MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

download MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

of 24

description

peaper coas

Transcript of MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    1/24

    MAKALAH BULIMIA NERVOSA

    Homemakalah skripsi MAKALAH BULIMIA NERVOSA

    Ads by GoogleBulimia nervosa, yang sering ditemukan pada anoreksia nervosa, terdiri dari episode rekuren

    makan sejumlah besar makanan disertai dengan perasaan diluar kendali. Penyelaan sosial dan

    gangguan fisik yaitu : nyeri abdomen atau mual menghentikan pesta makan, yang sering kali

    diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau muak terhadap diri sendiri. Orang selalu memiliki

    perlaku kompensasi yang rekuren seperti pencahar (muntah yang diinduksi sendiri,

    pemakaian laksasif yang berulang atau pemakaian diuretik), puasa atau latihan berat untuk

    mencegah penambahan berat badan. Tidak seperti pasien anoreksia nervosa, pasien dengan

    bulimia nervosa dapat mempertahankan berat badan yang normal.(1,2)

    Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan (menurut riset, rata-

    rata penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam,

    padahal kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2.000 3.000 kalori per hari). Kemudian

    berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang dimakannya, dengan cara memuntahkan

    kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Diantaranya kegiatan makan yang

    berlebihan itu biasanya menekan berolahraga secara berlebihan. (3,4)

    II. Definisi

    Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu

    makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah yang disengaja atau

    upaya pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah meningkatnya berat badan (contoh,penggunaan laksansia). (3)

    III. Insiden dan Epidemiologi

    Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-

    laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa

    awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda. (1,2,4)

    Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan

    kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka

    orang-orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung

    perfeksionis. Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan

    sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif,

    misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol

    atau lainnya.(3,5)

    http://www.analiskesehatan.web.id/http://www.analiskesehatan.web.id/http://www.analiskesehatan.web.id/search/label/makalah%20skripsihttp://www.analiskesehatan.web.id/search/label/makalah%20skripsihttp://www.analiskesehatan.web.id/search/label/makalah%20skripsihttp://www.analiskesehatan.web.id/search/label/makalah%20skripsihttp://www.analiskesehatan.web.id/
  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    2/24

    Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan

    gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang

    yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian,

    memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan

    riwayat penyiksaan seksual.(5)

    IV. Etiologi

    Faktor Biologis :

    Kadar endokrin plasma yang meningkat pada beberapa pasien bulimia nervosa yang

    muntah, kemungkinan menyebabkan perasaan sehat yang dirasakan oleh pasien

    setelah muntah.(1,2)

    Faktor Sosial :

    Penderita bulimia nervosa mempunyai kedudukan tinggi dan perlu berespon

    terhadap tekanan sosial untuk menjadi kurus. Mereka terdepresi dan memiliki

    depresi familiar yang tinggi.(1,2)

    Faktor Psikologis :

    Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang

    dilakukan sebagai egodistoni. Kesulitan yang dimiliki pasien ini dalam

    mengendalikan impuls seringkali dimanifestasikan dengan makan yang berlebihan

    dan mencahar.(1,2)

    V. Diagnosa dan Gambaran Klinis

    Kriteria diagnostik dari bulimia nervosa berdasarkan DSM IV, Diagnostic

    and Kriteria Statistical Disorders, ec.4.(1,2,5)

    A. Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua hal berikut

    ini :

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    3/24

    1. Makan, dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam 2 jam), jumlah makan jauh

    lebih besar daripada yang dimakan kebanyakan orang pada waktu dan situasi yang

    serupa.

    2. Perasan hilang kendali terhadap makan selama episode tersebut (misalnya merasa

    tidak dapat menghentikan makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yang

    dimakannya).

    B. Perilaku kompensasi yang relevan yang tidak layak untuk mencegah kenaikan berat

    badan, seperti muntah diinduksikan sendiri, penyalahgunaan laksatif, enema, atau

    medika lain, puasa, atau olahraga berat.

    C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai, keduanya terjadi dengan

    rata-rata sekurangnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.

    D. Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.

    E. Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa.(1,2)

    Gejala gejala bulimia nervosa yaitu(1,2,3,4):

    Makan dalam jumlah yang berlebihan.

    Terobsesi dengan makanan dan kalori.

    Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.

    Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan

    - makanan yang telah ditelan.

    Bersikap penuh rahasia.

    Merasa kehilangan kontrol.

    VI. Diagnosis Banding

    1. Sindroma Kluver-Bucy

    Ciri patologis yang dimanifestasikan oleh sindroma Kluver-Bucy adalah agnosia

    visual, menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut,

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    4/24

    ketidakmampuan mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual

    (hiperseksualitas), dan perubahan kebiasaan makan, khususnya hiperfagia.

    2. Sindroma Kleine-Levin

    Sindroma Kleine-Levin terdiri dari hipersomnia periodic yang berlangsung dua

    sampai tiga minggu atau hiperfagia.(1,2,4)

    VII. Komplikasi :

    Dehidrasi.

    Ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan aritmia dan mati mendadak.

    Alkalosis metabolic.

    Pembesaran kelenjar ludah.

    Karies gigi.

    Esofagitis.

    Keluarnya cairan dari esopagus (esophageal tears) dan ruptura gastrik.(1,2,3,4)

    VIII. Prognosis

    Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang

    lebih baik dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia

    nervosa yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari

    50 % yang mengalami perbaikan.(1,2)

    Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan sequele mencahar,

    yaitu apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana

    muntah yang sering mengakibatkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur

    dan karies gigi.(1,2)

    Pada beberapa kasus ini yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam satu

    sampai dua tahun.(1)

    IX. Terapi :

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    5/24

    Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi

    individual dengan pandekatan kognitif perilaku, therapi kelompok, therapi keluarga

    dan farmakotherapi. (1,2)

    a. Psikotherapi

    Ada tiga langkah mengatasi Bulimia Nervosa, yaitu :

    1. Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam

    pengobatan.

    2. Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.

    3. Mempertahankan dan mendorong pasien kepada kondisi yang lebih baik, oleh karena

    kambuh kembali sangat besar.

    1). Memastikan kerjasama dari pasien.

    Pasien bulimia nervosa biasanya terlihat begitu antusias untuk menjalankan

    pengobatan. Namun kenyataannya dia cenderung menggunakan caranya sendiri dan

    tetap berusaha memoertahankan kebiasaannya. Jadi sebelum pengobatan sang

    dokter harus memberikan kepercayaan dan meyakinkan pasien tentang pengobatan

    yang akan dijalaninya.

    2). Mengontrol kebiasaan makan dan muntah yang dibuatnya sendiri.

    Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien

    bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan.

    3). Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah

    membaik :

    a) Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan

    lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan

    respon yang fisiologis.

    b) Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang timbul

    itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi.

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    6/24

    c) Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap

    kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk

    beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini

    mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan

    memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat

    badannya.(1,2)

    b) Farmakotherapi.

    Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin spesipik re uptake

    inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI)

    (fenelzin (Nardil)) bermamfaat untuk mengobati depresi pada buklimia nervosa. (3)

    Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yang menyeluruh

    dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat

    diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.(3)

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit

    Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 187-93.

    2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis of Psychiatry, 7 thEdition, Volume 2,

    Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 685-8.

    3. Kaplan H. I, Saddock B. J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Penerbit Widya Medika ; 175.

    4. Goldman H. H. Review of General Psychiatry, 4 thEdition, Prentice Hall International Inc,

    Baltimore, USA, 1994 ; 360-3.

    5. Elkin G. D. Introduction to Clinical Psychiatry, 1st Edition, Prentice Hall International Inc,

    San Francisco, USA, 1994 ; 188-9

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    7/24

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    8/24

    Bullimia Nervosa

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bulimia nervosa merupakan kondisi psikiatri yang mempengaruhi banyak remaja dan

    wanita dewasa muda. Gangguan tersebut adalah karakteristik makan sebanyak-banyaknya

    dan tahap akhir dari proses makannya dengan memuntahkan apa yang dimakan dan dapat

    menyebabkan komplikasi medis. Dengan demikian, pasien dengan bulimia nervosa sering

    hadir dalam keadaan perawatan primer. Penanda bulimia nervosa yang berguna dalammembuat diagnosis yaitu pemeriksaan fisik dan laboratorium. Di Amerika Serikat, gangguan

    makan mempengaruhi 5 sampai 10 juta orang, terutama wanita muda antara usia 14 dan 40

    tahun. Namun, bulimia nervosa adalah gangguan umum yang lebih sulit untuk

    mengidentifikasi dalam pengaturan perawatan primer. Pada artikel ini, kami memberikan

    tinjauan tentang bulimia nervosa, terkait uji fisik dan laboratorium, temuan, dan diagnostik

    strategi yang berkaitan dengan praktek perawatan primer.1

    Dahulu bulimia nervosa termasuk dari varian anoreksia nervosa (Russell pada tahun

    1979). Namun, karena lebih banyak penelitian telah dilakukan dan lebih pasien yang

    menderita bulimia nervosa telah diidentifikasi, bulimia nervosa dan anorexia nervosa yang

    sekarang dikenal sebagai 2 sindrom yang berbeda. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual

    untuk Gangguan Mental, Edisi Keempat (DSM-IV), bulimia nervosa ditandai dengan episode

    berulang dari pesta makan diikuti dengan 1 atau lebih perilaku kompensasi untuk

    menghilangkan kalori (muntah, obat pencahar, puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua

    kali seminggu selama 3 bulan atau lebih. pasien yang tidak memenuhi kriteria frekuensi atau

    panjang dapat didiagnosis dengan DSM IV gangguan makan yang tidak disebutkan secara

    spesifik. Bulimia nervosa juga digambarkan menjadi 2 subtipe yang berbeda: pembersihan

    dan tidak dibersihkan. Dengan subtipe membersihkan, pasien melakukan beberapa metode

    untuk menghilangkan makanan binged dari tubuh mereka. Hal ini yang paling sering

    dilakukan dengan menginduksi diri agar muntah tetapi bisa termasuk penyalahgunaan

    laksatif, enema, atau diuretik. bulimia nonpurging menggunakan latihan puasa atau

    berlebihan sebagai kompensasi utama untuk binges tetapi tidak secara teratur membersihkan.

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    9/24

    terlepas dari subtipe, pasien penderita bulimia memiliki evaluasi negatif sel, menempatkan

    kepentingan tidak pantas di berat badan dan citra tubuh. 1,2

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah definisi, etiologi, epidemiologi, skining dan manifestasi klinis bulimia nervosa?

    2. Bagaimanakah komplikasi dan komorbiditas pskiatrik bulimia nervosa?

    3. Bagaimana penilaian fisik dan laboratorium serta penatalaksanaan bulimia nervosa?

    1.3 Tujuan

    1.Mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, skining dan manifestasi klinis bulimia nervosa.

    2. Mengetahui komplikasi dan komorbiditas pskiatrik bulimia nervosa.

    3. Mengetahui penilaian fisik dan laboratorium serta penatalaksanaan bulimia nervosa.

    1.4 Manfaat

    1. Memenuhi tugas referat kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa

    2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bulimia nervosa.

    3. Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan tentang materi yang dipelajari.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya

    extreme hunger alias lapar yang amat sangat. Ini sesuai dengan gambaran para bulimics -

    orang yang bulimia-, mereka cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu yang

    singkat, seperti orang yang kelaparan. Dan selanjutnya sebagai kompensasi dari pola

    makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan

    mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. 3Bulimia nervosa merupakan

    satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu makan yang lahap tanpa dapat

    dikendalikan. Penyelaan sosial dan gangguan fisik yaitu, nyeri abdomen atau mual-mual,

    menghentikan pesta makan yang sering diikuti oleh perasaan bersalah, depresi, atau muak

    terhadap diri sendiri. Orang selalu memiliki perilaku kompensasi yang rekuren seperti

    mencahar ( muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif yang berulang, atau pemakaian

    diuretika), puasa, atau latihan yang berat. Namun pasien bulimia nervosa mampu

    mempertahankan berat badan yang normal.2,3,4

    DSM-IV membagikan Bulimia nervosa dalam dua bentuk yaitupurgingdannonpurging. Pada tipepurging, individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    10/24

    sengaja. Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-

    obatan laksatif, obat pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak

    sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan. Pada tipe nonpurging,

    individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipe purging,

    seperti berpuasa atau berolahraga secara berlebihan. Tujuannya agar energi yang dihasilkan

    dari makanan dapat langsung dibakar dan habis. Menurut kriteria diagnostik dalamDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat ( DSM-IV), pesta

    makan dan perilaku kompensasi harus terjadi dengan rata-rata sekurangnya dua kali

    seminggu selama tiga bulan.2,3

    2.2 Epidemiologi

    Bullimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita di bandingkan pada laki-laki,

    Diperkirakan bulimia nervosa terjadi pada sekitar satu sampai tiga persen pada wanita muda.

