Makalah Amdal

24
Indonesia membentangkan dua kawasan biogeografis – Indo melayu dan Australia dan mendukung berbagai jenis kehidupan flora dan fauna dalam hutan basahyang asli dan kawasan pesisir dan laut yang kaya. Sekitar 3.305 spesieshewan amfibi, burung, mamalia dan reptil dan sedikitnya 29.375 spesiestanaman berpembuluh tersebar di pulau-pulau ini, yang diperkirakanmencapai 40 persen dari biodiversitas di kawasan APEC. Namun,lingkungan alam yang indah dan sumber daya yang kaya harus terusmenghadapi tantangan dari fenomena alam - letaknya di Ring Api Pasifikseismik yang tinggi yang mengalami 90 persen gempa bumi dunia - maupunkegiatan manusia. Lingkunan hidup adalah satu-satunya isu global yang mungkin bisa menyaingi isu terorisme. Dibalik dari dampaknya, penataan lngkungan hidup yang semrawut bisa memakan korban lebih besar ketibang aksi terorisme. Banjir, longsor, badai dan puting beliung adalah beberapa contoh bencana alam yang disebabkan adanya gangguan pada lingkungan hidup. Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya

description

Tugas Kuliah

Transcript of Makalah Amdal

Page 1: Makalah Amdal

Indonesia membentangkan dua kawasan biogeografis – Indo melayu dan Australia

dan mendukung berbagai jenis kehidupan flora dan fauna dalam hutan basahyang asli dan

kawasan pesisir dan laut yang kaya. Sekitar 3.305 spesieshewan amfibi, burung, mamalia

dan reptil dan sedikitnya 29.375 spesiestanaman berpembuluh tersebar di pulau-pulau ini,

yang diperkirakanmencapai 40 persen dari biodiversitas di kawasan APEC.

Namun,lingkungan alam yang indah dan sumber daya yang kaya harus terusmenghadapi

tantangan dari fenomena alam - letaknya di Ring Api Pasifikseismik yang tinggi yang

mengalami 90 persen gempa bumi dunia - maupunkegiatan manusia.

Lingkunan hidup adalah satu-satunya isu global yang mungkin bisa menyaingi isu

terorisme. Dibalik dari dampaknya, penataan lngkungan hidup yang semrawut bisa

memakan korban lebih besar ketibang aksi terorisme. Banjir, longsor, badai dan puting

beliung adalah beberapa contoh bencana alam yang disebabkan adanya gangguan pada

lingkungan hidup.

Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku

masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan

ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan

masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga

dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam

memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam

suatu ekosistem. Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan

kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal

hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai

penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.

Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama

jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap

ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika

Page 2: Makalah Amdal

masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan

ekosistem membawa dampak bukan hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan

fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor,

banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah

yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam

yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula

disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap

penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.

Salah satu tema/masalah pokok adalah perubahan iklim. Selama 50 tahun

terakhir telah dapat dibuktikan bahwa pemanasan global yang seakrang ini kita rasakan

yang terjadi terutama karena ulah manusia sendiri. Emisi dari gas-gas rumah kaca seperti

CO2 dan N2O dari kativitas manusia adalah penyebabnya. Konsentrasi gas CO2 di

atmosfer naik 30% selama 150 tahun terakhir. Kenaikan jumlah emisi CO2 ini terutama

disebabkan karena pembakaran sumber energi dari bahan fosil (antara lain minyak bumi).

Selain itu perubahan dalam penggunaan sumber alam lainnya juga memberikan

konstribusi pada kenaikan jumlah CO2 di atmosfer: 15% oleh penggundulan dan

pembakaran hutan dan lahan untuk diubah fungsinya, misalnya dari hutan lindung

menjadi hutan produksi.

