Makalah Hyperemesis Gravidarum-Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I
-
Upload
aftina-eka-rahmayanti -
Category
Documents
-
view
2.096 -
download
13
description
Transcript of Makalah Hyperemesis Gravidarum-Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I
Disusun oleh :
Aftina Eka Rahmayanti Dwi Noviani Serniawati R. Dj. Oy. Takandjandji Siti Munawwaroh
/ 2012001001 / 2012001011 / 2012001042 / 2012001044
E-mail : [email protected] atau [email protected]
JI. Taman Praja No. 25, Kec. Taman, Madiun Telp /Fax. (0351) 491947
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan
bahasan “HYPEREMESIS GRAVIDARUM” dalam bentuk makalah.
Dalam penulisan makalah ini penulis mungkin masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Ibu Wiwik Sriani yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi
dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
3. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, serta semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Madiun, 21 November 2012
Ttd,
Tim Penulis
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
ABSTRAK ........................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan .................................................................... 5
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 6
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... .... 6
1.4 Perumusan Masalah ............................................................................ 6
1.5 Metode Penulisan ................................................................................ 7
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 7
BAB II PEMBAHSAN
2.1 Pengertian ............................................................................................ 8
2.2 Etiologi ............................................................................................... 9
2.3 Gejala dan Tingkatannya ................................................................... 11
2.4 Patofisiologi ....................................................................................... 12
2.5 Penatalaksanaan ................................................................................. 13
2.6 Diet Hyperemesis Gravidarum .......................................................... 15
2.7 Karasteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hyperemesis Gravidarum
............................................................................................................ 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19
3.2 Saran .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 4
ABSTRAK
Hyperemesis gravidarum pada umumnya diartikan sebagai mual muntah
yang berlebihan yang terjadi pada ibu hamil yang juga dapat mengganggu
kesehatan serta aktifitas senari-hari sang ibu. Bila seorang ibu hamil mengalami
hyperemesis gravidarum, nutrisi ibu akan berkurang. Jika hal ini tidak segera
diatasi maka akan mengancam pertumbuhan dan perkembangan si calon bayi.
Dalam penanganan, ibu yang menderita hyperemesis gravidarum haruslah
disesuaikan dengan keadaan ibu.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan
banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa
ibu dan anak harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar
menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan.
Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama
masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan
situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum.
Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang
berlebihan disaat kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi,
penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Hyperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).
H y p e r e m e s i s g r a v i d a r u m a d a l a h k e a d a a n d i m a n a
p e n d e r i t a m e n g a l a m i m u a l d a n muntah/ tumpah yang
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B,
2009).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi
dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 6
Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami
hyperemesis gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam
pertumbuhan dan perkembangan calon bayi. Masalah ini perlu diatasi dan
ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus
sesuai dengan keadaan ibu.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswi tingkat IA, D3 Kebidanan mengetahui pengertian
Hyperemesis Gravidarum.
2. Mahasiswi tingkat IA, D3 Kebidanan mengetahui dan memahami
beberapa aspek lainnya mengenai Hyperemesis Gravidarum.
3. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Semester
I Tingkat IA, D3-Kebidanan.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis
hanya membahas tentang pengertian hyperemesis gravidarum secara umum,
sebab-sebabnya, gejala dan tingkatannya, reaksi fungsi tubuh terhadap
penyakit tersebut, diet hyperemesis gravidarum, serta karasteristik ibu hamil
yang mengalami hyperemesis gravidarum.
1.4 Perumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan sebagai
berikut:
Apakah pengertian dari hyperemesis gravidarum ?
Apa saja faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu hamil mengalami
hyperemesis gravidarum ?
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 7
Apa saja gejala-gejala timbulnya hyperemesis gravidarum dan tingkatan
(berat ringannya) hyperemesis gravidarum ?
Reaksi / gangguan fungsi tubuh terhadap hyperemesis gravidarum ?
Apa tujuan adanya diet khusus hyperemesis gravidarum ?
Apa saja karateristik penderita hyperemesis gravidarum ?
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode
kepustakaan dengan mengambil dari materi-materi yang bersumber pada
media online.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis membagi 3 BAB yaitu :
Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, perumusan masalah, metode penulisan,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Pembahasan berisi pengertian, etiologi, gejala dan tingkatannya,
patofisiologi, penatalaksanaan, serta diet hyperemesis
gravidarum.
Bab III : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hyperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang
berlebihan disaat kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi
nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan sehari-hari.
H y p e r e m e s i s g r a v i d a r u m a d a l a h k e a d a a n d i m a n a
p e n d e r i t a m e n g a l a m i m u a l d a n muntah/ tumpah yang
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari (Arief.B, 2009).
