Makalah CHF

36
TUGAS DIETETIK PENYAKIT DEGENERATIF Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF) DISUSUN OLEH : ANUGRAH NOVIANTI (2007 – 32 – 002) 1

Transcript of Makalah CHF

Page 1: Makalah CHF

TUGASDIETETIK PENYAKIT DEGENERATIF

Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF)

DISUSUN OLEH :

ANUGRAH NOVIANTI (2007 – 32 – 002)

JURUSAN GIZI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

JAKARTA

1

Page 2: Makalah CHF

2009

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah, saya ucapkan kepada Allah yang telah banyak

memberikan nikmatNya, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Ucapan terimakasih pun saya haturkan kepada dosen dietetik degeneratif

(teori), ibu Ani Prasetyaningsih yang memberikan saya kesempatan membahas lebih

jauh tentang penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF).

Dalam makalah ini saya mengulas cukup banyak materi yang sekiranya bisa

membantu untuk kehidupan masyarakat pada umumnya. Karena lengkap dengan

pembahasan penatalaksanaan diet nya bagi penyembuhan pasien CHF.

Jakarta, 14 oktober 2009

Penulis

2

Page 3: Makalah CHF

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I..............................................................................................................4

BAB II............................................................................................................8

BAB III...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22

3

Page 4: Makalah CHF

BAB I

A. PENDAHULUAN

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses

pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari

organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang

mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2

ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke

berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran

sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh

suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.

Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi

jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali

kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam

makalah ini, diantaranya yaitu :

a. Bentuk Serta Ukuran Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk

oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta

ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm

seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram

dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan

sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan

ventrikel dikenal dengan bilik.

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya

tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot

yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari

ventrikel kanan.

4

Page 5: Makalah CHF

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum),

sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-

ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan

satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler.

Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV).

Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV

sebelah kanan disebut katup trikuspid.

b. Katup-Katup Jantung

Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan

keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga

mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini

berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk

dari atrium ke ventrikel.

1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup

ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.

Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan

5

Page 6: Makalah CHF

dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup

trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel

kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri

pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan

kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3

daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel

kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju

arteri pulmonalis.

3) Katup bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri

menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat

kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup

ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir

keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,

sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

6

Page 7: Makalah CHF

Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi

memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan jantung

kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya karbon dioksida/zat asam

arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung normal

besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali per menit,

denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar kebutuhan tubuh akan

energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit, maka dalam 1

jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali

berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam jantung memompakan

darah sebanyak kira-kira 7000 - 7.571 liter.

Jantung mempunyai dua fungsi :

1. Jantung harus menyediakan darah yang cukup mengandung oksigen dan

nutrisi untuk organ-organ dari tubuh, darah ini harus mempunyai tekanan yang

cocok untuk perfusi dan pemberian makanan. Pada saat yang sama jantung

juga harus memompakan darah yang mengandung bahan-bahan sisa ke organ-

organ ekskresi misalnya hati dan ginjal dan memompakan darah yang suhunya

berlebihan ke sistem pendingin dari tubuh, yaitu pembuluh darah di kulit.

Semua hal ini dapat dilakukan oleh jantung sebelah kiri.

2. Fungsi lain dari jantung ialah mengisi darah dengan oksigen yang segar dari

udara dan pada saat yang bersamaan mengekskresi salah satu hasil akhir

metabolisme yaitu karbondioksida. Pertukaran kedua gas ini dengan udara dari

alveoli paru berlangsung melaui membran alveolus yang sangat tipis. Jika

tekanan sama tingginya dengan tekanan di bilik kiri atau aorta, cairan darah

segera akan mengisi alveoli dengan cara filtrasi dan penderita akan mati oleh

karena edema paru.

Gagal jantung sangat sering ditemukan. Penyakit ini termasuk salah satu dari

urutan tertinggi dalam daftar penyebab kematian dikebanyakan negara-negara Barat,

tetapi di negara tropis penyakit ini juga merupakan penyebab sangat penting dari

invaliditas dan bahkan kematian.

