makalah etika profesi
-
Upload
ridwan-darmansyah -
Category
Documents
-
view
69 -
download
4
description
Transcript of makalah etika profesi
ETIKA PROFESI GURU, DOKTER DAN HAKIM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Etika Profesi Hakim
Disusun Oleh :
Ridwan Darmansyah
KELAS : Hesy 5 (Semester 5)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
STAI IBNU SINA
BATAM
2014
BAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Pada Makalah ini akan dibahas beberapa profesi yang memiliki etika didalamPada Makalah ini akan dibahas beberapa profesi yang memiliki etika didalam
melaksanakan tugasnya.melaksanakan tugasnya.
Setiap profesi di berbagai bidang memiliki nilai-nilai yang dijunjung untukSetiap profesi di berbagai bidang memiliki nilai-nilai yang dijunjung untuk
dijadikan pedoman dalam kehidupan profesi yang bersangkutan. Demikian halnyadijadikan pedoman dalam kehidupan profesi yang bersangkutan. Demikian halnya
dengan profesi Guru, Dokter dan Hakim di Indonesia, di mana terdapat suatu kodedengan profesi Guru, Dokter dan Hakim di Indonesia, di mana terdapat suatu kode
etik yang didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku di Indonesia serta nilai-nilai yangetik yang didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku di Indonesia serta nilai-nilai yang
bersifat universal bagi mereka. bersifat universal bagi mereka.
Kode etik penting bagi Guru, Dokter dan Hakim untuk mengatur tata tertib danKode etik penting bagi Guru, Dokter dan Hakim untuk mengatur tata tertib dan
perilaku dalam menjalankan profesinyaperilaku dalam menjalankan profesinya
Berikut dalam makalah ini akan dibahas secara garis besar.Berikut dalam makalah ini akan dibahas secara garis besar.
BAB IIBAB II
PEMBAHASANPEMBAHASAN
A.A. Etika Profesi GuruEtika Profesi Guru
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu professionprofession
atau bahasa latin, atau bahasa latin, profecusprofecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan,, yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.
Profesi pada hakekatnya adalah sikap yang bijaksana yaitu pelayanan danProfesi pada hakekatnya adalah sikap yang bijaksana yaitu pelayanan dan
pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yangpengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yang
mantap diiringi sikap kepribaadian tertentu. Profesi juga bisa dikatakan sebagaimantap diiringi sikap kepribaadian tertentu. Profesi juga bisa dikatakan sebagai
pelayanan jabatan yang bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat sebagai suatupelayanan jabatan yang bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat sebagai suatu
spesialisasi dari jabatan intelektualyang diperoleh melalui ilmu pengetahuan teoritisspesialisasi dari jabatan intelektualyang diperoleh melalui ilmu pengetahuan teoritis
secara terstruktur.secara terstruktur.
Pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalahPengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan danbidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan
sebagainya) tertentu. Sedangkan Volmer dan Mills dalam buku Administrasisebagainya) tertentu. Sedangkan Volmer dan Mills dalam buku Administrasi
Pendidikan Kontemporer mengemukakan bahwa pada dasarnya profesi adalahPendidikan Kontemporer mengemukakan bahwa pada dasarnya profesi adalah
sebagai suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dansebagai suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan
training, bertujuan mensuplay ketrampilan melalui pelayanan dan bimbingan padatraining, bertujuan mensuplay ketrampilan melalui pelayanan dan bimbingan pada
orang lain untuk mendapatkan bayaran atau gaji.orang lain untuk mendapatkan bayaran atau gaji.
Pasal 1 butir 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskanPasal 1 butir 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan
bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik padamembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikanpendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”.menengah”.
Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahunSenada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah : tenaga2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah : tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, sertamenilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidikmelakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi (pasal 39 ayat 1).pada perguruan tinggi (pasal 39 ayat 1).
Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdianGuru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.
Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melaluiKeahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui
suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu.suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu.
Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentukKeahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk
sertifikasi dan akreditasi. Dengan keahliannya itu seorang guru mampusertifikasi dan akreditasi. Dengan keahliannya itu seorang guru mampu
menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangkumenunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangku
profesinya.profesinya.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang berdasarkan prinsip-Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut: prinsip sebagai berikut:
1.1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2.2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia;dan akhlak mulia;
3.3. memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai denganmemiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas; bidang tugas;
4.4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5.5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6.6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7.7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secaramemiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8.8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasmemiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dankeprofesionalan; dan
9.9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yangmemiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan keprofesian bagi guru.berkaitan dengan keprofesian bagi guru.
Guru sebagai profesi di Indonesia secara formal telah dicanangkan oleh PresidenGuru sebagai profesi di Indonesia secara formal telah dicanangkan oleh Presiden
Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, bertepatan dengan acaraRepublik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, bertepatan dengan acara
puncak peringatan Hari Guru Nasional XII, tanggal 2 Desember 2004.puncak peringatan Hari Guru Nasional XII, tanggal 2 Desember 2004.
Syarat-Syarat Profesi GuruSyarat-Syarat Profesi Guru
National Education Associatiaon (NEA) (1948) dalam buku Profesi KeguruanNational Education Associatiaon (NEA) (1948) dalam buku Profesi Keguruan
menyarankan syarat-syarat profesi guru :menyarankan syarat-syarat profesi guru :
a.a. Jabatan yang melibatkam kegiatan intelektualJabatan yang melibatkam kegiatan intelektual
b.b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c.c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesiaonal yang laman.Jabatan yang memerlukan persiapan profesiaonal yang laman.
d.d. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambugan.Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambugan.
e.e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permaenJabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permaen
f.f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiriJabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
g.g. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadiJabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
h.h. Jabatan yang mempuyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.Jabatan yang mempuyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Di samping itu, profesi guru juga memerlukan persyaratan khusus antara lain:Di samping itu, profesi guru juga memerlukan persyaratan khusus antara lain:
a.a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmuMenuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.pengetahuan yang mendalam.
b.b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai denganMenekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya.bidang profesinya.
c.c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d.d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yangAdanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.dilaksanakannya.
e.e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
B.B. EtikEtika a Profesi KedokteranProfesi Kedokteran
Etik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalamEtik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam
bentuk bentuk Code of HammurabiCode of Hammurabi dan dan Code of HittitesCode of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan, yang penegakannya dilaksanakan
oleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentukoleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk
lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapilain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi
yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370
tahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilakutahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku
dan bersikap, atau semacam dan bersikap, atau semacam code of conductcode of conduct bagi dokter. bagi dokter.
Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-
prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalamprinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam
membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-
salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuansalahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan
etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etikaetika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika
biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusanbiomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan
klinis yang etis (klinis yang etis (clinical ethicsclinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang
medis.medis.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaianIDI (Ikatan Dokter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian
pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah danpelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan
cabang, serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkatcabang, serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkat
pusat, wilayah dan cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit)pusat, wilayah dan cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit)
didirikan Komite Medis dengan Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasididirikan Komite Medis dengan Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasi
pelaksanaan etik dan standar profesi di rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunanpelaksanaan etik dan standar profesi di rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunan
rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (Makersi).rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (Makersi).
Pada dasarnya, suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar “hanya” akanPada dasarnya, suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar “hanya” akan
membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya. Namun suatu pelanggaran etikmembawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya. Namun suatu pelanggaran etik
profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk peringatan hingga keprofesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk peringatan hingga ke
bentuk yang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentubentuk yang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu
(bila akibat kurang kompeten) dan pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi(bila akibat kurang kompeten) dan pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi
tersebut diberikan oleh MKEK setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwatersebut diberikan oleh MKEK setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwa
dokter tersebut melanggar etik (profesi) kedokteran.dokter tersebut melanggar etik (profesi) kedokteran.
