Makalah Biosta

7
TEORI DASAR PENGAMBILAN SAMPEL Secara umum, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan acak (random sampling) atau tanpa acak (non-random sampling). Pengambilan sampel secara acak dilakukan secara objektif sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel ti diketahui dan factor subjektif memegang peran penting, oleh karena itu pengambil sampel tanpa acak ini walaupun dilakukan sedemikian rupa sehingga mempu tingkat kewakilan yang tinggi tetapi tidak dapat dievaluasi secara obyektif. etode random sampling terbagi atas ! ". Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) #. Pengambilan sampel acak stratifikasi (straitified random sampling) $. Pengambilan sampel acak bertahap ( multistage random sampling) %. Pengambilan sampel acak sistematik ( systematic random sampling) &. Pengambilan sampel acak berkelompok ( cluster random sampling) '. Probability Proportionate to Si e (PPS) etode pengambilan sampel tanpa acak (non-random sampling) terbagi atas ! ". Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling) #. Pengambilan sampel berjatah ( uota sampling) $. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling) Pengambilan Sampel Acak Sederhana Pengambilan Sampel *cak Sederhana ialah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diamb sebagai sampel. +ara ini merupakan cara yang sederhana dalam praktek jarang digunakan secara tunggal terutama pada saat pengambilan sampling pada populasi yang sangat besar. +ara inimempunyai arti yang sangat pentingkarena mengambil sampel acak sederhana merupakan dasar dari pengambilan sampel yang lain +ontoh ! sebuah populasi yang terdiri dari "# orang dan disusun dalam bentuk abj . +, , , /, 0, 1, 2, 3, 4, 5 ila dari populasi tersebut diambil # orang sebagai sampel, maka akan kombinasi sebagai berikut * , *+, * , * , */, *0, *1, *2, *3, *4, *5, +, , 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya sebanyak '' buah kombinasi sampel

