Makalah Hadist Tarbawi Tentang Pendidikan 2
-
Upload
heri-heribay -
Category
Documents
-
view
6.716 -
download
6
Transcript of Makalah Hadist Tarbawi Tentang Pendidikan 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan
betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat
menjadi hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu pula
manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya.
Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang
bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak
hanya disisi manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa
dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan
meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh karena itu, Islam
memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia
maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran
– penafsiran tentang hadist-hadist tarbawy mengenai pentingya menuntut
ilmu dalam perspektif Islam, diantaranya hadist-hadist tentang hukum
menuntut ilmu, hadist tentang anjuran menjaga ilmu, hadist tentang
keutamaan menuntut ilmu, dan hadist tentang peran ilmu dalam pendidikan.
Makalah Hadist Tarbawi - 1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan :
1. Bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist ?
2. Bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist ?
3. Apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist ?
4. Bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist
2. Untuk mengetahui bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist
3. Untuk mengetahui apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist
4. Untuk mengetahui bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut
hadist ?
Makalah Hadist Tarbawi - 2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Hadist tentang hukum menuntut ilmu
2.1.1 Bunyi hadist tentang hukum menuntut ilmu
1 3م 3ع1ل ;م9 : ط9ل9ب1 ال ل ه1 و9 س>>9 9ي>>3 ل;ى الل>>هB ع9ل و3لB الل>>هB ص>>9 B<<س ال9 ر9 و9 ق>>9
د1 K<<ق9لB9م ه1 ك 9ه3ل>>1 ر1 ا د9 غ9ي>>3 ن>>3 1 ع1 3م 3ع1ل عB ال U و9 و9ض>>1 1م ل BلK مBس>>3 3ض9ةY ع9ل9ى ك ف9ر1ي
. )رواه ابن مجاه( Bؤ9 و9 الذ;ه9ب9 fؤ3ل 3ج9و3ه9ر9 و9 لل 3ر1 ال 9از1ي ن 3خ9 الArtinya :
“dan Rosulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah wajib bagi
setiap muslim dan orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan
ahlinya (orang yang enggan untuk menerimanya dan orang yang
menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi beberapa babi
dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu Majah,Al-Baihaqi,Anas bin
Malik dan lain lain serta Al-Mundiri 28/1)
2.1.2 Tafsir mufrodat hadist tentang hukum menuntut ilmu
ووضع العلم : dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya
orang yang menempatkan ilmu
,kepada orang yang bukan ahlinya : عند غير اهله orang yang bukan
faknya
كمقلد الخنازير : seperti babi yang dikalungi emas) sesuatu yang
tidak pantas untuk dilakukan xdan akhirnya tidak ada
gunanya (
2.1.3 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain
Hadist tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu
bagi setiap orang Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan
Makalah Hadist Tarbawi - 3
oleh Imam Ibnu Majah dan lain lain. Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda
lemah oleh imam Syuyuti.
Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib.
Karena melihat betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun
akhirat. Manusia tidak akan bisa menjalani kehidupan ini tanpa mempunyai
ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim dijelaskan bahwa yang
menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk – makhluk Allah
yang lain adalah karena manusia memilki ilmu.
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan
menerimanya, karena orang yang enggan menerima ilmu tidak akan mau
untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka akan menertawakannya.[3]
Dalam hadist lain juga telah disebutkan bahwa :
)رواه مسلم(0اطلب العلم من المحد الى اللهدArtinya :
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (H. R. Muslim)
2.1.4 Kesimpulan hadist tentang hukum menuntut ilmu
Hadist ini berisi kesimpulan bahwa :
1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim
2. Jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima
ilmu
Hadist tentang anjuran menjaga ilmu
2.2.1 Bunyi hadist tentang anjuran menjaga ilmu
ح>>ديث عب>>د الل>>ه بن عم>>ر بن الع>>اص رض>>ي الل>>ه عن>>ه ق>>ال:
س>>معت رس>>ول الل>>ه ص.م. يق>>ول: ان الل>>ه و يقبض العلم
انتزاع>>ا ينتزع>>ه من الن>>اس و لكن يقبض العلم بقبض العلم>>اء
حتى اذا لم يترك عالما اتخذ الناس رءوسا جهاال فسئلو ف>>أفتو
بغير علم فضلو و اضلو )متفق عليه(
Makalah Hadist Tarbawi - 4
Artinya :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash. Katanya : aku pernah
mendengar Rosulullah bersabda : Allah tidak mengambil ilmu islam itu
dengan cara mencabutnya dari manusia sebaliknya Allah mengambilnya
dengan mengambil para ulama sehingga tidak tertinggal walaupun seorang.
