Makalah BI Ragam Ilmiah
-
Upload
muhammad-fakhri -
Category
Documents
-
view
638 -
download
3
Transcript of Makalah BI Ragam Ilmiah
![Page 1: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/1.jpg)
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
Tugas Makalah
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
OLEH
MUH. ZULFAJRI AZIS (D41112282)
MUH. FAKHRI (D41112286)
MUH. IQBAL (D41112283)
HIDAYAT SARJUM (D41112284)
M. RASYDIN SJATRY DJAFAR (D41112287)
MAHARANI AYU LESTARI (D41112285)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
![Page 2: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/2.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Makassar: UPT MKU
Universitas Hasanuddin
Anonim. Tahun. Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian Bahasa Indonesia. Makassar:
UNM
Rachmah, Aulia. 2010.Lugas dan Jelas Dalam Ragam Ilmiah. Diakses melalui
http://kafegue.com/lugas-dan-jelas-dalam-ragam-ilmiah.html pada tanggal 13
September 2012
Salim, Soma. 2011. Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah. Diakses melalui
http://somasalims.blogspot.com/bahasa-indonesia-ragam-ilmiah.html pada tanggal
September 2012
Syamsinar Awaliah dan Nurfitasari. 2012. Pengertian dan Karakteristik Bahasa IndonesiaRagam Ilmiah. Diakses melaluihttp://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/syamsinar-awaliah.html padatanggal 12 Septmber 2012
14
![Page 3: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam presentasi maupun penulisan ilmiah.Karakteristik Bahasa
Indonesia Ragam Ilmiah sebagai berikut:
a. Cendikia
b. Lugas dan Jelas
c. Bertolak dari gagasan
d. Formal
e. Obyektif
f. Ringkas dan padat
g. Konsisten
2. Penggunaan Ragam Indonesia Ragam Ilmiah dalam menulis dan presentasi
ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan
fakta,konsep,perinsip,teori atau gabungan dari keempat hal tersebut secara hasil
penelitian secara tertulis dan lisan.Ciri-ciri penggunaan ragam ilmiah dalam
penulisan Ilmiah di antaranya: baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif dan runtun.
B. Saran
Ragam ilmiah merupakan suatu bahasa untuk menuliskan sebuah karyailmiah.
Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yangkomunikatif tetap
harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran
tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Untuk itu sebaiknya perlu diberikan
pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa agar dapat membuat dan menulis
karya ilmiah sesuai dengan sifat-sifat dari ragam ilmiah.
13
![Page 4: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/4.jpg)
1) Baku. Sturuktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
baku, baik mengenai struktur bahasa kalimat maupun kata. Demikian juga,
pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2) Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah
dapat diterima akal.
3) Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara
pasti. Perhatikan contoh di bawah ini:
4) Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh
pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda..
5) Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih
sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu
yang objektif.
6) Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat
kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
Contoh :
Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
yang lain, kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di
dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari
bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya,
inpterpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara. Setiap peserta
penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah
kebahasaan yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.
12
![Page 5: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/5.jpg)
Perkenanakan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha pada
PT BNI Cabang Makassar tahun 2007”. Skripsi ini memasahkan bagaimana
pengaruh penjualana saham terhadap laba usaha pada perusahaan tersebut sejak 1
Juli hingga 31 Desember 2007. Penjualan saham merupakan variabel bebas dan
laba usaha merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku,
jurnal, ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang
sejalan dengan topik ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang diterbitkan
pada tahuan 2006-2007. Kajian ini dideskripsikan dalam Bab II Deskripsi Teori.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data di
lapangan, yaitu kantor PT BNI Cabang Makassar dan di kantor-kantor cabang
pembantu lainnya untuk mendapatkan data prmier. Data ini dikumpulkan sejak
tanggal 1 juli sampai dengan 31 Desember 2007. Data ini diperoleh melalui
observasi, angket, wawancara, dan melalui website. Data ini dideskripsikan
dalam Bab V Deskripsi Data, Analisis, dan Hasil Analisis Data. Selanjutnya, data
ini dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahawa penjualan
saham terhadap laba usaha memenngaruhi secara signifikan. Sebagai kesimpulan
bahwa penjualan saham berpengaruh secara positif terhadap laba usaha.
C. Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik
Menggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah
berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep,
prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian secara
tertulis dan lisan. Itu berarti bahwa pada saat menulis tulisan ilmiah, penulis harus
berusaha keras agar bahasa Indonesia yang digunakan benar-benar menunjukkan sifat
yang cendekia, lugas dan jelas, mengindari kalimat yang fragmentasi, bertolak dari
gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Sifat-sifat bahasa
Indonesia yang demikian ditampakkan pada pilihan kata, pengembangan kalimat,
pengembangan paragraf, kecermatan dalam menggunakan ejaan, dan aspek-aspek
lainnya.
Ciri-ciri penggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam penulisan karya
ilmiah sebagai berikut :
11
![Page 6: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/6.jpg)
a. Etika ilmiah, makdsunya bahwa seseorang presenter ilmiah (1) harus
menggunakan ragam bahasa ilmiah, (2) penalaran ilmiah, (3) bersikap obejktif,
(4) menggunakan kalimat yang terukur kebenarannya, (5) mematuhi aturan formal
presentasi, (6) mempresentasikan seluruh materi (secara singkat) sesuai dengan
waktu yang ditentukan, (7) mengutip konsep, data, dan pendapat dengan
menyebutkan sumbernya, (8) mengutip data yang relevan dengan pembuktian, (9)
tidak mempresentasikan masteri di luar bahasa karya ilmiah, (10) dapat menjawab
pertanyaan pendengar atau penguji atas bahasa materi, konsep, data, kata, istilah,
penalaran, pembuktian, konsekuensi logis dari karya ilmiahnya, (11) mencermati
setiap respon pendengar (penguji).
b. Ketentuan lembaga (universitas), yaitu (1) mengikuti format penulisan sesuai
dengan ketentuan lembaga atau universitas, (2) mengikuti produser (aturan) yang
berlaku pada lembaga atau universitas, (3) mengikuti sistem yang berlaku pada
lembaga atau universitas.
c. Kemampuan personal, yakni, (1) bersikap simpatik, sopan dan hormat kepada
pendengar (penguji), (2) bersikap santun dalam setiap tutur kata, tidak
menunjukkan kemampuan diri berlebiha, (3) menghindari subjektivitas dengan
menggunakan akau, saya rasa, saya pikir, dan lain-lain. Sebaiknya seseorang
presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan ..., uji coba menunjukkan,
dan lain-lain, (4) berpakaian sopan, (5) menunjukkan sikap positif, serius, cermat,
dan percaya diri.
d. Kemampuan teknis, yakni (1) menganalisis data primer dan sekundewr, baik
kualitatif maupaun kuantitatif, (2) mengaplikasikan penggunaan pustaka, (3)
melengkapi pembuktian (sumber) teori, (4) menggunakan saran visual seperti,
LCD, OHP, peraga, dan data (dokumen), (5) memvisualkan data pendukung
gambar, grafik, atau data lain yang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga dituntut untuk berusaha
sekiuat tenaga agar bahasa Indonesia ilmiah sebagaimana yang dikemukakan di atas.
Sementara itu, beberapa fasilitas dalam penggunaan bahasa lisan tetap dapat
dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk mengulang-ulang, menekankan
dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur intonasi lainnya.
Contoh pidato presentasi skipsi:
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara yang saya hormati,
10
![Page 7: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/7.jpg)
dengan tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam artikel ilmiah.
Contoh (3) dan (4) berikut dapat memperjelas keringkasan dan kepadatan bahasa
tulis ilmiah. Hadirnya kalimat yang dicetak miring pada contoh (3) tidak memberi
tambahan makna yang berarti.Dengan demikian, kalimat itu perlu dibuang
sebagaimana contoh (4).
8. Konsisten
Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara
konsisten. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah
digunakan sesuai dengan kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara
konsisten. Sebagai contoh, kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan
dan kata tugas bagi mengantarkan objek (Suparno, 1998). Selain itu, apabila pada
bagian awal uraian telah terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama),
pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP tersebut.
Perhatikan contoh kalimat konsisten berikut ini !
(1) Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran,
pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan, semua kendaraan ekstra.
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagimuslim Bosnia.
Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(2) Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah
disiapkan kendaraan yang eukup. Pengusaha angkutan dihimbau
mengoperasikan semua kendaraan ekstra. Perlucutan senjata di wilayah
Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting
adalah peneabutan embargo persenjataan.
Contoh (2) tidak konsisten dengan kaidah yang berlaku. Sementara itu,
9contoh yang konsisten adalah contoh (1).
