah selesai.

Jangan pernah melemparkan alat atau material, pastikan disampaikan dari

tangan ke tangan

5

Page 5: MAKALAH Kecelakaan Kerja

Ingat, sebuah mur atau baut yang terjatuh dari ketinggian dapat membunuh

c. Mengangkat beban berlebih

Karena sifat suatu tugas yang kadang berulang terkait dengan produksi

semen, penting untuk menjamin bahwa telah diberikan pelatihan yang benar pada

karyawan mengenai manual handling (CSI, 2004).

Pertama kenali pekerjaan, jika Anda pikir beban tersebut terlalu berat mintalah

bantuan atau gunakan katrol.

Perhatikan sisi yang tajam, pecahan atau paku

Jangan mencoba membawa beban yang anda tidak dapat memikulnya dan

singkirkan dahulu penghalang yang ada sebelum mengangkat barang tersebut.

Saat mengangkat beban yang berat, pergunakan kaki Anda sebanyak mungkin

untuk menopang otot punggung Anda.

Pastikan ada pegangan yang cukup kuat untuk bahan tertentu.

Jaga punggung Anda tetap lurus dan menghadap ke depan

Lenturkan dan tekuk lutut Anda

Ambil posisi yang stabil, angkat dengan kokoh dan jangan memelintirkan

badan

Saat mengangkat atau membawa suatu peralatan, perhatikan titik beban.

d. Kebakaran dan terbakar

Secara umum, terdapat beberapa jenis bahan/peralatan yang mudah terbakar

di area pabrik semen. Kabel listrik dapat pula menyebabkan atau menghantarkan

kebakaran yang juga menghasilkan emisi asap beracun tinggi. Sangat penting

untuk memiliki jalur yang telah ditentukan sebagai jalan keluar personil secara

cepat dari ruang kebakaran tersebut. Pastikan pula prosedur pemadam kebakaran

telah tersedia. Penyimpanan berbagai jenis bahan bakar harus sesuai dengan

peraturan dan praktek yang baik, hal ini juga menyangkut penyimpanan batubara,

ban dan barang yang sejenis, bila perlu dapat dipasang rambu peringatan

kebakaran yang sesuai khususnya pada daerah dengan iklim yang panas dan

kering (CSI, 2004).

Insiden dan kecelakaan yang menyebabkan proses terbakar dapat timbul

akibat kontak langsung dengan klinker panas atau debu semen panas, bahaya

khususnya berhubungan dengan debu semen kiln. Terbakar secara kimia (alkali)

6

Page 6: MAKALAH Kecelakaan Kerja

juga mungkin timbul dari kiln. Menurut data kecelakaan karyawan tetap pabrik

semen PT. Semen Gresik tahun 2010-2011 area kerja yang sering mengalami

kecelakaan kerja yaitu area kerja kiln (CSI, 2004).

Kiln merupakan tabung silinder yang menyerupai pipa besar yang diputar

pada posisi mendatar dengan kemiringan 3-5%, terbuat dari plat baja berdiameter

5,6 meter dengan panjang kiln shell 84 meter. Volume produksi terak mencapai

7.800 ton/hari. Di area kiln ini terjadi proses pembakaran material dengan

temperatur 14000 C. selain itu, area kerja ini memiliki tingkat kebisingan yang

tinggi, kadar debu tinggi, berada pada ketinggian, serta banyaknya tumpahan

material (CSI, 2004).

e. Memasuki silo atau ruang tertutup (confined space)

Confined space adalah ruang dengan sifat tertutup di mana terdapat resiko

kematian atau cidera serius dari bahan atau kondisi yang berbahaya. Resiko

timbul karena : kurangnya oksigen; adanya gas, asap atau uap yang beracun;

adanya cairan atau zat padat, yang mungkin dapat memenuhi ruangan secara tiba-

tiba; kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan; debu dan kondisi ruangan

yang panas (CSI, 2004).

Untuk meminimalkan resiko (CSI, 2004):

Sedapat mungkin hindari untuk masuk ke dalam confined space, misalnya

dengan melaksanakan pekerjaan dari luar.

Sumbatan yang terjadi di silo dapat dibersihkan dengan menggunakan alat

pemukul berputar yang dioperasikan dari jarak jauh, penggunaan vibrator atau

pembersih udara.

Jika prosedur masuk tidak dapat dihindari, patuhi sistem kerja yang benar :

- Pastikan adanya penunjukan seorang supervisor

- Pastikan tenaga yang ada telah dilatih sesuai dengan pekerjaan ini.

- Lakukan prosedur isolasi

- Lakukan pembersihan sebelum masuk

- Lakukan pengecekan ukuran pintu masuk

- Cukupi keperluan ventilasi

- Lakukan pengujian dan analisa udara

- Cukupi peralatan dan penerangan khusus yang diperlukan

7

Page 7: MAKALAH Kecelakaan Kerja

- Sediakan alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan.

