MAKALAH faidin.docx

download MAKALAH faidin.docx

of 21

Transcript of MAKALAH faidin.docx

MAKALAHKEPERAWATAN ANAKLABIOPALATOSIS

DI SUSUN OLEH:KELOMPOK VI FAIDIN SUFANDI SAID HIKMAH

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSARMAKASSAR2014KATA PENGANTARAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul LABIOPALATOSISDalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, dosen mata kuliah keperawatan anak dan kawan-kawan seperjuangan di UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar MAKALAH ini dapat lebih baik lagi.

Makassar, Mey 2015

Kelompok

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTAR..DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang.B. Rumusan MasalahC. Tujuan.BAB II PEMBAHASANA. KONSEP DASAR MEDIS.1. Pengertian2. Klasifikasi ........................................................................................3. Etiologi.4. Pathofisiologi.....................................................................................5. Tanda dan gejala.6. Penyimpangan KDM (PATWAY)....................................................7. Manifestasi Klinis.......................................................................8. Penatalaksanaan ...............................................................................B. KONSEP DASAR ASKEP.BAB III PENUTUPA. KesimpulanB. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB 1PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Kasus bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan cacat bawaan yang masih menjadi masalah di tengah masyarakat. Di lakukan penelitian pada 126 penderita yang di lakukan operasi secara gratis pada bayi, anak maupun dewasa. Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa di sebut labio palato schisis. Kelainan di duga terjadi akibat infeksi virus yang di derita ibu pada kehamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada bibir, bayi tidak akan banyak mengalami gangguan karena masih dapat diberi minum dengan dot biasa. Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal dotnya diletakan di bagian bibir yang tidak sumbing. Kelaianan bibir ini dapat segera di perbaiki dengan pembedahan. Bila sumbing mencakup pula palatum mole / palatum durum, bayi akan mengalami kesukaran minum, walau[pun bayi dapat mengisap namun bahaya tersedak mengancam. Bayi dengan kelainan bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering menderita infeksi saluran pernapasan akibat aspirasi. Keadan umur yang kurang baik juga akan menunda tindakan untuk memperbaiki kelainan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana yang di maksud dengan labioplatosis2. Apa yang menyebabkan sehingga terjadi labioplatosis3. Seperti apa kebutuhan dasar dari labioplatosis4. Seperti apa tanda dan gejala dari labioplatosis5. Bagaimana diagnosa dan implmentasi keperawatan labioplatosis

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui Bagaimana yang di maksud dengan labioplatosis2. Untuk mengetahui seperti apa yang menyebabkan sehingga terjadi labioplatosis3. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dasar dari labioplatosis4. Untuk mengetahui bentuk dari tanda dan gejala labioplatosis5. Untuk mengetahui diagnosa dan implmentasi keperawatan labioplatosis

BAB 11PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

Labio palato schisis adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embrionik (kapita selekta,jilid 2 ). Labio palato schisis adalah isura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan dua sisi untuk menyatu selama perkembangan embrionik. (www geogle.com) 2. Klasifikasi

Berdasarkan organ terlihat : Celah bibir (labioschisis) Celah gusi (gratoschisis) Langit-langit ( palatoschisis ) Tingkat kelahiran biasa bervariasi mulai dari ringan sampai parah (celah bias sampai hidung).Beberapa jenis bibir sumbing yang di ketahui yaitu : 1. Unilateral Inkomplete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.2. Unilateral Complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. 3. Bilateral Complete Apabila celah sumbing terjadi di ke dua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.3. EtiologiBelum di ketahui pasti. Hipotesis yang di ajukan antara lain : a) Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama embrional dalam hal kuatitas (pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi asam folat, vitamin C dan zn).b) Pengaruh obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal.c) Infeksi,khususnya viral ( toksoplasma ) dan klamidal d) Faktor genetik e) Kelainan ini juga diduga terjadi akibat lnfeksi virus yang di derita ibu pada kehamilan trimester pertama.

4. Pathofisiologi Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga kembali juga oleh beberapa etiologi.prosesnya karena kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum nasi.

5. Tanda dan gejalaAda beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :a. Terjadi pamisahan Langit-langitb. Terjadi pemisahan bibirc. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langitd. Infeksi telinga berulange. Berat badan tidak bertambahf. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.

