Majalah UC Onliner, Januari 2014

16
UC Onliner Januari 2014

description

Salam Entrepreneur UC Onliners! Continuing Studies Center (CSC) Universitas Ciputra menerbitkan Majalah UC Onliner sebagai media informasi dan publikasi bagi UC Onliners untuk belajar secara online, khususnya di bidang entrepreneurship. Program ini dalam rangka mewujudkan visi Pak Ciputra agar Indonesia menjadi negeri entrepreneur.

Transcript of Majalah UC Onliner, Januari 2014

UC OnlinerJanuari 2014

UC OnlinerJanuari 2014

UC OnlinerJanuari 2014

Editorial

Salam Entrepreneur UC Onliners!

Continuing Studies Center (CSC) Universitas Ciputra menerbitkan Majalah UC Onliner sebagai media informasi dan publikasi bagi UC Onliners untuk belajar secara online, khususnya di bidang entrepreneurship. Program ini dalam rangka mewujudkan visi Pak Ciputra agar Indonesia menjadi negeri entrepreneur.

Menyadari bahwa pembelajaran yang dibutuhkan di negeri ini adalah entrepreneurship, media ini bertujuan agar dapat membantu menyebarluaskan informasi mengenai pendidikan entrepreneurship secara online. Saat ini semakin banyak pelatihan bagaimana berbisnis, tapi sebenarnya hal itu tidak cukup kalau tidak didukung dengan mindset yang entrepreneurial. Pembelajaran entrepreneurhip diajarkan secara berbeda yaitu harus melalui mengubah pola pikir, kejelian dalam menciptakan peluang, menjalankan usaha secara inovatif dan bagaimana mengkalkulasi resiko. Intinya semua berujung pada konsep pemahaman dasar mengenai bagaimana menjadi seorang entrepreneur yang handal.

Majalah UC Onliner ini berusaha menjembatani antara Universitas Ciputra, dalam hal ini Continuing Studies Center, dengan semua pemangku kepentingan yang ada, termasuk peserta maupun pengajarnya. Di setiap edisi akan ada tips belajar online serta juga bagaimana program pembelajaran online bisa berlangsung secara efektif.

Sebagai majalah yang direncanakan akan terbit tiap bulan, semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya. Diterbitkan dalam bentuk dokumen elektronik dan bisa dibaca secara gratis.

Salam Entrepreneur!

FROM THE EDITOR

Daftar Isi

“Jika Anda mendidik seorang pria, maka seorang pria akan menjadi terdidik. Jika Anda mendidik seorang wanita, maka sebuah generasi akan terdidik”

- Brigham Young

“Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini” - Malcolm X

UC OnlinerLiputan UtamaInovasi Jangan Sekedar Asal Berbeda

06

UCEO News04MOOC Pertama di Indonesia09Creating A Better Future with

Entrepreneurship

Berita Internasional05Konferensi Dunia ICDE ke-25 di Tianjin

05World Innovation Summit for Education (WISE) ke-5

Profi l PesertaMuji RahayuSri Wahyuni Fitriani

10

OpiniBeda Entrepreneur yang Satu dengan yang Lain

12

Oleh : Nur Agustinus

Resensi Buku13Pendidikan kelas dunia untuk

siapa pun dan di mana punAnda bisa jadi pengusaha suksesMenjadi pendaki yang pantang menyerah

Inovasi Tidak Harus RumitInovasi Oreo

0707

TipsPetunjuk Praktis Mendaftar Edmodo

11

02

InspirasiMelihat dan Berpikirlah 14

UC Onliner Chief EditorNur Agustinus

Managing EditorTiffany Oktoriana

Redaksi menerima kritik, saran, dan komentar dari pembaca. Silahkan kirim via e-mail ke [email protected]

Majalah UC Onliner diterbitkan oleh Continuing Studies Center Universitas Ciputra.Dilarang mengutip, memproduksi sebagian atau keseluruhan isi majalah ini dalam segala bentuk tanpa izin

tertulis dari redaksi.

EditorTiffany OktorianaAgitya KristantokoBernardinus Arisandi

Staff AccountingReny Pebriasari

Design & ArtisticRachmat Wijanarko

DocumentationSamuel Leksono

ReporterAgitya Kristantoko

Bagaimana melakukan inovasi yang baik dan tidak sekedar asal lantas tak berguna?

Foto : KokoKulit Luar : Koko

UC OnlinerJanuari 2014

MOOC Pertama di IndonesiaUCEO menyelenggarakan Entrepreneurship Ciputra Way

Pre-Launching UCEO

Pada tanggal 1 Agustus 2013, UCEO mengadakan buka puasa

bersama dengan para peserta kuliah online Entrepreneurship Ciputra Way (ECW). Buka puasa yang bertemakan Entrepreneurship for The Nation diadakan di Rumah Makan Dapur Desa, Surabaya.

Pembicara dari acara yang bertemakan Entrepreneurship for The Nation ini adalah Yohannes Somawiharja (Direktur Akademik Universitas Ciputra), Eric Yosua (Entrepreneur dan dosen Universitas Ciputra), Akhyari Hananto (Founders Good News From Indonesia/GNFI), dan salah satu Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Hong Kong yang telah kembali ke daerahnya di Madiun dan buka usaha sendiri yakni Sutari.Acara dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta yang terlihat sangat antusias. Di akhir acara, ada sesi tanya jawab di mana peserta dapat bertanya kepada pembicara serta ditutup dengan pembagian hadiah dari acara Live Tweet dan foto bersama. (ak)

Launching UCEO

Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

melakukan peluncuran perdana pembelajaran online Entrepreneurship Ciputra Way pada tanggal 24 Agustus 2013 yang diadakan di Ciputra World Jakarta 1 (DBS Tower). Launching UCEO tersebut bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-82 Dr. (H.C). Ir. Ciputra, pendiri Ciputra Group.