description

MAKALAH BIOSTA

Transcript of Makalah Biosta

TEORI DASAR PENGAMBILAN SAMPEL

Secara umum, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan acak (random sampling) atau tanpa acak (non-random sampling).Pengambilan sampel secara acak dilakukan secara objektif sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak diketahui dan factor subjektif memegang peran penting, oleh karena itu pengambilan sampel tanpa acak ini walaupun dilakukan sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi tetapi tidak dapat dievaluasi secara obyektif.Metode random sampling terbagi atas :1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)2. Pengambilan sampel acak stratifikasi (straitified random sampling)3. Pengambilan sampel acak bertahap ( multistage random sampling)4. Pengambilan sampel acak sistematik ( systematic random sampling)5. Pengambilan sampel acak berkelompok ( cluster random sampling)6. Probability Proportionate to Size (PPS)Metode pengambilan sampel tanpa acak (non-random sampling) terbagi atas :1. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)2. Pengambilan sampel berjatah (quota sampling)3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling)Pengambilan Sampel Acak Sederhana Pengambilan Sampel Acak Sederhana ialah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.Cara ini merupakan cara yang sederhana dalam praktek jarang digunakan secara tunggal terutama pada saat pengambilan sampling pada populasi yang sangat besar. Cara ini mempunyai arti yang sangat penting karena mengambil sampel acak sederhana merupakan dasar dari pengambilan sampel yang lainContoh : sebuah populasi yang terdiri dari 12 orang dan disusun dalam bentuk abjad A, B. C, D, E, F, G, H, I, J, K, LBila dari populasi tersebut diambil 2 orang sebagai sampel, maka akan diperoleh kombinasi sebagai berikut AB, AC, AD, AE, AF, AG, AH, AI, AJ, AK, AL, BC, BD, BE, BF, BG, BH, BI, BJ, BK, BL dan seterusnya sebanyak 66 buah kombinasi sampelBerdasarkan kombinasi sampel tersebut, A mempunyai peluang untuk diambil sebagai sampel sebanyak 11 kali, demikian pula dengan B, C, E dan seterusnya.Dengan demikian, setiap unit mempunyai peluang sebesar 11/66 atau 1/6. Secara umum, bila diambil sampel sebanyak n dari populasi N maka peluang setiap unit untuk diambil sebagai sampel adalah n/N. Tekhnik PelaksanaannyaPelaksanaan pengambilan sampel acak sederhana dapt dilakukan dengan 2 cara tergantung besarnya populasi.Pada pengambilan sampel acak sederhana dengan populasi kecil dapat dilakukan secara lotre dengan cara : 1. Dibuat daftar semua unit sampel, disusun dan diberi nomor secara berurut.2. Semua unit sampel ditulis pada gulungan kertas atau kepingan dengan bentuk dan ukuran serta warna yang sama kemudian dimasukkan kedalam kotak dan diaduk sampai rata.3. Gulungan kertas atau keeping diambil sesuai dengan jumlah sampel yang diinginkan kemudian dicocokkan dengan nomor urut daftar unit sampel.Pengambilan sampel acak sederhana dengan populasi besar dilakukan dengan menggunakan table bilangan random sampling dengan cara sebagai berikut :1. Tentukan besarnya populasi studi2. Buat daftar unit sampling (sampling frame)3. Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam mencocokkan4. Pengambilan sampel pertama, tentukan sembrang angka yang terdapat pada table nomor random kemudian ambil kolom sebelahnya yang sesuai dengan banyaknya digit populasi. Misalnya besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu diurutkan kebawah sampai jumlah sampel yang diinginkan.5. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka tersebut tidak digunakan. Demikian pula bila memperoleh angka yang sama dua kali maka satu kali tidak dipergunakanContoh : Pada populasi sebesar 800 maka gulungan kertas ditulis dari 0 sampai 8 dan diambil 3 digit.Cara pengambilan untuk digit pertama mula-mula gulungan kertas diambil 1 dan angka yang terdapat pada gulungan kertas ditulis.Selanjutnya, gulungan kertas dikembalikan lagi lalu kita ambil lagi satu gulungan kertas untuk digit kedua dan hasilnya ditulis kemudian untuk pengambilan digit ketiga dilakukan sama seperti pengambilan digit pertama dan kedua atau diambil tiga sekaligus.Bila terdapat angka yang lebih besar daripada besarnya populasi maka tidak digunakan. Kegiatan ini dilakukan terus sampai jumlah sampel yang diinginkan.Pengambilan sampel acak stratifikasi (straitified random sampling)Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata.Bila pengambilan sampel pada setiap strata dilakukan dengan simple random sampling dan dengan proporsi yang sama disebut proporsionate stratified simple random sampling.Bila pengambilan sampel pada setiap strata dilakukan secara professional disebut Anproportionate Stratified Simple Random Sampling.Contoh : Seorang Direktur Rumah Sakit ingin mengetahui prestasi kerja dokter dan diukur berdasarkan kepatuhan dalam menggunakan prosedur tetap dalam memberikan pelayanan kepada pasien, untuk itu 12 orang dokter sebagai populasi dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan prestasi kerja tahun lalu. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dengan prestasi kerja yang hampir sama dan terdapat perbedaan antara kelompok kemudian pada setiap kelompok diambil seorang sebagai sampel sehingga diperoleh sampel sebanyak 4 orang. Dengan cara demikian akan diperoleh 84 kombinasi. Bila pada kondisi tersebut dilakukan pengambilan sampel dengan cara acak sederhana maka akan diperoleh sebanyak 495 kombinasi. Ini berarti bahwa dengan pengambilan sampel acak stratifikasi, kombinasi akan berkurang 411 atau 84 % kombinasi yang tidak memperoleh peluang untuk diambil sebagai sampel. Namun karena pada pengambilan sampel acak dengan starifikasi setiap unit mempunyai peluang yang sama maka hasilnya tidak akan menimbulkan bias.Dari hasil perhitungan diperoleh simpangan baku yang lebih kecil pada pengambilan sampel acak stratifikasi yang dilakukan secara proporsional dibandingkan dengan pengambilan sampel yang sederhana. Ini berarti bahwa proporsionate stratified simple random sampling mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan simple random sampling.

Pengambilan Sampel Acak Bertahap (Multistage Random Sampling)Cara ini merupakan suatu metode pengambilan sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut primary sampling unit (PSU).PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil. Pengambilan sampel acak bertingkat ini biasanya digunakan untuk mengambil sampel dalam jumlah yang tidak banyak pada populasi yang besar.Contoh : 1. Pengambilan sampel acak terhadap penggunaan PSU kecil.Misalnya akan diadakan penelitian tentang pola memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan oleh penduduk sebuah kota. Disini kota tersebut merupakan populasi studi dengan RT sebagai unit sampel dan kelurahan sebagai PSU. Dari jumlah PSU tersebut diambil sampel dengan cara acak sederhana kemudian sampel kelurahan dibagi menjadi RW dan diambil sampelnya. Selanjutnya dari sampel RW diambil sampel RT dan semua penduduk dewasa dalam RT tersebut merupakan sasaran penelitian.2. Pengambilan sampel acak terhadap penggunaan PSU besar.Bila kita gunakan contoh di atas maka kota dibagi menjadi 4 bagian atau 4 wilayah yang dianggap sebagai PSU yang secara acak diambil 1 sebagai sampel

