makalah gambaran umum

83
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dengan melakukan praktek kerja lapangan Ilmu Sosial Budaya Dasar ini yang dikhususkan untuk penelitian kesehatan yang menggunakan perspektif ilmu- ilmu social bukan melakukan penelitian biomedis, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan wawasan tidak hanya di bangku kuliah dengan teori dan konsep, tetapi dapat melihat realitas secara langsung dilapangan, juga diharapkan mampu memilih unsure-unsure kebudayaan dan perilaku masyarakat mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu ditinggalkan karena dianggap dapat merugikan kesehatan. Selain itu mahasiswa juga akan mendapat wawasan tentang kebiasaan tradisi sehubungan dengan perilaku sehat yang meliputi seluruh masa hidup. Dengan menggali dan mengkaji aspek social budaya yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak yang berfokus sebelum kehamilan, masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan serta etnomedisin masyarakat. B. Permasalahan Seperti diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak bentuk masyarakat yang antara satu daerah dengan daerah 1

description

gambaran umum kampung naga hasil pkl ISBD

Transcript of makalah gambaran umum

Page 1: makalah gambaran umum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Dengan melakukan praktek kerja lapangan Ilmu Sosial Budaya Dasar ini

yang dikhususkan untuk penelitian kesehatan yang menggunakan perspektif ilmu-

ilmu social bukan melakukan penelitian biomedis, sehingga mahasiswa dapat

meningkatkan wawasan tidak hanya di bangku kuliah dengan teori dan konsep,

tetapi dapat melihat realitas secara langsung dilapangan, juga diharapkan mampu

memilih unsure-unsure kebudayaan dan perilaku masyarakat mana yang perlu

dipertahankan dan mana yang perlu ditinggalkan karena dianggap dapat

merugikan kesehatan.

Selain itu mahasiswa juga akan mendapat wawasan tentang kebiasaan

tradisi sehubungan dengan perilaku sehat yang meliputi seluruh masa hidup.

Dengan menggali dan mengkaji aspek social budaya yang berkaitan dengan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan, khususnya

kesehatan ibu dan anak yang berfokus sebelum kehamilan, masa kehamilan,

persalinan dan pasca persalinan serta etnomedisin masyarakat.

B. Permasalahan

Seperti diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak bentuk masyarakat

yang antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki perbedaan masih

memegang teguh adat istiadat dan kebudayaannya dengan sangat baik, salah

satunya masyarakat kampong Naga di Tasikmalaya.

Namun demikian masyarakat kampung Naga ini tidak menutup diri dari

dunia luar walaupun mungkin berbeda dengan masyarakat Indonesia pada

umumnya.melihat phenomena ini adalah wajar apabila terdapat keinginan untuk

mengenal lebih dekat tentang masyarakat kampong Naga ini, apalagi dibidang

kesehatan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan.

Sehingga dengan fakta tersebut mahasiswa perlu mengetahui keadaan yang

ada di masyarakat kampong Naga tersebut, sehingga mahasiswa mendapatkan

informasi tentang kebiasaan / tradisi sehubungan dengan perilaku sehat, mengkaji

1

Page 2: makalah gambaran umum

tradisi yang menghambat ataupun mendukung perilaku sehat, sehingga bisa

menentukan alternative cara dan langkah pemecahan masalah yang mungkin

dapat dilaksanakan di masyarakat kampong Naga ini.

C. Tujuan

Menggali dan mengkaji aspek social budaya yang berkaitan dengan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan, khususnya

kesehatan ibu dan anak yang berfokus pada masa sebelum kehamilan, masa

kehamilan, persalinan, pasca persalinan serta etnomedisin / system medis

masyarakat.

D.    Manfaat penelitian

Dari segi akademis, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu

sumber informasi dan bahan acuan untuk melakukan penelitian-penelitian terkait

yang akan dilaksanakan.

1. Mengkaji tradisi yang mendukung dan yang menghambat perilaku sehat

2. Dapat menentukan alternative cara dan langkah pemecahan masalah yang

mungkin dapat dilaksanakan dilapangan.

3. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan suatu kebijakan yang tepat bagi

masyarakat pedesaan.

E. Metode Penelitian

1. Waktu Dan Lokasi Observasi

Observasi dilakukan di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Saluwu

Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu observasi lapangan ini

dilaksanakan pada tanggal 2 juli 2010 mulai pukul jam 10.00 sampai dengan

pukul 16.00

2

Page 3: makalah gambaran umum

2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Observasi : Pengamatan langsung dalam memperoleh data

2. Wawancara responden dan informan.

3. FGD ( focus group discussion ) diskusi dengan beberapa informan yang

membicarakan hal tertentu selaras dengan tujuan penelitian.

Kami mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer

didapatkan melalui pengamatan langsung dan wawacara mendalam dengan para

informan dan responden. Para informan dan responden tersebut terdiri atas warga

desa penelitian, tokoh masyarakat serta pejabat pemerintahan. Sementara itu,

untuk data sekunder diperoleh melalui berbagai literatur serta catatan-catatan

instansi terkait dan pihak-pihak lainnya yang dapat mendukung kelengkapan

informasi yang dibutuhkan.

3. Sasaran informan

a) Warga masyarakat dilokasi kampong naga

b) Informan kunci : kuncen, wakil kuncen, RT, RW, lebe, punduh adat,

c) Informan pangkal : paraji dan sesepuh adat.

d) Informan : warga masyarakat sesuai dengan kebutuhan ( pasangan suami

istri, remaja / anak yang sudah bisa diajak wawancara.

3

Page 4: makalah gambaran umum

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial

dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan,

sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya

secara menyeluruh.

manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan

potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,

pertumbuhan ,perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta

berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik

baik itu positis maupun negatif.

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,

rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia

diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)sebuah spesies

primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang

apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil. dan sebagai

makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan

dan tempat tinggalnya.

B. KEBUDAYAAN

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun

dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai

superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan

4

Page 5: makalah gambaran umum

pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-

struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual

dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai

kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

C. INSTITUSI SOSIAL

Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan pranata sosial

adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh

masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem

hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta

prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.

Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata

sosial yaitu:

a. Nilai dan norma

b. Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum

c. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana

untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.

5

Page 6: makalah gambaran umum

Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata-pranata

sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga

masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam

kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu

yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat di

dalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pada pranata sosial unsur-

unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial

adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya

dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan

dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.

Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya

itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu

beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan

bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan

tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian

sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.

D. KONSEP DASAR TENTANG KESEHATAN DAN HIDUP SEHAT

kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari

berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan

manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.

Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic

health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:

1. Environment atau lingkungan.

2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan

dengan ecological balance.

3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi

penduduk, dan sebagainya.

6

Page 7: makalah gambaran umum

4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,

promotif, kuratif, dan 7ultural7tic7e.

Dari empat 7ultur tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan 7ultur

yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat

kesehatan masyarakat.

Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh

kultur –faktor seperti kelas social,perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka

ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari

variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan

pasien.

Pengertian sakit menurut etiologi 7ultural7tic dapat dijelaskan dari segi

impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu

hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap 7ultur tubuh manusia.

Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina,

menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap sehat

apabila 7ultur-unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam

keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep tentang

humors, ayurveda dosha, yin dan yang. Departemen Kesehatan RI telah

mencanangkan kebijakan baru berdasarkan 7ultural sehat (4).

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola piker pembangunan kesehatan

yang bersifat 7ultural, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan

sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak 7ultur secara dinamis dan lintas

sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan

dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya

penyembuhan penduduk yang sakit.

Pada intinya 7ultural sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang

bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi

sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p

7

Page 8: makalah gambaran umum

mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut

menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada

mengobati penyakit.

Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi

biomedik dan sosio 8ultural(5). Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan

illness sedangkan dalam bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan

penyakit. Dilihat dari segi sosio 8ultural terdapat perbedaan besar antara kedua

pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi

dari proses-proses 8ultural dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan

illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan 8ultural terhadap penyakit

atau perasaan kurang nyaman.

E. ASPEK SOSIAL BUDAYA TENTANG KEHAMILAN DAN

PERSALINAN

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua

manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem

pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial

budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat

adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak

terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat

dimana mereka berada.

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya

seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat

antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali

membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.

Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera

manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap

daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak

yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap

beberapa makanan tertentu.

8

Page 9: makalah gambaran umum

Fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu

yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka

merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.

Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan

kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang

mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang

sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu

kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan

dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya

perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan

dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai

di daerah pedesaan.

Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin

anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami

kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek,

menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pacta saat melahirkan.

Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah

masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan

pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka

sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap

beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya

akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau

anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah

pedesaan.

F. PARTISIPASI MASYARAKAT

Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta tau keterlibatan yang berkitan

dengan keadaaan lahiriahnya (Sastropoetro;1995).

Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam

proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap

sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan

9

Page 10: makalah gambaran umum

memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill (PTO PNPM

PPK, 2007).

Verhangen (1979) dalam Mardikanto (2003) menyatakan bahwa,

partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang

berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.

Theodorson dalam Mardikanto (1994) mengemukakan bahwa dalam pengertian

sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang

(individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan

atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif

ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat

diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk

mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau

profesinya sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tumbuh dan berkembangnya

partisipasi dapat didekati dengan beragam pendekatan disiplin keilmuan. Menurut

konsep proses pendidikan, partisipasi merupakan bentuk tanggapan atau responses

atas rangsangan-rangsangan yang diberikan; yang dalam hal ini, tanggapan

merupakan fungsi dari manfaat (rewards) yang dapat diharapkan (Berlo, 1961).

