Makalah htn
-
Upload
nasria-ika -
Category
Science
-
view
133 -
download
7
Transcript of Makalah htn
1
1. SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN JUMLAH ANGGOTA
Dalam UU No. 22 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Yudisial telah dijelaskan tentang
susunan, kedudukan, dan jumlah anggota yang ada didalam Komisi Yudisial. Berikut ini
uraian yang ada dalam UU tersebut.
Susunan
Pasal 4
”Komisi Yudisial terdiri atas pimpinan dan anggota.”
Pasal 5
”Pimpinan Komisi Yudisial terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua
yang merangkap Anggota.”
Jadi dalam susunan Komisi Yudisial terdiri atas pimpinan dan anggota,
pimpinannya adalah seorang ketua dan wakil ketua yang juga merangkap sebagai
anggota.
Kedudukan
Pasal 2
”Komisi Yudisial merupakan lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lainnya.”
Pasal 3
Komisi Yudisial berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
Keanggotaan
Pasal 6
(1) Komisi Yudisial mempunyai 7 (tujuh) orang anggota.
(2) Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara.
(3) Keanggotaan Komisi Yudisial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat.
Pasal 7
(1) Pimpinan Komisi Yudisial dipilih dari dan oleh Anggota Komisi Yudisial.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pemilihan pimpinan Komisi Yudisial diatur oleh
Komisi Yudisial.
UUD 1945 Pasal 24B Ayat :
(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di
bidang hokum serta memiliki intergritas dan kepribadian yang tidak tercela.
(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2
2. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG KOMISI YUDISIAL
Adapun wewenang dan tugas KY sebagaimana diatur dalam Pasal 13 UU Nomor 22
tahun 2004, Sebagai berikut :
Wewenang Komisi Yudisial sebagai berikut :
1) Mengusulkan pengangkatan hakim agung kepada DPR;
Hakim adalah aktor utama penegakkan hukum di pengadilan yang mempunyai peran
lebih apabila dibandingkan dengan jaksa, pengacara, dan panitera. Mekanisme nya yaitu
sesuai dengan pasal 24A ayat 3 perubahan ketiga UUD 1945 yaitu : “ calon hakim agung
diusulkan komisi yudisial kepada dewan rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya di tetapakan sebagai hakim agung oleh Presiden ”.
2) Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta perilaku hakim.
Melihat kondisi peradilan indonesia yang masih carut marut oleh budaya korupsi, sudah
sewajarnya apabila komisi yudisial mempunyai kewenangan yang ekstensif. Proses
pengawasan terhadap hakim bisa dilakukan dengan baik tanpa campur tangan kekuasan
lain diluarnya.
Tugas sebagai berikut :
a. melakukan pendaftaran calon hakim agung.
b. melakukan seleksi calon hakim agung.
c. menetapkan calon hakim agung.
d. mengajukan calon hakim ke DPR.
Tata cara pelaksanaan tugas :
Dalam UU RI NO. 22 tahun 2004 Pasal 16 yaitu :
1. Komisi Yudisial mengumumkan pendaftaran penerimaan calon hakim agung (pasal 15
ayat (1)) kepada masyarakat dan disini Mahkamah Agung, pemerintah, dan masyarakat
berhak untuk mengajukan calon hakim agung kepada Komisi Yudisial (pasal 15 ayat (2).
2. Komisi Yudisial meminta kesediaan calon hakim agung untuk memenuhi persyaratan
administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (pasal 16 ayat (1).
Persyaratan-persyaratan tersebut sebagaimana disebutkan dalam pasal 16 ayat (2)
sekurang-kurangnya berupa.
i. Daftar riwayat hidup, termasuk riwayat pekerjaan
ii. Ijazah asli atau yang telah dilegalisir
iii. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter rumah sakit pemerintah
iv. Daftar harta kekayaan serta sumber penghasilan calon
v. Nomor pokok wajib pajak
3. Komisi Yudisial melakukan seleksi persyaratan administrasi calon hakim agung (pasal 17
ayat (1)).
3
4. Komisi Yudisial mengumumkan daftar nama calon hakim agung yang telah memenuhi
persyaratan administrasi (pasal 17 ayat (2)) dan disini masyarakat diberikan hak untuk
memberikan informasi atau pendapat terhadap calon hakim agung (pasal 17 ayat (3))
5. Komisi Yudisial melakukan penelitian atas informasi atau pendapat masyarakat (pasal 17
ayat (4)).
6. Komisi Yudisial menyelenggarakan seleksi terhadap kualitas dan kepribadian calon
hakim agung yang telah memenuhi persyaratan administrasi berdasarkan standar yang
telah ditetapkan (pasal 18 ayat (1)), seleksi ini dilakukan secara terbuka (pasal 18 ayat
(4)).
7. Komisi Yudisial mewajibkan calon hakim agung menyusun karya ilmiah dengan topik
yang telah ditentukan (pasal 18 ayat (2))
8. Komisi yudisial menetapkan dan mengajukan 3 (tiga) orang nama calon hakim agung
kepada DPR untuk setiap 1 (satu) lowongan hakim agung, dengan memberikan tembusan
kepada Presiden (pasal 18 ayat (5)).
