Makalah Garcinia Dulcis. Kurz (Mundu)
-
Upload
sarah-fatia-fauzia -
Category
Documents
-
view
280 -
download
12
description
Transcript of Makalah Garcinia Dulcis. Kurz (Mundu)
UNIVERSITAS INDONESIA
MAKALAH TUGAS KHUSUS PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
GARCINIAE CORTEX (KULIT BATANG MUNDU)
Garcinia dulcis. Kurz (Mundu)
SARAH FATIA FAUZIA
1006705376
FAKULTAS FARMASI
DEPOK
MEI 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Garcinia dulcis.Kurz
ini disusun dalam rangka pemenuhan nilai tugas mandiri praktikum Farmakognosi jurusan
Farmasi.
Terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada Dr. Dra. Berna Elya Apt., M.Si sebagai
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam
proses pembuatan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga
berterima kasih kepada Kebun Raya Bogor yang telah menyediakan tanaman yang penulis
butuhkan baik simplisia, rajangan maupun herbarium. Tak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih atas bantuan semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah
membantu dan memberikan moral maupun material sehingga penulis dapat membuat makalah
ini dengan baik dan benar.
Tema umum yang diangkat pada makalah ini adalah morfologi tanaman, identifikasi
simplisia dan kandungan kimia dari tanaman Garcinia dulcis.Kurz. Penulis berharap
informasi-informasi yang terdapat dalam makalah ini dapat berguna bagi pembaca.Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini maka penulis memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata atau informasi dalam makalah ini.Oleh karena itu, penulis
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik.
Depok, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 SejarahTanaman ……………………………………………………………………... 1
1.2 Tempat Tumbuh Tanaman ……………………………………………………... 1
1.3 Budidaya Tanaman ……………………………………………………………... 1
1.4 Penggunaan Tanaman ……………………………………………………………... 2
BAB II KLASIFIKASI DAN TATA NAMA
2.1 Klasifikasi Tanaman ……………………………………………………………... 4
2.2 Tata Nama Tanaman ……………………………………………………………... 4
BAB III MORFOLOGI, HABITAT DAN PENYEBARAN
3.1 Morfologi Tanaman ……………………………………………………………... 6
3.2 Habitat Tanaman ……………………………………………………………... 10
3.3 Penyebaran Tanaman ……………………………………………………………... 11
BAB IV IDENTIFIKASI SIMPLISIA
4.1 Makroskopik ………………………………………………………………...…… 12
4.2 Mikroskopik ……………………………………………………………………... 12
4.3 Identifikasi Kandungan Kimia ……………………………………………………... 15
BAB V KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI DAN PENGGUNAAN SECARA
TRADISIONAL DAN BERDASARKAN PENELITIAN
5.1 Kandungan kimia ……………………………………………………………... 16
5.2 Cara isolasi ……………………………………………………………………... 19
5.3 Penggunaan Secara Tradisional ……………………………………………... 21
5.4 Penggunaan Berdasarkan Penelitian ……………………………………………... 22
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………... 28
6.2 Saran ……………………………………………………………………………... 28
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SejarahTanaman
Garcinia dulcisatau lebih dikenal dengan mundu di Indonesiamerupakan jenis pohon
buah-buahan yang semakin langka. Mundu termasuk dalam anggota genus Garcinia yang
berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asem kandis (Garcinia
parvifolia).
Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan
sebagian Kalimantan, namun ternyata juga dapat ditemukan diIndia, Semenajung Malaysia,
Filipina dan Thailand Selatan. Tanaman ini dibudidayakan sebagai pohon buah di Asia
Tenggara dan mulai ditanam di Amerika bagian tropis.
Sejak jaman dahulu kulit dan kayu buah mundu sering dipakai sebagai campuran pembuat
warna hijau alami.Buah mundu juga dijadikan campuran dalam jamu tradisional.Buahnya
dapat langsung dimakan untuk memperlancar buang air besar karena memang daging buahnya
cukup banyak mengandung serat.
1.2 Tempat Tumbuh Tanaman
Pohon mundu tumbuh di Indonesia (Jawa dan sebagian Kalimantan) dan telah ditanam di
India dan negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Filipina. Tanaman
mundu akan tumbuh baikjika ditanam pada jenis tanah yang subur dan gembur yang
mengandung banyak humus serta aerasi serta drainasenya baik. Habitatnya adalah daerah
dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl terutama pada daerah-daerah hutan yang
teduh dan terlindung dengan suhu antara 22o-32° C dengan curah hujan tinggi antara 1.500-
2.500 mmdan merata sepanjang tahun.
1.3 Budidaya Tanaman
Tanaman mundu merupakan tanaman yang tergolong langka saat ini. Namun
pembudidayaan tanaman ini belum luas dilakukan. Tanaman mundu umumnya dibudidayakan
dengan cara penanaman biji atau dengan cara cangkok. Perawatannya cukup mudah, pohon
mundu dirawat dengan penyiraman yang dilakukan secara berkala serta dijaga kelembapan
tanahnyakarena tanaman ini akan tumnbuh subur pada daerah yang lembab dan teduh.