B. Ragam Bahasa Indonesia Pidato Ilmiah (Presentasi Ilmiah)
Ragam pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah
ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi disertasi dan pidato pengukuhan
guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi dan tanya
jawab. Adapun penulisan skripsi, tesis dan disertasi dilanjutkan dengan presentasi,
pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Untuk mendapat hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
9
![Page 8: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/8.jpg)
Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrim dapat memberi kesan subjektif
dan emosional. Kata-kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan
selalu perlu dihindari. Penulisan kalimat (3) berikut perlu dihindari karena
barsifat subjektif/emosional. Penulisan kalimat yang tidak subjektif tampak pada
contoh (4).
7. Ringkas dan Padat
Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur
bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang
hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan
unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai
dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah
terpenuhi. Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga
ditandai dengan tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam tulisan
ilmiah.
Perhatikan contoh kalimat ringkas dan padat berikut ini !
(1) Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap warga negara Indonesia.
(2) Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan
dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warg/a negara Indonesia.
Contoh (1) berikut termasuk bahasa ilmiah yang ringkas/padat, sedangkan
contoh (2) adalah bahasa yang tidak ringkas. Hadirnya kata sebagaimana tersebut
pada paparan dan kata dan dasar pegangan hidup dan kehidupan pada kalimat
(2) tidak memberi tambahan makna yang berarti.Dengan demikian, hadirnya
kata-kata tersebut mubazir.
(3) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada pelaksanaan proyek yang
menyalahi aturan.Artinya, pelaksanaan proyek itu sudah benar.Isu negatif
yang selama ini berkembang tidak benar.
(4) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Isu nagatif yang selama ini berkembang tidak
benar.
Keringkasan dan kepadatan panggunaan bahasa tulis ilmiah tidak hanya
ditandai dengan tidak adanya kata-kata yang berlebihan, tetapi juga ditandai
8
![Page 9: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/9.jpg)
kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap
dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib
(subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas,
kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.
Perhatikan contoh di bawah ini!
(1) Kata Formal (2) Kata Informal
Berkata Bilang
Membuat Bikin
Hanya Cuma
Memberi Kasi
Bagi Buat
Daripada Ketimbang
6. Objektif
Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah
menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan
menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan
secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan hanya
menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan
dalam panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak
digunakan.
Perhatikan contoh kalimat objektif berikut ini !
(1) Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti betapa besarnya peranan orang
tua dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut kiranya
dapat disimpulkan sebagai berikut.
(2) Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan oraug tua
dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Hadirnya kata betapa dan kiranya pada contoh (1) menimbulkan sifat
subjektif. Berbeda dengan contoh (2) yang tidak mengandung unsur subjektif.
(3) Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti diawali
adanya masalah.
(4) Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraph. Penelitian diawali adanya
masalah.
7
![Page 10: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/10.jpg)
(2) Tugas tersebut harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Lengkap)
4. Bertolak dari Gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa Indonesia ragam
ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada
gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-
kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif
dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Perhatikan contoh kalimat bertolak dari gagasan di bawah ini!
(1) Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan
membina anak berbakat sangat penting.
(2) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina
anak berbakat sangat penting.
Contoh kalimat (1) beroriantasi pada penulis. Hal itu tampak pada pemilihan
kata penulis (yang menjadi sentral) pada kalimat tersebut. Contoh (2) berorientasi
pada gagasan dengan menyembunyikan kehadiran penulis. Untuk menghindari
hadirnya pelaku dalam paparan, disarankan menggunakan kalimat pasif. Orientasi
pelaku yang bukan penulis yang tidak berorientasi pada gagasan juga perlu
dihindari. Oleh sebab itu, paparan yang melibatkan pembaca dalam kalimat perlu
dihindari.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini!
(3) Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam
pananaman moral Pancasila.
(4) Perlu diketahui bahwa pandidikan di lingkungan keluarga sangat penting
dalam pananaman moral Pancasila.
Contoh (3) merupakan penyempurnaan dari contoh (4) yang berorientasi pada
pelaku bukan penulis. Dari Contoh-contoh di atas, bukan berarti bahwa kalimat
aktif tidak boleh digunakan dalam karangan ilmiah. Kalimat aktif yang
berorientasi pada gagasan dapat digunakan sebagaimana contoh berikut.
(5) Soedjito (1998) menyatakan bahwa yang paling berpengaruh pada mutu
proses balajar mengajar adalah sistem penilaian.
(6) Perkembangan teknologi komputer berjalan sangat cepat.
5. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat
keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa kata, bentukan
6
![Page 11: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/11.jpg)
Paneasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke
dalam mata pelajararan-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan
Kesenian.
