Makaha Pertanian Dlm Al-Quran Budirman
Transcript of Makaha Pertanian Dlm Al-Quran Budirman
Makalah : Islam Dan PertanianDosen : DR. Muhammad Yasin, MP
ISLAM DAN PERTANIAN DALAM ILMU AL-QUR'AN
O l e h :
H. MUH. ARSYAD
041 040 7001
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
(STIPER) YAPIM MAROS
2006
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan Rahmat-Nya sehingga Paper ini dapat diselesaikan sebagaimana yang
telah ditetapkan. Karya tulis ini membahas mengenai Pandangan Islam dan
Pertanian dalam Ilmu Al-Qur'an.
Dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Dr. Muh. Yasin, MP. Selaku dosen yang senantiasa memberikan
arahannya dalam penulisan karya tulis ini, serta kepada seluruh pihak yang telah
banyak membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ini
masih jauh terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saran dan
kritikan sangat Penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Maros, Juni 2006
P e n u l i s
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
BAB I PERANAN AIR HUJAN .................................................................. 3
1.1 Hujan Diturunkan dari Langit .................................................... 3
1.2 Hujan dan Tumbuhan ............................................................... 4
BAB II BUDIDAYA TANAMAN (AGRONOMI) ........................................... 6
2.1 Bercocok Tanam ...................................................................... 6
2.2 Pertumbuhan Tanaman ............................................................ 7
2.3 Kesuburan Tanah ..................................................................... 8
2.4 Perakaran Tanaman ................................................................. 9
2.5 Panen ....................................................................................... 10
2.6 Komponen Hasil ....................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 12
Daftar Pustaka ............................................................................................... 13
ii
PENDAHULUAN
Ilmu pertanian termasuk kepada kelompok Ilmu Eksakta dan Tehnik. Ada
beberapa hal yang rasanya kurang pas dengan pengelompokan ilmu pengetahuan
seperti tersebut diatas, terutama letaknya ilmu Agama pada kelompok yang
tersendiri.
1. Sepertinya kelompok Ilmu Kebudayaan, Sosial, Eksakta dan Tehnik masing-
masing kelompok merupakan kelompok yang berdiri sendiri-sendiri, terlepas
sama sekali dengan ilmu agama. padahal ilmu agama itu mencakup semua
aspek kehidupan mahluk dimuka bumi ini.
2. Pelajaran tentang kelompok ilmu lain, selain kelompok agama seolah-olah
seluruhnya adalah berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian manusia sendiri,
bukan merupakan penjabaran lebih lanjut dari dasar-dasar petunjuk dan syari’ah
agama. Sedangkan ilmu pertanian misalnya adalah merupakan ilmu yang
dikembangkan oleh akal manusia karena interaksinya dengan alam yang terkait
dengan nilai-nilai petunjuk Allah SWT dalam Al-Qur’anulkarim dan sunnah
Rasulullah SAW.
3. Seolah-olah Ilmu Agama itu (Agama Islam) hanya yang menyangkut dengan
ilmu agama murni seperti tauhid, rukun Islam, rukun Iman, tajwid, nahu, sjaraf
dan lain-lain yang menyangkut dengan ibadah ritual semata-mata. Pada hal
dalam agama itu ada dasar-dasar dari cabang ilmu apa saja.
Barang kali perlu dipikirkan sekarang untuk merevisi Undang-Undang
tersebut diatas, mendudukkan sesuatu pada proporsi yang tepat dan benar. Dan
khususnya kepada perguruan Tinggi Islam serta sekolah dan perguruan agama
Islam janganlah pula ikut mempersempit ruang gerak pelajaran Agama Islam itu
terbatas dengan pelajaran yang terkait dengan ibadah ritual saja. Pada hal Agama
Islam mengajarkan bahwa apa saja yang kita kerjakan di dunia ini adalah ibadah,
asalkan dikerjakan karena Allah SWT, mengikuti petunjuk-Nya dan sunnah
Rasulullah SAW, untuk sebesar-besar berkembangnya Agama Islam di muka bumi
ini.