Conyers (1991) menyebutkan tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat

mempunyai sifat sangat penting.

1. Partispasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakata,

2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan

jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena

mereka akan mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan

mempunyai rasa memiliki terhadap poyek tersebut.

3. Partisiapsi umum di banyak negara karena timbul anggapan bahwa

merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri. Hal ini selaras dengan konsep

man-cetered development yaitu pembangunan yang diarahkan demi

perbaiakan nasib manusia.

Tahap-Tahap Partisipasi

10

Page 11: makalah gambaran umum

1). Tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan

2). Tahap partisipasi dalam perencanaan kegiatan

3). Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

4). Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan

5). Tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan

BAB III

GAMBARAN KAMPUNG NAGA, DESA NEGLASARI, KECAMATAN

SALAWU, KABUPATEN TASIKMALAYA

1. SEJARAH TERBENTUKNYA KAMPUNG NAGA

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendapat informasi

apapun tentang Kampung Naga karena kami datang pada hari yang Tabu dimana

hari tersebut diharamkan untuk menceritakan sejarah Kampung Naga..menurut

sumber yang kami peroleh bahwa Sangat disayangkan sejarah ataupun

peninggalan sejarah berupa tulisan/dokumentasi mengenai Kampung Naga kini

sudah tidak ada. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1956, terjadi pemberontakan

DI/TII di Indonesia yang juga mengakibatkan peristiwapembakaran Kampung

Naga sehingga semua tulisan ataupun peninggalan sejarah hangus terbakar.

Sejarah/asal usul Kampung Naga menurut salah satu versi nya bermula

pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang

abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke

sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi

Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut,

Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem

Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam

persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu

tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.

Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan

bagi masyarakat Kampung Naga "Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau

Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung,

dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh

11

Page 12: makalah gambaran umum

masyarakat Kampung Naga sebagai makam keramat yang selalu diziarahi pada

saat diadakan upacara adat bagi semua keturunannya.

Namun kapan Eyang Singaparana meninggal, tidak diperoleh data yang

pasti bahkan tidak seorang pun warga Kampung Naga yang mengetahuinya.

Menurut kepercayaan yang mereka warisi secara turun temurun, nenek moyang

masyarakat Kampung Naga tidak meninggal dunia melainkan raib tanpa

meninggalkan jasad. Dan di tempat itulah masyarakat Kampung Naga

menganggapnya sebagai makam, dengan memberikan tanda atau petunjuk kepada

keturunan Masyarakat Kampung Naga.

Ada sejumlah nama para leluhur masyarakat Kampung Naga yang

dihormati seperti: Pangeran Kudratullah, dimakamkan di Gadog Kabupaten Garut,

seorang yang dipandang sangat menguasai pengetahuan Agama Islam. Raden

Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti, dimakamkan di Taraju,

Kabupaten Tasikmalaya yang mengusai ilmu kekebalan "kewedukan". Ratu Ineng

Kudratullah atau disebut Eyang Mudik Batara Karang, dimakamkan di

Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menguasai ilmu kekuatan fisik

"kabedasan". Pangeran Mangkubawang, dimakamkan di Mataram Yogyakarta

menguasai ilmu kepandaian yang bersifat kedunawian atau kekayaan. Sunan

Gunungjati Kalijaga, dimakamkan di Cirebon menguasai ilmu pengetahuan

mengenai bidang pertanian.

Sumber : www.tasikmalaya.go.id, dieny-yusuf.com, www.westjava-indonesia.com

2. LOKASI DAN KEADAAN ALAM

Awal penamaan dari kampung Naga yaitu berasal dari kata Nagawir, dimana

dari kata gawir itu merupakan sebuah tebing atau hutan yang umumya berada di

daerah tebing,karena kampong naga di kelilingi oleh gawir / jurang. sedangkan

untuk awalan “na” hanya sebagai pelengkap. Kampung Naga secara administratif

berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya,

Propinsi Jawa Barat.

   Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal

kurang lebih 4 ha. Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak pada ruas jalan

12

Page 13: makalah gambaran umum

raya yang menghubungkan Tasikmalaya – Bandung melalui Garut, yaitu kurang

lebih pada kilometer ke 30 ke arah Barat kota Tasikmalaya sedangkan dari kota

Garut jaraknya 26 kilometer.. Perbatasan dari timur 1,5 ha tepat di sungai

Ciwulan, sedangkan dari utara dan selatan sekitar 2 ha tepatnya di area saluran. Di

kampung Naga terdiri dari 113 bangunan hal tersebut dikarenakan luas arealnya

yang terbatas sehingga tidak bisa membuat bangunan, oleh karena itu sekitar 90%

penduduk asli kampung Naga pindah ke kota, akan tetapi setiap hari-hari besar

mereka pulang ke kampungnya.

Gambar 1 Peta letak kampung Naga

Sumber Internet, www.westjava-indonesia.com

Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di

sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan

tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan

dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan disebelah utara dan timur dibatasi oleh

sungai Ciwulan yang sumber iarnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut.

Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus

menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda sengked) sampai ketepi sungai

Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter.

13

Page 14: makalah gambaran umum

Kemudian melaluai jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam

Kampung Naga.

Gambar 2. Tangga yang menuju kampung Naga

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung

Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas

tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar

digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk

pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.

 

Gambar 3 Lokasi dan keadaan alam

14

Page 15: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Struktur tanah pada area kawasan Kampung Naga berbukit-bukit sehingga

perkampungan atau pemukiman masyarakatnya dibangun diatas tanah yang tidak

rapi dan untuk mencegah kelongsoran dibentuk sengkedan yang terbuat dari

bata/batu. Pemukiman pada masyarakat Kampung Naga berbentuk mengelompok

biasanya bentuk pemukimannya dibatasi oleh pagar dari bambu yang memisahkan

daerah pemukiman dengan daerah yang dianggap kotor. Baik dari segi bangunan,

bahan dan arahnya, pemukiman pada masyarakat Kampung Naga menunjukkan

adanya keseragaman.

Bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan

produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada

seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan,

pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang

dipanen satu tahun dua kali.

3. KEPENDUDUKAN

1) Jumlah penduduk

Jumlah penduduknya dari usia pada masa bayi sampai lanjut usia berjumlah

314 orang, dan penduduk laki – laki berjumlah 175 orang dan lebih banyak dari

pada perempuan yang berjumlah139 orang.. Di kampung Naga terdiri dari 113

bangunan hal tersebut dikarenakan luas arealnya yang terbatas sehingga tidak bisa

membuat bangunan, Selain dari itu juga  kampung Naga terdiri dari 110 tempat

15

Page 16: makalah gambaran umum

tinggal, 110 kepala keluarga, dan 3 buah bangunan fasilitas umum yaitu Balai

kampong, mesjid, lumbung padi umum.

Tabel 1 Jumlah penduduk kampong Naga

Jumlah total 314 orang

Jumlah laki – laki 175 orang

Jumlah perempuan 139 orang

Jumlah kepala keluarga 110 Kepala keluarga

Sumber data dari bapak Risman ketua RT 01 di kampong Naga tahun 2010

Rata – rata jumlah anggota keluarga tiap KK antar 4- 5 orang, karena

masyarakat Kmapung Naga sudah menyadari akan pentingnya ber KB.dengan

rata– rata warga hanya mempunyai anak 2 sampai 4 orang anak.

Jika warga Kampung Naga menikah dengan warga diluar kampong Naga

( karena hal ini diperbolehkan dan tidak melanggar adat ) jika mereka tidak

mempunyai rumah dikampung Naga mereka tinggal diluar atau disekitar lokasi

Kampung Naga. Warga kampung Naga yang tinggal diluar kampong Naga tetap

disebut orang adat hanya tempat tinggalnya saja yang diluar. Tetapi jika ada

kegiatan religi atau pada saat warga harus datang . mereka diharuskan datang.

Walaupun tinggal diluar kampung Naga tapi untuk pantangan dan hari tabu tetap

mereka menjalaninya.dengan kata lain tradisi – tradisi dari nenek moyang harus di

pegang teguh.karena jika melanggar ketentuan adat mereka akan mendapatkan

sanksi dari para sesepuh adat atau dari kuncen yaitu tidak dianggap lagi warga

kampung Naga, jika yang tinggal di kampung Naga maka akan dikeluarkan dari

wilayahnya.tetapi hal ini belum pernah terjadi ( menurut Pengakuan Pak Maun

yang merupakan pundah adat dan sesepuh dikampung Naga.

2) Jumlah Angka Kematian Ibu dan Bayi dan kondisi kesehatan

Untuk angka kematian Ibu dan bayi menurut pengakuan pak Risman yang

merupakan Ketua RT dikampung naga ini, bahwa kematian ibu ataupun bayi

karena proses melahirkan tidak ada.walaupun tidak ada bidan yang tinggal di

kampong Naga tetapi hampir setiap proses melahirkan di tangani / dibantu oleh

16

Page 17: makalah gambaran umum

seorang bidan yang dipanggil kerumah warga.dan jika harus dirujuk ke rumah

sakit karena ada penyulit warga akan saling membantu menolong dengan cara

mengantarkan dengan tandu sampai ke rumah sakit.

Jika warga sakit sebelum mereka berobat ke dokter, puskesmas ataupun bidan

sebelumnya mereka meminta air do’a dari pak Lebe atau sesepuh yang bisa

mengobati termasuk paraji.selain air doa paraji atau sesepuh yang bisa mengobati

menggunakan pengobatan herbal yang berupa daun- daunan dan beubeutian.

