makalah agama

21
KATA PENGANTAR Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “PERILAKU TERCELA”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bisa bermanfaat. Subang, 17 Januari 2011 Kelompok 3 Kelas X5 Halaman 1

Transcript of makalah agama

Page 1: makalah agama

KATA PENGANTAR

Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “PERILAKU TERCELA”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

Kepada pembaca jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca.

Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bisa bermanfaat.

Subang, 17 Januari 2011

Kelompok 3

Kelas X5

Halaman 1

Page 2: makalah agama

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................…......................................................................... 1

Daftar Isi .......................................................................................................................... 2

BAB 1

Pendahuluan

- Latar Belakang ................................................................................... 3- Rumusan Masalah .............................................................................. 3- Tujuan ................................................................................................. 3

BAB 2

Isi

A. Hasud .................................................................................................. 4 B. Riya’ ................................................................................................... 7 C. Aniaya ................................................................................................. 9D. Diskriminasi ........................................................................................ 12

BAB 3

Penutup

- Penutup ............................................................................................... 14- Kesimpulan ......................................................................................... 14

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 15

Halaman 2

Page 3: makalah agama

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSebagai agama yang diridhai ALLAH SWT., islam mempunyai banyak aturan-aturan

untuk mengatur akhlak dan kepribadian umat muslim di seluruh dunia.

ALLAH SWT. telah menuliskan dalam firmannya yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw. Mengenai larangan–larangan kepada umat muslim agar tidak melakukan perbuatan tercela. Perilaku tercela jika dilakukan akan mengakibatkan keburukan kepada dirinya sendiri dan juga kepada orang disekelilingnya , juga akan mendapatkan dosa dan hukuman dari ALLAH SWT.

Maka dari itu kita harus mempelajari ilmu Akhlak agar kita mengetahui keburukan-keburukan yang tidak ALLAH SWT sukai, jika kita melakukan perbuatan tercela tersebut, juga agar kita menjauhinya dan tidak melakukannya , karena kita tahu akibatnnya yang buruk dan dilarang oleh ALLAH SWT.

B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana Ciri – ciri orang yang berperilaku Hasud, Riya, Aniaya , dan Diskriminasi ? Apa akibatnya jika kita melakukan perilaku tercela tersebut ? Bagaimana cara mencegah diri kita agar tidak melakukan perilaku tercela tersebut ? Larangan apa saja yang sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits ?

C. TUJUANKita mempelajari pendidikan agama islam untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan kita

kepada ALLAH SWT. Dalam sub-bab ini yaitu Perilaku Tercela dipelajari agar kita mengetahui mengenai perilaku-perilaku yang dilarang oleh ALLAH SWT, Agar kita menghindarinya.

Halaman 3

Page 4: makalah agama

BAB IIISI

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan dalam bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangkai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadist.Menurut imam gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya, sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik buruk dari suatu perbuatan.Akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (akhlaq almahmudah) dan akhlak yang tercela (akhlaq mazmumah). Ketika berbicara tentang nilai buruk maka munculah persoalan tentang konsep baik buruk.

A. HASUD

Dalam bahasa Arab, hasud berarti dengki.Rasa dengki dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:a. Adanya rasa permusuhan dan kebencian dengan orang lain b. Tidak senang kalau dirinya dikalahkan c. Ingin menjadi pemimpin yang mneduduki jabatan tinggid. Enggan melakukan kebaikan kepada sesama

Dengki merupakan sifat tercela, yaitu sifat yang mengharapkan agar nikmat orang lain lenyap atau terhapus. Akibat dari rasa iri hati.

Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada kebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Q.S. An-Nisa, 4:32)

Hasud atau dengki berbeda pengertiannya dengan iri hati. Iri hati artinya merasa ingi menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan .

Hasud atau dengki ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kerahmatan (kenikmatan) yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkannya atau mencelakakan orang lain tersebut. Jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hencurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak , dendam, serta rasa permusuhan di dalam diri.

Halaman 4

Page 5: makalah agama

Hadis Rasulullah SAW.

“Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat dahulu (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR Ahmad dan Turmuzi).

Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar tentu tidak akan bersikap dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia menyadari bahwa hal itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

Artinya:”Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepada manusia (Muhammad) atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Q.S. An-Nisa , 4:54)

Bahaya yang di akibatkan dari sikap hasud :

a. Hatinya selalu resahb. Merusak hubungan persaudaraanc. Menimbulkan kebenciand. Memutuskan silaturahmie. Berdosa di sisi Allah SWTf. Tidak menyukai apa yang Allah takdirkan. Merasa tidak suka dengan nikmat yang telah

Allah berikan kepada orang lain.g. Semua adalah dosa besar yang bias melahaph. Kesengsaraan yang ada di dalam hati orang-orang yahudii. Seberapapun besar kadar hasad seseorang, tidak mungkin baginya untuk menghilangkan

nikmat yang telah Allah karuniakan. Jika telah disadari bahwa itu adalah suatu yang mustahil mengapa masih ada hasad di dalam hati.

j. Hasad bertolak belakang dengan iman yang sempurna. Nabi bersabda, “kalian tidak akan beriman hingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

k. Hasad adalah penyebab meninggalkan berdoa meminta karunia Allah l. Hasad penyebab sikap meremehkan nikmat yang ada.m. Menyebabkan hati tidak tenang karena selalu akan memikirkan bagaimana keadaan itu

dapat hilang dari seseorang. n. Menghancurkan persatuan dan kesatuan, karena biasanya orang yang hasud akan

mengadu domba dan suka menfitnaho. Menghancurkan kebaikan yang ada padanya. p. Dapat merusak iman orang yang hasud

Halaman 5

Page 6: makalah agama

q. Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan yang pernah dilaksanakan.

r. Dapat menimbulkan kerugian atau bencana, baik bagi pendengki maupun orang yang didengki.

s. Dapat merusak mental (hati) pendengki itu sendiri, sehingga kehidupan merasa gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.

Oleh karena itu, sifat dengki tidak bermanfaat bagi orang yang dengki karena dengki merusak amal kebaikan, sama halnya seperti api memakan kayu.

Rasulullah bersabda.

“Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. Bersabda: Jauhilah dirimu dari sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Daud)

Setiap muslim menjauhi perbuatan hasad , ada beberapa cara menghindari sifat hasad:1. Mengakui bahwa hasad akan merugikan dirinya2. Megakui bahwa hasad itu merupakan dosa3. Mengakui bahwa hasad itu merusak amal kebaikan4. Sering membaca mempelajari Al-Qur’an5. Bergaul dengan orang shaleh6. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT7. Menyadari bahwa pemberian dari Allah kepada manusia tidaklah sama, sesuai dengan

kehendaknya 8. Menyadari bahwa hasud dapat menghapuskan kebaikan

Sifat tercela dikenal sebagai penyakit hati. Penyakit hati sangat berbahaya , karena dikendalikan oleh setan setiap langkahnya. Untuk itu ita sebgai orang yang beriman harus bias menghindarinya agar tidak terjangkiti. Penyakit hati ini lebih berbahaya dari penyakit lainnya.

Hati adalah penentu arah perilaku manusia. Kemana orang mau pergi, hatilah yang akan menuntunnya. Karena itu ada yang mengatakan mata hati lebih tajam dari penglihatan. Baik buruk perilaku manusia akan ditentukan oleh keinginan hatinya.

Ada satu kisah anak Nabi Adam as yaitu Qabil dan Habil. Qabil adalah manusia pertama di dunia yang terkena penyakit hati. Diceritakan , ketika ia hendak dinikahkan dengan saudara kembar Habil yang tidak cantik, sementara saudara kembarnya yang cantik hendak dikawinkan dengan Habil, Qabil merasa iri dan membunuh adiknya sendiri yaitu Habil. Qabil inilah yang dalam sejarah, kemudian dianggap sebagai orang yang menyebabkan pembunuhan.

