Makalah Antibiotika

82
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, maka penulisan makalah ini yang bertema “ANTI BIOTIK” dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman pada umumnya, dalam perkuliahan kita nantinya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan baik, masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan- rekan sekalian demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Terima kasih. MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALUPage i

description

Antibiotiks

Transcript of Makalah Antibiotika

Page 1: Makalah Antibiotika

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat serta karunia-Nya, maka penulisan makalah ini yang bertema “ANTI

BIOTIK” dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang

turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-

teman pada umumnya, dalam perkuliahan kita nantinya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan

baik, masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini.

Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian

demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

Kendari, Desember 2012

Penulis

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page i

Page 2: Makalah Antibiotika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Pengertian Antibitika..........................................................................................3

B. Pembuatan Antibiotika.......................................................................................3

C. Mekanisme Kerja................................................................................................4

D. Golongan Obat Antibiotika................................................................................5

BAB III P E N U T U P...............................................................................................47

A. Kesimpulan.......................................................................................................47

B. Saran.................................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................49

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page ii

Page 3: Makalah Antibiotika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun unutk

seorang dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk

maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti

bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.

Antiboitika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang

dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga

dapar dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba

khususnya yang merugikan manusia.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Antibiotik?

2. Bagaimana cara pembuatan Antibiotik?

3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotik?

4. Apa saja golongan obat antibiotik?

5. Bagaimana resistensi obat antibiotika?

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 1

Page 4: Makalah Antibiotika

C. Tujuan

Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.

2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme kerja

dan golongan-golonganya.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 2

Page 5: Makalah Antibiotika

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antibitika

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang

dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan

miroorganisme hidup tertua fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki khasiat

mematikan atau menghambat pertumbuahan banyak bakteri dan beberapa virus besar,

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

B. Pembuatan Antibiotika

Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana

mikroorganisme dibiakan dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.

Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat

pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari

cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika

tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain

kloramfenikol

Pada umumnya aktivitasnya dinyatakan dalam suatu berat (mg), kecuali zat

yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 3

Page 6: Makalah Antibiotika

polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,

nistatin.

Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.

Namun, pada prakteknya anti biotik sintetik yang tidak diturunkan dari produk

mikroba (misalnya sulfonamide dan kuinolon).

Antibiotika semisintetis. Apabila pada persemaian (culture substrate)

dibubuhi zat-zat pelopor tertentu, maka zat-zat ini diinkorporasi ke dalam

antibiotikum dasarnya. Misalnya, penisilin-V.

Antibiotika sintetis tidak lagi dibuat secara biosintetis, melainkan seluruhnya

melalui sintesa kimiawi, misalnya kloramfenikol.

C. Mekanisme Kerja

Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin)

atau membran sel (kelompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting

adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri, sehingga sintesis protein

dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya

kloramfenikol dan tetrasiklin.

Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat

gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi

penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam

sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 4

Page 7: Makalah Antibiotika

D. Golongan Obat Antibiotika

Obat antibiotika digolongan dalam 4 golongan yaitu penghambat sintetis

dinding sel bakteri yang terbagi menjadi golongan β-Laktam dan golongan peptida,

penghambat sintetis protein (DNA), antagonis folat, dan quinolon dan golongan

lainnya.

1. Penghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri

Lapisan terluar dari bakteri, yaitu dinding sel, tersusun atas komponen

peptidoglikan, yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel bakteri dan

melindungi bakteri dari pengaruh luar. Adanya dinding sel ini memungkinkan bakteri

untuk menjaga tekanan osmotik internal tetap tinggi. Beberapa jenis antibiotika

seperti penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin mampu

menghambat sintesis dinding sel ini, sehingga sel menjadi lisis dan akhirnya mati.

Golongan antibiotik ini terbagi menjadi golongan β-Laktam (azetreonam,

sefalosporin, imipenem, penisilin) dan golongan peptida (basitrasin, vancomisin).

Antibiotik Golongan β-Laktam

Obat golongan ini mempunyai struktur kimia yang mengandung cincin β-

laktam. Obat ini bersifat bakterisidal. Cincin β-laktam itulah yang menyebabkan obat

golongan ini efektif. Jika cincin β-laktam rusak atau terbuka maka aktivitasnya akan

hilang. Bakteri yang tidak peka terhadap golongan ini kemungkinan dapat

mengeluarkan suatu enzim yang dapat merusak β-laktam. Contoh enzim yang dapat

merusak cincin β-laktamase, penisilinase, dan sefalosporinase. Untuk mencegah

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 5

Page 8: Makalah Antibiotika

kerusakan β-laktam atau inaktivitasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara

lain:

Menambahkan zat penghambat β-laktamase, penisilinase, atau

sefalosporinase,

Memodifikasi struktur kimianya sehingga tidak rusak oleh enzim.

Contoh obat dari golongan β-Laktam yaitu azetreonam, sefalosporin,

imipenem, dan penisilin.

Penisilin

Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum, dari berbagai jenis

yang dihasilkan, perbedaan antara penisilin dan sefalosporin yaitu terletak pada

gugusan samping R saja. Perubahan-perubahan pada gugusan samping R

menghasilkan derivat-derivat dengan dengan sifat yang berlainan. Misalnya

terbentuknya derivat yang tahan asam yang dapat digunakan peroral

(fenoksimetilpenisilin atau penisilin-V). Bila pada radikal fenil dari benzilpenisilin

dimasukkan gugusan amino, keampuhan dan juga luas spectrum anti mikrobanya

akan meningkat dengan mencakup banyak organism Gram-positif dan Gram-negatif.

Modifikasi dari gugusan R juga dapat membuatnya resisten terhadap penisilinase

kuman (fulkloksasilin).

Mekanisme kerja dari obat golongan penisilin ini yaitu dinding sel kuman

terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula

yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan dmeikian

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 6

Page 9: Makalah Antibiotika

memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penisilin menghalangi sintesa lengkap

dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan

plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel

yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Dinding sel manusia dan

hewan tidak terdiri dari murein, maka antibiotika ini tidak toksis untuk manusia.

Penisilin dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut aktivitas dan

resistensinya terhadap laktamase, sebagai berikut:

1) Zat-zat dengan spektrum-sempit: benzilpenisilin, penisilin-V, dan fenetisilin. Zat-

zat ini terutama aktif terhadap kuman Gram-positif dan diuraikan oleh

penisilinase.

2) Zat-zat tahan-laktamase: metisilin, kloksasilin, dan flukloksasilin. Zat ini hanya

aktif terhadap Stafilokok dan Strestokok. Asam klavulanat, sulbaktam dan

tazobaktam memblokir laktamase dan dengan demikian mempertahankan

aktivitas penisilin yang diberikan bersamaan.

3) Zat-zat dengan spektrum-luas: ampisilin dan amoksisilin, aktif terhadap kuman-

kuman Gram-positif dan sejumlah kuman Gram-negatif, kecuali antara lain

Pseudomonas, Klebsiella dan B.fragilis. Tidak tahan-laktamase, maka sering

digunakan terkombinasi dengan suatu laktamase-blocker, umumnya klavulanat.

4) Zat-zat anti-Pseudomonas: tikarsilin dan piperasilin. Antibiotika berspektrum-

luas ini meliputi lebih banyak kuman Gram-negatif, termasuk Pseudomonas,

Proteus, Klebsiella dan Bacteroides fragilis. Tidak tahan-laktamase dan

umumnya digunakan bersamaan dengan laktamase-blocker.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 7

Page 10: Makalah Antibiotika

Sefalosforin

Sefalosporin merupakan antibiotika yang bersifat bakterisid yang aksi

utamanya mirip dengan penisilin. Sefalosporin bekerja dengan menghambat

pembentukan dinding sel bakteri pada fase akhir dengan terikat pada satu atau lebih

Penicillin Binding Proteins (PBPs) yang terdapat pada membran sitoplasma di bawah

dinding sel bakteri.