Penyemprotan insektisida hanya dilakukan bila diperlukan agar tanaman terhindar dari
serangan hama dan ulat bulu. Berikan pula pupuk organikagar pertumbuhan tanaman mundu
baik dan lakukan secara berkala.
Tanaman mundu biasanya akan berbuah pada bulanApril-September sedangkan buahnya
akan matang pada bulan Juli-November. Buah dapat dipetikketika warnanya berubah dari
hijau menjadi kuning mengkilap.
1.4 Penggunaan Tanaman
Sejak jaman dahulu kulit dan kayu mundu digunakan sebagai pewarna hijau alami. Di
Jawa, oleh penduduk daerah Gresik, campuran kayu mundu, kayu laban, pandan, atal, tawas,
prusi dan sendawa memberikan warna hijau tua. Sedangkan di Madura campuran kayu mundu,
gula, tawas dan jeruk digunakan untuk menghasilkan warna hijau alami.Di daerah Pacitan
warna hijau alami diperoleh dari campuran pepagan mundu, pepagan mangga, tegeran, perusi
dan tanjung.Pepagan mundu juga dipakai untuk mewarnai tikar.
Dalam pengobatan buah mundu juga sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai mavam
penyakit. Buahnyadapat dimakanlangsung,tetapi rasanyasangat asamkarena getah dari buah ini
mengandung banyak Vitamin C. Jika dimakan secara langsung getah yang kuat dari buah
mundu ini dapat menimbulkan iritasiringan di bibir bagi yang tidak terbiasa. Oleh karena itu
biasanya buahnya dibuatmenjadiselai atau jika dimakan secara langsung buah mundu lebih
baik dikupas dan dicuci terlebih dahulu sehingga getah buahnya hilang. Ekstrak hancur dari
berbagai bagian mundu lainnya juga berfungsi dalam pengobatan, diantaranya :
1. Ekstrak hancur buah mundu digunakan sebagai ekspektoran batuk dan mengobati
penyakit kudis.
2. Ekstrak hancur dari akar pohon mundu digunakan untuk menghilangkan demam dan
untuk mengurangi keracunan dan detoksifikasi.
3. Ekstrak hancur dari kulit kayu mundu digunakan untuk membersihkan luka.
4. Biji mundu yang ditumbuk, di Jawa dan Singapura diterapkan untuk menyembuhkan
pembengkakan.
BAB II
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA
2.1 Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae- Tanaman
Subkingdom : Tracheobionta - Tanaman Vaskular
Superdivision : Spermatophyta - Tanaman Benih
Division : Magnoliophyta - Tanaman berbunga
Class : Magnoliopsida - Dikotil
Subclass : Dilleniidae
Order : Theales
Family : Clusiaceae – Keluarga manggis
Genus : Garcinia L.
Species : Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz
2.2 Tata Nama Tanaman
Dalam bahasa latin (ilmiah), mundu disebut Garcinia dulcis yang bersinonim dengan
Garcinia longifolia dan Xanthochymus javanensis. Di berbagai daerah mundu juga dikenal
dengan nama-nama khas lainnya, yaitu:
1. Jawa : rata, baros, moendo, munder, mundu, munduratau klendeng
2. Sunda : jawura atau golodogpanto
3. Madura : mondhu
4. Jakarta : kemejing, wadung
5. Makassar :patung-patung
6. Bahasa Inggris : baniti, egg tree, gourka, mundu ataurata fruit
7. Filipina : bagalot ( Bisaya ), buneg ( Iloko ), baniti ( Tagalog), taklang-anak
8. Thailand :maphut
9. Belanda : moendoe
10. Gorontalo : mundu
11. Vietnamesse : bứa Ngot, tai
12. Malaysia : mundu, mendu
BAB III
MORFOLOGI, HABITAT DAN PENYEBARAN
3.1 Morfologi Tanaman
( sumber : http://www.fruitipedia.com/Rata_garcinia_dulcis.htm )
Gambar 3.1.1:Pohon mundu
Tumbuhan mundu (Garcinia dulcis) berupa pohon berbatang pendek dengan tinggi
maksimal 10-20m, diameter batang 0,20 m dengan tajuk yang mengerucut ke atas. Tumbuhan
ini memiliki bunga dan buah yang banyak bergerombol.
(sumber : Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants: Volume 2, Fruits, Volume 2)
Gambar 3.1.2 :Kasar kulit kayu, coklat tua dan cabang miring
Batangnya mempunyai kulit berwarna coklat gelap dan kasar, cabang berwarna hijau dan
mempunyai semacam getah berwarna putih yang akan berubah menjadi coklat pucat saat
kering. Batang mundu ditumbuhi banyak ranting yang tumbuh menyudut dan berbentuk
hampir persegi empat yang mudah patah serta dikelilingi bulu-bulu halus.