Masalah ekologi lainnya adalah degradasi tanah atau hilangnya kesuburan

tanah. Ini dapat diakibatkan oleh erosi akibat air dan angin, penggaraman dan

pengasaman, dll. Penyebab hilangnya kesuburan tanah lainnya adalah hilangnya lapisan

humus dan mikro organisme, zat makanan pada tanah, kemampuan tanah menguraikan

sampah/limbah. Tanah yang tandus adalah akibat degradasi tanah sumber tanah seperti

yang sudah lama pada beberapa daerah tandus di Indonesia. Diseluruh dunia, 15%

mengalami degradasi. Selain itu diakibatkan erosi oleh air dan angin, degradasi tanah ini

juga disebabkan oleh penggunaan zat-zat kimia (pestisida).

Page 3: Makalah Amdal

Terancamnya kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati oleh tangan

manusia juga masalah ekologi lainnya, hilang atau punahnya keanekaragaman biologis

tidak hanya berarti sumber daya alam yang tidak ternilai yang dapat digunakan untuk

obat-obatan tapi juga mengancam keberlangsungan ekosistem secara keseluruhan,

mengancam kemampuan alam sebagai penyedia sumber daya untuk produksi (fungsi

ekonomis) dan dalam melakukan fungsi regulasinya. Konsumsi air dari tahun ke tahun

juga terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan usaha-

usaha di sektor pertanian. Dari total konsumsi air di seluruh dunia, sekitar 70% digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Pencemaan air dan tanah semakin

memperburuk ketersediaan air bersih bagi kelangsungan hidup manusia. Pencemaran air

dan tabah ini terutama di sebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida untuk pertanian

dan perkebunan.

MASALAH–MASALAH DALAM LINGKUNGAN HIDUP

1. Banjir

Ditahun-tahun yang lalu setiap bulan September, Oktober, Nopember dan

Desember sering curah hujan tinggi, yang mengakibatkan debit air banyak dan

berdampak besar akan terjadinya banjir. Tidak pandang tempat di belahan bumi manapun

hal ini bisa terjadi. Mari kita mengingat dan melihat kembali peristiwa-peristiwa yang

sering kita baca, dengar dan lihat baik melalui media masa seperti koran, majalah dan

mass media televisi atau internet, Pada bulan-bulan yang mengandung akhiran ber

tersebut dibeberapa tempat akan terjadi banjir. Mungkin ada benarnya seperti yang sudah

didengungkan dan dinasehatkan oleh nenek-nenek kita di jaman dahulu, bahwa

menjelang bulan September, Oktober, November dan Desember sediakanlah banyak

penampung air seperti ember, gentong, dan bejana kosong yang bisa dipakai untuk

menampung dan menadah air hujan. Untuk itu mari kita coba lihat apa yang sudah terjadi

dan diberitakan seperti kejadian di bawah ini.

Page 4: Makalah Amdal

Pada harian Riau Pos, ahad, 24 Desember 2006 di halaman depan headline tertulis

’53 Desa di Kampar tenggelam’ bahkan tinggi air mencapai dua meter lebih. Hal ini

tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Pada 21 Desember 2006 di Malaysia, khususnya di

Johor Bahru sekitar 50.000 orang masyarakat diungsikan karena daerah tersebut dilanda

banjir. Tidak hanya itu saja tragedi banjir dan juga adanya longsor melanda Kampung

Mortan, Malaysia pada tanggal 22 Desember 2006. Begitu juga Nairobi di daerah

Gaarsen juga dilanda banjir pada tanggal yang sama, dan sekitar 723.000 orang

diungsikan.

Hampir dimerata tempat mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Pulau

Jawa, Kalimantan dan Sulawesi mengalami bencana yang sama, bahkan ada daerah –

daerah yang kena gempa yang dapat mengakibatkan tanah longsor. Longsor dan banjir

merusak banyak rumah tempat tinggal penduduk. Begitu juga  sarana infrastruktur,

seperti jalan-jalan rusak , mengakibatkan terhalangnya untuk mengangkut bantuan

ketempat bencana. Lebih parah lagi jika sarana aliran listrik terputus untuk beberapa

waktu.