Sebagian besar sefalosporin tersedia dalam bentuk parenteral. Meskipun

distribusinya cukup luas di seluruh tubuh, hanya beberapa yang dapat menembus CSS

dan mencapai kadar terapeutik di otak pada kondisi meningitis. Semua sefalosporin,

termasuk yang eliminasi utamanya melalui mekanisme hepatal, memberikan

konsentrasi yang cukup di dalam urin untuk terapi infeksi saluran kencing. Kadar

sefalosporin di dalam kandung empedu dapat lebih tinggi dibandingkan dengan

kadarnya dalam plasma. Sefalosporin aminothiazolyl dapat menembus humor

aqueous sehingga bermanfaat untuk terapi infeksi pada mata.

Sefalosforin merupakan antibiotik betalaktam yang bekerja dengan cara

menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan

penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.

Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik

Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan

menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 8

Page 11: Makalah Antibiotika

Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi

spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Klasifikasi obat golongan ini berdasarkan generasi yang pada dasarnya

ditentukan oleh aktivitas antimikrobialnya. Generasi I bersifat sensitive terhadap

enzim β-Laktamase dan berspektrum sempit. Contoh dari golongan generasi I ialah

sefazolin dan sefalexin. Generasi II mempunyai stabilitas yang lebih baik dan

aktivitasnya terhadap bakteri garam negatif lebih tinggi. Contoh obat dari generasi ini

yaitu sefaklor, sefamandol, dan sefoxitin. Generasi III mempunyai spectrum yang

lebih luas dan lebih resistensi terhadap enzim β-Laktamase. Contoh dari obat

golongan ini ialah sifotaksin, seftazidin, seftriaxon. Generasi IV mempunyai aktivitas

baik terhadap bakteri gram positif, maupun gram negatif dan mempunyai resisitensi

terhadap enzim β-Laktamase yang lebih baik. Contoh obat dari golongan ini yaitu

sefepim dan sefpirum.

Azetreonam

Aztreonam merupakan derivat monobaktam pertama yang terbukti bermanfaat

secara klinis. Monobaktam pada awalnya diisolasi dr kuman Gluconocabacter,

Acetobacter, Chromobacterium, tetapi aktivitas antibakterinya sangat lemah.

Aztreonam terdiri hanya atas satu cincin-laktam (monosiklis) tanpa gugusan

cincin lainnya, berlainan dengan zat – zat penisilin/sefalosporin, oleh karena itu

dinamakan monobaktam. Aztreonam dihasilkan oleh antara lain chromobacterium

violaceum, tetapi sebagai obat dibuat secara sintesis. Khusus bekerja terhadap kuman

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 9

Page 12: Makalah Antibiotika

Gram-negatif aerob termasuk pseudomonas, H. Infuluenzae dan gonococci yang

resisten terhadap penisilinase. Tidak aktif terhadap kuman Gram-positif dan anaerob.

Berkhasiat bakterisid berdasarkan mekanisme yang sama dengan penisilin dan

sefalosporin, yakni penghambatan sintesa dinding sel kuman.

Mekanisme kerja

Obat aztreonam yaitu bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel kuman,

seperti antibiotika betalaktam lain. Antibiotik ini dg mdh menembus dinding dan

membran sel kuman gram-neg aerobik, kmd mengikat penicillin-binding-protein 3 (-

PBP 3). Pengaruh interaksi tsb pd kuman ialah terjadi perubahan bentuk filamen,

pembelahan sel terhambat dan mati. KBM aztreonam terhadap kuman yang peka

tidak banyak berbeda dengan KHM-nya. Aztreonam tidak terikat pada PBP esensial

kuman gram-positif dan kuman anaerob.

Aztreonam hanya aktif terhadap kuman gram-negatif aerobik termasuk

Haemophilus influenzas dan meningokok serta gonokok yang menghasilkan

betalaktamase. harus diberikan secara im atau iv, karena tidak diabsorpsi melalui

saluran cerna. Sekitar 56% aztreonam dlm darah terikat pd protein plasma.

Obat ini didistribusi luas ke dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh. Kadar dalam

urin tinggi. Ekskresi terutama melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal

dalam bentuk utuh, yaitu sekitar 70% dosis yang diberikan. Probenesid

memperlambat ekskresinya.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 10

Page 13: Makalah Antibiotika

Imipenem

Imipenem, suatu turunan tienamisin, merupakan karbapenem pertama yang

digunakan dalam pengobatan. Tienamisin diproduksi oleh Strepto myces cattleya.

Imipenem mengandung cincin β-Laktam dan cincin lima segi tanpa atom sulfur. Oleh

enzim dehidropeptidase yang terdapat pada brush border tubuli ginjal. Obat ini

dimetabolisme menjadi metabolit yang nefrotoksik. Hanya sedikit yang terdeteksi

dalam bentuk asal di urin. Bila silastin diberikan bersama imipenem dalam

perbandingan sama, silastatin akan meningkatkan kadar imipenem aktif dalam urin

dan mencegah efek toksiknya terhadap ginjal.

Mekanisme kerja

Imipenem mengikat PBP2 dan menghambat sintesis dinding sel kuman. In

vitro obat ini berspektrum sangat luas, termasuk kuman garm positif dan gram

negatif, baik yang aerobik maupun anaerobik; imepenem beraktivitas bakterisid.

Betalaktamase baik yang diperantai plasmid maupun kromosom. Imipenem in vitro

sangat aktif terhadap kokus gram positif, termasuk stafilikok, streptokok, pneumokok

dan E. faecalis serta kuman penghasil betalakamase umumnya. Tetapi obat ini tidak

aktif terhadap stafilokok resisten metisilin atau galur yang uji koagulasinya negatif.

Imipenem aktif terhadap sebagian besar Enterobacteriaceae. Potensinya sebanding

dengan aztreonam dan sefalosporin generasi ketiga. Selain itu spektrumnya meluas

mencakup kuman yang resisyen penisilin, aminoglikosida dan sefalosporin generasi

ketiga. Imipenem juga sangat aktif terhadap meningokok, gonokokus dan H.

influenza termasuk yang memproduksi betalaktamase. Terhadap Acinetobakter dan P.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 11

Page 14: Makalah Antibiotika

Aeruginosa aktivitasnya sebanding dengan seftazdimin. Terhadap kuman anaerob

aktivitasnya sebandimg dengan klindamisin dan metronidazole, tetapi terhadap

Clostridium difficile tidak aktif. Terhadap sebagian besar kuman yang sensitif

terhadapnya , imipenem memperlihatkan efek pasca antibiotik.

Farmakokinetik

Imipenem maupun silastatin tidak diabsorbsi melalui saluran cerna, sehingga

harus diberikan secara suntikan. Setelah pemberian masing-masing 1g

imipenem/silastatin secara infus 30 menit, kadar puncak rata-rata dapat mencapai 52

dan 65μg/ml. enam jam kemudian kadar menurun sampi 1μg/ml. kadar puncak

imipenem dalam plasma (10 dan 12/ml) dicapai dalam 2 jam. Kadar puncak silastatin

24 dan 33 μg/ml yang dicapai 1 jam sesudah pemberian. Kira-kira 20 % imipenem

dan 40% silastatin terkait protein plasma. Distribusi obat ini merata keberbagai

jaringan dan cairan tubuh. Pada meningitis pemberian 1g obat ini tiap 6 jam, akan

mencapai kadar garam cairan otak setinggi 0,5 dan 11μg/ml. kadar imipenem dalam

empedu umumnya rendah. Obat ini diekskresi melalui filtrasi glomelurus dan sekresi

tubuli ginjal.

