MAKALAH GAGAL GINJAL KRONIS

download MAKALAH GAGAL GINJAL KRONIS

of 19

Transcript of MAKALAH GAGAL GINJAL KRONIS

MAKALAH GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS

Disusun Oleh : Nasikhatus Sangadah NIM A11100710 Tri Septi Puji Rahayu NIM A11100711

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Gagal ginjal akut dan kronis untuk memenuhi tugas blok Ilmu Dasar Keperawatan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan gagasan tertulis ini yaitu: 1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku Direktur STIKES Muhammadiyah Gombong 2. Herniyatun M kep.Sp.Mat,selaku Ketua prodi S1 Keperawatan 3. Sawiji S.Kep.Ners selaku koordinator blok V yang selalu memberikan pengarahan hingga terselesaikannya makalah ini 4. dr.Fitranto Arjadi M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Patologi 5. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan moril sehingga terselesaikannya makalah ini

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan gagasan tertulis ini. Gombong , Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia. Akan tetapi pengetahuan masyarakat tentang ginjal masih jauh dari memadai. Organ yang memiliki besar seperti telapak tangan fungsinya banyak sekali. Bukan hanya sebagai alat penyaring dan pembersih darah seperti yang sudah luas terkenal.Akan tetapi ginjal memiliki fungsi fungsi lainnya. Tidak perlu ditutupi,kenyataan bahwa cukup banyak dari masyarakat awam tidak mengetahui secara tepat dimana letak ginjalnya . Apalagi mengenai besarnya, sistem kerjanya, dan darimana datangnya air seni. Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air seni ke luar tubuh. Tanda adanya gangguan ginjal sangat bervariasi. Ada yang lama tidak menampakkan tanda atau gejala sama sekali ,baru belakangan timbul keluhan. Pada dasarnya, adanya keluhan yang tidak begitu menonjol pada seseorang harus dipikirkan kemungkinan hal itu disebabkan oleh gangguan pada

ginjalnya. Pemeriksaan laboratorium penyaring untuk melihat baik tidaknya fungsi ginjal sangat sederhana dan mudah dilakukan diberbagai laboratorium, yaitu mengukur kadar urea dan kreatinin plasma darah,endapan air seni (apakah sel darah merah, sel darah putih berlebihan). B.Tujuan 1. Mengetahui tanda fungsi ginjal terganggu pada tubuh manusia 2. Mengetahui perbedaan gagal ginjal kronis dan akut 3. Mengetahui penyebab gagal ginjal akut dan kronik

C. Manfaat 1. Bagi Penulis Mengetahui pengertian sistem nefrologi khususnya ginjal beserta fungsinya Mengetahui kelainan pada ginjal terutama gagal ginjal akut dan kronis 2. Bagi Mahasiswa Sebagai sumber pedoman dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan 3 sistem nefrologi

Bagi Dosen Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan penyakit gagal ginjal.

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya

Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa. Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448) Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

B.Etiologi Gagal Ginjal Akut 1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal) Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah : a. Penipisan volume b. Hemoragi c. Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik) d. Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik) e. Gangguan efisiensi jantung f. Infark miokard g. Gagal jantung kongestif h. Disritmia

i. Syok kardiogenik j. Vasodilatasi k. l. Sepsis Anafilaksis

m. Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi

2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal) Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini : a. Cedera akibat terbakar dan benturan

b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. e. Antibiotik aminoglikosida Agen kontras radiopaque

f. Logam berat (timah, merkuri) g. h. i. Obat NSAID Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida) Pielonefritis akut

j. glumerulonefritis

3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin) Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut : a. Batu traktus urinarius b. c. Tumor BPH

d. Striktur e. Bekuan darah Etiologi gagal ginjal kronis a. Diabetus mellitus b. Glumerulonefritis kronis

c. Pielonefritis d. Hipertensi tak terkontrol e. f. g. h. Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Gangguan vaskuler Lesi herediter

i. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri) C.Patofisiologi 1. Gagal ginjal Akut Iskemia atau Nefrotoksin

Pe penurunan darah ginjal

aliran

Kerusakan tubulus

sel

Kerusakan glomerulus

Penurunan aliran darah glomerulus

Perubahan jenis urine Obstruksi tubulus

berat

Penurunan ultrafiltrasi

Peningkatan pelepasan Nacl ke mukosa denia Penurunan GFR Kebocoran filtrat

glomerulus

Penurunan Ketidakseimbangan elektrolit produksi energi metabolik produksi Reaksi

terhadap

2. Gagal Ginjal

tinggi

Penurunan pemasukan diet

penurunan curah Reaksi tinggi terhadap infeksi

2. Gagal Ginjal Kronis

Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut : 1. Periode Awal Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria. 2. Periode Oliguri Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi. 3. Periode Diuresis Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat. 4. Periode Penyembuhan Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan Nilai laboratorium akan kembali normal Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3% Gagal ginjal Kronis 1. Penurunan GFR Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens

kretinin akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan meningkat. 2. Gangguan klirens renal Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal) 3. Retensi cairan dan natrium Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau

mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi. 4. Anemia Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI. 5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.

6. Penyakit tulang uremik(osteodistrofi) Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon. Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu: 1. Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal) Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.