    Onsetnya lebih sering pada masa remaja atau pada masa dewasa muda.1,2,5

    Prevalensi bulimia nervosa untuk wanita di Amerika Serikat adalah 2% sampai 3%,

    namun dapat mencapai 10% pada populasi yang rentan, seperti perguruan tinggi yang khusus

    untuk wanita. Gejala yang kadang ditemukan pada bullimia nervosa, seperti episode pesta

    makan dan mencahar yang terisolasi, telah dilaporkan pada hampir 40 persen wanita

    perguruan tinggi. Kejadian ada pria hanya sepersepuluh dari wanita. Secara demografis,

    sebagian besar pasien dengan bulimia nervosa masih lajang, berpendidikan perguruan tinggi,

    dan dipertengahan usia 20 tahunan. Namun, kebanyakan pasien mulai mengalami gejala

    bulimia nervosa selama masa pubertas.Bulimia terjadi pada 2,3% perempuan kulit putih, dan

    0,40% pada wanita kulit hitam. Faktor risiko untuk bulimia nervosa meliputi pelecehan

    seksual saat anak-anak, homoseksualitas laki-laki, tinggal sendirian, tinggal di asrama

    mahasiswi, kontrol glikemik diabetes yang buruk, perasaan rendah diri, diet, keterlibatan

    dengan atletik, pekerjaan yang berfokus pada berat badan. Pasien dengan faktor-faktor risiko

    atau pada populasi berisiko tinggi untuk terkena gangguan ini, harus segera

    menjalani skrining.1,2,5

    Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan

    kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang

    yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis. Namun, dibalik

    itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka

    juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau

    mengalami ketergantungan pada alkohol atau lainnya.4,6

    Bullimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan

    gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang

    memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian, memiliki

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    11/24

    angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat

    penyiksaan seksual.6

    2.3 Etiologi

    Faktor genetik, Pada umumnya para peneliti percaya bahwa faktor hereditas

    berpengaruh terhadap gangguan pola makan. Neurotransmitter tertentu, suatu senyawa kimia

    yang menghantarkan impuls syaraf, pada orang yang bulimia kadarnya tidak normal sehingga

    para peneliti ini beranggapan ada kelainan pada sistem syaraf pusat yang dapat dipengaruhi

    oleh faktor genetik. Neurotransmitter yang abnormal tersebut adalah serotonin, yang juga

    dipercaya sebagai neurotransmitter yang berhubungan dengan gangguan mood. Penelitian

    terhadap kembar identik dan kembar fraternal membuktikan bahwa prilaku gangguan pola

    makan pada kembar identik lebih besar kemungkinan terjadinya dibandingkan kembar

    fraternal. Hal itu disebabkan susunan genetik kembar identik sama dibandingkan kembar

    fraternal.3

    Faktor biologis, gangguan pola makan juga dipengaruhi oleh komponen gentika

    lainnya yakni neurochemistry. Para peneliti telah menemukan bahwa neurotransmitter

    serotonin dan norepinefrin secara signifikan menurun pada pasien yang menderita Anorexia

    dan Bulimia Nervosa akut. Neurotransmitter ini akan berfungsi secara abnormal pada

    penderita depresi. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara dua gangguan tersebut.

    Disamping menciptakan rasa kepuasan fisik dan emosi, neurotransmitter serotonin juga

    menghasilkan efek kurang nafsu makan. Bahan kimia otak juga telah diteliti pengaruhnya

    terhadap gangguan pola makan. Ditandai dengan meningkatnya kadar hormon vasopressin

    dan kortisol. Kedua hormone ini secara normal di keluarkan sebagai respon terhadap stress

    yang dialami oleh penderita tersebut. Pada penelitian lain ditemukan bahwa tingginya level

    neuropeptida dan peptide juga berpengaruh terhadap penderita Bulimia. Kedua hormon

    tersebut menyebabkan rangsangan untuk makan pada uji coba binatang. Kadar hormone.2,3,4

    Faktor sosiokultural. Pasien dengan bulimia nervosa, seperti pasien dengan anoreksia

    nervosa, cenderung mereka yang memiliki kedudukan tinggi dan perlu berespon terhadap

    tekanan sosial untuk menjadi kurus. Banyak pasien bulimia nervosa adalah pasien terdepresi

    dan memiliki depresi familial yang tinggi hal ini disebabkan oleh orang tua yang

    mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan yang mengharuskan pengontrolan berat badan

    yang ketat seperti balet, senam, modeling dapat sebagai faktor risiko timbulnya bulimia

    nervosa. Faktor sosiokultural merupakan salah satu faktor yang cukup besar pengaruhnya

    terhadap timbulnya kelainan ini. Kita tahu bahwa makanan yang banyak beredar serta disukai

    oleh banyak orang pada masa ini adalah makanan seperti roti-roti, fast food, es krim, pizza

    yang merupakan karbohidrat olahan. Setelah diteliti, mereka yang mengkonsumsi makananini, kadar serotonin dalam darah mereka meningkat sementara hingga 450 %. Coba lihat juga

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    12/24

    makanan yang ditawarkan oleh berbagai gerai makanan yang ada di pusat perbelanjaan,

    sebagian besar merupakan makanan karbohidrat olahan. Itulah salah satu alasan kenapa di

    negara-negara maju angka kejadian bulimia pada gadis remaja atau wanita muda nya cukup

    tinggi. Berbeda dengan mereka yang tinggal di negara berkembang, yang pola konsumerisme

    berbeda, pola makan juga berbeda. Di negara berkembang, orang lebih banyak

    mengkonsumsi makanan berkarbohidrat bukan olahan -nasi, sayur, buah- yang efeknya jauhlebih rendah dalam meningkatkan serotonin dalam darah. Tapi kalau di negara berkembang

    yang mall-mall nya juga berkembang pesat, berarti perlu diteliti lebih lanjut tentang kejadian

    bulimia nervosanya.2,3,4

    Faktor psikologis. Pasien dengan bullimia nervosa memiliki kesulitan dengan

    kebutuhan remaja, tetapi pasien bulimia nervosa lebih mengungkapkan, marah, dan impulsif

    dibandingkan pasien anoreksia nervosa. Ketegantungan alkohol, mencuri di toko, dan

    labilitas emosional (termasuk usaha bunuh diri) adalah berhubungan dengan bulimia nervosa.

    Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukannya

    sebagai ego-distonik dibandingkan pasien dengan anoreksia nervosa sehingga pasien dengan

    bulimia nervosa lebih cepat mencari bantuan.2,3,4

    2.4Skrining

    Kuisioner (BITE) adalah tes singkat untuk deteksi dan deskripsi bulimia nervosa.

    BITE ini terdiri dari satu set 33 pertanyaan (30 ya / tidak jenis dan 3 penilaian respon) yang

    secara bersamaan menilai kehadiran dan relatif keparahan gangguan makan. BITE ini dibagi

    menjadi 2 bagian, skala gejala dan skala keparahan. Skala gejala terdiri dari 30 pertanyaan ya

    / tidak, 1 poin diberikan untuk setiap jawaban "ya", dan skor 20 atau lebih mengindikasikan

    gangguan makan. 3 pertanyaan lain(respon) membentuk skala keparahan dan meminta pasien

    untuk menilai frekuensi tindakan mereka. Skor 5 atau lebih pada bagian ini dianggap

    signifikan secara klinis, dan skor 10 atau lebih dianggap parah. BITE mengambil rata-rata 10

    menit untuk menyelesaikan dan dapat segera dicetak oleh praktisi. Meskipun tidak

    dimaksudkan untuk skrining dalam perawatan primer, instrumen ini dapat digunakan untuk

    melacak tingkat keparahan penyakit pada pasien.1

    2.5 Diagnosis dan Gejala Klinis

    Kriteria diagnostik dari bulimia nervosa berdasarkan DSMIV, Diagnostic and

    Kriteria Statistical Disorders, ec.4.(2,4,7)

    A. Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua hal berikut ini

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    13/24

    i. Makan, dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam 2 jam), jumlah makan

    jauh lebih besar daripada yang dimakan kebanyakan orang pada waktu dan situasi yang

    serupa.

    ii. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode tersebut (misalnya

    merasa tidak dapat menghentikan makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yang

    dimakannya).B. Perilaku kompensasi yang relevan yang tidak layak untuk mencegah kenaikan berat badan,

    seperti muntah diinduksikan sendiri, penyalahgunaan laksatif, enema, atau medika lain,

    puasa, atau olahraga berat.