3) Pendidikan

. Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya

mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. Kebanyakan pola

pikirnya masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah tinggi-

tinggi kalau akhirnya pulang kampung juga. Dari anggapan tersebut orang tua

menganggap lebih baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-

kumpulan yang biasa dilakukan di mesjid atau aula.

Tabel 2 jenjang pendidikan di Desa Neglasari

Jenis pendidikan Jumlah

Belum sekolah 678 orang

Usia 7- 45 tahun tidak pernah sekolah 111 orang

Pernah sekolah SD tapi tidak tamat 373 orang

Tamat SD/ sederajat 2625 orang

SLTP/sederajat 918 orang

SLTA / sederajat 520 orang

D-1 26 orang

D-2 52 orang

D-3 20 orang

S-1 39 orang

Sumber Profil Desa Neglasari tahun 2007

17

Page 18: makalah gambaran umum

Kami memasukan data ini dalam makalah ini karena kampong naga

termasuk dalam wilayah desa Neglasari, dari table diatas dapat kita gambarkan

bahwa disekitar kampong naga dan kampong naga mayoritas berpendidikan

SD/sederajat. Karena data dari kampong naga data tersebut tidak kami peroleh

secara rinci.

4) Mata pencaharian

Masyarakat umumnya adalah petani dan bergantung hidup penuh pada

alam. Mereka mengerjakan sawah masing-masing atau menjadi buruh tani dari

saudara sekampung yang lebih makmur. Untuk menambah penghasilan ada warga

Kampung Naga yang beternak ikan dikolam, beternak ayam dan kambing serta

menjual hasil kerajinan anyam-anyaman.

Mata pencaharian yang utama yang dilakukan masyarakat Kampung Naga

adalah bertani, walaupun mereka bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan

pribadi (subsisten) dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kampung Naga

dengan adanya lumbung padi (Leuit) yang harus diisi dari sumbangan padi tiap

warga Kampung Naga

Gambar 4 Salah satu pekerjaan warga kampung naga

18

Page 19: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

masyarakat Kampung Naga memiliki sumber mata pencaharian yang

cukup beragam. Adapun diversifikasi matapencaharian lainnya yang ditekuni

masyarakat Desa Neglasari bisa dikatakan cukup bervariasi, mulai dari perajin,

petani, pedagang makanan kecil karena banyaknya wisatawan yang berkunjung,

pedagang souvenir yang dibuat sendiri ataupun diambil dari luar kampong Naga,

dukun bayi, pedagang, hingga pegawai negri.dengan komposisi sebagai berikut

Tabel 3 Mata pencaharian Desa Neglasari

Jenis pekerjaan jumlah

Buruh tani 881 orang

Petani 302 orang

Pedagan/wiraswasta/pengusaha 287 orang

Pengrajin 479 orang

PNS 99 orang

TNI/Polri 4 orang

Penjahit 3 orang

Montir 1 orang

Sopir 17 orang

Karyawan swasta 101 orang

Kontraktor 1 orang

19

Page 20: makalah gambaran umum

Tukang kayu 40 orang

Tukang batu 25 orang

Guru swasta 20 orang

Sumber Profil Desa Neglasari tahun 2007

Gambar 5 Hasil kerajinan yang dihasilkan warga

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

4. KONDISI SOSIAL BUDAYA

A. POLA PEMUKIMAN WARGA KAMPUNG NAGA

Table 4 Bangunan yang ada di kampong naga

Jenis bangunan Jumlah

Pemukiman 110 rumah

Balai kampung 1 buah

Lumbung padi umum 1 buah

Mesjid 1 buah

Sumber data dari bapak Risman ketua RT 01 di kampong Naga tahun 2010

1) Bumi Ageung

20

Page 21: makalah gambaran umum

Bumi Ageung (rumah besar), mempunyai ukuran yang lebih kecil

dibandingkan dengan perumahan warga, akan tetapi memiliki fungsi dan arti yang

sangat besar. Bangunan ini memiliki sifat sakral, karena dijadikan tempat

penyimpanan benda-benda pusaka dan dijadikan tempat tinggal tokoh yang paling

tua usianya diantara warga Kampung Naga lainnya, yang dianggap keturunan

paling dekat leluhur mereka. Rumah sakral ini terletak pada teras kedua dari

bawah. Bangunan ini sangat sunyi dan berpagar tinggi terbuat dari bambu dan

dirangkap dengan pagar hidup dari hanjuang.

Gambar 6 Bumi Ageung

  Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

2)   Masjid dan Bale patemon

Masjid dan bale petemon Kampung Naga terletak di daerah terbuka (open

space). Rincinya kedua bangunan tersebut berada di depan lapangan milik warga

masyarakat Kampung Naga. Masjid dan bale patemon merupakan dua bangunan

yang terletak di kawasan bersih yaitu di sekitar rumah masyarakat.

Masjid di Kampung Naga tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat ibadah atau

tempat menuntut ilmu agama. Lebih dari itu, fungsi Masjid Kampung Naga juga

sebagai tempat awal dan akhir dari pelaksanaan ritual Hajat Sasih. Jadi, selain

sebagai fungsi tempat ibadah, masjid juga memiliki fungsi lain yaitu tempat

pelaksanaan ritual adat. Sementara bale patemon mempunyai fungsi sebagai

tempat musyawarah milik masyarakat Kampung Naga.

21

Page 22: makalah gambaran umum

Gambar 7 Mesjid

  Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

3)    Saung lisung/ tempat menumbuk padi

Saung lisung, merupakan tempat masyarakat Kampung Naga menumbuk 

padi. Bangunan ini dibuat terpisah dari perumahan, yaitu dipinggir (atau diatas)

balong (kolam ikan). Hal ini bertujuan agar limbah yang dihasilkan dari saung

lisung yaitu berupa huut (dedak) dan beunyeur (potongan-potongan kecil dari

beras) langsung masuk ke kolam dan menjadi makanan ikan. Dengan demikian,

praktis limbah yang dihasilkan tidak mengotori sektor bersih (perumahan) milik

warga. Demikian juga dengan kandang ternak. Kandang tersebut ditempatkan di

atas balong yang langsung bersisian dengan sungai Ciwulan. Limbah yang

dihasilkan kandang tersebut ditampung ke balong, atau langsung dialirkan ke

sawah-sawah milik warga.

Gambar 8 Bangunan untuk menumbuk padi

22

Page 23: makalah gambaran umum

  Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

4)   Leuit/ lumbung padi

Leuit (lumbung), merupakan bangunan yang terletak di sekitar perumahan

milik warga Kampung Naga. Leuit berfungsi untuk menyimpan padi hasil panen

yang disumbangkan warga. Padi-padi tersebut biasa digunakan manakala ada

kegiatan-kegiatan baik itu acara ritual maupun yang lainnya misalkan pemugaran

Masjid, bale patemon dan sebagainya.

Bangunan leuit ditempatkan di sektor perumahan jadi masuk ke dalam kawasan

bersih milik masyarakat Kampung Naga. Sebelum padi dimasukkan ke dalam

leuit padi dijemur terlebih dahulu sampai kering dan siap untuk ditumbuk

5)   Pancuran, pacilingan atau tampian

Pancuran, pacilingan atau tampian (jamban) merupakan suatu bangunan

yang ukurannya bervariasi antara satu sampai empat meter bujur sangkar. Dinding

bangunan tersebut terbuat dari bilahan-bilahan pohon enau atau bambu

gelondongan yang dirakitkan. Pancuran ini kadang diberi atap (ijuk dan daun

tepus), atau dibiarkan terbuka. Airnya dialirkan melalui pipa-pipa yang terbuat

dari bambu gelondongan. Ketinggian jatuhnya air ke lantai jamban sekitar 60-100

cm. Aliran air yang demikianlah yang dikenal masyarakat Sunda dengan sebutan

23

Page 24: makalah gambaran umum

pancuran. Air pancuran langsung disadap dari selokan air atau lebih langsung lagi

dai seke atau sumur (mata air).

Pancuran ditempatkan diatas balong-balong dengan ketinggian dari

permukaan air balong sekitar 0,25 sampai 0,50 meter. Dengan demikian, semua

kotoran langsung jatuh ke dalam balong  sebagai makanan ikan dan penyubur

lumpur balong. Lumpur balong yang subur ini sekali atau dua kali dalam setahun

dialirkan masyarakat ke sawah. Jelasnya balong tersebut memiliki fungsi yang

banyak diantaranya adalah: Pertama, sebagai tempat pemeliharaan ikan; kedua,

digunakan sebagai tempat MCK; ketiga, sebagai tempat penghancur kotoran;

keempat, sebagai penyimpanan pupuk untuk menambah kesuburan sawah-sawah

di sekitarnya.

Gambar 9 Pacilingan/ MCK

  Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Bentuk bangunan di Kampung Naga sama baik rumah, mesjid, patemon

(balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun

kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan

lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan

terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan.

Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami

merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.

24

Page 25: makalah gambaran umum

Rumah yang berada di Kampung Naga jumlahnya tidak boleh lebih ataupun

kurang dari 110 bangunan secara turun temurun, dan sisanya adalah Masjid, leit

(Lumbung Padi) dan patemon (Balai Pertemuan). Apabila terjadi perkawinan dan

ingin memiliki rumah tangga sendiri, maka telah tersedia areal untuk membangun

rumah di luar perkampungan Kampung Naga Dalam yang biasa disebut Kampung

Naga Luar.