Dari semua hal diatas  sering terjadi dan terulang kembali. Ini sebenarnya adalah

karena hutan dan hutan dilingkungan di mana banyaknya penduduk berada sudah habis

ditebang dan diambil pohonnya. Akibat dari hutan-hutan yang ditebangi menyebabkan

permukaan tanah yaitu lapisan pada permukaan tanah tak mampu lagi untuk menyerap

dan menahan derasnya aliran air.  Apalagi di bulan Desember curah hujan tinggi, dan

dengan hujan lebat yang mengguyur di tempat-tempat dimana daya serap airnya rendah

akan mengakibatkan banjir. Keadaan ini pun sudah tidak semudah dan secepatnya bisa

diatasi, dikarenakan proses penanaman dan penanggulangan lahan-lahan gundul

membutuhkan biaya besar, pengorganisasian dan pengawasan yang serba kompleks.

Selain itu diperlukan waktu panjang untuk dapat menanami pohon-pohon dan untuk

memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi sebagai penampung dan sebagai resapan

air. Belum lagi pohon-pohon pengganti  yang tumbuh membesar, lalu dipotong, karena

pohon-pohon yang ditanam tersebut diperuntukkan , bukan sebagai pengganti pohon-

Page 5: Makalah Amdal

pohon yang telah ditebang sebagai pencegah terjadinya banjir, tetapi lebih diutamakan

untuk pembuatan bahan kertas.

Kertas yang sebenarnya di era digital dan globalisasi sekarang ini sudah

sepatutnya lebih sedikit keperluan dan pemakaiannya. Ternyata hal ini sebaliknya,

semakin maju dan cepatnya dunia informasi dan komunikasi dalam era digital, kebutuhan

dan pemakaian kertas meningkat tajam. Perhatikan sekeliling anda . Kertas ada di mana-

mana, dalam berbagai bentuk dan fungsi. Berdasarkan data dari Nasional Association of

Paper Merchants di Inggris, tahun ini dunia diperkirakan akan melahap 280 juta ton

kertas. Jumlah tersebut setara dengan 56 milyar lembar kertas berukuran kwarto tebal.

Untuk memproduksi 1 ton kertas, dibutuhkan 24 pohon sebagai bahan baku. Jadi, tahun

ini paling tidak 12 juta pohon akan ditebang untuk dijadikan kertas. Adakah jalan

keluarnya ? Pasti ada yaitu, dengan adanya teknologi  baru, yaitu salah satu penemuan

penting di abad ini yang diprediksi akan merevolusi dunia percetakan dan penerbitan di

masa depan yaitu electronic ink (e-ink). Maka era digital kedepan akan sangat besar

sekali perannya dalam proses penyusutan dan pengurangan ketergantungan akan kertas,

yaitu dengan electronic ink.  Dengan electronic ink yang masih dikembangkan dapat

membuat dan menciptakan bahan-bahan bacaan, media informasi seperti koran, majalah

dan buku-buku pelajaran serta kebutuhan transaksi bisnis dalam bentuk keras yang

nantinya tidak memerlukan lagi kertas (hard copy). Bahkan akan dapat menggeser media

CD, DVD, flash disk, bahkan memori. Dimana dengan e-ink yang sedang dikembangkan

oleh perusahaan e-ink E Ink, Co dan Xerox yang dapat juga dipakai sebagai mencetak

pada kertas biasa, e-ink juga dirancang untuk digital book, yang halaman-halamannya

terbuat dari sejenis plastik yang sangat tipis. Secara garis besar e-ink  memiliki tiga

komponen utama yang digunakan dalam membuat e-ink, yaitu : (1) jutaan mikrokapsul

atau lubang kecil, (2) Tinta atau cat berminyak yang mengisi mikrokapsul atau lubang,

dan (3) Chip atau bola-bola berpigmen yang bermuatan negative yang mengambang di

dalam mikrokapsul.

