Makalah Beton Signed
Transcript of Makalah Beton Signed
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
1
BY: MUTIA ISTI R.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau
lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas dan waktu
pengerasan. (Mc Cormac, 2004:1).
Beton bertulang adalah merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan:
beton polos yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tarik
yang rendah dan batang-batang baja yang ditanamkan didalam beton dapat
memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. (Wang, 1993:1)
Seperti subtansi-subtansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan
yang tinggi dan kuat tarik yang rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi
antara beton dan baja di mana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik
yang tidak dimiliki oleh beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan
sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lainnya.
Beton bertulang boleh dikatakan adalah bahan kontruksi yang paling penting.
Beton bertulang rangkap sering digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir
semua struktur, besar maupun kecil-bangunan, jembatan, perkerasan jalan,
bendungan, dinding penahan tanah, terowongan, jembatan, perkerasan jalan,
bendungan, dinding serta fasilitas irigasi, tangki dan sebagainya. Oleh karena itu
setiap engineer harus mengerti dasar-dasar pemahaman mengenai beton bertulang.
1.2. Identifikasi Masalah
Pada praktik di lapangan, hamper semua balok selalu dipasang tulangan
rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada atau jarang
sekali dijumpai. Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan
tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada
MIR 23
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
2
BY: MUTIA ISTI R.
kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang
pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.
Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok
dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan
begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak
yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah
dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan tulangan ganda pada balok?
2. Bagaimana penampang balok dengan penulangan ganda?
1.4. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini diperlukan pembatasan pembatasan masalah
sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penyusun. Pembatasan masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Penampang balok yang dianalisis hanya berbentuk persegi.
2. Balok yang dianalisis hanya bertulangan rangkap.
1.5. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menghitunga balok dengan betook bertulang ganda
2. Untuk mengetahui penampang balok bertulang ganda
1.6. Manfaat
a. Teoritis
Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi secara lebih detail
dalam tata-cara perencanaan struktur beton bertulang ganda.
b. Praktis
Dari hasil peremcanaan struktur beton bertulang ganda maka diharapkan
dapat merencanakan struktur beton bertulang pada semua struktur.
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
3
BY: MUTIA ISTI R.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Balok Tulangan Rangkap
Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang
diberi tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan
dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam
hal menerima beban yang berupa momen lentur.
Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan
rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang
sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan
tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada
kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang
pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.
Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok
dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan
begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak
yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah
dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
(a). Tampak Depan (b). POT. I-1 (diperbesar)
Gambar 2.1 Letak Tulangan pada Balok
Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
4
BY: MUTIA ISTI R.
2.2. Perencanaan Balok Tulangan Rangkap
2.2.1. Pemasangan Tulangan Balok
Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang dengan
arah sejajar sumbu balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada
tulangan tekan, kecuali pada balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk
balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup
memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2 batang (sehingga
berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok.
Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang
lebih banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan
beton pada daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik
ditahan oleh tulangan longitudinal tarik (jadi jumlahnya banyak). Sedangkan pada
daerah beton tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton, dan
sisa beban tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga jumlah tulangan
tekan hanya sedikit.
Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen
lentur besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan
jepit balok), seperti dilukiskan pada Gambar 2.2.
(a). Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok
Keterangan Gambar 2.2 (a):
BMD oleh kombinasi beban:
(1) : D, L dan E(+)/ke kanan.
(2) : D,L.
(3) : D,L dan E(+)/ke kiri
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
5
BY: MUTIA ISTI R.
(b). Pemasangan tulangan longitudinal pada balok
Gambar 2.2 Bidang Momen dan Pemasangan Tulangan pada Balok
Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010
Tampak pada gambar (a) bahwa di lapangan (bentang tengah balok) terjadi
momen positif (M(+)), berarti penampang beton daerah tarik berada di bagian
bawah, sedangkan di ujung (dekat kolom) terjadi sebaliknya, yaitu terjadi momen
negatif (M(-)),berarti penampang beton daerah tarik berada dibagian atas. Oleh
karena itu pada gambar (b) di daerah lapangan dipasang tulangan bawah 8D22
yang lebih banyak daripada tulangan atas 4D22, sedangkan di ujung terjadi
sebaliknya yaitu dipasang tulangan atas 6D22 yang lebih banyak daripada
tulangan bawah 4D22.