Semua peralatan rumah tangga yang digunakan oleh penduduk Kampung

Naga pun masih sangat tradisional dan umumnya terbuat dari bahan anyaman.

Dan tidak ada perabotan seperti meja atau kursi di dalam rumah. Hal ini tidak

mencerminkan bahwa Kampung Naga merupakan kampung yang terbelakang atau

tertinggal, akan tetapi mereka memang membatasi budaya modern yang masuk

dan selalu menjaga keutuhan adat tradisional agar tidak terkontaminasi dengan

kebudayaan luar.

Kampung ini menolak aliran listrik dari pemerintah, karena semua

bangunan penduduk menggunakan bahan kayu dan injuk yang mudah terbakar

dan mereka khawatir akan terjadi kebakaran. Pemangku adat pun memandang

apabila aliran listrik masuk maka akan terjadi kesenjangan sosial diantara

warganya yang berlomba-lomba membeli alat elektronik dan dapat menimbulkan

iri hati.

25

Gambar 10 denah dan sketsa rumah

sumber Suhendi, 1982

Page 26: makalah gambaran umum

Rumah adat masyarakat Kampung Naga memiliki keunikan yang khas.

Jenis rumahnya adalah rumah panggung dengan ketinggian kolong sekitar 40-50

sentimeter .Bentuk dan bahan bangunan dasar rumah masyarakat Kampung Naga

adalah empat persegi panjang, dengan atap memanjang, Pada kedua ujung atap

terdapat suatu model silang atau cagak yang menyerupai sepasang tanduk. Cagak

tersebut terbuat dari batangan bambu atau kayu yang dibungkus ijuk. Posisi atau

orientasi rumah seragam, yaitu memanjang arah barat timur, sedangkan bagian

muka rumah menghadap ke arah selatan atau utara.

Kerangka rumah adat masyrakat Kampung Naga terutama terbuat dari

kayu dan bambu, atap terbuat dari ijuk dan daun tepus, sedangkan dinding rumah

seluruhnya terbuat dari anyaman bambu. Lantai rumah terbuat dari bambu yang di

cincang-cincang arah memanjang (tidak sampai putus), sehingga dapat

dibentangkan Karena bentuk rumahnya yang sederhana dan persegi empat, maka

biasanya bangunan rumah masyarakat Kampung Naga tidaklah pelik. Bagian

depan sekali (sebelum melewati pintu depan) terdapat tangga yang disebut

golodog. Golodog terbuat dari bambu dan ada juga yang terbuat dari

papan.Golodog biasanya terdiri dari satu atau dua tahapan dengan panjang

masing-masingdua meter dan lebar 30-40 cm. Selain berfungsi sebagai tangga

masuk, pada waktu-waktu tertentu golodog dijadikan tempat duduk-duduk baik

untuk bercengkrama atau semacamnya oleh kaum lelaki.Secara umum, pembagian

rumah masyarakat Kampung Naga adalah sebagai berikut:

A. Tepas Imah

Tepas imah merupakan ruang paling depan yang biasa dijadikan ruang

tamu. Ruang ini merupakan ruang laki-laki manakala menerima tamu yang datang

ke rumah mereka.  Walau berfungsi sebagai ruang tamu, tepas imah milik

masyarakat Kampung Naga tidak dilengkapi dengan meja dan kursi.

Tepas imah sekaligus berfungsi sebagai filter yang menyaring berbagai

kemungkinan pengaruh buruk yang akan masuk kedalam rumah. Oleh karena itu,

tepas imah juga dilengkapi dengan penolak bala yang terbuat dari ketupat yang

26

Page 27: makalah gambaran umum

diisi beras dan di doa oleh bapak lebe pada saat bulan Muharam diganti setahun

sekali.ini dipercaya oleh masyarakat Kampung Naga sebagai penolak bala yang

menjaga seluruh penghuni rumah. Setahun sekali, setiap bulan Muharram,

Letak pintu depan tempat menggantung penolak bala tersebut tidak boleh

sejajar dengan pintu belakan atau pintu dapur. Rumah dengan posisi pintu yang

seperti itu dipercaya masyarakat tidak akan membawa keberuntungan. Selain itu,

mereka juga mempercayai bahwa posisi pintu tempat menggantung tangtang

angin yang sejajar dengan pintu belakang akan membawa kesulitan ekonomi bagi

pemiliknya, karena rezeki yang datang dari pintu depan akan langsung keluar

melalui pintu belakang tanpa sempat mampir di dalam rumah tersebut.

Gambar 11 Pintu depan rumah dipasangi penolak bala

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

B. Tengah Imah

Tengah imah merupakan bagian tengah dari rumah masyarakat Kampung

Naga. Sebagai ruang tengah, tengah imah berfungsi sebagai ruang tempat

keluarga berkumpul. Bagi mereka yang memiliki anak, ruang tersebut berfungsi

sekaligus sebagai ruang belajar bagi mereka.

Namun karena rumah masyarakat Kampung Naga rata-rata berukuran 6x8

meter, pada malam hari tengah imah sering dijadikan tempat tidur untuk anak-

27

Page 28: makalah gambaran umum

anak, atau sanak keluarga yang menginap. Walau demikian, antara tengah imah

dengan tepas imah tidak memiliki pembatas. Sehingga jika dirasa masih

kekurangan tempat, tepas imah biasa juga dijadikan tempat untuk tidur.

C. Pangkeng

Pangkeng artinya ruangan tempat tidur.. Untuk mereka yang memiliki

rumah lebih besar, biasanya memiliki dua pangkeng. Tetapi karena rata-rata luas

bangunannya terbatas, kebanyakan rumah di Kampung Naga hanya memiliki satu

pangkeng.

D. Dapur dan Goah

Dapur dan goah merupakan kebalikan dari tepas imah karena wilayah ini

merupakan wilayah kekuasaan kaum wanita. Di ruang inilah sebagian besar kaum

wanita masyarakat Kampung Naga menghabiskan waktunya. Dapur berfungsi

sebagai tempat memasak dan menyediakan hidangan. Sedangkan goah merupakan

tempat penyimpanan beras atau gabah, dan bahan kebutuhan pokok lainnya.

Untuk meringankan pekerjaan, letak dapur dan goah sengaja dibuat secara

berdekatan.

Gambar 12 Alat masak warga Kampong Naga

28

Page 29: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

E. Kolong Imah

Kolong imah berada di antara permukaan tanah dengan bagian bawah

lantai rumah. Tingginya kurang lebih 60 sentimeter. Kolong imah biasanya

dijadikan sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian, atau bisa juga dipakai

sebagai tempat memelihara ternak seperti ayam, itik dan sebagainya

Gambar 13 Susunan rumah warga Di Kampung Naga

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

B. System kemasyarakatan

29

Page 30: makalah gambaran umum

System kepemimpinan mempunyai dua pemimpin. Pemimpin pertama

sering disebut pemimpin formal, merupakan perpanjangan birokrasi. Sedangkan

pemimpin yang kedua adalah Kepala Adat. Karena tidak mempunyai hubungan

langsung dengan birokrasi, kepala adat sering disebut pemimpin nonformal.

Mengenai ketaatan mereka kepada pemerintah, mereka merujuk kepada

falsafah “Tatali kumawulang ka agama jeung darigama, saur sepuh aya tilu,

panyaur gancang temonan, parentah gancang lampahan pamundut gancang

caosan, upami teu udur ti agama jeung darigama. Pamarentah lain lawaneun

tapi taateun salila teu udur ti agama jeung darigama” (Ada tiga hal yang

dikatakan oleh orang tua dahulu mengenai aturan dalam mengabdi kepada agama

dan darigama yaitu: panggilan cepat datangi, perintah cepat laksanakan, dan

permintaan cepat penuhi. Pemerintah bukanlah sesuatu yang harus dilawan tapi

sesuatu yang harus ditaati selama tidak bertentangan dengan aturan-aturan agama

dan darigama (Darigama merupakan aturan-aturan hidup yang dipegang oleh

masyarakat Kampung Naga selain agama. Aturan-aturan tersebut diantaranya

adalah aturan-aturan adat dan aturan-aturan yang turun dari pemerintah))

Falsafah Amanat, wasiat dan akibat, serta pamali merupakan dua hal yang saling

memberikan kekuatan.

a) Gambaran struktur kepemimpinan nonformal di Kampung Naga adalah:

1) Kuncen yaitu bapak Ade Suherlin

Kuncen merupakan pemangku adat sekaligus pemimpin masyarakat.

Kuncen memiliki wewenang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

masyarakatnya, baik yang berhubungan dengan adat, maupun dengan

tugas-tugas dari pemerintahan setempat. Tugas lain yang dimiliki Kuncen

adalah bertanggung jawab untuk menjaga, melaksanakan dan memimpin

acara-acara adat.

2) Punduh adat yaitu Bpk ma’un

Ngurus laku meres gawe ( mengayomi warga )

Menjaga dan memelihara fasilitas umum yang ada di kampong naga

3) Lebe Yaitu Bpk Ateng Jaelani

30

Page 31: makalah gambaran umum

Mengurus jenazah dari awal sampai akhir dan yang membaca doa pada

setiap upacara

b) Gambaran struktur kepemimpinan formal di Kampung Naga adalah:

1) Ketua RW : Bpk Okin

2) Ketua RT : Bpk Risman

3) Kadus : Bpk Suharyo

Mereka bertugas sebagaimana tugas-tugas RT dan RW di tempat lain.