( sumber : kea_garcinia_dulcis_mundu.pdf)
Gambar 3.1.3 :Daun pohon mundu
Daun mundu berbentuk bundar telur sampai lonjong jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar
3,5 – 14 cm, hijau pucat bila muda, permukaan atas hijau gelap dan mengkilat, pada bagian
bawah dengan tulang tengah yang menonjol dan keras, urat-urat daun banyak dan paralel,
panjang tangkai daun sampai 2 cm.
Gambar 3.1.4 :Aksiler fasikula bunga padat danbesar, daun lonjong
(sumber: Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants)
Bunga mundu muncul di dekat pangkal daun berwarna kuning keputihan dan berbau
harum. Bunga dipadat bergerombol kecil-kecil dan dikemas jilid, aksiler 6-12. Bunga
pentamerous dengan 5 sepal. Bunga jantan lebih kecil, 6 mm dengan 5 benang sari adelphous,
kuning lobed hard pusat dan putik belum sempurna. Bunga betina memiliki cuping cakram
tebal, 5-lobed stigma, sessile dan lebih besar dari 12 mm.
( sumber : http://www.botany.hawaii.edu/faculty/carr/images/gar_dul_fr.jpg)
Gambar 3.1.5 :Buah mundu yang masak
Buah mundu tumbuh bergerombol berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah agak
meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buahnya berwarna hijau muda saat masih mentah
dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak. Buah mundu (Garcinia dulcis)
memiliki 1-5 biji berukuran 2,5 cm berwarna coklat. Ketika buahnya dibuka terlihat kulit yang
tebal dan isi berwarna putih susu agak bening dan beruas-ruas seperti pada manggis. Buahnya
seperti selaput tipis dan tidak bisa digigit dan rasanya asam.Daging kuning lunak memiliki
konsistensi seperti mentegadan rasa menyenangkan asam. Buahnya dapat dimakansegar, atau
diawetkan dan biasa disajikan sebagai sherbets ataudibuat menjadi selai pasta atau mentega,
dapat juga dijadikan manisan.
3.2 Habitat Tanaman
Habitatnya adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl terutama pada
daerah-daerah hutan yang banyak humusnya dan terlindung dari sinar matahari dengan suhu
22o-32oC serta memiliki curah hujan yang tinggi.Tanaman ini akan tumbuh subur ditempat
yang teduh dan lembab.
Tanaman mundu biasanya akan berbuah pada bulanApril-September sedangkan buahnya
akan matang pada bulan Juli-November. Buah dapat dipetikketika warnanya berubah dari
hijau menjadi kuning mengkilap.
3.3 Penyebaran Tanaman
Pohon mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa
dan sebagian Kalimantan, namun ternyata juga dapat ditemukan di India, Semenajung
Malaysia, Filipina dan Thailand Selatan. Tanaman ini dibudidayakan sebagai pohon buah di
Asia Tenggara dan mulai ditanam di Amerika bagian tropis.
BAB IV
IDENTIFIKASI SIMPLISIA
4.1 Makroskopik
Simplisia yang diambil dari tumbuhan mundu ini adalah kulit batangnya yang mempunyai
berwarna coklat, batang yang masih muda berwarna hijau dengan diameter 0,20 m. Batang
yang telah dewasa dapat mencapai tinggi 10-20 m dengan cabang-cabang yang bersudut.
Tanaman mundu ini mempunyai semacam getah berwarna putih yang akan berubah menjadi
coklat pucat saat kering. Batang mundu ditumbuhi banyak ranting dan berbentuk hampir
persegi empat dengan dikelilingi bulu-bulu halus danmudah patah.
4.2 Mikroskopik
Secara mikrosopik tumbuhan Garcinia dulcis ini memiliki satu lapi sel epidermis atas
berbentuk persegi empat yang tersusun secara vertikal dan dibawahnya terdapat satu lapis
lapisan hipodermis yang berbentuk persegi panjang yang tersususn horizontal. Dibawahnya
terdapat jaringan parenkim yang didalamnya terdapat ca-oksalat yang berbentukkristal serta
adapula rongga-rongga lisigen yang tersusun rapi. Pada bagian dekat hipodermis rongga
lisigen berbentuk lebih kecil dibanding yang terdapat pada bagian bawah. Sklereidnya
tersusun atas tiga lapis.
Gambar 4.2.1 :
Bagian kulit batang Garcinia dulcis yang telah diserbuk
Keterangan :
1. Ca-oksalat
2. Serabut
3. Serat
4. Parenkim
5. Serabut dengan Ca-oksalat
6. Epidermis
7. Epidermis dengan berkas pembuluh
8. Sel batu
Gambar 4.2.2 Penampang membujur kulit batang Garcinia dulcis
Keterangan :
1. Kutikula
2. Hipodermis
3. Jaringan parenkim
4. Epidermis atas
5. Sklereid
6. Serabut dengan Ca-oksalat
7. Ca-oksalat
Gambar 4.2.3 Penampang melintang kulit batang Garcinia dulcis
Keterangan (Dari atas ke bawah) :
1. Epidermis atas
2. Hipodermis
3. Jaringan Parenkim dengan Ca-oksalat dan Rongga Lisogen
4. Lapisan Sklereid
4.3 Identifikasi Kandungan Kimia
Identifikasi kandungan senyawa kimia didalam ekstrak dilakukan dengan kromatografi
lapistipis dengan menggunakan fase diam silika gelekstrak etil asetatGF254 dan fase gerak
yang sesuai untuk golongansenyawa flavonoid, saponin dan tanin. Deteksidilakukan di bawah
sinar ultra violet 254 dan 366nm dengan penampak bercak anisaldehide-asamsulfat pekat, uap
amoniak, dan FeCl3.Uji kualitatif dengan pereaksi FeCl3 dalam metanol memberikan warna
hijau tua yang menunjukkan adanya senyawa fenolat.