Contoh (3) tidak mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, antara lain
karena kalimat terlalu panjang. Kalimat yang panjang itu manyebabkan kaburnya
hubungan antargagasan yang disampaikan. Hal itu berbeda dengan contoh (4),
kalimat-kalimatnya pendek sehingga mampu mengungkapkan gagasan secara jelas.
Ini tidak berarti bahwa dalam menulis artikel ilmiah tidak dibenarkan membuat
kalimat panjang.Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam
menyusun kalimat sehingga hubungan antargagasan dapat diikuti secara jelas.
Untuk membentuk kalimat yang memiliki gagasan yang jelas diperlukan kiat
khusus. Gagasan yang akan dituangkan ditata secara sistematis. Dengan tataan itu
dapat ditentukan apakah sebuah gagasan dituangkan dalam sebuah kalimat atau
dalam sejumlah kalimat. Jika gagasan itu cukup dituangkan dalam sebuah kalimat,
tidak perlu gagasan itu dituangkan dalam sejumlah kalimat.Sebaliknya, apabila
sebuah gagasan tidak cukup diungkap dalam sebuah kalimat, jangan dipaksa
diungkap dalam sebuah kalimat. Kalimat (3) berisi gagasan yang tidak dapat
diungkap dalam sebuah kalimat. Untuk itu, kalimat (3) perlu dipecah sebagaimana
tertera pada kalimat (4).
(5) Pendidikan teknologi perlu dimulai dan digalakkan untuk segenap lapisan
masyarakat. Sehingga masyarakat tidak buta teknologi, termasuk di dalamnya
teknologi mutakhir.
(6) Pendidikan teknologi perlu dimulai dan digalakkan untuk seganap lapisan
masyarakat sehingga masyarakat tidak buta teknologi, termasuk di dalamnya
teknologi mutakhir.
Contoh (5) berikut merupakan contoh pengungkapan gagasan yang salah.
Gagasan pada contoh (5) seharusnya diungkap sebagaimana contoh (6).
3. Menghindari Kalimat Fragmentaris
Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat
fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat
terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
Perhatikan contoh kalimat fragmentaris di bawah ini!
(1) Harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Fragmentaris)
5
![Page 12: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/12.jpg)
Hubungan rumusan masalah dengan simpulan tidak cocok.
(10) Peneliti terdiri atas orang·orang yang mewakili lembaga.
Hubungan rumusan masalah dan simpulan tidak cocok.
Kata-kata yang barsifat idiomatis perlu dipilih secara cermat. Pilihan kata
idiomatis yang tidak cermat tampak pada contoh (9) terdiri dan dengan. Pilihan
kata yang cermat tampak pada contoh (10).
2. Lugas dan Jelas
Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan
gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara
langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa
Indonesia yang lugas akan menghindari kesalahpahaman dan kesalahan
menafsirkan isi kalimat. Penulisan yang bernada sastra pun perlu dihindari.
Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahasa yang jelas dan
hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak
jelas umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Perhatikan contoh kalimat lugas di bawah ini!
(1) Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah
sebagian, anak-anak mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
(2) Para pendidik yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat ulah
sebagian anak-anak mempunyai tugas yang berat.
Kalimat (1) bermakna tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena
getahnya dan tidak bisa dikatakan ringan.Kedua ungkapan itu tidak mampu
mengungkapkan gagasan secara lugas.Kedua ungkapan itu dapat diganti terkena
akibat dan berat yang memiliki makna langsung, separti kalimat (2).
Perhatikan contoh kalimat jelas berikut!
(3) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari
penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan
Moral Paneasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena
langsung menyangkut tentang moral Paneasila, juga diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
(4) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari
penanaman moral di rumah. Penanaman moral di Sekolah dilaksanakan
melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Paneasila yang merupakan mata
pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral
4
![Page 13: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/13.jpg)
kata. Karena itu, bentukan kata yang dipilih harus disesuaikan dengan muatan isi
pesan yang akan disampaikan.
(3) (4)
pemaparan paparan
pembuatan buatan
pembahasan bahasan
pemerian perian
Kata-kata pada contoh (3) menggambarkan suatu proses, sedangkan contoh
(4) menggambarkan suatu hasil. Dalam pemakaian bahasa ilmiah, penggunaan
kedua jenis bentukan kata tersebut perlu dilakukan secara cermat. Kalau paparan
itu mengacu pada proses, kata-kata yang cocok adalah kata-kata pada contoh (3),
tetapi kalau paparan itu mengacu pada hasil, kata·kata yang cocok adalah kata-
kata pada contoh (4).