Hanya saja secara adat, ketua RT yang ada di Kampung Naga hanya pelaksana

teknis dari hasil-hasil kompromi antara pemangku adat dengan pemerintah

setempat. Setiap rencana kegiatan di kampung atau kegiatan yang diturunkan dari

desa, senantiasa dibawa terlebih dahulu ke musyawarah kampung yang diadakan

di bale kampung. Musyawarah dipimpin langsung oleh Kuncen, sementara

anggota musyawarah terdiri dari para sesepuh Kampung Naga sebagai penasehat

dan narasumber bagi Kuncen.

Dalam sistem politik kami tekankan pada pemilihan ketua adat yaitu

dengan cara bermusyawarah untuk mufakat dimana yang dijadikan kandidat yang

akan duduk di pemerintahan adalah orang-orang yang dianggap berpengalaman

dan berpengetahuan tinggi dalam bidang-bidang yang ada.

C. System Religi

Masyarakat Kampung Naga adalah penganut agama Islam. Tidak ada

perbedaan dengan penganut Islam lainnya, Bagi masyarakat Kampung Naga,

agama dan adat merupakan kendali dalam mengatur kehidupan mereka. Ketaatan

mereka kepada agama merupakan kewajiban yang diturunkan leluhur mereka.

Dan ini berarti juga bentuk ketaatan mereka kepada adat istiadat yang selama ini

mereka pegang teguh

31

Page 32: makalah gambaran umum

Penduduk Kampung Naga sumuanya mengaku beragama Islam, akan

tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang

adat istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.

Tentang informasi yang beredar di media,bahwa warga kampong naga

hanya menjalankan sholat lima waktu hanya pada hari jum’at saja tetapi setelah

kami konfirmasi masalah tersebut menurut bapak Risman dan bapak Ma’un yang

merupakan sesepuh di kampong naga itu tidaklah benar warga disini menjalankan

syariat islam sesuai dengan yang diperintahkan sama seperti oaring yang beraga

Islam lainnya yang ada di Indonesia ini.mengapa beredar kabar seperti itu

menurut beliau kemungkinan mereka dapat informasi yang tidak lengkap atau

pada saat mengunjungi kampong naga hanya pada hari Jum’at saja, wallahualam

Pengajaran mengaji bagi anak-anak dikampung Naga dilaksanakan pada

malam senin dan malam kamis, sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan

pada malam jumat.. Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat

Kampung Naga sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan

adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau

karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung

Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu.

Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti

melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan

malapetaka.

. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna,

Bumi agueng dan mesjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat

Kampung Naga. Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga

masih dilaksanakan dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari,

terutama yang berkenaan dengan aktivitas kehidupannya.pantangan atau pamali

merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan

dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah,

letak, arah rumah,pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya.

Sistem kepercayaan masyarakat Kampung Naga terhadap ruang terwujud

pada kepercayaan bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas

32

Page 33: makalah gambaran umum

tertentu dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tertentu pula. Tempat atau daerah yang

mempunyai batas dengan kategori yang berbeda seperti batas sungai, batas antara

pekarangan rumah bagian depan dengan jalan, tempat antara pesawahan dengan

selokan, tempat air mulai masuk atau disebut dengan huluwotan, tempat-tempat

lereng bukit, tempat antara perkampungan dengan hutan, dan sebagainya,

merupakan tempat-tempat yang didiami oleh kekuatan-kekuatan tertentu. Daerah

yang memiliki batas-batas tertentu tersebut didiami mahluk-mahluk halus dan

dianggap angker atau sanget. Itulah sebabnya di daerah itu masyarakat Kampung

Naga suka menyimpan "sasajen" (sesaji).

Upacara Adat di Kampung Naga

Upacara-upacara yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat Kampung

Naga ialah Upacara Menyepi, Upacara Hajat Sasih, dan Upacara Perkawinan.

a) Menyepi

Upacara menyepi dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga pada hari

selasa, rabu, dan hari sabtu. Upacara ini menurut pandangan masyarakat

Kampung Naga sangat penting dan wajib dilaksanakan, tanpa kecuali baik laki-

laki maupun perempuan. Oleh sebab itu jika ada upacara tersebut di undurkan

atau dipercepat waktu pelaksanaannya. Pelaksanaan upacara menyepi diserahkan

pada masing-masing orang, karena pada dasarnya merupakan usaha menghindari

pembicaraan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat. Melihat

kepatuhan warga Naga terhadap aturan adat, selain karena penghormatan kepada

leluhurnya juga untuk menjaga amanat dan wasiat yang bila dilanggar dikuatirkan

akan menimbulkan malapetaka.

b) Hajat Sasih

Upacara Hajat Sasih dilaksanakan oleh seluruh warga adat Sa-Naga, baik

yang bertempat tinggal di Kampung Naga maupun di luar Kampung Naga.

Maksud dan tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon berkah dan

33

Page 34: makalah gambaran umum

keselamatan kepada leluhur Kampung Naga, Eyang Singaparna serta menyatakan

rasa syukur kepada Tuhan yang mahaesa atas segala nikmat yang telah

diberikannya kepada warga sebagai umat-Nya.

Hajat Sasih dilaksanakan dalam setahun enam kali, yaitu

1. Bulan Muharam (Tahun Baru Hijriah)

2. Bulan maulid (Kelahiran Nab Muhammad SAW)

3. Bulan Jumadil Akhir (Pertengahan Tahun Hijriah)

4. Bulan Reuwah (Nisfu Sa’ban)

5. Bulan Syawal (Idul Fitri)

6. Bulan Rayagung (Idul Adha)

Pelaksanaan upacara tradisional (Hajat sasih) dilakukan oleh kaum lanang

(laki-laki), sedang kaum wadon (isteri), menyediakan makanan berupa tumpeng

dan makanan alakadarnya untuk hidangan yang disajikan pada riungan bersama di

mesjid,dan bale kampung yang dipimpin oleh kuncen, yang diawali terlebih

dahulu melaksanakan keramas disungai ci wulan menggunakan akar kepirit dan

honje kemudian ziarah ke makam Kampung Naga.acara ini dihadiri oleh semua

warga adat yang aga dikampung adat ataupun yang tinggal di luar kampung

naga.ditutup Doa oleh pak lebe adat yaitu bapak Ateng.pada saat Bulan Muharam

pager luar diganti,juga tolak bala yang berupa ketupat yang diisi beras dan

dikumpulkan oleh seluruh warga kemudian diberi doa tolak bala kemudian

dipasangkan didepan rumah ( digantung di pintu depan ).

D. SISTEM BAHASA

Dalam berkomunikasi warga Kampung Naga mayoritas menggunakan

bahasa Sunda Asli, hanya sebagian orang dalam arti yang duduk di pemerintahan.

Adapula yang bisa berbahasa Indonesia itupun masih terlihat kaku dalam

pengucapannya.

34

Page 35: makalah gambaran umum

E. SUMBER AIR

Air untuk kebutuhan kampong naga berasal dari dua sumber yang

dialirkan melalui buluh bamboo, air dari mata air disebelah selatan kampong

digunakan hanya untuk minum dan memasak, sedangkan untuk keperluan mandi,

MCK wudhlu berasal dari sangai ciwulan dan air permukaan yang melewati

sawah masuk ke bak – bak penyaringan untuk dialirkan ke bak air wudlu dan

jamban.

Gambar 14 Sumber air bersih untuk minum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Gambar 15 Sumber air untuk mencuci dan wudhu

35

Page 36: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

F. PENERANGAN

Untuk penerangan warga kampong naga ini memakai lampu temple dari

minyak tanah yang disubsidi dari pemerintah, masyarakat tidak memakai listrik

dengan alas an bahwa bahan bangunan pemukiman yang ada dikampung naga

tidak cocok menggunakan listrik dan mudah terjadi kebakaran.

Gambar 16 Sumber penerangan rumah pada siang hari

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

G. KESENIAN

Terdapat tiga pasangan kesenian di Kampung Naga diantaranya :

1) Terbang gembrung

Terbang gembrung hampir mirip dengan tagonian yang banyak dijumpai.

Bedanya, bentuk dan ukuran terbang gembrung di Kampung Naga lebihbesar dan

irama pukulannya lebih sederhana.

36

Page 37: makalah gambaran umum

Terbang Gembrung adalah alat musik tradisional yang disajikan dalam

bentuk nyanyi. Bentuknya agak berbeda dengan terbangan yang biasa dilihat di

luar Kampung Naga. Terbangan di Kampung Naga berjumlah empat, tidak ceper

atau tipis.Terbang kesatu (tingting) berukuran lebih kecil dari terbang

kedua(kemprang), terbang kedua lebih kecil dari terbang ketiga (bangpak), dan

terbang ketiga lebih kecil dari terbang keempat (brungbrung). Terbang kedua dan

ketiga biasanya disatukan dengan kayu penyambung sehingga dapat dimainkan

oleh satu orang.

Gambar 17 Alat music terbangan gembrung

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Terbang gembrung biasanya dimainkan oleh kaum laki-laki. Para pemain

duduk berjejer sesuai ukuran terbang yang akan dimainkan. Lagu-lagu yang

dibawakan menggunakan bahasa Arab berupa pupujian yang mengagungkan

kebesaran Tuhan dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.. Nyanyian yang

diambil dari kitab suci Al-Qur’an itu, dibawakan bersama-sama dengan iringan

pukulan atau bunyi terbang. Pertunjukan terbangan diadakan di dalam ruang

Masjid, atau di lapangan terbuka Kampung Naga. Selain itu, terbangan juga

37

Page 38: makalah gambaran umum

dipertunjukkan pada perayaan 17 Agustus untuk mengiringi jempana18 bersama-

sama dengan angklung.

