makalah

8
 Krisis ekonomi Asia yang berkepanjangan telah mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 1998 ketingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Misalnya IMF, dalam World Economic Outlook edisi Mei 1998, merevisi kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi sekitar 3 persen dari perkiraan 3,5 persen pada bulan Desember 1998 dan 4,25 persen pada bulan Oktober 1998. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah akan terjadi pada negara-negara yang tahun ini masih mengalami krisis ekonomi, yaitu Indonesia, Korea, dan Thailand. Negara-negara ini akan mengalami penurunan yang tajam pada sisi permintaan domestik dan impornya. Pada skala yang lebih kecil, penurunan pertumbuhan juga akan terjadi pada Malaysia, Filipina, dan beberapa negara Asia Timur lainnya. Di antara negara maju, prospek jangka pendek Jepang nampak memburuk. Terkait dengan berbagai kesulitan ekonomi yang sedang dihadapi negara-negara Asia yang merupakan mitra dagang utamanya, pemulihan ekonomi Jepang terhambat karena berbagai persoalan ekonomi domestik, seperti sektor keuangan yang lemah dan berbagai kesulitan yang ditimbulkan oleh hutang yang macet, keterlambatan penerapan reformasi struktural, serta berkurangnya rangsangan fiskal dalam tahun 1997 seperti peningkatan pajak konsumsi. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat tetap pada tingkat yang terjaga. Kondisi permintaan domestik yang kuat di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggeris serta beberapa negara Eropa Barat lainnya diharapkan dapat mendorong perbaikan posisi neraca pembayaran yang diperlukan negara-negara Asia sehubungan dengan menurunnya aliran modal asing masuk ke kawasan tersebut. Negara-negara Asia yang sedang mengalami proses restrukturisasi berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara maju tersebut. Meskipun sejauh ini krisis negara-negara Asia masih terbatas pengaruhnya pada pertumbuhan dunia, namun demikian kondisi krisis ini bersama-sama dengan penurunan harga minyak bumi dapat menyebabkan perubahan yang cukup luas terhadap perkembangan perdagangan dunia. Beberapa negara mungkin mengalami akibat yang menyakitkan. Negara- negara tersebut diharapkan tidak mengadakan hambatan perdagangan ataupun depresiasi nilai

Transcript of makalah

Page 1: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 1/8

 

Krisis ekonomi Asia yang berkepanjangan telah mengubah perkiraan pertumbuhan

ekonomi dunia tahun 1998 ketingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Misalnya

IMF, dalam World Economic Outlook edisi Mei 1998, merevisi kembali perkiraan pertumbuhan

ekonomi dunia menjadi sekitar 3 persen dari perkiraan 3,5 persen pada bulan Desember 1998

dan 4,25 persen pada bulan Oktober 1998.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah akan terjadi pada negara-negara yang tahun ini

masih mengalami krisis ekonomi, yaitu Indonesia, Korea, dan Thailand. Negara-negara ini akan

mengalami penurunan yang tajam pada sisi permintaan domestik dan impornya. Pada skala yang

lebih kecil, penurunan pertumbuhan juga akan terjadi pada Malaysia, Filipina, dan beberapa

negara Asia Timur lainnya.

Di antara negara maju, prospek jangka pendek Jepang nampak memburuk. Terkait

dengan berbagai kesulitan ekonomi yang sedang dihadapi negara-negara Asia yang merupakan

mitra dagang utamanya, pemulihan ekonomi Jepang terhambat karena berbagai persoalan

ekonomi domestik, seperti sektor keuangan yang lemah dan berbagai kesulitan yang ditimbulkan

oleh hutang yang macet, keterlambatan penerapan reformasi struktural, serta berkurangnya

rangsangan fiskal dalam tahun 1997 seperti peningkatan pajak konsumsi.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barattetap pada tingkat yang terjaga. Kondisi permintaan domestik yang kuat di Amerika Serikat,

Kanada, dan Inggeris serta beberapa negara Eropa Barat lainnya diharapkan dapat mendorong

perbaikan posisi neraca pembayaran yang diperlukan negara-negara Asia sehubungan dengan

menurunnya aliran modal asing masuk ke kawasan tersebut. Negara-negara Asia yang sedang

mengalami proses restrukturisasi berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara maju

tersebut.