Diawali dengan ibadah syukur, kemudian dilanjutkan dengan peniupan lilin dan pemotongan kue ulang tahun untuk merayakan ulang tahun Pak Ciputra. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan peluncuran free online course atau yang bisa disebut dengan MOOC (Massive Open Online Course) dari UCEO di mana kuliah perdana adalah Entrepreneurship Ciputra Way (ECW).

Gathering UCEO di Dapur Desa Surabaya

Gathering UCEO setelah Launching ECW di Ciputra World Jakarta

Bersama dengan peluncuran ini, diadakan juga penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) yang dihadiri oleh sejumlah tamu undangan penting a.l Dr. Thorsten Hutter, wakil Dubes Jerman, Amerika Serikat serta perwakilan UNESCO. Badan pendidikan dan kebudayaan PBB ini ikut memberikan dukungannya terhadap upaya penyebarluasan entrepreneurship di Indonesia.

Pada sore harinya acara dilanjutkan dengan temu darat komunitas UCEO yang dihadiri sekitar 50 peserta dan

berdiskusi langsung dengan sejumlah narasumber yaitu Akhyari Hananto dari GNFI, Antonius Tanan, direksi Ciputra Group, Denny Bernadus, wakil dari Yayasan Ciputra Pendidikan dan Nur Agustinus, direktur akademik UCEO. Temu darat bertajuk “Ciputra Entrepreneurial Insight for a Better Indonesia” mengurai apa kunci sukses bisnis dan bagaimana Ciputra Group mampu berkibar di bawah visi beliau. Bagaimana pendidikan entrepreneurship bisa mengubah bangsa dan dapat membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik. (ak)

UCEO News

04

UC OnlinerJanuari 2014

Konferensi Dunia ICDE ke-25 di Tianjin

Pada tanggal 16-18 Oktober 2013, diselenggarakan 25th

ICDE (International Council for Open and Distance Education) World Conference di Tianjin, China. Dari UCEO, ikut hadir Nur Agustinus untuk mepelajari perkembangan pendidikan jarak jauh di dunia. Acara ini berlangsung dua tahun sekali, sebelumnya di Nusa Dua, Bali.

Saat itu, topik yang banyak dibahas adalah mengenai Open Education Resources, yakni mengupayakan agar sumber-sumber pendidikan bisa diberikan secara terbuka dan gratis. Ini mengingat mulai maraknya WEB 2.0, seperti Youtube, Facebook, Slideshare dan lainnya, di mana orang bisa berbagi konten pendidikan. Di konferensi ICDE ke dua puluh lima ini, topik utama yang diperbincangkan adalah mengenai Massive Open Online Course. Jika sebelumnya membahas soal konten, kini dengan perkembangan teknologi, memungkinkan sebuah kelas online

dibuka untuk ribuan bahkan ratusan ribu peserta, bahkan dengan gratis. Ini sesuatu yang bisa membawa pengaruh luar biasa bagi sistem pendidikan tinggi yang ada.

Salah seorang keynote speaker, Professor Asha Kanwar dari Commonwealth of Learning (COL) menjeaskan bahwa saat ini semakin meningkat minat orang untuk belajar online. Di tahun 2010 ada 6,1 juta peserta yang mengambil setidaknya satu online course. Peningkatan ini juga terjadi di Asia yakni sebesar 17,3%. Vietnam, Malaysia, Thailand, Philippines, dan China, adalah lima negara tertinggi yang memiliki pertumbuhan peserta eLearning tertinggi. Pembicara lain dari The Open University of China, Yang Zhijian membawakan tentang perkembangan Open Distance Learning (ODL) di China. Dikatakan bahwa saat ini ada perubahan besar dalam pembelajaran

Berita Internasional

World Innovation Summit for

Education (WISE) ke-5

Guru yang kreatif, inovatif, penuh semangat, empati, dan luwes

berperan sebagai fasilitator adalah gambaran guru ideal. Sayang, guru ideal tak mudah ditemukan atau diciptakan. Padahal, mereka justru paling dibutuhkan untuk memberikan bekal ketrampilan hidup kepada generasi muda.

Kondisi guru di berbagai negara, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya ternyata hampir sama. Jumlah yang tak mencukupi hingga

kualitas guru yang minim akibat keterbatasan fasilitas pendukung proses pembelajaran menjadi tantangan bersama. Setidaknya tantangan itu yang dirasakan 1.200 peserta forum tahunan World Innovation Summit for Education (WISE) ke-5, 28-31 Oktober lalu, di Doha, Qatar.

Dalam forum yang kali ini bertema, “Reinventing Education for Life”, persoalan di jenjang pendidikan dasar masih menjadi fokus utama mengingat adanya tenggat Tujuan Pembangunan Millenium pada 2015. Akses pada pendidikan dasar yang berkualitas menjadi kendala terbesar di banyak negara, terutama negara berkembang dan miskin serta negara

05

online dengan adanya Massive Open Online Course (MOOC) yang disebutnya sebagai Digital Tsunami. Kehadiran MOOC ini akan membawa dampak bagi pendidikan tinggi yang ada. Open University of China juga memproduksi “OUC Five-minute courses”. Sekitar empat ribu mata kuliah telah dihasilkan.Sementara itu, Hans d’Orville dari UNESCO menjelaskan bahwa di tahun 2012 ada 6,7 juta peserta pembelajaran online dan ini meningkat 570.000 peserta dibandingkan tahun lalu. Sebagai bisnis, Di Amerika Serikat, E-learning menghasilkan 56,2 miliar dolar dan diperkirakan akan naik dua kali di tahun 2015. Salah seorang keynote speaker, Rory McGreal dari Athabascha University, membahas soal pentingnya Digital Rights Management, Digital Licences dan harus ada perubahan regulasi untuk Open ETextbooks. Kehadiran MOOC yang mencapai puncaknya di tahun 2010, memang membawa pengaruh yang luar biasa. Banyak yang meragukan apakah MOOC ini bisa bertahan dengan model bisnis yang memberikan pendidikan secara massal dan gratis. Termasuk juga mempertanyakan soal kualitasnya. Namun MOOC memberikan kesempatan terbuka luas untuk siapa saja bisa belajar langsung dari top profesor dari universitas terkemuka di dunia. Ini dibahas di konferensi ICDE dalam sesi debat antara Frits Pannekoek dengan Rory McGreal, yang beradu argumen soal model bisnis, permodalan, biaya, revenue, regulasi dan keberlanjutannya. (na)

yang dilanda bencana dan konfl ik.

