makalah berez

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukan bahawa betapa eksisnya peran guru dalam pendidikan. Namun dewasa ini profesi guru masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir banyak media massa yang memuat berita tentang guru. Ironisnya berita – berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan guru, baik sifatnya yang menyangkut kepentingan umum maupun sampai kepada hal – hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tak mampu membela diri. Sebagai contohnya guru yang membantu siswa dalam ujian nasional dengan membocorkan jawaban ujian nasional bahkan ada guru yang melakukan kekerasan fisik terhadap siswa dan pelecehan seksual terhadap siswa. 1

Transcript of makalah berez

Page 1: makalah berez

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi

pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia

yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini

menunjukan bahawa betapa eksisnya peran guru dalam pendidikan.

Namun dewasa ini profesi guru masih banyak dibicarakan orang, atau masih

saja dipertanyakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan maupun di luar

pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir banyak media massa yang

memuat berita tentang guru. Ironisnya berita – berita tersebut banyak yang

cenderung melecehkan guru, baik sifatnya yang menyangkut kepentingan umum

maupun sampai kepada hal – hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari

pihak guru sendiri nyaris tak mampu membela diri. Sebagai contohnya guru yang

membantu siswa dalam ujian nasional dengan membocorkan jawaban ujian

nasional bahkan ada guru yang melakukan kekerasan fisik terhadap siswa dan

pelecehan seksual terhadap siswa.

Masyarakat/orang tua murid pun kadang – kadang mencemoohkan dan

menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya, manakala

putra/putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapinya sendiri atau

memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Seperti contoh

murid yang tidak lulus/tidak naik kelas selalu yang menjadi kambing hitam orang

tua murid adalah guru dengan alasan guru tidak kompeten.

Dari kalangan bisnis/industrialispun memprotes guru karena kualitas para

lulusan dianggapnya kurang memuaskan bagi kepentingan perusahaannya. Di

mata murid-murid pun kebanyakan/cenderung menghormati gurunya karena ingin

mendapat nilai yang baik/naik kelas dengan peringkat tertinggi tanpa usaha yang

keras. Tentu saja tuduhan dan protes dari berbagai kalangan tersebut akan

1

Page 2: makalah berez

merongrong wibawa guru, bahkan cepat, atu lambat, pelan tapi pasti akan

memnurunkan martabat guru.

Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa ada alasan,

karena memang ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar/menyimpang dari

kode etik guru. Anehnya lagi kesalahan sekeccil apapun yang diperbuat oleh guru

mengundang reaksi yang begitu hebat di kalanangan masyarakat. Hal ini dapat

dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian menunjukan bahwa memang

guru seyogianya menjadi anutan bagi masyarakat di sekitarnya.

Lebih dari sekadar anutan, hal ini pun menunjukan bahwa guru sampai

sekarang masih dianggap eksis, sebab sampai kapan pun posisi/peran guru tidak

akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin yang canggih. Karena tugas guru

menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek – aspek

yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan aspek yang

lainnya.

Hanya saja sekarang, sebatas manakah pengakuan masyarakat terhadap

guru, sebab kenyataanya masyarakat masih tetap mengakui profesi dokter atau

hakim dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru. Seandainya yang

dijadikan ukuran tinggi rendahnya pengakuan profesional tersebut adalah keahlian

dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, guru pun ada yang setingkat/sederajat

dengan jenis profesi lain bahkan ada yang lebih. Kita akui bahwa profesi guru

paling mudah tercemar dalam arti masih ada saja orang yang memaksakan diri

menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk

itu. Hal ini terjadi karean masih adanya pandangan sebagian msyarakat bahwa

siapapun dapat menjadi guru, asalkan berpengetahuan.

Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh

beberapa faktor berikut :

1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pun dapat menjadi

guru asalkan berpengetahuan.

2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk

mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi

seorang guru.

2

Page 3: makalah berez

3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha

mengembangkan profesinya itu.

Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap

profesi guru yakni kelemahan terdapat pada diri guru itu sendiri, diantaranya

rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan guru terhadap

materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar.