1
Tujuan dari pendidikan Agama Islam, tentunya adalah untuk menghasilkan
sumber daya manusia para Ilmuwan dan teknologi yang Islami atau yang disebut
dengan ulul-albab, bukan mencetak ilmuwan dan teknologi yang sekulair
materialistis yang tidak mendasari Ilmu pengetahuannya dengan kaidah-kaidah
agama. Dan yang dimaksud dengan “ilmu “ tentunya dalam arti yang luas,
mencakup berbagai bidang seperti: ekonomi, tehnik, pertanian, kedokteran, sosial,
budaya, politik dan sebagainya. Hendaknya materi ajaran yang terkait dengan
semua cabang-cabang ilmu tersebut diatas di ambilkan dasar-dasarnya dari Ayat-
ayat suci Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW atau kaidah-kaidah agama pada
umumnya, tidak terlepas sama sekali dengan ajaran agama.
Ilmu dalam Agama Islam menduduki tempat yang istimewa dan sangat
penting, sesuai dengan firman Allah SWT dalam kitab Suci Al-Qur'an berikut ini:
Surat Al-Mujaadalah (58), Ayat 11:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikaitkan,’ berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara-Mu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2
BAB I
PERANAN AIR HUJAN
Beberapa kali Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an “........................ Kami
turunkan hujan dari langit.............”. Memang hujan ini amat penting peranannya
untuk tumbuh-tumbuhan dan pertanian. Dengan dasar itu dalam buku ini peranan air
hujan itu kita jadikan bab tersendiri. Tumbuh-tumbuhan yang termasuk didalamnya
tanam-tanaman, memerlukan air untuk pertumbuhannya. Tanpa kehadiran air tak
ada tumbuhan yang bisa tumbuh. Air itu ada dipermukaan bumi, baik di sungai,
danau, maupun lautan. Bahkan sebagian besar dari permukaan bumi ini terdiri dari
pada lautan (air). Selain dari pada permukaan bumi, di dalam tanah pun ada air,
yang kita sebut dengan air tanah. Cuma saja sudah menjadi sifat dari air, bahwa dia
selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah dan menetap di tempat rendah
tersebut. Sementara tumbuh-tumbuhan atau tanaman hampir selalu tumbuh pada
lahan yang lebih tinggi. Pertumbuhan tumbuhan selalu lebih tinggi dari permukaan
sungai, permukaan danau dan permukaan laut sekitarnya (terkecuali tentunya
tumbuh-tumbuhan air, yang memang tumbuh di dalam air itu). Jadi air-air di
permukaan itu tidak banyak manfaatnya untuk tumbuh-tumbuhan. Kita dapat
menyaksikan sebidang sawah tadah hujan yang terletak di pinggir sungai besar,
kekeringan air sampai puso pada waktu musim kemarau. Tanpa bantuan teknologi,
tumbuh-tumbuhan sebenarnya tidak memerlukan air sungai, air danau dan air laut
untuk pertumbuhannya, yang mereka perlukan adalah air hujan, karena air hujan
itulah yang secara otomatis langsung menyiram mereka dan membasahi tanah
tempat tumbuh. Jadi air hujan mempunyai peranan yang spesifik dalam
pertumbuhan dan kelangsungan tumbuh-tumbuhan di mula bumi. Sesungguh Maha
Kuasa dan Maha Bijaksana Allah SWT yang telah menurunkan air hujan dari langit,
yang menyebabkan adanya kehidupan di mula bumi ini.
1.1 HUJAN DITURUNKAN DARI LANGIT
Firman Allah SWT dalam Surat Luqman (31), Ayat 34 :
3
Artinya : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisinya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. Dan dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal”
Sengaja penulis kutip firman Allah SWT pada Surat Luqman ayat 34 ini
secara lengkap, tidak hanya bagian yang menyangkut dengan hujan saja, untuk
mengetahui bahwa turunnya hujan itu, dimana, kapan, berapa lama, berapa
lebat, dia akan turun membasahi bumi, adalah termasuk salah satu kunci-kunci
keajaiban yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Dalam ayat ini Allah SWT
menegaskan bahwa selain dari pada hujan, tidak ada seorangpun termasuk
para Nabi dan Rasul yang mengetahui kapan hari kiamat, tak seorangpun yang
tahu apa yang ada di dalam rahim (laki atau perempuan), tak seorangpun yang
tahu apa yang akan terjadi pada hari esok, dan tak ada seorangpun yang tahu
kapan dan dimana dia akan mati.
1.2 HUJAN DAN TUMBUHAN
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah (2), Ayat 164 :
4
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Allah hidupkan bumi sesudah mati (keirng) nya, dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, serta pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh(terdapat) tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah SWT) bagi kami yang memikirkan”.
