MAKALAH DUA ISBD

download MAKALAH DUA ISBD

of 16

Transcript of MAKALAH DUA ISBD

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menaggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibat. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tinggkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya. 1.2 Tujuan a. Agar mengetahui tentang hubungan manusia dan tanggung jawab serta pengabdian. b. Menambah pengetahuan untuk kami tentang arti dari manusia dan tanggung jawab serta pengabdian.c. Sebagai tugas dari Ibu Asmaria, sebagai Dosen Ilmu Budaya Dasar. d. Agar dapat menjelaskan pengertian tanggung jawab, makna tanggung jawab.

e. Dapat menyebutkan jenis-jenis tanggung jawab, memberikan contoh pada setiap jenis-jenis tanggung jawab. f. Dapat menjelaskan pengertian pengabdian, pengorbanan serta dapat menyebutkan macam-macam dari keduanya.g. Dapat memberikan contoh dari pengorbanan dan pengabdian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanggung Jawab 2.1.1 Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar, Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti ia telah bertanggung jawab atas bannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya, Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung jawabannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi

pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat. Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2.1.2 Macam-Macam Tanggung Jawab Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu A. Tanggung jawab terhadap diri sendiri Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak. B. Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama

baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

C. Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. D. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara. E. Tanggung jawab terhadap Tuhan Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.

2.1.3 PENGABDIAN DAN PENGORBANAN Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri A. Pengabdian Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja. Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orangorang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga. Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti. B. Pengorbanan Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.

Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan. Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian. 2.2 Kesadaran Mengendalikan orang lain hanya menunjukkan sebagian kebaikan karakter kita. Lao Tsu, filsuf Cina, pernah mengatakan, Menundukkan orang lain membutuhkan tenaga. Menundukkan diri kita sendiri membutuhkan kekuatan. Ternyata lebih mudah bagi kita untuk menundukkan orang lain daripada menundukkan diri sendiri. Seperti kita ketahui bahwa salah satu anugerah Tuhan kepada manusia adalah kesadaran diri (self awareness). Hal ini berarti kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri. Kesadaran diri membuat kita dapat sepenuhnya sadar terhadap seluruh perasaan dan emosi kita. Dengan senantiasa sadar akan keberadaan diri, kita dapat mengendalikan emosi dan perasaan kita. Namun seringkali kita lupa diri, sehingga lepas kendali atas emosi, perasaan dan keberadaan diri kita. Oleh karena itu agar dapat mengendalikan dan menguasai diri, kita harus senantiasa membuka kesadaran diri kita melalui upaya memasuki alam bawah sadar (frekuensi gelombang otak yang rendah) maupun suprasadar melalui meditasi. 2.2.1 Kegunaan Meningkatkan Kesadaran Diri a. Musuh Terbesar Kita Adalah Diri Sendiri

Banyak hal yang dapat membuat kita lengah dan kurang waspada. Terjebak dalam rutinitas, berada di zona nyaman atau sikap yang terlalu bergantung pada orang lain. Hal itu membuat kita tidak siap menghadapi situasi darurat atau perubahan yang mendadak. Sebaliknya, sikap ambisi tak terkendali juga bisa membuat lupa diri dan berakibat fatal. b. Situasi Di Sekitar Kita Berubah Setiap Saat Kehidupan kita bagaikan orbit alam semesta. Ketika bumi berputar pada porosnya, ia juga beredar mengelilingi matahari. Hidup kita berubah, situasi di sekitar juga berubah. Hidup adalah perubahan dan hidup adalah perjuangan. Perubahan selalu membawa dinamika dan perjuangan selalu membutuhkan kewaspadaan. Perubahan bisa menjadi sebuah kemajuan, jika diwaspadai dan disikapi dengan positif. Tapi perubahan akan menjadi musuh dan penghambat bagi kita yang tidak pernah mengantisipasi dan mewaspadainya.