Dari kenyataan tersebut guru sudah sepantasnyalah meningkatkan

kompetensi profesi guru, dalam arti menjadi seorang guru yang profesional.

Demikian pun dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi

peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.

Agar dapat mengajar efektif guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi

siswa (kuantitas) dan meningktkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan

belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam

belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar semakin banyak dan optimal serta guru

nenunjukan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat membangkitkan minat /

motivasi siswa dalam belajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam

belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi pelajar yang diraihnya. Sedangkan

dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu

merencanakan program pembelajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya

dalam bentuk interaksi belajar mengajar.

Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan menimbulkan kepuasan, rasa

percaya diri, serta semangat mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah

menunjukan sebagian sikap guru professional yang dibutuhkan dalam eera

globalisaisi dengan berbagai kemajuanya, khususnya kemajuan ilmu dan

teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan. Guru profesional hendaknya

mampu mengantisipasi hal – hal tersebut, sehingga apa yang disampaikannya

kepada siswa selalu berkenan di hati.

Bahkan tidak cukup itu saja untuk membangun kembali puing-puing

kepercayaan masyarakat terhadap profesi guru yang hampir tumbang, maka guru

dituntut memang untuk menjadi guru yang profesional. Guru pada

perkembangannya dikatakan sebagai profesi karena jabatan dan bidang kerjanya

3

Page 4: makalah berez

memang memenuhi syarat untuk disebut sebagai suatu profesi. Jabatan dan bidang

kerja guru bukan sekedar suatu cara untuk memperoleh nafkah atau mencari uang,

tetapi suatu jabatan pelayanan bagi pemenuhan salah satu kebutuhan akan

pendidikan. Selain itu jabatan dan bidang kerja guru memenuhi persyaratan

profesi dalam pengertiannya sebagai jabatan dan bidang kerja yang menuntut

pengetahuan dan kondisi khusus.

Tanpa guru, pendidikan hanya akan menjadi slogan muluk karena segala

bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja pihak

yang berada di garis terdepan yaitu guru. Guru menjadi titik sentral dan awal dari

semua pembangunan pendidikan. Di Indonesia, saatnya kini untuk membuat

kebijakan dengan paradigma baru yaitu membangun pendidikan dengan

memulainya dari subyek “guru”. Tanpa itu semua dikhawatirkan mutu pendidikan

tidak sampai pada cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pengembangan sumber daya manusia.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005,

disebutkan bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketaqwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

4

Page 5: makalah berez

Dengan adanya pemikiran tersebut merupakan inisiatif dan daya tarik

tersendiri untuk penulis untuk mengkaji masalah ini melalui makalah yang

berjudul “Menjadi Guru Profesional”.

1.2 Rumusan Pembatasan Masalah

Dengan beragamnya informasi dan pengetahuan lain yang berkaitan dengan

pembahasan menjadi guru professional maka penulis membatasi masalah yang

akan dikaji dalam makalah ini. Adapun masalah-masalah yang akan dikaji dalam

karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Apa arti guru dan profesional?

2. Bagaimana tugas, peran dan kompetensi guru?

3. Bagaimana kondisi belajar mengajar yang efektif itu?

4. Bagaimana syarat-syarat guru profesional?

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan

Adapun berbagai macam tujuan yang penulis miliki dalam pembuatan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu pemenuhan tugas akhir semester ganjil pada mata

kuliah Pengelolaan Pendidikan.

2. Untuk mengetahui tugas, peran dan kompetensi guru.

3. Mengetahui kondisi belajar mengajar yang efektif.

4. Mengetahui cara-cara menjadi guru profesional.

5

Page 6: makalah berez

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Guru dan Profesional

2.1.1 Guru

Guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar maka dalam hal ini guru

yang dimaksudkan adalah guru yang memberi pelajaran atau memberi materi

pelajaran pada sekolah-sekolah formal dan memberikan pelajaran atau mengajar

materi pelajaran yang diwajibkan kepada semua siswanya berdasarkan kurikulum

uang ditetapkan.