Kembali kepada awal tulisan kita ini, yaitu banyaknya tempat-tempat di muka

bumi ini dilanda banjir, jika tiba musim hijan dimana setiap hujan deras atau lebat dalam

Page 6: Makalah Amdal

jangka waktu lebih dari tiga jam saja langsung dapat mengakibatkan banjir. Selain itu ada

gejala dan isu lain yang sering digembar-gemborkan oleh para pemimpin dunia dan

peneliti dunia ini, yaitu dengan menggunakan kata sakti Global Warning. Global warning

adalah gejala meningkatnya dan cepat naiknya suhu di atmosfir bumi. Ada banyak alasan

yang menyebabkan terjadinya proses meningkatnya suhu di atmosfir bumi kita ini,

diantaranya adalah karena efek rumah kaca, dengan pesatnya pembangunan gedung-

gedung dan bangunan yang menggunakan kaca, yang berikutnya adalah proses

pembakaran dari pabrik-pabrik dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar

minyak bumi (BBM) yang mengeluarkan karbon dioksida, terus pemotongan dan

penggundulan daerah paru-paru bumi, seperti  daerah hijau di Irian, Kalimantan dan

Sumatera , Indonesia dan belahan bumi lainnya. Ini semua adalah ulah manusia itu

sendiri. bumi ini hanya satu dan tidak ada lagi dunia yang kita tinggali dan tempati yang

sama seperti bumi kita ini. Yang lebih parahnya lagi yaitu dengan sengaja membakar

hutan atau terbakarnya hutan-hutan pinus, seperti di Amerika, dan Australia. Mungkin

efek dari global warning ini 20  atau 100 tahun kedepan di banyak tempat, pulau-pulau

dan daratan banyak yang akan tenggelam. Bahkan dengan pertumbuhan dan pertambahan

penduduk yang rata-rata sampai 15 persen setahun dan dengan daratan berkurang akibat

adanya banjir, atau kenaikkan permukaan laut karena mencairnya es dikutub utara

maupun kutub selatan.  Jelas akan terjadi seperti  zaman Nabi Nuh, ketika Allah

menurunkan ‘azab’  banjir, yang menenggelamkan bumi ini.  Apakah kita akan mampu

bertahan dan tinggal di daratan atau bumi kita ini ? Atau mampukah kita bertahan  hidup

walaupun dengan bangunan gedung-gedung pencakar langit di kota-kota besar ? Atau

adakah tempat lain yang perlu kita benahi selain di bumi ini untuk kita dapat

hidup,  tinggal dengan layak,  aman, tertib dan damai tanpa kawatir akan datangnya banjir

? Semoga saja apa yang sudah dan yang akan dilakukan oleh umat manusia agar dapat

membuat bumi ini tetap menjadi satu-satunya yang dapat dihuni, setelah itu mati. Marilah

kita semua berusaha membuat tempat dimana kita tinggal bebas dari ancaman banjir.

Page 7: Makalah Amdal

2. Degradasi Lingkungan

Isu tentang lingkungan menjadi topik yang menarik untuk diangkat ke publik

mengingat keprihatinan semua pihak terhadap kerusakan lingkungan yang semakin

tinggi.Terjadinya degradasi lingkungan hidup di suatu kawasan, kerap dipandang sebagai

konsekuensi dari pertumbuhan penduduk, sehingga dinilai sebagai suatu keniscayaan

yang tak terelakkan. Bertambahnya jumlah penduduk dan pada gilirannya mendorong

peningkatan kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan penyediaan sarana penunjang

serta sumber daya alam, memang pada akhirnya dapat menurunkan derajat kualitas

lingkungan hidup. Bahkan, bila eksploitasi sumber daya alam dilakukan tanpa

mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup, sehingga akhirnya menimbulkan

berbagai dampak yang mengancam kehidupan penduduk.