Manusia melantik orang jahil menjadi pemimpin, menyebabkan apabila
mereka ditanya mereka memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu
pengetahuan , akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula (H.R.
Bukhori – Muslim )
2.2.2 Tafsir mufrodat hadist tentang anjuran menjaga ilmu
انتزاعا العلم يقبض Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan : ال
dengan mencabutnya dengan maksud mencabutnya dari hati sanubari
manusia
عالما يترك لم اذا sehingga Allah tidak menyisakan orang alim : حتى
seorangpun, maksudnya orang yang berilmu meninggal dan yang tersisa
hanyalah orang-orang bodoh
mereka memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan : فافتو بغير علم
2.2.3 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain
Rosulullah mengucapkan hadist ini pada saat Haji Wada’. Sebagaimana
hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadist Abu Umamah
bahwa pada saat haji Wada’ Nabi bersabda : “Pelajarilah ilmu sebelum
datang masa punahnya ilmu”.
Arabi berkata “Bagaimanakah cara ilmu itu datang dan dimusnahkan?
Beliau bersabda : “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama ) orang
yang menguasai ilmu(”
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang
bodoh, dan peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah
Makalah Hadist Tarbawi - 5
pemimpin yang benar – benar mengetahui dan larangan bagi orang-orang
yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan.
Hadist ini juga dijadikan alasan oleh para ulama bahwa pada zaman sekarang
ini tidak ada lagi seorang mujtahid.
Dalam hadist lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu
pengetahuan, diantaranya yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori
Muslim :
و كتب عمر بن عبد العزيز الى ابى بك>>ر ابن ح>>زم: انظ>>ر م>>ا كان من حديث رسول الل>>ه ص.م. فاكتب>>ه ف>>انى خفت دروس العلم و ذهب العلم>>آء. و ال تقب>>ل اال ح>>ديث الن>>بي ص.م. و التفشو العلم. و التجلس ح>>تى يعلم من ال يعلم. ف>>أن العلم ال
يهلك حتى يكون سرا. )متفق عليه(Artinya :
Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan
hadist – hadist Nabi yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan
hilangnya ilmu dan perginya para ulama (meninggal)janganlah engkau
terima selain hadist Nabi. Pelajarilah ilmu dengan seksama sampai
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali
setelah menjadi rahasia (H.R. Bukhori-Muslim)
2.2.4 Kesimpulan hadist tentang anjuran menjaga ilmu
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang
bodoh, dan peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah
pemimpin yang benar – benar mengetahui dan larangan bagi orang yang
berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan.
2.3 Hadits tentang keutamaan menuntut ilmu
2.3.1 Bunyi hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
� إلى ه1 ط9ريق>>ا 9هB ب>>1 ه;ل9 الله ل � ، س9 9م1سB ف1يه ع1لما 9لت � ي ل9ك9 ط9ريقا وم9ن3 س9
;ة1 ن ....... الج9
Makalah Hadist Tarbawi - 6
‘an abii hurairatarodiallahuanhu ‘annarasullullahu sallallahu’alaihi
wa sallama qhola; Wamansalaka thoriqhoiyyaltamisubihi
‘ilmannsahhallahulahu bihi thoriqhol jannah.(rowi muslim)
Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah radiallahuanhu, Sesungguhnya
Rasullullah SAW bersabda Barang siapa menempuh jalannya untuk mencari
ilmu, maka Allah mempermudah kepadanya jalan ke surga. (H.R.Muslim)
2.3.2 Tafsir Mufrodat hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
Kata � diungkapkan dalam bentuk nakirah )indefinit(, begitu juga ط9ريقا
dengan kata ilmu yang berarati mencakup semua jalan atau cara untuk
mendapatkan ilmu agama, baik sedikit maupun banyak.
� ط9ريقا 1ه1 ب B9ه ل الله ه;ل9 .)Allah memudahkan baginya jalan( س9 Yaitu
Allah memudahkan baginya jalan diakherat kelak, atau memudahkan
baginya jalan didunia dengan cara memberi hidayah kepadanya untuk
melakukan perbuatan yang baik yang dapat menghantarkan menuju surga.