Guru adalah seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang,

kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada

guru atau seseorang yang dapat ditiru, di teladani oleh manusia untuk belajar dan

berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, agama. Sulit

dibayangkan jika di tengah kehidupan manusia tidak adanya seorang guru, bakal

tidak ada peradaban yang dapat di catat, kita akan hidup terus terbelakang dan

susah untuk maju.

Upaya guru mendidik, membimbing, mengajar dan melatih anak didik

bukan suatu hal yang mudah dan gampang pekerjaan ini membuktikan

pengalaman yang banyak disana sini masih juga terhadap kejanggalan dan

kekurangan sangat guru berupaya mengurangi sedikit mungkin kekurangan dan

kesalahan di dalam mengembangkan tugas sebagai pendidik, pepatah mengatakan

pengalaman merupakan guru yang paling baik.

Tugas guru sebagai pembimbing, pelatih, dan pengajar yang merupakan

pekerjaan berat, mereka memeraskan otak, mental, dan fisik untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Demikian juga mereka diberikan kesempatan sebanyak

mungkin mengembangkan diri dan jabatan, seperti mengikuti kursus, pelatihan,

penataran, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan biayanya di bantu oleh

negara. Kemudian diberi kesempatan menduduki jabatan apapun di negara ini

sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dalam arti kata profesi guru sama

kedudukannya dengan profesi lainnya.

6

Page 7: makalah berez

Profesi yang di sandang oleh tenaga kependidikan atau guru adalah suatu

pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian

dan keteladanan untuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuai yang

diharapkan.

Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional sebagaimana dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2 bertugas

“merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.”

Pengetahuan dan keterampilan bagi seorang guru suatu hal yang mutlak,

guru sebagai seorang komunikator harus memiliki syarat yaitu terampil

berkomunikasi, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya. Di samping itu guru

senantiasa mendukung profesionalitasnya dengan ilmu pendidikan, menguasai

secara penuh materi yang diajar serta selaku mengembangkan model

pembelajaran.

Seorang guru profesional, telah membekali dirinya dengan pengetahuan dan

keterampilan khusus, seperti mendalami ilmu pendidikan, psychology,

administrasi dan manajemen pendidikan, teori-teori belajar, dan ilmu lainnya

secara teoritis dan praktis di lembaga pendidikan khusus. Beberapa ahli

berpendapat bahwa pekerjaan guru adalah sebuah profesi, akan tetapi masih ada

sebagian pakar mempertanyakan profesi guru suatu jargon, sebab pekerjaan guru

sering dilihat dari sebelah mata dan dimana disebut dengan pangkat guru

pahlawan tanpa tanda jasa, tanpa menghiraukan problema yang dihadapi guru,

yaitu peningkatan kualitas, kesejahteraan guru itu sendiri.

2.1.2 Profesional

Istilah profesional memiliki pengertian yang bertolak belakang dengan

istilah amatir. Profesional pada umumnya seorang mendapat upah atau gaji dari

apa yang dikerjakan baik pekerjaan dilakukan sempurna ataupun tidak sempurna.

Pembahasan istilah “Profesional” dalam makalah ini dalam batas tertentu,

pekerjaan tertentu pula, dan tidak membahas secara luas akan tetapi pembahasan

7

Page 8: makalah berez

ini terfokus pada “Menjadi Guru Profesional” para ahli mendefinisikan

profesional secara berbeda-beda. Penggunaan istilah “Profesional” menunjukkan

suatu pekerjaan pelayanan jasa kepada masyarakat, layanan jasa ini diberikan

kepada seseorang yang membuktikan, seperti dokter, pengacara, guru,

olahragawan, apoteker, akuntan, hakim, pengarang dan lain sebagainya. Penyedia

jasa akan menjualkan jasa kepada masyarakat, dengan mendapat imbalan atau

upah yang telah ditentukan oleh penjual jasa atau kesepakatan kedua belah pihak.

Guru sebagai tenaga profesional bukan saja melakukan tugas pembelajaran dalam

ruang lingkungan mikro akan tetapi juga dalam ruang lingkup makro, yaitu

melaksanakan amanah bangsa Indonesia menjalankan fungsi pendidikan

sebagaimana Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional Nomor 20 Tahun

2003 Bab II Pasal 3 “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang ber martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

berbangsa.”