Hampir di semua sesi diskusi panel, debat, hingga workshop selama tiga hari, para peserta sepakat bahwa keterbatasan akses bukan satu-satunya penghambat pendidikan berkualitas, tetapi juga kualitas guru. Dalam forum ini peran dan fungsi guru digugat dan dipertanyakan, terutama guru yang masih mengajar dengan gaya kaku konvensional, satu arah, tanpa proses dialog atau diskusi dengan murid seperti mayoritas sekolah di Indonesia. Bahkan, guru dianggap sebagai penyebab lahirnya generasi yang tidak memiliki keahlian atau ketrampilan hidup yang dibutuhkan abad XXI. (Kompas, 25 Nov 2013)

UC OnlinerJanuari 2014

Inovasi Jangan Sekedar Asal Berbeda

Bagaimana melakukan inovasi yang baik dan tidak sekedar asal lantas tak berguna?

Inovasi itu harus berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat. Tujuan inovasi adalah untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok orang. Nah, setiap ada masalah, di sana ada peluang. Untuk mengatasi masalah, diperlukan inovasi. Ketika kita sebagai entrepreneur harus bisa memberikan solusi atas masalah, bahkan jika masalah itu masih belum dirasakan sebagai masalah.

Banyak yang mengatakan setelah belajar entrepreneurship bahwa cara berinovasi antara lain dengan Takutiruko (tambah, kurangi, tiru, ubah, dan kombinasikan). Tapi saya melihat masih belum paham tujuan sebenarnya dari inovasi. Misalnya, ada yang mau berinovasi membuat pecel tapi bukan dari kacang namun mente... apakah ini inovasi? Inovasi bukan sekedar membuat hal yang lain. Kalau mengikuti prinsip takutiruko, ya itu memang termasuk mengubah. Namun apakah perubahan itu dibutuhkan oleh masyarakat? Apakah perubahan itu memecahkan masalah orang lain? Kalau tidak, itu pasti tidak akan diterima oleh pasar. Lho pak, kalau tidak dicoba, mana tahu hasilnya? Ya, seringkali kemudian melakukan hanya dengan coba-coba. Ingat, bisnis bukan sekedar coba-coba lho...

Kita selalu ditanamkan pemahaman bahwa inovasi itu adalah yang

diterima pasar. Tapi kita lupa bahwa yang diterima pasar itu berarti dibutuhkan pasar. Jadi, mestinya kita harus berpegang pada, apakah inovasi kita dibutuhkan oleh pasar atau tidak? Bagaimana supaya dibutuhkan? Bagaimana agar pasar tidak bisa berkata tidak? Ya berarti inovasi kita harus bisa menjadi solusi atau masalah pelanggan kita. Kalau tidak, ya percuma. Mungkin mereka hanya sekali beli, lalu tidak lagi,Ingat, inovasi itu adalah bagaimana kita memecahkan masalah orang lain.

Liputan Utama

Orang rela membeli, mengeluarkan uang, untuk mengatasi masalahnya. Kita menjual baju yang menarik, untuk mengatasi masalah orang yang ingin tampil cantik dan percaya diri dengan gaun tersebut. Jadi, kita memberi nilai tambah... ada value yang kita tawarkan kepada pelanggan. Kalau yang kita tawarkan ke pasar adalah

sama dengan yang ditawarkan oleh orang lain, maka cara satu-satunya agar orang membeli barang kita adalah dengan membuat harga barang kita lebih murah. Ya, itu yang dilakukan pedagang. Tapi entrepreneur bukan sekedar pedagang, oleh karenanya, bersaing dengan menjual lebih murah itu bukan cara entrepreneur. Entrepreneur bersaing dengan memberi nilai tambah lebih baik bagi pelanggannya. Tapi, bagaimana supaya pelanggan tetap bisa beli dengan harga yang wajar walau kita walau kita memberi nilai tambah?

Perlu diperhatikan, seringkali kita punya inovasi tapi membuat biaya kita makin besar. Contohnya, pasang wifi agar orang betah makan di rumah makan kita. Ya, memang ini menambah value, tapi sekaligus menambah biaya. Entrepreneur harus bisa memikirkan menambah value, tapi juga mengurangi biaya.

Kalau inovasi membuat Anda rugi, hal itu percuma saja. Jadi, bagaimana supaya inovasi Anda berhasil? Inovasi itu haruslah menjawab apa yang dibutuhkan pasar. Bahkan kalau Anda bisa melihat dan berpikir, maka Anda bisa mengetahui kebutuhan pasar yang masih belum terlihat saat ini. Misalnya, apa yang akan dibutuhkan orang lima tahun mendatang, tapi saat ini belum? Wah, belum tentu semua orang bisa memikirkan lho... Bayangkan lima belas tahun lalu saja, belum tentu semua orang butuh handphone. Kini, tanpa handphone, sepertinya ada yang kurang.