Hal ini mengandung kabar gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa
Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena
menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.
2.3.3 Kesimpulan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia
maupun diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu
sama dengan orang yang sedang menempuh perjalanan menuju surga, Hal
ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang mencari
ilmu.
2.4 Hadist tentang peran imu terhadap pendidikan
2.4.1 Hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
Makalah Hadist Tarbawi - 7
عن علي كرم الل>>ه وجه>>ه .أن الن>>بي ص>>لى الل>>ه علي>>ه وس>>لم
�ل قال : أدب>>وا أوالدكم على ثالث خص>>ال، حب ن>>بيكم، و حب ا
�ن في ظ>>ل ع>>رش الل>>ه �ن. فإن حمل>>ة الق>>را بيته، وتالوة القرا
يوم ال ظل إال ظله مع أنبيائه و أصفيائه. ) رواه الطبراني (Artinya : Dari Ali karromallahu wajhah,bahwa sesungguhnya nabi Muhammad
SAW berkata : Didiklah anak-anak kalian semua dengan tiga perangai : Cinta
Nabi kalian, Cinta keluarga nabi, dan Membaca AlQur’an, maka
sesungguhnya orang yang belajar AlQur’an berada dalam perlindungan
Allah, Pada hari yang tiada pertolongan selain pertolongan Allah beserta para
nabiNYA dan kekasihNYA. )H.R Ath Thobroni(
2.4.2 Tafsir Mufrodat hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
yyaitu Pendidikan األدب بمعنى التربية الفاضلة والخلق الحميد
yang mulya dan Akhlak yang cccccccterpuji
,yang berarti anak laki-laki dan perempuan الولد jamak dari kata أوالدكم
adapun االبنkhusus laki-laki
yang berarti perangai خصلة jamak dari kata خصال
�ن حملة القرا yang bermakna orang yang menghafal AlQur’an, orang yang
mengamalkannya, orang yang mendapatkan petunjuk dari AlQur’an.
بيته �ل ,bermakna keluarga nabi ا ada pendapat yang mengatakan bahwa
Ahlul bait mempunyai makna : keluarga nabi dan keturunannya, istri-istri
nabi dan putra putrinya, orang-orang mukmin.
jamak أص>>فيائه dari kata ص>>في yang berarti الح>>بيب المق>>رب yaitu
kekasih yang dekat atau kekasih tercinta.
2.4.3 Penjelasan dan Munasabah dengan hadist lain
Makalah Hadist Tarbawi - 8
Rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik anak-anaknya dengan tiga
perangai :
1. Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama
dari pada cinta terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya
sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist :
عن انس بن مالك رض>>ى الل>>ه عن>>ه ان>>ه ق>>ال . ق>>ال الن>>بي
صلى الله عليه وسلم : ال ي>>ؤمن اح>>دكم ح>>تى اك>>ون احب
)رواه وول>>>>>ده والن>>>>>اس اجمعين. الي>>>>>ه من وال>>>>>ده
البخارى(
Artinya : Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,”
Seseorang diantara kamu tidak beriman, sehingga aku lebih dicintai
daripada orang tua, anak-anak dan manusia seluruhnya.” ) H.R. Bukhori (
2. Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang
maka ia akan cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan
keturunanya. Sesungguhnya keluarga Nabi adalah lebih berhak
mendapatkan cinta, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat
33 :
انما يريد الله ليذهب عنكم الرجس اهل البيت و يطهركم (
) تطهيراArtinya : Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
3. Memberikan pengajaran Al-Qur’an terhadap anak, belajar Al-Qur’an dan
mengamalkanya adalah yang paling penting dan utama, karena dengan Al-
Qur’an manusia menjadi umat yang paling mulya, sebagaimana dalam
sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ustman r.a. Rosulullah
SAW bersabda :
Makalah Hadist Tarbawi - 9
عن عثمان بن عفان رضى الله عن>>ه عن الن>>بى ص>>لى الل>>ه
�ن و علم>>ه. علي>>ه وس>>لم ق>>ال ان افض>>لكم من تعلم الق>>را
)رواه البخارى(Artinya : Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda :
Sesungguhnya orang termulia diantara kamu adalah orang yang belajar dan
mengajarkan Al-Qur’an. (H.R. Bukhari)
2.4.4 Kesimpulan Hadist tentang peran ilmu dalam pendidikan
Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan,
yang mana pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek
intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani. Dengan
pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi
penerus bangsa yang beradab dan bermartabat. Karena keberadaan
pendidikan menjadi Prasyarat kemajuan sebuah bangsa.