2.2.2. Distribusi Renggangan dan Tegangan
Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton
bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (a) dan (b) pada Gambar 2.3. Pada
gambar ini dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan
selanjutnya.
(a). Penampang Balok (b). Distribusi renggangan
Gambar 2.3 Distribusi Renggangan dan Tegangan pada Tulangan Rangkap
Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
6
BY: MUTIA ISTI R.
Keterangan notasi pada Gambar 2.3 :
a : tinggi balok tegangan beton tekan persegi ekivalen = 1 . c, dalam mm
As : luas tulangan tarik, mm2.
As : luas tulangan tekan, mm2.
b : lebar penampang balok, mm.
c : jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan, mm.
Cc : gaya beton, kN.
Cs : gaya tekan baja tulangan, kN.
d : tinggi efektif penampang balok, mm.
ds : jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi berat beton tarik, mm.
ds : jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi berat beton tekan, mm.
Es : modulud elastisitas baja tulangan, diambil sebesar 200.000 MPa.
fc : tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari, MPa.
fs : tegangan tarik baja tulangan = s . Es, dalam MPa.
fs : tegangan tekan baja tulangan = s . Es, dalam MPa.
fy : tegangan tarik baja tulangan pada saat leleh, MPa.
h : tinggi penampang balok, mm.
Mn : momen nominal aktual, kNm.
Ts : gaya tarik baja tulangan, kN.
1 : faktor pembentuk blok tekanan beton tekan persegi ekivalen, yang nilainya
bergantung pada mutu beton.
c : rengganga tekan beton, dengan c maksimal ( s) = 0,003.
s : rengganga tekan baja tulangan = fs / Es
s : rengganga tarik baja tulangan = fs / Es
y : rengganga tarik baja tulangan pada saat leleh = fy / Es = fy/200000
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
7
BY: MUTIA ISTI R.
2.2.3. Skema Hitungan Beton Bertulang Rangkap
Berikut merupakan urutan dalam mengitung beton rangkap bertulang:
1. Menentukan luas tulangan balok
Untuk menentukan luas tulangan yang harus digunakan/dipasang pada balok,
maka perlu data yang berkaitan dengan dimesi balok (b, h, d, ds, dan ds),
mutu bahan beton bertulang (fc dan fy) dan beban yang bekerja pada balok
(Mu untuk menentukan Mn). Skema hitungan luas tulangan longitudinal balok
dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Skema Hitungan Luas Tulangan Longitudinal Balok
Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
8
BY: MUTIA ISTI R.
2. Menentukan momen rencana balok
Untuk menghitung momen rencana balok (Mr) dan diperlukan data yang
berkaitan dengan dimensi (b, h, d, ds, dan ds), mutu bahan beton bertulang (fc
dan fy) tulangan longitudinal yang terpasang pada balok (As dan As). Skema
hitungan momen rencana balok dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skema Hitungan Momen Rencana Balok
Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
9
BY: MUTIA ISTI R.
2.3. Desain balok tulangan ganda
Desain balok tulangan ganda dilakukan setelah perhitungan dengan tulangan
tunggal ternyata tidak mencukupi. Yaitu dengan menghitung kapasitas maksimum
dari balok dengan tulangan tunggal sebagai berikut:
yy
'
cmax
ff
f,,
600
600850750 1
bdA maxmaxs
bf,
Aa
'
c
maxs
max850
maxymaxsmax adfA,M 2180
Bila Mmax>Mu maka balok bisa didesain sebagai balok tulangan tunggal
seperti yang sudah diterangkan di atas. Bila Mmax
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
10
BY: MUTIA ISTI R.