7

Page 8: Makalah CHF

BAB II

B. PEMBAHASAN

Definisi Penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF)

Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart

Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah

darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac

output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh. Dampak dari

gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah,

sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam

darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia),

menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba

yang berujung pada kematian.

Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang

sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala

sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar

jantung.

Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop

bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah

sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh seseorang.

Mekanisme dari gagal jantung :

Biasanya yang pertama mengalami kegagalan ialah bilik kiri. Lagipula, bilik

kiri mempunyai tugas yang paling berat. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan

darah, maka timbul tiga hal :

1. Darah yang tinggal di dalam bilik kiri akan lebih banyak pada akhir sistole

daripada sebelumnya dan karena pengisian pada saat diastole berlangsung

terus, maka akan terdapat lebih banyak darah di dalam bilikk kiri pada akhir

diastole. Peninggian volume dari salah satu ruang jantung, dalam hal ini bilik

kiri (preload). Jika penyakit jantung berlanjut, maka diperlukan peregangan

yang makin lama makin besar untuk menghasilkan energi yang sama. Pada

satu saat akan terjadi bahwa peregangan diastolik yang lebih besar tidak lagi

8

Page 9: Makalah CHF

menghasilkan kontraksi yang lebih baik dan jantung akan gagal melakukan

fungsinya (dekompensasi).

2. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan darahnya yang cukup ke aorta untuk

memenuhi kebutuhan dari organ yang terletak perifer, berarti curah jantung

sangat rendah dan juga akan menimbulkan tekanan darah yang rendah. Pada

kebanyakan kasus, hal ini akan menimbulkan perasaan lelah pada penderita.

Curah jntung yang rendah menimbulkan perasaan lesu. Pada kasus-kasus yang

berat, perfusi darah arteri ke otak akan berkurang dan otak akan menderita,

yang akan menimbulkan kecendrungan timbulnya pingsan, meskipun hal ini

jarang ditemukan pada gagal jantung kronik kecuali miokard yang mengalami

kerusakan hebat atau ritme jantung sangat abnormal.

3. Sistim Renin-angiontensin-aldosteron (sistim RAA)

Karena perfusi dari glomerus berkurang, maka ultrafiltrasinya juga akan

berkurang, natrium direabsorpsi lebih sempurna di dalam nefron dan natrium

yang hilang dari urin akan berkurang. Pada saat yang sama perfusi dari

aparatus jugstaglomerular juga berkurang sistem RAA diaktifkan akan

terjadilah sekresi aldosteron oleh kelenjar adrenal. Aldosteron ini akan

menyebabkan reabsorpsi Na+ di tubulus distal bertambah banyak yang diganti

dengan ion K+ dan H+. Akibat dari retensi natrium ini ialah tertahannya air

dalam ruang ekstra seluler dan dalam aliran darah oleh tekanan osmotik dari

natrium. Volume darah akan bertambah dan cadangan vena akan terisi penuh

dengan darah. Tekanan di dalam vena sistemik sentral akan meninggi.

Serambi dan bilik akan lebih diregangkan dari sebelumnya (preload yang

meninggi) dan dengan demikian mekanisme kompensasi dapat diperbaiki.

Namun bertambahnya isi darah ven aakan menyebabkan hepatomegali.

Penambahan jumlah ion Na+ dan H2O pada ruang interstisial bersama-sama

dengan tekanan yang tinggi di dalam sistim vena kadang-kadang akan

menimbulkan pitting edema.

Etiologi Gagal Jantung

Penyebab gagal jantung dapat berupa faktor dari dalam jantung itu sendiri

maupun dari luar. Faktor dari dalam lebih sering karena terjadinya kerusakan-

9

Page 10: Makalah CHF

kerusakan yang sudah dibawa, sedangkan faktor dari luar cukup banyak, antara lain:

penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :

1. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal

atau bersamaan yaitu :

Beban tekanan

Beban volume

Tamponade jantung atau konstriski perikard (jantung tidak dapat diastole).