Bila diberikan bersama silastatin, kurang lebih 70% dari dosis imipenem

diekskresi diurin dalam bentuk asal 10 jam sesudah pemberian, sisanya

dimetabolisme, metabolit utama sebanyak kurang lebih 12% dari dosis terdapat diurin

sebagai N-asetil silastatin. Ekskresi imipenem maupun silastatin melalui tinja hanya

sekitar 1 %.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 12

Page 15: Makalah Antibiotika

Waktu paruh imipenem dan silastatin kurang lebih 1 jam pada orang deawasa.

Pada kelaianan fungsi ginjal waktu paruh imipenem dapat mencapai 3,5 sampai 4 jam

dan silastatin sampai 16 jam

Imipenem/ silastatin digunakan untuk pengobatan infeksi berat oleh kuman

yang sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik lain,

misalnya infeksi saluran napas bawah, intra abdominal, obsteri-ginekologi,

osteomielitis dan endokarditis oleh S. aureus. Untuk infeksi berat oleh P. aeruginosa

dianjurkan agar dikombinasikan dengan aminoglikosida, karena berefek sinergistik.

Efek samping yang paling sering dari imipenem adalah mual, muntah,

kemerahan kulit dan reaksi lokal pada tempat infus. Kejang dilaporkan terjadi pada

0,9% dari 1.754 pasien yang mendapat obat tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut

obat ini dikontrainidikasi pada pasien yang berisiko tinggi untuk menderita kejang.

Bila diberikan bersama siklosporin sebaiknya hati-hati, karena keduanya dapat

mengganggu susunan s saraf pusat.

Antibiotika Golongan Polipeptida

Antibiotika golongan ini merupakan senyawa non β-Laktam. Contoh dari

antibiotika jenis ini adalah vancomisin dan basitrasin.

Vancomisin

Vankomisin adalah suatu glikopeptida trisiklik yang penting pada

efektifitasnya terhadap semua resistenmulti-obat seperti stafilokokus resisiten

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 13

Page 16: Makalah Antibiotika

metisilin. Vankomisin adalah salah satu jenis obat yang menghambat sintesis dinding

sel (beta laktam).

Mekanisme kerja dari obat vankomisin yaitu menghambat sintesis fosfolipid

dinding sel bakteri serta polimerisasi peptidoglikan pada tempat yang lebih dulu

dibandingkan tempat yang dihambat oleh antibiotika beta-laktam. Catatan :

polimerasi adalah reaksi kimia ynag menggabungkan dua molekul kecil atau lebih

untuk membentuk molekul yang lebih besar. Peptidoglikan adalah gabungan protein

dan polisakarida yang menyusun dinding sel eubacteria.

Farmakokinetik dari obat vancomisin ialah infus intravena lambat diberikan

untuk pengobatan infeksi sistemik atau untuk profilaktik. Karena vankomisin tidak

diabsorpsi setelah pemberian oral, cara pemberian ini hanya diberikan untuk

pengobatan kolitis yang diinduksi antibotika dan disebabkan klostridium difficile.

Adanya inflamasi menyebabkan obat ini dapat mempenetrasi menigen.metabolisme

minimal : 90-100% diekresikan oleh filtrasi glomerulus. Catatan : dosis obat harus

disesuaikan poada pasien gagal ginjal karena obat ini akan berakumulasi. Waktu

paruh normal : 6- 10 jam, dan dibandingkan dengan pasien penyakit ginjal akan

berakhir lebih dari 200 jam.

Efek samping vankomisin merupakan masalah yang serius dan dapat berupa

demam, menggigil, dan atau flebitis pada tempat infus. Syok dapat terjadi karena

pemberian infus yang cepat. Muka kemerahan dan syok yang terjadi karena lepasnya

histamin yang disebabkan oleh infus cepat. Hilangnya pendengaran berkaitan dengan

dosis terjadi pada pasien gagal ginjal yang mengakibatkan akumulasi obat.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 14

Page 17: Makalah Antibiotika

2. Penghambat sintesis protein (DNA)

Antibiotika golongan ini beraksi dengan berikatan pada sub-unit

ribomosal 30s atau 50s bakteri sehingga mempengaruhi proses transkripsi

mRNA menjadi protein. Terdapat lima golongan obat yaitu aminoglikosida,

makrolida, kloramfenikol, klindamisin, eritromisin, tetrasiklin. Resistensi

bakteri terhadap obat ini disebabkan karena penurunan uptake obat ke dalam

sel bakteri, dan perubahan sub unit ribosom.

Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal

toksik terhadap saraf otak VII komponen vestibular maupun akustik

(ototoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik). Antibiotika ini merupakan

produk berbagai spesies Streptomyces atau fungus lainnya. Sejak tahun 1943

sampai sekarang berbagai derivate aminoglikosida telah dikembangkan,

misalnya streptomisin, neomisin, kanamisin, paromomisin, gentamisin,

tobramisin, amikasin, sisomisin, dan netilmisin. Senyawa aminoglikosida

dibedakan dari gugus gula amino yang terikat pada aminosiklitol. Gentamisin

merupakan prototip golongan aminoglikosida.

Mekanisme kerja

Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin

proteins pada membran luar dari bakteri gram-negatif masuk ke ruang

periplasmik. Sedangkan transport melalui membrane dalam sitoplasma

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 15

Page 18: Makalah Antibiotika

membutuhkan energi. Fase transfor yang tergantung energy ini bersifat rate

limiting, dapat diblok oleh ca++ dan Mg++,hiperosmolaritas, penurunan pH dan

anaerobisis. Hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosida pada

lingkungan anaerobic suatu abses atau urin asam yang bersifat hiperosmolar.

Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat

sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat

transport aminoglikosida ke dalam sel, di ikuti dengan kerusakan membrane

sitoplasma, dan disusul kematian sel.

Yang diduga terjadi ialah salah baca (mis reading) kode genetic yang

menyebabkan terganggunya sintesis protein. Jenis asam amino yang salah

(berbeda dari yang seharusnya) disambung pada rantai polipeptida, sehingga

terbentuk jenis protein yang salah. Streptomisin menghambat proses normal

polimerisasi asam amino setelah terbentuk kompleks awal peptida.

Ketergantungan mikroba terhadap streptomisin diduga juga berhubungan

dengan salah baca kode tersebut. Fenomena ini sangat menarik, tetapi makna

kliniknya belum jelas.

Aminoglikosida bersifat bakterisidal cepat. Pengaruha monoglikosida

menghambat sintesis protein dan menyebabkan salah baca dalam

penerjemahan mRNA, tidak menjelaskan efek letalnya yang cepat.

Berdasarkan kenyataan tersebut, diperkirakan aminoglikosida menimbulkan

pula berbagai efek sekunder lain terhadap fungsi sel mikroba, yaitu terhadap

respirasi, adaptasi enzim, keutuhan membran dan keutuhan RNA.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 16

Page 19: Makalah Antibiotika

Resistensi

Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan

streptomisin secara kronik, misalnya pada terapi tuberculosis atau

endokarditis bacterial subakut. Sifat resistensi terhadap streptomisin mudah

diperlihatkan dengan melakukan beberapa tahap pembiakan ulang suatu

mikroba dalam medium yang mengandung streptomisin. Resitensi terhadap

streptomisin dapat cepat terjadi ,sedangkan resistensi terhadap aminoglikosida

lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.

Bakteri dapat resisten terhadap aminoglikosida karena kegagalan

penetrasi kedalam kuman, rendahnya afinitas obat pada ribosom atau

inaktivasi obat oleh enzim kuman. Hal yang tersebut terakhir merupakan

mekanisme terpenting yang menjelaskan resistensi di dapat terhadap

aminoglikosida di klinik.

