Makalah Case 7 Osteomielitis

download Makalah Case 7 Osteomielitis

of 41

Transcript of Makalah Case 7 Osteomielitis

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    1/41

    MAKALAH TUTORIAL

    CASE 7 OsteomyelitisAkut/

    TUTORIAL B-2

    Disusun oleh

    Fritta A.S 121 0211 146

    Siti Fatimah 121 0211 005

    Sukmawati K Dewi 121 0211 054

    M. Dimas A 121 0211 015

    Alfin C.S.P 121 0211 090

    Imam M.R 121 0211 059

    Chato H.D 121 0211 129

    Norman P 121 0211 060

    Dhea A.P 121 0211 130

    Devanti 121 0211 0

    Debby S.A 121 0211 035

    Krisna P 121 0211 158

    11111111111111

    1111111111111(

    Kata Pengantar

    (111 11111111111berisikan

    materi infeksi pada tulang, termasuk didalamnya adalah Osteomielitis

    dr. Wahyunia 1111

    B-2 (111 1111111111111h1H11111111111

    (111o1111111111111

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    2/41

    -7h2H2222222222222

    h2H22222222222222(o22222222222222

    2222222222

    22222.2

    22222222 2222222.2222222222 2222

    .2

    22222 26 h2H 222222

    BAB I

    KASUS

    22222222222222

    2222222222222 2222222222

    22222222222222222

    22222222222222222222222222222222222222222222222222

    Helvetica22 222222Courier New22

    )22222Tahoma22

    222222Calibri2" 22222

    2/[2

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    3/41

    3

    3333333333333333333333

    33333333333333333333333333333333M 3$$M&:

    M 3$$M&9M 3$$M

    3333333333333333333333333

    33333333333 3 3$

    3$ 3

    333333333333 33333

    33333333 3

    IDK & Learning Isue

    Basic Science

    1. Anatomi

    - Tulang

    -

    Otot- Kinesiology

    2. Embriologi tulang

    -

    Osteogenesis intrauterine

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    4/41

    3. Fisiologi

    - Struktur tulang

    - Klasifikasi

    - Fungsi

    - Pertumbuhan tulang

    -

    Penyembuhan tulang

    -

    Jenis dan fungsi otot

    -

    Eksitasi dan kontraksi otot

    Infeksi bakteri piogenik

    - Osteomyelitis

    o

    Akuto Subakut

    o Kronis

    o Sklerosing

    Infeksi bakteri granulomatosa

    - Infeksi tuberkulosa

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    5/41

    BAB II

    ISI

    Anatomi

    Otot

    - Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksinya. Otot memendek

    jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi.

    -

    Otot adalah jaringan peka rangsang.

    -

    Mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimiawi

    - Mengandung protein-protein kontraktil

    Jenis Otot :

    I. Otot Lurik

    Otot lurik disebut juga otot rangka. Otot ini melekat pd tulang dan kontraksinya

    menyebabkan tulang bergerak aktivitas motorik. Otot rangka juga dapat berperan

    sebagai penunjang homeostasis:

    o mengunyah

    o menelan makanan

    o bernapas

    o menghindari bahaya, dll

    Otot rangka untuk aktivitas non-homeostasis: menari, mengoperasikan komputer, dll

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    6/41

    Pada otot ini, fibril-fibrilnya mempunyai jalur melintang gelap (anisotropy) dan jalur

    melintang terang (isotrop) yang tersusun berselang-seling.

    II. Otot polos

    Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot pada organ dalam. Otot ini tersusun

    dari sel-sel berbentuk kumparan halus.

    Otot polos ( terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran di dalam tubuh.

    Kontraksi otot polos berperan untuk mengatur aliran darah, gerakan makanan di sal

    cerna, aliran udara, aliran urin, dll

    Otot polos diantaranya terdapat pada ;

    Dinding saluran pencernaan

    Dinding saluran pernafasan Pembuluh darah

    Saluran urogenital

    III. Otot jantung

    Otot jantung memiliki struktur yang sama dengan otot lurik, hanya saja serabut-

    serabutnya bercabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.

    Letak inti selnya berada ditengah. Otot ini hanya berada di dinding jantung;

    o Kontraksinya ( memompa darah ke seluruh tubuh

    Perbedaan Ketiga otot tersebut ;

    /

    Tipe jaringan otot

    1. Otot rangka

    Serat otot berserat, memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik

    (volunter), dan melekat pada tulang

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    7/41

    2. Otot polos

    Serat otot polos (tidak berserat), memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh

    saraf otonom (involunter), terdapat di organ dalam tubuh (viseral)

    3. Otot jantung

    Otot polos yang bekerja involunter; berserat, memiliki 1 inti, dipersarafi oleh saraf

    otonom (involunter)

    Struktur otot

    - Endomicium

    - Perimicium

    -

    Epimicium- Jaringan ikat padat irregular (fascia)

    Perimicium

    Perimicium merupakan kumpulan fascicle, dimana fascicle terdiri atas :

    o Muscle cell (fiber)

    o Nukleus

    Muscle cell terdiri atas :

    o Saarkolema

    o Sarkoplasmik reticular

    o Terminal sisterna

    o T tubule

    o Cytosol

    o

    mitokondria

    Sifat-sifat khusus otot

    Mudah terangsang (irritability)

    Mudah berkontraksi (contractility)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    8/41

    Dapat melebar (extensibility)

    Dapat diregang (elasticity)

    Mempunyai irama kontraksi (otot jantung)

    /

    Serat Otot Rangka

    Serat otot rangka terdiri atas ;

    Membran: -sarkolema

    Plasma:

    o Sarkoplasma

    o retikulum sarkoplasmik tempat ion Ca mengontrol kontraksi

    Di ujung otot:

    -

    serat otot mengumpul menjadi tendon otot-

    sarkolema menyatu dengan serat tendon

    Tendon melekat ke tulang.

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    9/41

    Struktur otot rangka

    Serat otot rangka merupakan kumpulan fasciculus (sel otot berbentuk silindris yg diikat oleh

    jaringan ikat). Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat yg disebut epimysium

    (fascia).

    Serat Otot Rangka

    1.

