Makalah Imun Wike
-
Upload
aniska-agustini -
Category
Documents
-
view
64 -
download
3
Transcript of Makalah Imun Wike
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari
respon tubuh, terutama respon kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun
1546Girolamo Frascastoro mengajukan teori contagion yang menyatakan bahwa
penyakit infeksi terhadap suatuzat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari
satu individu ke individu lain. Tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
Menurut sejarah perkembangan laboratorium sebenarnya laboratorium
imunologi merupakan laboratorium yang pertama-tama menunjang klinik dalam
meneggakkan diagnosis penyakit infeksi. Pengertian awal imunitas adalah
perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifiklagi perlindungan terhadap
infeksi. Sel dan molekul yang bertanggung jawab atas imunitas disebut system
imun dan respons komponennya secara bersama dan terkoordinasi disebut respon
imun. Kemudian terungkap bahwa substansi asing non-infeksius pun dapat
menyulut respons imun, dan ternyata pula bahwa mekanisme yang biasanya
melindungi seseorang terhadap infeksi dan berfungsi menyingkirkan substansi
asing, pada keadaan tertentu dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan
penyakit.
Dalam perkembangan imunologi selanjutnya, ternyata imunologi dewasa ini
tidak sengaja berkisar sekitar masalah infeksi tetapi sudah meluas hingga ruang
lingkupnya telah meliputi hamper semua disiplin ilmu kedokteran. Dalam 30
1
tahun terakhir telah terjadi perubahan dalam pengertian kita tentang sistem imun
dan fungsinya.
Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari
makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil
dan sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih
dahulu sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan
dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui
makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi
berukuran lebih kecil dan halus.
Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan sistem
pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari
beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan
pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi zat anti
mikroba.
A. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan Hubungan saluran pencernaan dengan
imunitas dan gizi.
Tujuan khusus
1. Diketahuinya definisi saluran pencernaan
2. Diketahuinya definisi imunitas
2
3. Diketahuinya hubungan saluran pencernaan dengan imunitas dan
gizi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Saluran Pencernaan
Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari
makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil
dan sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih
dahulu sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan
dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui
makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi
berukuran lebih kecil dan halus.
4
a. Sistem Pencernaan
1. Mulut (cavum oris) dan faring
Mulut merupakan alat (organ) pencernaan pertama, di dalamnya terdapat gigi,
lidah dan kelenjar ludah. Macam gigi adalah gigi seri, gigi taring dan gigi
geraham. Fungsi gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk merobek,
gigi geraham untuk mengunyah makanan. Susunan gigi secara umum dari luar ke
dalam meliputi lapisan email (sebagai pelindung lapisan gigi).
Lidah di dalam mulut berfungsi untuk mengecap rasa makanan, memindahkan
makanan pada saat dikunyah dan membantu menelan makanan. Kuncup
pengecap di lidah disebut papilla. Daerah lidah yang peka terhadap rasa manis
terletak di bagian ujung lidah, peka asam dan asin di pinggir lidah serta yang peka
terhadap rasa pahit terletak di pangkal lidah. Saliva atau air ludah yang dihasilkan
oleh kelenjar ludah, berfungsi untuk melunakkan makanan serta membantu dalam
menelan makanan. Saliva mengandung enzim ptialin. Makanan dari rongga mulut
menuju ke kerongkongan melalui faring. Faring berupa saluran memanjang di
belakang rongga mulut. Pada pangkal faring terdapat epiglotis, untuk menutup
saluran pernapasan pada saat menelan makanan.
2. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan berupa saluran panjang yang terdapat di dalam leher, berfungsi
untuk memasukkan makanan dari mulut menuju lambung. Di dalam
kerongkongan terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan menuju
lambung.
5
3. Lambung (ventriculus)
Lambung terdapat di dalam rongga perut di sebelah bawah difragma, berupa
kantong penyimpanan makanan. Lambung terdiri dari tiga bagian : kardiak
(bagian atas), fundus (bagian tengah) dan pilorus (bagian akhir). Lambung
melakukan gerakan peristaltik dan pendular untuk meremas dan mengaduk
makanan yang masuk. Di dalam lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan
enzim pencernaan seperti asam khlorida (HCl), enzim pepsin dan enzim renin.
Enzim ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di dalam lambung karena terlalu
asam (pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan berada di lambung kira-kira 3 sampai 4
jam atau sampai 7 jam untuk bahan makanan yang mengandung banyak lemak.
Makanan yang sudah hancur sedikit demi sedikit masuk ke usus halus.