BAB V
KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI DAN PENGGUNAAN SECARA
TRADISIONAL DAN BERDASARKAN PENELITIAN
5.1 Kandungan kimia
Tumbuhan spesies Garcinia diketahui kaya akan kandungan senyawa xanthon
teroksigenasi dan terprenilasi dan beberapa diantaranya mempunyai aktivitas biologis dan
farmakologis yang beragam diantaranya sebagai sitotoksik, antifungal, antimikrobial,
antioksidan, antimalaria, antiinflamasi dan aktivitas anti-HIV (Merza,dkk., 2004; Lannang,
dkk., 2005).
Sembilan puluh senyawa tersebut diidentifikasi dalam konsentrat aroma volatile
buah,dimana linalool, a-terpineol dan asam heksadekanoat ditemukanmenjadi konstituen
utama (Pino dkk. 2003).
Senyawa fenolikyaitu santon dan flavonoid diisolasi dari berbagai bagian
tanaman. Senyawa ini menunjukkan aktivitas antioksidan –scavenging radikal dan aktivitas
antibakteri. Dari buah hijau, berikut inidilaporkan: dulcinoside, dulcisisoflavone,
dulcisxanthone A dan asetat sphaerobioside bersama-sama dengan 22 senyawa yang dikenal
(Deachathai dkk.2005).
Dulcisflavan, dulcisxanthone B dan isonormangostin bersama-sama dengan 22 senyawa
yang dikenal diisolasi dari buah masak. Dulcisxanthones C-F (1-4) dan dulcinone bersama-
sama dengan 22 senyawa yang dikenal diisolasi dari owers fl (Deachathai et
al.2006).Dulcisxanthone G, 1,3,6-trihidroksi-2-(2,3-dihidroksi-3-methylbutyl)-7-metoksi-8-
(santon 3-metil-2-butenil), bersama dengan 13 senyawa yang dikenal diisolasi dari biji
(Deachathai et al. 2008) dan dulxanthone E, pyranoxanthone, dari daun ( Kosela et al, 1999).
Sebuah ekstrak daun ditemukan memiliki efek hipokolesterolemik dengan menurunkan
tingkat lipid dalamhiperkolesterolemia tikus.Sebuah depsidone baru bernama garcinisidone-A,
enam baru santon bernama assiguxanthone-A dan-B dan dulxanthone-A,-B,-C, dan D-, dan
empat pyranoxanthones baru bernama latisxanthone-A,-B,-C, dan - D, serta beberapa santon
diketahui, benzofenon, chromone, dan biflavanone derivatif, diisolasi dari kulit batang (Ito et
al. 1997).
Ekstrak etanol kulit kayumengandungxanthones, yaitu 1,7-dihydroxyxanthone, 12b-
hidroksi-des-D-garcigerrin A, 1-O-methylsymphosanton, symphoxanthone dan
garciniaxanthone menghambat pertumbuhan parasit malaria, Plasmodium falciparum
(Likhtiwitayawuid et al. 1998).
Dari kulit Garcinia dulcis, senyawa xanthon baru, dulciol A, diisolasi selain dua santon
dikenal [12b-hydroxydes-D-garcigerin dan toxyloxanthone B]. Selanjutnya, dari akar tanaman
ini, santon baru empat dengan sekelompok 1,1-dimethylallyl, dulciols BE, diperoleh, selain
delapan santon dikenal [2; garciniaxanthonesA, B dan D; globuxanthone dan
subelliptenonesC, D dan F].
Dari cabang-cabang Garcinia dulcis [1,4,6-trihidroksi-5-metoksi-7-(3-methylbut-2-enil)
santon] dan friedelin triterpenoid dan flavonoids dikenal 3'-(3-methylbut-2 -enil) naringenin,
I3, II8-biapigenin dan podocarpusfl avone Sebuah diisolasi (Harrison dkk 1994).
Dari akar Garcinia dulcis, tiga baru benzofenon-santon dimer bernama garciduols AC
diisolasi selain santon baru, 1,3,6-trihidroksi-7-methoxyxanthone (IInuma et al. 1996b).