Obstruksi pengisian bilik

Aneurisma bilik

Disinergi bilik

Restriksi endokardial atau miokardial

2. Abnormalitas otot jantung

Primer : kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik,

anemia) toksin atau sitostatika.

Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal

3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi

Di samping itu penyebab gagal jantung berbeda-beda menurut kelompok umur,

yakni pada masa neonatus, bayi dan anak.

Periode Neonatus

Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa neonatus, dan bila ada biasanya

berhubungan dengan asfiksia lahir, kelainan elektrolit atau gangguan metabolik

lainnya. Lesi jantung kiri seperti sindrom hipoplasia jantung kiri, koarktasio aorta,

atau stenosis aorta berat adalah penyebab penting gagal jantung pada 1 atau 2 minggu

pertama.

10

Page 11: Makalah CHF

Periode Bayi

Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun penyebab tersering ialah kelainan struktural

termasuk defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten atau defek septum

atrioventrikularis. Gagal jantung pada lesi yang lebih kompleks seperti transposisi,

ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda, atresia tricuspid atau trunkus arteriosus

biasanya juga terjadi pada periode ini.

Periode Anak

Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai setelah usia 1 tahun. Di

negara maju, karena sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan yang

berat sudah dioperasi, maka praktis gagal jantung bukan menjadi masalah pada pasien

penyakit jantung bawaan setelah usia 1 tahun.

Perubahan-perubahan yang terlihat pada gagal jantung :

1 2 3

Keterangan :

Gambar 1 : Jantung normal.

Gambar 2 : Dinding jantung merentang dan bilik-bilik jantung membesar, dinding

jantung merentang untuk menahan lebih banyak darah.

Gambar 3 : Dinding-dinding jantung menebal, dinding otot jantung menebal untuk

memompa lebih kuat.

11

Page 12: Makalah CHF

Epidemiologi

Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. 

Sindrom gagal jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai

prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk.  Prevalensi

CHF adalah tergantung umur/age-dependent.  Menurut penelitian, gagal jantung

jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.

Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari

CHF yang meningkat juga.  Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang

mempunyai hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF.  Selain itu semakin

membaiknya angka keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan,

menyebabkan meningkatnya jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.

Angka kejadian PJPD (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah) di Amerika

Serikat pada tahun 1996 dilaporkan hampir mencapai 60 juta penderita, ternyata dari

5 orang Amerika 1 diantaranya menderita PJPD. Macam-macam PJPD di negeri itu

dapat dilihat pada tabel 1. Tekanan darah tinggi paling sering dijumpai, disusul

dengan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Gagal Jantung Kongestif merupakan

komplikasi Tekanan Darah Tinggi yang tak terkontrol dengan baik, atau PJK yang

luas, cukup sering ditemukan.

JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA

Tekanan Darah Tinggi 50.000.000

Penyakit Jantung Koroner 12.000.000

Infark Miokard 7.000.000

Iskemia Miokard 6.200.000

Stroke 4.400.000

Gagal Jantung Kongestif 4.000.000

Penyakit Jantung Reumatik 1.800.000

Penyakit Jantung Bawaan 1. 000.000

Tabel 1. Jenis Penyakit Jantung dan pembuluh Darah serta angka kejadiannya di USA

Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Jantung (CHF)

12

Page 13: Makalah CHF

Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian

mana dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya

sebagai berikut :

1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-

paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada

awalnya sesak nafas hanya dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas,

tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit maka sesak nafas juga akan

timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya

adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat

(tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur

(Arrhythmia).

2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan

pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini

menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut

(ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual, muntah,

keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari

(Nocturia).