4. Usus halus (intestinum)
Usus halus terdapat 3 bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (yeyenum) dan usus penyerap (ileum). Duodenum memiliki panjang
sekitar dua belas jari, terdapat muara dari dua saluran : saluran dari kelenjar
pankreas dan saluran dari kantung empedu. Di dalam duodenum makanan dicerna
dengan bantuan enzim pencernaan menjadi molekul yang lebih sederhana. Pada
duodenum sudah terjadi penyerapan (absorbsi) asam amino yang berlangsung
cepat. Selanjutnya makanan melewati yeyenum (sekitar 7 meter) menuju ileum.
Di dalam ileum terjadi penyerapan sari makanan hasil pencernaan.
Dinding dalam dari ileum berlipat-lipat yang disebut dengan jonjot (villi). Villi
berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan sari makanan. Sari makanan yang
6
larut dalam air (seperti glukosa, asam amino, vitamin B dan C) diserap oleh darah
dalam pembuluh kapiler kemudian diedarkan ke seluruh sel yang membutuhkan.
Molekul glukosa diserap secara difusi dengan kecepatan maksimum 120 gram tiap
jam. Sedangkan sari makanan yang larut dalam lemak (seperti asam lemak,
gliserol, vitamin A, D dan E ) diserap dan diangkut oleh cairan getah bening
(limfe) di dalam pembuluh kill. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna seperti zat
serat (sellulosa) dan bahan yang telah diserap sarinya menuju ke usus besar.
Makanan berada di dalam usus kira-kira 12 sampai 24 jam.
5. Usus besar (colon)
Pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu dan umbai
cacing (appendiks). Belum diketahui fungsi utama appendiks. Usus besar
memiliki ukuran yang lebih pendek dari pada usus halus, tetapi memiliki diameter
lebih lebar sampai 3X usus halus (mencapai 7 cm). Pada usus besar terjadi
penyerapan garam-garam mineral dari sisa makanan serta penyerapan air
(reabsorbsi) dalam jumlah tertentu. Apabila sisa makanan kekurangan air, maka
7
air dilepaskan kembali. Di alam usus besar terdapat banyak mikroorganisme yang
membantu membusukkan sisa makanan, seperti Escherichia coli. Sisa makanan
yang telah busuk ini disebut faeces. Colon terdiri dari colon ascendens (naik),
colon transcendens (mendatar) dan colon menurun.
6. Rectum dan muara pelepasan (anus).
Faeces melalui rectum dilepaskan di anus.
b. Kelenjar Pencernaan
Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim.
Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar
pencernaan pada manusia diantaranya :
kelenjar ludah (parotis),
kelenjar lambung,
kelenjar pankreas dan hati.
1. Kelenjar ludah (parotis)
8
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan
dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah
menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis
yang membayangkan makanan tertentu serta refleks karena adanya makanan yang
masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.
2. Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin
dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan
oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh
refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh
hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung
yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.
3. Kantong empedu
Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan
empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak
9
oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan
empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh
duodenum.
4. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas
menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim
amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari
pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh
duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).
5. Kelenjar di usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin
(peptidase), enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta
lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang
dihasilkan oleh duodenum.
c. Macam Proses Pencernaan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana. Ukuran molekul yang kecil ini memungkinkan
darah dan cairan getah bening mengangkut menuju sel-sel yang memerlukan.
Proses pencernaan makanan meliputi pencernaan mekanik dan pencernaan
kimiawi.
10
1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu
pencernaan mekanik seperti gigi, lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong
makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta
lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan merupakan pencernaan
mekanik.
Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan
makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya
saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan
saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun
(pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian
diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).
2. Pencernaan Kimiawi
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu.
Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul
bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana
dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah
bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.
Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu,
memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak
dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang
11
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan
asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim
pencernaan yaitu :
1. Enzim ptialin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
2. Enzim amilase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum
merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim
amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang
lebih sederhana yaitu maltosa.
3. Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul
maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana
(monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada
12
maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel
yang membutuhkan.
4. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.
Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara
kerja enzim pepsin yaitu :
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat
diangkut oleh darah.
5. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :
Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding
molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke
seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam
amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
13
6. Enzim renin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim
renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu,
sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air
susu dapat dicerna.
7. Asam khlorida (HCl)
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung,
dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.
Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat
menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.
8. Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong
empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang
menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari
rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak
digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu
memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga
membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya
akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
14
9. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke
dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh
lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul
kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan
getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih
kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang
memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak
larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening
(limfe).
d. Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis : Radang usus buntu.
• Diare : Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang
terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit) : Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air
besar)
• Maldigesti : Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang
15
merangsang lambung.
• Parotitis : Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag : "Radang" pada dinding lambung, umumnya
diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia : Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara
gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik,
sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
1. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi
lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini
disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau
organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama
menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
2. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat.
Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan
kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang
berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
16
3. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung
enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-
bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah
terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak
lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan
lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti
alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan
produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada
dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak
lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat
makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada
lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada
lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut
apendisitis.
B. Imunitas
Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi
mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem
kekebalan tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat
17
serangan tersebut. Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan
cara mempertahankan dan berdasarkan cara memperolehnya.
Mikrobia untuk dapat menginfeksi bagian organ yang lebih dalam terlebih
dahulu harus berhasil menembus penghalang luar yaitu kulit dan membran
mukosa. Apabila sudah berhasil melewati pertahanan pertama maka harus
menghadapi pertahanan kedua yaitu fagositosis (protein antimikroba).
Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan
menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Adapun
berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan aktif dan
kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu dan
proses pembentukan antibodi.
1. Imunitas Nonspesifik
Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah
dilakukan sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-
organ dalam. Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali
atau menentukan identitas organisme penyerang. Imunitas nonspesifik didapat
melalui tiga cara berikut.
a. Sistem Imun / Imunitas pertahanan yang terdapat dipermukaan organ tubuh
Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit
berupa mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Saluran pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air
yang diminum. Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik
18
berupa jamur maupun bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan yang
kemungkinannya tinggi.
Setiap organ tubuh seperti paru-paru, lambung, ginjal, mempunyai kulit dan
membran mukosa sebagai pembatas mekanis agar mikrobia tidak masuk ke dalam
organ tersebut. Setiap kulit dan membran mukosa pada organ-organ tubuh
memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri dari kuman penyakit.
Sebagai contoh, pada kulit terdapat kelenjar minyak yang mengandung bahan
kimia dan dapat melemahkan bahkan membunuh bakteri di kulit. Mikroorganisme
yang berada pada bahan makanan sebagian besar sudah dimatikan oleh saliva
yang mengandung lisosom. Di dalam perut, mikroorganisme yang masih hidup
juga dimatikan dengan adanya asam-asam. Di dalam usus terdapat enzim-enzim
pencernaan yang juga dapat membunuh mikroorganisme yang merugikan.
Demikian juga dengan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan udara yang
dihirup melalui hidung mengandung partikel-partikel asing (berupa debu) maupun
mikroorganisme (termasuk spora jamur). Spora jamur dapat tumbuh dan
berkembang biak jika berada di tempat (lingkungan) yang sesuai.
b. Sistem Imunitas Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan
(Inflamatori)
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian
permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan
perlindungan dan pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan
cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin.
Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah
yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena
19
infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih
hangat.
Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan
memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan
pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin.
Bradikinin dan histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh
darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel. Kenaikan permeabilitas
kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel.
Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.
Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan
mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai
memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran
besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel
darah putih yang lain.
.
Keterangan:
20
1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa
senyawa kimia yaitu histamin dan senyawa kimia lainnya.
2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan
bertambahnya aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah.
Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel fagosit.
3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen.
Sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan
ujung saraf mengirimkan sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses
pelebaran pembuluh darah.Makrofag disebut juga big eaters karena berukuran
besar, mempunyai bentuk tidak beraturan, dan membunuh bakteri dengan cara
memakannya. Anda dapat mengingat kembali cara makan amoeba, seperti itulah
cara makrofag memakan bakteri
Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan
dengan enzim lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus
dan partikel debu yang berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh
keberadaan makrofag ini sedikit, tetapi memiliki peran sangat penting. Setelah
infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya
jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah.
Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi
reaksi inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel
darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh. Selain sel monosit yang
berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan membunuh
bakteri (mikroorganisme asing lainnya).
21
c. Sistem Imun Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya
adalah komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi.
Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang
pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+
keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri
akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini
menyebabkan sel bakteri hancur.
2. Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas
nonspesifik. Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang
mampu merangsang munculnya system kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia
yang sering menginfeksi tubuh juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini
juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita seringkali dapat
membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai
kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah
terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air, penyakit ini
biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini
karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh
dari B limfosit dan T limfosit.
Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi.
Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Apakah
Anda tahu bagaimana kuman penyakit dapat terbunuh di dalam tubuh? Semua
kuman penyakit memiliki zat kimia pada permukaannya yang disebut antigen.
22
Antigen sebenarnya terbentuk atas protein. Tubuh akan merespon ketika tubuh
mendapatkan penyakit dengan cara membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap
kuman penyakit bersifat spesifik atau berbeda-beda untuk setiap jenis kuman
penyakit. Dengan demikian diperlukan antibodi yang berbeda pula untuk jenis
kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan macam antibodi yang banyak untuk
melindungi tubuh dari berbagai macam kuman penyakit. Anda pasti tahu bahwa
dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak dapat selalu berada dalam kondisi
terbebas dari kotoran dan mikroorganisme (steril).