6. Penyimpangan KDM (PATWAY )

Insufisiensi zat toksikosis selama infeksi genetik Untuk tumbuh kembang kehamilan

Kegagalan fungsi palatum kegagalan fungsi palatum Pada garis tengah dengan septum nasi

refleks mengisap Asi, yang bayi rewel, adanya sumbing adanya disfungsi adanya terganggu akibat adanya menangis, pada bibir dan tuba eustachi gangguan patologis, pucat, turgor kulit tidak dapat palatum yang dapat me- pertumbuhan jelek, kulit kering, perut beristirahat ngakibatkan ter- anatomi nasokembung, BB menurun. Dengan tenang, jadinya otitis faring, adanya dan nyaman, media serta garis jahitan sulit mengisap gangguan pada daerah dan menelan Asi resti pendengaran, mulut. trauma adanya sifat sisi pembedahan kurang me- Perubahan nutrisi kurang resti trauma sisi nerima,sensitif, dari kebutuhan tubuh pembedahan adanya sumbing gangguan rasa pada bibir dan nyaman nyeri palatum.

Resti perubahan Menjadi orangtua

Referensi : 1. Ngastinya. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC 2. Doengoes Marlin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

7. Manifestasi Klinisa) Refleks mengisap Asi yang terganggu, akibat adanya kondisi pathologis b) Adanya gangguan pertumbuhan anatomi nasofaring c) Adanya disfungsi tuba eustachius yang dapat mengakibatkan terjadinya otitis media, serta gangguan pendengaran.8. Penatalaksanaan a. Keperawatan i. Masalah yang dapat terjadi adalah resiko tersedak ii. Ibu harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hati hati dan sering beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat di pompa dan diberikan dengan sedotan sedikit sedikit. Perhatikan agar pompa payudara dan gelas penampung Asi selalu diseduh agar tidak terjadi terkontaminasi.1. Medis Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria tube of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan) > 10 pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan (palatolasti0. di kerjakan sedini mungkin (15-24bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara. Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spech therapist untuk melatih atau mengajar anak bicara dengan normal. Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celah alveolus / maksila untuk memungkinkan ablioefodenti mengatur pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal. Pencegahan infeksi. Menaati praktek pencegahan infeksi terutama kebersihan tangan serta memakai sarung tangan. Memperhatikan dengan seksam proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda kotor,ikuti dengan sterilisasi dan desinfeksi tingkat tinggi. Selalu memoerhatikan teknik aseptik sewaktu melakukan tindakan yang bersifat infasif seperti : suction endotracheal,melakukan penyuntikan obat-obat pada akses perifer maupun vena central, pemasangan kateter urine,dll.

B. KONSEP DASAR ASKEP 1. Pengkajianb) Biodata pasien dan biodata penanggung jawab c) Riwayat kesehatan masa lalu Pasien menderita insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional.d) Riwayat kesehatan sekarangPengaruh obat tetatologik termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal,kecanduan alkohol.e) Riwayat keluarga Anggota keluarga ada yang bibir sumbing.f) Pemeriksaan Fisik 1 Mata Keadaan konjungtiva Keadaan sclera Keadaan lensa2 Hidung Kemampuan penglihatankepekaan penciuman Adanya polip/hambatan lain pada hidung, adanya pilek.3 Mulut dan Bibir Warna bibir Apakah ada luka Apakah ada kelainan 4 Leher Keadaan vena jugularis Apakah ada pembesaran kelenjar.5 Telinga Bentuk telinga Kepekaan pendengaran Kebersihan telinga6 Dada Bentuk dan irama napas Keadaan jantung dan paru-paru7 Abdomen Ada kelainan atau tidak Bentuknya supel atau tidak 8 Genitalia Kebersihan daerah genetalia Ada edema atau tidak Keadaan alat genetalia9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit Warna kulit Turgor kulitg) Pengkajian Perpola a. Aktivitas / istirahat Sulit mengisap Asi Sulit menelan Asi Bayi rewel,menangis Tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman

b. Sirkulasi Pucat Turgor kulit jelek c. Makanan / cairan Berat badan menurun Perut kembung Turgor kulit jelek, kulit keringd. Neurosensori Adanya trauma psikologi pada orang tua Adanya sifat kurang menerima, sensitife. Nyaman / nyeri Adanya resiko tersedak Disfungsi tuba eustachi Adanya garis jahitan pada daerah mulut

Tabulasi Data Sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel,menangis,tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, pucat,turgor kulit jelek, berat badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya trauma psikologi pada orang tua,danya sifat menerima sensitif, adanya resiko tersedak, disfungsi tuba eustachi,adanya garis jahitan pada daerah mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.