Farmakokinetik

Aminoglikosida sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga

sangat sukar di absorbs melalui saluran cerna. Kurang dari 1 % dosis yang

diberikan diabsorbsi lewat saluran cerna. Pemberian per oral hanya

dimaksudkan untuk mendapatkan efek local dalam saluran cerna saja,

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 17

Page 20: Makalah Antibiotika

misalnya pada persiapan prabedah usus. Untuk mendapatkan kadar sistemik

yang efektif aminoglikosida perlu diberikan secara parenteral.

Efek samping

Efek samping oleh aminoglikosida dalam garis besarnya dapat dibagi

dalam tiga kelompok : 1. Alergi, 2. Reaksi iritasi dan toksik, 3. Dan

perubahan biologic.

Makrolida

Makrolida adalah suatu golongan antibiotika dengan suatu struktur

makrosiklik lakton. Obat-obat pada golongan makrolida yaitu :

1. Eritromisin

2. Klaritromisin

3. Azitromisin

Eritromisin merupakan obat pertama yang digunakan di klinik baik

sebagai obat pilihan dan sebagai alternatif terhadap penisilin pada individu

yang alergi terhadap antibiotika beta laktam. Anggota baru dari kelompok ini,

klaritromisin (suatu bentuk eritromisin metilasi) dan sitromisin (mempunyai

cincin lakton yang lebih besar) mempunyai beberapa gambaran yang sama

dengan eritromisin. Akhir-akhir ini, diritromisin, suatu makrolid yang

mempunyai spektum antibakteri mirip eritromisin, tetapi keuntungannya

cukup dengan dosis sekali sehari baru diedarkan di pasaran.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 18

Page 21: Makalah Antibiotika

1. Eritromisin. Efektif terhadap organisme yang sama seperti penisilin, karena itu

obat ini digunakan pada penderita yang alergi terhadap penisilin. Selain itu, obat

ini merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi :

a. Infeksi klamidia, : eritromisin merupakan alternatif selain tetrasiklin

dalam mengobati infeksi epididimal, rektal, endoservikal atau uretral

akibat klamidia.

b. Eritromisin merupakan obat pilihan untuk infeksi urogenital akibat

klamidia yang terjadi selama khamilan.

2. Klaritromisin mempunyai spektrum aktivitas antibakteri mirip dengan

klaritromisin, tetapi juga efektif terhadap Haemophilus influenza. Aktivitasnya

lebih baik terhadap bakteri patogen intraseluler seperti chlamydia, legionella dan

ureaplasma dibandingkan eritromisin

3. Azitromisin, meskipun kurang efektif terhadap streptokokus dan stafilokokus

dibandingkan eritromisin, obat ini lebih aktif terhadap infeksi saluran nafas yang

disebabkan Haemophilus influenza dan Moraxella Catarrhalis. Kecuali masalah

biaya, obat ini sekarang lebih disukai untuk pengobatan uretritis yang disebabkan

Chamydia trachomatis. Aktivitas Mycobacterium avium intracellulare tidak

terbukti efektif secara klinik, kecuali pada pasien AIDS dengan infeksi yang luas.

Mekanisme kerja dari obat Makrolid ialah makrolid mengikat secara

ireversibel padatempat subunit 50S ribosom bakteri, sehingga menghambat

langkah translokasi sintesis protein. Obat ini secara umum bersifat

bakteriostatik (bersifat menghambat bakteri) dan dapat bersifat bakterisidal

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 19

Page 22: Makalah Antibiotika

(bersifat membunuh bakteri) pada dosis tinggi. Tempat pengikatan mungkin

mirip atau menyerupai dengan tempat linkomisin, klindamisin dan

kloramfenikol.

Farmakokinetik dari obat golongan makrolid ini yaitu:

1. Pemberian : eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini

diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi

secara adekuat (memenuhi syarat; memadai; sama harkatnya) setelah pemberian

per oral. Klaritromisin dan azitromisin stabil terhadap asam lambung dan siap

diabsorbsi. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi eritromisin dan azitromisin

tetapi mungkin meningkatkan insidens tromboflebitis. Tromboflebitis merupakan

inflamasi permukaan pembuuh darah disertai pembentukan pembekuan darah.

2. Distribusi : distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan

serebrospinalis. Obat ini merupakan satu diantara sedikit antibiotika yang

bersifusi ke dalam cairan perostat dan mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam

makrofag. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan

penetrasinya ke jaringan lebih baik. Demikian juga, dengan klaritromisin dan

azitromisin absorbsi keduanya luas ke jaringan. Kadar serum azitromisin rendah ;

obat ini berkumpul di neutrofil, makrofag dan fibroblas. Neutrofil merupakan

sistem pertahanan seluler yang utama dalam tubuh untuk melawan bakteri dna

jamur. Makrofag adalah sel pemakan berukuran besar yang sanggup menelan dan

menghancurkan bakteri, benda asing. Fibroblas adalah sel-sel yang memproduksi

kolagen dan elastin yang memberikan struktur lapisan tengah kulit, fibrolas juga

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 20

Page 23: Makalah Antibiotika

timbul setelah peradangan dan bertanggung jawab untuk meletakkan kolagen

yang membentuk jaringan parut.

3. Metabolisme: eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui

menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistem sitokrom

P-450 (p450 adalah sebuah keluarga enzim yang terjadi dalam kebanyakan sel,

tetapi terutama sangat banyak dihati. Banyak obat yang menginduksi kadar

sitokrom p450, yang menyebabkan suatu peningkatan kecepatan metabolisme

obat penginduksi tersebut atau obat-obat lain yang dibiotransformasi oleh sistem

p450). Klaritromisin dioksidasi menjadi derivat 14-hidroksi yang mempunyai

aktivitas anti bakteri : mempengaruhi metabolisme obat seperti teofilin dan

karbamazepin. Azitromisin tidka mengalami metabolisme.

4. Eksresi. Eritromsin dan azitromisin terutama dikumpulkan dan dieksresikan

dalam bentuk aktif dalam empedu, reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi

enterohepatik. Sebaliknya, klaritromisin dan metabolitnya dieliminasi oleh ginjal

serta hati dan oabt ini direkomendasikan pada penderita gangguan ginjal dengan

dosis yang sesuaikan.

Efek Samping dari obat makrolid ini ialah:

1. Gangguan epigastrik : efek samping ini paling sering dapat mengakibatkan

ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin. Makrolid baru tampaknya ditolerir

lebih baik oleh penderita; gangguan gastrotestinal(merupakan suatu saluran

pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus,

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 21

Page 24: Makalah Antibiotika

meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar)

merupakan efek samping obat-obat tersebut yang paling sering.

2. Ikterus kolestatik : efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin bentuk

estolat, diduga karena reaksi hipersensitivitas ( terhadap bentuk estolat (garam

lauril dari propionil ester eritromisin). Efek samping ini dilaporkan dapat terjadi

pada obat dengan bentuk lain.

3. Ototoksisitas : ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam

dosis tinggi.

4. Kontraindikasi : penderita tentang gangguan fungsi hati tidak boleh mendapatkan

eritromisin karena obat ini berkumpul di hati.

5. Interaksi : eritromisin dan klaritromisin menghambat metabolisme hepatik

teofilin, warfarin, terfenadin, asetamizol, karbamazepin dan siklosporin yang

akan menyebabkan akumulasi toksik obat-obat tersebut. Interaksinya dengan

digoksin dapat terjadi pada beberapa pasien. Pada kasus ini, antibiotika

mengeliminasi spesies flora intestinal yang secara umum menginaktifkan

digoksin sehingga terjadi reabsorpsi digoksin yang lebih besar dalam sirkulasi

enterohepatik.