    C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai, keduanya terjadi dengan rata-rata

    sekurangnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.

    D. Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.

    E. Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa.1,2

    Gejala gejala bulimia nervosa yaitu1-4:

    Makan dalam jumlah yang berlebihan.

    Terobsesi dengan makanan dan kalori.

    Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut. Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan -

    makanan yang telah ditelan.

    Bersikap penuh rahasia.

    Merasa kehilangan kontrol.

    Menurut DSM-IV, ciri penting dari bulimia nervosa adalah episode rekuren pesta

    makan; suatu perasaan tidak adanya pengendalian terhadap makan selama pesta makan;

    muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan laksatif atau diuretik, berpuasa, atau latihan

    berlebihan untuk mencegah kenaikan berat badan; dan penilaian diri sendiri yang persisten

    yang terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan. Pesta makan biasanya mendahului

    muntah dengan kira-kira satu tahun.2,4,5

    Muntah adalah sering terjadi dan biasanya diinduksi dengan memasukkan jari ke

    dalam tenggorokan, walaupun beberapa pasien mampu untuk muntah atas kehendaknya

    sendiri. Muntah menurunkan nyeri abdomen dan perasaan penuh dan memungkinkan pasien

    terus makan tanpa takut akan mengalami kenaikan berat badan. Depresi sering kali mengikuti

    episode dan disebut penderitaan setelah pesta makan (postbinge anguish). Selama pesta

    makannya pasien makan makanan yang manis, tinggi kalori, dan biasanya lembut atau lunak,

    seperti cake dan kue kering. Makanan dimakan secara sembunyi-sembunyi dan secara cepat,

    dan kadang-kadang tidak dikunyah.2,4,5

    Sebagian besar pasien bulimia nervosa adalah dalam rentang berat badan yang

    normal, tetapi beberapa pasien khawatir terhadap citra tubuh dan penampilannya, khawatir

    terhadap tanggapan orang lain terhadap dirinya, dan khawatir terhadap daya tarik seksualnya.

    Sebagian besar pasien bulimia nervosa adalah aktif secara seksual, dibandingkan dengan

    pasien anoreksia nervosa. Pika dan perebutan selama makan kadang-kadang ditemukan

    dalam riwayat pasien bulimia nervosa.2

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    14/24

    Mirip dengan anoreksia nervosa, orang yang menderita bulima nervosa juga

    mempunyai penyakit psikologis seperti depresi, ansietas dan/atau permasalahan

    penyalahgunaan zat. Kebanyakan kondisi fisik adalah akibat dari aspek penyingkiran

    penyakit, termasuklah ketidakseimbangan elektrolit, masalah gastrointestinal, dan masalah

    berkaitan dengan rongga mulut dan gigi.2

    Gejala lain yang terkait termasuklah inflamasi kronis dan sakit tenggorokan,

    pembengkakan kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan

    meningkatnya kepekaan dan kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap asam perut,

    penyakit refluks gastroesofagus, intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat

    cuci perut, masalah pada ginjal akibat penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat

    karena kekurangan cairan dari tubuh.2

    Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan bulimia nervosa dan simptom

    cemas dan tegang (tension) sering dialami. Kebanyakan pasien dengan bulimia nervosa

    mengalami depresi ringan dana sesetengah mengalami gangguan mood dan perilaku yang

    serius seperti cobaan membunuh diri dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

    terlarang. Biasanya, pasien dengan bulimia nervosa merasa malu dengan perbuatannya

    sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya dari keluarga dan teman-teman.

    2.6 Pemeriksaan Fisik & Laboratorium

    Pemeriksaan fisik dapat memberikan petunjuk penting menunjukkan adanya bulimia

    nervosa, terutama untuk menyingkirkan subtipe gangguan tersebut. Pada pemeriksaan, dokter

    mungkin mencari tanda-tanda komplikasi medis disebutkan sebelumnya, termasuk erosi gigi,

    jaringan parut atau abrasi pada kuku-kuku jari, dan kelenjar parotis bengkak.1

    Penyedia layanan kesehatan primer harus mempertimbangkan penggunaan tes

    laboratorium di kedua evaluasi diagnostik dan tindak lanjut. Untuk pasien kurus, pasien

    dengan dicurigai bulimia nervosa tetapi membantah, dan pasien dengan gejala fisik dan

    tanda-tanda yang muncul, tes laboratorium mungkin berguna untuk mengesampingkan

    gangguan lain atau juga dapat mendiagnosa positif bulimia nervosa. Meskipun tidak ada

    panel standar dari tes yang dijelaskan, jumlah elektrolit serum dan urin, penilaian asam-basa,

    dan tingkat fosfor harus diperoleh dari pasien kurus baik saat diagnosis atau saat tindak

    lanjut. Monitoring elektrokardiogram harus dilakukan pada pasien bulimia dengan kelainan

    elektrolit, jantung berdebar, nyeri dada, atau berat badan rendah. Pasien bulimia dengan

    setidaknya dengan riwayat 5 bulan berat badan rendah atau anoreksia harus dilakukan

    penilaian kepadatan tulang. Pengujian lain, seperti endoskopi GI atas atau bagian lebih

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    15/24

    rendah, harus dipertimbangkan, tergantung pada konstelasi gejala dan tanda. Misalnya,

    kondisi lain yang dapat bermanifestasi dengan gejala GI termasuk penyakit radang usus,

    celiac sprue, dan irritabel bowl sindrom.1

    Para penderita bulimia dengan berat badan normal atau overweight (gemuk) mungkin

    tidak memiliki kelainan laboratorium yang signifikan. Kelainan laboratorium menjadi lebih

    umum dengan penurunan berat badan dan meningkatkan keparahan perilaku (membersihkan).

    Tingkat elektrolit yang paling mungkin akan terpengaruh.1

    Hipokalemia, hypochloremia, hiperfosfatemia, dan alkalosis metabolik adalah umum,

    terutama bulimia dengan berat badan yang rendah. Tingkat keparahan hipokalemia dan

    hypochloremia secara langsung berkaitan dengan jumlah dan pengalaman pasien dalam

    membersihkan, terutama yang melibatkan diuretik, pencahar, dan muntah berulang-ulang.