CHF menurut New York Heart Assosiation dibagi menjadi :

Grade 1 :  Penurunan fungsi bilik kiri tanpa gejala.

Grade 2 :  Sesak nafas saat aktivitas berat

Grade 3 :  Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.

Grade 4 :  Sesak nafas saat sedang istirahat.

Manifestasi klinis Gagal Jantung (CHF)

Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien,

beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat,

apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan

jantung.

Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya berpusat pada keluhan orang tuanya

bahwa bayinya tidak kuat minum, lekas lelah, bernapas cepat, banyak berkeringat dan

berat badannya sulit naik. Pasien defek septum bilik atau duktus arteriosus persisten

13

Page 14: Makalah CHF

yang besar seringkali tidak menunjukkan gejala pada hari-hari pertama, karena pirau

yang terjadi masih minimal akibat tekanan bilik kanan dan arteri pulmonalis yang

masih tinggi setelah beberapa minggu (2-12 minggu), biasanya pada bulan kedua atau

ketiga, gejala gagal jantung baru nyata. Anak yang lebih besar dapat mengeluh lekas

lelah dan tampak kurang aktif, toleransi berkurang, batuk, mengidap sesak napas dari

yang ringan (setelah aktivitas fisik tertentu) sampai sangat berat (sesak napas pada

waktu istirahat).

Pasien dengan kelainan jantung yang dalam kompensasi karena pemberian obat

gagal jantung, dapat menunjukkan gejala akut gagal jantung bila dihadapkan kepada

stress, misalnya penyakit infeksi akut. Pada gagal jantung kiri atau gagal jantung

ventrikel kiri yang terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel

kiri, biasanya ditemukan keluhan berupa perasaan badan lemah, berdebar-debar,

sesak, batuk, anoreksia, keringat dingin.

Tanda obyektif yang tampak berupa takikardi, dispnea, ronki basah paru di

bagian basal, bunyi jantung III (diastolic gallop)atau terdengar bising apabila terjadi

dilatasi bilik, pulsus alternan. Pada gagal jantung kanan yang dapat terjadi karena

gangguan atau hambatan daya pompa bilik kanan sehingga isi bilik kanan menurun,

tanpa didahului oleh adanya Gagal jantung kiri, biasanya gejala yang ditemukan

berupa edema tumit dan tungkai bawah, hepatomegali, lunak dan nyeri bila ditekan;

edema pada vena perifer (vena jugularis), gangguan gastrointestinal dan asites.

Keluhan yang timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan badan, kaki

bengkak, perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium.

Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :

Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.

Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,

asites, hepatomegali, dan edema perifer.

Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai

delirium.

Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi :

dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-kadang

14

Page 15: Makalah CHF

hemoptisis, ditambah gejala low output seperti : takikardi, hipotensi dan oliguri

beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina

pectoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi bilik jantung

yang berat, maka dapat ditemukan pulsus alternan. Pada keadaan yang sangat berat

dapat terjadi syok kardiogenik.

Diagnosa Penyakit jantung (CHF)

Bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami

gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan. Tanda

yang penting adalah takikardi (150x/mnt atau lebih saat istirahat), serta takipne

(50x/mnt atau lebih saat istirahat). Pada perikardium dapat teraba aktivitas jantung

yang meningkat.

Bising jantung sering ditemukan pada auskultasi, yang tergantung dari kelainan

struktural yang ada. Khususnya pada neonatus dan bayi kecil. Ronki juga sering

ditemukan pada gagal jantung. Bendungan vena sistemik ditandai oleh peninggian

tekanan vena jugular, serta refluks hepatojugular. Kedua tanda ini sulit diperiksa pada

neonatus dan bayi kecil, tampak sianosis perifer akibat penurunan perfusi di kulit dan

peningkatan ekstraksi oksigen jaringan ekstremitas teraba dingin, pulsasi perifer

melemah, tekanan darah sistemik menurun disertai penurunan capillary refill dan

gelisah. Pulsus paradoksus , pulsus alternans (penurunan fungsi bilik stadium lanjut).