Kemudian Bab XI Pasal 40 Ayat 2 bahwa pendidikan dan tenaga

kependidikan berkewajiban:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis

2. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga profesi dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

Guru adalah tenaga profesional dengan tugas yang sangat berbeda

dengan karyawan kantor, guru bertugas mengajar, membimbing, dan

melatih siswa-siswanya dengan penuh perhatian khusus serta dengan

kode etik dan kontrak kerja. Seorang guru bertugas memberi

pembelajaran terhadap siswa-siswa dengan memberi pembelajaran

yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

3. Tenaga pendidikan, mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan

kehidupan manusia, manusia bertambah, berkembang dan dunia ilmu

pengetahuan semakin maju, maka semakin banyak tenaga

kependidikan dibutuhkan terutama berkaitan dengan keahlian

spesifik, tenaga profesional selalu menambah pengetahuan dan

8

Page 9: makalah berez

keterampilan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan, kemajuan

ilmu pengetahuan dan tehnologi dari suatu masa ke masa.

2.2 Tugas, Peran dan Kompetensi Guru

2.2.1 Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. Proses belajar mengajar

merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu. Interaksi antara guru dan siswa itu merupakan syarat

utam bagi berlangsung proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar

mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dan

siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal in bukan hanya penyampaian

pesan berupa materi pembelajaran melainkan menanamkan sikap dan nilai pada

diri siswa yang sedang belajar.

Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas

daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu

kesatuan kegiatan yang tidak dapat terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru

yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling

menunjang. Untuk lebih memahami pengertian proses belajar mengajar ada

baiknya diuraikan terlebih dahulu pengertian – pengertian sebagai berikut.

Peranan guru dalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling

berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan

kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan seswa yang menjadi

tujuannya, (Wrightman, 1977).

Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau

kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki

keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang

pandai berbicara dalam bidang – bidang tertentu, belum tentu dapat disebut

sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat – syarat khusus,

9

Page 10: makalah berez

apalagi sebagai guru yang professional yang harus menguasai betul seluk beluk

pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus

dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan

prajabatan.

Proses dalam pengetiannya disini merupakan interaksi semua komponen

atau unsure yang terdapat dalam belajar mnegajar yang satu sam lainnya saling

berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk komponen

belajar mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi

pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran dan evaluasi sebagai alat ukur

tercapai tidaknya tujuan. Semuanya ini saling berkaitan yang dapat digambarkan

dalam uraian berikut.

Dalam satu kali proses belajar mengajar yang pertama kali dilakukan adalah

merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang akan dicapai. Setelah

merumuskan TPK, langkah berikutnya ialah menentukan materi pelajaran yang

sesuai dengan tujuan tersebut. Selanjutnya menentukan metode mengajar yang

merupakan wahana pengembangan materi pelajaran sehingga dapat diterima dan

menjadi milik siswa. Kemudian menentukan alat peraga pengajaran yang dapat

digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penerimaan materi pelajaran

oleh siswa serta dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut. Langkah yang

terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat mengukur tercapai tidaknya

tujuan yang hasilnya dapat dijadikan feedback bagi guru dalam meningkatkan

kualitas mengajarnya maupun kuantitas belajar siswa. Dari uraian ini jelaslah

bahwa belajar mengajar merupakan suatu system yang terdiri dari berbagai

komponen yang saling berkaitan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan

yang tak terpisahkan.

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata perubahan yang berarti bahwa

seseorang setelah mengalami proses belajar mengajar akan mengalami perubahan

tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek

sikapnya.

10

Page 11: makalah berez

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung

pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya, Mengajar

merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana.

Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni

siswa, dan yang mengajar, yakni gurudan berkaitan erat dengan manusia didalam

masyarakat yang semuanya menunjukan keunikan. Dikatakan sederhana karena

mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari – hari,

mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa

dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar

merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan

anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini

mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai

organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan

lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang

menunjang kegiatan belajar mengajar.