c. Kesadaran Diri Membangun Rasa Tanggung Jawab Kesadaran diri berarti mengetahui dengan tepat apa yang sedang kita alami. Kesadaran diri menimbulkan respons dan sikap antisipasi. Sehingga kita mempersiapkan diri dengan baik menghadapi situasi yang sedang dan yang akan terjadi. Kesadaran diri secara positif membangun sikap tanggung jawab dalam diri kita. Hanya seorang yang bersedia mengambil tanggung jawablah yang mampu memenangkan peperangan. 2.2.2 Cara Meningkatkan Kesadaran Diri A. Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi. B. Melatih kepekaan untuk memahami situasi. C. Belajar berkonsentrasi dan bersikap fokus. D. Selalu mengevaluasi diri dan kondisi di sekitar kita. E. Memiliki nilai-nilai pribadi sebagai tolak ukur kehidupan. Melalui pengendalian emosi, penguasaan diri dan kedisiplinan kita dapat lebih memahami diri kita dan bagaimana cara memanfaatkan potensi luar biasa dalam diri kita sehingga kita menjadi manusia yang lebih cerdas secara spiritual. Namun, semua ini tidak akan ada artinya jika kita tidak melakukan sesuatu. Kita harus melakukan sesuatu untuk

mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan berkualitas, karena hanya kita sendiri yang dapat mengubah kehidupan kita.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Tanggung Jawab dan Alasannya

A. Konsep Tanggung Jawab Apabila berbicara tentang tanggung jawab, pastilah menyangkut hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam lingkungan, ataupaun hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam ketiga jenis hubungan tersebut terdapat kewajiban dan hak. Konsep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban. Ada 2 (dua) hal mengenai pemenuhan kewajiban, yaitu pemenuhan kewajiban secara wajar atau seharusnya sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut tanggung jawab positif yang bersifat ideal dan sempurna (ideal or complete responsibility). Ideal artinya menjadi idaman kehidupan manusia, sedangkan sempurna artinya tidak ada cacat atau kurangnya. Tanggung jawab positif lazim disebut tanggung jawab saja (responsibility). Memenuhi kewajiban sesuai dengan norma kehidupan disebut bertanggung jawab (responsible), hal ini adalah wajar. Ada lagi pemenuhan kewajiban tidak wajar atau tidak sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut tanggung jawab negatif yang bersifat tidak sempurna (incomplete responsibility). Tidak sempurna artinya ada kurangnya, ada cacatnya, bahkan tidak ada pemenuhan sama sekali. Tanggung jawab negatif lazim disebut tidak bertanggung jawab (unresponsibility). Memenuhi kewajiban tidak sesuai dengan norma kehidupan disebut tidak bertanggung jawab (unresponsible). Tidak sesui dengan norma kehidupan artinya dipenuh, tetapi kurang; atau dipenuhi; tetapi keliru; atau dipenuhi, tetapi cacat; atau tidak dipenuhi sama sekali, hal ini adalah tidak wajar. Perjanjian sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena perjanjian antara manusia dan manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidup,

misalnya perjanjian jual beli (kebutuhan ekonomi) ataupun perjanjian perkawinan (kebutuhan biologis).

Moralitas sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena moralitas manusia (human morality) kepada alam lingkungan.Moralitas manusia bersumber dari unsure rasa dalam diri manusia yang dibenarkan atau di terima oleh akal sehat.