Meskipun sejauh ini krisis negara-negara Asia masih terbatas pengaruhnya pada

pertumbuhan dunia, namun demikian kondisi krisis ini bersama-sama dengan penurunan harga

minyak bumi dapat menyebabkan perubahan yang cukup luas terhadap perkembangan

perdagangan dunia. Beberapa negara mungkin mengalami akibat yang menyakitkan. Negara-

negara tersebut diharapkan tidak mengadakan hambatan perdagangan ataupun depresiasi nilai

Page 2: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 2/8

 

tukar yang berlebihan untuk meningkatkan daya saingnya. Reaksi defensif ini akan berakibat

ýcounterproduktifý, memperlambat proses keluar dari krisis, dan mengurangi potensi

pertumbuhan ekonomi dunia.

Krisis ekonomi di beberapa negara Asia (Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina,

dan Thailand) memberikan efek pada pasar komoditi dunia melalui beberapa saluran, seperti

yang disampaikan dalam buletin Commodity Markets and The Developing Countries edisi

Februari 1998 dari Bank Dunia. Pertama, harga-harga komoditi ekspor ke lima negara yang

mengalami krisis akan turun dalam dollar AS karena adanya devaluasi. Kedua, pertumbuhan

ekonomi yang melambat dan harga komoditi impor yang naik akan mengurangi permintaan akan

impor. Ketiga, dua efek terdahulu akan memberikan pengaruh pula pada pertumbuhan ekonomi

negara lain dengan besaran yang berbeda-beda. Keempat, harga komoditi yang turun padapasaran dunia akan mengurangi pula pendapatan ekspor negara-negara lain.

1997   1998 

Output Dunia  4,1 3,1

Kelompok Negara Maju  3,0  2,4 

Amerika Serikat 3,8 2,9

Jepang 0,9 0,0

Jerman 2,2 2,5

Perancis 2,4 2,9

Itali 1,5 2,3

Inggeris 3,3 2,3

Kanada 3,8 3,2

Kelompok Negara Berkembang (Asia)  6,7  4,4 

Bangladesh 5,5 5,2

China 8,8 7,0

India 5,6 5,2

Indonesia 5,0 -5,0

Page 3: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 3/8

 

Malaysia 7,8 2,5

Pakistan 3,5 5,5

Filipina 5,1 2,5

Thailand -0,4 -3,1

Vietnam 7,5 5,0

Tabel 1. 

Komoditi pertanian merupakan komoditi yang banyak terpengaruh krisis ekonomi seperti

karet alam, kayu tropis, dan padi. Indonesia, Thailand, Malaysia merupakan negara penghasil

dan eksportir sebagian besar komoditi tersebut. Sebagai contoh adalah meningkatnya ekspor

beras Thailand sekitar 100 persen dalam bulan Januari 1998 dibanding bulan yang sama pada

tahun 1997 sebagai akibat dari menurunnya harga beras ekspor sekitar 18 persen. Peningkatan

ekspor beras Thailand ini mungkin akan mengurangi peluang pasar ekspor Pakistan dan India.

Menurut International Monetary Fund, pertumbuhan ekonomi global berjalan sedikit

lebih lambat dibandingkan prediksi tahun lalu. Menurut ramalan sebelumnya, GDP akan tumbuh

sebesar 4.3% namun kini diprediksikan hanya akan tumbuh 4.2% pada tahun 2011. Ketika

kondisi ekonomi mulai pulih sedikit demi sedikit, namun resiko akan krisis juga semakin tinggi.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pemerintah beberapa negara sehingga mereka berusaha

mengurangi beban utang negara dan juga membatasi pengeluaran. Sebelumnya IMF telah

menyatakan bahwa system finansial global menjadi titik lemah pemulihan ekonomi.

Menurut laporan terakhir organisasi IMF World Economic Outlook, ada perbedaan pertumbuhan

ekonomi yang sangat jauh antara negara-negara maju dibandingkan dengan negara berkembang.