Bising jantung menunjukan diagnosis tetapi tidak adanya bising jantung tidak dapat

memungkiri bahwa bukan gagal jantung.

Foto dada : dengan sedikit perkecualian, biasanya disertai kardiomegali. Paru

tampak edema vena pulmonal.

Elektrokardiografi : di samping frekuensi QRS yang cepat atau disritmia,

dapat ditemukan pembesaran ruang-ruang jantung serta tanda-tanda penyakit

miokardium/ pericardium.

Ekokardiografi : M-mode dapat menilai kuantitas ruang jantung dan

shortening fraction yaitu indeks fungsi jantung sebagai pompa. Pemeriksaan

Doppler dan Doppler berwarna dapat menambah informasi secara bermakna.

15

Page 16: Makalah CHF

Dokter akan memberikan dugaan gagal jantung berdasarkan pada catatan medis

sebelumnya, gejala dan tanda serta test atau pemeriksaan fisik.

Beberapa pemeriksaan atau test pada pasien dengan dugaan gagal jantung:

~Test atau pemeriksaan darah

~Test atau pemeriksaan urine

~Pemeriksaan X-ray dada

~Electrocardiogram atau elektro kardio grafi (ECG)

~Echocardiography

~Radionuclide ventriculography

Echocardiography dan Radionuclide ventriculography sering digunakan untuk

memastikan diagnosis gagal jantung. Echocardiogram adalah suatu test yang

penyebabnya tanpa ada rasa nyeri. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan dada

dimana hasil pemeriksaan adalah berupa gambar dari jantung, dimana gambar

tersebut menunjukkan seberapa sehat jantung dalam memompa darah.

Penatalaksanaan Gagal Jantung

Terdapat tiga aspek yang penting dalam menanggulangi Gagal jantung :

pengobatan terhadap Gagal jantung, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari

dan pengobatan terhadap faktor pencetus. Termasuk dalam pengobatan

medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan

kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Pengobatan umum meliputi istirahat,

pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan diet. Selain itu,

penatalaksanaa gagal jantung juag berupa:

Medikamentosa :

Obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena),

Vasodilator : (arteriolar dilator : hidralazin), (venodilator : nitrat,

nitrogliserin), (mixed dilator : prazosin, kaptopril, nitroprusid)

Diuretik

Pengobatan disritmia

Gagal jantung dengan disfungsi sistolik

16

Page 17: Makalah CHF

Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung menunjukkan

manfaat untuk mengatasi disfungsi sistolik.  Gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri

hampir selalu disertai adanya aktivitas sistem neuro-endokrin, karena itu salah satu

obat pilihan utama adalah ACE Inhibitor.

ACE Inhibitor, disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada gagal

jantung, dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak jelas sesudah 3-6

bulan pengobatan.  Dari golongan ACE-I, Kaptopril merupakan obat pilihan karena

tidak menyebabkan hipotensi berkepanjangan dan tidak terlalu banyak mengganggu

faal ginjal pada kasus gagal jantung.  Kontraindikasinya adalah disfungsi ginjal berat

dan bila ada stenosis bilateral arteri renalis.

Diuretika, bertujuan mengatasi retensi cairan sehingga mengurangi beban volume

sirkulasi yang menghambat kerja jantung.  Yang paling banyak dipakai untuk terapi

gagal jantung kongestif dari golongan ini adalah Furosemid.  Pada usia lanjut

seringkali sudah ada penurunan faal ginjal dimana furosemid kurang efektif dan pada

keadaan ini dapat ditambahkan metolazone.  Pada pemberian diuretika harus diawasi

kadar kalium darah karena diuresis akibat furosemid selalu disertai keluarnya kalium. 

Pada keadaan hipokalsemia mudah terjadi gangguan irama jantung.

Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal jantung untuk

memperbaiki kontraksi ventrikel.  Dosis digoksin juga harus disesuaikan dengn

besarnya clearance kreatinin pasien.  Obat-obat inotropik positif lainnya adalah

dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg. 

Bila tekanan darah sudah diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin (5-20

Ugr/kg/min).  Bila tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan

dobutamin diturunkan bertahap sampai dihentikan.

Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan fraksi ejeksi

yang rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I dan digoksin tidak

menunjukkan perbaikan.  Dosis 25 mg/hari dan ini terbukti menurunkan angka

mortalitas gagal jantung sebanyak 25%.

Gagal jantung dengan disfungsi diastolik

17

Page 18: Makalah CHF

Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi diastolik.  Untuk

mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:

Memperbaiki sirkulasi koroner dalam mengatasi iskemia miokard (pada kasus

PJK)

Pengendalian tekanan darah pada hipertensi untuk mencegah hipertrofi

miokard ventrikel kiri dalam jangka panjang.

Pengobatan agresif terhadap penyakit komorbid terutama yang memperberat

beban sirkulasi darah, seperti anemia, gangguan faal ginjal dan beberapa

penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus.

Upaya memperbaiki gangguan irama jantung agar terpelihara fungsi sistolik

atrium dalam rangka pengisian diastolik ventrikel.

Obat-obat yang digunakan antara lain:

1. Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan menimbulkan

vasodilatasi koroner.

2. Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian ventrikel.

3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi diastolik. 

Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian diuretika harus hati-hati

agar jangan sampai terjadi hipovolemia dimana pengisian ventrikel berkurang

sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun.

Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena keduanya

dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga memperberat kegagalan jantung.

Cardiac Resynchronisation Therapy

Untuk CHF dengan kelainan konduksi (Left bundle branch block) dapat dilakukan

operasi implantasi alat biventricular-pacing untuk mengatasi dissinkronisasi

ventrikelnya.  Tapi hal ini juga malah dapat menyebabkan arrhytmia-induced sudden

death.  Oleh karena itu dipakai kombinasi dari alat biventricular-pacing dan

cardioverter defibrillation.

Transplantasi jantung

18

Page 19: Makalah CHF

Transplantasi jantung dilakukan pada pasien CHF yang bila tanpa operasi akan

meninggal dalam waktu beberapa minggu.  Umumnya dilakukan pada pasien lansia

yang kurang dari 65 tahun, yang tidak memiliki masalah kesehatan yang serius

lainnya.  Lebih dari 75% pasien transplantasi jantung hidup lebih lama dari 2 tahun

sesudah operasinya.  Sebagian bahkan dapat hidup sampai lebih dari 12 tahun.

Walaupun begitu, operasi transplantasi jantung merupakan suatu operasi besar yang

sangat sulit dan banyak persyaratannya, mengingat :

Perlunya organ donor yang sesuai.

Prosedur operasinya sendiri yang sangat rumit dan traumatik.

Perlu adanya pusat spesialis.

Perlunya obat-obatan imunosupressan setelah operasi untuk mengurangi risiko

penolakan organ oleh tubuh.

Beberapa kasus timbul antibodi yang menyerang bagian dalam dari arteri

koronaria dalam waktu kira-kira setahun setelah operasi.  Masalah ini tidak

ada  pengobatannya dan dapat berakhir dengan serangan jantung yang fatal.

JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN

DIET JANTUNG I

Indikasi : Diet jantung I diberikan bagi pasien dengan gagal jantung.

Dasar diet :

Karena fungsi jantung terganggu maka aliran darah ginjal juga akan terganggu.

Agar kadar ureum darah tidak meningkat maka perlu diberikan protein yang rendah.

Sebagai akibat kegagalan jantung bisa menyebabkan timbulnya oedema. Untuk

mengurangi oedema, pemberian garam harus dibatasi.