Ciptaan tuhan sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk mengabdi, menyembah,dan memuja kepada-Nya. Karena tuhan menciptakan manusia, maka Tuhan telah menyiapkan rezeki di muka bumi ini untuk kepentingan manusia. Sebagai rasa syukur, manusia wajib bertakwa kepada Tuhan atas dasar ciptaan tuhan, timbulah kewajiban manusia kepada Tuhan yaitu takwa dalam arti wajib memenuhi perintah dan menjauhi larangan-larangannya yang diwujudkan melalui pengabdian, penyembahan, dan pemujaan kepada Tuhan. Berdasartkan hasil pembahasan diatas, maka dapat dirumuskan konsep tanggung jawab secara labih jelas dan terarah sesuai kaitannya dengan 3 (tiga) dimensi hubungan dalam kehidupan manusia, Jadi, tanggung jawab adalah: a) Memenuhi segala kewajiban, memikul segala beban, menanggung segala akibat yang timbul dari perbuatan sendiri ataupun perbuatan orang lain, sesuai dengan norma kehidupan; b) Rela mengabdi dan berkorban karena sayang, senang, dan belas kasihan pada alam lingkungan, sehingga kelestariannya dapat dipelihara sesuai dengan norma kehidupan. c) Pasrah mengabdi, menyembah, dan memuja kepada Tuhan sesuai dengan norma kehidupan beragama.

B. Kesadaran Bertanggung Jawab

Timbulnya kesadaran bertanggung jawab karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya saja terhadap sesame manusia dan alam lingkungannya. Manusia bertindak sesuai dengan norma kehidupan yang tercermin dalam system nilai budaya mereka, sehingga tercipta keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan alam lingkungan. Sebaliknya, apabila manusia bertindak semaunya saja, manusia wajib menanggung, memikul beban, dan memenuhi segala akibatnya bagi dirinya sendiri dan terhadap pihak lain yang dirugikan, atau rela dan berkorban kepada alam lingkungannya guna memulihkan kembali keseimbangan, keserasian, dan keselarasan yang telah terganggu. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan kedalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, phak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruknya perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertnggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. C. Jenis-jenis Tanggung Jawab Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak. 2. Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan. 3. Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. 4. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan. 3.2 Kewajiban Dan Tanggung Jawab 1. Kebutuhan dan kewajiban Setiap manusia di muka bumi ini mempunyai berbagai ragam kebutuhan, yaitu kebutuhan ekonomi untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan biologis untuk kelangsungan genersi (generation), kebutuhan pendidikan untuk pengembangan jiwa (intellectual), kebutuhan hiburan/rekreasi untuk kesenangan dan kesegaran (pleasure), dan kebutuhan pekerjaan untuk biaya hidup (income for living).Untuk memenuhi segala kebutuhan tersebut diperlukan perjuangan, yaitu usaha memenuhi kebutuhan hidup dengan kerja keras. 2. Tipe tanggung jawab Atas dasar hubungan dengan pihak lain, atau alam lingkungan, atau Tuhan, dapat dikenal dan diinventarisasi beberapa ragam/tipe tanggung jawab, yaitu: a) Tanggung jawab kepada diri sendiri Tanggung jawab kepada diri sendiri menuntut kesadaran setiap manusia untuk memenuhi kewajiban bagi dirinya sendiri dalam pengembangan kemandirian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian, manusia pribadi diharapka dapat memecahkan masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. b) Tanggung jawab kepada keluarga

Tanggung jawab kepada keluarga menuntut kesadaran kepala keluarga (suami) untuk memenuhi kewajiban dalam kehidupan keluarga. Dalam kehidupan keluarga, dituntut keseimbangan antara kewajiban yang dipenuhi dan hak yang diperoleh anggota keluarga. Kewajiban terhadap keluarga dibedakann menjadi kewajiban pokok dan kewajiban pelengkap. Kewajiban pokok menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup keluarga, yang umumnya terdiri dari: 1) Menyediakan tempat tinggal keluarga 2) Memberi nafkah lahir dan batin 3) Memberi pendidikan dan perawatan 4) Memberi perlindungan kepada keluarga Disamping kewajiban pokok, ada lagi kewajiban pelengkap yang sifatnya menunjang keberhasilan dan kelangsungan hidup keluarga, antara lain: 1) Munjunjung nama baik keluarga 2) Menjaga kesehatan lingkungan keluarga 3) Membina hubungan baik dengan tetangga 4) Mempererat silaturahmi keluarga c) Tanggung jawab kepada sesama manusia Tanggung jawab kepada sesama manusia menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya dalam hubungan hidup bermasyarakat. Kewajiban itu meliputi kewajiban dalam hubungan individu dengan individu dan hubungan individu dengan masyarakat. d) Tanggung jawab kepada alam lingkungan Tanggung jawab pada alam lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya atau pengabdian dan pengorbanannya dalam menata, memelihara, dan melestarikan alam lingkungan dengan baik, teratur, dan sehat. Dengan demikian, manusia diharapkan dapat memecahkan masalah alam lingkungan yang terpengaruh pada nilai kemanusiaan.