Perekonomian negara maju seperti AS, Inggris, Jepang dan beberapa negara Uni Eropa terus

mendapatkan kritikan karena pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berjalan lambat

padahal stimulus terus dikucurkan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan

naik sekitar 2,8% dan 2.2% untuk tahun mendatang. Jauh lebih kecil dari yang sudah

diprediksikan sebelumnya yaitu 2.4%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi negara-negara

berkembang seperti Cina, Brazil, Rusia dan India mendekati angka 6.4% tahun depan. Tidak 

  jauh meleset dari yang telah diprediksikan. Bahkan angka pertumbuhan ekonomi tahun ini

Page 4: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 4/8

 

mencapai 7.1%. IMF berencana mengadakan pertemuan rutin di musim gugur dengan Bank 

Dunia. Pertumbuhan ekonomi AS tahun 2010 yang hanya mencapai 2.6% setelah badai resesi

dianggap terlalu lemah. Yang lebih parah lagi adalah pertumbuhan ekonomi negara-negara

kawasan Eropa. Rata-rata pertumbuhan ekonomi 16 negara Eropa adalah sebesar 1.7% tahun ini

dan 1.5% tahun 2011. Laporan IMF juga mencatat adanya peningkatan angka pengangguran

dunia dari 30 juta orang di tahun 2007 menjadi lebih dari 210 juta orang.

http://www.surabayaforex.com/analisa-forex/kondisi-perekonomian-global-menurut-laporan-

imf/ 

Dan akibat Konflik Timur Tengah dan Afrika Utara yang meruncing membuat harga

minyak dunia kian membubung tinggi. Hari ini, Rabu (23/2/2011), di New York, kontrak harga

minyak untuk pengantaran April naik 2 dollar AS menjadi 100 dollar AS per barrel. Sementara

di London, harga minyak jenis Brent naik ke posisi 108,57 dollar AS, level penutupan tertinggi

sejak September 2008. Meskipun demikian, salah seorang petinggi Dana Moneter Internasional

(IMF) optimistis perekonomian dunia bisa bertahan dari kenaikan harga minyak tersebut.

“Kejadian ini tidak akan memberi perubahan substansial atas outlook perekonomian global,”

sebut John Lipsky, first deputy managing director IMF. John meramal, harga rata-rata minyak 

akan berada di level 95 dollar AS per barrel tahun ini. Sementara, tingkat pertumbuhan ekonomi

global akan mencapai 4,4 persen di 2011.Sekadar tambahan, ketegangan politik yang menyebar

dari Tunisia, Yaman, Algeria, Bahrain, dan Iran dalam empat minggu belakangan memang

langsung berdampak pada harga minyak. Padahal, ekonomi dunia baru saja pulih dari jurang

resesi paling hebat dalam 50 tahun terakhir. Semakin lambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi

dunia yang diakibatkan krisis dan perang antar Negara itu menguncang perekonomian dunia dan

menjadi lambatnya pertumbuhan perekonomian.

PBB juga memperingatkan krisis utang Zona Euro dapat merusak kinerja ekonomi global.

"Perekonomian dunia tertatih-tatih di ambang penurunan besar lainnya," demikian rilis PBB,yang dibaca Jomo Kwame Sundaram, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk PembangunanEkonomi, Kamis (1/12/2011).

Setelah perekonomian global meningkat 4,0 persen pada 2010, PBB memperkirakan

pertumbuhan dunia sebesar 2,6 persen pada 2012 dan 3,2 persen pada 2013.

Page 5: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 5/8

 

Ekonom PBB, sebelumnya mengatakan akan ada 3,6 persen pertumbuhan tahun depan. Namun

melihat kondisi krisis utang Eropa yang masih berlanjut, maka pemulihan ekonomi dunia akanlambat dan berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi dunia.

AFP melansir, bahwa ekonomi negara-negara berkembang, di bawah pimpinan China, Brazil dan

India, diperkirakan akan terus menarik bagi perekonomian dunia maju dengan rata-ratapertumbuhan 5,4 persen pada 2012 dan 5,8 persen pada 2013. Namun kondisi pertumbuhan itu

tetap lebih rendah dibanding 7,1 persen pada 2010.

"Dari kuartal kedua tahun 2011, pertumbuhan ekonomi di kebanyakan negara berkembang dan

terutama ekonomi dalam transisi mulai melambat," tulis laporan PBB.