Akibat laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, serta ketergantungan yang

absolut pada sumber daya alam, menyebabkan eksploitasii sumber daya alam menjadi

suatu hal yang wajar. Taraf kehidupan masyarakat kian modern pun, tampak belum

mampu mengubah pola pandang seperti ini. Bahkan sebaliknya, pertambahan jumlah

penduduk, dengan sendirinya memicu peningkatan akan kebutuhan energi dan wilayah.

Padahal seperti diakui para pakar, energi fosil yang dipakai saat ini justru tidak ramah

lingkungan. Bahkan hal tersebut kini telah menjadi masalah sejagat, karena pencemaran

lingkungan oleh polusi dan pembuangan limbah, kerusakan lingkungan karena eksploitasi

yang semena-mena,,menimbulkan emisi karbon , yang menimbulkan "efek rumah kaca"

dan memicu pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan iklim

(climate change) sehingga mengancan kehidupan di planet bumi.

Masalah pelestarian lingkungan dan eksploitasi alam memang dilematis, sebab

argumentasi yang mendasarinya sama yakni demi peningkatan taraf hidup masyarakat.

Namun, sebagaimana terbukti, eksploitasi alam secara berlebihan, tanpa

mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup, tidak selalu mendorong peningkatan

taraf kesejahteraan masyarakat. Bahkan sebaliknya, justru membawa malapetaka dan

melestarikan kemiskinan dari generasi ke generasi. Tak dapat dipungkiri dalam dekade

Page 8: Makalah Amdal

terakhir ini Lingkungan Hidup (LH) dan sumber daya alam (SDA) kita telah mengalami

degradasi (penurunan baik secara kuantitas maupun kualitas). Yang dimaksud dengan

lingkungan hidup adalah satu kesatuan komunitas yang terdiri dari tanah, air, udara, flora

dan sumber daya alam lainnya beserta makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dalam hal

ini, banyak faktor yang berpengaruh atau yang menjadi penyebab terjadinya degradasi

lingkungan hidup tersebut, baik faktor alami maupun non alami (tindakan manusia yang

sengaja atau tidak sengaja berdampak terhadap degradasi lingkungan hidup) Sebagian

besar kerusakan LH yang terjadi disebabkan oleh ulah manusia yang tidak/kurang

bertanggung jawab terhadap kelestarian LH yang dengan sengaja mengekploitasi LH

dengan semena-mena. Sebagian besar dari kerusakan LH yang terjadi dilakukan oleh

kalangan pengusaha yang berkolusi dengan pejabat birokrasi pemerintahan terkait dan

anggota masyarakat demi mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa

mempedulikan dampak kerugian yang ditimbulkannya. Untuk mengeliminasi degradasi

LH, perlu dibangun dan ditumbuhkan kesadaran dan kepedulian semua elemen

masyarakat agar dapat berperan serta dalam penanggulangan masalah degradasi LH

sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

Perlu disadari kita semua, bahwa degradasi LH akan dirasakan semakin

membebani masa depan kita, terutama generasi penerus, karena penurunan degradasi LH

berbanding terbalik dengan semakin meningkatnya kebutuhan akibat pertambahan

penduduk yang semakin besar. Hal ini patut menjadi perhatian seluruh masyarakat

khususnya penduduk di Pulau Jawa, Bali dan Madura yang berpenduduk sedemikian

padat.Kerusakan LH mengakibatkan dampak kerugian multi dimensi yang sangat besar

seperti pemiskinan lahan (melalui erosi), sumber air tanah yang menipis, hilangnya

habitat alami dan berubahnya pola iklim baik setempat (iklim mikro) maupun iklim

global (iklim makro). Tanpa upaya yang konsepsional sejumlah dampak negatif tersebut

di atas, berbarengan dengan perubahan waktu, akan berjalan/berproses bersamaan secara

sinergis sehingga menimbulkan bencana alam/lingkungan yang dahsyat dan akan berjalan

secara akseleratif (berlipat ganda semakin cepat). Bukti-bukti tentang hal ini dapat kita

saksikan dalam satu tahun terakhir ini berapa kali bencana longsor, banjir, kebakaran

hutan dan lain-lain lingkungan yang baik adlah lingkungan yang meliputi seluruh aspek