Pemahaman akan pengertian dan pandangan akan banyak mempengaruhi peranan

dan aktifitas guru dalam mengajar. Sebaliknya, aktifitas guru dalam mengajar

serta aktifitas siswa dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru

terhadap mengajar. Mengajar buka hanya sekadar proses penyampaian ilmu

pengetahuan melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya

cukup kompleks

Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai panadangan

sebagaimana telah diungkapkan di atas. Perkembangan pandangan tentang belajar

mengajar tersebut banyak mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini terbukti dengan pembaharuan –

pembaharua di bidang pendidikan. Semua ini menimbulkan tantangan bagi guru

untuk senantiasa meningkatkan tugas, peran dan kompetensinya yang semuanya

merupakan pondasi awal untuk menjadi guru professional.

11

Page 12: makalah berez

2.2.2 Tugas Guru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dina maupun di luar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat dua jenis

tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan dan tugas dalam

bidang kemasyarakatan.

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataanya masih dilakukan oleh

orang diluar kependidikan. Itulah salah satu factor mengapa profesi guru mudah

sekali terkena pencemaran.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan –

keterampilan siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia

menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat

menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam

penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak

akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para

siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat

diserap sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mnegerti bila menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di

lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan

kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang

berdasarkan Pancasila.

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru

pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting

dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru

merupakan factor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh

12

Page 13: makalah berez

komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih – lebih pada era

kontemporer ini.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu

bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup

bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian

canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi

nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik

untuk dapat mengadaptasikan diri.

Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin

tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia

pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan

tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika

kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah – tengah

masyarakat.

Sejak dulu, dan mudah-mudahan sampai sekarang, guru menjadi anutan

masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang – ruang kelas

tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan

aneka ragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat

dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah –

tengah membangun, dan dari belakang memberikan dorongan dan motivasi.

Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan

sampai kapan pun diperlukan. Kedudukan seperti itu merupakan penghargaan

masyarakat yang tidak kecil artinya bagi para guru, sekaligus merupakan

tantangan yang menuntut prestise dan prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji

dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, tidak saja di batas – batas pagar

sekolah, tetapi juga di tengah – tengah masyarakat.

2.2.3 Peran Guru

Perkembangan baru tehadap pandangan belajar mengajar membawa

konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena

proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh

13

Page 14: makalah berez

peranan dan komptensi guru. Guru yang mempunyai rasa professional akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu

mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pad tingkat yang optimal.

Ada beberapa peran guru yang dianggap dominan dalam pembelajaraan

siswa guna menjadi guru yang profesional. Pemahaman akan peran guru yang

profesional ini setidaknya menjadi bekal utama guna menuju sebagai guru yang

profesional. Adapun peran guru adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya seta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

Salah satu yang harus diperhatikan siswa oleh guru bahwa ia sendiri

adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan

cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu

pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar

dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya

secara didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikannya itu betul – betul

dimiliki oleh anak didik.

2. Guru Profesional sebagai komunikator dan Fasilitator

Dilihat dari peran guru di dalam kelas, mereka berperan sebagai seorang

komunikator, mengkomunikasikan materi pelajaran dalam bentuk verbal dan

non verbal. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan berupa buku

teks, catatan, lisan, cerita, dan lain sebagainya, pesan itu telah dikemas,

sedemikian rupa sehingga mudah dipahami, dimengerti, dipelajari, dicerna,

dan diaplikasikan para siswa.

Pesan dalam bentuk verbal tersebut dirancangkan untuk disajikan dalam

beberapa kali pertemuan dan diterapkan sesuai dengan standar kompetensi,

kompetensi dasar, indicator, media dan dalam alokasi waktu yang sesuai

dengan beban dan muatan materi. Komunikasi materi pelajaran tidak

14

Page 15: makalah berez

terbatas dalam kelas semata tetapi dirancangkan untuk luar kelas, berupa

tugas yang terkontrol dan terukur, baik materi teoritis dan praktis, sehingga

materi pelajaran yang disajikan lebih komunikator.