Nah, untuk tahu kebutuhan pasar yang ada saat ini (untuk menemukan peluang) atau kebutuhan mendatang (untuk menciptakan peluang), memang tidak sederhana... tapi juga tidak sulit asal mau berpikir dan bertindak yang benar. Jangan sekedar menambah, mengurangi

06

UC OnlinerJanuari 2014

Liputan Utamaatau mengubah. Apa yang dimaksud dengan tes pasar, sebenarnya harus diawali dengan melakukan empati terhapap pasar. Apa itu empati terhadap pasar? Artinya, Anda harus bisa mendengar, melihat, merasakan apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh pasar. Kemampuan peka terhadap lingkungan ini perlu dimiliki.

Sebagai pembelajar entrepreneurship, kita selalu ditekankan soal passion, vision, inovasi dan peluang. Sebenarnya hal-hal ini berkaitan. Ketika apa yang menjadi passion Anda bertemu dengan peluang, ini akan menjadi sebuah vision. Bagaimana kita bisa tahu itu adalah peluang? Ya dengan cara kita peka teradap kebutuhan pasar, baik pasar masa kini maupun pasar masa depan.

Dapatkah kita “melihat” tanah tandus ini sebagai tanah subur?

Saya beri contoh dari cerita Pak Ciputra saat mengunjungi lahan yang saat ini telah menjadi kota mandiri Citraland di Surabaya. Saat itu, daerah ini adalah kawasan surabaya barat yang sama sekali tidak ada yang tertarik karena sangat kering dan tandus. Tanahnya pecah-pecah dan sangat gersang. Waktu itu Pak Ciputra naik mobil bersama walikota Surabaya saat itu, Pak Poernomo Kasidi. Pak Walikota waktu itu berkata kepada pak Kresnayana Yahya, seorang ahli statistik dan konsultan usaha, “kok ya ada orang yang berminat dengan daerah seperti ini?” Nah, apa yang “dilihat” (vision) oleh pak Ciputra adalah gabungan dari pasion dan opportunity. Beliau melihat peluang masa depan dan itu hanya bisa terlihat karena beliau memiliki pasion di bidang tersebut. Passion beliau adalah mengubah sampah menjadi emas, mengubah tanah tandus menjadi permai. Tidak semua orang bisa melihat dan berpikir seperti itu. Dari sanalah lahir inovasi, menjawab apa yang dibutuhkan pasar

di masa mendatang.

Tentu, kita dalam skala yang berbeda, bisa menghasilkan inovasi-inovasi juga. Namun buatlah inovasi untuk mengatasi masalah pelanggan. Inovasi tidak selalu dalam produknya, tapi bisa juga dari segi prosesnya, pembayarannya, pemasarannya, atau lain sebagainya. Contoh inovasi di masa lalu adalah, dulu roti burger itu berbentuk kotak, seperti roti sandwich... tapi McDonald melakukan inovasi untuk membuat orang mudah membawa dan memakan roti burger dengan mengubahnya menjadi bundar. Perubahan ini membuat mudah orang membawa dan makan sebab bisa dimakan dari sudut mana saja cukup dengan menggeser rotinya. Ini inovasi, yang walaupun

pasar saat itu tidak menganggap sebagai masalah dengan makan, tapi pihak McD sudah berpikir ke depan bahwa masalah itu ada dan dijawab melalui inovasi.

Inovasi itu pada dasarnya adalah untuk membuat hidup manusia lebih mudah serta meningkatkan kualitas hidup yang ada. Beri value lebih pada pelanggan, namun jangan lupa inovasi yang baik adalah yang bisa menurunkan biaya juga. (na)

Salam entrepreneurSelamat berinovasi!

Inovasi Tidak Harus Rumit

Melakukan inovasi adalah hal yang tidak mudah. Padahal ini adalah

salah satu kunci entrepreneurship. Inovasi memang berangkat dari sebuah ide kreatif. Tidak harus rumit, kadang malah sederhana. Yang jadi hambatan seringkali ide-ide itu sudah dilakukan oleh pihak

lain. Kita terbiasa jadi penikmat inovasi yang diciptakan orang lain. Kalau kita termasuk generasi yang sudah cukup umur, kita akan melihat banyak perubahan. Sebagai contoh, inovasi di bidang penjualan, seperti memasang makanan ringan (snack) atau krupuk dengan cara digantung renteng, untuk memudahkan pembeli untuk mengambil (tinggal dicabut), adalah sebuah inovasi yang luar biasa. Sederhana, tapi ini merupakan inovasi juga. Jadi, retail is detail. Pikirkan inovasi dalam hal-hal kecil, sebab dari hal-hal yang tampaknya sepele, justru bisa menciptakan hasil yang spektakuler. (na)

Inovasi Oreo

Inovasi dalam hal makanan, baik itu mulai dari makanan kecil, snack,

kue, atau masakan hingga restoran, itu tidak hanya pada produknya saja, tapi bisa dari banyak aspek... termasuk cara memakannya. Salah satu contoh adalah burger McD... dulu pada awalnya, burger itu berbentuk roti persegi. Sama seperti roti tawar yang bujur sangkar, lalu dua roti di tengahnya diberi daging dan selada serta bahan lainnya. Tapi dalam perkembangannya, bentuk roti burger ini diinovasi dengan membuatnya bulat agar orang lebih mudah memakannya. Dengan betuk yang bundar, orang bisa memegang dan memakan dari arah manapun.

Contoh lain, semua pasti tahu oreo. Apa hebatnya atau uniknya oreo? Oreo terkenal dengan cara memakannya, yakni: diputar, dijilat dan dicelupin. Kalau kita lihat, oreo sebagai biskuit, itu tak ada bedanya dengan biskuit lainnya. Tapi mengapa bisa demikian terkenal? Itu terletak pada inovasi iklannya serta bagaimana mereka membudayakan cara makan yang berbeda. Inovasi cara memakan oreo, membuat orang menjadi ingat akan oreo, bukan

07

UC OnlinerJanuari 2014

biskuit lain. Bagi anak-anak, ini adalah menarik dan merupakan penerapan dari teori psikologi yang namanya fun theory (kegiatan memutar, menjilat dan mencelup ini menyenangkan).