Dalam ayat yang cukup panjang tersebut Allah SWT menyatakan
kekuasaan dan kebesarannya dalam menciptakan langit dan bumi, berikut
beberapa hal yang terjadi padanya, diantaranya firman Allah : ”..............Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Allah hidupkan bumi sesudah
mati.” Jadi Allah SWT menurunkan hujan dari langit dan dengan air hujan itulah
Allah SWT menghidupkan bumi yang kering, atau menghidupkan semua mahluk
hidup yang ada di bumi. Penggalan ayat ini menjelaskan bagaimana pentingnya
peranan hujan dalam menghidupkan berbagai kehidupan di bumi ini.
5
BAB II
BUDIDAYA TANAMAN (AGRONOMI)
Agronomi dalam arti luas berarti bercocok tanam atau teknik budidaya
tanaman bahkan ada yang mengatakan pertanian itu sebagai agronomi. Setelah
ilmu tumbuh-tumbuhan, khususnya ilmu tanaman itu berkembang dengan semakin
mendalam, maka ilmu agronomi itu dipecah menjadi beberapa cabang ilmu seperti :
pemuliaan tanaman, ilmu benih, ilmu pemupukan, ilmu hama / penyakit, fisiologi dan
sebagainya, sehingga yang tinggal diurus oleh agronomi itu tinggal lagi jarak tanam,
teknik bertanam dan pengolahan tanah saja. Namun sekarang ini agronomi sudah
diperluas dengan cabang ilmu yang relatif baru yang disebut dengan ilmu pola
tanam atau cropping system. Selama ini para ilmuwan dan para peneliti dibidang
pertanian telah berusaha mengembangkan dan mendalami ilmu agronomi dari
segala aspek, banyak menemukan inovasi dan teknologi baru, namun tidak
mendasari ilmunya itu dengan Al-Qur'an, seolah-olah semuanya itu adalah hasil
temuan mereka sendiri. Sebenarnya dasar-dasar ilmu agronomi itu sudah ada dalam
Al-Qur'an dan Tuhan memang menyuruh manusia untuk memperhatikannya,
mempelajarinya dan menelitinya.
2.1 BERCOCOK TANAM
Firman Allah SWT dalam Surat Yaasiin (36), Ayat 34-35 :
Artinya : “Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air (34), Supaya mereka dapat makan dari buahnya dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyurkur”
Dari sudut pandang ilmu bercocok tanam kita perlu menggarisbawahi
bagian dari wahyu Ilahi tersebut di atas, yaitu : “........ dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka”. Keseluruhan ayat ini menunjukkan bagaimana
Allah SWT itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan memberikan
6
nikmatnya kepada manusia berupa produksi buah-buahan dan tanam-tanaman
untuk makanan manusia agar mereka dapat melangsungkan kehidupannya.
Nikmat produksi tanaman itu sesuai dengan ayat di atas dapat berupa buah-
buahan yang langsung dapat di panen dan dari tanam-tanaman yang
diusahakan oleh tenaga manusia sendiri, yakni berbagai jenis tanaman yang
disemai, ditanam dan dibudidayakan oleh mereka sendiri.
Ini mengindikasikan bahwa usaha bercocok tanam itu, sudah ada dalam
petunjuk Allah SWT dan produksi atau hasil yang didapat dengan ushaa itu
adalah merupakan rahmat, nikmat atau anugrah dari-Nya. Manusia diharuskan
berusaha, namun apakah akan mendapatkan hasil atau tidak itu Tuhan yang
menentukan. Dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW, pernah bersabda :
“Penghasilan yang paling baik itu adalah yang didapatkan dengan usaha dagang yang mabrur dan usaha tenaga sendiri”.
2.2 PERTUMBUHAN TANAMAN
Pada bab sebelumnya sudah cukup banyak dikemukakan tentang
pertumbuhan tanaman ini, yang tidak perlu lagi kita ulangi disini. Antara lain
tentang perkecambahan, pertumbuhan yang bercabang dan tidak bercabang,
yang dipakai junjungan dan yang tidak dipakai junjungan. Pokoknya bermacam-
macam bentuk pertumbuhan itu sesuai dengan jenisnya. Berikut ini kita kutip
beberapa ayat lagi yang terkait dengan pertumbuhan tanaman ini.
