Makalah Dda 1

33
MAKALAH DASAR-DASAR AGRONOMI PERBANYAKAN TANAMAN OLEH: KELAS:A KELOMPOK:6 NEVI E. SIHOMBING D1A010004 ANGGA NOVRITA D1A0100 RICKY AGUSTANTO D1A010036 M.ANDRA PRATAMA D1A0100 MUSBAR ASIDO D1A010012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

Transcript of Makalah Dda 1

Page 1: Makalah Dda 1

MAKALAH

DASAR-DASAR AGRONOMI

PERBANYAKAN TANAMAN

OLEH:

KELAS:A KELOMPOK:6

NEVI E. SIHOMBING D1A010004

ANGGA NOVRITA D1A0100

RICKY AGUSTANTO D1A010036

M.ANDRA PRATAMA D1A0100

MUSBAR ASIDO D1A010012

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2010/2011

Page 2: Makalah Dda 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

kami dapat mneyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun yang dibahas dalam laporan ini

adalah tentang apa itu “Perbanyakan Tanaman” dan apa saja yang berhubungan dengan

perbanyakan tanaman tersebut

Penyusunan makalah ini sebagai tugas pada semester ketiga mata kuliah Dasar-Dasar

Agronomi dengan program studi Agroteknologi (A), Fakultas Pertanian, Universitas Jambi

Tahun Ajaran 2011-2012, dan juga merupakan sebagai bukti dari apa yang dipelajari selama

ini.

kami sebagai anggota kelompok 6 menyadari dalam penyusunan makalah ini masih

terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam infonya. Oleh karna itu kami menerima

dengan besar hati saran dan komentar dari pembaca yang sifatnya membangun demi

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, Juni 2011

Penulis

Page 3: Makalah Dda 1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada awal perkembangan peradaban manusia di bumi hanya hidup dengan apa yang ada

di sekelilingnya dengan mencari biji-bijian dan buah-buahan. Dengan bertambahnya jumlah

manusia lama kelamaan apa yang dihutan tersebut tidak mencukupi lagi bagi kebutuhan

pangan sehari-hari. Pada keadaan inilah orang mulai berpikirdan mencoba untuk bercocok

tanam meski dengan teknologi asal tanam.

Sejak revolusi pertanian, perkembangan pertanian terus mengalami peningkatan. Manusia

yang lebih modern mulai mengembangkanteknik perbanyakan tanaman yang dipelajarinya

dari keladian-kejadian alam. Sejak perkembangan ilmu pengetahuan mulai maju, ditemukan

teknikperbanyakan tanaman yang lebih modern. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan

dibahas tentang perbanyakan tanaman baik itu secara vegetative maupun generative.

I.2 Rumusan Masalah

- Kurangnya pengetahuan tentang apa itu perbanyakan tanaman

- Minimnya penguasaan tentang cara-cara perbanyakan tanaman dan apa-apa saja yang

mempengaruhinya.

I.3 Tujuan

- Untuk mengetahui apa itu perbanyakan tanaman dan cara-cara perbanyakan tanaman

tersebut.

Page 4: Makalah Dda 1

II. PERBANYAKAN TANAMAN

Perbanyakan tanaman adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk memperbanyak

atau mengembangbiakkan tanaman dengan berbagai cara agar populasi dan jenisnya tetap

terjaga hingga pada keturunan berikut nya.

Perbanyakan tanaman ini juga bertujuan untuk memperbanyak tanaman dengan cara yang

mudah dan biaya yang relative murah serta menambah pengetahuan.

Perbanyakan tanaman dapat dibagi menjadi dua cara yaitu : cara generative dan cara

vegetative.

1. Perbanyakan secara generative

Perbanyakan secara generatif adalah dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan

dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik).

Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun,

saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman untuk

memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang berbeda.

Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang

kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi

atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk

program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan

dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan

beberapa jenis buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan

bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan

merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas

buahnya tidak diragukan lagi.

Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji

yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam, dari ratusan

atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak

tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang sifatnya sama, atau bahkan lebih

unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya. Namun, ada juga yang sama sekali

tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat

ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.

Page 5: Makalah Dda 1

Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif

juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang dihasilkan dari proses

fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman.

Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah.

Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis atau duku yang berasal dari hasil

perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah setelah 8-10 tahun setelah tanam.

A. Menyiapkan Biji

Setelah biji dikeluarkan dari buah atau polongnya, bersihkan daging buah dan lendir

yang menempel agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji yang berukuran

bersar seperti biji mangga atau durian, pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya

menggunakan air bersih. Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji jambu, atau

biji yang terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji pepaya, pembersihan

dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang,

lalu dicuci dengan air bersih.

Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang memenuhi

syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam,

permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji hasil seleksi fisik direndam

dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini menandakan daya kecambahnya lebih

tinggi dibandingkan dengan biji yang terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk

memperbanyak tanaman secara generatif.

Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam larutan fungisida

dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3 gram/liter. Bisa juga

menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1% dengan dosis sesuai

dengan aturan yang tertera di label kemasan.

Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari buah

atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji yang daya

kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan tidaka akan tumbuh

jika dikeringkan. Contohnya adalah biji kemiri, meranti, mahoni,

mangga, durian, dan nangka.

Namun, ada juga biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah dikeringkan

sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang lama.

Page 6: Makalah Dda 1

Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan kelembabannya. Biji

seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji sayuran seperti cabai dan tomat;

biji tanaman buah berumur pendek seperti semangka, melon, dan pepaya; serta biji

tanaman kehutanan seperti jati dan sengon.

B. Perlakuan Biji

Ada kalanya biji yang disemai lambat berkecambah bahkan tidak berkecambah sama

sekali, walaupun media semainya sudah cocok. Hal ini disebabkan oleh dormansi yaitu

keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya,

dormansi merupakan cara embrio biji mempertahankan diri dari keadaan lingkungan yang

tidak menguntungkan, tetapi berakibat pada lambatnya proses perkecamabahan. Berikut

ini jenis-jenis dormansi biji dan cara mengatasinya.

Dormansi fisik

Dormansi fisik sering terjadi pada biji tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman

kehutanan seperti sengon, akasia, jambu mete dan kaliandra. Penyebabnya adalah

kulit biji yang tidak dapat dilewati oleh air. Cara mengatasinya, siram dan rendam biji

dalam air panas selama 2-5 menit sampai kulitnya menjadi lebih lunak. Kemudian,

rendam biji di dalam air dingin selama 1-2 hari agar air dapat menembus pori-pori

kulit biji dan sampai ke embrionya.

Dormansi Mekanis

dormansi mekanis sering terjadi pada biji jati, kemiri, kenari, dan mangga.

Penyebabnya adalah kulit biji yang terlalu keras sehingga sulit ditembus calon akar

dan tunas. Pada biji mangga, dormansi ini dapat diatasi dengan menyayat dan

membuang kulit bijinya. Sementara itu, pada biji yang terbungkus tempurung seperti

biji kemiri dan kenari, dormansi mekanis dapat diatasi dengan membuang

tempurungnya menjadi tipis, rusak atau retak agar mudah ditembus calon akar dan

tunas. Caranya dengan mengetok pukul, mengikir-asah, menggesekkan pada lantai

kasar, menggesek menggunakan kertas pasit, atau dengan

membakarnya sebelum disemai.

Page 7: Makalah Dda 1

Dormansi kimia

dormansi kimia sering terjadi pada biji yang mengandung lapisan pektin seperti biji

pepaya. Penyebabnya adalah adanya kandungan zat tertentu di dalam biji yang

menghambat perkecambahan. Cara mengatasinya, rendam biij di dalam larutan

Atonik dengan dosis 1 cc per 2 liter air selama 1 jam. Kemudian peram biji dengan

gulungan kain basah selama 24 jam.

C. Penyemaian

Biji dapat disemai secara massal atau satu per satu. Jika disemai massal, wadah yang

digunakan adalah bedengan. Jika disemai satu per satu wadah yang digunakan adalah

wadah-wadah kecil seperti kotak kayu, polibag, pot plastik, keranjang kayu (besek), atau

gelas bekas air mineral.

SIKLUS HIDUP SEKSUAL ATAU GENERATIF

Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan merupakan

sumbangan genetis tetuanya. Reproduksi dengan biji akan menyebabkan variasi antar

tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah terjadi dalam 3 fase.

Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan betina untuk membentuk

zigot.

Fase juvenile dimulai dengan perkacambahan biji dan embrio tumbuh menjadi

tanaman muda. Dalam vase ini pertumbuhan vegetative yang mendominasi

morfologi tanaman berkembang. Secara umum tanaman pada fase ini tidak

responterhadap zat perangsang pembungaan.

Pada fase dewasa tanaman mencapai ukuran maksimal dan memakai stadia yang

didominasi oleh pembentukan bunga dan biji.

Fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat

juvenilitasnya dan memasuki masa dewasa. Perubahan ini ditujukan pada

perubahan morfologi seperti hilangnya kemampuan berkambang secara

vegetative, meningkatnya kemampuan untuk memberikan responkepada zat

perangsang pembungaan.