Hyperemesis gravidarum (Vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).
Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 : 84 ).
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil ( Helen Verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu
menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 9
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas
sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri
Willson. 2006. hal:1424)
Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/).
Hyperemesis gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang
ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan
terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas
Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
(http://healthblogheg.blogspot.com/).
Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu
aktivitas sehari-hari
2.2 Etiologi
Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang sebab dan asal
muasal. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani αἰτιολογία, aitiologia,
yang artinya "menyebabkan".
Di bidang kedokteran, istilah ini mengacu pada penyebab dari suatu
penyakit atau gangguan kesehatan. Etiologi kadang-kadang merupakan
suatu bagian dari serangkaian sebab-akibat.
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan yang
cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama
perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gland suprarenalis,
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 10
perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung. Tetapi bagaimana
reaksi seorang wanita terhadap kejadian-kejadian tersebut di atas, tergantung
pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap
kehamilannya.
Pada hyperemesis yang berat dapat diketemukan Necrose di bagian
sentral lobulus hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-
rupanya disebabkan oleh kelaparan bukan karena adanya toksin-toksin.
Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada ginjal. Kadang-kadang
ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah. Secara pendek
etiologi belum jelas, tetapi faktor psikis sangat mempengaruhi penyakit ini.
( Sastrawirsata Sulaeman, 1984 )
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor Presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
prininggravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini,
rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu, diduga
dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis gravidarum. Dengan
perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat
berkurang sampai menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan
darah labih sering terjadi hyperemesis gravidarum. Yang termasuk
dalam ruuang lingkup adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia,
wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 11
dan mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu
beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin chorionic,
sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah
hormone yang dekeluarkan terlalu tinggi, dan menyebabkan terjadi
hyperemesis gravidarum. (Sarwono P, 2007).
2.3 Gejala dan Tingkatannya
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hyperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah
akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai
hyperemesis.
Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum pada umumnya yaitu :
a. Muntah yang berat.
b. Haus.
c. Dehidrasi.
d. Berat badan turun.
e. Keadaan umum mundur.
f. Kenaikan suhu.
g. Icterus.
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium).
i. Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine
bertambah, silinder +
Hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat
dibagi ke dalam 3 tingkatan, yaitu :
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa
nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata
cekung.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 12
Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik,
dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi
acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu
badan meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi
pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks)
dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
(Sarwono P, 2007).
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Patofisiologi juga bisa diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal
penyakit, permulaan perjalanan dan akibat.
Hyperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual muntah akibat
kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida
urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi
lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008). Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 13
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan plasma
berkurang. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunyya zat metabolic
yang toksik.
Terganggunya keseimbangan elektrolit seperti hipokalimia
(kekurangan kalimun) akibat muntah dan ekskresi lewat ginjal yang
berlebihan selanjutnya dapat menambah frekuensi muntah dan merusak
hepar, selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (Sindrom
Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.
Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif. (Sarwono P,
2007)
2.5 Penatalaksanaan
Pertama, bila ada keluhan hyperemesis gravidarum disingkirkan adanya
gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis
dan tumor otak yang dapat menimbulkan gejala muntah.
Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi
hyperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi
penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual dan
muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual
muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan
menghindari makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 14
berbumbu merangsang makanan yang mengandung karbohidrat (biskuit
kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai sumber
energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah, wanita hamil tersebut
dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan teh hangat
sebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan aktivitas.
Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari,
wanita tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan sebagai
berikut :
Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpasmin..
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan,
tidak diberikan makan/ minum sela ma 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala -gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
Terapin Psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
Cairan Parenteral
Ber ik a n ca i r a n pa renta l ya ng cu k u p elek t rol i t , k a rbohidr
a t da n protei n d en ga n glukose 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 15
kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C
d a n b i l a a d a k e k u r a n g a n p r o t e i n , d a p a t d i b e r i k a n
p u l a a s a m a m i n o s e c a r a i n t r a v e n a .