Kloramfenikol

Kloramfenikol Diproduksi oleh Streptomuces venezuelae. Pertama

kali diisolasi oleh David Gottlieb dari sampel tanah di Venezuela pada tahun

1947. Diperkenalkan dalam pengobatan klinis pada tahun 1949.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 22

Page 25: Makalah Antibiotika

Penggunaannya cepat meluas setelah diketahui obat ini efektif untuk berbagai

jenis infeksi. Kloramfenikol merupakan antibiotika berspektrum luas. Obat ini

efektif terhadap bakteri aerob maupun aneorob.

Farmakodinamik

Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriokstatik (menghambat

pertumbuhan bakteri). Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang

bersifat bakterisida (membunuh pertumbuhan bakteri) terhadap kuman-kuman

tertentu. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan

jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam

pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob

gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob

gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis,

Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio

cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

Farmakokinetik

Kloramfenikol dapat diberikan intravena maupun per oral. Obat ini di

absorpsi secara lengkap pada pemberian per oral karna sifat lipofiliknya dan

di distribusikan secara meluas ke seluruh tubuh. Obat ini dapat masuk ke

dalam CSS (Cairan Otak). Obat ini menghambat fungsi penggabungan

oksidasi hepatic. Ekresinya tergantung pada perubahan obat ini di dalam hati

kloramfenikol mengalami konjugasi dengan asam glukorunat oleh enzim

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 23

Page 26: Makalah Antibiotika

glukoronil transferase.Oleh karena itu, waktu paruh kloramfenikol memanjang

pada pasien gangguan faal hati. Sebagian kecil kloramfenikol mengalami

reduksi menjadi senyawa aril-amin yang tidak aktif lagi yang kemudian di

sekresi melalui tubulus ginjal. Hanya 10 % dari obat ini yang di eksresikan

melalui filtrasi glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus.

Klindamisin

Obat ini pada umumnya aktif terhadap S. pneumonia, S.pyogenes,

S.anaerobic, S.viridans,dan actinomyces isrealli. Klindamasin juga aktif

terhadap Bacterioides fragilis dan kuman anaerob lainnya.

Farmakokinetik

Klindamisin diserap hampir lengkap pada pemberian oral. Adanya

makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorbsi obat ini.

Setelah pembarian dosis oral 150 mg biasanya tercapai kadar puncak plasma 2

µg/mL dalam waktu satu jam. Masa paruhnya kira-kira 2,7 jam.

Klindamisin didistribusi dengan baik ke berbagai cairan tubuh,jaringan

dan tulang, kecuali CSS walaupun sedang terjadi meningitis. Obat ini dapat

menembus sawan uri dengan baik. Kira-kira 90% klindamisin dalam serum

terikat dengan albumin. Klindamisin berakumulasi dalam leukosit

polimorfonuklear dan makrograf alveolar tapi makna klinik dari fenomena ini

belum jelas.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 24

Page 27: Makalah Antibiotika

Hanya sekitar 10% klindamisin disekresi dalam bentuk asal melalui

urin. Sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam feses. Sebagian besar obat

dimetabolisme menjadi N-dimetilklindamasin dan klndamasin sulfoksid untuk

selanjutnya disekkresi melalui urin dan empedu. Masa paruh eliminasi dapat

memanjang sedikit pada pasien gagal ginjal sehingga diperlukan penyesuaian

untuk kadar obat dalam plasma. Hal ini dapat pulaterjadi pada pasien dengan

gangguan fungsi hati yang berat.

Mekanisme kerja

Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun baktensida

tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab

infeksi. Klindamisin  menghambat sintesa  protein organisme dengan

mengikat subunit ribosom 50s yang mengakibatkan terhambatnya

pembentukan ikatan peptida. Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh

saluran pencernaan.

Tetrasiklin

Tetrasiklin juga mempunyai spectrum yang luas. Tetrasiklin

digunakan pada terapi penyakit kolera, klamidial, rickettsial, maupun

pneumonia myoplasma. Tetrasiklin masuk kedalam sel bakteri melalui sistem

transport yang tergantung energy. Tetrasiklin dapat digunakan pada infeksi

bakteri baik garam positif maupun gram negative. Resistensi terhadap

tetrasiklin terjadi ketika bakteri bermutasi sehingga mengakibatkan obat tidak

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 25

Page 28: Makalah Antibiotika

bisa masuk dalam sel bakteri. Mekanisme aksi tetrasiklin adalah berkompetisi

dengan komponen tRNA terhadap sisi A (A site) pada Mrna sel bakteri.

Penggunaaan tetrasiklin bersamaan dengan makanan akan mengganggu

absorpsinya. Tetrasiklin dapat membentuk kompleks kelat yang tidak larut

dengan beberapa logam yaitu kalsium, aluminium, dan magnesium. OLeh

karena itu, penggunaan bersama dengan antasida tidak direkomendasikan.

Tetrasiklin juga berpotensi menyebabkan pewarnaan pada gigi, dan gangguan

pertumbuhann tulang sehingga tidak direkomendasikan penggunaannya pada

wanita hamil dan anak-anak.

Absorpsi golongan tetrasiklin dapat terhambat dengan adanya

makanan, kecuali doksisiklin dan minosiklin. Kebanyakan tetrasiklin dapat

membentuk ikatan kompleks dengan kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+) dan

logam-logam yang lain. Ikatan kompleks bersifat sukar larut dalam saluran

pencernaan sehingga tidak dapat di absorpsi. Oleh karena itu, pemberiannya

tidak boleh bersamaan dengan makanan yang banyak mengandung logam-

logam diatas, seperti susu atau dengan antasida. Efek samping utama timbul

karena tetrasiklin dapat mengikat Ca2+ atau fosfat yang terdapat di tulang dan

gigi. Ikatan tersebut menyebabkan pewarnaan dan gannguan pertumbuhan.

Dengan alasan itu, tetrasiklin dapat dikontraindikasikan pada bayi, anak-anak,

wanita hamil,. Selain itu, golongan ini juga dapat menyebabkan fotosensitif.

Tetrasiklin yang sampai sekarang masih digunakan adalah: Klortetrasiklin,

minosiklin, oxitetrasiklin, domeklosiklin, doksisiklin.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 26

Page 29: Makalah Antibiotika

Senyawa tetrasiklin semula diperoleh dari Streptomyces aureofaciens

(klortetrasiklin) dan Streptomyces rimosus (oksitetrasiklin). Semua tetrasiklin

berwarna kuning dan bersifat amfoter, garamnya dengan klorida /fosfat paling

banyak digunakan. Larutan garam tersebut hanya stabil pada Ph < 2 dan

terurai pesat pada pH lebih tinggi. Begitu pula kapsul yang disimpan ditempat

panas dan lembab mudah terurai, terutama di bawah pengaruh cahaya. Produk

penguraian anhidrotetrasiklin bersifat sangat toksis bagi ginjal. Oleh karena

itu suspense atau kapsul tetrasiklin yang sudah tersimpan lama atau sudah

berwarna kuning tua sampai coklat tidak boleh diminum lagi.

Farmakokinetik

Kira-kira 30-80% tetrasiklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin

dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar

berlangsung dilambung dan usus halus bagian atas. Berbagai factor dapat

menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung

(kecuali minosiklin dan doksisiklin), Ph tinggi, pembentukan kelat (kompleks

tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+, Mg2+,

Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasida). Oleh sebab itu sebaiknya

tetrasiklin diberikan seblum atau 2 jam setelah makan. Resorpsi tetrasiklin

dari usus pada perut kosong adalah lebih kurang 75% dan agak lambat. Baru

setelah 3-4 jam tercapai kadar puncak dalam darah. Pengecualian adalah

doksisiklin dan minosiklin yang diserap baik sekali (90-100%), juga bila

diminum bersamaan dengan makana. PP paling tinggi adalah doksisiklin

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 27

Page 30: Makalah Antibiotika

90%, lalu minosiklin 75%, disusul oleh oksitetrasiklin 35%. waktu paruh

tetrasiklin dan oksitetrasiklin berkisar antara 9 jam, rata-rata 18 jam untuk

minosiklin dan 23 jam untuk doksisiklin. Daya penetrasi ke dalam jaringan

agak baik berkat sifat lipofilnya dengan afinitas khusus untuk tulang, gigi,

kuku, kulit meradang, mata dan prostat. Difusinya kedalam cairan

serebrospinal buruk kecuali minosiklin. Ekskresi tetrasiklin terutama secara

utuh melalui ginjal, maka kadarnya dalam kemih tinggi. Doksisiklin dan

minosiklin terutama diekskresi melalui empedu dan tinja.