    Serat otot terdiri atas ratusan-ribuan miofibril

    2. Miofibril terdiri atas 1500 filamen miosindan 3000 filamen aktin

    3. Miofibril beruas-ruas:-warna terang: aktin I band(isotropic)-warna gelap: miosin A

    band(anisotropic)-gambaran striae (lurik)4. Aktin dan miosin:-overlap-miosin: cross-bridge-interaksi cross-bridge dan aktin

    kontraksi

    /

    Motor end plates

    Merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

    /

    Karakteristik Molekular Filamen Kontraktil

    /

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    10/41

    Filamen miosin

    Kepala dari crossbridge miosin mengandung ATPase

    Filamen aktin

    Pita aktin F : double-strand

    Molekul aktin G : ditempeli ADP active site interaksi dengan cross - bridge

    Molekul tropomiosin :berada di atas active site inaktif

    Kompleks troponin 3 molekul protein:

    Troponin I : afinitas kuat dengan aktin

    Troponin T : afinitas kuat dengan tropomiosin

    Troponin C : afinitas kuat dengan ion Ca

    /

    Tulang

    Tulang merupakan alat gerak pasif pada tubuh makhluk hidup karena digerakkan oleh otot

    sebagai alat gerak aktif pada tubuh makhluk hidup.

    Fungsi Tulang

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    11/41

    - Melindungi organ vital

    - Penghasil sel darah

    - Menyimpan/ mengganti kalsium dan pospat

    - Perlekatan otot

    - Memberi bentuk tubuh

    -

    Menajaga bentuk tubuh

    Kerangka dibagi menjadi :

    1. Kerangka axiale

    o Kolumna vertebralis

    o Tulang tengkorak (cranial)

    o Tulang rusuk (costae)

    o Tulang dada (sternum)

    2. Kerangka apendikular

    o Tulang ekstremitas atas

    o Tulang ekstremitas bawah

    3.

    Os. Auditoria

    Struktur kerangka terdiri dari 2 bagian :

    o Pars ossea (bagian tulang keras)

    o Pars cartilaginosa (bagian tulang rawan)

    Pars ossea berdasarkan bentuk dan ukurannya dikalsifikasikan :

    1. Os Longum (tulang panjang), mempunyai 3 bagian

    o Diaphysis (batang)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    12/41

    o Epiphysis (ujung)

    o Metaphysis (mengandung zona pertumbuhan)

    Struktur tulang panjang :

    o Periosteum (jaringan ikat yang melapisi tulang dari luar)

    o Endosteum (jaringan ikat yang melapisi tulang dari dalam)

    o Substancia compacta (padat)

    o Substancia spongiosa (berongga)

    o Cavitas medularis (rongga dalam tulang yang berisi sum-sum tulang)

    2.

    Os breve (tulang pendek)

    Bentuknya pendek dan bulat, berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan

    sel darah putih

    Contohnya :

    - ruas-ruas tulang belakang

    - tulang pergelangan tangan

    - tulang pergelangan kaki

    3. Os planum (tulang pipih)

    Bentuknya pipih ( gepeng ), berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan

    sel darah putih

    Contohnya :

    - tulang belikat

    - tulang dada

    -

    tulang rusuk

    4. Os irregular (bentuk tidak beraturan)

    5. Os pneumaticum (berongga)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    13/41

    Bentuknya bulat, panjang dan tengahnya berongga, berfungsi sebagai tempat

    pembentukan sel darah merah

    Contohnya :

    - tulang paha

    - tulang lengan atas

    -

    tulang jari tangan

    Tulang ekstremitas superior

    1. humeri

    2. radius

    3. ulna

    4. carpal metacarpal

    5. falanges

    tulang ekatremitas inferior

    1.

    femur

    2. tibia

    3. fibula

    4.

    Tarsal

    5.

    Metatarsal

    Tulang Rawan

    Ciri khas Tulang Rawan

    Matriks ekstra sel banyak mengandung :

    -

    glikosaminoglikan

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    14/41

    - proteoglikan

    - serabut kolagen dan elastis

    Klasifikasi Tulang Rawan

    ada 3 jenis tulang rawan :

    1.

    hialin

    2.

    elastin

    3. fibrocartilage

    Fungsi Tulang Rawan

    - TR merupakan bentuk specialized CT, yang mempunyai matriks EC kaku, sehingga

    memungkinkan jaringan untuk mempertahankan stres mekanik tanpa distorsi permanen.

    - Menunjang soft tissue

    - Sebagai shock-absorben dan sliding area untuk sendi dan memfasilitasi pergerakan tulang

    - Growth dan development tulang panjang , sebelum dan sesudah lahir

    Struktur umum Tulang Rawan

    Terdiri dari 2 komponen

    1.

    Sel : kondrosit2. Intersel : matriks EC, terdiri dari : serabut dan ground substance

    Kondrosit mensintesa dan mensekresi matriks EC , terletak di dalam ruangan di matriks (lacuna)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    15/41

    Kandungan matriks

    -

    serabut kolagen

    - asam hialuronat

    -

    proteoglikan- glikoprotein

    Tulang Rawan hialin : matriks mengandung kolagen, terutama kolagen tipe 2

    Tulang rawan elastis :

    - kolagen tipe 1

    -

    serabut elastis

    Tulang Rawan Fibrous : anyaman kolagen tipe I kasar

    Vaskularisasi dan inervasi ke 3 tulang rawan

    - Pembuluh darah (-)

    Nutrisi melalui difusi dari kapiler di perikondrium atau cairan synovial diruang sendi

    - Pembuluh limfe (-)

    - Jaringan syaraf (-)

    Perikondrium

    Merupakan jar ikat pada tidak teratur (irregular dense connective tissue)

    - Pemb darah (+) untuk vaskularisasi TR yang avaskuler

    - Jar syaraf (+)

    - Pemb limfe (+)