Halaman 6

Page 7: makalah agama

B. RIYA’

Ria berasal dari bahasa arab yang artinya memperlihatkan atau terkenal dengan istilah memamerkan. Dari segi syra, imam alhafidz ibnu hajar dalam kitabnya fathul bari mengatakan bahwa ria adalah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain sehingga memuja pelakunya.Riya adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amalan shaleh kepada orang lain bukan karna allah, tetapi karna suatu yang lain selain allah. Misalnya karena ingin memperoleh kemasyuran dan keuntungan dunia.sedangkan memperdengarkan ucapan ibadah dan amal saleh kepada orang lainRia merupakan sifat tecela karena melakukan amal perbuatan tidak untuk mencari ridho allah melainkan untuk mengharap pujian dari orang lain, ria merupakan kemunafikan dan syirik,Rasulullah bersabda:“Sesuatu yang sangat aku takutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi SAW ditanya tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil maka beliau menjawab yaitu riyaJadi hakikat riya adalah seorang hamba yang taat pada allah swt dengan tujuan ingin mendapatkan kedudukan atau pujian manusia”Tanda tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh ali bin abi thalib. Kata beliau, “Orang yang riya itu memliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada ditengah tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.”Dilihat dari bentuknya ria ada dua macam yaitu:1. Riya dalam niat Riya dalam niat yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai keinginan untuk mendapat pujian, sanjungan, penghargaan dari orang lain, bukan karna alloh. Padahal niat itu sangat menentukan nilai dari suatu pekerjaan.Jika pekerjaan yang baik dilakukan dengan niat karna allah maka perbuatan itu mempunyai nilai disisi allah.jika dilakukan karna ingin mendapat sanjungan dan penghargaan dari orang lain maka perbuatan itu tidak akan memperoleh pahala dari allah hanya sanjungan dan itulah yag akan dia peroleh. Nabi muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya”.(HR Muslim)

Riya yang merkaitan dengan hati paling sulit untuk diketahui karna yang mengetahuinya hanya allah swt semata.

2. Riya dalam perbuatan Riya dalam perbuatan ini, misalnya ketika megerjakan shalat dan bersedekah. Orang riya ini dalam mengarjakan shalat biasanya dia memperlihatkan kesungguhan, kerajinan dan kekhusuannya jika dia berada di tengah tengah orang atau jamaah. Sehingga orang lain melihat dia berdiri, rukuk, sujud dan sebagainya. Dia shalat dengan tekun tiu mengharapkan perhatian, sanjungan, pujian orang lain agar dia dianggap sebagai orang yag taat dan tekun beribadah. Orang yang riya dalam shalat akan celaka.Firman allah swt:

Halaman 7

Page 8: makalah agama

Artinya: “(4)maka celakalah orang yang shalat.(5) yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.(6) yang berbuat riya.(7)dan enggan (memberikan) bantuan.”(QS Al-Maun/107:4-7).

Riya yang berhubungan dengan perbuatan ini masih dapat dilihat sekalipun agak samar-samar.Beberapa ciri orang yang mempunyai sifat riya dalam perbuatan yaitu sebagai berikut:1. Tidak aka melakukan perbuatan baik seperti bersedekah bila tidak dilihat orang2. Beribadah hanya sekedar ikut-ikutan3. Terlihat tekun dan bertambah motivasinya dalam beribadah jika mendapat pujian saja, sebaliknya mudah menyerah jika dicela orang4. Senantiasa berupaya menampakan segala perbuatan baiknya agar diketahui orang banyak.

Riya bisa terdapat dalam urusan keagamaan dan bisa pula dalam urusan keduniaan.

A. Riya dalam urusan keagamaan , misalnya:Seseorang melakukan shalat berjamaah dengan maksud bukan ingin memperoleh keridaan Allah SWT, tetapi agar mendapat penilaian dari masyarakat sebagai muslim yang taat.

B. Riya dalam urusan keduniaan, misalnya:Seseorang memperlihatkan kesungguhan dan kedisiplinannya dalam bekerja kepada atasannya, dengan tidak dilandasi nilai ikhlas karena Allah SWT, karena ia ingin dinilai baik oleh atasannya, lalu pangkatnya atau gajinya dinaikkan.

Seorang muslim harus membenci sifat riya, karena sesungguhnya allah swt mengancam orang orang yang bersifat riya dengan siksa yang sangat pedih sebagaimana firman-nya. Dalam surat al-maun yang artinya:“Maka celakalah orang orang yang shalat, (yaitu) orang orang yang lalai dalam shalatnya, orang - orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna.”Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang berbuat riya, maka allah menjelek-jelekannya dan barang siapa berbuat sunah maka allah memberikan sunah-nya (kepada manusia).”(HR Muslim)Bahaya riya Riya berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain terhadap diri sendiri, bahaya riya itu akan dirasakan oleh dirinya berupa ketidak puasan, rasa hampa, sakit hati dan penyesalan. Bahaya riya terhadap orang lain akan diolok olok dan dicaci oleh orang yang dibantu atau memberinya dengan riya itu.Sifat riya yang membahayakan terhadap diri sendiri diantaranya adalah:

Halaman 8

Page 9: makalah agama

1. Selalu muncul ketidak puasan terhadap apa yang telah dilakukan.2. Muncul rasa hampa dan senantiasa gelisa ketika berbuat sesuatu3. Menyesal melakukan sesuatu ketika orang lain tidak memerhatikannya 4. Jiwa akan terganggu karena keluh kesah yang tiada hentinya5. Merugikan diri sendiri karena termasuk perbuatan tercela

Cara menghindari sifat riya1. Banyak mendatangi dan mendengarkan pengajian atau nasihat yang disampaikan oleh

para ulama yang membahas berbagai masalah dalam islam (QS. Al Anfal:2)2. Bergaul dengan teman yang baik dan saleh , disiplin beribadah dan beramal saleh , serta

membiasakan diri berakhlak terpuji 3. Memelihara diri dengan beramal saleh secara ikhlas dan secara sembunyi-sembunyi

karena untuk mencari rida Allah swt.

Begitulah bahaya dari sifat riya bahkan riya itu dapat dikatakan sebagai syirik khafi yang artinya syirik ringan karena mengaitkan niat untuk melakukan sesuatu perbuatan pada sesuatu selain allah swt.

C. ANIAYA

Aniaya dalam bahasa arab disebut zalim yang berarti melampaui batas, keterlaluan, atau menempatkan sesuatu seperti mengucapkan, bertindak, atau beriktikat yang tidak pada tempatnya. Zalim artinya menganiaya atau menyakiti, baik itu dilakukan kepada allah swt, sesama manusia, ataupun kepada makhluk lain.Perkataan aniaya berasal dari bahasa sansakerta yang artinya perbuatan bengis, penyiksaan atau zalim. Yang dimaksud dengan aniaya (zalim) ialah tidak adil (tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan allah SWT).

Artinya: “Barang siapa yang melanggar hukum – hukum Allah, mereka itulah orang – orang yang zalim.”(Q.S. Al-baqarah, 2:229)

Bahwa penganiayaan merupakan kejahatan bersifat mengancam harta dan jiwa. Perbuatan itu sama dosanya dengan mencuri, bahkan lebih besar, karna di dalamnya terdapat unsur kekerasan. Jadi setiap orang yang memperlakukan orang lain yang bukan seharusnya dan bermaksud menyakiti atau menyusahkan, maka disebut zalim.

Ada empat macam bentuk kezaliman yaitu sebagai berikut :

Halaman 9

Page 10: makalah agama

1. Aniaya kepada Allah SWTDengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah yang wajib, dan meninggalkan larangan allah yang haram.

2. Aniaya terhadap sesama manusiaSeperti, gibah(mengumpat), namimah(mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan, dan melakukan pembunuhan.

3. Aniaya terhadap binatang.Misalnya menjadikan binatang sebagai sasaran latihan memanah atau menembak, menelantarkan binatang peliharaan dan menyembelih hewan dengan senjata yang tumpul

4. Aniaya tehadap diri sendiriMisalnya membiarkan diri sendiri dalam keadaan bodoh dan miskin karna malas, meminum minuman keras, menyalah gunakan obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri.

Jadi, yang berbuat dosa besar adalah orang yang zalim kepada dirinya sendiri, karna ia telah membawa dirinya kepada kerusakan dan dosa.Hukum bagi penganiaya diberlakukan sesuai dengan jenis perbuatan yang dilakukannya, yaitu sebagai berikut :

1. Jika kita menganiaya dan membunuh korban serta mengambil hartanya, penganiaya dihukum dibunuh dan disalib. 2. Jika ia hanya mengambil harta tanpa membunuh korbannya maka hukumnya dihukum potong tangan dan kakinya dengan cara silang. 3. Jika ia tidak mengambil harta dan membunuh karna tertangkap sebelum sempat melakukan sesuatu atau hanya menakut-nakuti saja maka hukumannya adalah dipenjara.Keburukan - keburukan perbuatan aniaya(zalim) dapat menimpa pelaku(penganiaya) orang yang dianiaya, dan masyarakat.a. Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh penganiaya antara lain: • Tidak akan disenangi bahkan akan dibenci masyarakat. • Hidupnya tidak akan tenang, karna dibayangi rasa takut. • Mencemarakan nama baik dirinya dan keluarganya. • Orang yang berbuat aniaya seperti merampok dan membunuh apabila perbuatan

aniayanya diketahui oleh alat negara lalu ditangkap dan diadili maka tentu ia akan dijatuhi hukuman, misalnya dipenjarakan.