Lima terkenal santon [2,5-dihidroksi-1-metoksi; 1,4,5-trihidroksi; 1,3,5-trihidroksi-;
1,3,6-trihidroksi-5-metoksi, dan 1,3,6 - trihidroksi-8-isoprenyl-7-methoxyxanthone] Plat 6
matang dan mentah, buah pelat bulat 5 Close-up buah menunjukkan sisa-sisa (knob) dari
stigma 38 Clusiaceae juga diisolasi dari akar (Iinuma et al. 1996a).
Morelloflavone, sebuah biflavonoid, terdistribusi diekstrak dari Garcinia dulcis, telah
menunjukkan antioksidan, antivirus, antikanker, hipokolesterolemik dan antiinflammatory
properti. Beberapa sifat farmakologiG. dulcis bagian tanaman yang diuraikan di bawah ini.
1. Antioksidan Aktivitas
Morelloflavone dan santon terprenilasi, camboginol, diisolasi dari buah dipamerkan
kuatantioxidation efek di kedua Fe 2 + yang dimediasi dan non-logam yang disebabkan
manusia low-density lipoprotein (LDL) oksidasi (Hutadilok-Towatana et al. 2007).
Antioksidan terkenal, sebuah tokoferol (vitamin E), ditemukan kurang kuat dari kedua
senyawa berdasarkan pengujian yang sama sistem.
2. Antivirus dan Antikanker
Morelloflavone menunjukkan significant antivirus aktivitas terhadap HIV-1 (galur LAV-1)
diphytohemagglutinin-dirangsang primer manusia perifer darah sel mononuklear (Lin et
al.1997). Studi menunjukkan bahwa morelloflavone yang bisa menghambat faktor
pertumbuhan endotel vaskular (VEGF)-diinduksi sel proliferasi, migrasi, invasi, dan kapiler-
seperti pembentukan tabung pembuluh darah umbilikalis utama berbudaya manusia endotel sel
dengan cara yang tergantung dosis. Di Selain itu, morellofl avone menghambat pertumbuhan
tumor dan tumor angiogenesis sel kanker prostat (PC-3) di mouse model xenograft tumor in-
vivo, menunjukkan bahwa morelloflavone menghambat tumorigenesis dengan menargetkan
angiogenesis.Morellofl avone ditemukan mengerahkan tindakan antiangiogenic oleh
menargetkan aktivasi Rho-GTPases (Rhoguanosine trifosfat hidrolase enzim) dan ERK (sinyal
ekstraseluler diatur kinase) sinyal jalur (Pang dkk. 2009). Angiogenesis adalah langkah
penting dalam pertumbuhan tumor, invasif, dan metastasis. N-heksana ekstrak
pyranoxanthonoids terprenilasi dari buah juga dipamerkan efek sitotoksik (Soemiati et
al. 2002).
3. Anti-inflammasi
Morelloflavone diberikan efek antiinflammatory pada model binatang, dengan penghambatan
ampuh 12-O-tetradecanoylphorbol 13-asetat (TPA) - diinduksi telinga infl ammation pada
tikus setelah topikal administrasi (Gil et al. 1997). Ini ireversibel menghambat sekretori
fosfolipase A2 (PLA2) in-vitro, dengan potensi tinggi pada manusia rekombinan sinovial dan
enzim racun lebah (IC50 = 0,9 dan 0,6 m M, masing-masing). Morelloflavone ditunjukkan
menjadi penghambat sekresi PLA2 dengan selektivitas untuk kelompok II dan 111 enzim dan
mungkin memiliki potensial sebagai alat farmakologis. Aktivitas hipokolesterolemik
Morelloflavone, dari Garcinia dulcis ditemukan menghambat HMG-CoA (3-hidroksi-3-
methylglutarylcoenzyme A) reduktase aktivitas dengan bersaing dengan enzim sedangkan itu
adalah non-kompetitif terhadap NADPH (Tuansulong et al. 2011). Kedua subunit avonoid fl
senyawa, naringenin dan luteolin, sama-sama bersaing dengan HMGCoA dan juga non-
kompetitif dengan NADPH bentuk (nikotinamida adenin mengurangi dinukleotida
fosfat). Data yang disarankan bahwa masing-masing subunit morelloflavone akan
menempati tempat aktif enzim, sehingga memblokir akses dari substrat nya. Studi tersebut
menunjukkan bahwa ini biflavonoid dapat berfungsi sebagai baru calon untuk pengembangan
masa depan hipokolesterolemik agen.
4. Kardiovaskular Kegiatan
Pinkaew dkk. (2009), menemukan morelloflavone dapat mencegah restenosis instent, yang
paling menyenangkan komplikasi dari intervensi koroner perkutan, disebabkan oleh sel otot
polos vaskuler (VSMC) migrasi ke dalam dan proliferasi di intima. Dalam endotelium-
denudated karotid tikus Garcinia dulcis 39 arteri, oral morelloflavone signifikan menurunkan
derajat cedera akibat neointimal hiperplasia, melalui penghambatan VSMC migrasi, tanpa
apoptosis inducing atau neointimal siklus sel penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan
morelloflavone menjadi agen oral yang layak untuk pencegahan restenosis, tanpa
mengorbankan efek pada integritas dan penyembuhan dari cedera arteri. Restenosis adalah
terjadinya kembali stenosis, penyempitan pembuluh darah, yang menyebabkan terbatas aliran
darah.