BBentuk-bentuk etika kedokteran antara lain:entuk-bentuk etika kedokteran antara lain:
1.1. Etika Dokter terhadap Etika Dokter terhadap Sang Sang Khalik:Khalik:
Seorang Dokter Muslim haruslah benar-benar menyadari bahwa dirinya adalahSeorang Dokter Muslim haruslah benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah
hamba Allah semata. Dan betapa tidak berarti dirinya beserta ilmunya tanpa ijinhamba Allah semata. Dan betapa tidak berarti dirinya beserta ilmunya tanpa ijin
Allah.Mengenai etika terhadap Khalik disebutkan bahwa :Allah.Mengenai etika terhadap Khalik disebutkan bahwa :
•• Dokter muslim harus meyakini dirinya sebagai khalifah fungsionaris AllahDokter muslim harus meyakini dirinya sebagai khalifah fungsionaris Allah
dalam bidang kesehatan dan kedokteran.dalam bidang kesehatan dan kedokteran.
•• Melaksanakan profesinya karena Allah dan buah Allah.Melaksanakan profesinya karena Allah dan buah Allah.
•• Hanya melakukan pengobatan, penyembuhan adalah Allah.Hanya melakukan pengobatan, penyembuhan adalah Allah.
•• Melaksanakan profesinya dengan iman supaya jangan merugi.Melaksanakan profesinya dengan iman supaya jangan merugi.
2.2. Etika Dokter terhadap pasien:Etika Dokter terhadap pasien:
Hubungan antara dokter dengan pasien adalah hubungan antar manusia danHubungan antara dokter dengan pasien adalah hubungan antar manusia dan
manusia. Dalam hubungan ini mungkin timbul pertentangan antara dokter danmanusia. Dalam hubungan ini mungkin timbul pertentangan antara dokter dan
pasien, karena masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Masalah semacampasien, karena masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Masalah semacam
ini akan dihadapi oleh Dokter yang bekerja di lingkungan dengan suatu sistem yangini akan dihadapi oleh Dokter yang bekerja di lingkungan dengan suatu sistem yang
berbeda dengan kebudayaan profesinya. berbeda dengan kebudayaan profesinya.
Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak jarang dokter harus berjuangUntuk melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak jarang dokter harus berjuang
lebih dulu melawan tradisi yang telah tertanam dengan kuat. Dalam hal ini, seoranglebih dulu melawan tradisi yang telah tertanam dengan kuat. Dalam hal ini, seorang
Dokter tidak mungkin memaksakan kebudayaan profesi yang selama ini dianutnya.Dokter tidak mungkin memaksakan kebudayaan profesi yang selama ini dianutnya.
Mengenai etika kedokteran terhadap orang sakit antara lain disebutkan bahwaMengenai etika kedokteran terhadap orang sakit antara lain disebutkan bahwa
seorang Dokter wajib:seorang Dokter wajib:
a.a. Memperlihatkan jenis penyakit, sebab musabab timbulnya penyakit, kekuatanMemperlihatkan jenis penyakit, sebab musabab timbulnya penyakit, kekuatan
tubuh orang sakit, keadaan resam tubuh yang tidak sewajarnya, umur si sakittubuh orang sakit, keadaan resam tubuh yang tidak sewajarnya, umur si sakit
dan obat yang cocok dengan musim itu, negeri si sakit dan keadaan buminya,dan obat yang cocok dengan musim itu, negeri si sakit dan keadaan buminya,
iklim di manaia sakit, daya penyembuhan obat itu iklim di manaia sakit, daya penyembuhan obat itu
b.b. Di samping itu dokter harus memperhatikan mengenai tujuan pengobatan, obatDi samping itu dokter harus memperhatikan mengenai tujuan pengobatan, obat
yang dapat melawan penyakit itu, cara yang mudah dalam mengobati penyakit.yang dapat melawan penyakit itu, cara yang mudah dalam mengobati penyakit.
c.c. Selanjutnya seorang dokter hendaknya membuat campuran obat yangSelanjutnya seorang dokter hendaknya membuat campuran obat yang
sempurna, mempunyai pengalaman mengenai penyakit jiwa dan pengobatannya,sempurna, mempunyai pengalaman mengenai penyakit jiwa dan pengobatannya,
berlaku lemah lembut, menggunakan cara keagamaan dan sugesti, tahuberlaku lemah lembut, menggunakan cara keagamaan dan sugesti, tahu
tugasnya.tugasnya.
3.3. Etika Dokter terhadap SejawatnyaEtika Dokter terhadap Sejawatnya
Para Dokter di seluruh dunia mempunyai kewajiban yang sama. Mereka adalahPara Dokter di seluruh dunia mempunyai kewajiban yang sama. Mereka adalah
kawan-kaawn seperjuangan yang merupakan kesatuan aksi dibaawh panjikawan-kaawn seperjuangan yang merupakan kesatuan aksi dibaawh panji
perikemanusiaan untuk memerangi penyakit, yang merupakan salah satuperikemanusiaan untuk memerangi penyakit, yang merupakan salah satu
pengganggu keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Penemuan danpengganggu keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Penemuan dan
pengalaman baru dijadikan milik bersama. Panggilan suci yang menjiwai hidup danpengalaman baru dijadikan milik bersama. Panggilan suci yang menjiwai hidup dan
perbuatan telah mempersatukan mereka menempatkan para Dokter pada suatuperbuatan telah mempersatukan mereka menempatkan para Dokter pada suatu
kedudukan yang terhormat dalam masyarakat. Hal-hal tersebut menimbulkan rasakedudukan yang terhormat dalam masyarakat. Hal-hal tersebut menimbulkan rasa
persaudaraan dan kesediaan tolong-menolong yang senantiasa perlu dipertahankanpersaudaraan dan kesediaan tolong-menolong yang senantiasa perlu dipertahankan
dandikembangkan.dandikembangkan.
Sebagai sebuah profesi yang berkaitan dengan proses di pengadilan, definisiSebagai sebuah profesi yang berkaitan dengan proses di pengadilan, definisi
hakim tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukumhakim tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana atau yang biasa disebut Kitab Undang-Undang Hukum Acara PidanaAcara Pidana atau yang biasa disebut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP). Pasal 1 angka 8 KUHAP menyebutkan, hakim adalah pejabat peradilan(KUHAP). Pasal 1 angka 8 KUHAP menyebutkan, hakim adalah pejabat peradilan
negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.Sedangkannegara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.Sedangkan
mengadili diartikan sebagai serangkaian tindakan hakim untuk menerima,mengadili diartikan sebagai serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutus perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidakmemeriksa, dan memutus perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak
memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalammemihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam
undang-undang.undang-undang.
C.C. EtikEtika a Profesi Profesi HakimHakim
Hakim memiliki kedudukan dan peranan yang penting demi tegaknya negaraHakim memiliki kedudukan dan peranan yang penting demi tegaknya negara
hukum. Oleh karena itu, terdapat beberapa nilai yang dianut dan wajib dihormatihukum. Oleh karena itu, terdapat beberapa nilai yang dianut dan wajib dihormati
oleh penyandang profesi hakim dalam menjalankan tugasnya. Nilai di sini diartikanoleh penyandang profesi hakim dalam menjalankan tugasnya. Nilai di sini diartikan
sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, ataubaik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, atau
motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Nilai-nilaimotivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Nilai-nilai
itu adalah sebagai berikut:itu adalah sebagai berikut:
1.1. Profesi hakim adalah profesi yang merdeka guna menegakkan hukum danProfesi hakim adalah profesi yang merdeka guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggaranya negara hukum Republikkeadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggaranya negara hukum Republik
Indonesia. Di sini terkandung nilai kemerdekaan dan keadilan.Indonesia. Di sini terkandung nilai kemerdekaan dan keadilan.
2.2. Selanjutnya, nilai keadilan juga tercermin dari kewajiban hakim untukSelanjutnya, nilai keadilan juga tercermin dari kewajiban hakim untuk
menyelenggarakan peradilan secara sederhana, cepat, dan biaya ringan, agarmenyelenggarakan peradilan secara sederhana, cepat, dan biaya ringan, agar
keadilan tersebut dapat dijangkau semua orang. Dalam mengadili, hakim jugakeadilan tersebut dapat dijangkau semua orang. Dalam mengadili, hakim juga
tidak boleh membeda-bedakan orang dan wajib menghormati asas praduga taktidak boleh membeda-bedakan orang dan wajib menghormati asas praduga tak
bersalah. Kewajiban menegakkan keadilan ini tidak hanyabersalah. Kewajiban menegakkan keadilan ini tidak hanya
dipertanggungjawabkan secara horizontal kepada sesama manusia, tetapi jugadipertanggungjawabkan secara horizontal kepada sesama manusia, tetapi juga
secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa.secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.3. Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yangHakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas. Apabiladiajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas. Apabila
hakim melihat adanya kekosongan hukum karena tidak ada atau kurang jelasnyahakim melihat adanya kekosongan hukum karena tidak ada atau kurang jelasnya
hukum yang mengatur suatu hal, maka ia wajib menggali nilai-nilai hukum yanghukum yang mengatur suatu hal, maka ia wajib menggali nilai-nilai hukum yang
hidup dalam masyarakat. Nilai ini dinamakan sebagai nilai keterbukaan.hidup dalam masyarakat. Nilai ini dinamakan sebagai nilai keterbukaan.
4.4. Hakim wajib menjunjung tinggi kerja sama dan kewibawaan korps. Nilai kerjaHakim wajib menjunjung tinggi kerja sama dan kewibawaan korps. Nilai kerja
sama ini tampak dari persidangan yang berbentuk majelis, dengan sekurang-sama ini tampak dari persidangan yang berbentuk majelis, dengan sekurang-
kurangnya terdiri dari tiga orang hakim. Sebelum menjatuhkan putusannya, parakurangnya terdiri dari tiga orang hakim. Sebelum menjatuhkan putusannya, para
hakim ini melakukan musyawarah secara tertutup.hakim ini melakukan musyawarah secara tertutup.
5.5. Hakim harus senantiasa mempertanggungjawabkan segala sikap danHakim harus senantiasa mempertanggungjawabkan segala sikap dan
tindakannya. Secara vertikal berarti ia bertanggung jawab kepada Tuhan Yangtindakannya. Secara vertikal berarti ia bertanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Sedangkan pertanggungjawaban secara horizontal berarti ditujukanMaha Esa. Sedangkan pertanggungjawaban secara horizontal berarti ditujukan
terhadap sesama manusia, baik kepada lembaga peradilan yang lebih tinggiterhadap sesama manusia, baik kepada lembaga peradilan yang lebih tinggi
maupun kepada masyarakat luas. Berkaitan dengan pertanggungjawabanmaupun kepada masyarakat luas. Berkaitan dengan pertanggungjawaban
horizontal, Pasal 25 ayat (1) Undang- Undang tentang Kekuasaan Kehakimanhorizontal, Pasal 25 ayat (1) Undang- Undang tentang Kekuasaan Kehakiman
menyebutkan bahwa : "Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasanmenyebutkan bahwa : "Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan
dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari perundang-dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari perundang-
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikanundangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan
dasar untuk mengadili.”dasar untuk mengadili.”
6.6. Hakim wajib menjunjung tinggi nilai obyektivitas. Hal ini tercermin dalam Pasal 29Hakim wajib menjunjung tinggi nilai obyektivitas. Hal ini tercermin dalam Pasal 29
ayat (3) yang menyatakan bahwa hakim wajib mengundurkan diri dalamayat (3) yang menyatakan bahwa hakim wajib mengundurkan diri dalam
pemeriksaan suatu perkara apabila ia mempunyai hubungan darah denganpemeriksaan suatu perkara apabila ia mempunyai hubungan darah dengan
pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara tersebut, baikpihak-pihak yang terlibat dalam proses pemeriksaan perkara tersebut, baik
dengan terdakwa, jaksa, penasihat hukum, panitera, maupun sesama majelisdengan terdakwa, jaksa, penasihat hukum, panitera, maupun sesama majelis
hakim.hakim.
Profesi hakim sebagai salah satu bentuk profesi hukum sering digambarkan sebagaiProfesi hakim sebagai salah satu bentuk profesi hukum sering digambarkan sebagai
pemberi keadilan. Oleh karena itu, hakim juga digolongkan sebagai profesi luhurpemberi keadilan. Oleh karena itu, hakim juga digolongkan sebagai profesi luhur
(officium nobile), yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan pelayanan pada(officium nobile), yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan pelayanan pada
manusia dan masyarakat. Setiap profesi memiliki etika yang pada prinsipnya terdirimanusia dan masyarakat. Setiap profesi memiliki etika yang pada prinsipnya terdiri
dari kaidah-kaidah pokok sebagai berikut : dari kaidah-kaidah pokok sebagai berikut :
a.a. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan, oleh karenanya, sifat "tanpa pamrih”Profesi harus dipandang sebagai pelayanan, oleh karenanya, sifat "tanpa pamrih”
menjadi ciri khas dalam mengembangkan profesi.menjadi ciri khas dalam mengembangkan profesi.
b.b. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilanPelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan
mengacu pada nilai-nilai luhur.mengacu pada nilai-nilai luhur.
c.c. Pengembanan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagaiPengembanan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagai
keseluruhan.keseluruhan.
d.d. Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapatPersaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat
menjamin mutu dan peningkatan mutu pengemban profesi.menjamin mutu dan peningkatan mutu pengemban profesi.
BAB IIIBAB III
PENUTUPPENUTUP
KesimpulanKesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru professional akanDari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru professional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandaitercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai
dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki olehdengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh
guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikanguru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan
dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebutdan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut
mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi danmendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi dan
akreditasi. Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya,akreditasi. Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya,
baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya. baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.
National Education Associatiaon (NEA) (1948) dalam buku Profesi KeguruanNational Education Associatiaon (NEA) (1948) dalam buku Profesi Keguruan
menyarankan syarat-syarat profesi guru :menyarankan syarat-syarat profesi guru :
1.1. Jabatan yang melibatkam kegiatan intelektualJabatan yang melibatkam kegiatan intelektual
2.2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3.3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesiaonal yang laman.Jabatan yang memerlukan persiapan profesiaonal yang laman.
4.4. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambugan.Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambugan.
5.5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permaenJabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permaen
6.6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiriJabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
7.7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadiJabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
8.8. Jabatan yang mempuyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.Jabatan yang mempuyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Untuk Dokter bisa diambil kesimpulan : Untuk Dokter bisa diambil kesimpulan :
1.1. Seorang dokter harus faham dan dapat menerapkan etika kedokteran agarSeorang dokter harus faham dan dapat menerapkan etika kedokteran agar
seorang dokter menjadi dokter yang profesional. Baik etika terhadap tuhan, etikaseorang dokter menjadi dokter yang profesional. Baik etika terhadap tuhan, etika
dokter terhadap pasien, dan etika dokter terhadap teman sejawat.dokter terhadap pasien, dan etika dokter terhadap teman sejawat.
2.2. Seorang dokter mampu menutupi aib/ permasalah pasien terhadap orang lain.Seorang dokter mampu menutupi aib/ permasalah pasien terhadap orang lain.
3.3. Seorang dokter mampu menyikapi pasien yang terkena HIV dan menggunakanSeorang dokter mampu menyikapi pasien yang terkena HIV dan menggunakan
narkoba berdasarkan etika kedokterannyanarkoba berdasarkan etika kedokterannya
Kemudian untuk setiap hakim dituntut mampu mempertanggungjawabkanKemudian untuk setiap hakim dituntut mampu mempertanggungjawabkan
tindakannya sebagai profesional di bidang hukum, baik di dalam maupun di luartindakannya sebagai profesional di bidang hukum, baik di dalam maupun di luar
kedinasan, secara materi dan formil. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang mutlakkedinasan, secara materi dan formil. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang mutlak
bagi para hakim untuk memahami secara mendalam aturan-aturan mengenai hukumbagi para hakim untuk memahami secara mendalam aturan-aturan mengenai hukum
acara di persidangan. Ketidak mampuan hakim dalam mempertanggungjawabkanacara di persidangan. Ketidak mampuan hakim dalam mempertanggungjawabkan
tindakannya secara teknis atau dikenal dengan istilah unprofessional conducttindakannya secara teknis atau dikenal dengan istilah unprofessional conduct
dianggap sebagai pelanggaran yang harus dijatuhi sanksi.dianggap sebagai pelanggaran yang harus dijatuhi sanksi.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12]]
ProfesiProfesi Keguruan Keguruan
http://qade.wordpress.com/2009/02/11/profesi-keguruan/http://qade.wordpress.com/2009/02/11/profesi-keguruan/
Penilaian Portofolio: Sertifikasi Guru dalam JabatanPenilaian Portofolio: Sertifikasi Guru dalam Jabatan
http://www.suparlan.com/pages/posts/penilaian-portofolio-sertifikasi-guru-dalam-http://www.suparlan.com/pages/posts/penilaian-portofolio-sertifikasi-guru-dalam-
jabatan171.php?p=40jabatan171.php?p=40
Profesi, Etika, Kompetensi, Tugas Dan Tanggung Jawab Keguruan Dalam Profesi, Etika, Kompetensi, Tugas Dan Tanggung Jawab Keguruan Dalam
PembelajaranPembelajaran
http://kirom88.blogspot.com/2009/08/profesi-etika-kompetensi-tugas-dan.htmlhttp://kirom88.blogspot.com/2009/08/profesi-etika-kompetensi-tugas-dan.html
Profesionalisme Guru Di Abad Kebangkitan BangsaProfesionalisme Guru Di Abad Kebangkitan Bangsa
http://lpmpjogja.diknas.go.id/index.php?http://lpmpjogja.diknas.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=287&Itemid=1option=com_content&task=view&id=287&Itemid=1
Suyuthi, Wildan. "Etika Profesi, Kode Etik, dan Hakim dalam Pandangan Agama" Suyuthi, Wildan. "Etika Profesi, Kode Etik, dan Hakim dalam Pandangan Agama"
dalam Pedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik Hakim dan Makalah dalam Pedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik Hakim dan Makalah
Berkaitan. Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2006.Berkaitan. Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2006.
Tasrif, S. "Kemandirian Kekuasaan Kehakiman" dalam Kemandirian Kekuasaan Tasrif, S. "Kemandirian Kekuasaan Kehakiman" dalam Kemandirian Kekuasaan
Kehakiman. Editor Paul S. Baut dan Luhut M.P. Pangaribuan. Jakarta: Yayasan Kehakiman. Editor Paul S. Baut dan Luhut M.P. Pangaribuan. Jakarta: Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989.Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Undang-UndangUndang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian PerselisihanHubungan Industrial. Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian PerselisihanHubungan Industrial.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman. Usman, Suparman, Etika Dan Tanggung Jawab tentang Kekuasaan Kehakiman. Usman, Suparman, Etika Dan Tanggung Jawab
Profesi Hukum Di Indonesia, Jakarta,Gaya Media Pratam, 2008.Profesi Hukum Di Indonesia, Jakarta,Gaya Media Pratam, 2008.