Page 8: Makalah Dda 1

2. Perbanyakan Secara Vegetatif

Perbanyakan secara vegetative adalah perbanyakan tanaman tanpa adenya proses

pertamuan antara gamet jantan dan gamet betina atau sering disebut dengan reproduksi

aseksual. Berikut ini adalah pembagian proses perbanyakan tanaman secara vegetative.

Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif

Alami

Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya

tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi

pembuahan / anakan tanaman baru.

- Umbi Lapis

Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi.

Contohnya seperti bawang merah, bawang putih, bakung dan bunga

tulip.

- Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat

penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di

sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti

jagung,  ketela rambak, kentang dan gembili.

Page 9: Makalah Dda 1

- Geragih

Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana

pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti

tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.

- Akar Tunggal

Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang

tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-

alanga, dll.

- Spora

Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak

dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.

- Tunas

Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan

induknya. COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan

lain sebagainya.

- Tunas Adventif

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu

seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif

adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.

- Hormegenium

Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan

ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada.

Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.

- Pembelahan Sel. Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada

tumbuhan bersel satu.

Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan

Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan

tanpa bantuan campur tangan manusia.

a. Metode Mencangkok / Cangkok

Page 10: Makalah Dda 1

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti

batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul

akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.

Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.

Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan

antara lain :

1) memilih batang yang akan di cangkok.

2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.

3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.

4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.

5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk

memperceot pertumbuhan (jika ada).

6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).

7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni,

kengikat pada ujung-ujung balutan.

9) Menyiram cangkokkan secara teratur.

· Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:

o Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.

o Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di

Page 11: Makalah Dda 1

pematang kolam ikan.

· Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:

o Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.

o Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.

o Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.

o Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga

perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

1. Pengupasan kulit batang 2. Pengikatan lembaran plastik di bawah

kupasan kulit daun

3.Pengisian media ke dalam lembaran 4.Tehnik pencangkokan konvensional telah

selesai

plastik

Page 12: Makalah Dda 1

b. Merunduk / Menunduk

Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan

batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka

batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.

c. Menyetek / Nyetek

Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar

tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.

· Keuntungan bibit dari setek adalah:

o Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama

dengan

induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.

Page 13: Makalah Dda 1

o Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air

tanahnya dangkal,

karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.

o Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang

praktis

dan mudah dilakukan.

o Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan

teknik

khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.

· Kerugian bibit dari setek adalah:

o Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang

tanaman

menjadi mudah roboh.

o Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.

entres siap disemai

d. Menyambung / Mengenten

Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan

sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.

Page 14: Makalah Dda 1

Adapun teknik-teknik menyambung  sebagai berikut :

1) batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya

disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-

tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.

2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir

labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah

kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.

3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat

dengan tali rafia.

4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong

plastik.

5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan

penyiraman.

6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan

tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah

kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.

Page 15: Makalah Dda 1

 

Pemotongan batang bawah pembelahan batang bawah

Page 16: Makalah Dda 1

e. okulasi

Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan

sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu

tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.

· Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang

bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.

· Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan merupakan

potongan satu mata tunas (entres).

Cara okulasi

1. Perlakuan pendahuluan

· Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu ditekan

miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi miring ke arah luar,

Page 17: Makalah Dda 1

agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di tempel dan pengerjaan

penempelan,gerakan ini juga mampu menjatuhkan embun/air yang melekat di daun, agar

lebih banyak embun/air yang jatuh, gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan.

· Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu

jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi.

2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres

· Lihat dan perhatikan bagian batang bawah yang akan dijadikan tempat okulasi.

· Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali

tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila okulasi pertama gagal

setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka

okulasi pertama pada sisi yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3

minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3

berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi

dengen okulasi ke-1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik

sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi jangan

melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress

tanaman.

· Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah setinggi

sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang.

· Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau

tidak menghalangi pandangan.

· Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan,

tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan besar

kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5 - 3cm, sehingga menjulur

seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit

sayatan (<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata entres.

3. Pengambilan mata entres

· Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran:

o Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).

o Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik

untuk ditempel).

o Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan

pertumbuhannya juga relatif lama).

· Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk:

Page 18: Makalah Dda 1

o Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif).

o Kelihatan bernas/sehat/segar.

o Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan

batang bawah.

o Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (ini menunjukkan kesesuaian

secara fisiologis).

· Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang

dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola

entres bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah.Atau dengan kalimat

lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak agar

tempelan jadi adalah pola mata entres harus melekat/menempel rapat pada sisi

bawah dan salah satu sisi samping, sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak

melekatpun tidak apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat

(tetapi keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit lebih kecil

dari ukuran sayatan batang bawah.

· Disayat agak dalam sehingga menembus kayu.