• Para pelaku aniaya itu jika tidak bertaubat dengan taubat sungguh-sungguhnya, maka dialam akhiratnya ia akan dicampakan kedalam api neraka.

b. Keburukan-keburukan yang akan dialami orang yang dianiaya dan masyarakat antara lain: • Orang yanng dianiaya akan mengalami kerugian dan bencana sesuia dengan jenis

penaniayaan terhadap dirinya • Bila penganiayaan itu terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak akan memperoleh

Halaman 10

Page 11: makalah agama

kedamaian dan ketentraman • Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun. • Jika dalam suatu masyarakat atau negri jumlah orang orang yang zalimnya mayoritas

mereka tidak bertaubat maka tidak mustahil allah swt akan menurunkan azab-nya

Artinya: “dan sesungguhnya kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu ketika mereka berbuat kezaliman.” (Q.S. YUNUS 10:13)

Akibat yang akan ditimbulkan oleh perbuatan tersebut akan tidak baik. Oleh karna itu, ajaran islam mengajarkan umatnya agar berbuat baik, ramah, dan sopan santun kepada semua makhluk allah khususnya sesama manusia. Untuk menghindari sifat aniaya kita hendaknya senantiasa mengingat pesan Allah, yaitu bahwa Allah mengharamkan segala bentuk perselisihan, perusuhan, kedengkian, dan mengadakan perusaka terhadap sesama manusia dan alam semesta. Penganiayayaan atau sifat zalim tidak akan dilakukan seseorang jika ia menghargai hak asasi manusia dan bersyuku atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.Cara mencegah dan menjaga diri dari perbuatan zalim adalah sebagai berikut: 1. Membiasakan berbuat adil terhadap diri sendiri dan orang lain. 2. Banyak membaca alquran dan buku-buku agar kita tahu tentang nilai nilai kebenaran. 3. Memerhatikan baik-baik hak orang lain dan tidak mengganggu hak orang lain karna itu perbuatan dosa kepada allah.

D. DISKRIMINASI

Kata diskriminasi berasal dari bahasa Belanda “discriminatie” artinya pemisahan atau perbedaan. Kata diskriminasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III artinya perbedaan perlakuan terhadap sesame warga Negara . kata diskriminasi berasal dari bahasa Inggris disebut “discrimination” artinya perbedaan perlakuan . kata diskriminasi bersal dari bahasa Arab disebut “tafriq” dan merupakan sifat tercela yang harus dihapus . Menurut UU RI No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Bab 1 pasa 1 menjelaskan kata diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tidak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas alas an agama ,suku, ras, ,etnik,kelompok,jenis kelamin, bahasa , keyakinan, politik, yang berakibat pengurangan, penyimopangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dalam kehidupan, baik individu atau kolektif dalm bidang politik ekonomi, hukum, social, budaya, dan aspek kehidupan lain.

Dari pengertian diatas , islam melarang diskriminasi karena termasuk sifat tercela yang harus dijauhi. Di hadapan Allah semua manusia adalah sama , yang membedakan hanya kualitas ketakwaan kepada-Nya.

Halaman 11

Page 12: makalah agama

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal” (Q.S. Al Hujurat:13)

Diskriminasi adalah perbuatan zalim dan tercela karena akan mendatangkan kerugian kepada orang yang diperlakukan diskriminatif.

Diskriminasi bisa terdapat dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, dan bernegara.

1. Orangtua yang membeda-bedakan perlakuan terhadap anak-anaknya adalah contoh perilaku diskriminasi dalam kelusarga .

2. Islam mengajarkan agar dalam berkehidupan bertetangga , antara satu tetangga dengan tetangga lainnya saling menghormati dan menghargai, tanpa membedakan suku bangsa, agama, status social, dan sebagainya.

3. Dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara, perilaku diskriminasi itu misalnya jika pemerintah hanya melindungi golongan tertentu. Padahal pemerintah wajib melindungi seluruh rakyatnya tanpa kecuali.