Kini oreo juga melakukan inovasi secara tidak langsung, yakni membuat para penjualan minuman juice atau kedai kopi, menggunakan oreo sebagai salah stau campurannya, misalnya juice dengan oreo maupun roti dengan oreo. Di McD juga ada es cream oreo. Bahkan kita bisa mendapatkan banyak resep yang menggunakan oreo sebagai salah stau bahan makanan atau minuman di internet. (na)

Liputan Utama

Source : www.edtechtimes.com

08

Pembaca UC Onliner dapat berkontribusi melalui tulisan, artikel dan opini yang dapat dikirimkan melalui email : [email protected]

untuk pemasangan iklan dapat menghubungi kami melalui email : [email protected]

UC OnlinerJanuari 2014

Creating A Better Future with EntrepreneurshipAcara gathering UCEO diadakan di

Malang yang berlokasi di Rumah Makan Kertasari pada tanggal 18 Desember 2013. Gathering yang diadakan mulai pukul 18.00 WIB tersebut bertemakan “Creating A Better Future with Entrepreneurship” mendatangkan pembicara dengan latar belakang yang sama yaitu bidang kuliner, mereka adalah owner dari So Kresh (Kristiawan), Pentol Arcip (Hadi dan Afi ev), dan Richa Susanti (Depot Barokah) ini membuat 40 peserta yang datang menjadi antusias untuk menyimak setiap perbincangan antara moderator dengan pembicara.

Gathering dibuka dengan makan bersama, setelah itu dilanjutkan talkshow dengan pembicara yang pertama yaitu Richa owner dari depot Barokah. Richa bercerita bagaimana awalnya dia membuka depot yang berlokasi di dekat kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) III, bagaimana suka duka dalam menjalankan usahanya, dan tidak lupa Richa membagikan tips-tips dalam menjalankan usaha di bidang kuliner.

Pembicara kedua yaitu owner dari So Kresh, yaitu Kristiawan, menceritakan asal mula munculnya kripik buah yang diberi nama So Kresh yang berawal dari ketertarikannya dalam pengembangan mesin pengolahan bahan makanan, yang akhirnya jadilah mesin pengolahan buah.

Diceritakan pula bagaimana usaha tersebut berjalan dari awal sampai berjalan seperti sekarang tentunya membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, tetapi dengan konsisten usahanya dijalankan berdasarkan prinsip yang dipunyai yaitu, teknologi, metodologi, dan hobi.

Setelah berbincang mengenai kripik buah So Kress, hadir owner Pentol Arcip yaitu Hadi dan Afi ev yang membawakan materi dengan ceria. Berawal dari tugas mata kuliah Entrepreneurship di Universitas Ciputra, usaha Pentol Arcip sukses sampai sekarang bahkan terdapat 18 franchise yang dikembangkan oleh kelompok tersebut.

Para peserta gathering berfoto bersama usai acara.

UCEO News

Di penghujung acara talkshow, UCEO memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan pertanyaan kepada ketiga narasumber. Dilanjutkan dengan UCEO bagi-bagi hadiah untuk para peserta yang ikut berpatisipasi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh moderator. Peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara gathering yang diadakan UCEO. Acara terakhir dilanjutkan dengan foto bersama para peserta dengan ketiga narasumber.

Sampai jumpa di event UCEO selanjutnya ya...

Salam Entrepreneur! (to)

Para Pembicara dari kiri ke kanan : Kristiawan (So Kressh), Richa Susanti (Depot Barokah), Hadi dan Afi ev (Pentol Arcip)

Gathering UCEO di Kota Malang

09

UC OnlinerJanuari 2014

Profi l Peserta

Ayuk, panggilan akrab Muji Rahayu, adalah murid PER Batch 3 yang meraih juara pertama. Ketekunannya dalam mengerjakan tugas dan berdiskusi membuat dia meraih nilai tertinggi di pembelajaran ini. Perempuan yang memiliki akun facebook bernama Ayuk JoGja ini berasal dari Jogja dan juga telah memiliki online shop beralamatkan http://ayurajut.blogspot.com/.

“Dengan mengikuti program yang diadakan oleh UCDE membuat saya mempunyai pengalaman-pengalaman baru yang mengesankan juga pengetahuan-pengetahuan baru yang selama ini saya tidak tahu. Dan semua itu membuat saya semakin ketagihan untuk mengaplikasikannya. Walaupun yang saya pelajari saat itu adalah tentang ritel, namun ternyata banyak hal dalam ritel yang bisa diterapkan dalam berbagai hal. Contohnya tentang retail is detail, 5R, analisis SWOT,Lokasi usaha , Bootstraping, dll,” demikian tulis Ayuk di blog pribadinya.

