Makalah

9
MAKALAH RECLOSER TO CIRCUIT BREAKER COORDINATION Oleh : Miftahur Rohman (13/351153/SV/04180) PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

description

yt

Transcript of Makalah

MAKALAH

RECLOSER TO CIRCUIT BREAKER COORDINATION

Oleh :

Miftahur Rohman (13/351153/SV/04180)

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

1. Abstrak

Untuk meningkatkan kinerja sistem penyaluran tenaga listrik, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem pengaman yang mengamankan saluran transmisi tenaga listrik. Salah satu bentuk pengaman adalah koordinasi antara Circuit Breaker dan Recloser.

2. PendahuluanPada pengamatan kinerja sistem penyaluran daya listrik dilihat dari pengamanannya,

salah satu yang perlu diperhatikan adalah koordinasi antara circuit breaker dengan recloser pada sistem pengaman. Karena koordinasi antar kedua komponen ini sangat penting bagi keamanan konsumen. Recloser berfungsi agar pada saat terjadi gangguan memerintahkan CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut hilang. Tetapi bila yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali, ketika masih merasakan adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi.Jadi peranan keduanya sangat penting bagi kinerja dan keamanan saluran distribusi.

3. Pembahasan Gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik umumnya dapat dikategorikan

pada sifat gangguan yang sesaat (temporer) dan gangguan tetap (permanen). Pada saluran udara tegangan tinggi peranan recloser sangat mutlak, karena pada SUTT gangguan yang terjadi seringkali bersifat sesaat. Recloser berfungsi agar pada saat terjadi gangguan memerintahkan CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut hilang. Tetapi bila yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali, ketika masih merasakan adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi. Proses urutan kerja dari relay pengaman dan relay penutup balik mulai saat terjadi gangguan, pemutus daya membuka, pemutus daya menutup sampai suplai arus diberikan kembali gambar di bawah adalah saat perintah buka sampai perintah tutup.

Diagram garis cara kerja

Diagram posisi

1. Recloser

Auto-Recloser atau penutup balik (PBO) pada dasarnya adalah pemutus tenaga (circuit breaker) yang dilengkapi dengan peralatan control (Control Device). Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga (Circuit Breaker). Recloser merupakan sebuah alat berwadah sendiri, berisi sarana yang diperlukan untuk mengindera arus lebih, mengatur waktu, dan memutus arus lebih serta untuk menutup balik secara otomatis dan memberikan tegangan kembali pada saluran.Terdapat 2 jenis recloser :

Penutup Balik Sekali (Single Shot Recloser)

Penutup balik sekali ini umumnya digunakan pada sistem transmisi tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi.Relay ini hanya memberi perintah menutup pemutus daya hanya satu kali, dan jika setelah penutupan tersebut ternyata masih ada gangguan, relay pengaman akan bekerja untuk mentrip pemutus daya dan dikunci. Jadi relay ini tidak memberi perintah untuk memasukkan pemutus daya kembali.

(B) Gambar

(A) Diagram

Penutup Balik Beberapa Kali (Multi Shot Recloser)

Penutup balik beberapa kali (2 atau 3 kali) artinya relay ini memberi perintah menutup pemutus daya lebih dari sekali, sehingga setelah penutupan pemutus daya masih ada gangguan, relay akan memerintah-kan pemutus daya untuk trip dan penutup balik memberi perintah untuk memasukkan pemutus daya kembali.

(a) diagram (B) gambar

Pada sifatnya koordinasi antara recloser dan circuit braker adalah ketika pada recloser masih terdapat ganggua maka circuit braker akan melakukan pengamanan agar gangguan atau kerusakan tidak mengarah ke jalur atau saluran lain. Pemasangan penutup balik pada sistem distribusi berbeda dengan pada sistem transmisi. Pada sistem transmisi penutup balik dipasang berpasangan pada satu saluran transmisi yaitu di pangkal dan di ujung saluran, sedang pada saluran distribusi dipasang berurutan seperti pada gambar :

Pada gambar terlihat posisi penutup pembalik di lektakkan berurutan agar ketika terjadi gangguan maka pengamanan pada saluran lebih optimal dan saluran lain tidak terganggu.

2. Circuit Breaker

Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api,

Fungsi utama dari sirkuit breaker pada sistem proteksi katodik adalah memberikan perlindungan terhadap lonjakan tegangan  yang dikhawatirkan bisa menjadi penyebab kerusakan pada sirkuit penyearah atau bisa disebut sebagai pengaman arus (overload).

Fungsi kedua dari sirkuit breaker adalah untuk memutuskan tegangan AC yang terhubung dengan tegangan masuk utama tegangan/daya.

a. Diagram kerja Circuit Breaker b. Gambaran cb terdapat empat jenis CB sbb:

1. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara. Pemadaman busur api dilakukan dengan menyemburkan udara

tekanan tinggi, sehingga dapat mencegah timbulnya bunga api yang terus menerus.

2. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum. Udara pada tekanan rendah atau vaccum mempunyai kekuatan

dielektrik yang tinggi3. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.

Gas SF6 disini berfungsi sebagai bahan isolasi dan juga untuk memadamkan busur api.

4. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak. Fungsi minyak disini adalah sebagai bahan isolasi antara bagian-bagian

yang bertegangan dengan tangki atau tanah dan meraa-damkan busur api.

Berikut adalah simbol dari cb :

Pada gambar diatas terlihat simbol simbol cb dan jenis jenisnya setia cb memiliki simbol berbeda karena juga memiliki cara kerja yang berbeda dan bentuk yang berbeda jadi kita juga perlu mempelajari macam macam cb simbol dan cara kerjanya agar lebih mudah ketika hendak memasang dan menggunakan agar kemanan individu dan keamanan konsumen bisa di jaga dengan baik.

Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk menjadi pemutus daya :  

Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu. Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun

dalam keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.

Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.

4. Kesimpulan

1. Koordinasi Recloser dan circuit breaker adalah agar pada saat terjadi gangguan memerintahkan CB untuk tripping sesaat lalu menutup kembali setelah gangguan tersebut hilang. Tetapi bila yang terjadi adalah gangguan tetap, setelah CB menutup kembali, ketika masih merasakan adanya gangguan, maka CB akan melakukan tripping lagi maka saluran yang terganggu sudah tidak akan mengganggu saluran yang lain.

2. Auto-Recloser atau penutup balik (PBO) pada dasarnya adalah pemutus tenaga (circuit breaker) yang dilengkapi dengan peralatan control (Control Device). Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga (Circuit Breaker).

3. Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api

4. Pada komponen pengaman saluran distribusi syarat-syarat yang ada harus terpenuhi agar dalam penggunaan tetap aman dan tidak membahayakan konsumen dengan terpenuhinya syarat keamanan komponen maka keselamatan kerja sudah terjamin.

5. Daftar Pustaka

http://svl.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=13837 http://4.bp.blogspot.com/eqLwBvKyVEI/U0a0Uh86MGI/AAAAAAAABRw/

CGvuKqsgyuM/s1600/mcb+2.png http://berangkasmurhy.blogspot.com/2011/12/penutup-balik-otomatis-pbo-

automatic.html http://www.abi-blog.com/2014/12/mengenal-bagian-dan-fungsi-sirkuit-

breaker-sirkuit-pemutus-circuits-breaker.html