Berdasarkan ras, suku, warna kulit , perlakuan diskriminasi antara lain adalah :

1. Diskriminasi kelamin, yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap orang berdasarkan jenis kelamin. Di kota Mekah pada masa jahiliah, kaum perempuan berkedudukan sangat rendah.

2. Diskriminasi ras, yaitu pembedaan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa tras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.

3. Diskriminasi social, yaitu berdasarkan status sosialnya, seperti kaya dan miskin, bangsawan dan rakyat jelata , atau suatu agama dengan agama lain.

4. Diskriminasi warna kulit (apartheid) yaitu berdasarkan warna kulit . orang yang berkulit putih dianggap lebih terhormat.

Berdasarkan ayat Al Qur’an tersebut, islam menghapuskan tumbuhnya sikap diskriminasi dan menggantinya dengan menyuburkan sifat pengasih dan penyayang. Allah bahkan meletakan sifat tersebut di dalam nama-Nya, yaitu bismillah ar rahman ar rahim , yang artinya Maha Pengasih lagi Maha Penyayang untuk menjadi contoh dan rahmat bagi hamba-Nya.

- Cara menghindari diskriminasi :1. Gemar bersilaturahmi 2. Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan 3. Bersikap toleransi (tasamuh) terhadap sesama umat beragama dan tidak memaksakan

keyakinan agama kepada orang lain.4. Aktif dalam kegiatan yang tujuannya mengahapus diskriminasi.5. Tidak menimpakan kesalahan kepada orang lain.6. Tidak menghina, berburuk sangka , bahakn memfitnah orang lain.7. Selalu beribadah kepada Allah dan tidak menyukutukan-Nya, serta berbuat baik

kepada sesama.

Halaman 12

Page 13: makalah agama

- Ilustrasi penentangan diskriminasi dalam islam :a. Nabi Ibrahim a.s. menjadikan siti Hajar, seorang budak dari Etiopia yang dianggap

hina, sebagai istrinya. Ternyata budak yang dianggap rendah tersebut justru bmempunyai kepribadian yang mulia, tidak mudah menyerah ketika ketika menghadapi kesulitan bgaimanapun beratnya, dan bertanggung jawab atas tugas atau kewajibannya , khusu dalam memelihara dan membesarkan putranya yaitu Ismail a.s.

b. Di zaman Nabi Muhammad saw. Perjuangan menghapuskan dioskriminasi terus dilanjutkan , khusunya budak di Kota Mekah. Budak yang dimaksud bernama Bilalbin rabid, dia hamba Allah yang tangguh dan teguh dalam mempertahakan keyakinan islam. Demikian pula Zaid bin Haris yang telah dimerdekakan oleh Nabi Muhammad saw. dan diangkat sebgai anak asuh beliau hingga dinikahkan dengan Zaenab saudara sepupu Rasulullah saw. dari suku Quraisy.

Halaman 13

Page 14: makalah agama

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN Dari uraian di atas , kita dapat menyimpulkan bahawa perilaku tercela selalu

memberikan akibat yang buruk baik terhadap pelaku perilaku tercela maupun kepada orang yang ada di sekitarnya. Jika kita berperilaku seperti itu (Hasud, Riya’, Aniaya, dan Diskriminasi) dapat menimbulkan kerugian baik di dunia maupun di akhirat . Selain itu perilaku tercela tersebut sudah dilarang oleh ALLAH SWT. yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadits.

B. SARAN Kepada pembaca, sebaikinya kita jauhkan diri dari segala perbuatan tercela dengan cara

meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Selalu menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya .

Halaman 14

Page 15: makalah agama

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/search=aklahkul+mazmumah www.muslim.or.id http://hbis.wordpress.com/2008/12/12/larangan-hasudriya-dan-aniaya/ Syamsuri, Drs. H. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Erlangga. Syamsuri, Drs. H. 2004. Pendidikan Agama Islam SMA. Jakarta : Erlangga. Anwar, Junaidi Drs. 2003. Agama Islam Lentera Kehidupan. Jakarta : Yudhistira. Anwar, Junaidi Drs. 2007. Pendidikan Agama Islam I. Jakarta : Yudhistira. Mutmainah. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Piranti. Soeprapdjo, H. 2007. Mutiara Akhlak Dalam Pendidikan Agama Islam. Surakarta :

Tiga Serangkai. Modul Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Qur’an Player

Halaman 15