Dalam keterbatasan waktunya sebagai Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong, Ayuk menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. “Saya rela belajar sampai jam 2 atau 3 pagi, bahkan sampai tidak tidur pun juga pernah,” ungkapnya. Pada kesempatan penyerahan sertifi kat di Hong Kong, selain mendapat penghargaan sebagai juara 1 untuk PER batch 3, Ayuk juga mempersembahkan sebuah tarian tradisional. (ak)

Muji Rahayu

Perempuan asal Lampung ini saat ini bekerja di Hongkong sebagai BMI sejak tahun 2008. Di sanalah dia memulai perjuangan hidupnya dan mengenal Entrepreneurship dari pembelajaran ini. Oleh teman-temannya yang ikut PER batch 3, Sri Wahyuni atau lebih dikenal dengan nama akun facebooknya, Nayla Ipunk, dipercaya sebagai ketua kelas dan oleh teman-temannya mendapat panggilan kesayangan, Buket (Bu Ketua Kelas). Nayla sudah memiliki online shop yang menjual kerajinan kursi khas Jepara via online di alamat http://naylasofaonline.blogspot.hk/

Pengalamannya dalam belajar online dituangkan dalam blognya, “Dalam keseharianku dalam belajar aku selalu minta bimbingan dari para dosen yang membimbingku. Dengan tak segan aku tanyakan tentang apa yang menjadi masalahku.” Nayla mengaku bahwa walau dirinya merasa termasuk bengal dan banyak bercanda tapi dia mampu mengikuti semua pelajaran dengan baik. “Banyak kata kata semangat yang selalu aku dengar dari para pembimbingku agar aku tetap percaya diri dan mau berusaha lebih maksimal lagi,” tambahnya. Saat ini Nayla meneruskan belajar online dengan mengikuti kelas Manajemen Entrepreneur Ritel (MER). Program ini memang merupakan kelanjutan dari Pengantar Entrepreneur Ritel. (ak)

Sri Wahyuni Fitriani

10

UC OnlinerJanuari 2014

Tips

1. Buka situs www.edmodo.com2. Sign up sebagai student/ murid dengan memilih “I’m a Student”. Isi nama

3. Setelah itu, silakan pilih “Sign Up” agar Anda masuk ke dalam kelas Edmodo sesuai dengan yang sudah Anda isikan.4. Anda sudah masuk ke dalam kelas Edmodo.5. Kode kelas yang Anda peroleh jangan diberikan kepada orang lain. Jika Anda menyebarkan kode kelas anda di tempat umum seperti blog, facebook, twitter, koran dan lainnya, maka dimungkinkan akan ada anggota kelas yang seharusnya bukan di kelas Anda.

6. Di dalam kelas edmodo, nantinya dosen akan memasang materi di dalam folder, memberi posting dan Anda bisa memberi komentar atau bertanya di sana. Tugas dan kuis juga akan diberikan lewat edmodo. Untuk tugas, Anda bisa mengerjakan sesuai dengan perintah. Sementara untuk kuis akan ada waktunya sehingga perlu diperhatikan agar jangan sampai Anda kehabisan waktu.

Selamat belajar di kelas online dengan menggunakan Edmodo. (ak,na)

Pembelajaran UC Distance Education untuk memudahkan pembelajaran menggunakan kelas online di Edmodo. Pemilihan penggunaan Edmodo sebagai ruang belajar ini adalah karena tampilannya mirip facebook yang sudah sangat banyak digunakan. Berikut adalah petunjuk praktis cara mendaftar ke Edmodo.

Petunjuk PraktisMendaftar Edmodo

11

UC OnlinerJanuari 2014

Opini

Beda Entrepreneur yang satu dengan yang lain

Saat acara temu darat UCEO (Universitas Ciputra

Entrepreneurship Online) di kota Malang, 18 Desember 2013, ada temuan menarik. Saat itu didiskusikan bersama, apa yang membuat seorang entrepreneur berbeda dengan yang lainnya? Bukankah produk inovatif dengan mudah ditiru orang lain, bisnis model juga bisa diadopsi dengan mudah. Ternyata ada tiga hal dari jawaban para peserta yang membedakan seorang entrepreneur dengan yang lain. Tiga hal itu adalah:

1. Mimpi2. Daya juang3. Link.

Yang pertama adalah mimpi. Mimpi seseorang berbeda dengan orang lain. Misalnya, dalam hal beli rumah saja, meski banyak orang punya rumah yang besar, tapi tiap orang beda besarnya. Bahkan ada yang tidak mau punya rumah besar karena repot mengurusnya. Mimpi yang berbeda ini membuat orang berbeda dalam melangkah. Repotnya, ada yang untuk bermimpi saja tidak bisa. Tidak tahu apa tujuan hidupnya, bingung mau jadi apa. Kalau kita sama sekali tidak punya mimpi atau angan, maka kita perjalanan hidup kita tidak akan terarah. Hidup tanpa

arah tujuan ibarat kapal yang hanyut di tengah lautan.

Kedua adalah daya juang. Ini bisa diterjemahkan juga dengan determinasi. Seberapa kuat keinginannya untuk mencapai tujuan. Ada orang yang mudah menyerah. Ada orang yang memiliki kemauan kuat dan tahan uji. Ada buku yang berjudul Adversity Quotient (AQ) ditulis oleh Paul G. Stoltz. Adversity adalah daya tahan menghadapi masalah. Stoltz membagi tiga tipe manusia yang diibaratkan sedang dalam perjalanan mendaki sebuah gunung. Pertama adalah tipe high-AQ dinamakan Climbers, kelompok yang suka mencari tantangan. Yang kedua, low-AQ dinamakan Quitters. Kelompok ini mudah menyerah dan melarikan diri dari tantangan. Yang ketiga AQ sedang/moderat (campers). Jika para qutters adalah para pekerja yang sekadar untuk bertahan hidup dan gampang putus asa serta menyerah di tengah jalan, tipe Camper (berkemah di tengah perjalanan) lebih baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi tetap cepat merasa puas dan tidak ingin

Jadi entrepreneur itu tidak mudah. Walau banyak yang ingin jadi entrepreneur, namun niat ini seringkali tidak berakhir sesuai harapan. Bagi yang sudah melangkah menjadi entrepreneur, dan sukses, ceritanya bisa lain.

berusaha lebih lagi mencapai puncak yang lebih tinggi.