Dalam Islam pendidikan sangatlah penting, terutama pendidikan
terhadap anak.Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada
seluruh orang tua untuk selalu memperhatikan pendidikan anak dan
memberikan pengawasan terhadapnya, dengan cara membiasakan dengan
akhlak yang mulia, menanamkan benih-benih keimanan dalam hatinya,
mengawasi segala urusannya, karena seoarang anak jika diabaikan maka
akan rusak akhlak dan tabi’atnya, dan akan menjadi seorang yang tidak
beradab, tidak bermanfaat dalam kehidupannya,bahkan akan menjadi virus
bagi masyarakat.
Langkah-langkah dalam mendidik generasi bangsa yang beradab dan
bermartabat sesuai Sabda Rosulullah SAW, sebagai berikut :
1. Membiasakan anak untuk selalu taat kepada perintah Allah.
2. Menanamkan kecintaan terhadap Rosul lebih utama dari kecintaannya
kepada orang tua, bahkan dirinya sendiri.
Makalah Hadist Tarbawi - 10
3. Menanamkan kecintaan terhadap Ahlul Bait )Keluarga Nabi(, dengan
kecintaan terhadap Nabi maka akan melahirkan kecintaan terhadap
Keluarga Besar Nabi.
4. Mengajarkan bacaan Al-Qur’an terhadap anak dengan lancar dan fashih
sesuai kaedah atajwid.
Makalah Hadist Tarbawi - 11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penjelasan hadist – hadist diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan
memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima ilmu
2. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga
banyak para pemimpin yang memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu
pengetahuan, sehingga mereka saling menyesatkan satu sama lain
3. Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia
maupun diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu sama dengan orang yang sedang menempuh perjalanan menuju
surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang
yang mencari ilmu.
4. Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.
Saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab
hadist sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi
hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baikdan selanjutnya di
amalkan dengan segenap kemampuan.
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan
kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
Makalah Hadist Tarbawi - 12
DAFTAR PUSTAKA
Al-asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah. Jakarta. Pustaka Azzam
Al-Mundiri Hafidz. 2000. Terjemah Attarghib wat tarhib. Surabaya. Al-
Hidayah
Al Qur’an Al Karim
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, 1420 H-1999 M, Min Kunuz As Sunnah,
Jakarta, Dar Al Kutub Al Islamiyah.
Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. Surabaya: Al-Hidayah
Muhammad Zuhri, 1993. Terjemah Jawahirul Bukhari, Indonesia, Darul
Ihya’
Makalah Hadist Tarbawi - 13
Islam sebagai sistem kehidupan mengatur hubungan manusia
dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan makhluk )al-
muamalah( dalam seluruh aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan negara.
Prinsip ajaran Islam pada dasarnya memecahkan semua masalah
kehidupan yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia. Ajaran Islam
merupakan dasar semua perbaikan sosial, yang tidak hanya terbatas pada
secara makro sesuatu perekonomian tidak terlepas dari peran
pemerintah, dimana menurut Maududi pemerintah tidak menggunakan
kekerasan dalam memimpin suatu Negara, kembali pada subjek maslah
zakat dan pajak
Dalam makalah ini penulis membahas antara zakat yang diatur oleh
Islam dan pajak yang dilaksanakan sebagai hasil pemikiran dan sistem
keuangan moderen, dan membahas tentang persamaaan dan perbedaan
antara zakat dan pajak.
Zakat ialah, nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta’ala yang
dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Sedangkan pajak adalah, iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang – undang sehingga dapat
dipaksakan dendan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Makalah Hadist Tarbawi - 14
Zakat dan pajak meskipun keduanya merupakan kewajiban dalam
bidang harta, namum keduanya merupakan falsafah yang khusus yang
keduannya berbeda sifat dan asasnya, berbeda sumbernya,
sasaran,bagian serta kadarnya, disamping itu berbeda pula prinsip, tujuan
dan jaminan
BAB II
PEMBAHASAN
ZAKAT DAN PAJAK
A. Pengertian zakat dan pajak
1. Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang
yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya )fakir miskin dan sebagainya( menurut ketentuan yang telah
ditetapkan oleh syarat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
- Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada
bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter )2,5 kilogram(
makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
- Zakatkmaalk(harta)
Makalah Hadist Tarbawi - 15
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas
dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri
Yang berhak menerima
Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, yakni:
1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
3. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya
5. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya
6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak
sanggup untuk memenuhinya
7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah )misal: dakwah, perang
dsb(
8. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.