Di dalam kelas guru menjelaskan siswa bertanya, menyimak sebaliknya

guru mendapat informasi dari siswa-siswanya dan menjawab pertanyaan

siswa serta mencari solusi bersama-sama, kedua belah pihak (komunikator,

komunikan) aktif, dan peran yang lebih dominan terletak pada siswa atau

siswa yang lebih aktif. Pada akhir dari penyajian materi, guru melakukan

evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah

dikomunikasikan

3. Guru sebagai Evaluator

Dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi

seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkna untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah

materi yang diajarkan sudah cukup tepat atau tidak. Semua pertanyaan

tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.

Sebagai seorang guru profesional diwajibkan untuk dapat senantiasa

melakukan evaluasi terhadap anak didiknya setelah berlangsung kegiatan

belajar mengajar yang ujian tersebut dilakukan secara periodic. Hal ini

kiranya menjadi sangat penting, karena guru profesional dituntut untuk

senantiasa mengetahui bagaimana pengetahuan siswa dan guna mengetahui

tolak ukur siswa itu sampai sejauh mana.

4. Guru sebagai Pengendali Mutu Pendidikan dan Kompetensi Guru

Peran guru di sekolah memiliki peran ganda, dipundak merekalah

terletak mutu pendidikan. Guru juga seorang manajerial yang akan

mengelola proses pembelajaran,merencanakan pembelajaran, mendesain

pembelajaran, melaksanakan aktifitas pembelajaran bersama siswa dan

melakukan pengentorolan atas kecakapan dan prestasi siswa.

15

Page 16: makalah berez

2.2.4 Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

pelaksanaan profesi keguruannya. Untuk menjadi seorang guru profesional harus

mampu kiranya memahami akan tuntutan kompetensi guru itu sendiri.

Berdasarkan P3G (Proyek Pembinaan Pendidikan Guru) berangkat dari analisis

tugas seorang guru, baik sebagai pengajar, pembimbing, maupun sebagai

administrator kelas, membagi kompetensi guru dalam sepuluh kompetensi, yaitu :

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar-mengajar

3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media/sumber belajar

5. Menguasai landasan kependidikan

6. Mengelola interaksi belajar-mengaja

7. Menilai prestasi belajar

8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

Seorang guru profesional tidak hanya mengetahui tentang peran, tugas dan

kompetensi guru itu sendiri, tetapi betul-betul melaksanakan apa yang menjadi

tugas, peranan dan kompetensi guru itu sendiri. Dengan melaksanakan hal

tersebut merupakan sarana untuk menjadi guru profesional.

2.3 Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan

kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan

dan membuat perencanaan secara saksama dalam meningkatkan kesempatan

belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas dalam mengajarnya. Sebab hal

tersebut merupakan pondasi utama untuk menjadi seorang guru profesional.

Untuk memenuhi hal tersebut diatas guru dituntut mampu mengelola proses

belajar-mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau

16

Page 17: makalah berez

belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan

kondisi belajar-mengajar yang efektif yang merupakan pondasi awal guna menjadi

guru profesional sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan

belajar siswa. Adapun lima variable-variabel tersebut tersaji sebagai berikut :

1. Melibatkan Siswa Secara Aktif

Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau

belajar. “teaching is the guidance of learning activities, teching is for purpose

of aiding the pupil learn” demikian menurut William Burton.

Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar-mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif sebab

murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang

melaksanakan belajar.

Pada kenyataannya di sekolah-sekolah sering kali guru yang aktif sehingga

murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa pentingnya aktivitas belajar

murid dalam proses belajar-mengajar sehingga John Dewey, sebagai tokoh

pendidikan, mengemukakan pentingnya prinsip ini melalui metode proyeknya

dengan semboyan learning by doing. Aktivitas belajar murid yang dimaksud

disini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar

murid dapat digolongkan ke dalam beberapa hal.

1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan

eksperimen dan demonstrasi.

2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, Tanya

jawab, diskusi dan menyanyi.

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.

5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat

makalah, membuat surat.

Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang

berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan

17

Page 18: makalah berez

belajar-mengajar. Yang jelas, aktivitas kegiatan belajar murid hendaknya

memiliki kadar atau bobot yang lebih tinggi.