Farmakodinamik

Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada

ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotic ke

dalam ribosom bakteri Gram-negatif : pertama secara difusi pasifmelalui

kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk antibiotic

berikatan secara reversible dengan ribosom 30 S dan mencegah ikatan t-

RNA-aminoasil pada komplek m-RNA-ribosom. Hal tersebut mencegah

perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya

sintesis protein.

Indikasi

Digunakan pada infeksi saluran nafas dan paru-paru, saluran kemih,

kulit dan mata. Penggunaannya pada acne hebat berkat daya menghambatnya

terhadap aktivitas enzim lipase dari kuman yang memegang peranan penting

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 28

Page 31: Makalah Antibiotika

pada (Propionibacter acnes). Pada bronchitis kronis adakalanya tetrasiklin

digunakan sebagai profilaksis serangan akut.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 29

Page 32: Makalah Antibiotika

Efek Samping

Pada penggunaan oral seringkali terjadi gangguan lambung-usus

(mual, muntah, diare). Penyebabnya adalah rangsangan kimiawi terhadap

mukosa lambung oleh bagian obat yang tak diserap, terutama pada tetrasiklin.

Menimbulkan supra infeksi dengan gewjala mulut dan tenggorok nyeri, gatal

sekitar anus dan diare. Efek samping yang lebih serius adalah sifat

penyerapannya pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh pada janin

dan anak-anak. Efek samping yang lain adalah fotosensitasi yaitu kulit

menjadi peka terhadap cahaya, menjadi kemerah-merahan dan gatal-gatal.

OLeh karena ini selama terpi dengan tetrasiklin hendaknya janagan terkena

sinar matahari yang kuat.

Interaksi obat

Tetrasiklin membentuk kompleks tak larut dengan sediaan besi,

aluminium, magnesium, dan kalsium, sehingga resorpsinya dari usus gagal.

Oleh karena itu zat tetrasiklin terkecuali doksisiklin dan minosiklin, tidak

boleh diminum bersamaan dengan makanan (khususnya susu) atau antasida.

Tetrasiklin, oksitetrasiklin dan minosiklin dapat menghambat hidrolisa dari

“conjugated estrogen” dalam usus.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 30

Page 33: Makalah Antibiotika

3. Antagonis folat

Asam folat merupakan senyawa yang digunakan dalam sintetis asam

amino dan DNA dalam sel. Bakteri tidak dapat mengabsorpsi asam folat

sehingga harus membuat sendirinya dari substrat PABA (Para Amino Benzoic

Acid), glutamat, dan pteridin. Pada manusia, tidak dapat membuat asam folat.

Asam folat merupakan vitamin B-Kompleks. Contoh obat golongan ini yaitu

sulfonamide dan trimetropin Antagonis folat mempunyai spectrum luas, dan

efektif terhadap baik bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme obat

antibiotika antagonis folat berhubungan dengan sintesis asam folat.

p-Aminobenzoic acid (PABA)

Dihidropteroate SulfonamidSynthase (Berkompetensi dengan RABA)

Asam dihidrofolat

Dihydrofolate Trimetropin Reductase

Asam tetrahidrofolat

Sintetis purin

Sintetis DNA

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 31

Page 34: Makalah Antibiotika

Gambar: sintetis asam folat, dan aksi dari sulfonamide dan trimetropin.

Sulfonamide

Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara

sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.

Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi

saluran kemih (ISK).

Indikasi

1. Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol

2. Antidiabetikum : Nadisa, Restinon.

3. Desibfektan saluran air kencing : Thidiour

4. Diuretikum : Diamox

Sulfonamide bersifat ampoter, karena itu sukar di pindahkan dengan

cara pengocokan yang digunakan dalam analisa organik dan bersifat mudah

larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.

Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis

maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan

antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian

penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan

preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali

penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga

berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 32

Page 35: Makalah Antibiotika

Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif

dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara

PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus

dasar sulfa :

H2N – C6H4 – COOH

Mekanisme Kerja

          Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam

folat yang di gunakan untuk sintesis purin dan asam nukleat. Sulfonamid merupakan

penghambat kompetitif PABA. Efek antibakteri sulfonamide di hambat oleh adanya

darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat

berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin.

Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfanamid karena

menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak mensintesis

sendiri senyawa tersebut). Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA di

gantikan oleh sulfonamide, maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak

fungsional.

Farmakokinetik

        Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam

sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus. Kira-kira 70-

100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan dapat di temukan

dalam urin 30 menit setelah pemberian. Absorpsi terutama terjadi pada usus halus,

tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui lambung.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 33

Page 36: Makalah Antibiotika

       Distribusi, Semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin

dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh,

karenaitu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk

bebas mencapai 50-80 % kadar dalam darah.

Metabolisme, dalam tubuh sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi.

Hasil inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada

kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan

hilangnya aktivitas obat.

       Ekskresi, Hampir semua di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil

maupun bentuk bebas. Masa paruh sulfonamide tergantung pada keadaan fungsi

ginjal. Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja, empedu, dan air susu ibu.

Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamide dibagi

menjadi:

1. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain : sulfadiazine dan

sulfisoksazol.

2. Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dank arena

itu kerjanya dalam lumen usus, antara lain : ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin.

3. Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topical antara lain :

sulfasetamid, mefenid, dan Ag-sulfadiazin.

4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang, seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat

dan eksresinya lambat.

Trimetropin

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 34

Page 37: Makalah Antibiotika

Trimetoprim adalah suatu penghambat dihidrofolat reduktase bakteri

poten yang menunjukkan spectrum antibakteri mirip dengan sulfa. Namun

demikian, trimetoprim lebih sering dikombinasikan dengan sulfametoksazol.

Mekanisme Kerja

Bentuk folat aktif adalah derivate tetrahidro yang dibentuk melalui

reduksi oleh dihidrofolat reduktase. Reaksi enzimatik ini dihambat oleh

trimetoprim, yang menimbulkan turunnya koenzim folat purin, pirimidin dan

sintesis asam amino. Afimitas enzim reduktase bakteri terhadap trimetoprm

lebih kuat dibandingkan dengan enzim mamalia, yang dapat diperhitungkan

sebagai toksisitas selektif obat.

Spektrum antibakteri. Spektrum antibakteri trimetoprim mirip sulfametoksazol;

namun demikian, trimetoprim 20 – 50 kali lebih poten dari sulfinamida. Trimetoprim

dapat digunakan secara tunggal untuk pengobatan infeksi traktus urinarius akut dan

prostatitis bakterial.

Obat ini resistensi pada bakteri gram negative disebabkan adanya

perubahan dihidrofolat reduktase yang afinitasnya terhadap obat lebih kecil.