Salah satu tugas dan kewenangan yang penting adalah menegakkan kehormatan dan
menjatuhkan sanksi. Pada Pasal 20 disebutkan, “Dalam melaksanakan wewenang
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 13 huruf b, Komisi Yudisial mempunyai tugas
melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim dalam rangka menegakkan kehormatan dan
keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.”
Fungsi Komisi Yudisial sebanagi berikut :
Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim.
3. MASA JABATAN
Diatur dalam UU RI NO. 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL,
Pasal 29 menjelaskan bahwa anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama masa 5
(lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
4. HAK DAN KEWAJIBAN (LEMBAGA DAN ANGGOTA) KOMISI YUDISIAL
KEWAJIBAN KOMISI YUDISIAL :
Menurut UU RI NO. 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL,
Kewajiban komisi yudisial (KY) sebagai lembaga yudikatif adalah :
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung
2. Melakukan pendaftaran calon hakim agung
3. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung
4. Menetapkan calon hakim agung
5. Mengajukan calon hakim agung ke DPR
4
6. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim
7. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim
8. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim
9. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan kepada
mahkamah agung dan tindasannya disampaikan kepada presiden dan DPR.
HAK KOMISI YUDISIAL
Menurut UU RI NO. 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial,
Bagian Ketiga Mengenai Hak Protokoler, Keuangan, dan Tindakan Kepolisian (Pasal 8)
Kedudukan protokoler dan hak keuangan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Yudisial
diberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi pejabat negara.
5. FRAKSI dan KELOMPOK ANGGOTA
Paruh Kedua
Anggota Komisi Yudisial Paruh kedua Periode 2010-2015 (Juli 2013 - Desember 2015)
Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. (Ketua)
Dr. H. Abbas Said, S.H., M.H. (Wakil Ketua)
Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H (Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan
Investigasi)
H. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum. (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan
Layanan Informasi)
Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H. (Ketua Bidang Rekrutmen Hakim)
Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum. (Ketua Bidang Sumber Daya Manusia,
Penelitian, Pengembangan dan Advokasi)
Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Bidang Pencegahan dan Peningkatan
Kapasitas Hakim).
Paruh Pertama
Anggota Komisi Yudisial Paruh Pertama Periode 2010-2015 (Januari 2010 - Juli 2013)
Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H (Ketua)
H. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum. (Wakil Ketua)
Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H. (Ketua Bidang Rekrutmen Hakim)
Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. (Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan
Investigasi)
H. Abbas Said, S.H., M.H. (Ketua Bidang Pencegahan dan Pelayanan Masyarakat)
Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum. (Ketua Bidang Sumber Daya Manusia,
Penelitian dan Pengembangan)
5
Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga)
Periode 2005 - 2010
Anggota Komisi Yudisial Periode 2005-2010
M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum (Ketua)
M. Thahir Saimima, S.H (Wakil Ketua)
Prof. Dr. Mustafa Abdullah, S.H., M.H (Anggota)
Zainal Arifin, S.H (Anggota)
Prof. Dr. Chatamarrasjid Ais, S.H., M.H (Anggota)
Soekotjo Soeparto, S.H., LL.M. (Anggota)
Irawady Joenoes, S.H (Anggota)
6. PERSIDANGAN dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan
Pasal 25
( 1)Pengambilan keputusan Komisi Yudisial dilakukan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat.
(2)Apabila pengambilan keputusan secara musyawarah tidak tercapai, pengambilan
keputusan dilakukan dengan suara terbanyak.
(3)Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sah apabila rapat
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Anggota Komisi Yudisial,
kecuali keputusan mengenai pengusulan calon Hakim Agung ke DPR dan
pengusulan pemberhentian Hakim Agung dan/atau Hakim Mahkamah
Konstitusi dengan dihadiri seluruh anggota Komisi Yudisial.
(4)Dalam hal terjadi penundaan 3 (tiga) kali berturut-turut atas keputusan mengenai
pengusulan calon Hakim Agung ke DPR dan pengusulan pemberhentian hakim agung
dan/atau hakim Mahkamah Konstitusi maka keputusan dianggap sah apabila dihadiri
oleh 5 (lima) orang anggota.
6
Pemberhentian
Pasal 32
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Yudisial diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya oleh Presiden atas usul Komisi Yudisial apabila:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. sakit jasmani atau rohani terus menerus; atau
d. berakhir masa jabatannya.
Pasal 33
(1) Ketua, Wakil Ketua, Anggota Komisi Yudisial diberhentikan tidak dengan hormat dari
jabatannya oleh Presiden dengan persetujuan DPR, atas usul Komisi Yudisial dengan
alasan:
a. melanggar sumpah jabatan;
b. dijatuhi pidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
c. melakukan perbuatan tercela;
d. terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya; atau
e. melanggar larangan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.
7
DAFTARPUSTAKA
Thohari, A.Ahsin (Dalam Prof.Dr.Jimly Asshiddiqie).2004.”Komisi Yudisial Dan Reformasi
Peradilan”.Jakarta : ELSAM – Lembaga Studi Dan Advokasi Masyarakat
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial