Makalah EAW

download Makalah EAW

of 15

Transcript of Makalah EAW

Ergonomic At Work Biomekanika

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubunga dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Faktor kesehatan adalah faktor yang sangat penting dalam perancangan suatu sistem kerja, bahkan dibeberapa perusahaan, faktor kesehatan dan keselamatan kerja mendapat porsi yang sangat tinggi. Sistem kerja dapat dikatakan sehat apabila manusia yang menggunakan sistem kerja tersebut, terbebas dari ancaman cedera. Selain terbebas dari ancaman cedera, sitem kerja yang dibuat sedemikian rupa harus membuat manusia yang terlibat dalam sistem kerja tersebut terhindar dari rasa musculoskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan yang dialami pada bagian-bagian otot skeletal. Salah satu penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal adalah aktivitas angkat angkut yang dilakukan secara manual. Untuk menghindari keluhan musculoskeletal tersebut kita harus memperhitungkan batasan dalam pengangkatan, oleh karena itu dalam makalah ini dibahas mengenai beomekanika untuk meminimalisasi timbulnya musculoskeletal pada pekerja.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

1

Ergonomic At Work Biomekanika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beomekanika Biomekanika dalam Perancangan Sistem Kerja adalah studi tentang mekanika yang diaplikasikan pada sistem biologi. Biomekanika sendiri dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Biostatik 2. Biodinamik 3. Bioenergetik Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian manusia dalam melakukan kerjanya. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan barang secara manual atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Sebuah lembaga di Amerika yang bernama NIOSH (Natinal Institute Of occupational Safety and Health) melakukan analisa terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban, merekomendasikan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulangulang dan dalam jangka waktu yang cukup lama. NIOSH dapat dihitung sebagai berikut : RWLH =LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Dimana: RWLH LC HM VM DM AM : batas beban yang direkomendasikan : konstanta pembebanan = 23 kg : faktor pengali horizontal = 25 / H : faktor pengali vertical : faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5 / D : faktor pengali asimetrik = 1 0,0032 A2

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

Ergonomic At Work Biomekanika

CM

: faktor pengali kopling

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material Berat beban yang harus diangkat dan operator Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator. Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berukuran besar) akan memiliki pusat massa (centre of gravity ) yang letaknya jauh dari operator, hal tersebut juga perbandingannya terhadap berat badan

akan mempengaruhi pandangan operator. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada mengangkat

beban dari ketinggian pada permukaan pinggang). Beban puntir (twisting load) pada operator selama aktivitas angkat beban. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah untuk mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan. Stabilisasi beban yang akan diangkat. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktifitas angkat.

2.2 Batasan dalam pengangkatan Terdapat 4 batasan dalam pengangkatan, yaitu: 1. Batasan angkatan secara legal ( Legal Limitation ) Batasan ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional yaitu : Pria di bawah usia 16 th, maksimum angkat 14 kg. Pria usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat 18 kg. Pria usia lebih dari 18 th, tidak ada batsan angkat. Wanita usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat 11 kg. Wanita usia lebih dari 18 th, maksimum angkat adalah 16 kg.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

3

Ergonomic At Work Biomekanika

Batasan ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita. Batasan angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat. 2. Batasan angkat dengan menggunakan biomekanika (Biomechanical Limitation) Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisis aktifitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. 3. Batasan angkat secara fisiologis. Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan ratarata beban metabolisme dari aktifitas angkat yang berulang, sebagaimana dapat juga ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benarbenar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batasan angkat. Kelelahan kerja yang terjadi akibat dari aktifitas yang berulangulang akan meningkatkan resiko nyeri pada tulang belakang. 4. Batasan angkat secara psikofisik Metode ini didasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang berbeda-beda. Ada tiga macam posisi angkat : Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman tangan. Dari ketinggian genggaman tangan dan ke ketinggian bahu. Dari ketinggian bahu ke maksimuman jangkauan tangan vertikal.

2.3

FAKTOR

FAKTOR

YANG

BERPENGARUH

DALAM

KELUHAN

MUSKULOSKELETAL Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan yang dialami pada bagian-bagian otot skeletal. Salah satu penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal adalah aktivitas angkat angkut yang dilakukan secara manual. A. Faktor pekerjaan

Beberapa faktor yang berhubungan dengan pekerjaan penyebab timbulnya adalah: 1. Gerakan berulangProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 4

Ergonomic At Work Biomekanika

Gerakan lengan dan tangan yang dilakukan secara berulang-ulang terutama pada saat bekerja mempunyai risiko bahaya yang tinggi terhadap timbulnya CTDs. Tingkat risiko akan bertambah jika pekerjaan dilakukan dengan tenaga besar, dalam waktu yang sangat cepat dan waktu pemulihan kurang. 2. Sikap paksa tubuh Sikap tubuh yang buruk dalam bekerja baik dalam posisi duduk maupun berdiri akan meningkatkan risiko terjadinya CTDs. Posisi-posisi tubuh yang ekstrim akan meningkatkan tekanan pada otot, tendon dan syaraf. 3. Manual handling Salah satu penyebab terjadinya cedera muskuloskeletal adalah pekerjaan manual handling. Manual handling adalah pekerjaan yang memerlukan penggunaan tenaga yang besar oleh manusia untuk mengangkat, mendorong, menarik, menyeret, melempar, dan membawa. 4. Peralatan kerja tidak sesuai Penggunaan alat-alat yang menekan tajam ke telapak tangan dan menimbulkan iritasi pada tendon bisa menyebabkan terjadinya CTDs. Cara memegang alat atau benda dengan menekankan jari-jari ke ibu jari atau membawa benda dengan posisi pegangan pada titik yang jauh dari pusat gravitasinya juga bisa menimbulkan CTDs.

B. Faktor lingkungan 1. Getaran mekanis Getaran atau vibrasi adalah suatu gerakan osilatoris dalam area frekuensi infrasonik dan sebagian dalam rentang frekuensi suara yang bisa didengar manusia. Respon tubuh manusia terhadap getaran sangat bergantung pada bagian atau anggota-anggota tubuh yang terpapar. Semakin kecil bentuk anggota tubuh maka semakin cepat gerakan atau getaran yang ditimbulkan dan semakin tinggi frekuensi resonansinya.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

5

Ergonomic At Work Biomekanika

2. Mikroklimat Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan kekuatan otot menurun.

C. Faktor manusia/pekerja 1. Umur Pada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada umur 30 tahun dan semakin meningkat pada umur 40 tahun ke atas. Hal ini disebabkan secara alamiah pada usia paruh baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya keluhan pada otot meningkat. 2. Jenis kelamin Otot-otot wanita mempunyai ukuran yang lebih kecil dan kekuatannya hanya dua pertiga (60%) daripada otot-otot pria terutama otot lengan, punggung dan kaki. Dengan kondisi alamiah yang demikian maka wanita mempunyai tingkat risiko terkena CTDs lebih tinggi. Perbandingan keluhan otot antara wanita dan pria adalah 3 dibanding 1. 3. Ukuran tubuh / antropometri Meskipun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa tubuh mempengaruhi terjadinya keluhan otot. Misalnya wanita yang gemuk mempunyai risiko keluhan otot dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. Ukuran tubuh yang tinggi pada umumnya juga sering menderita sakit punggung. Kemudian orang-orang yang mempunyai ukuran lingkar pergelangan tangan kecil juga lebih rentan terhadap timbulnya CTDs. 4. Kesehatan / kesegaran jasmani Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada orang yang mempunyai cukup waktu istirahat dalam aktivitas sehari-harinya. Laporan dari NIOSH menyebutkan bahwa tingkat kesegaran tubuh yang rendah mempunyai tingkat keluhan 7,1%, tingkat kesegaran tubuh sedang 3,2% dan tingkat kesegaran tubuh tinggi sebesar 0,8%.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

6

Ergonomic At Work Biomekanika

BAB III PEMBAHASAN

STUDI KASUS

Assessment of mechanical exposure in ergonomic epidemiology(Paparan Penilaian Mekanik di Epidemiologi Ergonomis)Oleh: Allard J van der Beek, Monique H W Frings-Dresen

Dalam beberapa tahun terakhir beberapa metode yang berbeda telah dikembangkan untuk menilai mekanik eksposur, yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal di epidemiologiergonomis. Masing-masing metode ini mampu mengukur satu atau lebih aspek risiko faktor, tetapi memiliki kelemahan juga. Aplikasi metode yang tidak benar mungkin menghasilkan perkiraan eksposur bias, yang memiliki konsekuensi serius untuk perkiraan risiko yang timbul dari studi epidemiologi. Tujuan makalah ini adalah untuk mengevaluasi kegunaan perbedaan pengukuran metode dalam hal akurasi dan penerapan. Penilaian tindakan paparan eksternal dengan penilaian subjektif (dari para ahli atau diri laporan dari pekerja), pengamatan metode (lokasi atau sesudahnya dari video rekaman), dan pengukuran langsung metode (ditempat kerja atau selama laboratorium simulasi) dibahas untuk masing-masing dimensi tingkat eksposur, durasi, dan frekuensi. Dapat disimpulkan bahwa ahli penilaian dan laporan diri hanya memberikan wawasan yang terbatas ke dalam terjadinya tugas dan kegiatan. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dari pengamatan, yang dapat terbaik dikombinasikan dengan pengukuran langsung dari paparan postur, gerakan, dan kekuatan yang diberikan untuk mendapatkan exposure profil dengan tugas pekerjaan. Intern eksposur dalam biomekanik pemodelan mempertimbangkan kembali rendah dan membutuhkan informasi mengenai posisi tubuh dari segmen tubuh yang berbeda dan diberikan pasukan, lengkap dengan data pergerakan di kasus model dinamis. Selain itu, elektromiografi (EMG) dan pengukuran tekanan intra abdomen mungkin digunakan untuk tujuan ini. Kedua model biomekanik dan EMG berguna untuk menilai paparan internal, tetapi model biomekanik tidak harus selalu dibatasi pada tingkatProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 7

Ergonomic At Work Biomekanika

kekuatan tekan pada punggung bawah. Akhirnya, saat ini masalah dan arah masa depan dalam pengukuran strategi dan metode yang dibahas.

Gangguan muskuloskeletal adalah masalah besar bagi pekerja dan untuk masyarakat. Pada rendah tertentu sakit punggung yang dialami oleh sebagian besar dari populasi di negaranegara barat sebagai Prevalensi seumur hidup melebihi 70% .1 tahunan kejadian nyeri pinggang dilaporkan menjadi sekitar 5%, sedangkan prevalensi tahunan bervariasi dari 15% -20% di Amerika Serikat hingga 25% -40% di negara-negara Eropa. Ini memiliki tidak hanya emosional, tetapi juga konsekuensi keuangan. Total biaya sakit punggung bagi masyarakat di Belanda telah diperkirakan 1,7% dari produk nasional bruto di 1991,1 Dalam epidemiologi ergonomis hubungan antara pemaparan dalam pekerjaan dan muskuloskeletal yang merugikan efek kesehatan dipelajari. Disini ditunjukkan bahwa beberapa faktor pekerjaan adalah terkait dengan disorders pinggang dan musculoskeletal keluhan leher dan limbs. Berbeda dengan penyakit akibat banyak pekerjaan yang hanya dikategorikan gangguan musculoskeletal yang dicirikan sebagai multifaktorial. Fisik, faktor psikososial, dan individu berkontribusi untuk pengembangan dan kejengkelan muskuloskeletal gangguan. Meskipun pentingnya faktor sosial dan organisasi kerja, dan karakteristik individu tidak seharusnya dianggap remeh, Didalam makalah ini hanya metode untuk menilai kerja terkait fisik eksposur yang dibahas. Dalam epidemiologi studi tiga disiplin ilmu dapat terlibat dalam penilaian eksposur fisik langkah-yaitu, biomekanik pekerjaan, bekerja fisiologi, dan psychophysics. Fokus utama adalah pada penilaian biomekanik eksposur, tetapi dua lainnya tidak disiplin diabaikan.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

8

Ergonomic At Work Biomekanika

Sistem ekesternal muskuloskeletal. Secara umum, langkah-langkah paparan eksternal dapat diperoleh estimasi berdasarkan (1) penilaian subjektif, (2) pengamatan sistematis dan (3) pengukuran langsung. Tiga metode penilaian paparan umumnya dalam rangka meningkatkan precision, khususnya untuk tingkat pajanan terhadap postur, gerakan, dan kekuatan yang diberikan langsung metode pengukuran menghasilkan presisi yang lebih tinggi daripada metode lain, seperti data mentah dari sistematis pengamatan dan penilaian subyektif yang sebagian besar tidak melampaui Interval dan ordinal skala, masing-masing. Dalam hal biaya dan usaha, bagaimanapun, eksposur yang paling mudah diperoleh dengan penilaian subjektif. Mengamati pekerja sangat memakan waktu, tetapi pengukuran langsung sering disertai dengan tinggi pengeluaran pada peralatan dan tepat waktu untuk kalibrasi dan analisis. Untuk masing-masing tiga metode utama ada dua alternatif, yang memberikan enam metode penilaian eksposur: (1a) diri laporan, (1b) ahli penilaian, (2a) pengamatan di tempat kerja, (2b) video pengamatan, (3a) langsung pengukuran di tempat kerja, dan (3b)Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 9

Ergonomic At Work Biomekanika

pengukuran selama simulasi di laboratorium. Diri laporan pekerja diperoleh melalui kuesioner, buku harian, atau wawancara. Metode yang menggunakan ahli penilaian meliputi, antara lain, penilaian atas dasar pekerjaan judul dan daftar periksa untuk berjalanjalan melalui survei. Keduanya berjalan throughs dan pengamatan dari bekerja mengandalkan keterampilan pengamat terlatih dengan perbedaan mendasar yang observasional metode sistematis sampel (bagian dari) bekerja pekerja individu, sedangkan jalan throughs cepat survei paparan pekerja. Dalam pengamatan sistematis pada kertas tempat kerja dibahas hanya melihat pada sekitar untuk mendapatkan informasi awal pada pekerjaan atau data serta eksposur diperoleh dengan pengukuran metode lain. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa kesalahan mungkin terjadi ketika perspektif pekerja memutar banyak dari tampilan optimal sudut, yang untuk fleksi batang, misalnya, pada sudut kanan ke plane.14 sagital lain masalah yang jelas pendaftaran video adalah bahwa kerja terkadang hilang dari pandangan ketika bergerak di sekitar. Kelemahan ini bahkan lebih buruk untuk sistem optoelektronik maju yang langsung mengukur perubahan posisi tubuh segmen. Langsung pengukuran instrument melekat pada pekerja yang merekam postur dan gerakan meliputi goniometers, inclinometers, dan akselerometer. Selain itu, alat pengukuran langsung bervariasi dari pengukur kekuatan untuk penilaian kekuatan yang diberikan hingga instrumen pendaftaran elektromiografi untuk mengukur aktivitas otot, dan bahkan mengukur aturan untuk mengambil dimensi ergonomis dari tempat kerja. Namun, kadang-kadang tidak praktis untuk benar-benar mengukur di tempat kerja atau tidak mungkin untuk mencapai diperlukan akurasi dan presisi dengan mengukur di tempat kerja. Jika ini terjadi, kerja situasi harus disimulasikan di laboratorium. Biasanya, penilaian subjektif atau bidang pengamatan awalnya memberikan informasi tentang aspek yang relevan dari situasi kerja, sehingga simulasi adalah benar untuk hiduprender metode kerja yang sebenarnya.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

10

Ergonomic At Work Biomekanika

Sistem Internal dari musculoskeletal Dalam publikasi kebanyakan model biomekanik adalah digunakan untuk memperoleh besarnya paparan internal, yang kita bahas secara ekstensif. Setelah itu, kita memberikan perhatian pada kombinasi besarnya (level dimensi), dengan satu atau dua dari lain dimensi.

BIOMEKANIK MODEL Untuk mendapatkan ukuran pajanan internal dua jenis fundamental berbeda dari model digunakan, terkait segmen model dan distribusi model. Pertama, dari paparan eksternal data (postur, gerakan, gaya yang diberikan) dan antropometris rincian, sehingga sendi bersih momen dan kekuatan dapat dihitung dengan segmen model. Dalam model ini tubuh manusia direpresentasikan sebagai sekumpulan yang diartikulasikan link dalam rantai kinetik, artikulasi sesuai dengan sendi tubuh. Intersegmental momen dan pasukan dihitung baik ke atas atau ke bawah, mulai dari tanah reaksi pasukan diukur dengan kekuatan piring atau dari kekuatan eksternal di tangan, masing-masing. Kedua, dengan model distribusi dan mungkin data yang mempertimbangkan aktivitas otot, dengan pembagian saat bersih dan kumpulan struktur otot-otot yang berbeda dan pasif dapat estimasi. Misalnya, bahu-bisa disertai oleh sebagian besar kegiatan otot yang berbeda karena besar jumlah solusi unit motor mungkin, baik dengan dan tanpa coactivation diantagonis otot.

Pengukuran strategi Tidak hanya kombinasi yang optimal dari metode pengukuran harus dipilih, tetapi juga keefisienan jumlah pekerja yang berpartisipasi dalam penelitian dan jumlah diulangnya pengukuran untuk masing-masing pekerja. Pedoman untuk strategi pengukuran difokuskan pada pengamatan di tempat kerja dari postur batang, meskipun pengukuran langsung ekstremitas atas dan postures seperti permukaan dan tekanan intraabdomen EMG juga harus dipertimbangkan. Burdorf telah memperkenalkan pentingnya wawasan ke dalam berbagai sumber varians dalam paparan tidak netral postur batang dalam bidang epidemiologi ergonomis. DiProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 11

Ergonomic At Work Biomekanika

studinya status kelompok adalah kepala sekolah sumber varians, yang merupakan fitur yang diinginkan dalam perbandingan kelompok pekerjaan. Dalam studi berikutnya,

bagaimanapun, variabilitas dalam pekerja adalah sumber yang paling penting untuk melakukan tugas dinamis dalam berbagai situasi kerja, yang menyiratkan bahwa strategi pengukuran harus bertujuan pengukuran lebih diulang per pekerja atau kontras meningkat pada paparan tidak netral batang postur dalam populasi yang diteliti. Paparan keragaman dalam pekerja adalah penentu estimator bias paparan benar, yang mengarah ke nondifferential kesalahan klasifikasi. Burdorf menunjukkan bahwa bias ini menyebabkan atenuasi dari asosiasi dengan nyeri pinggang. Jelas bahwa alasan yang sama berlaku untuk eksposur lainnya dan membingungkan variabel, dengan penambahan yang terlalu tinggi dari risiko relatif dapat terjadi untuk satu atau lebih dari variabel-variabel ini ketika mereka berkorelasi dengan paparan mekanik dan lebih akurat diukur dari mekanik exposure. Dengan demikian, penilaian pemaparan dan variabel memerlukan pengukuran strategi yang baik, yang memperkirakan dari berbagai sumber varians yang harus diperoleh sebelum penelitian. Selanjutnya, pilihan untuk epidemiologi analisis individu, kelompok sarana atau perkiraan dari pengelompokan alternative strategi tergantung pada besarnya relative komponen variance.

EVALUASI BEOMEKANIKA Instrumen yang semakin baik sepanjang waktu, misalnya, electrogoniometer triaksial untuk menilai posisi tiga sudut dimensi, kecepatan, dan karakteristik percepatan dapat digunakan pada instrumentasi workplace. Selanjutnya, EMG telah menjadi lebih mudah untuk bekerja dengan untuk kedua peneliti dan subyek. Model biomekanik dapat digunakan untuk menilai kompresi tulang belakang selama kegiatan kerja asalkan informasi tersedia pada kekuatan eksternal yang diberikan. Hasil dari Model dapat membantu untuk menjelaskan biomechanically dan mengapa studi epidemiologi telah mengidentifikasi tertentu faktor risiko untuk gangguan muskuloskeletal.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

12

Ergonomic At Work Biomekanika

Hal ini juga merekomendasikan bahwa paparan tindakan internal yang dihasilkan dari EMG adalah lebih sering terkait dengan efek kesehatan. Secara umum, di masa depan epidemiologi, hipotesis penelitian seharusnya tidak hanya dirumuskan untuk memeriksa apakah ada di antara hubungan mekanis eksposur dan efek kesehatan yang merugikan, tetapi juga untuk menentukan kepentingan relatif dari fisik serta sosial, organisasi, dan individu faktor risiko untuk pengembangan dan kejengkelan dari keluhan muskuloskeletal. Akibatnya, berbeda banyak aspek dari bekerja situasi dan kapasitas pekerja harus berkaitan dengan efek kesehatan, bukan hanya variabel eksposur. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa biomekanik pemodelan membutuhkan perkiraan yang tepat dan akurat untuk variabel yang berbeda, yang memiliki konsekuensi serius untuk desain studi epidemiologi. Dengan Wells kontras dkk, kita berpikir bahwa data yang diperoleh melalui di situs pengamatan umumnya terlalu mentah untuk digunakan untuk biomekanik analisis untuk memperkirakan tekan dan gaya geser pada L5-S1 intervertebralis disk sebagai indeks paparan internal. Ini bahkan lebih kasus untuk laporan diri postural data sebagai buku harian dan kuesioner umumnya menghasilkan perkiraan kurang akurat dan tepat daripada pengamatan. Hal ini ditunjukkan oleh De et Looze al, yang menemukan bahwa rentang tulang belakang mungkinkekuatan tekan yang besar untuk setiap kategori postural dan kisaran tersebut tumpang tindih saling jauh. Akibatnya, video analisis dengan observasi atau lebih canggih (teknik pengukuran langsung) harus digunakan dalam studi epidemiologi lapangan yang pada akhirnya bertujuan tindakan paparan internal. Namun, ketika metode ini tidak berlaku, misalnya karena sifat dinamis dari pekerjaan atau gangguan dengan pekerjaan itu, dua dipentaskan pendekatan diusulkan. Pertama, metode yang mengandalkan laporan diri atau pengamatan memberikan kesan situasi kerja yang sesuai dan sebenarnya cara kerja. Kedua, metode kerja yang sebenarnya disimulasikan dalam laboratorium menghina pekerja berpengalaman. Di laboratorium yang jauh lebih akurat dan tepat pengukuran dapat dilakukan, misalnya tanah reaksi pasukan dinilai dengan platform kekuatan, sehingga tugas simulasi dapat biomechanically dianalisis dengan benar.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

13

Ergonomic At Work Biomekanika

BAB IV KESIMPULAN

Enam metode pengukuran untuk menilai eksternal eksposur mekanik dalam studi epidemiologi secara sistematis dievaluasi untuk diketahui kegunaannya. Buku harian dan kuesioner kemungkinan digunakan untuk menyelidiki banyak hal yang wajar pada biaya, tetapi sebagian besar juga digunakan sebagai perkiraan paparan eksternal yang tidak tepat dan tidak akurat. Namun, laporan diri dapat memberikan beberapa wawasan ke dalam terjadinya tugas dan kegiatan, dan proporsi perkiraan waktu yang dihabiskan pada setiap dari mereka. Ketika strategi berbasis tugas yang dipilih, paparan profil dengan tugas pekerjaan harus kuantitatif dinilai di tempat kerja atau di laboratorium. Pengamatan kerja kegiatan terbaik dapat bergabung dengan data dari video pengamatan atau metode langsung pengukuran seperti electrogoniometers atau inclinometers pada postur kerja dan gerakan. Dalam Sistem Optoelektronik kemungkinan menilai rincian postur sebagai serta gerakan segmen tubuh. Metode pengukuran langsung diperlukan secara akurat untuk menilai

kekuatan yang diberikan. Ketika simulasi laboratorium dianggap diperlukan, harus diperhitungkan bahwa informasi tentang durasi dan frekuensi selama hari kerja hanya dapat diperkirakan dari data tambahan yang dikumpulkan di tempat kerja. Intern penilaian eksposur memerluka pengukuran langsung dan mungkin pengamatan video untuk mengaktifkan biomekanik pemodelan. Ketika metode ini tidak berlaku dua pendekatan bertahap yang diusulkan. Awalnya kita harus melaporkan data yang diamati pada situasi kerja yang sebenarnya. Dalam tahap kedua metode harus menyediakan informasi untuk membuat pengukuran selama simulasi laboratorium. Mengenai kegunaan, harga yang harus dibayar untuk meningkatkan akurasi perkiraan eksposur diperoleh tiga model dinamis dimensi namun model ini lebih sulit untuk diterapkan bila dibandingkan dengan pendekatan dua dimensi. Kebanyakan model biomekanik yang digunakan dalam penilaian paparan mekanis di tekankan pada perkiraan epidemiologi ergonomis dan gaya geser pada L5-S1, sedangkanProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012 14

Ergonomic At Work Biomekanika

cahaya itu telah ditumpahkan pada leher dan bahu dan selanjutnya, fokus pada tingkat dimensi yang memiliki durasi kiri dan frekuensi internal samping. Pengukuran tekanan elektromiografi serta intra-abdomen dapat digunakan untuk model biomekanik. Elektromiografi juga dianggap sebagai metode yang berguna untuk langsung dapat menilai paparan internal sehingga masing-masing tiga dimensi paparan pokok bias diperoleh.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

15