Page 9: Makalah Amdal

3. Pembangunan dan masalah lingkungan hidup

Pembangunan yang terus meningkat di segala bidang, khususnya pembangunan di

bidang industri, semakin meningkatkan pula jumlah limbah yang dihasilkan termasuk

yang berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan

manusia. Untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap

kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya, limbah bahan berbahaya dan beracun

harus dikelola secara khusus agar dapat dihilangkan atau dikurangi sifat bahayanya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas telah mendorong Pemerintah untuk

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994 tanggal

30 April 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3551) yang kemudian direvisi dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 24, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3595). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994

ini kembali diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 31) dan terakhir diperbaharui kembali melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang.

Dasar hukum dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah ini antara lain adalah

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 18,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215) sebagaimana kemudian diperbaharui dengan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3699, mulai berlaku sejak diundangkan tanggal 19

Page 10: Makalah Amdal

September 1997) serta Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274).

Lingkungan hidup didefenisikan oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982

sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan yang dimaksud dengan

pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

Inti masalah lingkungan hidup adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup

(organisme) dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik yang juga

merupakan inti permasalahan bidang kajian ekologi. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

sebagaimana telah diubah oleh Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pengelolaan

lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas

berkelanjutan, dan asas manfaat dan bertujuan untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata-kata “pembangunan berkelanjutan

yang berwawasan lingkungan hidup” sebagaimana tercantum dalam tujuan tersebut di

atas merupakan “kata kunci” (key words) dalam rangka melaksanakan pembangunan

dewasa ini maupun di masa yang akan datang. (Koesnadi Hardjasoemantri, 1990: 127).

Istilah “pembangunan berkelanjutan yang berwawasan Lingkungan” merupakan

suatu terjemahan bebas dari istilah “sustainable development” yang menggambarkan

adanya saling ketergantungan antara pelestarian dan pembangunan. Istilah ini untuk

pertama kalinya mulai diperkenalkan oleh The World Conservation Strategy (Strategi

Page 11: Makalah Amdal

Konservasi Dunia) yang diterbitkan pada tahun 1980 yang menekankan bahwa

kemanusiaan, yang merupakan bagian dalam alam, tidak mempunyai masa depan kecuali

bila alam dan sumber daya alam dilestarikan. Dokumen ini menegaskan bahwa

pelestarian tidak dapat dicapai tanpa dibarengi pembangunan untuk memerangi

kemiskinan dan kesengsaraan ratusan juta umat manusia.

UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

A. Usaha Mengatasi berbagai masalah lingkungan hidup

Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai

berikut:

Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan

sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.

Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber

daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.

Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat

dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.

Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang

sudah ada sebelumnya.

Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan

lingkungan global.

Page 12: Makalah Amdal

B. Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan hidup dan

berkelanjutan

Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu

diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara

lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan

sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya

alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya

harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam

tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu

mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila

lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan

sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam

pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan.

Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif

sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar

berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat

kemajuan.

C. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan

Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan

uasaha atau upaya sebagai berikut:

Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu

hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.

Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air

sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai

reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.

Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap

pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.

Page 13: Makalah Amdal

Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,

perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.

Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat

pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.

Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan

penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.

Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha

pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.

Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju

erosi.

Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.

Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi

karena dianggap kurang efisien.

Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah

penggalian.

D. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara

melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar

orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat

dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam

upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai

berikut:

1.Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

2.Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.

3.Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

Page 14: Makalah Amdal

E. Pelestarian Flora dan Fauna

Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah

mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai

berikut:

1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk melindungi

alam hayati.

2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang

tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.

3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat

perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi.

4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat

perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya

meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn

kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Page 15: Makalah Amdal

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan

masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan

dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut,

tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang punah.

4.2. Saran

masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan

sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya

tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan

lingkungan hidup.

Page 16: Makalah Amdal

DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca

Exact.