2) Angklung

Bentuk angklungdi Kampung Naga tidak jauh berbeda dengan bentuk

angklung di luar Kampung Naga. Bedanya hanya dalam ukuran. Angklung

Kampung Naga berukuran lebih besar, terbuat dari beberapa ruas bambu.

Seperangkat angklung Kampung Naga terdiri dari empat angklung dengan

ukuran berbeda dari yang paling kecil sampai ke angklung yang paling besar.

Cara memainkannya dengan menggoyang-goyangkan instrumen bambu tersebut,

dan setiap unit angklung memiliki nada suara berbeda.

Dalam fungsinya sebagai alat hiburan, angklung digunakan untuk mengiringi

jempana pada perayaan 17 Agustus, dan khitanan masal.

3) Terbang sejak

Alat music ini didigunakan pada perayaan 17 agustu dan khitanan masal

Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu

mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang

golek, dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan

waditra goong.. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak menonton

kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian tersebut

dipertunjukan di luar wilayah Kampung Naga.

H. PERKAWINAN

Pernikahan yang dilakukan di Kampung Naga ditentukan oleh kaum laki-

laki,mau cepat atau lambat, kapan tanggal pernikahan dan lainnya. Tidak ada

larangan untuk menikah dengan orang luar kampung naga, yang dilarang adalah

mendirikan bangunan lagi. Hal ini dikarenakan pemukimam sudah sangat.padat

sehingga kalau menambah bangunan baru akan mempersempit lahan untuk

38

Page 39: makalah gambaran umum

bercocok tanam. Karena itu apabila ada yang menikah dengan orang luar,

diizinkan juga untuk keluar dari kampung naga.

Orang tua tidak pernah menjodohkan anaknya, anaknya berhak memilih

pasangan hidupnya sendiri.Upacara pada saat sebelum perkawinan dan

perkawinan :Lamaran, hanya keluarga tedekat saja.Menentukan hari pernikahan

oleh kedua belah pihak dan minta bantuan dari sesepuh.Barang bawaan nya

berupa perabot rumah tangga lengkap, makanan, emas, dan uang.Makanan yang

disajikan pada saat pesta untuk menjamu orang yang seserahan biasanya

menyembelih kambing.

perkawinan bagi masyarakat Kampung naga adalah Upacara yang

dilakukan setelah selesainya akad nikah. Adapun tahap-tahap upacara tersebut

adalah sebagai berikut : upacara sawer, nincak endog, buka pintu, ngariung,

ngampar, dan diakhiri dengan munjungan

Akhirnya selesailah rangkaian upacara perkawinan di atas. Sebagai

ungkapan rasa terima kasih kepada para undangan, tuan rumah membagikan

makanan kepada mereka. Masing-masing mendapatkan boboko (bakul) yang

berisi nasi dengan lauk pauknya dan rigen yang berisi opak, wajit, ranginang, dan

pisang.

Beberapa hari setelah perkawinan, kedua mempelai wajib berkunjung

kepada saudara-saudaranya, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak

perempuan. Maksudnya untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan

mereka selama acara perkawinan yang telah lalu. Biasanya sambil berkunjung

kedua mempelai membawa nasi dengan lauk pauknya. Usai beramah tamah,

ketika kedua mempelai berpamitan akan pulang, maka pihak keluarga yang

dikunjungi memberikan hadiah seperti peralatan untuk keperluan rumah tangga

mereka.

setelah menikah biasanya pasangan tinggal dipihak istri tapi ada juga yang

tinggal dipihak suami sampai mempunyai rumah sendiri.

Upaya untuk segera mempunyai anak

39

Page 40: makalah gambaran umum

Memakan buah Munu yang telah diberi jampi atau do’a oleh paraji dimakan

oleh laki – lakinya dan perempuannya.

Pertanda jika kedepannya akan terjadi kehamilan akan terdengar oleh paraji

suara burung hantu, dan jika tidak terdengar pertanda tidak akan punya anak.

I. PAKAIAN

Pakaian adat yang ada di Kampung Naga terdiri dari dua, yaitu pakaian

adat yang dipakai sehari-hari dan pakaian adat yang khusus dipakai saat ada

upacara ritual. Pakaian adat ini memiliki empat unsur yang dapat dibedakan

secara jelas dibandingkan dengan masyarakat umumnya.

Diantaranya adalah baju kampret (mirip jubah) berwarna putih atau hitam,

totopong atau ikat kepala dari kain batik, sarung poleng (pelekat) atau calana

komprang (mirip dengan celana kolor panjang), berwarna putih, biru atau hitam.

Bentuk pakaian yang dipakai ketika Hajat Sasih menyerupai jubah berlengan

panjang. Jubah tersebut mirip dengan jubah yang dipakai oleh mayarakat Arab,

hanya saja jubah Kampung Naga tidak memiliki kancing. Untuk merapatkannya,

dalam jubah tersebut terdapat seutas tali dari kain. Sebagian besar warna pakaian

tersebut adalah putih. Akan tetapi ada pula yang berwarna biru telur asin. Selain

itu, mereka juga menggunakan tutup kepala yang disebut totopong, atau iket khas

masyarakat Kampung Naga. Mereka juga memakai sarung poleng tanpa celana

dalam, tanpa alas kaki dan tanpa perhiasan apapun terutama dari logam.

J. PANTANGAN – PANTANGAN :

1) Hutan keramat berada di sebelah barat perkampungan. Secara lokasi,

hutan keramat berada lebih tinggi dibandingkan dengan perkampungan.

Hutan ini masih terjaga kelestariannya. Masyarakat Kampung Naga tidak

berani memasuki hutan ini kecuali pada saat pelaksanaan ritual Hajat

Sasih di dalam hutan ini terdapat makam leluhur masyarakat Kampung

Naga

40

Page 41: makalah gambaran umum

2) Hutan larangan merupakan satu dari dua hutan yang disakralkan oleh

masyarakat Kampung Naga. Hutan ini berada di sebelah timur

perkampungan di seberang Sungai Ciwulan. Tidak berbeda dengan hutan

keramat, hutan larangan juga terjaga kelestariannya. Masyarakat

Kampung Naga memiliki kepercayaan bahwa hutan larangan merupakan

tempat para dedemit yang dipindahkan oleh Sembah Dalem Eyang

Singaparna ke hutan tersebut sebelum membangun perkampungan.

3) Bumi Ageung merupakan tempat sakral ketiga yang tidak boleh dimasuki

oleh masyarakat kecuali oleh kuncen, punduh adat, lebe dan patunggon

bumi ageung. Rumah ini berada di tengah-tengah antara hutan keramat

dan hutan larangan. Bumi ageung mereka percayai sebagai kawasan netral

yang berada antara sisi positif (hutan keramat) dan sisi negatif (hutan

larangan) yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Naga.pengunjung pun

tidak boleh mengambil gambar bumi ageing ini dalam jarak yang terlalu

dekat, minimal 5 meter.

K. BUDAYA MAKAN

Informasi yang didapat dari informan masyarakat Kampung Naga

makanan pokoknya adalah nasi, ubi yang diolah / dimasak dengan menggunakan

peralatan dapur : hawu / tungku, dan alat – alat kerajinan anyaman bambu, cara

penyajiannya yaitu mereka makan bersama-sama di balai rumah, letak dapur

berada di bagian depan rumah karena menurut mereka bahwa dengan letak di

bagian depan menandakan tidak ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi

dalam keluarga baik segi makanan atau dalam hal yang lainnya, masyarakat

Kampung Naga menjunjung tinggi sikap kegotong royongan.

Makanan pantangan bagi ibu hamil adalah cau manggala atau pisang

klutuk dan tiwi / tebu karena menurut mereka akan berakibat buruk pada saat

melahirkan misalnya demam atau panas dingin.

41

Page 42: makalah gambaran umum

BAB IV

POLA PENGASUHAN ANAK

A. MASA PRENATAL

Pada setiap kehamilan ibu merasa pusing , mual dan muntah, ngidam ini

berlangsung sampai 3-4 bln pertama bahkan pada anak ketiga ibu mengeluh

sampai usia 7bln.istilah yang ibu tahu pada kehamilan adalah pada umur 1bln

disebut gumulung, 4bln disebut mangrupa, dan pada umur 7 bulan disebut

malik .Ibu memeriksakan kehamilannya dengan rutin ke bidan Nur di rancak

setiap bulan pada trimester I dan II, dan I minggu sekali pada saat trimester III,

untuk kesehatan kehamilannya ibu meminum vitamin yang di berikan oleh bidan

dan makan makanan yang bergizi,kadang2 minum susu.

Upacara yang dilakukan selama hamil yaitu pada umur kehamilan 3 bln

ditetepkeun oleh paraji dengan ritual diurut dan diberi air doa yang harus diminum

dan benda seperti bawang putih, gunting kuku dan panglai yang sudah diberi doa

tolak bala harus disematkan dipakaian ibu tersebut selama hamil kemanapun

pergi.

Pada usia 7 bulan dilakukan ritual mandi kembang yang dipimpin oleh

paraji.Pantangan pada saat hamil bagi ibu adalah Keluar pada sore, malam hari

dan subuhMakan es, baso dan nanasPantangan pada saat hamil untuk keluarga

yaitu : membelitkan handuk ke leher .Mempersiapkan baju bayi pun tidak boleh

sebelum lahir, jika bayi lahir, baju akan dipinjamkan oleh keluarga atau tetangga

yang mempunyai baju bayi.