5.2 Cara Isolasi
Ekstrasi dan isolasi dilakukan dari kulit batang tanaman Garcinia dulcis untuk
mendapatkan senyawa xanthon yang diduga mempunyai aktivitas antimalaria dan antioksidan.
Pertama sebanyak 3,0kgkulit batang Garcinia dulcis diekstraksi dengan pelarut n-heksana
kemudian ampasnya dimaserasi dengan etil asetat pada suhu kamar. Maserat disaring dan
dipekatkan dengan vaccum evaporator hingga menghasilkan ekstrak dengan bobot tetap.
Fraksinasiterhadap fraksi etil asetat padat (21 g)dilakukan dengan eluen
campurandiklorometana – etil asetat dengan berbagaiperbandingan [(19 : 1), (9 : 1), (4 : 1),
(7 : 3),(11 : 9)] dilanjutkan dengan etil asetat, asetondan metanol yang menghasilkan 33
fraksikemudian dilakukan penggabungan yangmenghasilkan enam fraksi gabungan,
yaitufraksi A, B, C, D, E dan F. Fraksi D (1,6 g)difraksinasi lebih lanjut menggunakan
eluendiklorometana : aseton [(93 : 7, 92 : 8, 90 :10)] dan aseton menghasilkan 44
fraksi.Penggabungan fraksi tersebut berdasarkanpada hasil analisis kromatogram KLT
denganeluen kloroform : metanol (17 : 3)menghasilkan empat fraksi gabungan yaitu a,b, c dan
d. Fraksi d dan e digabung yang selanjutnya disebut fraksi X (0,921 gr) dan difraksinasi lebih
lanjut dengan KCV menggunakan eluen diklorometana : etil asetat [(83 : 17), (82 : 18),
(80 : 20)], etil asetat danaseton menghasilkan 59 fraksi kemudian digabung menghasilkan
enam fraksi gabunganyaitu fraksi X1, X2, X3, X4, X5dan X6. Padatan pada fraksi gabungan
X5 sama dengan fraksi X6 sehingga dapat digabung yang selanjutnyadirekristalisasi.
Rekristalisasi dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakancampuran pelarut etil asetat
pa dan n-heksana pa menghasilkan padatan kuning (250 mg) dengan titik leleh 231o– 232oC
yang kemudian disebut senyawa (1).
Fraksi C (3,5 gram) difraksinasi lebih lanjut dengan KCV menggunakan eluen heksana:
etil asetat [(75 : 25), (73 : 27), (71 :29), (69 : 31), (67 : 33), (64 : 36), (61 : 39), (50: 50)], etil
asetat dan aseton menghasilkan 75fraksi kemudian digabung menghasilkan limafraksi
gabungan yaitu fraksi C1, C2, C3, C4 dan C5. Fraksi gabungan C4dan C5 digabung yang
selanjutnya disebut fraksi Y (1,5 gram) dan difraksinasi lebih lanjut menggunakan eluen
diklorometana : etil asetat [(87 : 13), (85 : 15),(80 : 20)] dan etil asetat sehingga didapatkan46
fraksi dan berdasarkan analisis kromatogram KLT diperoleh fraksi enam gabungan yaitu
fraksi Y1, Y2, Y3, Y4, Y5danY6. Fraksi gabungan Y6 (144 mg)direkristalisasi menggunakan
campuran pelarut etil asetat pa dan n-heksana pa menghasilkan padatan kuning (84 mg)
dengan titik leleh 223oC-224oC yang kemudian disebut senyawa (2).
Pemisahan ekstrak etil asetat dari kayu batang Garcinia dulcis dengan berbagai metode
seperti partisi, kromatografi dan kristalisasi menghasilkan dua senyawa xanthon yaitu
1,3,4,5,8-pentahidroksisanton (1) dan 1,4,5,8-tetrahidroksisanton (2). Senyawa (1) berupa
padatan kuning dengan titik leleh pada suhu231oC-232oC sedangkan senyawa (2) padatan
kuning (84 mg) dengan titik leleh 223oC-224oC.
Gambar 5.2.1 :
(1) 1,3,4,5,8-pentahidroksisanton dan (2)1,4,5,8-tetrahidroksisanton
5.3 Penggunaan Secara Tradisional
Benih-benih Garcinia dulcis digunakan secara tradisional di Jawa dengan membuatnya
menjadi bubuk dengan ditambahkan atau tanpa cuka dan garam dan diterapkan secara
eksternal untuk pembengkakan dan luka.
Di Thailand, ekstrak hancur buah digunakan sebagai ekspektoran, untuk batuk,
dan penyakit kudis. Ekstrak hancur dari akar digunakan untuk menghilangkan demam, dan
untuk mengurangi keracunan dan detoksifikasi. Ekstrak hancur dari kulit
kayu digunakan untuk membersihkan luka.Berikut penggunaannya secara tradisional :
1. Pengobatan luka
Bakar 8 g biji mundu sampai hangus lalu giling sampai halus dan taburkan serbuk biji
mundu pada luka. Ulangi sebanyak tiga kali sehari.