    Struktur perikondrium

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    16/41

    1. Outer fibrous layer : tdd. Kolagen I, fibroblas, dan pemb darah.

    2. Inner cellular layer : mengandung chondrogenic cell dan chondroblas

    1. Tulang Rawan Hialin

    - Terbanyak dan terbaik untuk dipelajari

    - Fresh : putih kebiruan, translusen

    - Pada embryo, merupakan skeleton sementara sampai kemudian diganti tulang

    Lokasi (DEWASA)

    o Permukaan pada pergerakan sendi

    o

    Dinding saluran respirasi yang besar : hidung, larink, trachea, bronchi.o Ujung ventral kosta, yang membentuk persendian dengan sternum

    o Lempeng/ plate epiphiseal, tempat pertumbuhan memanjang tulang

    Matriks

    - Kolagen (40%)

    Dalam sediaan rutin, serabut kolagen tidak tampak, karena :

    o kolagen dalam bentuk fibril, berdimensi submikroskopik

    o indeks refraksi dari fibril hampir sama dengan ground substance

    -

    Jenis kolagen dari TR hialin :

    o terutama kolagen tipe II

    o sering juga, walaupun dalam jumlah sedikit. Kolagen tipe : IX, X, XI

    - Proteoglikan , mengandung :

    o

    Chondroitin : 4-sulfat dan 6-sulfat

    o Keratan sulfat

    - Chondronectin : berfungsi mengikat antara kolagen II dan glikosaminoglikan

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    17/41

    2. Tulang Rawan Elastis

    Lokasi

    o Aurikula

    o Dinding MAE

    o Tuba eustachii

    o Epigoltis

    o TR kuneiforme dari larink

    o Gambaran umum sama dengan TR hialin, kecuali banyak mengandung serabut elastis

    .

    o Juga mengandung kolagen tipe II fibril

    o Fresh : kekuningan karena adanya elastin di serabut elastis

    3. Tulang Rawan Fibrous

    o Merupakan jar intermediate antara jar ikat padat dengan TR hialin

    Lokasi :

    o Diskus intervertebralis

    o Simfisis pubis

    o Perlekatan ligamen ke permukaan TR dari tulang

    Embriologi Tulang

    Sistem rangka berkembang dari:

    /

    Mesoderm paraksial, lempeng lateral, dan krista neuralis.

    Mesoderm paraksial akan membentuk:

    - somitomer di kepala

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    18/41

    - somit dari regio oksipital ke kaudal, lalu berdiferensiasi menjadi skleretom dan

    dermomiotom

    /

    Skleretom pada akhir minggu ke-4 menjadi polimorfik mesenkim fibroblas, kondroblas,

    osteoblas Lapisan mesoderm somatik dinding tubuh jugasel meso derm gelang bahu, gelang

    panggul, tulang-tulang panjang ekstremitas.

    Sel-sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi menjadi mesenkim dan ikut serta

    membentuk tulang-tulang wajah dan tengkorak.

    Pada sebagian tulang, seperti tulang pipih tengkorak, mesenkim di dermis berdiferensiasi secaralangsung menjadi tulang, prosesnya disebut osifikasi intramembranosa.

    Sedangkan pada sebagian besar tulang lainnya, sel-sel mesenkim mula-mula menghasilkan

    model kartilago hialin yang mengalami penulangan, disebut osifikasiendokondral.

    Tengkorak terdiri atas

    1. neurokranium:

    pars membranosa dan pars kartilaginosa/kondrokranium

    2. viscerokranium

    Neurokranium membranosa berasal dari:

    - sel krista neuralis --> atap, sisi tulang kranium

    - mesoderm paraksial --> oksipital, rongga mata

    Neurokranium kartilaginosa:

    - sel krista neuralis --> kondrokranium prakordal --> membentuk daerah rostral (basis)

    - mesoderm paraksial --> kondrokranium kordal --> membentuk daerah posterior

    Viscerokranium:

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    19/41

    Processus maxillaris --> os maxilla, os zygomaticum, sebagian os temporalis

    Processus mandibularis --> mengandung kartilago meckel

    Sutura, berasal dari:

    - sel krista neuralis --> sutura sagitalis

    - mesoderm paraksial --> sutura koronalis

    Fontanella (ubun-ubun):

    - Fontanella anterior --> menutup usia sekitar 18 bulan

    - Fontanella posterior --> menutup usia sekitar 3 bulan

    Jika fontanella terlalu cepat menutup, akan menyebabkan kraniosinostosis.

    Fungsi fontanella:

    - untuk proses kelahiran

    - agar perkembangan otak maksimal

    - sebagai indikasi kesehatan bayi

    Fisiologi

    Struktur Tulang

    Tulang adalah jaringan yang hidup dan sebagai jaringan penghubung (connective tissue) yang

    mempunyai tiga fungsi sebagai berikut:

    1. Fungsi mekanik yaitu untuk gerakan dan melekatnya otot

    2. Melindungi organ vital, dan

    3. Sebagai cadangan kalsium dan fosfat

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    20/41

    Tulang merupakan struktur yang dinamik dan menjalani proses regenerasi secara terus-menerus

    yang dinamakan proses. Tulang pada hakekatnya terdiri atas 3 tiga komponen utama sebagai

    berikut:

    1.

    Senyawa organik

    Senyawa organik utama penyusun tulang adalah protein, dan protein utama penyusun

    tulang adalah kolagen tipe I yang merupakan 90-95% bahan organik utama sedang

    sisanya adalah medium homogen yang disebut subtansi dasar

    2. Subtansi dasar tulang

    Subtansi dasar terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah dengan proteoglikan khususnya

    kondroitin sulfat dan asam hialuronat. Fungsi utama dari bahan tersebut belum diketahui,

    akan tetapi diduga membantu pengendapan garam kalsium. Sedang bahan anorganik

    utama adalah garam kristal yang diendapkan di dalam matrik tulang terutama terdiri dari

    kalsium dan fosfat yang dikenal sebagai kristal hidroksi apatit. Subtansi dasar juga

    mengandung protein non kolagen, dan beberapa protein tersebut sangat spesifik pada

    tulang. Protein non kolagen tersebut antara lain: osteonektin, osteokalsin (bone GLA-

    protein), osteopontin (bone sialoprotein I) dan bone sialoprotein II, growth faktor (IGF-I

    dan II), transforming growth factor (TGF), bone morphogenetic protein. Protein non

    kolagen utama adalah osteokalsin, yang menyusun matriks tulang sebesar 1% .