    Sebuah studi kasus-kontrol terbaru menyarankan bahwa rasio natrium urin untuk klorida urin

    adalah prediktor terbaik untuk perilaku bulimia. Kehadiran alkalosis metabolik dan

    hiperfosfatemia meningkatkan kecurigaan adanya muntah diam-diam yang dilakukan pasien.

    Meskipun kadar kalium serum telah dianggap sebagai penanda yang baik untuk pasien

    dengan perilaku bulimia, frekuensi yang relatif (4,1% menjadi 13,7%) dari hipokalemia

    yang signifikan pada bulimia menurunkan sensitifitasnya sebagai test skrining.1

    Gambaran keseluruhan laboratorium pasien tergantung pada mekanisme kompensasi.

    Pasien yang pembersihannya dengan muntah dapat datang dengan alkalosis metabolik

    (peningkatan kadar bikarbonat serum) karena kontraksi volume. Namun, pasien

    pembersihannya dengan menyalahgunakan obat pencahar dapat datang dengan asidosis

    metabolik (penurunan kadar bikarbonat serum) karena kehilangan cairan alkali dari usus.

    Pasien menggunakan lebih dari satu mekanisme pembersihan dapat menampilkan temuan

    campuran asam-basa. Ketidakseimbangan elektrolit memberikan kontribusi kelemahan,

    kelelahan, dan pada kasus berat, dapat menyebabkan aritmia jantung dan kematian mendadak

    pada pasien.1

    Penentuan amilase serum dapat membantu untuk mendiagnosis dan memantau

    bulimia nervosa. Tingkat amilase tinggi mungkin menunjukkan bahwa pasien telah muntah.

    Dalam beberapa kasus, maka akan diperlukan untuk menyingkirkan penyebab organik kadar

    amilase tinggi atau muntah, seperti pankreatitis. Ketika difraksinasi menjadi komponen-

    komponen serum dan saliva, peningkatannya terkadang tidak proporsional, dengan amilase

    saliva tinggi melebihi amilase pankreas pada pasien yang telah muntah. Karena itu tes

    difraksinasi mungkin bermanfaat untuk digunakan sebagai alat bantu diagnostik dalam kasus

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    16/24

    dimana muntah ditolak dan memonitor terus muntah pada pasien yang menjalani

    pengobatan.1

    2.7Diagnosis Banding

    Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat dibuat jika perilaku pesta makan dan mencahar

    terjadi semata-mata selama episode anoreksia nervosa. Pada kasus tersebut diagnosis adalah

    anoreksia nervosa, tipe pesta makan/mencahar.

    Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak menderita penyakit neurologis, seperti

    kejang ekuivalen-epileptik, sindrom Kluver-Bucy, atau sindrom Kleine-Levin. Sindrome

    Kleine Levin terdiri dari hipesomnia periodik yang berlangsung dua sampai tiga minggu dan

    hiperfagia, seperti pada bulimia nervosa, onset biasanya selama masa remaja.

    1. Sindroma Kluver-Bucy

    Ciri patologis yang dimanifestasikan oleh sindroma Kluver-Bucy adalah agnosia visual,

    menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut, ketidakmampuan

    mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual (hiperseksualitas), dan

    perubahan kebiasaan makan, khususnya hiperfagia.

    2. Sindroma Kleine-Levin

    Sindroma Kleine-Levin terdiri dari hipersomnia periodic yang berlangsung dua sampai tiga

    minggu atau hiperfagia seperti pada bullimia nervosa. Onset biasanya selama masa remaja.

    Sindroma lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Pasien dengan gangguan

    kepribadian ambang kadang-kadang pesta makan, tetapi makan adalah disertai dengan tanda

    lain dari gangguan.1,2,5

    2.8 Penatalaksanaan

    Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan dalam pola makan seperti

    kelainan genetik, tekanan sosial untuk menjadi langsing, tekanan dari teman sebaya, dan lain-

    lain. Penerimaan dari lingkungan merupakan langkah awal penyembuhan kelainan bulimia.

    Kebanyakan penderita tetap tinggal dalam penyangkalan dan menolak untuk ditolong.

    Langkah penyembuhan lain adalah dengan melakukan psikoterapi pada penderita, keluarga

    maupun lingkungan tempat penderita berasal. Pemberian obat, termasuk antidepresan,kadang-kadang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Terapi gizi juga penting sebagai asupan

    vitamin dan mineral bagi penderita. Namun jika langkah-langkah tersebut tidak membawa

    hasil, satu-satunya cara yaitu dengan membawa penderita ke rumah sakit untuk diopname,

    terutama bagi penderita anoreksia. Itu dilakukan jika berat badan penderita menurun hingga

    25% dari berat normal atau jika organ-organ vital dalam tubuh mengalami cedera. Ingatlah

    bahwa pola makan sehat adalah cara hidup yang terbaik. Jangan biarkan diri kita di bawah

    tekanan sosial atau teman sebaya. Satu lagi yang terpenting, tetaplah percaya diri sebab nilaipersonaliti kita tidak ditentukan oleh seberapa kurus atau gemuknya tubuh kita.

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    17/24

    Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi

    individual dengan pandekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan

    farmakoterapi.1,4

    Terapi CBT ( Cognitive behavioral therapy) merupakan terapi psikologis yang

    memiliki tujuan menstop makanan yang berlebihan yang dapat menyebabkan muntah dan

    mengubah sikap pasien terhadap makanan. Metode CBT memiliki 3 fase yang memerlukanwaktu khusus dalam 20 minggu terapi fase pertama, pasien diajarkan tentang bulimia nervosa

    yaitu faktor-faktor yang menyebabkan penyakit ini diantaranya tindakan pengaturan

    frekuensi dan pola makan dengan cara menghindari makanan yang sebanyak banyaknya atau

    pengetahuan tentangpurgingpada sesi terapi ini. Pada fase kedua, pasien diajarkan dalam

    kebebasan memilih makanan dan diberi tambahan

    waktu untuk memperbaiki makanan disfungsional dalam tubuh dan pola pikirnya. Pada

    fase ketiga, tujuannya ialah maintenance dan mencegah kekambuhan. Pada terapi

    CBT (Cognitive behavioral therapy) di dapatkan 45 % pasien berhenti bingeing and purging

    dan 35 % tidak lagi memenuhi kriteria bulimia nervosa. Pada 31 %- 44% pasien mengalami

    kekambuhan dalam waktu 4 bulan setelah terapi CBT (Cognitive behavioral therapy).

    kekambuhan ini diduga akibat motivasi rendah selama terapi dan makanan yang terlalukhusus yang menyebabkan peningkatan frequensi muntah sebelum terapi.1

    Terapi FarmakologiMedikasi antidepresan dapat menurunkan pesta makan dan mencahar terlepas dari

    adanya suatu gangguan mood. Jadi, untuk siklus pesta makan dan mencahar yang sukar yang

    tidak responsif terhadap psikoterapi saja, antidepresan telah digunakan dengan berhasil.