Yang tidak berhak menerima zakat
Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah )zakat(
bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." )HR
Bukhari(.
Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari
tuannya.
Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal
bagi kami )ahlul bait( mengambil sedekah )zakat(." )HR Muslim(.
Makalah Hadist Tarbawi - 16
Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
Orang kafir.
2. Pajak
Pajak menurut para ahli keuangan ialah : kewajibab yang ditetapkan
terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan
ketentuan, tanpa dapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk
membiayai pengeluaran – pengeluaran umum disatu pihak dan untuk
merealisir sebagian tujuan ekonomi.
B. Dasar Hukum Wajib Pajak dan Zakat
Dasar hukum wajib pajak
Dalam Al-qur’an: Dalam surat An-Nisa : 29
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan cara yang batil. QS.An-
Nisa : 29
Dalam ayat diatas Allah melarang hamba-Nya saling memakan harta
sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan. Dan pajak adalah salah
satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya
Makalah Hadist Tarbawi - 17
Dasar hukum wajib zakat:
Dalam Al-qur’an: Dalam surat At- Taubah: 103
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.(Q.S At-Taubah:103)
C. Pendapat Para Ulama tentang Zakat dan Pajak
- Pendapat Syekh Ulaith
Syekh Ulaith dalam fatwanya dari mazhab Maliki menyebutkan
bahwa seseoarang yang memiliki ternak yang sudah mencapai nisabnya
dan dipungut uang setiap tahunya tetapi tidak atas nama zakat, maka ia
tidak boleh berniat zakat dan jika ia berniat zakat maka kewajibannya
tidak menjadi gugur sebagaimana telah diftwakan oleh Nasir al- Hatab.
- Fatwa Sayid Rasyid Ridha
Seseorang yang mempunyai tanah dan telah dipungut uangnya
separuh dan seperempat oleh orang nasrani tidaklah termasuk kewajibab
zakat, karena sesungguhnya dari hasil bumi itu adalah dari harta zakat
yang wajib dikeluarkan pada delapan sasaran (delapan ashnaf) menurut
nash, maka bebaslah pemilik tanah dari kewajibanya. Harta yang dipungut
orang nasrani tadi dianggap sebagai pajak dan tidak menggugurkan wajib
zakat, hal ini berarti bahwa pajak tidak dapat dianggap sebagai zakat.
Makalah Hadist Tarbawi - 18
- Fatwa Syakh Mahmud Syaltut
Dalam masalah yang dibicarakan, bahwa zakat bukanlan pajak. Pada
prinsipnya pendapat beliau sama dengan ulama – ulama yang
mengatakan bahwa zakat dan pajak berbeda asas dan sasaranya. Zakat
kewajibab atas Allah sedangkan pajak kewajiban kepada pemerintah
(penguasa).
Dari tiga pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat harus
dikeluarkan sesudah memenuhi persyaratan, walaupun seseoarang telah
membayar pajak. Sebaiknya pajak tetap dipungut walaupun sudah
menunaikan zakat.
D. Persamaan dan Perbedaan Antara Zakat dan Pajak
1( Persamaan Zakat dan Pajak
- Sama – sama mempunyai unsur paksaan dan kewajiban yang
merupakan cara untuk menghasilkan pajak, juga terdapat dalam
zakat.
- Bila pajak harus disetorkan kepada lembaga masyarakat )negara(
pusat maupun daerah, maka zakat pun demikian, karena pada
dasarnya zakat itu harus diserahkan pada pemerintah sebagai
badan yang disebut dalam Al-Qur’an : amil zakat.
- Dalam ketentuan pajak ialah tidak adanya imbalan tertentu,
demikian halnya dalam zakat. Seseoarang membayar zakat adalah
selaku masyarakat islam.
- Pajak pada zaman modern mempunyai tujuan kemasyarakatan,
ekonomi dan politik disamping tujuan keuangan, maka zakat pun
Makalah Hadist Tarbawi - 19
mempunyai tujuan yang lebih jauh dan jangkauan yang lebih luas
pada aspek - sapek yang disebutkan tadi dan aspek –aspek lain,
semua itu sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan pribadi dan
masyarakat.