    3.

    Komponen sel yang terdiri atas empat tipe sel yaitu: osteoprogenitor cel, osteoblas (OB),

    osteosit (OS) dan osteoklas (OK).

    Komponen sel tulang

    1. Osteoprogenitor cell (sel osteoprogenitor)

    Sel osteoprogenitor berasal dari mesenkim yang merupakan jaringan penghubung yang

    masih bersifat embrional, oleh karena itu osteoprogenitor masih memiliki kemampuan

    untuk mitosis, dengan demikian sel ini berfungsi sebagai sumber sel baru dari osteoblas

    dan osteoklas

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    21/41

    2. Osteoblas

    Osteoblas adalah sel pembentuk tulang yang berasal dari sel progenitor dan ditemukan

    dipermukaan tulang. Sel ini bertanggung jawab pada pembentukan dan proses

    mineralisasi tulang. Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymal stem cells (selmesenkim), dan sel ini dapat juga berkembang menjadi kondrosit, adiposit, myoblas, dan

    fibroblast. Osteoblas mensintesis kolagen dan glycosaminoglycans (GAGs) dari matriks

    tulang dan berperanan dalam proses mineralisasi tulang. Osteoblas yang matang akan

    mengekspresikan beberapa senyawa kimia yang bisa digunakan identifikasi aktivitas

    osteoblas dalam serum yang biasa diberi istilah biochemical bone marker yaitu: kolagen

    tipe I, alkalin fosfatase, osteopontin dan osteokalsin .

    3.

    Osteosit

    Osteosit adalah osteoblas yang terbenam dalam matriks tulang yang berhubungan dengan

    sel osteosit lain dan juga osteoblas pada permukaan tulang melalui kanalikuli yang

    mengandung cairan ekstraseluler. Hubungan antara sitoplasma dengan kanalikuli melalui

    gap junction yang memungkinkan osteosit dapat memberikan tanggapan oleh adanyasignal mekanik dan biokimiawi.

    Osteosit diyakini memainkan peran dalam hal merespon stimulasi mekanik, sensor

    adanya strain dan inisiasi respon terhadap modeling dan remodeling melalui beberapa

    mesengger kimia yang meliputi glukosa 6 fosfat dehidrogenase, nitric oxide (NO), dan

    IGF.

    4. Osteoklas

    Osteoklas bentuknya besar, bersifat multinukleat berasal dari hematopoietic stem cell (sel

    hematopoietik) yang merupakan prekusor monosit/makrofag. Sel ini kaya dengan enzim

    lisosom yang meliputi tartrate-resistant acid phosphatase (TRAP). Osteoklas berperan

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    22/41

    pada proses resorpsi tulang dan selama proses resorpsi, ion hidrogen yang dibentuk dari

    carbonic anhydrase (karbonik anhidrase) memasuki plasma membran untuk melarutkan

    matriks tulang, lebih lanjut enzim lisosom yaitu kolagenase dan katepsin K dikeluarkan

    untuk kemudian mencerna matriks tulang.

    Pertumbuhan tulang

    Pertumbuhan Tulang (Modeling dan Remodeling Tulang)

    Pertumbuhan tulang adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan

    struktur tulang yakni pada saat pembentukan skeleton, pertumbuhan dan pematangan .

    Pertumbuhan tulang (modeling) mengarah ke proses pengubahan ukuran dan bentuk tulang.

    Pertumbuhan tersebut terjadi hingga akhir pubertas, akan tetapi peningkatan kepadatan masih

    terjadi hingga dekade ke empat, sedang remodeling adalah proses regenerasi yang terjadi secara

    terus menerus dengan mengganti tulang yang lama dengan tulang yang baru. Tempat dimana

    terjadi peristiwa remodeling diberi istilah basic multicelluler units (BMUs) atau bone remodeling

    unit. Remodeling berlangsung antara 2-8 minggu dimana waktu terjadinya pembentukan tulang

    berlangsung lebih lama dibanding dengan terjadinya resorpsi tulang. Proses remodeling

    berlangsung sejak pertumbuhan tulang sampai akhir kehidupan. Tujuan remodeling tulang belumdiketahui secara pasti, tetapi aktivitas tersebut dapat berfungsi antara lain untuk:

    6.

    Mempertahankan kadar ion kalsium dan fosfat ekstraseluler.

    2. Memperbaiki kekuatan skeleton sebagai respon terhadap beban mekanik.

    3. Memperbaiki kerusakan (repair fatique demage) tulang dan,

    4.Mencegah penuaan sel tulang.

    Modeling dan remodeling akan mencapai dua hal dalam kehidupan seseorang yaitu:

    pemanjangan tulang dan kepadatan tulang .

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    23/41

    Proses remodeling meliputi dua aktivitas yaitu: proses pembongkaran tulang (bone resorption)

    yang diikuti oleh proses pembentukan tulang baru (bone formation), proses yang pertama dikenal

    sebagai aktivitas osteoklas sedang yang kedua dikenal sebagai aktivitas osteoblas. Prosesremodeling melibatkan dua sel utama yaitu osteoblas dan osteoklas, dan kedua sel tersebut

    berasal dari sumsum tulang. Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymal stem cell yaitu:

    fibroblast coloni forming unit (CFU-F), sedang osteoklas berasal dari hematopoietic stem cell

    yaitu granulocyt-macrophage colony-forming units (CFU-GM)

    Raisz (1999) dan Monologas (1995) menyatakan bahwa proses remodeling tulang merupakan

    suatu siklus yang meliputi tahapan yang komplek yaitu:

    1. Tahap aktivasi (activation phase) adalah tahap interaksi antara prekusor osteoblas dan

    osteoklas, kemudian terjadi proses diferensiasi, migrasi, dan fusi multinucleated

    osteclast dan osteoklas yang terbentuk kemudian akan melekat pada permukaan

    matrik tulang dan akan dimulai tahap berikutnya yaitu tahap resorpsi. Sebelum

    migrasi ke matrik tulang osteoklas tersebut akan melewati sederetan lining sel

    osteoblas pada permukaan tulang untuk dapat mengeluarkan enzim proteolitik.