2. Stadium 2 (insufisiensi ginjal) Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri. 3. Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia) Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814). D.Gejala Adapun gejala yang ditimbulkan pada penderita gagal ginjal yaitu : 1. Tekanan darah meningkat karena overload cairan dan produksi hormon vasoaktif diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system), meningkatkan risiko seseorang mengembangkan hipertensi dan atau penderitaan dari [gagal jantung (kongestif) 2. Urea terakumulasi, yang mengarah ke azotemia dan akhirnya uremia (gejala mulai dari kelesuan ke perikarditis dan ensefalopati). Urea diekskresikan oleh keringat dan mengkristal pada kulit ("frost uremic"). 3. Kalium terakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia dengan berbagai gejala termasuk malaise dan berpotensi fatal aritmia jantung s) 4. Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia, yang menyebabkan kelelahan) 5. Overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan edema untuk mengancam kehidupan edema paru

6. Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia (karena 1,25 hidroksivitamin D 3 ]] defisiensi), yang karena stimulasi faktor pertumbuhan fibroblast -237. Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder, osteodistrofi ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga mengganggu jantung. 8. Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga meningkat membran jantung dan saraf dengan promosi (hiperkalemia) karena kelebihan asam (asidemia) E.Diagnosa Keperawatan Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah: 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat. 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O. 3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. 4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi melalui alkalosis respiratorik. 5. . Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun. 6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan.Diagnosa

F.Penatalaksanaan 1. Mempertahankan keseimbangan cairan Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada pengukuran berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis

pasien.Masukan dan haluaran oral dan parenteral dari urin, drainase lambung, feses, drainase luka, dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian cairan. 2. Penanganan hiperkalemia : Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan hal-hal berikut : a. Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (sebagai tindakan darurat sementara untuk menangani heperkalemia) b. Natrium polistriren sulfonat (kayexalate) (terapi jangka pendek dan digunakan bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain) c. Pembatasan diit kalium

d. Dialisis Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas dan biokimia, membantu

menghilangkan

kecenderungan

perdarahan,

penyembuhan luka. Hal-hal berikut ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk segera dilakukan dialisis : 1) Volume overload 2) Kalium > 6 mEq/L 3) Asidosis metabolik (serum bicarbonat kurang dari 15 mEq/L) 4) BUN > 120 mg/dl 5) Perubahan mental signifikan

3. Menurunkan laju metabolisme 4. Tirah baring 5. Demam dan infeksi harus dicegah atau ditangani secepatnya 6. Pertimbangan nutrisional 7. Diet protein dibatasi sampai 1 gram/kg selama fase oligurik. Tinggi karbohidrat,Makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jus jeruk, kopi) dibatasi, maksimal 2 gram/hari.Bila perlu nutrisi parenteral 8. Merawat kulit 9. Masase area tonjolan tulang 10. Alih baring dengan sering 11. Mandi dengan air dingin 12. Koreksi asidosis G.Prognosis Prognosis pasien dengan penyakit ginjal kronis dijaga sebagai data epidemiologi telah menunjukkan bahwa menyebabkan semua kematian. (Tingkat kematian secara keseluruhan) meningkat sebagai penurunan fungsi ginjal. Penyebab utama kematian pada pasien dengan penyakit ginjal kronis adalah penyakit jantung, terlepas dari apakah ada perkembangan ke tahap 5. Sementara terapi pengganti ginjal dapat mempertahankan pasien tanpa batas waktu dan memperpanjang kehidupan, kualitas hidup adalah sangat terpengaruh ginjal transplantasi meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan stadium 5 CKD signifikan bila dibandingkan dengan terapi pilihan; mengutipNamun, hal ini terkait dengan mortalitas jangka pendek meningkat (akibat komplikasi dari operasi). Transplantasi samping, intensitas tinggi rumah hemodialisis muncul terkait dengan kelangsungan hidup baik dan kualitas hidup yang lebih besar, jika dibandingkan dengan tiga kali seminggu konvensional hemodialisis dan dialisis peritoneal .

BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, jelaslah bahwa ginjal merupakan organ terpenting di dalam tubuh manusia. Akan tetapi, pengetahuan manusia akan pentingnya fungsi ginjal sangatlah rendah.Gagal ginjal akut adalah gagalnya fungsi ginjal yang berlangsung dalam waktu relatif singkat (beberapa hari atau beberapa minggu). Sedangkan gagal ginjal kronik adalah penyakit gagal ginjal yang prosesnya bertahap dan memakan waktu relatif lama. Penyebab utamanya adalah penyakit gula, glomerulonefritis, infeksi, kelainan bawaan, dan sumbatan oleh batu saluran kemih.Jika kondisi ginjal sangat parah, pekerjaannya perlu dibantu dengan mesin cuci darah (dialisis) untuk membersihkan sampah yang berbahaya di dalam tubuh.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA Anderton,J.L.2001.Atlas Bantu NEFROLOGI.Jakarta : Hipokrates Darusalam,Dany.2010.Penetapan Diagnosa, Penanganan serta Pengobatan Penyakit Gagal Ginjal.diakses pada 30 Maret 2012. 07:00.http:// Penetapan- diagnosa- penanganan- serta - pengobatan- penyakit- gagalginjal.html Japaries,Willie.2002.Penyakit Ginjal.Jakarta : Arcan Jihan.2011.Askep Gagal Ginjal Akut dan Kronik.diakses pada 29 Maret 2012.13:00.http://askep-gagal-ginjal-akut-dan-kronik.html Ensiklopedia bebas.2008.Gagal Ginjal Kronis.diakses pada 30 Maret 2012.08:00.http://gagal-ginjal-kronis.html