Nah, yang ketiga adalah link atau jaringan/network. Setiap orang berbeda temannya, berbeda siapa yang dikenalnya. Tak ada entrepreneur yang bisa sukses seorang diri. Pasti membutuhkan orang lain, entah sebagai partner bisnis, rekan bisnis, pelanggan atau supplier, bahkan mentor. Menurut prinsip efektuasi yang dikemukakan oleh Saras D. Sarasvathy, ini merupakan salah satu dari komponen bird in hand (siapa saya, apa yang bisa saya lakukan dan siapa yang saya kenal). Tentu saja, kenal saja tidak cukup. Entrepreneur harus bisa menjalin kerja sama dan komitmen saling menguntungkan dengan kenalan yang dimilikinya.

Ketiga hal inilah yang membuat seorang entrepreneur berbeda dengan yang lainnya. Jadilah entrepreneur dengan memiliki mimpi besar, daya juang yang kuat serta link yang berkualitas.“A dream doesn’t become reality through magic; it takes sweat, determination and hard work.” - Colin Powell

Salam entrepreneur!

Oleh : Nur Agustinus

12

UC OnlinerJanuari 2014

Menjadi pendaki yang pantang menyerah

Djokosantoso Moeljono, mantan Presiden Direktur (CEO) Bank

Rakyat Indonesia (BRI) selama 7 tahun (1993-2000), kembali meluncurkan bukunya yang ke-11 berjudul “The Climbers”. Buku ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Tidak ada kata “gagal” di dalam mendaki. Kegagalan hanya ada jika sebelum memulai mendaki seseorang mengatakan kepada dirinya sendiri “aku akan gagal”. Menjadi pimpinan dijenjang apa pun adalah keberhasilan. Namun, keberhasilan akan makin tinggi jika yang dicapai adalah jenjang kepemimpinan yang lebih tinggi.

Buku setebal 189 halaman ini fokus utamanya adalah tentang

Anda bisa jadi pengusaha sukses!

Membuka usaha sendiri memang bukan hal mudah, tapi juga

bukan hal yang sulit jika kita tahu kiat-kiatnya. Namun sebenarnya, banyak sekali wirausaha yang mengalami hambatan untuk meningkatkan bisnisnya. Ini membuatnya kadang menyerah jika ada hambatan yang dirasakan di luar kemampuannya.

Buku ini memberikan tips atau petunjuk bagaimana menjadi pengusaha yang sukses. Di bagian awal pembaca sudah ditantang untuk jangan ragu membuka usaha hanya karena merasa belum punya modal. Ditegaskan, modal bukan cuma uang. Kita harus bisa merancang

Pendidikan kelas dunia untuk siapa pun dan di mana pun

Salman Khan mengandaikan pendidikan saat ini bagaikan

keju swiss, yang tampak solid, tetapi memiliki banyak lubang di sana-sini. Ini karena banyak anak yang memiliki potensi dan bakat besar, tetapi tak berhasil di sekolah. Siswa yang berprestasi sekalipun, boleh jadi gagal memahami pelajaran yang didapatnya. Bahkan lebih buruk lagi, mereka merasa ilmu yang dipelajari di sekolah sia-sia dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dampaknya, banyak anak yang akhirnya tidak memiliki cita-cita, kuliah di jurusan yang tidak disukai, atau akhirnya bekerja di bidang yang tidak sesuai

kepemimpinan, di mana merupakan hal yang sangat penting dalam entrepreneurship. Ada 10 langkah strategis yang harus dilakukan untuk mendaki karier puncak. Langkah awal adalah memperkaya pengetahuan dan juga ketrampilan. Selanjutnya Djokosantoso juga menegaskan bahwa dalam hal kepemimpinan, EQ sangat penting untuk diperhatikan karena saat ini tidak bisa hanya mengandalkan IQ saja.

Judul buku ini, The Climbers - si pendaki - adalah sebutan untuk mereka yang seumur hidup mereka membaktikan dirinya pada pendakian. Selalu berusaha mencapai puncak tanpa pernah menyerah. Sikap ini sangat penting bagi seorang entrepreneur yang menghadapi dunia yang serba tak pasti. (na)

Judul : The Climbers, 10 Langkah Strategis Mendaki Karier PuncakPenulis : Djokosantoso MoeljonoPenerbit : Elex Media Komputindo

Tahun: 2013Halaman: 189

Judul : Ini Cara Bisnis Naik Kelas!Penulis : Daria Rani Gumulya, dkk.

Penerbit : Gaya Favorit PressTahun: 2013

Halaman: 161

bisnis dengan baik. Berbagai kunci sukses dijabarkan secara gamblang dengan dilengkapi contoh bagaimana sepak terjang pengusaha yang telah berhasil mengembangkan bisnisnya.

Buku setebal 161 halaman ini mengulas lima topik utama yang selalu menjadi sorotan bagi para pengusaha, yaitu Entrepreneurship, Inovasi Usaha, SDM inovatif dan Servces Excelent, Hak Kekayaan Intelektual, dan Digital Marketing. Dibantu oleh enam narasumber ahli yang telah mengawal perjalanan Wanita Wirausaha, dan 20 profi l sukses Wanita Wirausaha Mandiri – Femina, buku ini wajib dimiliki oleh mereka yang ingin membuat bisnisnya naik kelas! (na)

dengan pendidikannya. Melihat problem ini, Salman Khan membuat Khan Academy.