Farmakokinetik

Reabsorbsinya dari usus cepat dan praktis lengkap, PP-nya k.l. 50 %

dengan plasma waktu paruh dari 9-17 jam. Sebagian zat dirombak di hati; di

dalam urin kadar obat utuh tinggi sekali dan bertahan minimal selama 24 jam

untuk kemudian diekskresikan.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 35

Page 38: Makalah Antibiotika

Efek samping dari obat Trimetoprim dapat menyebabkan defisiensi

folat, yaitu berupa anemia megaloblastik, leucopenia, gangguan saluran cerna,

dan granulositopenia. Reaksi ini dapat segara diperbaiki dengan pemberian

asam folinat secara stimulant yang tidak dapat masuk ke dalam bakteri.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 36

Page 39: Makalah Antibiotika

4. Quinolon dan golongan lainnya

Obat golongan ini mempunyai mekanisme aksi menghambat DNA

gyrase sehingga dapat menghambat proses sintesis DNA bakteri. DNA gyrase

merupakan enzim bakterial yang bertanggungjawab terhadap proses

pembukaan dan suprecoil DNA protein bakteri. Quinolon merupakan satu-

satunya antibiotika yang menghambat replikasi DNA. Antibiotika golongan

ini digunakan pada pengobatan infeksi saluran kencing. Obat golongan ini

mempunyai spectrum yang luas. Contoh obat golongan ini yaitu quinolon,

antiseptik saluran urin.

Quinolon

Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama

yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obat ini mempunyai daya

antibakteri yang baik terhadap kuman gram negatif, tetapi eliminasinya

melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai kadar pengobatan

dalam darah.

Karena itu penggunaan obat quinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik

saluran kemih saja. Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan quinolon

baru dengan atom Fluor pada cincin quinolon (karena itu dinamakan juga

Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya

bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya

di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 37

Page 40: Makalah Antibiotika

Daya antibakteri Flurokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan dengan

kelompok kuinolon, selain itu kelompok obat ini juga diserap dengan baik

pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk

perenteral sehingga dapat digunakan untuk penanggulangan infeksi berat,

khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-Negatif. Daya antibakterinya

terhadap kuman Gram-Positif relatif Lemah. Yang termasuk golongan ini

adalah Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin,

Enoksasin, Levofloksasin, dan Flerofloksasin. Flurokuinolon Baru

mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman Gram-Positif, serta

kuman atipik penyebab infeksi saluran nafas bagian bawah. Yang termasuk

golongan ini adalah Moksifloksasin, Gatifloksasin, dan Gemifloksasin.

Golongan quinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang

termasuk golongan ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin,

Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin,

Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

Mekanisme Kerja

Pada saat perkembangbiakkan kuman ada yang namanya replikasi dan

transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2

utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada

double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi

kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 38

Page 41: Makalah Antibiotika

Quinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat

bakterisidal, sehingga kuman mati.

Resistensi terhadap kinolon dapat trejadi melalui 3 Mekanisme, yaitu :

Mutasi Gen gyr A yang menyababkan subunit A dari DNA graise kuman

berubah sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lagi.

Perubahan pada permukaan sel kuman yang mempersulit penetrasi obat kedalam

sel.

Peningkatan Mekanisme Pemompaan obat keluar sel (efflux).

Farmakokinetik

Asam Nalidiksat  diserap baik melalui saluran cerna tetapi dengan

cepat dieksresikan dengan cepat melaliu Ginjal. Flurokinolon diserap lebih

baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat. Pefloksasin

adalah Flurokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paruh

eliminasinya paling panjang. Bioavailabilitasnya pada pemberian peroral

sama dengan pemberian parenteral. Penyerapan Siproflaksin dan

Flurokiunolon lainnya akan terhambat bila diberikan bersama Antasida. Sifat

Flurokuinolon yang menguntungkan ialah bahwa golongan obat ini mampu

mencapai kadar tinggi dalam prostat, dan cairan serebrospinalis bila ada

Meningitis, Sifat lainnya yang mengunutngkan adalah masa paruh

eliminasinya panjang  sehingga obat cukup diberikan 2 kali dalam sehari.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 39

Page 42: Makalah Antibiotika

Indikasi

Asam Nalidiksat hanya digunakan sebagai antiseptik saluran Kemih,

sedangkan Flurokuinolon digunakan untuk indikasi yang jauh lebih luas,

antara lain :

Infeksi Saluran Kemih ( ISK )

Flurokuinilon Efektif untuk ISK yang disebabkan oleh kuman-kuman

yang multiresisten dan kuman P. Aeruginosa. Siprofloksasin, Norfloksasin,

dan floksasin dapat mencapai kadar yang cukup tinggi di jaringan prostat dan

dapat diginakan untuk terapi prostatitis bakterial akut maupun kronis.

Infeksi Saluran Cerna

Flurokuinilon juga Efektif untuk Diare yang disebabkan oleh shingela,

Salmonella, E. Coli, dan Campylobacter, Siploksasin dan ofloksasin

mempunyai efektifitas yang baik terhadap demam Tifoid.

Infeksi Saluran Nafas ( ISN )

Umum Efektifitas  Flurokuinilon ( Siproflaksin, Ofloksasin, dan

enoksasin ) cukup baik untuk bakterial saluran nafas bawah. Tetapi ada lagi

Flurokinolon ( moksifloksasin, Gemifloksasin,dan Levloksasin ) mempunyai

daya antibakteri yang cukup baik terhadap kuman Gram-Positif maupun

kuman Gram-Negatif, dan kuman atipik penyebab infeksi saluran nafas

Bawah.

Penyakit yang ditularkan Melalui Hubungan Seksual

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 40

Page 43: Makalah Antibiotika

Siprofloksasin oral dan levofloksasin oral merupakan obat pilihan

utama untuk pengobatan Uretritis dan Servitis oleh gonokukus.

Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak

Flurokinolon Oral mempunyai efektiitas sebanding dengan sealosporin

parenteral untuk pengobatan infeksi berat pada kulit atau jaringan lunak.

Antiseptik Saluran Urin

Infeksi saluran kemih (paling sistitis dan pielonefritis akut tanpa

komplikasi) pada perempuan usia subur, pada manula adalah salah satu

masalah yang sering ditemukan. Escherichia coli, Staphylococcus

saprophyticus, Klebsiela pneumonia dan Proteus mirabilis merupakan

bakteri-bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Infeksi salura

kemih dapat diobati dengan salah satu dari kelompok obat yang disebut

antiseptik salura kemih termasuk methenamin dan nitrofurantoin.

1. Metenamin

Metenamin atau heksamin adalah heksametilentetramin. Dalam

suasana asam, metenamin terurai dan membebaskan formaldehid yang bekerja

sebagai antiseptik saluran kemih. Formaldehid mematikan kuman dengan

jalan menimbulkan denatursi protein. Reaksi ini berlangsung baik pada pH

yang rendah. Pada pH lebih dari 7.4 obat ini tidak efektif.

Efek Antimikroba

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 41

Page 44: Makalah Antibiotika

Metenamin aktif terhadap berbagai jenis mikroba. Kuman gram

negative umumnya dapat dihambat dengan metenamin, kecuali Proteus

karena kuman dapat mengubah urea menjadi amonium hidroksida yang

menaikkan pH sehingga menghambat perubahan metenamin menjadi

formaldehid. Karena tidak terjadi resistensi kuman terhadap formaldehid,

efektivitas metenamin tetap baik.

Obat ini digunakan untuk profilaksis terhadap infeksi saluran kemih

brulang, khususnya bila ada residu kemih. Metenamin tidak di indikasikan

untuk infeksi akut saluran kemih.

Mekanisme kerja

Untuk dapat bereaksi, metenamin harus terurai pada suatu Ph asam

yaitu ph 5 atau kurang dalam urine, sehingga menghasilkan formaldehida

yang toksik bagi kebanyakan bakteri. Reaksi tersebut berjalan lambat,

memerlukan waktu 3 jam untuk mencapai 90 % per uraian. Metenamin tidak

boleh diberikan pada penderita-penderita yang sedang dipasang kateter

(induelline chaterheters). Resistensi bakteri terhadap formaldehida tidak

terjadi.