    Interaksi sel antara stromal cell (sel stroma) dan hematopoietik cell (sel

    hematopoietik) menjadi faktor penentu perkembangan osteoklas. Perkembangan

    osteoklas dari prekusor hematopoietik tidak bisa diselesaikan jika tidak ada kehadiran

    sel stroma. Oleh karena itu hormon sistemik dan lokal yang mempengaruhi

    perkembangan osteoklas disediakan oleh stromal-osteoblastic lineage (sel stroma).

    2.

    Tahap resorpsi (resorption phase) adalah tahap pada waktu osteoklas akan mensekresi

    ion hydrogen dan enzim lisosom terutama cathepsin K dan akan mendegradasi

    seluruh komponen matriks tulang termasuk kolagen. Setelah terjadi resorpsi maka

    osteoklas akan membentuk lekukan atau cekungan tidak teratur yang biasa disebut

    lakuna howship pada tulang trabekular dan saluran haversian pada tulang kortikal.

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    24/41

    3. Tahap reversal (reversal phase), adalah tahap pada waktu permukaan tulang

    sementara tidak didapatkan adanya sel kecuali beberapa sel mononuclear yakni

    makrofag, kemudian akan terjadi degradasi kolagen lebih lanjut dan terjadi deposisi

    proteoglycan untuk membentuk coment line yang akan melepaskan faktor

    pertumbuhan untuk dimulainya tahap formasi.

    4.

    Tahap formasi (formation phase), adalah tahap pada waktu terjadi proliferasi dan

    diferensiasi prekusor osteoblas yang dilanjutkan dengan pembentukan matrik tulang

    yang baru dan akan mengalami mineralisasi. Tahap formasi akan berakhir ketika

    defek (cekungan) yang dibentuk oleh osteoklas telah diisi.

    /

    Osifikasi

    Sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan

    penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.

    Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa.

    Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi didalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses

    pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari.

    Osteoblas dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja

    secara bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas

    menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang seimbang.

    Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak

    mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh

    darah akan membentuk kondroblas.

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    25/41

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    26/41

    membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan

    serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang

    menyebabkan tulang menjadi keras. Jenis osifikasi:

    a.

    Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulangb.

    Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang

    pipih pada tengkorak

    c.

    Osifikasi heterotopik : pembentukan tulang di luar jaringan lunak

    Kontraksi Otot Rangka

    Karakteristik Kontraksi Otot

    Kontraksi isometrik:

    Sewaktu kontraksi: Panjang otot tetap (tidak terjadi pemendekan otot)

    Tonus otot meningkat

    //

    Kontraksi isotonik:

    Sewaktu kontraksi:

    Otot memendek

    Tonus otot tetap

    Karakteristik kontraksi berbagai serat otot:

    Otot kontraksi cepat dan lambat

    /

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    27/41

    Mekanika Kontraksi Otot Rangka

    I.

    Unit motorik (motor unit),

    Merupakan Semua serat otot yang disyarafi oleh satu serat syaraf motorik yang sama

    Otot cepat dan gerakan halus : sedikit jumlah serat otot dalam satu motor

    unit

    Otot lambat dan gerakan kasar : banyak jumlah serat otot dalam satu motor

    unit

    Serat-serat otot dari suatu unit motorik interdigitasi (overlapping) dengan serat-serat otot

    dari motor unit yang lain

    II. Sumasi kontraksi :

    1. Sumasi serat

    Size principle: signal lemah akan menimbulkan kontraksi otot dalam unitmotorik kecil, tetapi begitu kekuatan signal telah meningkat, maka unit

    motorik besar akan ikut berkontraksi, sebab:

    unit motorik kecil di syarafi oleh serat syaraf motorik kecil pula, dan

    neuron motorik (motoneuron) kecil di medula spinalis lebih excitable

    2. Sumasi frekuensi tetanisasi

    Peningkatan frekuensi level kritis kontraksi menyatu tetanisasikemudian tinggi kontraksi tidak lagi bertambah

    Penyebabnya : kadar ion Ca di dalam sarkoplasma di antara potensial aksi

    tetap tinggi, karena tidak sempat relaksasi

    /

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    28/41

    Tonus otot rangka:

    - Disebabkan oleh sejumlah impuls yang terus menerus dikirimkan dari

    medula spinalis

    -

    Dikontrol oleh:

    o

    impuls dari otak ke neuron motorik anteriormedula spinalis

    o impuls dari muscle spindleke medula spinalis

    Kelelahan otot:

    - Otot yang berkontraksi kuat secara terus menerus kelelahan

    - Penyebab:

    kehabisan cadangan glikogen

    transmisi signal melalui neuromuscular junction berkurang

    gangguan aliran darah akan mempercepat kelelahan karena gangguan suplai nutrien

    terutama O2

    Tonus otot rangka:

    - Disebabkan oleh sejumlah impuls yang terus menerus dikirimkan dari

    medula spinalis- Dikontrol oleh:

    o impuls dari otak ke neuron motorik anterior

    medula spinalis

    o impuls dari muscle spindleke medula spinalis

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    29/41

    Kelelahan otot:

    - Otot yang berkontraksi kuat secara terus menerus kelelahan

    -

    Penyebab:

    kehabisan cadangan glikogen

    transmisi signal melalui neuromuscular junction berkurang

    gangguan aliran darah akan mempercepat kelelahan karena gangguan suplai nutrien

    terutama O2

    Remodelling Otot

    - Remodelling dilakukan terus menerus untuk menyesuaikan dengan fungsi

    -

    Dilakukan dalam waktu singkat (beberapa minggu)

    Hipertrofi otot:

    o karena peningkatan filamen aktin dan miosin

    o peningkatan sistem enzim replacement > penghancuran

    Atrofi otot:

    o

    otot yang tidak digunakan replacement < penghancuran

    Penyesuaian panjang:

    o Penambahan atau pengurangan sarkomer

    Hiperplasia serat otot:

    o Jarang terjadi

    o Penambahan jumlah serat otot

    o Menyertai hipertrofi

    Efek denervasi :

    o Signal kontraksi hilang > atrofi > kontraktur (pemendekan)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    30/41