Khan Academy merupakan sebuah organisasi non-profi t yang memililiki misi untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas untuk siapa saja dan dimana saja. Di Khan Academy terdapat lebih dari 800 video yang diunggah di Youtube, yang menjelaskan mengenai dasar aritmatika dan aljabar dengan berbagai persamaan, fi sika, dan keuangan. Mereka juga mengembangkan program Matematika secara gratis. Awalnya Khan membuat video ini untuk keponakannya, namun ternyata diminati oleh banyak pembelajar di dunia. (na)

Judul : The One World Schoolhouse

Penulis : Salman KhanPenerbit : Naura Books

Tahun: 2013Halaman: 275

Resensi Buku

13

UC OnlinerJanuari 2014

Inspirasi

Ada sebuah sajak berjudul ”Sang Entrepreneur” yang dibuat sendiri

oleh Pak Ciputra. Bait pertama dari sajak itu berbunyi, “Ada yang melihat namun tidak berpikir.” Kalimat ini nampaknya sederhana, namun sebenarnya mengandung makna yang sangat dalam. Apa hubungannya dengan seorang entrepreneur? Bukankah melihat dan berpikir itu sudah sering kita lakukan? Mengapa juga dikatakan ada yang melihat namun tidak berpikir? Apa yang dimaksudkan dengan melihat dan berpikir itu?

Dalam kalimat itu ada dua hal, yakni melihat dan berpikir. Apakah melihat itu? Ada sebuah kalimat yang sering diucapkan, “Barang siapa punya mata hendaklah melihat” Ya, kita punya mata yang bisa melihat. Tapi makna dari hendaklah melihat, bukan sekedar membuka mata. Kemampuan melihat adalah salah satu karunia yang diberikan kepada kita. Kemampuan melihat merupakan salah satu nikmat ilahi. Nah, ketika dikatakan, barang siapa punya mata hendaklah melihat, sebenarnya ini bukan sekedar melihat tapi juga memperhatikan. Dalam bahasa Jawa hal ini disebut niteni. Kalau dalam bahasa Inggris, ini beda antara “see dengan “watch”. Melihat dan memperhatikan itu beda. Melihat belum tentu memperhatikan. Sedang memperhatikan sudah pasti melihat.

Melihat tanpa memperhatikan tidak akan mungkin membuat kita berpikir. Saya coba beri contoh saat Isaac Newton melihat buah apel jatuh dari pohon. Semua orang akan tahu kalau apel itu jatuh ke bawah. Tapi Newton kemudian berpikir dan akhirnya menghasilkan sebuah teori gravitasi. Mengapa Newton bisa melihat dan berpikir, sementara yang lain hanya melihat saja? Ini yang membedakan satu orang dengan orang lainnya. Ketika pak Ciputra mengatakan, “Ada

yang melihat namun tidak berpikir”, maka ini juga yang membedakan antara seorang entrepreneur atau bukan. Suatu contoh sederhana, kalau kita lihat seekor sapi, apakah kita hanya melihatnya saja, atau kita lantas kemudian berpikir? Apa yang Anda pikirkan ketika melihat seekor sapi? Banyak orang yang kemudian tidak berpikir apa-apa.

Orang biasanya hanya berpikir jika mendapat sebuah pertanyaan. Pertanyaan ini bisa bersumber dari sebuah permasalah atau persoalan. Kita baru berpikir jika ditanya, berapa hasil dari 24 dikali 6. Kita tidak akan berpikir apa-apa jika melihat angka “24”, misalnya. Jadi, ketika tadi kita melihat seekor sapi, tanpa ada yang bertanya, kita tidak akan berpikir. Baru ketika ditanya, apa yang Anda pikirkan ketika melihat sapi? Bisa jadi Anda baru mulai berpikir. Tapi apa yang harus dipikirkan jika pertanyaannya juga tidak begitu jelas?

Kembali ke soal sapi, ketika Anda melihat sapi, apa yang Anda pikirkan? Ketika sang entrepreneur melihat dan berpikir, apa yang dipikirkannya? Entrepreneur adalah orang yang mampu memberi nilai tambah melalui inovasi. Nah, kalau cara berpikir kita tidak terbiasa secara lateral, kita sulit sekali menemukan jawabannya. Kita lebih mudah menjawab berapa 5 dikali 6, ketimbang untuk menjadi 30, perlu berapa kali berapa? Apa yang bisa kita inovasikan agar diperoleh nilai tambah dari seekor sapi?

Saya beri contoh lain. Kalau kita memiliki satu bongkah besi yang harganya misalnya 10 ribu rupiah, maka kalau kita ubah menjadi mur dan baut, harga jualnya bisa lebih mahal. Bahkan kalau kita bisa mengubahnya menjadi jarum, nilai tambah yang didapatkan bisa lebih banyak lagi.

Nah, mari kita kembali lagi ke sapi. Ketika melihat sapi, apakah Anda berpikir untuk melakukan inovasi agar menghasilkan nilai tambah yang besar? Saya tidak akan memberikan jawabannya, sebab sama halnya dengan berapa kali berapa untuk bisa menghasilkan angka 30, maka jawaban itu ada di diri kita masing-masing. Ketika dalam benak Anda punya aneka jawaban, sapi tersebut bisa diapakan untuk mendapatkan nilai tambah, di sinilah Anda mulai mempunyai ide bisnis.

Nah, melihat dan berpikir untuk menghasilkan nilai tambah, itulah kunci awal seorang entrepreneur. Bahkan tak berlebihan jika ketika melihat rongsongkan sekalipun, kita kemudian berpikir untuk mengubahnya menjadi emas. Maka mulai sekarang, mari membiasakan diri untuk melihat dan berpikir. Barang siapa punya mata hendaklah ia melihat. Kita punya mata sebagai anugerah untuk melihat. Barang siapa ingin menjadi entrepreneur, hendaklah ia berpikir. Melihatlah dan berpikirlah untuk kesejahteraan bersama. (na)

Melihat dan Berpikirlah“Melihat dan berpikir untuk menghasilkan nilai tambah, itulah kunci awal seorang entrepreneur.”

Source : scm-l3.technorati.com

14

UC OnlinerJanuari 2014

UC OnlinerJanuari 2014