Klasifikasi Data DS : sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman. DO : pucat, turgor kulit jelek, bert badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya trauma psikologi padaa orang tua, adanya siat kurang menerima, sensitif, adanya esiko tersedak, disfungsi tuba eustachi, adanya garis jahitan pada daerah mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum. Analisa Data

NoSymptomEtiologiProblem

1Pre opDS : sulit mengisap dan menelan Asi.DO: pucat, turgor kulit jelek, kulit kering, perut kembung,BB menurun

Defek fisikPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2DS: -DO: adanya trauma psikologi pada orang tua, adanya sifat kurang menerima, sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatumBayi dengan defek fisisk yang sangat terlihatResiko tinggi perubahan menjadi orang tua

3DS: bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, sulit mengisao dan menelan Asi.DO: adanya garis jahitan pada daerah mulutProsedur pembedahan, disfungsi menelanResiko tinggi trauma sisi pembedan

4Post opDS: bayi rewel,menangisDO: adanya garis jahitan pada daerah mulut

Insisi bedahGangguan

5DS : -DO : adanya luka operasi tertutup kasaTerpaparnya lingkungan dan prosedur invasiResti infeksi

PRIORITAS MASALAH PRE OP : - Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh resti perubahan menjadi orang tua resti trauma sisi pembedahan POST OP : - gangguan rasa nyaman nyeri - resti infeksi2. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPa. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d defek fisik yang di tandai dengan : DS : Sulit mengisap dan menelan AsiDO : Pucat, turgor kulit jelek, kulit kering,perut kembung, BB menurun b. Resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik yang sangat terlihat yang di tandai dengan : DS : -DO : Adanya trauma psikologipada orang tua, adanya sifat kurang menerima, sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatumc. Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d prosedur pembedahan, disfungsi menelan, yang di tandai dengan : DS : Bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, sulit mengisap dan menelan Asi.DO : adanya garis jahitan pada daerah mulut POST OPa. gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan DS : Bayi rewel, menangis DO : Adanya garis jahitan pada daerah mulut b. resti infeksi b/d terpaparnya linkungan dan prosedur invasi, yang di tandai dengan : DS : - DO : Adanya luka operasi tertutup kasa No

1

Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanIntervensiRasional

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubah b/d defek fisik yang di tandai : DS: Sulit mengisap dan menelan Asi DO: Pucat, turgor kulit jelek,kulit kering, perut kembung, BB menurun

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan perubahan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria : tidak pucat turgor kulit membaik kulit lembab, perut tidak kembung bayi menunjukan penambahan berat badan yang tepat. 1. Bantu ibu dalam menyusui, bila ini adalah keinginan ibu. Posisikan dan stabilkan puting susu dengan baik di dalam rongga mulut. 2. Bantu menstimulasi refleks ejeksi Asi secara manual / dengan pompa payudara sebelum menyusui 3. Gunakan alat makan khusus, bila menggunakan alat tanpa puting. (dot, spuit asepto) letakan formula di belakang lidah 4. Melatih ibu untuk memberikan Asi yang baik bagi bayinya5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan, apabila di pulangkan 6. kolborasi dengan ahli gizi.

1. Membantu ibu dalam memberikan Asi dan posisi puting yang stabil membentuk kerja lidah dalam pemerasan susu.

2. Karena pengisapan di perlukan untuk menstimulasi susu yang pada awalnya mungkin tidak ada

3. Membantu kesulitan makan bayi, mempermudah menelan da mencegah aspirasi

4. Mempermudah dalam pemberian Asi

5. Untuk mencegah terjadinya mikroorganisme yang masuk

6. Untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang

No

2

Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanIntervensiRasional

Cemas / resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik yang sangat terlihat, yang di tandai dengan : DS : -DO : Adanya trauma psikologi pada orang tua, adanya sifat kurang menerima, sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatum

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan resti perubahan menjadi orang tua tidak terjadi dengan kriteria : pasien dan keluarga menunjukan penerimaan terhadap bayi keluarga mendiskusikan perasaan dan kekhawatiran mengenai defek anak, perbaikannyadan proses masa depan 1. Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan 2. tunjukan sikap penerimaan terhadap bayi dan keluarga 3. tunjukan dengan perilaku bahwa anak adalah manusia yang berharga 4. gambarkan hasil perbaikan bedah terhadap defek,gunakan foto hasil yang memuaskan 5. anjurkan pertemuan dengan orang tua lain yang mempunyai pengalaman serupa dan dapat menghadapinya dengan baik. 6. menganjurkan orangtua untuk selalu menjaga kesehatan bayinya

1. Mendorong koping keluarga

2. Meredam sikap sensitif orangtua terhadap sikap sensitif orang lain 3. Mendorong penerimaan terhadap bayi

4. Untuk mendorong adanya pengharapan

5. Membantu orangtua mendiskusikan kekhawatirannya, berbagi pengalaman swehingga timbulnya sifat menerima terhadap bayi 6. Untuk mencegah terjadinya defek pada bayi

No

3

Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanIntervensiRasional

Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d prosedur pembedahan, disfungsi menelan, yang di tandai dengan : DS : Bayi rewel, menangis,tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, sulit mengisap dan menelan Asi.DO : adanya garis jahitan pada daerah mulut

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan trauma sisi pembedahan tidak terjadi dengan kriteria : bayi tidak rewel dan menangis Bayi dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, dapat menelan Asi denagan baik.

