makalah IKD(1)

16
ILMU KEALAMAN DASAR “KOMUNITAS” Dikerjakan oleh : Kelompok 1 : 1. Gusti Noor Lediastana C1C112450 2. H. Abid C1C112451 3. Risya Amaliya C1C112452 4. Lia Amalia C1C112453 5. Aspihana Ridha R C1C112454 6. Maria Ulfah C1C112455 7. Febrina Rumokoy C1C112462 8. Fath Richad R C1C113432 Jurusan : Akuntansi – Ekstensi

description

makalah

Transcript of makalah IKD(1)

Page 1: makalah IKD(1)

ILMU KEALAMAN DASAR

“KOMUNITAS”

Dikerjakan oleh :

Kelompok 1 :

1. Gusti Noor Lediastana C1C1124502. H. Abid C1C1124513. Risya Amaliya C1C1124524. Lia Amalia C1C1124535. Aspihana Ridha R C1C1124546. Maria Ulfah C1C1124557. Febrina Rumokoy C1C1124628. Fath Richad R C1C113432

Jurusan :

Akuntansi – Ekstensi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS EKONOMI

2014

Page 2: makalah IKD(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara

bersama di dalam suatu lingkungan. Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang

mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada

umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan,

tundra, dan beberapa tipe biome air.

Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran

ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk

diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk

energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan,

dan kondisi dimana dapat direproduksi.

Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa

urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal

jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar

matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme

yang hidup di suatu wilayah.

Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.

Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari

wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip

stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui dan memahami pengertian komunitas?

2. Bagaimana mengetahui dan memahami pembagian komunitas?

3. Bagaimana mengetahui dan memahami pengertian struktur komunitas?

4. Bagaimana mengetahui dan memahami konsep pengamatan pola komunitas?

Page 3: makalah IKD(1)

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami pengertian komunitas.

2. Mengetahui dan memahami pembagian komunitas.

3. Mengetahui dan memahami pengertian struktur komunitas.

4. Mengetahui dan memahami konsep pengamatan pola komunitas.

Page 4: makalah IKD(1)

BAB II

ISI

A. Pengertian Komunitas

 Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan

daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki

derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.

Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu

tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka

hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.   Dengan memperhatikan

keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi

komunitas tersebut.  Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi

dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan

yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya. 

Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga mengalami serta

menjalani siklus hidup. Komunitas Ditinjau dari segi fungsinya, tumbuhan dan hewan dari

berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di

dalamnya setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memunuhi kebutuhan hidupnya

dalam kumpulana ini terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan

hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk suatau

derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan hewannya secara bersama telah

menyesuaikan diri dan mempunyai suatu tempat alami disebut komunitas. Konsep komunitas

cukup jelas, tetapi sering kali pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah mudah.

Meskipun demikian komponen-komponen komunitas ini mempunyai kemampuan untuk

hidup dalam lingkungan yang sama di suatu tempat dan untuk hidup saling bergantung yang satu

dengan yang lain. Komunitas memiliki derajat kepaduan yang lebih tinggi daripada individu-

individu dan populasi tumbuhan serta hewan yang menyusunnya. Komposisi suatu komunitas

ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang kebetulan mencapai dan mamapu hidup di

tempat tersebut, dan kegiatan anggota-anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri

setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut.

Page 5: makalah IKD(1)

Bila ditinjau dari segi deskritif suatu komunitas dicirikan oleh komposisinya yang

tertentu.sering kali perubahan komposisi jenis di isi suatu komunitas lain sangat nyata. Dan bila

jenis-jenis utama dari dua komunitas berbeda sekali batas antara komunitas itu akan jelas pula.

Tetapi dapat pula perubahan komposisi jenis itu terjadi secara berangsur-angsur sehingga batas

anatara komunitas itu tidak jelas. Perubahan-perubahan komposisi berkaitan dengan perubahan

faktor-faktor lingkungan, misalnya topografi, kelembapan, tanah, tamperatur dan iklim (bila

mencakup kawasan yang luas).

Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan sutau unit lingkungan yang mempunyai

kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan seperti ini disebut biotop. Hamparan

lumpur, pantai pasir, gurun pasir dan unit lautan merupakan contoh biotop. Disini biotop

ditentukan oleh sifat-sifat fisik. Biotop-biotop lain dapat pula dicirikan oleh unsur organisme

nya, misalnya pada alang-alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainaya.

Dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu atau beberapa

jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Meskipun demikian tidak ada batas yang

nyata antara keduanya serta kedua-duanya dapat saja beroperasi secara bersama-sama atau saling

mempengaruhi. Misalnya saja kondisi tanah, topografi, elefasi, dan iklim yang memungkinkan

cemara gunung ( casuarina junghuhniana )untuk berkembang biak di suatu tempat, dan pada

gilirannya kehadiran jenis cemara ini menciptakan lingkungan tertentu yang cocok untuk

pertumbuhan jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Suatu jenis yang dalam suatu komunitas jenis

dominan, atau dapat dikatakan pula sebagai jenis yang merajai.