(5) Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Menurut para ahli psikologi bahwa korteks adalah pusat otak yang paling
rumit.
(6) Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut
para ahli psikologi korteks adalah pusat otak yang paling rumit.
Kecendekiaan juga berhubungan dengan kecermatan memilih kata. Suatu
kata dipilih secara cermat apabila kata itu tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat
idiomatis. Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh (5) termasuk mubazir. Oleh
sebab itu, kata tersebut perlu dihilangkan sebagaimana contoh(6).
(7) Meskipun sudah diuraikan, namun paparannya belum jelas .
Meskipun sudah diuraikan, papararnya belum jelas .
Paparannya sudah diuraikan, namun belum jelas.
(8) Mulai sejak penentuan masalah penelitian itu tidak jelas arahnya.
Mulai penentuan masalah, penelitian itu tidak jelas arahnya.
Sejak penentuan masalah, penelitian itu tidak jelas arahnya.
Kerancuan pilihan kata dalam artikel ilmiah perlu dihindari. Kerancuan
pilihan kata pada umumnya terjadi karena dua struktur kalimat yang digabung
menjadi satu. Untuk membetulkannya perlu dikembalikan pada struktur asal.
Pilihan kata meskipun dan namun serta mulai dan sejak pada contoh (7) rancu.
Untuk itu, perlu dikembalikan pada struktur asal sebagaimana contoh (8).
(9) Peneliti terdiri orang-orang yang mewakili lembaga.
3
![Page 14: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia
yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari
keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk
komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan. Selanjutnya, bahasa
Indonesia ragam ilmiah memiliki karakteristik cendikia, lugas dan jelas, menghindari
kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dan konsisten.
1. Cendekia
Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat cendekia. Artinya, bahasa ilmiah itu
mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis. Bahasa
yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga
suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika. Karena itu, apabila sebuah
kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah gagasan yang memiliki
hubungan kausalitas, dua gagasan beserta hubungannya itu harus tampak secara
jelas dalam kalimat yang mewadahinya.
Perhatikan contoh kalimat cendekia di bawah ini!
(1) Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi
pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya
barat yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
(2) Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran
nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama karena pengaruh budaya barat
yang masuk ke Indonesia.
Contoh kalimat (2) di atas secara jelas mampu menunjukkan hubungan
kausalitas, tetapi hal itu tidak terungkap secara jelas pada contoh (1).
Kecendekiaan bahasa juga tampak pada ketepatan dan keseksamaan penggunaan
2
![Page 15: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/15.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang
Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan
tertentu dan dalam konteks tertentu. Tujuan dan konteks ini akan menentukan ragam
bahasa Indonesia yang harus digunakan. Seseorang yang menggunakan bahasa
Indonesia untuk orasi politik misalnya, akan menggunakan ragam yang berbeda dari
orang lain yang menggunakan untuk menyampaikan khotbah Jum’at atau bahan
kuliah.
Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa
Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah, baik dalam menulis karya ilmiah
maupun presentasi ilmiah. Kadang kala, seseorang menggunakan bahasa yang tidak
baku, dialek kedaerahan, bahasa gaul seperti elo, gue, kaya’, dan lain-lain. Padahal
dalam situasi resmi seperti presentasi ilmiah, diskusi maupun pembicaran di
lingkungan formal tidak cocok digunakan.
Dan untuk memperdalam pemahaman mengenai bahasa Ilmiah maka kami
mengangkat sebuah judul makalah yaitu “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah ”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa pengertian dan karakteristik bahasa ragam ilmiah?
2. Bagaimana ragam bahasa pidato ilmiah?
3. Bagaimana penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk memahami pengertian dan karakteristik bahasa ragam ilmiah
2. Untuk memahami ragam bahasa pidato ilmiah
3. Untuk memahami penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik
1
![Page 16: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/16.jpg)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah............................... 2
B. Ragam Bahasa Pidato Ilmiah ................................................................... 9
C. Penulisan Karya Ilmiah dengan Menulis Akademik................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14
ii
![Page 17: Makalah BI Ragam Ilmiah](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082420/55721197497959fc0b8f33a3/html5/thumbnails/17.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia tentang
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
khususnya membahas mengenai pengertian ragam ilmiah, karakteristik dan penggunaanya
dalam penulisan karya ilmiah, maupun presentasi ilmiah.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbansi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi apresiasi kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis. Selain itu, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
pihak-pihak yang membutuhkan guna mengetahui mengenai Bahasa Indonesia Ragam
Ilmiah.
Gowa, 4 Oktober 2012
Penulis
i