Penghentian Kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi k ompl ik a si or ga ni s a da la h del i r iu m, k e bu tu ha n
t a k ik a rdi , ik teru s, a nu r ia da n perdarahan dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangan untuk mengakhiri kehamilan
keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya.
a) Gangguann Kejiwaan
Delirium
Apatis,somnolen sampai koma
Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b) Gangguann Penglihatan
Pendarahan retina
Kemunduran penglihatan
c) Gangguan Faal
Hati dalam bentuk ikterus
Ginjal dalam bentuk anuria
Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
Tekanan darah menurun
2.6 Diet Hyperemesis Gravidarum
T u j u a n
D i e t p a d a h i p e r e m e s i s g r a v i d a r u m b e r t u j u a n u n t u k m
e n g g a n t i p e r s e d i a a n glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 16
Syarat
Diet Hyperemesis Gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya :
Karbohidrat tinggi
Lemak rendah
Protein sedang
Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
disesuaikandengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan malam dan selingan malam
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macam Diet
Ada 3 macam diet pada Hyperemesis Gravidarum, yaitu :
a) Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan
hiperemesis gravidarum b era t . Ma k a na n ha nya t er di r i da r i
ro t i k er ing, s in gk ong ba k a r a ta u r ebu s, u bi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan t e ta pi 1 -2 j a m se su da hn ya . Ka rena pa da diet
in i za t g i zi ya n g t erk a ndu ng di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
b) Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan
memberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecualikebutuhan energi.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 17
c) Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan
sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah
a) Roti panggang, biskuit, crackers.
b) Buah segar dan sari buah.
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I,
II, III adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung
zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak
dianjurkan.
2.7 Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyeb
ab hyperemesis gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo,
2005). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kejadian hyperemesis gravidarum lebih sering dialami
oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan
dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami
kehamilan pertama (Nining, 2009). Hyperemesis gravidarum terjadi
60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida (Arief.B,
2009).
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 18
Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu
hamil yang berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005). Secara
teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung
lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin,
2002).
Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
pada mola hidatiodosadan kehamilan ganda. Frekuensi yang
tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan
dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
k e d u a k e a d a a n t e r s e b u t h o r m o n K h o r i o n i k g o n a d o
t r o p i n d i b e n t u k b e r l e b i h a n (Prawihardjo, 2005).
Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hyperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin
seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawirohardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi
kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolisme basal 15-20,
kadang kala disertai pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita
hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan.
Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul
dalam masa kehamilan seperti hyperemesis gravidarum.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan
banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa
ibu dan anak harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar
menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan.
Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama
masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan
situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hyperemesis gravidarum.
Hyperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan
sampai sekarang penyebab pastinya belum diketahui. Ibu hamil
membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, bila ibu hamil mengalami hyperemesis gravidarum, nutrisi
ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan calon
bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil
yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka
dalam peraturannya perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik
biologis, psikologis dan sosial.
3.2 Saran
Bagi Klien/ Keluarga , diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan
kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa
terjadi pada masa kehamilan. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 20
gizi. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan
hingga persalinan.
Sedangkan bagi para petugas kesehatan, diharapkan petugas kesehatan
selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan
kemajuan IPTEK. Diharapkan juga sebagai petugas kesehatan agar jeli dalam
mencari masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan mampu mencari
solusi dalam menangani masalah tersebut.
Kami sebagai penulis makalah ini berharap siapapun yang membaca
makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami model serta konsep
dari “Hyperemesis Gravidarum “.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga makalah ini
memberikan dorongan, semangat, serta pemikiran-pemikiran yang baru bagi
para pembaca, serta dengan makalah ini semoga dapat menjadi pedoman
kaidah yang baik.
Demikianlah penjelasan tentang Hyperemesis Gravidarum, bila kiranya
ada salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
“Hyperemesis Gravidarum” | Bahasa Indonesia, Tingkat IA, DIII Kebidanan 21
DAFTAR PUSTAKA
http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/contoh-batasan-masalah-dalam-
skripsi.html
http://chyozhecret.wordpress.com/2010/12/03/defenisi-patofisiologi/
http://id.scribd.com/doc/27499460/HIPEREMESIS-GRAVIDARUM
http://id.scribd.com/doc/57173289/pengertian-patofisiologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Etiologi
http://kamuskesehatan.com/arti/etiologi/
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/07/askeb-hiperemesis-
gravidarum.html
http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-
ab&q=+Hiperemesis+Gravidarum+&oq=+Hiperemesis+Gravidarum+&gs_l=hp.3..
.4004.6873.1.7759.4.3.1.0.0.1.1376.2609.7-
2.2.0...0.0...1c.1.wyld0Ht1uGg&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=97e91e2
f68670f21&bpcl=38897761&biw=1366&bih=602
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=+Hiperemesis+Gravidarum+&source
=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCoQFjAC&url=http%3A%2F%2Fikextx.weebly.com
%2Fuploads%2F4%2F6%2F9%2F3%2F469349%2Fhiperemesis_gravidarum.ppt&
ei=rhasUOzjOOWemQXY-
ICgBg&usg=AFQjCNF6GLEjDHOp002EFxDreO7AbMmwdQ