1. Beri posisi leher yang miring atau duduk2. Pertahankan alat pelindung bibir. Gunakan teknik pemberian makan nontraumatik.3. Gunakan paket restrain pada bayi

4. Hindarkan menempatkan objek di dalam mulut setelah perbaikan kateter mengisap. Spatel lidah sedalam dot atau pendek kecil.5. Jaga agar bayi tidak menangis dengan jelas dan terus menerus 6. Bersihkan garis jahitan dengan perlahan setelah memberi makan dan jika perlu sesuai instruksi dokter 7. Ajar tentang pembersihan dan prosedur restrain khususnya bila bila bayi akan di pulangkan sebelum jahitan di lepas.

1. Mencegah trauma pada sisi operasi 2. Melindungi garis jahitan dan meminimalkan resiko trauma.

3. Mencegahnya agr tidak berulang dan menggaruk wajahnya 4. Mencegah trauma pada sisi operasi

5. Menangis dapat menyebabkan tegangan pada jahitan 6. Mencegah terjadinya infeksi dan inflamasi yang mempengaruhi penyembuhan 7. Meminimalkan terjadinya komplikasi setelah pulang.

No

4

Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanIntervensiRasional

gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan : DS : Bayi rewel dan menangis DO : Adanya garis jahitan pada daerah mulut

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan masalah nyeri dapat terkontrol dengan kriteria : Bayi tidak rewel Tidak menangis Bayi mengalami tingkat kenyamana yang optimal Bayi tampak nyaman dan istirahat dengan tenang. Observasi 1. Kaji tanda-tanda vital, perhatikan tackikardi dan peningkatan pernapasan.2. Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi 3. Kaji skala nyeri, catat lokasi, intensitas nyeri

Mandiri 4. Anjurkan keluarga untuk melakukan masase ringan

Penkes5. Jelaskan orangtua atau keluarga untuk terlibat dalam perawatan bayi 6. Kolaborasi, berikan analgesik / sedatif sesuai instruksi.

1. Dapat menidentifikasikan rasa sakit akut dan ketidak nyamanan

2. Ketidak nyamanan mungkin di sebabkan oleh adanya proses inflamasi

3. Membantu mengetahui derajat ketidak nyamana dan keefektifan analgesik sehingga memudah dalam memberi tindakan 4. Mengurangi rasa nyeri

5. Memberi rasa aman dan nyaman

6. Analgesik menelan SSP yang memberi respon pada observasi nyeri

No

5

Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanIntervensiRasional

Resti infeksi b/d terpaparnya lingkungan dan prosedur invasi yang di tandai dengan : DS : - DO : Adanya luka operasi tertutup kasa

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan diharapkan masalah resti infeksi tidak terjadi dengan kriteria : - luka sembuh dan tidak tertutup kasa Observasi 1. Kaji tanda-tanda vital.

2. Kaji tanda-tanda infeksi

Mandiri3. Jaga area kesterilan luka operasi

4. Lakukan aseptik dan desinfeksidalam perawatan luka 5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan luka.

Penkes6. Menjelaskan kepada keluarga untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari kontaminasi dari luar 7. Menjelaskan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan luka

Kolaborasi 8. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat yang sesuai (antibiotik )

1. Menentukan intervensi selanjutnya.2. Membantu tindakan yang tepat

3. Mencegah dan mengurangi transmisi kuman 4. Mencegah kontaminasi patogen

5. Melindungi dari sumber infeksi, mencegah infeksi silang

6. Mengurangi kontaminasi pasien dari agen infeksius

7. Menjaga kesterilan luka

8. Membantu mencegah infeksi.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN Labio palato schisis merupakan kongenital anamali yang berupa adanya kelainan bentuk pada stuktur wajah. Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat secara estefik, kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan, makan,minum dan bicara. Keadaan ini menyebabkan intake minum / makanan yang masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, selanjutnya mudah terkena infeksi saluran nafas atas ksrena terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.

B. SARAN

1. Bagi perawatAgar dapat memberi ASKEP pada klien labio palato schisis melalui pendekatan proses keperawatan semaksimal mungkin 2. Bagi masyarakat Agar selalu memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan apabila di temukan tanda dan gejala labio palati schisis, maka segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga dapat di obati segera.

DAFTAR PUSTAKAMansjoer Arif.2001.Kapita selekta kedokteran,edisi ketiga jilid I. Jakarta:EGCDongoes Marylin.1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGCMidwifeipeah.blogspot.com/2009/11/labioskisiz-labiopalatoskisis-by-1.html?m=1