2( Perbedaan Zakat dan Pajak
- Dari Segi Nama dan Etikanya:
Kata zakat menurut bahasa, berarti suci, tumbuh dan berkembang.
Dalam syari’at islam zakat untuk mengungkapkan arti dari bagian
harta yang wajib dikeluarkan untuk fakir miskin dan para mustahik
lainya. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat: 276
yang artinya:’’Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah“
Sedangakan pajak diambil dari kata dharaba, yang artinya utang,
pajak, tanah atau upeti. Yaitu sesuatu yang mesti dibayar, sesuatu
yang menjadi beban. Seperti yang dikatakan dalam Al- Qur’an surat
Al-Baqarah ayat: 61 yang artinya: “ Dan timpakan atas mereka
kehinaan dan kemiskinan”
- Mengenai Hakikat dan Tujuannya
Zakat adalah ibadah yang yang diwajibkan kepada orang islam,
sebagai tanda syukur kepada Allah SWT dan mendekatkan diri
kepadanya. Adapun pajak adalah kewajiban dari negara semata –
mata yang tidak ada hubungannya dengan makna ibadat dan
pendekatan diri.
- Mengenai Batas Nisab dan Ketentuanya
Zakat adalah hak yang ditentukan oleh Allah, sebagai pembuat
syariat. Dialah yang menentukan batas nisab bagi setiap macam
benda juga Allah memberikan ketentuan atas kewajibab zakat itu
seperlima, sepersepuluh, separuh, sampai seperempat puluh. Berbeda
dengan pajak yang tergantung pada kebijaksanaan dan kekuatan
penguasa baik mengenai objek, presentase, harga dan ketentuannya,
Makalah Hadist Tarbawi - 20
bahkan ditetapkan dan dihapuskan pajak tergantung pada penguasa
sesuai dengan kebutuhan.
- Maksud dan Tujuan
Zakat mempunyai tujuan spiritual dan moral yang legih tinggi dari
pajak. Tujuanya cukup jelas dan tegas dalam firman Allah mengenai
keadaan pemilik harta yang berkewajiban mengeluarkan zakat,
Firmannya adalah : ’’ Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka,
dengan sedekah itu kamu membersihkan dan mensucikan dan
berdoalah buat mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi
ketentuan jiwa bagi mereka. Sedangkan pajak tidak mempunyai
tujuan yang luhur, selain untuk menghasilkan pembiayaan )uang(
untuk mengisi kas negara )mazhab netro pajak(.
E. Syarat Pemungutan Pajak
Tidaklah mudah membebankan pajak pada masyarakat, bila terlalu
tinggi maka masyarakat eggan membayarnya, sedangkan jika terlalu
rendah maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang
kurang. Oleh sebab itu agar tidak terjadi masalah maka pemungutan
pajak harus memenuhi persyaratan yaitu :
1. Pemungutan pajak harus adil
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk
menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang – undangan maupun adil dalam pelaksanaanya.
2. Pemungutan pajak harus berdasarlan UU
Makalah Hadist Tarbawi - 21
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1245 yang berbunyi : pajak dan
pungutan yang bersifat umum keperluan negara diatur dengan
Undang – Undang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan UU tentang pajak, yaitu:
- Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan
UU tersebut harus dijamin kelancaranya
- Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan
secara umum
- Jaminan hukum akan terjaganya kerahasiaan bagi para wajib pajak
BAB III
KESIMPULAN
Zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan Allah terhadap harta
kaum muslimin yang di peruntukkan bagi fakir miskin dan mustahik
lainnya, sebagai tanda syukur atas nikmat Allah dan untuk mendekatkan
diri kepadanya serta membesihkan diri dari hartanya. Sedangkan, pajak
menurut para ahli keuangan ialah : kewajibab yang ditetapkan terhadap
wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan
ketentuan, tanpa dapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk
membiayai pengeluaran – pengeluaran umum disatu pihak dan untuk
merealisir sebagian tujuan ekonomi.
Makalah Hadist Tarbawi - 22
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M Ali, 2006, zakat dan infak: salah satusolusi mengatasi
masalah sosial di indonesia, jakarta : kencana
Mufraini, M Arief, 2006,akuntansi dan manajemen zakat,jakarta :
kencana
Gusfahmi, 2007, pajak menurut syari’ah, jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Qardawi, Yusuf, 1988, Hukum Zakat, Bogor: PT Pustaka Litera Antar
Nusa,
Makalah Hadist Tarbawi - 23
Makalah Hadist Tarbawi - 24