Metenamin terutama digunakan untuk terapi suvresif kronik. Bakteri

yang memecahkan urea yang menyebabkan urine alkaline, seperti proteus

biasanya resisten terhadap kerja metenamin. Metenamin digunakan untuk

mengobati infeksi saluran kemih tetapi tidak efektif terhadap infeksi saluran

kemih atas.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 42

Page 45: Makalah Antibiotika

Farmakokinetik

Metenamin diberikan per oral. Selain formaldehida, ion amonium juga

dihasilkan dalam kandung kemih. Karena hepar dengan cepat memetabolisme

amoniak untuk membentuk urea, metenamin dikontraindikasikan pada

penderita-penderita dengan insufisisensi hati dengan kadar amonium dakam

sirkulasi yang meningkat akan bersifat toksik terhadap sistem saraf pusat.

Metenamin didistribusikan ke seluruh cairan tubuh, tetapi tidak terjadi

dekomposisi metenamin pada ph 7,4 sehingga tidak terjadi toksisitas sistemik.

Obat tersebut dieliminasi di dalam urine.

2. Nitrofurantoin

Nitrofurantoin lebih sedikit digunakan untuk mengobati infeksi

saluran kemih karena toksisitasnya dan spektrum antimikrobanya yang

sempit.

Mekanisme kerja

Bakteri peka yang mereduksi obat ini menjadi suatu obat aktif yang

menghambat berbagai enzim dan merusak DNA. Aktivitasnya lebih besar

dalam urine yang asam

Nitrofurantoin bersifat bakteri ostatik. Bermanfaat terhadap e.coli,

tetapi bakteri gram negatif saluran kemih lainnya mungkin resisten. Kokus

gram positif peka.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 43

Page 46: Makalah Antibiotika

Resistensi bersifat konstitutif. Ini berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mereduksi gugusan nitrogen dengan adanya oksigen.

Resistensi tidak terjadi selama terapi.

Farmakokinetik

Absorpsi lengkap setelah pemberian per oral. Obat tersebut

diekskresikan dengan cepat oleh filtrasi glomeruli. Keberadaan obat tersebut

mengubah warna urine menjadi cokelat, bisa mengejutkan penderita yang

tidak tahu akan hal itu.

Efek-efek yang tak diinginkan

1. Gangguan saluran cerna

Efek samping ini meliputi mual, muntah dan diare. Bentuk makrokristal

ditoleransi lebih baik. Minum obat bersama makanan atau susu akan

memperbaiki gejala ini.

2. Pneunomitis akut

Ini adalah komplikasi yang serius. Efek-efek paruh lain seperti fibrosis

pulmonalis interstisial, dapat terjadi pada pasien yang diobati kronik.

3. Masalah neurologi

Efek samping neurologi sperti sakit kepala, mistakmus dan polineuropati dengan

demielinasi (kadang-kadang menyebabkan kaki lumpuh) bisa terjadi.

4. Anemia hemolitik

Obat tersebut dikontraindikasikan pada penderita dengan defisiensi G-6-PD,

neonatus dan perempuan hamil.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 44

Page 47: Makalah Antibiotika

E. RESISTENSI OBAT GOLONGAN ANTI BIOTIKA

Bakteri dikatakan resisten bila pertumbuhannya tidak dapat dihambat oleh

antibiotika pada kadar maksimum yang dapat ditolerir oleh pejamu. Misalnya,

organisme gram negatif resisten terhadap vankomisin. Namun demikian, Spesies

mikroba yang secara normal memberikan respons terhadap obat tertentu mungkin

menyebabkan berkembangnya strain yang resisten. Banyak organisme telah

diadaptasi melalui mutasi spontan atau membutuhkan resistensi dan seleksi, dan

berkembang menjadi strain yang lebih ganas serta kebanyakan dari oeganisme ini

resisten terhadap antibiotik multipel. Munculnya strain resisten tersebut telah

dijelaskan karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan tidak hati-hati pada

keadaan yang mungkin dapat sembuh tanpa pengobatan atau pada keadaan yang tidak

membutuhkan antibiotikka misalnya, batuk-pilek.

A. Perubahan genetik yang menyebabkan resistensi obat.

Resistensi berkembang akibat kemampuan DNA; mengalami mutasi spontan,

atau bergerak dari suatu organisme ke organisme lain.

1. Mutasi spontan DNA : hasil mutasi mungkin menetap, dapat dikoreksi, atau

dapat bersifat letal terhadap sel. Namun demikian, bila sel tersebut dapat hidup,

sel tersebut mungkin bereplikasi dan mentransmiisikan sifat-sifat pada sel

anaknya sehingga timbul strain yang resisten, yang mungkin berproliferasi pada

keadaan tekanan selektif tertentu. Sebagai contoh : adalah munculnya strain

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 45

Page 48: Makalah Antibiotika

Mycobacterium tuberculosis yang resisiten terhadap rifampin digunakan secara

tunggal.

2. Mutasi obat karena transfer DNA : salah satu perhatian dalam masalah di klinik

yaitu resisten yang disebabkan transfer DNA dari satu organisme ke organisme

lain. ciri-ciri resistensi biasanya ditandai dalam faktor R ekstrakromosomal.

Faktor-faktor ini akan masuk ke dalam sel melalui proses seperti transduksi,

transformasi, atau yang lebih penting yaitu penggabungan bakteri.

B. Perubahan ekspresi protein

Resistensi obat mungki n terjjadi karena beberapa mekanisme seperti

kurangnya atau perubahan pada tempat target, rendah nya penetrasi obat karena

menurunnya permeabilitas, atau meningkatnya efluks atau adanya enzim-enzim yang

menginaktifkan antibiotika.

1. Modifikasi tempat target : perubahan tempat target melalui mutasi dapat

menimbulkan resistensi seperti yang terjadi dengan pengikatan protein oleh

penisilin pada S.aureus yang resiisten terhadap metisilin, atau enzim dihidrofolat

reduktase yang kurang sensitif dalam menghambat organisme yang resisten

terhadap trimetoprim

2. Menurunnya akumulasi : menurunnya penetrasi antibiotika dapat melindungi

organisme karena obat tersebut tidak mampu mendapatkan jalan ke tempat target

yang disebabkan adanya sistem efluks yang memompa obat keluar (tetrasiklin,

primakuin).

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 46

Page 49: Makalah Antibiotika

3. Inaktivasi oleh enzim : kemampuan menghancuran atau menginaktifkan

antimikroba juga dapat menimbulkan resistensi. Misalnya beta laktamase

menghancurkan banyak penisilin dan sefaloporin dan asetiltranferase dapat

merubah kloramfenikol menjadi benutk yang tidak aktif.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 47

Page 50: Makalah Antibiotika

BAB III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah

1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam

jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R)

benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur

cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943).

2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara

menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan

penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.

3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin

lama semakin berkurang karena masalah resistansi.

4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan

gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap

pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis

dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.

5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat

toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus

influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat

lainnya.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 48

Page 51: Makalah Antibiotika

6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,

sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin

mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis

karena kampilo bakter.

7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan

gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino

bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,

antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif

terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin

terhadap kuman Gram-positif.

B. Saran

Diharapkan kepada para pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya

dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 49

Page 52: Makalah Antibiotika

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Anti Mikroba, http.//ifrsudcurup.wordpress.com20090625anti-mikroba, diakses Kendari 20 desember 2012.

Anonim, 2010, Penggolongan Anibiotika, http.//mediacerebri.wordpress.com20100502penggolongan-antibiotika, diakses Kendari, 20 desember 2012.

Mary J. Mycek, et al., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Penerbit Widya Medika, Indonesia.

Nugroho, Agung Endro., 2012, Farmakologi Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Priyanto, 2008, Farmakologi Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan, Leskomfi, Depok.

Rahardja, Kirana, et al., 2007, Obat-Obat Penting, PT. Gramedia, Jakarta.

Tim Penyusun, 2009, Farmakologi dan Terapi, Departemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 50