· Tangan kiri memegang ranting yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri

menahan ranting dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan

mulai bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm

diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes sepanjang

sekitar 1-1.5 cm),

sayatan untuk pengambilan entres harus dengan satu gerakan

mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan terputus-putus.

· Setelah sayatan melewati mata entres, kemudian membuat keratan melingkar

mengarah miring ke dalam menghubungkan kedua sisi sayatan bidang pola mata

entres, untuk memisahkan mata entres dengan kayu dengan cara mengait pola dengan

ujung silet atau dengan kuku jari dengan sontekan halus sehingga terlepaslah kulit

yang membawa mata entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas dari ranting.

· Apabila ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut

melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih dapat

memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet yang hatihati.

Kemudian rapikan irisan sisi bawah entres untuk menghindari irisan sisi bawah

entres dari kotoran atau infeksi, yang menjadi perhatian pola sayatan mata entres

harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit

Page 19: Makalah Dda 1

mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan.

4. Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah

· Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan

entres pada sisa sobekan di batang bawah.

· Prinsipnya semakin cepat penempelan dari pengambilan entres semakin baik, persen

jadinya makin tinggi.

5. Pengikatan

· Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan dari

bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah sayatan/jendela,

tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hatihati

jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang bawah dan

entres), atau kurang kencang/kendur (air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga

menginfeksi tempelan) gunakan perasaan dalam pengikatan.

· Pengikatan di dekat mata entres harus lebih hati-hati, ikat bagian bawah mata entres

menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat

bagian bawah mata entres, kembali menyilang ke atas mata entres usahakan sekitar

mata entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan

pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas luka sayatan batang

bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa tali plastik.

· Mata entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak ditutup tali plastik

saat pengikatan,

tangkai daun dipotong penuh/biasanya tangkai daunnya sudah

tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar.

· Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi disiasati dengan

menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak panjang sedikit, sehingga walaupun

di tutup tapi sisa potongan tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil

dari tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata

entres tidak patah. Jika mata tunasnya tidak menonjol seperti pada mangga dan jeruk,

mata tunas boleh ditutup rapat dengan pita plastic

Page 20: Makalah Dda 1

Kultur Jaringan

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi,

sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang

mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian

tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan tanaman(jaringan akar, tunas, pollen

dsb.) menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi  invitro (didalam gelas), menggunakan

Page 21: Makalah Dda 1

media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Proses pada kultur jaringan

Teknik Kultur Jaringan tanaman dapat ditetapkan untuk beberapa tujuan agronomi sebagai

berikut :

Perbanyakan secara vegetative

Perbanyakan melalui kultur jaringan sangat bermanfaat untuk tanaman yang

persentase untuk perkecambahan bijinya rendah, tanaman yang berasal dari tetua yang

tidak menunjukkan sterilitas jantan, hibrida-hibrida yang unik, perbanyakan pohon-

pohon elite, pohon untuk batang bawah, tanaman yang selalu diperbanyak secara

vegetative.

Pemuliaan Tanaman

Melalui kultur jaringan, tujuan pemuliaan tanaman dapat dicapai dengan lebih cepat

dibandingkan konvensional karena kultur jaringan dapat memperkecil hambatan

alamiah yang biasa dijumpai bila menggunakan metode konvensional.

Penyimpanan Plasma nutfah

Kultura jaringan dapt digunakan untuk menyimpan sel-sel tanaman yang penting

sebagai usaha koleksi dan konservasi untuk penelitian atau keperluan lain.

Page 22: Makalah Dda 1

Produksi metabolit sekunder

Analogi dengan kultur mikroorganisme, kini diusahakan untuk memperoleh bahan

obat-obatan atau metabolit sekunder yang lain secara in vitro dari tanaman tinggi.

Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:

1.   Diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya

2.   lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)

Kerugian memperbanyak secara vegetatif:

1.   Tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.

2.   jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas

3.   tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau

dicangkok.

III. PENUTUP

Kesimpulan

adapun kesimpulan yang dapat dikutip adalah sebagai berikut :

Page 23: Makalah Dda 1

Perbanyakan tanaman adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk

memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman dengan berbagai cara agar

populasi dan jenisnya tetap terjaga hungga pada keturunan berikut nya.

Perbanyakan tanaman dapat dibagi menjadi tiga yaitu perbanyakan secara

generative, perbanyakan secara vegetative, dan perbanyakan secara kultur jaringan

Perbanyakan secara generative dapat dilihat dengan biji, sedangkan vegetative

dapat dibedakan menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Soverda nerty, dkk. Dasar-dasar Agronomi. Universitas Jambi, Jambi.

http://ardiant181.wordpress.com/2009/01/08/perbanyakan-tanaman-secara-generatif/