PBB juga merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi 2012 untuk setiap negara besar. Pertumbuhan

di Amerika Serikat dari 1,3 persen, turun menjadi 0,7 persen. Sementara bagi Jepang, dariperkiraan terakhir, 1,5 persen (turun menjadi 1,3 persen) dan 0,5 persen untuk negara Uni Eropa

2,7 persen (turun 0,8 persen) serta 8,7 persen untuk China ( turun 0,2 persen).

Kemudian pertumbuhan 7,7 persen untuk India (turun 0,5 persen) dan 3,7 persen untuk Afrika

Selatan (turun 1,1 persen).

Di wilayah Amerika Latin, pertumbuhan ekonomi 2012 Brazil yang awal diprediksi hanya 2,7

persen, turun menjadi 2,6 persen. "Kegagalan pembuat kebijakan, terutama di Eropa dan

Amerika Serikat, untuk mengatasi krisis pekerjaan dan mencegah tekanan utang dan kerapuhansektor keuangan meningkat, menimbulkan risiko yang paling akut bagi perekonomian global,"

analisis PBB.

"Hal itu terjadi karena (negara-negara) tidak bertindak kolektif. Situasi ini cenderung akan

memburuk terus," kata Jomo Kwame Sundaram.

Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 diperkirakan masih

tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan

Eropa.

"Pertumbuhan diprediksi untuk tetap baik sampai akhir 2011 dan sepanjang 2012, didukung olehkonsumsi dan investasi swasta," ujar Kepala Ekonom HSBC untuk wilayah Perhimpunan Bangsa

Asia Tenggara (ASEAN) dan India, Leif Eskesen, dalam pemaparan di Jakarta, Senin.

Leif menjelaskan, momentum pertumbuhan di Asia sedikit mengalami penurunan, akibat krisis

utang di Eropa, kenaikan harga minyak serta terganggunya rantai distribusi akibat bencana diJepang.

Namun, ia mengemukakan, sektor konsumsi domestik di negara-negara Asia termasuk 

Indonesia, menjadi salah satu pengaman dalam menjaga ketahanan ekonomi secara keseluruhan

dan berlindung terhadap dampak krisis secara langsung.

Page 6: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 6/8

 

"Konsumsi domestik dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dan tentunya didukung

dengan kebijakan moneter yang akomodatif," ujar Leif.

Selain itu, ia mengemukakan, tingkat investasi swasta juga diperkirakan makin meningkat

terutama bagi Indonesia dan India karena saat ini Asia merupakan wilayah yang paling

menjanjikan untuk berinvestasi.

Menurut Leif, basis konsumsi domestik yang didukung demografi penduduk merupakan salah

satu pemicu investor untuk berinvestasi di Indonesia.

"Untuk menarik investor, pemerintah juga perlu menyelesaikan beberapa hal yang berkaitan

dengan reformasi struktural, seperti UU ketenagakerjaan, kebijakan yang memudahkan untuk 

melakukan bisnis dan melakukan pembenahan infrastruktur," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, potensi resiko eksternal yang meningkat pada pasar modal dan saham

karena arus modal masuk juga dapat diantisipasi dengan cadangan devisa Indonesia yang masih

memadai.

Namun, dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih stabil, lanjut dia, pemerintah patutmewaspadai tingginya laju inflasi pada tahun depan.

"Laju inflasi dapat menjadi `potential risk` dan patut diwaspadai. Untuk itu dibutuhkan kebijakanmoneter yang tepat dalam penentuan suku bunga dan mendukung pertumbuhan ekonomi,"

ujarnya.

Leif memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mencapai 6,4 persen

meski ada kemungkinan untuk lebih tinggi lagi.

Sedangkan pada 2012, didorong oleh kinerja sektor domestik dan investasi yang makin

meningkat, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan stabil pada angka 6,7 persen.

Hong Kong (ANTARA News) - Ekonomi negara-negara berkembang Asia akan mencatat

pertumbuhan yang lebih lambat daripada perkiraan pada tahun ini dan pada 2012 karena mitra dagang

mengurangi permintaan di tengah kekhawatiran soal perekonomian global, kata sebuah laporan Rabu.