Ada sistem belajar-mengajar yang merupakan salah satu upaya dalam

menciptakan belajar-mengajar yang efektif dan efisien, yakni dengan sistem

belajar siswa aktif atau CBSA.

Secara harfiah CBSA dapat diartikan sebagai system belajar-mengajar

yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan

emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara

kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Menarik Minat Dan Perhatian Siswa

Kondisi belajar-mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian

siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative menetap pada

diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab

dengan minat seseorang akan melekukan sesuatu yang diminatinya.

Sebaliknya, tanpa minat seeorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya

seorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha

untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.

Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid,

baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasab dan bakat maupun yang bersifat

afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.

Minat siswa merupakan factor utama yang menentukan derajat keaktifan

belajar siswa. Jadi, efektif merupakan factor yang menentukan keterlibatan

siswa secara aktif dalam belajar.

3. Menarik dan Mengarahkan Perhatian Siswa

Perhatian lebih bersifat sementara dan ada hubungannya dengan minat.

Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya

sementara, adakalanya menghilang.

Apabila kita perhatikan, dalam kegiatan belajat-mengajar akan didapat dua

macam tipe perhatian.

18

Page 19: makalah berez

1) Perhatian terpusat (terkonsentrasi)

Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Misalnya seorang

anak sedang belajar. Ia tidak memperhatikan adiknya yang menangis.

Perhatiannya hanya tertuju pada pelajaran. Apa pun yang terjadi di sekitar itu,

tidak diperhatikannya, dan ia terus belajar. Dalam kegiatan belajar di kelas,

seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat pada pelajaran

sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh karena

itu, guru berusaha memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang

disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya dengan menggunakan berbagai

alat peraga pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak

didiknya.

2) Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi)

Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus.

Misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahan

pelajarannya, memperhatikan setiap murid yang dihadapinya, dan juga

memperhatikan apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru tidak

hanya memperhatikan pelajarannya, tetapi juga harus memperhatikan segala

sesuatu yang terjadi disekitarnya.

4. Membangkitkan Motivasi Siswa

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang

menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau

perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-

motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang

mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau

melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat

19

Page 20: makalah berez

pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai

berikut.

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagi akibat dari dalam diri individu sendiri

tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemampuan sendiri.

Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan

ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu,

ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga

dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau

belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya

agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.

4. Prinsip Individualitas

Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar-mengajar ialah

masalah perbedaan individual. Setiap guru memahami bahwa tidak semua

murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Biasanya

perbedaan individual itulah yang lalu dijadikan kambing hitam. Jarang sekali

guru menjelaskan bahwa ketidakmampuan murid dalam belajar itu merupakan

akibat dari kelemahan guru dalam mengajar.

Mengingat adanya perbedaan-perbedaan tersebut, maka menyamaratakan

(menganggap sama) semua guru ketika guru mengajar secara klasikal pada

hakikatnya kurang sesuai dengan prinsip individualitas ini. Setidaknya guru

harus menyadari bahwa setiap individu siswa memiliki perbedaan. Oleh

karena itu, guru hendaknya menyadari dan memaklumi apabila ada siswa yang

cepat menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya, atau bahkan

sebaliknya, ada yang lemah atau lambat dalam menerima pelajaran dan tidak

20

Page 21: makalah berez

cukup dengan sekali dijelaskan, yang akhirnya memerlukan bimbingan

khusus.

Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya

ditujukan kepada seorang saja, melainkan dapat saja ditujukan kepada

sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui dan melayani

perbedaan-perbedaan siswa sehingga pengajaran itu memungkinkan

berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.

5. Peragaan Dalam Pengajaran

Alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids (AVA)

adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan

mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang

menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya

pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena

mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.

Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau

pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.

Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada

bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran.

2.4 Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikan nya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikategorikan guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru yang

profesional mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,

mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Seorang guru profesional, dia memiliki keahlian, keterampilan dan

kemampuan sebagimana filosofi Ki Hajar Dewantara: “Tut wuri handayani, ing

ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa” tidak cukup dengan menguasai

21

Page 22: makalah berez

materi pembelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi contoh atau teladan

bagi murid serta selaku mendorong murid untuk lebih baik dan maju. Guru

profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami

keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca literatur-literatur dengan

tidak merasa rugi membeli buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan

digelutinya selama ini oleh guru itu sendiri.