    Recovery pada poliomielitis: kompensasi

    o Terbentuk macromotor unit penambahan akson

    o 1 motorunit mensarafi banyak serat otot

    Jenis inflamasi pada tulang dan sendi

    I. Infeksi bakteri Piogenik

    Osteomyelitis

    Definisi

    Osteomeylitis adalah suatu proses peradangan akut atau kronik dari tulang dan

    struktur-strukturnya, sekunder terhadap infeksi dari organisme pyogenic

    Etiologi

    Bakteri (staphylococcus aureus, MTB)

    Virus

    Jamur

    Klasifikasi

    Menurut patogenesisnya

    1. Eksogen/ direct

    2. Hematogen

    Menurut perjalanan penyakit

    1. Akut (lebih dari 2 minggu)

    2. Subakut (antara 2 minggu3 bulan)

    3. Kronik (lebih dari 3 bulan)

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    31/41

    Factor presdiposisi

    Status penyakit diketahui sebagai faktor predisposisi pasien terhadap

    osteomyelitis meliputi diabetes mellitus, penyakit sickle cell, AIDS,

    penyalahgunaan obat-obatan secara i.v , alkoholik, penggunaan steroid jangka

    panjang, penurunan kekebalan tubuh, dan penyakit sendi kronik. Sebagai

    tambahan, implant prosthetik dalam ortopedik dapat merupakan faktor resiko

    terjadinya osteomyelitis pada pembedahan ortopedik atau fraktur terbuka

    Patogenesis

    Infeksi dalam sistem muskuloskletal bisa berkembang dalam satu dari dua cara.

    Bakteri ditularkan melalui darah dari fokus infeksi yang telah ada sebelumnya

    (infeksi saluran pernafasan atas, infeksi genitourinarius, furunkel) bisa tersangkut

    di dalam tulang, sinovium atau jaringan lunak ekstremitas serta membentuk abses.

    Bakteri bisa juga mencapai sistem muskuloskletal dari lingkungan luar (luka

    penetrasi, insisi bedah, fraktur terbuka). Infeksi hematogen lebih lazim ditemukan

    dalam masa kanak-kanak, sedangkan infeksi eksogen lebih sering ditemukan pada

    dewasa yang terpapar trauma.2 Osteomyelitis akut lebih sering terjadi anak-anak

    dan sering disebarkan secara hematogen. Pada dewasa, osteomyelitis umumnya

    berupa infeksi subakut atau kronik yang merupakan infeksi sekunder dari luka

    terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak

    Pada osteomyelitis hematogen akut tulang yang sering terkena adalah tulang

    panjang dan tersering femur, diikuti oleh tibia, humerus radius, ulna, dan fibulabagian tulang yang terkena adalah bagian metafisis dan penyebab tersering adalah

    staphylococcus aureus.7 Predisposisi untuk infeksi pada metafisis dianggap

    berhubungan dengan pola aliran darah setinggi sambungan lempeng fiseal

    metafisis. Aliran darah yang lamban melalui vena eferen pada tingkat ini

    memberikan tempat untuk penyebaran bakteri. Epifisis tulang panjang

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    32/41

    mempunyai suplai aliran darah terpisah dan jarang terlibat osteomyelitis akut.

    Dengan maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal dan ciri aliran darah yang

    lamban dihilangkan. Sehingga osteomyelitis hematogen pada orang dewasa

    merupakan suatu kejadian yang tak lazim.2

    Pada osteomyelitis, bakteri mencapai daerah metafisis tulang melalui darah dan

    tempat infeksi di bagian tubuh yang lain seperti pioderma atau infeksi saluran

    nafas atas. Trauma ringan yang menyebabkan terbentuknya hematoma diduga

    berperan dalam menentukan timbulnya infeksi didaerah metafisis yang kaya akan

    pembuluh darah. Hematoma tersebut merupakan media yang baik bagi

    pertumbuhan bakteri yang mencapai tulang melalui aliran darah. Di daerah

    hematoma tersebut terbentuk suatu fokus kecil infeksi bakteri sehingga terjadihyperemia dan edema. Tulang merupakan jaringan yang kaku dan tertutup

    sehingga tidak dapat menyesuaikan diri dengan pembengkakan yang terjadi akibat

    edema dan oleh karena itu, edema akibat peradangan tersebut menyebabkan

    kenaikan tekanan intraseus secara nyata dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat

    dan menetap, kemudian terbentuk pus, yang semakin meningkatkan tekanan

    intraseus didaerah infeksi dengan akibat timbulnya gangguan aliran darah.

    Gangguan aliran darah ini dapat mengakibatkan terjadinya trombosis vaskuler dan

    kematian jaringan tulang.3

    Mula-mula terdapat fokus infeksi di daerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan

    udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam

    tulang yang hebat ini menyebabkan nyeri lokal yang hebat. Biasanya

    osteomyelitis akut disertai dengan gejala septikemia seperti febris, malaise, dan

    anoreksia. Infeksi dapat pecah ke periost, kemudian menembus subkutis dan

    menyebar menjadi selulitis, atau menjalar melelui rongga subperiost ke diafisis.

    Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis medularis.

    Penjalaran subperiostal ke arah diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang

    yang disebut sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi

    tulang mati tersebut. Tulang baru yang menyelubungi tulang mati disebut

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    33/41

    involukrum.7

    Osteomyelitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut

    peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid. Penyebaran

    osteomyelitis dapat terjadi; (1) penyebaran ke arah kortek, membentuk abses

    subperiosteal dan sellulitis pada jaringan sekitarnya; (2) penyebaran menembus

    periosteum membentuk abses jaringan lunak. Abses dapat menembus kulit

    melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat menyumbat atau

    menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematian jaringan tulangg

    (sekuester); (3) penyebaran ke arah medula; dan (4) penyebaran ke persendian,

    terutama bila lempeng pertumbuhannya intraartikuler misalnya sendi panggul

    pada anak-anak. Penetrasi ke epifisis jarang terjadi.5

    Tanpa pengobatan, infeksi selanjutnya dapat menyebar ketempat lain. Penyebaran

    lokal terjadi melalui struktur trabekula yang porus ke kortek metafisis yang tipis,