    Imipramine (tofranil), desipramine (Norpramin), trazodone (desyrel), dan inhibitor

    monoamin oksidas telah membantu. Fluoxetine (Prozac) juga menjanjikan sebagai terapi

    yang efektif.2Obat fluoxetine dengan dosis 60 mg / hari yang mempunyai efek dapat

    menurukan respon muntah dan memperbaiki gangguan makan. Fluoxetine dilaporkan dapat

    menurunkan respon muntah dan memperbaiki gangguan makanan dalam 4 minggu

    terapi. Penggunaan terapi fluoxetine selama 1 tahun di laporkan dapat menurunkan

    kekambuhan dan efeknya lebih tinggi dari pada placebo. Berbagai kasus 5 pasien kurus

    dengan gangguan makan dilaporkan bahwa sertraline memiliki efek dapat memulihkan berat

    badan dan mengurangi gangguan makan. Pada citalopram memiliki efek dalam mengobati

    gangguan makan. Sedangkan pada milnacipran, obat anti depresan, kedua serotonergik dan

    noradrenergic mempunyai efek dalam menguangi gejala bulimia pada beberapa kasus yg

    tidak tertangani. Tetapi sampai saat ini hanya fluoksetin, yang merupakan satu-satunya obat

    yang dibenrkan Oleh U.S food and Drug Administration sebagai terapi Bulimia Nervosa.1

    Pemberian kombinasi CBT dengan obat fluoxetine terbukti lebih unggul dari pada

    pemberian CBT saja atau Obat fluoxetine saja. Yang bila kedua pengobatan dikombinasi

    memiliki efek menurunkan frekuensi dan keparahan muntah serta dapat mengurangigangguan makan, pada penelitian terbaru di laporkan pasien yang sudah di terapi dengan

    kombinasi CBT dan obat fluoxetine dapat memperbaiki penyusesuaian dalam lingkungan

    sosial yang lebih baik hingga 10 tahun setelah menerima terapi kombinasi tersebut bila

    dibandingkan dgn terapi bulimia yg menggunakan placebo. Pada pasien yang tidak berespon

    pada terapi CBT, fluoxetine telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala

    bulimia. Mengingat penelitian ini, pengobatan saat ini yang digunakan untuk terapi bulimia

    nervosa terdiri dari rawat jalan berbasis CBT dan terapi fluoxetine. 1

    Terapi nutrisi

    Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan

    terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap

    kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara bertahap

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    18/24

    tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta.

    Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat

    badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat

    dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat

    menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin

    yang sesuai dengan kebutuhan penderita.8

    Berikut adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan

    yang sudah membaik :9

    Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi, maka

    kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis.

    Agar pasien mau makan, maka kita katakana kepadanya bahwa rasa lapar yang timbul itu,

    karena tubuhnya memerlukan nutrisi.

    Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap

    kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa

    bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang

    kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri

    kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya.

    Primary care, dokter seharusnya mempertimbangkan dalam merujuk pasien ke

    perawatan lebih khusus pada pasien gangguan makanan yang persistent, gangguan psikis,perilaku yang merugikan diri sendiri atau keinginan bunuh diri.

    1

    2.9. Pencegahan

    Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengamati ada-tidaknya

    gejala pada keluarga maupun orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala ditemui dapat

    dilakukan pendekatan secara interpersonal, berempati dan mendorong untuk makan dan

    berolahraga secara normal, serta memberitahukan dampak negatif bulimia. penderita bulimia

    tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena itu tindakan pertolongan yang harus

    segera diberikan yaitu disarankan untuk berkonsultasi langsung ke para ahli kesehatan.

    Secara umum penderita penyakit ini jarang hingga perlu dirawat di rumah sakit, kecuali

    keadaannya sudah terjadi komplikasi yang parah. Pengobatan pun akan berbeda antar orang.

    Kesesuaian dengan seseorang belum tentu akan sesuai pula dengan orang lain. Selama

    pengobatannya diperlukan kelompok terapis dari berbagai keahlian, yang dapat membantu

    pasien dalam menghadapi masalah medis, psikologis, dan gizi. Pencegahan terjadinya

    bulimia nervosa terdiri atas dua bagian :8

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    19/24

    1. Program pencegahan primer

    Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita

    SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik.

    Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku

    terhadap remaja.

    2. Program pencegahan sekunder

    Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan

    pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.

    Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa bulimia nervosa

    dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:8

    1. Rajin berkonsultasi dengan dokter

    2. Tingkatkan rasa percaya diri

    3. Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan

    kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan

    4. Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media tentang

    berat dan bentuk badan ideal

    2.10. Komplikasi Medis

    Masalah dermatologi

    Masalah dermatologi ditemukan pada pasien bulimia nervosa, walaupun kurang

    dipedulikan, termasuk Russells sign : terdapat penebalan atau scar pada punggung tangan

    yang disebabkan oleh penekanan jari terhadap gigi saat menginduksi muntah, lesi tersebutbisa menjadi permanen. Tanda ini biasanya terlihat pada stadium awal penyakit ini. Pada

    pasien kronis, cara menginduksi muntah biasanya dilakukan dengan menekan abdomen.

    Perbuatan melukai diri sendiri terkadang terlihat pada pasien dengan BN, contohnya menusuk

    diri dengan jarum, membakar kulit dengan api rokok.10

    Masalah gastrointestinal

    Gangguan traktus gastrointestinal bisa terjadi pada penderita bulimia, seperti perut

    kembung, flatulensi, konstipasi, keterlambatan pengosongan lambung (peristaltik menurun),GERD,Mallory Weiss tears syndrome, Rectal prolaps, dan apabila hal ini terjadi terutama

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    20/24

    pada kaum wanita maka bulimia nervosa bisa dijadikan differensial diagnosa. Ipeca sering

    digunakan oleh pasien bulimia untuk menginduksi muntah. Namun obat ini memiliki efek

    samping yang cukup besar yakni kardiomiopati. Dental enamel erosi dan gigi yang sensitif

    terhadap suhu panas dan dingin pada makanan maupun minuman merupakan hal yang biasa

    ditemukan pada BN. Asam lambung menyebabkan enamel menjadi lebih lembut secara

    bertahap. Pasien harus diajarkan cara untuk mengurangi kerusakan enamel dengan cara

    membersihkan mulut setelah muntah, yaitu dengan alkalinisasi mulut dengan berkumur

    menggunakan soda kue yang dilarutkan dalam air dan menunggu selama 30 menit terlebih

    dahulu baru dibersihkan. Cairan panas dan dingin harus dihindari apabila menyebabkan nyeri

    pada gigi. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi, penyakit gusi juga sering didapatkan

    pada pasien ini.10

    Kelenjar parotis dan submandibular seringkali membesar secara simetris dan juga

    terasa sedikit nyeri. dan sialadenosis (non-inflamatory saliva glands enlargement) sekitar 10-