Guru professional harus memiliki persyaratan, yang meliputi :

1. Memiliki bakat sebagai guru

2. Memiliki keahlian sebagai guru

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi

4. Memiliki mental yang sehat

5. Berbadan sehat

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

22

Page 23: makalah berez

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki

keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang

pandai berbicara dalam bidang – bidang tertentu, belum tentu dapat disebut

sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat – syarat khusus,

apalagi sebgai guru yang professional yang harus menguasai betul seluk beluk

pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus

dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan

prajabatan.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dina maupun di luar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat dua jenis

tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan dan tugas dalam

bidang kemasyarakatan.

Ada beberapa peran guru yang dianggap dominan dalam pembelajaraan

siswa guna menjadi guru yang profesional. Pemahaman akan peran guru yang

profesional ini setidaknya menjadi bekal utama guna menuju sebagai guru yang

profesional.

Adapun peran guru adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Demonstrator

2. Guru Profesional sebagai komunikator dan Fasilitator

3. Guru sebagai Evaluator

4. Guru Profesional sebagai Pengendali Mutu Pendidikan dan Kompetensi

Guru

Berdasarkan P3G (Proyek Pembinaan Pendidikan Guru) berangkat dari

analisis tugas seorang guru, baik sebagai pengajar, pembimbing, maupun sebagai

administrator kelas, membagi kompetensi guru dalam sepuluh kompetensi, yaitu :

23

Page 24: makalah berez

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar-mengajar

3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media/sumber belajar

5. Menguasai landasan kependidikan

6. Mengelola interaksi belajar-mengaja

7. Menilai prestasi belajar

8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

Dalam menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif yang merupakan

pondasi awal guna menjadi guru profesional sedikitnya ada lima jenis variabel

yang menentukan keberhasilan belajar siswa Adapun lima variable-variabel yang

menyatakan cara belajar mengajar yang efektif guna menjadi guru yang

profesional tersaji sebagai berikut :

1. Melibatkan Siswa Secara Aktif

2. Menarik Minat Dan Perhatian Siswa

3. Menarik dan Mengarahkan Perhatian Siswa

4. Membangkitkan Motivasi Siswa

5. Prinsip Individualitas

6. Peragaan Dalam Pengajaran

Untuk menjadi seorang guru profesional setidaknya ada beberapa

persyaratan yang harus di penuhi. Adapun persyaratan-persyaratan untuk menjadi

guru profesional meliputi :

1. Memiliki bakat sebagai guru

2. Memiliki keahlian sebagai guru

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi

4. Memiliki mental yang sehat

5. Berbadan sehat

24

Page 25: makalah berez

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

Selain hal-hal tersebut guna menjadi guru profesional harus mempunyai rasa

keimanan yang tinggi, tingkah laku yang sesuai dengan agama yang dianutnya.

Hal-hal tersebut menjadi dasar utama karena hanya Sang Maha Spirituallah yang

mampu memberikan hikmah kepada kita guna menjadi seorang guru yang

profesional.

3.2 Saran

Berikut ada beberapa saran ynag dituangkan oleh penulis guna menjadi guru

yang profesional. Saran-saran tersebut diantaranya :

1. Guru harus lebih memahami akan makna dari seorang guru itu sendiri dan

makna dari profesional serta guru yang profesional juga.

2. Guna menjadi guru yang profesional seorang guru harus bisa mengetahui

akan tugas, peran dan kompetensi dari guru itu sendiri dan bukan hanya

sekadar mengetahui tapi mengaplikasi apa yang menjadi pengerahuannya

itu yang paling terpenting.

3. Untuk menjadi seorang guru yag profesional, seorang guru harus

memenuhi kriteria guna menjadi guru yang profesional baik dari segi mutu

pendidikannya maupun dari segi religi juga dan senantiasa meningkatkan

kualitas cara mengajarnya dalam kelas salah satunya untuk menciptakan

kondisi belajar mengajar yang efektif.

25