    sehingga melalui tulang kompakta. Infeksi meluas melalui periosteum melalui

    kanal atau saluran haver dan menyebabkan periosteum, yang tidak melekat erat ke

    tulang pada anak-anak, mudah terangkat sehingga terbentuk abses subperiosteum,

    terangkatnya periosteum akan menyebabkan terputusnnya aliran darah kekortek

    dibawah periosteum tersebut dan hal ini semakin memperluas daerah tulang yang

    mengalami nekrosis. Penyebaran infeksi kearah kavum medular juga akan

    menggangu aliran darah kebagian dalam kortek tulang. Gangguan aliran darah

    dari 2 arah ini yaitu dari kavum medulare dan periosteum mengakibatkan bagian

    kortek tulang menjadi mati serta terpisah dari jaringan tulang yang hidup, dan

    dikenal sebagai sekuestrum. Sekuestrum adalah awal dari stadium kronik. Infeksi

    didaerah subperiosteum kemudian dapat menjalar kejaringan lunak menyebabkan

    sellulitis dan kemudian abses pada jaringan lemak. Pus akhirnya akan keluar

    menuju ke permukaan kulit melalui suatu fistel.

    Pada tempat-tempat tertentu, infeksi didaerah metafisis juga dapat meluas ke

    rongga sendi dan mengakibatkan timbulnya arthritis septik, keadaan semacam ini

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    34/41

    dapat terjadi pada sendi-sendi dengan tempat metafisis tulang yang terdapat di

    dalam rongga sendi, seperti pada ujung atas femur dan ujung atas radius, sehingga

    penyebaran melalui periosteum mengakibatkan infeksi tulang kedalam sendi

    tesebut. Jika bagian metafisis tidak terdapat di dalam sendi, namun sangat dekat

    dengan sendi maka biasanya tidak terjadi arthritis septic dan lebih sering berupa

    efusi sendi steril.

    Penyebaran infeksi melalui pembuluh darah yang rusak akan menyebabkan

    septikemia dengan manifestasi berupa malaise, penurunan nafsu makan dan

    demam.septicemia merupakan ancaman bagi nyawa penderita dan dimasa lalu

    merupakan penyebab kematian yang lazim.

    Pada infeksi yang berlangsung kronik terangkatnya periosteum menyebabkantimbulnya reaksi pembentukan tulang baru yang di dalamnya terdapat sekuestrum

    dan disebut involukrum. Reaksi ini terutama terjadi pada anak-anak, sehingga

    disepanjang daerah diafisis dapat terbentuk tulang baru dari lapisan terdalam

    periosteum. Tulang yang baru terbentuk ini dapat menpertahankan kontinuitas

    tulang, meskipun sebagian besar bagian tulang yang terinfeksi telah mati dan

    menjadi sekuestrum

    Osteomielitis Hematogen Akut

    Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang

    disebabkan oleh bakteri piogenik dimana mikro-organisme berasal dari focus di tempat lain dan

    beredar melalui sirkulasi darah. Kelainan ini sering ditemukan pada anak-anak dan sangat jarang

    pada orang dewasa. Osteomielitis hematogen akut pada dasarnya adalah penyakit pada tulangyang sedang tumbuh. Diagnosis yang dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari

    pengobatan yang tepat dan segera. Osteomielitis hematogen akut sering sekali mengenai

    metafisis tulang panjang pada anak-anak, tersering pada femur dan diikuti oleh tibia, humerus,

    radius, ulna, dan fibula. Secara klinis, pasien memiliki gejala seperti inflamasi yang akut. Rasa

    nyeri biasanya terlokalisir, tetapi bisa saja menjalar kebagian tubuh lainnya. Sebagai contoh, jika

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    35/41

    anak mengeluhkan nyeri pada lutut, sendi panggul harus juga dievaluasi untuk melihat

    kemungkinan adanya arthritis septic. Jika tulang pada kaki terinfeksi, anak akan mengalami

    kesulitan untuk berjalan atau berhenti berjalan. Pada pemeriksaan sering didapatkan terdapatnya

    nyeri local dan biasanya diikuti dengan pergerakan yang terbatas pada sendi sebelahnya, tetapi

    bengkak dan kemerahan agak jarang dijumpai. Tanda sistemik seperti demam dan menggigil

    biasanya ada, dan bayi biasanya menunjukkan irritable atau letargik dan tidak ada selera makan.

    Faktor predisposisi osteomilitis akut adalah :

    -

    Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak

    -

    Jenis kelamin, lebih sering pada laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan

    4:1- Trauma; hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu

    faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut

    - Lokasi; osteomielitis hematogen akut sering terjadi di daerah metafisis karena

    daerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya pertumbuhan tulang.

    - Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya focus infeksi

    sebelumnya (seperti bisul, tonsilitis) merupakan faktor predisposisi osteomielitis

    hematogen akut.

    Penyebaran osteomielitis melalui dua cara, yaitu :

    1. Penyebaran umum

    Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septicemia

    - Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifocal pada

    daerah-daerah lain

    2.

    Penyebaran local

    oSubperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost

    oSelulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah kulit

    oPenyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septic

    oPenyebaran ke medulla tulang sekitarnya sehingga system sirkulasi dalam

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    36/41

    tulang terganggu. Hal ini menyebabkan kematian tulang local dengan

    terbentuknya tulang mati yang disebut dengan sekuestrum

    Teori terjadinya infeksi pada daerah metafisis yaitu :

    1. Teori vascular (Trueta)

    Pembuluh darah pada daerah metafisis berkelok-kelok dan membentuk sinus-sinus sehingga

    menyebabkan aliran darah menjadi lebih lambat. Aliran darah yang melambat pada daerah

    ini memudahkan bakteri berkembang biak.

    2.Teori fagositosis (Rang)

    Daerah metafisis merupakan daerah pembentukan system retikulo-endotelial. Bila

    terjadiinfeksi, bakteri akan difagosit oleh sel-sel fagosit matur di tempat ini. Meskipundemikian di daerah ini terdapat juga sel-sel fagosit imatur yang tidak dapat memfagosit

    bakteri sehingga beberapa bakteri tidak difagosit dan berkembang biak di daerah ini.