Keanekaragaman kecil terdapat pada komunitas yang terdapat pada daerah dengan

lingkungan yang ekstrim, misalnya kering, tanah miskin, dan pegunungan tinggi. Sementara itu

keanekaragaman tinggi terdapat di daerah dengan lingkungan optimum. Hutan tropika adalah

contoh komunitas yang mempunyai keanekaragaman tinggi, seperti dicontohkan pada hutan di

Kalimantan. Sementara ahli-ahli ekologi berpendapat bahwa komunitas yang mempunyai

keanekaragaman jenis yang tinggi itu stabil sehingga sering dikatakan diversity is ability. Tetapi

ada juga ahli-ahli yang berpendapat sebaliknya, bahwa keanekaragaman tidak selalu berarti

stabilitas. Kedua pendapat ini di topang oleh argumen-argumen ekologi yang masuk akal,

masing-masing ada benarnya dan ada kekurangannya.

Page 6: makalah IKD(1)

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas

tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang

dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil

beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama

komunitas dapat berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator  lainnya

seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga

berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas

pantai pasir, komunitas lautan,dll

3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.

Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik

dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

B. Pembagian Komunitas

Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara

garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

1. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di

parit atau di kolam.

2. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan,

di padang rumput, di padang pasir, dll.

Menurut Nybakken (1988) bagi tumbuhan akuatik, intensitas cahaya sangat menentukan

penggunaan energy untuk fotosintesis. Tumbuhan kekurangan energi jika intensitas cahaya

berkurang. Semakin cerah suatu perairan semakin jauh cahaya matahari yang dapat tembus

kedalam perairan dan dengan begitu akan banyak ditemukan tumbuhan laut seperti lamun yang

memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis.

Beberapa karakteristik struktur komunitas yang biasanya dijadikan petunjuk adanya

derajad ketidakstabilan ekologis meliputi: keseragaman,dominansi, keragaman, dan kelimpahan.

(Krebs, 1997) Wardoyo (1981), mengemukakan bahwa suhu air merupakan faktor yang cukup

Page 7: makalah IKD(1)

penting bagi lingkungan perairan, kecerahan dan kekeruhan. Setiap spesies atau kelompok

mempunyai batas toleransi maksimum dan minimum untuk hidupnya.

Kenaikan suhu akan menyebabkan naiknya kebutuhan oksigen untuk reaksi metabolisme

dalam tubuh organisme. Kecerahan adalah suatu parameter  perairan yang merupakan suatu

kedalaman dari perairan atau lapisan perairan yang dapat ditembus oleh sinar matahari.

Kecerahan merupakan salah satu parameter dari produktivitas perairan karena kecerahan perairan

merupakan hubungan langsung dengan zona fotik.

Suhu berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap organisme perairan.

Secara langsung suhu berpengaruh pada fisiologi fotosintesis, sedangkan secara tak langsung

suhu menentukan terjadinya stratifikasi atau pencampuran struktur perairan yang menjadi habitat

organisme perairan (Nontji, 1981).

Komunitas dapat dicatat dengan kategori utama dari bentuk-bentuk pertumbuhan

pertumbuhan (pohon, semak, belikar, lumut dan alga) yang menyusun struktur komunitas hewan

dan tumbuhan secara fisik (Odum,1971:Krebs,1978:Begon,Harper,dan Townsend,1996).

C. Pengertian Pola Komunitas

Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya dengan

lingkungannya dapat disebut pola (Hutchinson, 1953). Komunitas ialah kumpulan dari berbagai

populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan

mempengaruhi satu sama lain.

Berikut adalah struktur komunitas dan karakter komunitas:

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas

menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran

merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.

Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau

persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.

3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah

yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-

suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan

memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang

Page 8: makalah IKD(1)

disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut

konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang

lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

Banyak macam pengaturan yang berbeda-beda dalam standing crop dari organisme yang

memberikan sumbanagan kepada keanekaragaman pola di dalam komunitas seperti, misalnya:

Pola stratifikasi (pelapisan tegak), Pola-pola zonasi (pemisahan ke arah mendatar), Pola-pola

kegiatan (periodisitas), Pola-pola jaring-jaring (organisasi jaringan kerja di dalam rantai pangan),

Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone tanaman dan sebagainya), Pola-

pola social (kelompok-kelompok dan kawanan-kawanan), Pola-pola ko-aktif (di akibatkan oleh

pesaingan antibiosis, mutualisme dan sebagainya), dan Pola-pola stochastic (diakibatkan oleh

tenaga atau kakas acak).

D. Konsep pengamatan pola komunitas

Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan dalam

mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas (community

gradient, coenocline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep

gradasi lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan

yang berubah secara bersama-sama.

Dalam gradasi elevasi (elevation gradient) termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-

rata, pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian

yang meningkat. Faktor-faktor ini secara menyeluruh mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan

hewan, dan sangat sulit menentukan faktor mana sebenarnya yang paling penting dalam sebuah

populasi, tanpa eksperiman kelompok faktor lingkungan berubah secara bersama-sama.

Sepanjang perubahan tersebut terjadi pula perubahan komunitas, dan tentunya  populasi dalam

komunitas ini dipengaruhi pula.  Kedua hal tersebut dinamakan kompleks gradasi (complex

gradient). Ketiga, apa yang dinamakan gradasi ekosistem (ecocline), yang dalam hal ini

kompleks gradasi dan gradasi komunitas membentuk suatu kesatuan dan membentuk gradasi

komunitas dan lingkungan.

Penelitian komunitas dengan menghubungkan ketiga gradasi, yaitu gradasi factor

lingkungan, populasi dan karakteristik komunitas, disebut  analisis gradasi (whittaker, 1970).

Page 9: makalah IKD(1)

Dengan analisis gradasi ini factor-faktor lingkungan dijadikan sebagai dasar dalam mencari

hubungan yang erat antara variasi lingkungan dengan variasi populasi jenis dan komunitas.

Sebaliknya juga variasi populasi jenis dan komunitas dapat dipakai sebagai dasar

penelitian komunitas ini dan kemudian gradasi komunitas ini dapat di korelasikan dengan factor-

faktor lingkungan yang mungkin juga membentuk suatu gradasi. Cara yang terakhir ini disebut

ordinasi yang tidak lain adalah pengaturan komunitas-komunitas dalam suatu deretan menurut

variasi komposisinya. Sering pula cara ini disebut analisis gradasi tidak langsung (indirect

gradient analysis). Kedua cara ini merupakan alternatif pendekatan terhadap komunitas dengan

cara kualifikasi. Dengan pendekatan klasifikasi ini, dibuat suatu pengenalan tipe komunitas dan

kemudian komunitas ini dikarakteristikkan dengan factor lingkungannya, komposisi jenis atau

dengan karakteristik komunitas lainnya.

Seringkali kita juga menggunakan analisis gradasi terhadap pola komunitas yang

mempunyai hubungan dengan beberapa faktor lingkungan. Di pegunungan, ketinggian dari

permukaan laut dan kandungan air tanah (sebagai akibat keadaan tofografi) mempunyai efek

yang besar terhadap komunita, ini dapat dilakukan dengan membuat transek yang memotong

topografi, dan sepanjang transek ini pola vegetasinya kita analisis. Whittaker (1970) membuat

suatu pendekatan lain. Ia membuat kedua kompleks gradasi tersebut menjadi sumbu vertikal dan

horizontal sebuah diagram. Contoh-contoh vegetasi diambil secara acak dari berbagai posisi

yang ada hubungannya dengan kedua faktor (sumbu) tersebut. Dalam tiap-tiap posisi,

vegetasinya dianalisis untuk memperoleh nilai penting (importance value) masing-masing jenis

tipe komunitas pun dapat dibuat. Populasi, jenis dan tipe komunitas kemudian dapat di gariskan

dalam diagram tersebut untuk menunjukkan hubungannya satu sama lain dan dengan lingkungan

pegunungan.

Page 10: makalah IKD(1)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan

daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki

derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.

Cara penamaan suatu komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat

komunitas tersebut seperti bentuk atau struktur utama (jenis yang didominan), berdasarkan

habitat fisik dari komunitas, atau pun berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsionalnya.

Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi

dalam dua bagian yaitu Komunitas akuatik dan komunitas terrestrial. Karakter suatu komunitas

yaitu meliputi Kualitatif, Kuantitatif, dan Sintesis.

Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan dalam

mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas (community

gradient, coenocline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep

gradasi lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan

yang berubah secara bersama-sama. Umpamanya saja, dalam gradasi elevasi (elevation gradient)

termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan, pertambahan

kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian yang meningkat.

Menurut Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi

lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat

saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbale balik). Oleh

karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antar spesies anggota

populasi dapat merupakan interaksi yang positif, negative, atau nol.

Page 11: makalah IKD(1)

Daftar Pustaka

Irwan, Djamal Zoer’aini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekologi Komunitas dan

Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara

Odum, E. P, 1994., Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta: UGM Press

Pringgoseputro, S, 1998,  Ekologi Umum,  Yogjakarta: UGM Press

Resosoedarmo, S, 1989, Pengantar Ekologi, Bandung: CV REMADJA KARYA

Soeriaatmadja, 1989, Ilmu Lingkungan, Bandung: ITB Press