C. Hubungan Saluran Pencernaan Dengan Imunitas dan Gizi
Kita mengenal berbagai macam sumber bahan makanan, tetapi tidak ada
satupun dari bahan makanan tersebut mengandung zat gizi yang lengkap. Oleh
karena itu, kita perlu mengonsumsi berbagai macam makanan agar kebutuhan zat
gizi tubuh dapat terpenuhi. Zat gizi tersebut meliputi protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan garam mineral. Selain harus mengandung zat gizi, makanan juga
harus higienis dan berkecukupan. Makanan yang higienis artinya tidak
mengandung kuman penyebab penyakit dan zat beracun yang dapat
membahayakan kesehatan. Makanan berkecukupan artinya dapat memenuhi
kebutuhan tubuh pada usia tertentu.
Makanan yang kita makan selanjutnya akan dipecah menjadi molekul yang
lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Proses
pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dikenal sebagai
proses pencernaan. Proses pencernaan terjadi di dalam organ pencernaan,. Organ
pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir pada anus. Beberapa organ
pencernaan tersebut mengandung enzim pencernaan. Proses pencernaan makanan
23
di dalam tubuh berlangsung secara mekanis dan secara kimiawi. Proses
pencernaan makanan yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan berarti
berlangsung secara kimiawi, sedangkan mekanis terjadi karena adanya
gesekan/gerakan, misalnya dilakukan oleh gigi-gigi di dalam mulut. Molekul-
molekul makanan yang telah dicerna akan diserap oleh usus diedarkan keseluruh
sel-sel tubuh.
Komponen terakhir dari MALT adalah flora komensal yang berperan
membentuk kumpulan imunologi dari sistem imun mukosa usus. Flora komensal
diperkirakan ada 1012-1014 bakteri per gram jaringan kolon. Flora ini
menguntungkan manusia karena membantu digesti, memicu pertumbuhan dan
diferensiasi sel epitel, memproduksi vitamin, dll. Bila ada penyakit, flora dapat
terpengaruh dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari strain yang kurang dapat
ditoleransi, contohnya pada kolitis pseudomembran akibat Clostridium difficile.
Flora komensal normalnya dapat menjaga keseimbangan spesies bakteri ini. Pada
beberapa kasus, flora normal dapat dikembalikan dengan pemberian probiotik.
Probiotik didefinisikan sebagai mikroba yang didapat dari suplemen diet
yang dapat mempengaruhi tubuh manusia secara menguntungkan khususnya di
saluran cerna. Ada dua golongan probiotik yang paling sering digunakan, yaitu
golongan lactobacillus dan bifidobacteria. Lactobacillus diidentifikasi pertama
kali oleh Louis Pasteur di Perancis. Lactobacillus merupakan bakteri yang
habitatnya berasal dari membrane mukosa dari hewan, manusia, tanaman, limbah
dan makanan fermentasi. Sementara bifidobacteria pertama kali diisolasi dari
feses atau kotoran bayi yang hanya minum Air Susu Ibu (ASI) dan terdapat
24
banyak sekali dalam usus manusia, hewan. Contohnya bifidobacterium logum,
Infasis dan bifidum.
Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan sistem
pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari
beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan
pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi zat anti
mikroba.
Secara fisiologis,probiotik dapat bertahan hidup dalam saluran cerna karena
memiliki l‘ketahanan relatif’ terhadap asam lambung dan cairan empedu.
Probiotik juga dapat melekat erat dengan sel epitel lapisan mukosa saluran cerna.
Probiotik digunakan seara luas untuk menangani penyakit saluran cerna dan aman
dikonsumsi. Tapi ingat, probiotik, prebiotik dan sinbiotik, digunakan dalam
pengobatan bukan sebagai terapi tunggal, tapi pengobatan pendampingan atau
obat tambahan.
Disamping itu, probiotik juga digunakan diluar saluran cerna seperti
modulasi lemak, kondisi alergi, infeksi urogenital, dan kondisi alergi. Pada
keadaan kontipasi, misalnya FOS (Frukto Oligo Sakarida) dan GOS (Galakto
Oligo Sakarida) dapat digunakan karena banyak mengandung serat sehingga
menjadikan pencernaan lebih lancar.
25
DAFTAR PUSTAKA
AP, Arwin,1996, Buku Ajar- Imunologi anak, Jakarta: Ikatan dokter Indonesia
Boidina, Siti, 2001, Imunologi, Jakarta:FKUI
Hill, Graham, 2000, Buku Ajar Nutrisi Bedah, Jakarta: Farmedia
Narjodisastro, daldiyono, 2006, Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam,
Jakarta: FKUI
Subowo. 1993. Imunologi Klinik. Angkasa Bandung.
26