    3. Teori trauma

    Bila trauma artificial dilakukan pada binatang percobaan maka akan terjadi hematoma pada

    daerah lempeng epifisis. Dengan penyuntikan bakteri secara intravena, akan terjadi infeksi

    pada daerah hematoma tersebut

    Gejala Klinis

    Gejala-gejala umum yang timbul akibat bakteremia dan septicemia berupa panas tinggi,

    malaise serta nafsu makan yang berkurang.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan gangguan pergerakan sendi oleh karena

    pembengkakan sendi, gangguan akan semakin berat bila terjadi spasme local. Gangguan

    pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi (arthritis septik).

    Pada orang dewasa lokalisasi infeksi biasanya pada daerah vertebra torako-lumbal yang

    terjadi akibat torakosintesis atau akibat prosedur urologis dan dapat ditemukan adanya

    riwayat kencing manis, malnutrisi, adiksi obat-obatan atau pengobatan dengan

    imunosupresif,

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    37/41

    Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan darah

    Sel darah putih meningkat sampai 30000, dengan peningkatan LED

    Pemeriksaan titer antibody anti-stafilokokus

    Kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya dan uji sensitivitas.

    Pemeriksaan feses, untuk dilakukan kultur atas kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella.

    Biopsy, dilakukan pada tempat yang dicurigai untuk menyingkirkan dengan suatu tumor.

    Karena gambaran klinis dan radiologis yang diperlihatkan pada osteomielitis menyerupai

    beberapa neoplasma inflamasi seperti leukemia akut limfositik, sarcoma Ewing, dan

    histiocitosis sel Langerhans (yang disebut juga dengan granuloma eosinofilik). Maka dari itu,

    biopsy dapat menyingkirkan sebuah tanda infeksi dari suatu tumor.

    Pemeriksaan radiologis

    Foto polos pada 10 hari pertama, tidak ditemukan kelainan radiologis yang berarti dan

    mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak. Gambaran destruksi tulang dapat

    terlihat setelah 10 hari (2 minggu) berupa rarefaksi tulang yang bersifat difus pada daerah

    metafisis dan pembentukan tulang baru di bawah periosteum yang terangkat. Akan terlihat

    gambaran lesi radiolusen dan perubahan dari periosteum.

    Pemeriksaan radioisotope dengan 99mtechnetium akan memperlihatkan penangkapan isotop

    pada daerah lesi. Dengan menggunakan teknik label leukosit dimana 111mindium menjadi

    positif

    Pemeriksaan ultrasonografi, dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi. Juga

    memperlihatkan suatu area radiolusen pada tulang kanseolus dan adanya perubahan pada

    periosteum.

    MRI (Magnetic Resonance Imaging), menunjukkan gambaran inflamasi awal dari sumsum

    tulang dengan inflamasi periosteum dan jaringan lunak sekelilingnya sebagai bentuk

    progresivitas infeksi. Pada tahap selanjutnya maka akan terbentuk abses yang akan terlihat

    sebagai suatu tanda dari gambaran kontras gadolinium.

    Komplikasi

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    38/41

    1. Septicemia

    Dengan makin tersedianya obat-obat antibiotic yang memadai, kematian akibat

    septicemia pada saat ini jarang ditemukan.

    2. Infeksi yang bersifat metastatic

    Infeksi dapat bermetastasis ke tulang/sendi lainnya, otak dan paru-paru, dapat

    bersifat multifocal dan biasanya terjadi pada penderita dengan status gizi yang

    jelek.

    3. Arthritis supuratif

    Dapat terjadi pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi (yang bertindak sebagai

    barier) belum berfungsi dengan baik. Komplikasi terutama terjadi pada osteomielitis

    hematogen akut di daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi

    panggul) atau melalui infeksi metastatic.

    4. Gangguan pertumbuhan

    Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan lempeng epifisis

    yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga tulang yang terkena akan menjadi

    lebih pendek. Pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis

    yang merupakan stimulasi bagi tulang untuk tumbuh. Pada keadaan ini tulang tumbuh

    lebih cepat dan menyebabkan terjadinya pemanjangan tulang.

    5. Osteomielitis kronis

    Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis akut akan

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    39/41

    berlanjut menjadi osteomielitis kronis.

    Diagnosis banding

    1. Selulitis2. Arthritis supuratif akut

    3. Demam reumatik

    4. Krisis sel sabit

    5. Penyakit Gaucher

    6. Tumor Ewing

    Pengobatan

    1. Istirahat dan pemberian analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri

    2. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah

    3. Istirahat local dengan bidai atau traksi

    4. Pemberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu stafilokokus

    aureus sambil menunggu hasil biakan. Antibiotic diberikan 3-6 minggu dengan melihat

    keadaan umum dan laju endap darah penderita. Antibiotic tetap diberikan hingga 2

    minggu setelah laju endap darah normal.

    5.

    Drainase bedah.

    Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal (tidak ada

    perbaikan keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan drainase bedah. Pada

    drainase bedah, pus subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intra-oseus

    kemudian dilakukan pemeriksaan biakan kuman. Drainase dilakukan selama beberapa

    hari dengan menggunakan cairan Nacl 0,9% dan dengan antibiotic

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    40/41

    ers. Matriks akan mengeluarkanur dan

    *404040 4040

    *40404040 40i *404040

    404040H

  • 8/10/2019 Makalah Case 7 Osteomielitis

    41/41

    Daftar Pustaka

    1. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Penerbit Yarsif Watampone.

    2003. Halaman 132-141.2. HYPERLINK "http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/6111/4602"

    http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/6111/4602

    3. HYPERLINK "http://anatomi.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/Cartilage-histology-

    by-dr_SBD.pdf" http://anatomi.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/Cartilage-histology-

    by-dr_SBD.pdf

    4. Richard S. Snell. Anatomi Klinik

    5. L. Sherwood. Fisiologi Manusia

    6.

    HYPERLINK

    "http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ANATOMI%20MANUSIA%20(ILMU%

    20URAI).pdf"

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ANATOMI%20MANUSIA%20(ILMU%2

    0URAI).pdf

    7. Makalah Referat Kedokteran osteomyelitis