    66% yang biasanya disebabkan oleh kelainan sistemik seperti diabetes mellitus, alakoholik,

    anoreksia nervosa dan bullimia nervosa. Tidak seperti anoreksia nervosa, pada bulimia

    nervosa tidak terjadi gangguan densitas mineral tulang, hanya saja gangguan densitas tulang

    ini tergantung pada usia menarche, amenorrhhea, dan berat badan (semakin kurus semakin

    beresiko). Hipertropi parotid dan submandibular bisa terjadi akibat kebiasaan muntah,

    malnutrisi, dan disfungsi autonom. Cara utama untuk mencegah terjadinya pembesaran

    kelenjar tersebut adalah tidak menginduksi muntah, dengan demikian ukuran kelenjar parotis

    dan submandibular akan berkurang secara perlahan dalam beberapa bulan. Terapi lain yang

    bisa dilakukan adalah kompres hangat pada kelenjar tersebut, mencoba menggunakan

    pilocarpin oral untuk menstimulasi pengeluaran air liur.1,3,10

    Sebagai catatan, eritema pada konjungtiva, yang seringkali disertai dengan perdarahan

    subkonjungtiva dapat terjadi akibat dari muntah. Hal ini terjadi karena terjadinya elevasi pada

    penekanan vena saat muntah.10

    Batu empedu juga harus dipertimbangkan sebagai diagnosis diferensial pada AN dan

    BN yang datang dengan keluhan muntah atau nyeri perut kuadran kanan atas. Nyeri tersebut

    disebabkan oleh batu empedu, yang angka kejadiannya meningkat pada pasien yang

    mengalami penurunan berat badan. USG merupakan cara untuk menyingkirkan keberadaaan

    dari batu empedu tersebut.10

    Konstipasi, tidak jarang terdapat pada pasien BN. Pasien mengeluhkan perut kembung

    dan susah buang air besar, sering kali pasien mengatasinya dengan mengkonsumsi laksative.

    Hal tersebut justru dapat memperbukruk konstipasinya. Tidak jarang pasien justru

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    21/24

    mengkonsumsi laksative dengan pertimbangan bahwa dengan mengkonsumsi laksative maka

    berat badan akan semakin berkurang, sedangkan laksative memiliki efek samping terhadap

    motilitas kolon. Secara umum, dengan usaha pengembalian berat badan dan memperbanyak

    makan secara bertahap maka usus akan mengalammi perbaikan dalam waktu 3 minggu.

    Penatalaksanaan untuk konstipasi itu sendiri adalah dengan edukasi terhadap pasien agar

    minum air yang banyak 6-8 gelas perhari, serat dalam jumlah yang rendah yaitu 10 gram

    perhari, laktulosa jenis sintetik nonabsorbsi disakarida, 30-60 ml satu sampai dua kali perhari,

    kita juga perlu mempberi tahu bahwa walaupun pemberian laktulosa tersebut berasa sangat

    manis, pasien tidak perlu cemas akan penambahan kalori yang mungkin terjadi, karena obat

    tersebut tidak diabsobsi.10

    Muntah yang dipaksakan dapat merusak permukaan esofagus, biasanya paling banyak

    terjadi pada sambungan antara esofagus dan lambung. Kadang terdapat muntah darah

    berwarna merah segar, yang dibarengi dengan isi lambung. Hal ini disebut Boerhaaves

    sindrom yaitu ruptur pada dinding esofagus yang merupakan dampak dari muntah yang

    dipaksakan, kondisi seperti ini jarang ditemukan, namun sangat berbahaya.10

    Ruminative behavior merupakan regurgitasi isi lambung yang dilakukan secara sadar,

    yaitu pengunyahan dan penelanan makanan, kemudian dikunyah lagi, dan ditelan lagi, hal ini

    akan menyebabkan terjadinya erosi gigi, aspirasi, dan Barretts esofagus.10

    Masalah pada jantung

    Komplikasi jantung lebih sering terjadi pada AN dibandingkan dengan BN,

    manifestasi klinis yang didapatkan berupa palpitasi yang disebabkan oleh sinus takikardia

    yang merupakan efek dari hipokalemia, hipomagnesaemia, dan dehidrasi yang terjadi.

    Masalah Endokrin

    Hanya setengah dari pasien bulimia yang mengalami gangguan menstruasi termasuk

    amenore dan oligomenore. Wanita dengan bulimia dan gangguan menstruasi disebabkan oleh

    karena gangguan release hormon gonadotropin dan leptin. 1,4

    2.11. Komorbiditas Psikiatri

    Komorditas psikiatrik yang terkait dengan bulimia sangat mencolok. Pasien bulimia

    ditandai dengan perfeksionis ekstrovert yang kritis terhadap diri sendiri, impulsif, dan

    emosional tak terkendali. Tingkat prevalensi yang tinggi dari setiap gangguan afektif (75%),

    gangguan depresi mayor (63%), dan gangguan kecemasan (36%) telah dilaporkan. Sebagian

    besar pasien melaporkan bahwa presentasi awal dari depresi atau gangguan kecemasan terjadi

    sebelum presentasi dari gejala bulimia. Dengan demikian, identifikasi awal positif dari

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    22/24

    gangguan afektif atau kecemasan dapat memberikan kesempatan untuk mencegah

    perkembangan gejala dan gangguan makan, terutama di populasi berisiko tinggi.1

    Penyalahgunaan zat merupakan komorbiditas umum tambahan. Pusat Nasional

    Penyalahgunaan Ketergantungan Zat di Columbia Universitymelaporkan bahwa 30% sampai

    70% dari penderita bulimia memiliki masalah penyalahgunaan zat. Zat penyalahgunaan

    meliputi tembakau, alkohol, dan obat resep dan over-the-counter, seperti pil diet dan

    perangsang. Alkoholisme telah dilaporkan mempengaruhi 31% dari penderita bulimia dan

    sering ditemukan dengan penyakit depresi dan gangguan stres pasca trauma. Hubungan

    keluarga yang kuat juga telah diamati antara bulimia nervosa dan alkoholisme.1

    Melukai diri adalah kekhawatiran untuk pasien dengan bulimia nervosa. Dalam

    sebuah penelitian, 34% pasien penderita bulimia dilaporkan telah melukai diri sendiri di suatu

    waktu dalam hidup mereka, dan 21,3% dilaporkan telah melukai diri sendiri dalam 5 bulan

    terakhir. Pasien paling sering melukai diri sendiri dengan memotong atau menggaruk lengan,

    tangan, kaki, atau wajah, dan banyak dari hasil cedera dalam perdarahan dan jaringan parut.