2.3.1. Cara Pertama
Selisih tulangan tarik dan tekan disamakan dengan 0,5b dari balok
tulangan tunggal. Prosedur yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Hitung selisih rasio tulangan tarik dan tekan dengan menyamakan 0,5 b (b
dari persyaratan tulangan tunggal).
yy
'
c
ff
f,,'
600
60085050 1
bd'AA 'ss
2. Hitung tinggi blok tekan beton dengan menganggap tulangan tekan sudah
leleh.
bf,
AAa
'
c
'
ss
850
3. Hitung luas tulangan tekan
'ddfAadfAA,M y'sy'ssu 280
didapat dari langkah 1
Dari langkah di atas hanya As (luas tulangan tekan) yang tidak diketahui jadi
bisa dicari. Setelah As maka As bisa dihitung dengan hasil yang diperoleh pada
langkah 1.
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
11
BY: MUTIA ISTI R.
4. Cek kelelehan tulangan tekan.
1
ac
c
'dc,'s 0030
s
'
ss Ef
Bila fs>fy maka perhitungan dapat dilanjutkan pada langkah selanjutnya.
1. Menghitung jumlah tulangan berdasarkan luas yang sudah didapat.
2. Menghitung kapasitas momen.
Bila dalam langkah 4 ternyata tulangan tekan belum leleh maka tulangan
masih dapat dipakai dengan syarat kapasitas momen harus lebih besar dari momen
beban terfaktor.
2.3.2. Cara Kedua
Minimum compression steel adalah cara perhitungan yang menghasilkan
tulangan tarik dan tekan dengan maximum kapasitas dari beton tertekan yang
mungkin dengan syarat maksimum tulangan tarik sebesar 0,75 tulangan dalam
keadaan seimbang (b untuk tulangan ganda).
1. Menyamakan syarat maksimum tulangan tarik dengan rasio tulangan Tarik
y
'
s
yy
'
cmax
f
f'
ff
f,,
600
600850750 1
'
yy
'
c
ff
f,,
600
600850750 1
Perkalian ini kita nyatakan dengan I
Pada rumus di atas tulangan tekan dianggap leleh.
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
12
BY: MUTIA ISTI R.
2. Kalikan dengan bd
As = Ibd + 0,75As'
3. Subsitusikan ke formula berikut:
bf,
fAA,Ibd
bf,
fAAa
'
c
y
'
s
'
s
'
c
y
'
ss
850
750
850
Dan didapat a dengan variabel As'
4. Subsitusikan a ke dalam formula:
'ddfAadfAA,M y'sy'ssu 280
Semua variabel di atas sudah diketahui kecuali As' sehingga As' bisa dihitung.
2.3.3. Cara Ketiga (cara yang lebih praktis, dikembangkan dari berbagai
cara)
Pada peraturan disebutkan bahwa jumlah tulangan tekan paling tidak
setengah dari jumlah tulangan tarik untuk menjamin adanya daktilitas yang lebih
besar.Prosedur yang dipakai sehingga tulangan tekan sedemikian hingga menjadi
setengah dari jumlah tulangan tarik adalah dengan formula yang dihitung dengan
menggunakan rumus ABC untuk menghitung rasio tulangan dengan parameter
sebagai berikut:
A
ACBB
2
42
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
13
BY: MUTIA ISTI R.
dengan :
A = '
c
y
f,.
fbd
8504
22
B = d'dbdfy 2
C = 40,
M u
Rumus di atas dengan asumsi semua tulangan dalam keadaan leleh, sehingga
harus dicek daktilitas balok.
2.3.4. Prosedur Mendesain Balok bertulang Rangkap
Gambar 2.6 Prosedur Mendesain Balok bertulang Rangkap
Sumber: Diktat Kuliah Tulangan Rangkap, 2013
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
14
BY: MUTIA ISTI R.