B. MASA II ( LAHIR – 5 THN )

42

Page 43: makalah gambaran umum

Semua kelahiran yang ibu alami adalah normal ditolong oleh ibu bidan

Nur didampingi oleh paraji dirumahnya.Placenta yang dilahirkan dikuburkan

harus di bawah rumahnya , sebelumnya placenta itu dimasukan kedalam awi

ruwat kemudian ditutup kain boeh ( kafan ) lalu diberi bumbu.tempat placenta

dikuburkan setiap hari pada pagi dan sore harus disiram pakai air yang panas agar

tidak dikerumuni oleh semut,karena jika dikerumuni oleh semut nanti anaknya

akan rewel,cengeng.

Setelah ibu bersalin paraji akan memberikan beras dan cikur dan air

citalawangkar yaitu air dari coet atau pecahan batu,genting kemudian dibakar

sampai menjadi bara lalu diseduh dan diminum hanya satu kali saja setelah

melahirkan.

Bayi diberikan ASI 3 hari pertama oleh tetangga atau keluarga yang lain

yang lagi menyusui karena siibu ASInya blm keluar.tetapi menurut siibu memang

kebiasaannya seperti itu.

Ibu dirawat selama 40 hari oleh paraji dan suami naik setelah 3 bulan.Ibu

berKB dengan cara injeksi di bidan.karena keinginan ibu tuk punya aanak

cukup.dan keputusan ini didukung oleh suami.Jika ibu atau anaknya sakit sebelum

kedokter atau bidan dijampe dulu oleh paraji atau ke sesepuh yang bisa

mengobati.

Ritual- ritual yang dilakukan selama persalinan sampai dengan 40 hari yaitu :

1) Proses ngagebrag orok

Setelah bayi lahir bayi dibedong terus dimasukan kedalam ayakan bersama

dengan pakaian bapak dan ibunya, lalu siayakan tadi disimpan ditengah rumah,

kemudian paraji memukulkan alu sebanyak 3 kali disamping ayakan tadi, sambil

membaca do’a, setelah itu ayakan dibawa keatas hawu yang sedang mati sambil

paraji berkata silahkan ambil sifat jeleknya seperti rewel, cengeng dll dan ditampi

sifat baiknya.

2) Proses nyalametkeun orok / selamatan untuk bayi

43

Page 44: makalah gambaran umum

Biasanya nyalametkeun orok ini pada hari ke 3 ritual yang dikerjakan adalah

keluarga menyembelih ayam kemudian mengambil sedikit darah ayam lalu

dioleskan dikening ibu yang baru melahirkan dan juga bayinya ini disebut dengan

ritual ngagantian getih ( mengganti darah ) dan ayamnya dijadikan ayam bakakak

untuk paraji.

3) Ritual pada ibu yang baru melahirkan sampai 40 hari

Ibu ditameuh yaitu berupa racikan yang dibuat oleh paraji yang disimpan

diatas perut siibu pada ke 3malam, ke 7 malam, ke 20 malam, ke 25 malam,1

bulan dan 40 hari.Setelah 40 hari paraji menyerahkan air cucian beras pada suami

dan keluarga yang pernah mencuci baju si ibu yang melahirkan.

C. POLA PENGASUHAN ANAK MASA KANAK – KANAK DAN MASA

REMAJA :

Sekarang ini Lina beserta adiknya yang paling dekat sudah tidur terpisah

dengan orang tuanya namun masih dalam satu ruangan tetapi dihalangi oleh

lemari.pemisahan tempat tidur ini tidak dipaksakan oleh kedua orang tuanya tetapi

bagaimana keinginan anaknya saja.

Semenjak usia 7 tahun Lina mengaji di mesjid yaitu membaca Iqra dan

sekolah SD.Lina sewaktu kecil bermain di halaman rumahnya kadang sampai

makan pun mereka makan didepan rumah bersama teman – temannya.

Pada saat Lina mulai beranjak remaja dan mendapatkan haid pertama tidak

ada ritual khusus yang dilakukan dan sebelumnya ibunya tidak memberitahu,

dengan alasan nanti juga sianak akan tahu sendiri begitu pula dengan pendidikan

seks.Kegiatan setelah pulang sekolah selain belajar dan membantu ibuny dirumah

lina bermain bersama- sama teman seusianya.menurut Lina banyak temannya

yang tidak melanjutkan sekolah seperti dirinya.dan kegiatan mereka yang tidak

sekolah selain membantu orang tuanya bermain bersama teman- temannya. Untuk

mempunyai pacar Lina dinasehati oleh ibunya untuk tidak berpacaran dulu tapi

untuk sekolah yang rajin karena malu oleh uwanya yang telah membiayainya.Tapi

44

Page 45: makalah gambaran umum

untuk jodoh kelak orang tuanya tidak akan memaksakan keinginan anaknya untuk

mencari sendiri, karena jika tidak cinta atau saling suka rumah tangganya tidak

akan langgeng, karena orang tuanya juga mencari sendiri jodohnya.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas terlihat bahwa, masyarakat kampung naga sangat

memegang teguh adat istiadat. Setiap larangan harus ditaati dan jika dilanggar

maka adat yang akan mengambil tindakan. Manfaat dari setiap aturan tidak lain

adalah untuk kepentingan masyarakat.Larangan adanya tempat-tempat tertentu

yang tidak boleh dijamah oleh manusia yang dikatakan “Pamali” tersebut adalah

hutan yang letaknya dibelakang pemukiman dan diseberang sungai serta daerah

sekitar air terjun yang ada didekat perkampungan.

Nilai/norma tersebut ternyata sangat bermanfaat karena dengan adanya

larangan tersebut maka kelestarian hutan pada tempat-tempat yang dilarang tetap

terjaga. Adanya larangan untuk memasuki hutan tersebut baik pendatang maupun

penduduk kampung naga (kecuali pemangku adat), bila ditinjau dari aspek

pelestarian hutan kemungkinan dimaksudkan agar tanaman yang ada tidak

ditebang yang dapat menyebabkan hutan gundul dan mempermudah terjadi erosi

dan banjir besar yang dapat berakibat pada kerusakan lingkungan terutama

perkampungan mereka.

Pemahaman individu atau masyarakat terhadap penciptaan keselarasan

dalam lingkungan hidupnya merupakan referensi dalam mewujudkan tingkah laku

(perilaku) dalam berinteraksi, baik terhadap alam maupun hubungan sosial.

Pengetahuan terhadap aturan, nilai, dan norma merupakan suatu kesatuan dalam

membentuk suatu tatanan, tentang cara-cara berbuat baik (etika) dalam

berinteraksi terhadap alam sekitarnya. Orang yang bertindak tidak sesuai dengan

kebiasaan umum berdasarkan aturan, norma dan nilai yang diakui oleh

45

Page 46: makalah gambaran umum

masyarakatnya dikatakan sebagai orang tidak baik atau dianggap melanggar etika

atau tidak berbudaya.

Tradisi merupakan pewarisan atau penerusan norma-norma, adat istiadat

dan kaidah-kaidah yang dapat dinyatakan sebagai “inti kebudayaan” (culture core)

termasuk sistem nilai yang menunjukkan aturan hubungan timbal balik yang ada

dalam masyarakat. Ketaatan masyarakat terhadap tradisi membentuk pola perilaku

secara mandiri, demikian juga terhadap etika sosial membentuk cara bertindak

yang relatif sama diantara sesama warga misalnya bangunan rumah (model, warna

dan bahannya), membuat kerajinan tangan (model, motif dan bahannya),

berusahatani padi (bibit dan teknik budidayanya), beternak kambing (bibit dan

teknik pemeliharaannya), memelihara ikan air tawar (bibit dan cara budidayanya),

dan membuat pupuk organik (bahan baku dan komposisinya).

Aktivitas harian tersebut membentuk satu pola tradisi untuk menjaga

keselarasan agar tidak tercipta persaingan antara anggota masyarakat, selanjutnya

dipererat dengan jiwa kegotong-royongan yang merupakan bentuk saling

menolong dan saling berbagi antar sesama.

Dalam mempertahankan norma dan nilai warisan nenek moyang

keterlibatan semua pihak sangat diperlukan yaitu adanya peran kelembagaan baik

formal (berkaitan dengan pemerintah Negara) dan non formal (berkaitan dengan

pengaturan kehidupan, norma dan nilai dalam masyarakat) serta kesadaran

individu itu sendiri untuk mengikuti norma yang berlaku.

Dan juga keterbukaan masyarakat akan pentingnya arti kesehatan untuk

dirinya keluarganya dan lingkungannya, bisa dilihat dengan jelas dengan setiap

adanya persalinan dan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan walaupun

harus ke luar kampung naga.dan tidak adanya kematian ibu dan bayi karena

melahirkan menjadikan tanda masyarakat memahami akan pentingnya kesehatan

ibu dan bayi.

Untuk ber Kb pun warga kampong Naga sangat memahami akan

pentingnya untuk ber KB, dengan inisiatif sendiri mereka datang ke Bidan tanpa

paksaan dari luar.

46

Page 47: makalah gambaran umum

Masyarakat kampung naga terbuka dan menerima inovasi teknologi baru

sepanjang tidak mengubah tatanan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat

dan teknologi baru tersebut memberikan nilai positif serta menguntungkan.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan saran yang penulis

berikan agar kampung naga tetap mempertahankan adat dan tradisi yang mereka

pegang teguh dengan tidak melanggar ketentuan agama dan pemerintah dan yang

tidak mempengaruhi kondisi kesehatan bagi masyarakat kampung Naga itu

sendiri.seperti untuk pola pemukiman yang sudah baik dengan dipisahkan

pemukiman kotor dan pemukiman bersih.dimana pemukiman bersih hanya

diperuntukan bagi pemukiman warga saja sedangkan wilayah kotor tempat

bangunan kandang binatang ternak.