2. Gondok
Bakar 8 g biji mundu sampai hangus lalu giling sampai halus dan taburkan serbuk biji
mundu pada yang mengalami pembengaan atau gondok.
3. Urus-urus
Bagi penderita gangguan empedu, makan buah mundu sampai terasa ingin buang air besar.
4. Terlalu banyak buang air besar atau diare
Makan sedikit pucuk daun mundu muda segar dua kali sehari.
5. Sariawan
Bakar 8 g biji mundu sampai hangus, lalu giling sampai halus dan taburkan serbuk biji
mundu yang telah halus pada daerah yang sakit tiga kali sehari.
5.4 Penggunaan Berdasarkan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukanGarcinia dulcis bersifat sebagi anti-bakteri dan
anti-malaria, namun juga diduga memiliki sifat sebagai antioksidan. Senyawa yang paling
berperan dalam aktivitas antiplasmodium adalah xanthon, seperti 1,3,4,5,8-
pentahidroksiksanton dan 1,4,5,8- tetrahidroksiksanton (Sukamat and Ersam, 2006), viz 1,7-
dihidroksiksanton, 12β-hidroksides- D-garsigerin A, 1-O-metilsimfoksanton, simfoksanton,
dan garsiniaksanton (Likhitwitayawuid, et al., 1998).Lima senyawa xanthon terakhir sudah
terbukti aktif menghambatpertumbuhan Plasmodium falciparum secara in vitro.
Mekanisme kerja antiplasmodium darisenyawa turunan xanthon belum jelas, tetapi diduga
senyawa ini bekerja dengan caramembentuk kompleks terlarut dengan hemesehingga
menghambat pembentukan hemozoinparasit. Pembentukan hemozoin merupakanproses
dimana parasit melindungi diri dari efektoksik heme yang dilepaskan setelah
digestihemoglobin(Ignatushchenko, et al., 1997).
Penelitian aktivitas antiplasmodium dilakukan dengan memberikan ekstrak etil asetat
secara in vivo terhadap mencit yang diinduksi Plasmodium berghei. Uji aktivitas antimalaria
dilakukan dengan pemeriksaan parasitemia dan jumlah leukosit dalam darah mencit yang telah
diinduksi parasit, setelah pemberian oral ekstrak kulit batang mundu dengan dosis 25 mg, 50
mg, dan 75 mg/kg bb.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada dosis 50 mg/kg BB aktivitas antiplasmodium yang
lebih baikdibandingkan dosis 25 mg/kg BB dan bahkanlebih baik daripada
klorokuin.Aktivitasantiplasmodium ekstrak dosis 75 mg/kg BBjustru lebih rendah dibanding
ekstrak dosis 50mg/kg BB, walaupun masih lebih baikdibanding dosis 25 mg/kg BB.Hal ini
didugakarena pada dosis 75 mg/kg BB kandungansenyawa yang lebih tinggi, khususnya
saponin,yang menyebabkan lisisnya eritrosit, sehinggajumlah eritrosit normal yang berfungsi
sebagaifaktor pembagi dalam penentuan persenparasitemia juga menurun.
Pada penelitian ini jumlah leukosit jugaditentukan karena leukosit merupakan salahfaktor
pertahanan terhadap infeksi.Tingginya jumlah leukosit berkorelasi dengantingginya tingkat
infeksi.Jumlah leukosit setelah pemberiansediaan uji sejalan dengan hasil
pemeriksaanparasitemia.Ekstrak etil asetat 50 mg/kg BBmenunjukkan aktivitas paling tinggi
ditandaidengan jumlah leukosit terendah.
Selain mempunyai aktivitas sebagai antiplasmodium, Garcinia dulcis juga diduga
memiliki efek sebagai antioksidan. Oleh karena itu dilakukan uji pendahuluan dengancara
melarutkan 1 mg senyawa dalam 2 ml metanol, kemudian dielusi dengan eluen aseton :
metilen klorida (4:6), kromatogram dikeringkan dan disemprot dengan larutan 0,2%DPPH
dalam metanol. Setelah 30 menitkromatogram diamati, senyawa yang aktif sebagai
antioksidan menunjukan noda kuningdengan latar ungu (Chaca, dkk, 2005; Conforti,dkk.,
2002). Senyawa yang aktif ditentukannilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-
Vis dengan λ517 nm pada waktu 30menit (Vankar, dkk., 2006; Molyneux, 2004;Han, dkk.,
2004). Senyawa (1) menunjukkan aktivitasyang sangat kuat terhadap radikal bebasDPPH,
dengan nilai EC50senyawa (1) sebesar3,7 ppm dibandingkan dengan senyawa
standarquersetin (EC50 =1,7 ppm).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Garcinia dulcis atau mundu adalah salah satu tanaman langka dari keluarga Clusiaceae
atau keluarga manggis yang mempunyai banyakkegunaan baik medis maupun non medis.