Firman Allah SWT dalam Surat Al-An’aam (6), Ayat 95 :
Artinya : “Sesungguhnya Allah adalah yang membelah biji dan butir. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Allah-lah yang melakukan itu, maka mengapa kamu masih berpaling?”
Ada beberapa penafsiran mengenai ayat tersebut di atas, sebab
pengertian biji dan butir itu tidak ditegaskan biji atau butir apa dan mungkin juga
itu dalam arti kiasan, sehingga pada penafsiran yaitu :
7
Mengeluarkan kecambah tanaman yang hidup dari biji yang mati dan
kemudian mengeluarkan biji dari tanaman yang hidup.
Mengeluarkan anak ayam yang hidup dari telur yang mati dan
sebaliknya mengeluarkan telur dari ayam yang hidup.
Mengeluarkan anak yang saleh dari orang tua yang jahil dan
mengeluarkan anak yang jahil dari orang tua yang saleh.
2.3 KESUBURAN TANAH
Ada dua faktor atau utama yang menentukan tingkat keberhasilan
pertumbuhan tanaman, yaitu kesuburan tanah dan iklim. Satu jenis tanaman
yang tumbuh di tanah yang subur tapi iklimnya tidak sesuai, atau sebaliknya
tanaman yang tumbuh di daerah iklim yang sesuai akan tetapi tanahnya
gersang, tidak akan tumbuh baik dan tidak berproduksi. Diantara kedua faktor
tersebut, faktor iklimlah yang sulit dikendalikan, terutama suhu dan radiasi
matahari. Masalah hujan bisa diatasi dengan pengairan dan masalah kesuburan
tanah dapat diatasi dengan pengolahan dan pemupukan. Bahwa tingkat
kesuburan tanah ini menentukan pertumbuhan sudah ada informasinya dalam
Al-Qur'an.
Firman Allah SWT dalam Surat Al-A’raf (7), Ayat 58 :
Artinya : “Dan tanah yang baik, tanaman-tanaman tumbuh subur dengan izin Allah dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikian Kami mengulangi tanda-tanda Kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”
Tanaman akan tumbuh subur pada tanah yang subur dengan seizing
Allah SWT. Kalau Tuhan tidak mengizinkan berbagai halangan bisa muncul
menyebabkan tanaman itu tidak tumbuh subur, walaupun ditanam pada tanah
yang subur. Demikian pula sebaliknya tanaman akan tumbuh merana pada
tanah yang tidak subur, kalau Tuhan tidak menghendaki lain. Dan menunjukkan
8
lagi bagaimana Kebesaran dan Kekuasaan Allah SWT, Mujahiddin As Sabah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa ini adalah perumpamaan
yang diberikan oleh Allah kepada miskin dan kaum kafir.
2.4 PERAKARAN TANAMAN
Allah SWT memberi petunjuk tentang perakaran tanaman dan
peranannya dalam pertumbuhan dan produksi tanaman secara tidak langsung
dalam Surat al-Baqarah (2) ayat 265. kita mengetahui bahwa perakaran
tanaman itu adalah bagian tanaman yang tumbuh ke arah bawah, ke dalam
tanah, berlawanan dengan arah pertumbuhan batang, cabang dan daun.
Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman adalah untuk menopang berdirinya
tanaman itu agar berdiri kokoh, tidak mudah roboh ; untuk mengisap air dan
nutrisi / zat hara dari dalam tanah dan sebagainya. Seperti diketahui dalam
kaitan dengan perakaran ini tumbuh-tumbuhan di bagi dua yaitu golongan
tumbuhan yang berakar tunggang dan golongan tumbuhan berakar serabut.
Akar tunggang sistem perakarannya akan lebih jauh masuk ke dalam tanah,
sementara yang berakar serabut, umumnya daerah perakarannya hanya pada
lapisan atas tanah saja. Satu keseimbangan yang diciptakan oleh Allah SWT
adalah bahwa tanaman yang berakar tunggang dengan cabang-cabang dan
ranting-ranting akar yang banyak di dalam tanah dan masuk jauh ke dalam
tanah, batangnya yang berada di atas permukaan tanah pun banyak bercabang-
cabang, ranting dan sebagainya. Sementara tanaman yang berakar serabut
yang akarnya hanya pada lapisan atas tanah, batangnya tidak bercabang.