Tersedia prosedur emerjensi yang siap diterapkan bila terjadi keadaan darurat

sebelum pekerjaan dimulai.

f. Electrocution (kematian karena listrik)

Karena pabrik semen sangat intensif energinya, dipastikan terdapat

peralatan distribusi tenaga yang cukup signifikan di semua pabrik, pemeliharaan

yang bersifat elektrikal harus dilakukan secara profesional agar tidak

menimbulkan bahaya keselamatan. Prosedur isolasi peralatan harus dipatuhi

dengan seksama (CSI, 2004).

g. Tenggelam

Kasus tenggelam dapat terjadi di kolam tambang , fasilitas settlement,

penyimpanan air/pekerjaan pembuangan melalui air atau di slurry basin pada

industri dengan proses basah. Karenanya fokus penting adalah pencegahan jalan

masuk dengan pemagaran dan pemasangan tanda peringatan. Dalam semua kasus

di mana ada kegiatan yang melibatkan pekerja secara langsung, pastikan terpasang

handrail untuk mencegah terjatuh ke air, penyediaan sabuk pengaman/life-belts

atau peralatan penyelamatan lain seperti tangga. Bila seorang karyawan harus

bekerja di dekat atau di atas air yang dalam, safety harness atau pelampung

merupakan kewajiban untuk digunakan (CSI, 2004).

h. Pelindung Mesin (Guarding)

Dimana terdapat resiko kontak fisik dengan pearalatan yang bergerak yang

dapat memungkinkan terjadinya cidera, alat tersebut harus dilengkapi dengan

pelindung atau peralatan lain untuk mencegah akses ke area yang berbahaya (CSI,

2004).

Cidera karena mesin dapat terjadi sebagai hasil dari (CSI, 2004) :

Kontak langsung atau terbelit mesin

Terperangkap di antara mesin-material atau mesin-struktur tetap

Kontak atau terbelit material yang bergerak

Terbentur peralatan mesin yang terlepas

Terbentur meterial yang keluar / tersembur dari mesin.

2.3 Penatalaksanaan Kecelakaan Kerja pada Pabrik Semen

8

Page 8: MAKALAH Kecelakaan Kerja

Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi

kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Berbeda dengan penanganan penyakit

akibat kerja yang berjangka lama, kecelakaan akibat kerja memerlukan tindakan

medis segera. Klinik perusahaan perlu menyediakan sarana yang diperlukan untuk

menangani cedera yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit akibat

kerja (Harrington, 2005).

a. Penyediaan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008 pasal 1 ayat 1 “Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja, adalah

upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada

pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami

sakit atau cidera di tempat kerja”. P3K diberikan untuk menyelamatkan nyawa

korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cedera/penyakit menjadi lebih

parah, mempertahankan daya tahan korban dan mencarikan pertolongan yang lebih

lanjut.

Sesui data yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kecelakaan karyawan

tetap pabrik semen tahun 2010-2011 jenis kecelakan kerja kategori pertolongan

pertama merupakan kondisi yang menyebabkan cidera sangat ringan dan dapat

ditangani dengan perawatan P3K serta tidak menyebabkan kehilangan hari kerja.

Contoh kecelakaan kerja pada kategori pertolongan pertama yaitu luka lecet pada

punggung, luka sobek pada permukaan tangan dan jari, patah tulang jari telunjuk

kanan, luka sobek jari telunjuk +/- 2 cm dan memar pada telapak tangan kanan.

Sedangkan pada tahun 2011 kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah luka ringan.

Luka ringan merupakan cidera yang memerlukan perawatan medis atau

mengakibatkan hilangnya fungsi anggota tubuh untuk sementara waktu dan

menyebabkan hilangnya hari kerja kurang dari 2 hari. Contoh kecelakaan kerja pada

kategori luka ringan yaitu patah tulang tertutup lengan tangan kiri, luka terkoyak, luka

bakar pada muka, telinga kanan kiri 6%, luka bakar pada tangan kanan 3%, luka

bakar tangan 5%, dan luka robek pada telunjuk tangan. Penanganan luka yang

diberikan sesuai dengan jenisn cidera yang dialami (CSI, 2004).

Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin

terjadi di tempat kerja mislanya pada pabrik semen kecelakaan yang bisa terjadi

9

Page 9: MAKALAH Kecelakaan Kerja

adalah luka untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila

terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di tempat kerja dan mudah

dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K harus kompeten

dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja (Harrington, 2005).

b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat

Kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik semen terkadang dapat berupa

cidera karena bahan kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi

pada kulit/mata atau terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi keadaan

tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap darurat di

tempat kerja (pabrik semen) sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran,

hidran, peralatan emergency shower, eye shower dengan penyediaan air yang

cukup, semua peralatan ini harus mudah dijangkau (Harrington, 2005).

10