Studi Bank Pembangunan Asia mengatakan laju pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut akan

mencapai 7,5 persen tahun ini, turun dari 7,8 persen pada April, sedangkan 2012 akan mencapai

pertumbuhan 7,5 persen, turun dari 7,7 persen, lapor AFP.

Permintaan yang melambat di AS dan Eropa "terus menebar awan di atas kawasan tersebut," kata bank

yang berbasis di Manila itu, dan menambahkan bahwa pertumbuhan ekspor di ekonomi utama,

termasuk penggerak perdagangan China, melemah secara "substansial."

Page 7: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 7/8

 

 

"Pada saat yang sama, konsumsi domestik yang kuat dan perdagangan intra kawasan yang berkembang

membantu menopang tingkat pertumbuhan yang masih solid (di negara berkembang Asia)," kata

Changyong Rhee, kepala ekonom bank tersebut.

"Sejak awal pemulihan global, pertumbuhan ekspor ke (China) dari sejumlah negara Asia lebih kuat

daripada ekspor mereka ke belahan dunia lainnya."

Pangsa perdagangan regional diantara ekonomi terbesar Asia meningkat hingga 47 persen pada paruh

pertama 2011, naik dari 42 persen pada 2007, kata laporan tersebut.

Bank juga memperingatkan bahwa kenaikan harga "tetap menjadi ancaman bagi banyak negara" dengantingkat inflasi negara berkembang Asia diperkirakan rata-rata 5,8 persen tahun ini, naik dari 5,3 persen

perkiraan pada April, tambahnya.

Inflasi regional kemudian seharusnya mendingin menjadi 4,6 persen pada 2012 ketika harga komoditas

  jatuh "namun bank sentral masih akan terus mengawasi dengan ketat dan mungkin perlu mengambil

tindakan perbaikan," kata ADB.

Kekhawatiran menyangkut banjir uang panas yang dialami kawasan ini mereda karena arus modal

melambat dalam beberapa bulan belakangan, namun terdapat risiko lonjakan ketika ekonomi maju

pulih dan pasar utang tenang, kata laporan itu.

"Modal sejauh ini mengalir masuk kawasan tersebut pada laju yang dapat dikendalikan, namun

ketidakpastian ekonomi global berarti para pembuat kebijakan harus siap menghadapi gejolak lebih

besar dalam arus modal," kata laporan itu.

Bank juga memperingatkan bahwa para pembuat kebijakan harus memfokus pada tatanan demografis

kawasan dengan penduduk muda "semakin tua dengan sangat cepat, yang akan menempatkan banyak

negara di bawah tekanan" pada dekade mendatang.

Laporan bank mempertimbangkan 44 yurisdiksi tersebar dari negara-negara Asia tengah bekas Soviet

Page 8: makalah

5/14/2018 makalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-55a931013b658 8/8

 

hingga sejumlah negara kepulauan Pasifik, namun mengecualikan negara-negara maju seperti Jepang,

Australia dan selandia Baru.

Asia timur -- termasuk Hong Kong, China, Korea Selatan, dan Taiwan -- tetap menjadi penggerak

ekonomi utama pembangunan Asia, kata laporan itu, dengan perkiraan pertumbuhan 8,1 persen tahun

ini. Angka tersebut akan jatuh menjadi 8,0 persen pada 2012 karena mesin ekonomi China melambat,

tambahnya.

Negara-negara Asia selatan yang dihantam inflasi akan mengalami pertumbuhan 7,2 persen tahun ini --

dengan perkiraan inflasi akan mencapai 9,1 persen -- sedangkan pertumbuhan kawasan yang dipimpin

India akan mencapai 7,7 persen pada 2012, katanya.

Perkiraan pertumbuhan Asia tenggara dan tengah juga turun "sedikit" menjadi 5,4 persen dan 6,1

persen berturut-turut untuk 2011, dan 5,6 persen dan 6,6 persen tahun depan, kata ADB.

Di Pasifik, Papua Nugini yang kaya sumber daya alam, Timor Leste dan Kepulauan Solomon akan

mendorong pertumbuhan kawasan itu menjadi 6,4 persen tahun ini, melambat menjadi 5,5 persen

tahun depan