Bayangkan kalau sebaliknya yang terjadi, tanaman yang berakar serabut,
batangnya bercabang-cabang dan ranting yang banyak, tentulah akan mudah
tumbang, tidak akan kuat berdirinya. Inipun suatu tanda-tanda lagi bagi orang
yang mau berpikir.
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah (2), Ayat 265 :
9
Artinya : “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiramnya, maka (hujan gerimispun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”
2.5 PANEN
Cukup banyak ayat suci dalam Al-Qur'an yang menerangkan bahwa
Allah SWT telah menciptakan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan. Kalau
dilihat dari segi panen, kelihatan sekali kalau tumbuhan itu memang banyak
jenisnya. Pada umumnya yang di panen itu adalah dalam bentuk buah, yang
merupakan produk terakhir dari tumbuh-tumbuhan itu. Akan tetapi ada pula
yang di panen itu dalam bentuk daun, dalam bentuk bunga, batang bahkan
dalam bentuk akar. Ada tanaman yang hanya sekali panen saja setelah itu
tanaman itu mati, ada tanaman yang bisa di panen berkali-kali. Panen buah-
buahan biasanya musiman, ada yang bisa di panen sekali setahun (pada
umumnya), tapi ada yang di panen setiap bulan (seperti kelapa) dan ada pula
yang di panen setiap musim.
Firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim (14), Ayat 25 :
Artinya : “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan itu bagi manusia supaya mereka selalu ingat”
2.6 KOMPONEN HASIL
Untuk menentukan produksi tanaman, biasanya dilakukan dengan
mengambil umbian sebagai sampel lalu dikonversikan menjadi hektar. Namun
bisa juga dengan melalui penghitungan komponen hasil. Umpamanya untuk
10
menentukan produksi kopra / Ha / thn dari kebun kelapa didapat dari
perbanyakan komponen hasilnya, yaitu : jumlah pohon/Ha X jumlah tandan/
tahun X jumlah butir/tandan dibagi dengan jumlah butir / kg kopra. Sementara
untuk menaksir produksi padi/Ha dilakukan dengan menghitung : jumlah
rumpun/Ha X jumlah malai/rumpun X jumlah butir isi/malai x berat 1.00 butir dan
seterusnya.
Penulis benar-benar terpesona, menemukan satu ayat suci Al-Qur'an
yang rasanya cocok dengan komponen hasil utama dari tanaman padi sawah.
Sebagai berikut :
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah (2), Ayat 261 :
Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir 100 biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sia yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
11
BAB III
KESIMPULAN
Pertanian sebagai kegiatan perekonomian yang mendasari perkembangan
sektor-sektor lainnya seperti industri dan lain-lain mendapat dorongan yang sangat
kuat oleh Ajaran Islam untuk dikembangkan dikaji. Pertanian tanaman pangan,
Perkembangan Hortikultura, Kehutanan, Peternakan, Perikanan merupakan sektor
yang memproduksi bahan-bahan baku untuk sektor industri, yang mengolah bahan-
bahan baku menjadi setengah jadi atau siap pakai, dalam bentuk pemakaian yang
lebih maju dan lebih bermanfaat bagi umat manusia dorongan mengembangkan
sektor pertanian ini dilakukan oleh sebuah Pesan Muhammad SAW berbunyi :
“Apabila seseorang memilih tanah, ia seharusnya memanfaatkannya
menanam atau meminjam kepada saudara muslim lainnya ; Jangankan ia
dibiarkan tidak ditanaminya” (Hadits)
Hadits di atas sangat berkesan, andai besok akan kiamat, apalagi tidak atau
dalam hadits lain Muhammad SAW bersabda “Berkaryalah untuk duniamu seakan-
akan engkau akan hidup selama-lamanya, dan berkaryalah untuk akhiratmu seakan-
akan engkau akan mati besok “. Dengan perintah Nabi kita yang kita hormati
sebagai utusan Allah yang telah berjasa membawa pesan kebahagiaan bagi hidup
kita, kita seakan-akan diminta untuk hidup selama-lamanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darwis. SN. H., Dr. Ir. Dasar-dasar Ilmu Pertanian Dalam Al-Qur'an.
Saefuddin. A.Ma. dkk. 1986. Islam untuk Disiplin Ilmu Pertanian Departemen Agama RI. CV. Wirabuana. Jakarta
13