BAB III
PERHITUNGAN PEMBETONAN (TULANGAN RANGKAP)
3.1. Hasil Perhitungan
Tabel. 3.1. Hasil Perhitungan
1 M DATA kNm 110
2 N DATA Kn 0
3 S DATA Kn 0
4 T DATA Kn 0
5 h DATA mm 380
6 b DATA mm 230
7 p DATA mm 40
8 fy DATA mPa 400
9 fc' DATA mPa 18
10 stirrup DATA mm 13
11 main DATA mm 16
12 d h - p - stir - 0.5 main mm 319
13 d' p + stir + 0.5 main mm 61
14 d'/d 0.191
15 M/bd2
kN/m2 4699.844
16 min (0.2*bd 2 *0.7(fc') 0.5 )/(216 bd 2 ) - 0.00275
17 max 0.75*((0.85*fc'*1/fc')*(600/(600+fy)) - 0.01463
18 Dari Tabel - 0.01918
19 M /bd2 max *0.8fy *(1 - 0.588 *fy /fc') *103 kN/m2 4599.278
20 Mu1 kNm 79.070
21 As max b d 10 4 cm2 10.734
22 Mu2 M - Mu1 kNm 30.930
23 As' (M - Mu1) /(fy *(d - d')) cm2 3.746
Check Calculation
24 a ((As - As') *fy) /(0.85fc' *b) 79.433
25 c a/1 93.451
26 ea M/N 0.000
27 Z (d - 0.425*c) 279.283
28 i 1/(1 - Z/ea) 1.000
29 s 0.003*(d-c)/c 0.00724
30 s' 0.003*(c-d')c 0.00104
31 fy/Es 0.00200
32 check (fy/ s) < es OK OK
33 (fy /Es) < s' Cek
Revised For As' :
34 's s' * Es mPa 208.349
35 Asnew fy/'s * As' cm2 7.192
Check Tension Allowable
36 s Mu1 /(I *As *Z) mPa 263.746
37 s' Mu2 /(As' *(d - d')) 32.000
38 c' (1 - percent As' / 0.7225) * *fy *(d/c) mPa 44.839
39 Need Main Reinforce Bar Tension (+)
40 Need Main Reinforce Bar Compres (-)
NO. KETERANGAN / RUMUSPARAMETER SATUANHASIL
PERHITUNGAN
Sumber : Perhitungan
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
15
BY: MUTIA ISTI R.
3.2. Langkah Perhitungan
1. Dalam sebuah perencanaan balok, diketahui data-data perencanaan sebagai
berikut.
2. Dimensi balok : h = 380 mm, b = 230 mm
3. Tebal selimut balok, p = 40 mm
4. Diameter tulangan utama, main = 16 mm
5. Diameter sengkang, stirrup = 13 mm
6. Bending moment, M = 110 kNm
7. Gaya lintang, S = 40 kN
8. Tegangan baja, fy = 400 mPa
9. Karakteristik beton (tegangan tekan), fc = 18 mPa
Ketentuan yang lain tidak boleh diasumsikan sendiri. Gunakan data-data yang
telah tersedia di atas sebagai dasar perencanaan.
Diketahui:
1. M = 110,00 kNm
2. N = 0,00 kN
3. S = 40,00 kN
4. T = 0,00 kN
5. fy = 400,00 mPa
6. fc = 18,00 mPa
7. h = 380,00 mm = 0,380 m
8. b = 230,00 mm = 0,230 m
9. p = 40,00 mm = 0,040 m
10. main = 16,00 mm = 0,016 m
11. stirrup = 13,00 mm = 0,013 m
Proses Perencanaan:
1. d = h - p - strirup - 0,5main
= 380 40 13 0,5*(16)
= 319,00 mm = 0,319 m
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
16
BY: MUTIA ISTI R.
2. d = p + strirup + 0,5main
= 40 + 13 + 0,5*(16)
= 61,00 mm
= 0,061 m
3. d /d = 61 /319
= 0,191
4. M /bd2 = 110 /(0,230 *0,1392)
= 4.699,844 kN/m2
5. min = (0,2bd2 *0,7fc0.5) /(216bd2)
= (0,2 *0,230 *0,3192 *0,7 *180,5) /(216 *0,230 *0,3192)
= 0,00275
6. max = 0,75 *((0,85fc' *1) /fy) *(600 /(600 + fy))
= 0,75 *((0,85 *18 *0,85) /400) *(600 /(600 +400))
= 0,01463
7. cal (try) = 0,01918
8. M /bd2max = *0,8fy *(1 0,588 *fy /fc') *103
= 0,01745 *0,8 *400 *(1 0,588 *0,01918 *400 /18) *1000
= 4599.278 kN/m2
9. Mu1 = 79,070 kNm
10. As = max *b *d *104
= 0,01463 *0,230 *0,319 *10000
= 10,734 cm2
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
17
BY: MUTIA ISTI R.