e) Tanggung jawab kepada tuhan Tanggung jawab kepada tuhan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kawajiban dan pengabdiannya kepada Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia bersyukur kepadanya.3.3 Pengabdian dan Pengorbanan

1. Perbuatan mulia tanpa pamrih. Tanggung jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan, baik kepada sesama manusia maupun alam lingkungan dan Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan mulai lambang kasih sayang, kesetiaan, dan kehormatan yang dilakukan bukan mengharapkan imbalan, melainkan kerelaan dan keikhlasan semata-mata. Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain, misalnya mengantar anak ke sekolah, melindungi gadis kesayangan dari gangguan arang lain, membantu atasan membersihkan mobil, atau takwa kepada Tuhan. Sedangkan pengorbanan lebih ditujukan pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain, misalnya pengorbanan biaya (santunan yatim pintu, dana korban perang, atau bencana alam); pengorbanan perasaan (sudah dibantu malah dimarah, sudah dilayani dengan baik ngomel pula); dan pengorbanan tenaga (bekerja melebihi jam dinas, mengajar tanpa honor, atau penyelamatan kornan banjir). Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian. Misalnya, seorang penyuluh lingkungan mengabdikan dirinya bekerja di daaerah terpencil yang sulit dicapai karena ketidakadaan transportasi. Karena dia ingin mengamalkan ilmunya, maka dia: Bekerja, tanpa digaji (pengabdian) Ditambah pula melaksanakan penyuluhaan dengaan biaya sendiri selama 1 (satu) bulan (pengorbanaan tenaga, biaya, dan waktu). Akan tetapi, pengorbanan tidak selalu disertai pengabdian. Misalnya, seorang gadis teman kuliah lupa membawa uang. Ketika ingin pulang ke rumahnya tidak ada biaya transpor. Gadis teman kuliah tersebut cukup diberi uang transpor yang wajar (pengorbanan), tidak perlu lagi diantar kerumahnya (pengabdian). 2. Pengabdian dan pengorbanan wujud tanggung jawab

Kesediaaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi adalah pengabdian yang menuntut juga pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena dia mengajar di sana tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa usul pengangkatan yang diurus oleh pihak berwenang, serta dia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Guru tersebut hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang diberikannya berupa tenaga, pikiran, dan waktu merupakan wujud tanggung jawab untuk kepentingan anak didiknya. Dalam kehidupan keluarga, pengabdian dan pengorbanan justru lebih diutamakan karena menjadi lambang kasih sayang, kesetiaan, dan penghormatan. kesetiaan dan kepatuhan anak kepada orangtua adalah pengabdian. Kesetiaan suami kepada istri dan sebaliknya adalah pengabdian. Kesetiaan, kepatuhan, dan penghormatan kepada saudara tua juga pengabdian. Pengabdian sifatnya menerus, dalam waktu lama, dan tidaksepintas lalu. Oleh karena itu, dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung jawab kepada sesama anggota keluarga.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dengan menggunakan akal budinya manusia akan mencapai kebahagiaan sesuai dengan besar kecilnya tanggung jawab yang dipikulnya, disamping itu juga sebaliknya manusia diberikan beban kepadanya. Hal ini disebabkan bahwa setiap manusia harus berani bertanggung jawab atas segenap perbuatan yang telah dilakukannya. 3.2 Saran Jadilah manusia yang betanggung jawab bagi diri sendiri , keluarga, masyarakat, Bangsa/negara maupun terhadap Tuhan.