Secara non medis kulit dan kayu mundu luas digunakan di Jawa dan dearah lain di
Indonesia sebagai pewarna hijau alami. Berdasarkan penelitian, kandungan kimia dari mundu
ini cukup banyak, antara lain saponin, flavonoid, tannin, xanthon, Vitamin C yang
tinggi,fosfor dankarbohidrat. Oleh karena itu mundu diketahui mempunyai banyakkegunaan
antara lain buahnya yang mengandung banyak serat dan vitamin C dapat memperlancar buang
air besar, mengobati luka atau sariawan dan mengobati pembengkakan.
Bedasarakan penelitian Garcinia dulcis mengandung dua senyawa xanthon yaitu1,3,4,5,8-
pentahidroksisanton dan 1,4,5,8-tetrahidroksisanton yang diketahui mempunyai sifat sebagai
anti bakteri, anti malaria dan antioksidan yang telah dibuktikan melalui penelitian.
6.2 Saran
Tumbuhan langka mundu atau Garcinia dulcis memiliki manfaat yang sangat banyak
hampir diseluruh bagian tumbuhannya bermanfaat, baik sebagai pewarna alami dan juga
sebagai obat-obatan. Namun, pemanfaatan dan pembudidayaan tanaman ini masih minim
dilakukan mungkin dikarenakan tanaman ini masih kurang populer dibandingkan dengan
Garcinia mangostana yang berasal dari famili yang sama. Penulis berharap agar
pembudidayaan dan pemanfaatan tanaman ini ke depannya dapat luas dilakukan mengingat
khasiatnya yang tida kalah dengan manggis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini atau
kurang lengkapnya data yang penulis berikan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Deachathai S, Mahabusarakam W, Phongpaichit S, TaylorWC (2005) Phenolic
compounds from the fruit ofGarcinia dulcis . Phytochemistry 66(19):2368–2375
Deachathai S, Mahabusarakam W, Phongpaichit S, TaylorWC, Zhang Y-J, Yang C-R
(2006) Phenolic compoundsfrom the fl owers of Garcinia dulcis . Phytochemistry67(5):464–
469
Deachathai S, Phongpaichit S, Mahabusarakam W(2008) Phenolic compounds from the
seeds ofGarcinia dulcis . Nat Prod Res 22(15):1327–1332
Hariana, H. Arief, Tumbuhan OBAT & KHASIATNYA SERI 2 (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2007).
Harrison LJ, Leong L-S, Leong Y-W, Sia G-S, Keng-Yeow Sim K-Y, Tan HT-W (1994)
Xanthone and flavonoidconstituents of Garcinia dulcis (Guttiferae).Nat Prod Res 5(2):111–
116
Iinuma M, Ito T, Tosa H, Tanaka T (1996a) Five new xanthonesfrom Garcinia dulcis . J
Nat Prod 59(5):472–475
Iinuma M, Tosa H, Ito T, Tanaka T, Riswan S (1996b) Threenew benzophenone-
xanthone dimers from the root ofGarcinia dulcis . Chem Pharm Bull 44(9):1744–1747
Ito C, Miyamoto Y, Nakayama M, Kawai Y, Rao KS,Furukawa H (1997) A novel
depsidone and some newxanthones from Garcinia species. Chem Pharm Bull45(9):1403–1413
Kosela S, Hu LH, Yip SC, Rachmatia T, Sukri T, DaulayTS, Tan GK, Vittal JJ, Sim KY
(1999) Dulxanthone E:a pyranoxanthone from the leaves of Garcinia dulcis .Phytochemistry
52(7):1375–1377
Pino J, Marbot R, Rosado A, Vazquez C (2003) Volatileconstituents of fruits of
Garcinia dulcis Kurz. FromCuba. Flav Fragr J 18(4):271–274
Likhitwitayawuid, K., Chanmahasathien, W., Ruangrungsi, N., and Krunkai, J., 1998,
Xanthoneswith antimalarial activity fro Garcinia dulcis.Planta Med, 64, 281-282.
Sukamat and Ersam, T., 2006, Dua Senyawa Santon Dari Kayu Batang Mundu Garcinia
Dulcis(Roxb.) Kurz. Sebagai Antioksidan. Surabaya: Seminar Nasional KimiaVIII 8 Agustus
2010.
Widodo, Gunawan Pamudji dan Rahayu, Mamik Ponco., 2010,Aktivitas antimalaria
ekstrak etil asetat kulitbatang mundu (Garcinia dulcis Kurz).Majalah Farmasi Indonesia, 238-
214.
http://alamendah.wordpress.com/2010/08/05/mundu-garcinia-dulcis-pohon-buah-
langka/( Diakses : 8 April 2012)
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=GADU3 (Diakses : 12 April 2012)
http://toga-sehat.blogspot.com/2012/02/khasiat-mundu.html (Diakses: 12 April 2012)