11. Mu2 = M Mu1
= 110 79,070
= 30,930 kNm
12. As = (M - Mu1) /(fy *(d - d'))
= (30,930 /(0,80 *400 *(319 61))) *10000
= 3,746 cm2
Periksa Hitungan
13. a = ((As - As') *fy) /(0.85fc' *b)
= ((10,734 3,746) *400) /(0,85 *18 *230) *100
= 79,433
14. c = a /1
= 79,433 /0,85
= 93,451
15. ea = M /N
= 0
16. Z = d 0,425c
= 319 0,425 *(93,451)
= 279,283
17. i = 1 /(1 - (Z /ea))
= 1 /(1 (279,283 /0))
= 1
18. s = 0,003 *(d c) /c
= 0,003 *(319 93,451) /93,451
= 0,00724
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
18
BY: MUTIA ISTI R.
19. s = 0,003 *(c d) /c
= 0,003 *(93,451 61) /93,451
= 0,00104
20. fy /Es = 400 /200000
= 0,002
21. (fy /Es) < s OK
22. (fy /Es) < s Cek
Peninjauan As
23. s = s * Es
= 0.00104 * 200000
= 208.349
24. Asnew = fy / s * As
= 400 / 208.249 * 3.746
= 7.192
Check Tension Allowable
25. s = Mu1 /(I *As *Z)
= 79,070 /(0,0001 *10,734 *279,283)
= 263,746 mPa
26. s = Mu2 /(As' *(d - d'))
= 32,000
27. c = (1 - percent As' / 0.7225) * *fy *(d/c)
= (1 3.746 / 0.7225) * 0.01745 * 400 * (319 / 93.451)
= 90.545
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
19
BY: MUTIA ISTI R.
28. Need Main Reinforce Bar Tension (+) = 6
29. Need Main Reinforce Bar Compres (-) = 2
3.3. Penggambaran Pembetonan Tulangan Rangkap
3.80m
2.30m
2D16
6D16
As Ts
Cs
Cc
d'
a = c
d-d'Z
0.85 fc'
es
es'
e'b = 0.003
1/2 ac'
c
d
Gambar 3.1 Reinforced Arrangement
-
TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I
20
BY: MUTIA ISTI R.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Langkah perhitungan tulangan ganda pada balok antara lain :
Menghitung nilai d, d, dan d/d.
Menghitung nilai M/bd2, min, max, dan (interpolasi tabel).
Menghitung nilai M/bd2 max, As, Mu1, Mu2, dan As.
Pengecekan perhitungan dengan syarat (fy /Es) < s' dan (fy/ s) < es.
Melakukan peninjauan As dengan menghitung s dan Asnew.
Melakukan pengecekan tegangan yang diijinkan dengan menghitung nilai
s, s, dan c.
Berdasarkan hasil perhitungan s' dan y, dimana y = fy/200000, maka
didapat s' < y maka tulangan dinyatakan tulangan tekan belum leleh dengan
jumlah batang tegangan tarik yang diperlukan (+) 6 dan batang tegangan tekan (-)
2.
4.2. Saran
Dengan banyaknya cara untuk menghitung tulangan rangkap tentunya
memudahkan kita untuk dapat merencanakan atau mendesain tulangan rangkap,
namun di perlukan ketelitian untuk menyelesaikannya. Selain itu seiring
perkembangan zaman penyelesaian persoalan dalam merencanakan tulangan
rangkap juga lebih mudah karena banyak aplikasi atau software untuk
menyelesaikannya, maka sebaiknya generasi zaman sekarang mengembangkan
diri dengan mempelajari aplikasi atau sofware tersebut.