Tujuan Diet :

1. Mengurangi beban ginjal

2. Mengurangi atau mencegah retensi natrium

19

Page 20: Makalah CHF

Syarat-syarat :

- Cukup kalori (sesuai dengan kecukupan normal)

- Karbohidrat sedang

- Lemak rendah

- Air dibatasi

- Mineral + vitamin cukup ( Ca dibatasi)

- konsumsi protein rendah 0,8 - 1g/kgBB

- konsumsi natrium dibatasi 150-180 mg/hr pada bayi, 400 mg/hr pada anak.

Bentuk makanan : Dihidangkan dalam bentuk makanan cair, mudah dicerna.

Contoh menu sehari :

Pagi Siang Sore

06.00 : makanan cair 12.00 : makanan cair 18.00 : makanan cair

09.00 : makanan cair 15.00 : makanan cair 21.00 : makanan cair

10.00 : Sari pepaya 16.00 : Sari jeruk -

Makanan yang tidak boleh diberikan :

1. Makanan yang diolah, diawetkan dengan garam dapur.

2. Kecap, tauco,coklat

3. Minuman yang mengandung gas seperti air soda, coca cola, dan sebagainya.

Masalah yang sering timbul pad apasien gagal jantung :

Asupan gizi tidak adekuat, karena banyak zat gizi yang tidak dianjurkan dalam

dietnya.

Terjadinya Hipoalbuminemia, karena asupan protein rendah.

20

Page 21: Makalah CHF

Gagal Ginjal, disebabkan kegagalan fungsi jantung yang berpengaruh pada

kerja ginjal.

Respiratory Failure, timbulnya gejala-gejala sesak nafas.

BAB III

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari makalah tersebut dapat saya ambil kesimpulan, bahwasannya gagal

jantung (Congestive Heart Failure/CHF) merupakan penyakit degeneratif yang cukup

banyak ditemukan dari segala jenis usia mulai dari masa neonatus, bayi, anak-anak

sampai dewasa lansia. Yang dari seluruhnya disebabkan karena faktor pola hidup

yang tidak sehat cenderung menkonsumsi makanan yang berakibat memberatkan

kerja jantung. Komplikasi yang dialami para pasien juga berakibat fatal yang dapat

menyebabkan angka morbidibitas dan mortalitas meningkat, maka diperlukan adanya

terapi diet khusus bagi penderita CHF.

Perlunya penyuluhan khusus kepada masyarakat tentang penyakit ini juga

dirasa cukup penting, agar kasus yang terjadi dapat ditanggulangi. Kepada ibu hamil

yang diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif guna pemaksimalan imunitas anak

agar terhindar dari penyakit CHF pada anak-anak dan balita, juga pencegahannya

dengan menjaga janin pada masa kehamilan dan tidak mengkonsumsi rokok, alkohol

maupun bahan makanan yang kiranya berdampak pada jantung ibu dan janin yang

akan dilahirkannya nanti.

Makalah ini semata-mata hanya pengantar dalam membahas CHF lebih

mendalam, diharapkan di masa yang akan datang dapat lebih dikembangkan lagi

seiring teknologi untuk penyembuhan pasien dan mengurangi terjadinya komplikasi.

Terlepas dari ketidaksempurnaan seorang manusia, saya mengharapkan dimasa yang

akan datang pembahasan tentang penyakit ini akan lebih sempurna.

21

Page 22: Makalah CHF

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman N. 1987. Gagal Jantung dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit FKUI. Jakarta. Hal 193 – 204

Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 187 – 205

Mappahya, A.A. 2004. Dari Hipertensi Ke Gagal Jantung. Pendidikan Profesional Berkelanjutan Seri II. FKUH. Makassar. 2004.

Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam: Buku ajar kardiologi anak. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal 425 – 441

Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak. Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI Kal-Sel. Banjarmasin. Hal 89 – 103

Price, Sylvia A 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi. Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta. 582 – 593

Sibuea Herdin W, Marulam Panggabean, et al. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Rineka Cipta.

22

Page 23: Makalah CHF

23