Pengambilan Sampel Acak Sistematik (Systematic Random Sampling)Pengambilan Sampel Acak Sistematik adalah apabila pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu.Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N) dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau i = N/nContoh : Misalnya, kita akan meneliti pola atau distribusi penyakit selama satu tahun yang terjadi di suatu Rumah Sakit maka kartu penderita merupakan populasi studi.Misalkan terdapat sebanyak 1000 kartu dan akan diambil sampel sebanyak 10 % atau 100 buah kartu dengan interval 10.Sampel pertama terletak antara nomor urut 1-10 dan pengambilan sampel pertama dapat dilakukan dengan cara acak sederhana atau diambil kartu yang terletak ditengah antara kartu pertama dan kesepuluh. Selanjutnya diambil sampel dengan interval sepuluh sampai jumlah yang kita inginkan.Pengambilan Sampel Acak Kelompok (Cluster Random Sampling)Pengambilan sampel acak kelompok dapat dilakukan apabila kita akan mengadakan suatu penelitian dengan mengambil suatu unit dasar sebagai sampel.Cluster sampling dapat pula dilakukan dengan membagi populasi studi menjadi beberapa bagian (blok) sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel kelompok (cluster) tersebut.Contoh : Misalnya kita akan mengadakan pemnelitian tentang status gizi ibu hamil di suatu Rumah Sakit sebagai unit sampel. Bila seluruh ibu hamil, sampelnya diteliti status gizinya maka disebut one stage simple cluster sampling. Namun bila setlah diperoleh sampel Rumah Sakit dilakukan pengambilan sampel lagi maka disebut two stage simple cluster sampling.

Probability Proportionate to Size (PPS)Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan memilih PSU yang dilakukan secara proporsional.Pengambilan sampel dengan cara PPS biasanya digunakan bersama dengan pengambilan sampel yang lain, seperti sampel acak sederhana, sampel sistimatik dan sampel kelompok.Prosedur pelaksanaan pengambilan sampel dengan PPS :1. Tentukan PSU yang akan digunakan sebagai pertimbangan.2. Tentukan kelompok yang akan diambil sebagai sampel3. Tuliskan jumlah unit dasar pada setiap kelompok 4. Hitunglah jumlah unit secara kumulatif5. Bagilah jumlah kumulatif dengan banyaknya kelompok yang akan diambil untuk mendapatkan interval (i)6. Susunlah secara berurutan mulai dari nol secara sistimatik dengan interval (i) lalu ditentukan sampel pertama antara nol dengan interval pertama dengan cara acak sederhana dan secara berurutan sampai jumlah kelompok yang diinginkan7. Sesuaikan angka yang diperoleh dengan kelompok yang terpilih

Tabel Perhitungan pengambilan sampel dengan PPSKecKelDesaJumlah pendudukJumlah kumulatifRangekumulatifSampel DesaHasil

X1

2

3

ABC

DEFG

HIJK5.4006.2003.200

2.3004.3002.5001.200

3.7005.0004.5006.500011.60014.800

17.10021.40023.90025.100

28.80033.80038.30044.8000-5.4005.401-11.60011.601-14.800

14.801-17.10017.101-21.40021.401-23.90023.901-25.100

25.101-28.80028.801-33.80033.801-38.30038.301-44.8004.4808.96013.440

-17.92022.400-

26.88031.36035.84040.320Desa ADesa BDesa C

-Desa EDesa F-

Desa HDesa IDesa JDesa K

44.800

Interval i = 44.800/10=4.480

Pengambilan Sampel Tanpa Acak (Non-Random Sampling)1. Pengambilan sampel seadanya (accidential sampling)Pengambilan sampel yang dilakukan secara subyektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil.2. Pengambilan sampel berjatah (quota sampling)Cara pengambilan sampel dengan jatah hamper sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan control yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias.Contoh : Penelitian tentang tingkat pendidikan masyarakat. Dalam hal ini telah ditentukan jumlahnya sebanyak 100 orang dengan criteria 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita yang berumur antara 20 sampai dengan 35 tahun, tetapi 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita, mana yang akan diwawancarai tergantung sepenuhnya pada peneliti.3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling)Dikatakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan apabila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman.Contoh : Pengambilan sampel satu desa dalam satu kabupaten yang dapat mewakili seluruhnya akan sangat sulit dilakukan secara acak. Dalam kondisi demikian maka cara yang memadai dilakukan pengambilan sampel dengan pertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman sehingga didapat sampel yang cukup dapat mewakili kabupaten tersebut.