Sehingga tidak adanya kandang – kandang yang berdekatan denga rumah

warga karena telah dibatasi oleh pagar batas wilayah kotor dan wilayah bersih.

Masih disayangkan kolong rumah masih dipakai untuk kandang ayam, ini

merupakan polusi bagi rumah itu sendiri yang dibikin dari anyaman bamboo,

sehingga rumah menjadi kurang hygenis.

Untuk kondisi rumah juga harus dipertahankan karena selain rumah itu

tahan gempa ( dibuktikan pada saat ada gempa diTasikmalaya rumah dikampung

Naga tidak ada yang rusak satu pun) juga cukupnya ventilasi dan penerangan yang

cukup pada siang hari.

Untuk pembuangan sampah walaupun kami tidak menelitinya lebih lanjut

tapi tidak jelasnya jalur pembuangan sampah atau antara yang sampah organic

dan anorganik, karena sudah banyaknya sampah yang dibuat dari plastic ( karena

banyaknya pengunjung ataupun warga sendiri ) jika dibuang kesungai akan

merusak lingkungan kampung Naga itu sendiri.

Untuk dibidang pelayanan kesehatan warga kampung Naga sudah sangat

berpartisipasi dalam menunjang pembangunan kesehatan di Indonesia khususnya

47

Page 48: makalah gambaran umum

di Jawa barat dengan tidak adanya kematian ibu dan bayi dalam tahun tahun

terakhir ini.hal ini disebabkan karena warga setempat selalu dibantu oleh Bidan

jika melahirkan dan keikutsertaan paraji pada saat persalinan hanyalah merawat

ibu dan bayinya selama 40 hari, hal ini agar terus di pertahankan.

Untuk masalah pendidikan masyarakat kampung Naga masih perlu

motivasi yang lebih baik agar para orang tuanya mau menyekolahkan anaknya ke

sekolah yang lebih tinggi agar bisa memajukan kampung Naga itu sendiri.karena

untuk bersekolah tidaklah melanggar adat,tapi salah satu alasannya adalah

masalah ekonomi.

Untuk perekonomian,karena terbatasnya tingkat pendidikan maka perlu

diberdayakan ketrampilan yang dipunyai oleh warga agar lebih produktif, dan

penyaluran hasil kerajinan ini bisa lebih baik, mungkin perlu bantuan pemerintah

agar diberi modal agar bisa lebih banyak yang dihasilkan dan dijual keluar

kampong naga bahkan ke luar negeri.

Yang perlu dipertahankan adalah kerjasama, gotong royong,

kesederhanaan, keramah tamahan yang dimiliki oleh semua warga kampung Naga

yang mungkin patut dicontoh oleh kita dan masyarakat yang lain.

Aktivitas harian tersebut membentuk satu pola tradisi untuk menjaga

keselarasan agar tidak tercipta persaingan antara anggota masyarakat, selanjutnya

dipererat dengan jiwa kegotong-royongan yang merupakan bentuk saling

menolong dan saling berbagi antar sesama.

Dalam mempertahankan norma dan nilai warisan nenek moyang

keterlibatan semua pihak sangat diperlukan yaitu adanya peran kelembagaan baik

formal (berkaitan dengan pemerintah Negara) dan non formal (berkaitan dengan

pengaturan kehidupan, norma dan nilai dalam masyarakat) serta kesadaran

individu itu sendiri untuk mengikuti norma yang berlaku.

48

Page 49: makalah gambaran umum

DAFTAR PUSTAKA

1. Rifati Heni Fajria dan Toto Sucipto 2002, kampong Naga dan rumah adat

diJawaBarat, Bandung ,dinas kebudayaan dan pariwisata propinsiJawaBarat

2. Suganda, Her . 2006. Kampung Naga mempertahankan tradisi . Bandung

PT Kiblat Buku Utama.

3. Suhandi Shm, A 1987, Penelitian masyarakat kampong Naga di

Tasikmalaya, Bandung, Universitas Pajajaran

4. Toto Sucipto dan Firdaus Gunadi S 2010 Hand Out Materi ISBD Akademi

Kebidanan Poltekkes Depkes Bandung.

5. www.tasikmalaya.go.id, dieny-yusuf.com, www.westjava-indonesia.com

6. Profil Desa Neglasari 2007

7. http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_Adat_di_Kampung_Naga

8. http:/ isavitri.files.wordpress.com/2009/05/kampungnaga.jpg[/img]

49

Page 50: makalah gambaran umum

LAMPIRAN

Data Informan

1. Nama : Bpk Risman

2. Umur : 47 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : penjual kerajinan dan petani

5. Pangkat : ketua RT

6. Jumlah anak : 4 orang

7. Jumlah anggota keluarga : 3 orang

Data Informan

1. Nama : Bp Ma’un

2. Umur : 74 tahun

3. Pendidikan : SR

4. Pekerjaan : Petani dan pengerajin

5. Pangkat : Punduh Adat

6. Jumlah anak : 5 orang sudah menikah semua

7. Jumlah anggota keluarga : 4 orang , yaitu istri dan anak yang paling kecil

yang baru menikah bersama menantunya.

DATA INFORMAN

1. Nama : Ny. Enah/Ujip

2. Usia : 60 tahun

3. Pendidikan : SD (sampai kelas 2)

4. Pekerjaan : Jualan 3 minggu 1 kali

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

50

Page 51: makalah gambaran umum

6. Jumlah Anak : 6 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 8 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Tn. Umar / Ny. Isah

2. Usia : 37 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 2 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Ny. Juju / Tn. Omas

2. Usia : 35 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Jumlah Anak : 2 orang

6. Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Tn. Judad / Ny. Een

2. Usia : 43 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : IRT

51

Page 52: makalah gambaran umum

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 3 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Ny. Nanah (janda)

2. Usia : 55 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 4 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Tn. Nana / Ny. Aan

2. Usia : 35 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 2 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Tn. Danu / Ny. Ilot

2. Usia : 45 tahun

3. Pendidikan : SD

52

Page 53: makalah gambaran umum

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 3 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Ny. Omah (janda)

2. Usia : 59 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 3 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

1. Nama : Tn. Jaka

2. Usia : 37 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Tani

5. Alamat : Kampung Naga Rt. 01 / 01

6. Jumlah Anak : 3 orang

7. Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

Nama : Ibu. Uyat

Usia : 45 th

53

Page 54: makalah gambaran umum

Pendidikan : Tidak Sekolah

Pekerjaan : Pengrajin anyaman bambu dan lidi

Alamat : Kampung Naga Rt 01 rw 01

Jumlah Anak : 3 (1 laki-laki dan 2 perempuan )

Jumlah anggoTa Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

Nama : Bpk. Danu

Usia : 40 th

Pendidikan : SD sampai kelas 5

Pekerjaan : Petani dan pengrajin

Alamat : Kampung Naga Rt 01

Jumlah anak : 3 orang

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

DATA INFORMAN

Nama : Bpk. Iin

Usia : 41 th

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Kampung Naga Rt 01 Rw 01

Jumlah Anak : 2 ( 1 laki-laki dan 1 perempuan )

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

Nama : Ibu. Aan

Usia : 30 th

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kampung Naga Rt 01

54

Page 55: makalah gambaran umum

Jumlah Anak : 2 orang

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

DATA INFORMAN

Nama : Ibu. Dede

Usia : 25 th

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT dan pengrajin anyaman bambu

Alamat : Kampung Naga Rt 01 Rw 01

Jumlah Anak : 1 orang

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

DATA INFORMAN

Nama : Ibu. Yati

Usia : 60 th

Pendidikan : Sampai kelas 4 SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kampung Naga

Jumlah Anak : 4 orang

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

DATA INFORMAN

Nama : Bpk. Ahmar

Usia : 40 th

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Kampung Naga Rt 01 rw 01

55

Page 56: makalah gambaran umum

Jumlah Anak : 1 ( perempuan )

Jumlah Anggota Keluarga : 3 Orang

Data Informan

1. Nama : Bp Judin

2. Umur : 54 tahun

3. Pendidikan : SR

4. Pekerjaan : Petani dan pengerajin

5. Pangkat : warga

6. Jumlah anak : 1

7. Jumlah anggota keluarga : 3 orang

Data Informan

1. Nama : Ibu Ariyani

2. Umur : 36 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : IRT dan pengerajin

5. Pangkat : warga

6. Jumlah anak : 3 orang semuanya perempuan berumur 14thn, 9thn, dan

5 thn.

7. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

.

Data Informan

1. Nama : Lina

2. Umur : 14 tahun

3. Pendidikan : SMP

56

Page 57: makalah gambaran umum

4. Pekerjaan : siswa SMP kelas 2

5. Pangkat : warga

6. Jumlahsaudara : 2 orang semuanya perempuan berumur , 9thn, dan 5

thn.

7. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

FOTO - FOTO

Gambar 18 Mahasiswa bersama dengan informan

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Gambar 19 Kegiatan Mahasiswa dan Pembimbing di balai pertemuan

57

Page 58: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 201

Gambar 20 Souvenir yang tersedia di kampong Naga

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Gambar 21 kegiatan ibu – ibu yang sedang memasak

58

Page 59: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Gambar 22 Penyerahan cinderamata

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

Gambar 23 pekarangan rumah tempat bermain

59

Page 60: makalah gambaran umum

Sumber PKL ISBD Poltekkes Jalur khusus 2010

60