    Pasien dengan gangguan kepribadian yang melukai diri sendiri lebih mungkin untuk juga

    menderita bulimia nervosa daripada mereka yang tidak melukai diri sendiri. Diagnosis

    komorbid dari bulimia nervosa dan gangguan kepribadian telah terbukti meningkatkan risiko

    sering melukai diri sendiri, yang dapat mempengaruhi tingkat usaha bunuh diri pada pasien.

    Pasien bulimia paling mungkin berasal dari orangtua alkoholisme, hubungan dengan orang

    tua buruk dan harapan orangtua tinggi. Meskipun gejala utama dari gangguan ini adalah

    gangguan kebiasaan makan dan persepsi diri, komorbiditas signifikan menyulitkan

    identifikasi dan pengobatan bulimia nervosa.1

    2.12. PrognosisMeskipun bulimia nervosa lebih umum dari anoreksia nervosa, angka kematian lebih

    rendah dan tingkat pemulihan lebih tinggi dari anoreksia nervosa. Kematian dari bulimia

    nervosa diperkirakan pada 0% hingga 3% tetapi dapat dianggap remeh karena beberapajangka panjang tindak lanjut penelitian yang melibatkan pasien bulimia. Sekitar 50% dari

    pasien bebas dari seluruh gejala bulemia 5 tahun setelah treatment. Meskipun hasil penelitian

    pada bulemia nervosa adalah jarang, dengan perkiraan statistik terbatas, telah menunjukkan

    bahwa angka kematian dan pemulihan secara langsung berhubungan dengan intervensi dini

    dan treatment.1

    Pasien yang menderita anoreksia nervosa dan bulimia menunjukkan fitur lebih sulit

    mencapai berat badan normal dan cenderung berada pada berat badan rendah, bahkan setelah

    treatment. Anoreksia juga rentan terhadap mengembangkan pesta makan setelah pengobatan

    untuk anoreksia nervosa. Sebuah penelitian di tahun 1997 melaporkan bahwa 30% dari

    penderita anoreksia diobati dengan perilaku pesta-makan sampai dengan 5 tahun post-

    hospitalization. Ketika menilai pasien normal atau kelebihan berat badan dengan bulimianervosa, penting untuk mengumpulkan informasi sejarah tentang keberadaan dan anoreksia

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    23/24

    nervosa akhir-akhir ini. Anoreksia nervosa dengan gejala bulemia dikaitkan dengan tingkat

    kematian lebih tinggi daripada bulemia nervosa itu sendiri. Namun, tingkat kematian dan

    tingkat komorbiditas untuk semua gangguan makan mungkin berlebihan karena kebanyakan

    studi berlangsung dalam pengaturan penelitian akademik atau khusus. Pasien-pasien ini

    sering lebih sakit parah dibandingkan pasien di rawat jalan. Tingkat pemulihan yang

    sebenarnya untuk gangguan makan mungkin lebih besar, dan gambar hasil secarakeseluruhan tidak begitu baik. Namun, penting bagi dokter dalam perawatan primer untuk

    tahu dengan gejala yang ada dari bulemia nervosa ataupun anoreksia nervosa dengan

    melakukan intervensi dini dalam perjalanan penyakit. Sayangnya, dalam studi yang dilakukan

    hampir 10 tahun yang lalu, sekitar 1 dari 10 pasien dengan bulimia nervosa berada dalam

    perawatan.1

    Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang lebih baik

    dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa yang mampu

    melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 % yang mengalami

    perbaikan.1,4

    Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan sequele mencahar, yaitu

    apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang seringmengakibatkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi.2,4,10Pada

    beberapa kasus ini yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam satu sampai dua tahun.2

    BAB III

    KESIMPULAN

    Bulimia adalah penyakit yang akan sering kita jumpai dalam dunia klinis dan bulimia

    adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan baik. Bulimia biasanya ditandai dengan

    memakan makanan yang jauh lebih banyak dari porsi biasanya. Pasien dengan kondisi seperti

    ini biasanya memiliki berat badan yang naik turun dalam batas normal berat badan manusia.

    Perangsangan muntah yang biasa dilakukan oleh penderita bulimia biasanya dapat

    menyebabkan beberapa komplikasi. Pasien dengan bulimia biasanya juga mengalami

    abnormalitas pada keseimbangan cairan dan asam basa tubuhnya. Bulimia biasanya dikaitkan

    juga dengan keadaan depresi, gangguan personality, penyalahgunaan (seperti penyalahgunaan

    obat atau alkohol), percobaan bunuh diri dan masalah masalah keluarga dan sosial yang

    terjadi dalam kehidupannya.

    Pada dasarnya penyakit bulimia bisa disembuhkan dengan baik, apalagi ketika bisa

    didiagnosa dengan dini maka dapat diobati dan disembuhkan dengan baik. Rata rata secara

    umum pasien bulimia bisa diobati dengan fluoxetine dan CBT, namun demikian pengobatanyang baik yaitu dengan deteksi sedini mungkin penyakit ini dan pencegahan

  • 5/22/2018 MAKALAH BULIMIA NERVOSA.docx

    24/24

    melakukan kebiasaan dalam makan yang biasa dilakukan pada pasien bulimia. Hal penting

    lainnya adalah penanganan fisiologi yang penting biasanya dilakukan pada pasien pasien

    yang memiliki gangguan makan dan memiliki gangguan berat badan, pada pasien seperti ini

    pengobatan awal dan penilaian kondisi fisik secara menyeluruh biasanya perlu dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Rushing, Jona M., et all. Bulimia Nervosa: A Primary Care Review.Primary Care

    Companion J Clin Psychiatry : 2003;5:217-224.2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit

    Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 187-93.

    3. Sidenfeld, M.K. and Ricket. 2001. Impact of Anorexia, bulimia and obesity on the

    gynecologic of adolescent. Mount sinai adolescent health. New York.

    4. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis of Psychiatry, 7thEdition, Volume 2,

    Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 685-8.

    5. Kaplan H. I, Saddock B. J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Penerbit Widya Medika ; 175.

    6. Goldman H. H. Review of General Psychiatry, 4thEdition, Prentice Hall International Inc,

    Baltimore, USA, 1994 ; 360-3.

    7. Elkin G. D. Introduction to Clinical Psychiatry, 1st Edition, Prentice Hall International Inc,

    San Francisco, USA, 1994 ; 188-9

    8. Angelia, Silvia. Bulimia nervosa. 2009. http://www.pojokgizi.com. Diunduh pada hari

    Kamis, 16 Juli 2009. 02:31 AM

    9. Purwanti.Terapi Untuk Bulimia Nervosa. 2008. http ://[email protected].

    Diunduh pada hari Rabu, 23 Juli 2008. 18:00 WIB.

    10. Wildes JE, Marcus MD, et all. The Treatment of Eating Disorders A clinical

    Handbook.editor Grilo MC, Mitchell JE. The Guilford Press New York : 2010;2: 66-71