Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

download Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

of 78

Transcript of Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    1/78

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    2/78

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    3/78

    1INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    DEWAN PENASIHAT : Prof DR Priyatna Abdurrasyid, SH, Ph.D, FCBArb Prof DR JE. Sahetapy, SH, MA Prof DR Eman Suparman Prof DR Romli Atmasasmita, SH. LLM Prof DR Suhardiman, SE Prof DR M Daud Silalahi, SH, MH

    Prof DR Adnan Buyung Nasution, SH Prof DR D. Khumarga SH, MH Prof DR Bomer Pasaribu Prof DR Joni Emirson, SH, MH Prof DR Jon Piter Sinaga, MKes

    DEWAN PENGARAH : DR Frans Hendra Winarta, SH, MH DR HM.Jafar Sidik, SH, MH, M.Kn, Arb Judhi Sunardi, MBA

    PEMIMPIN PERUSAHAAN : DR Jimmy Budi Hariyanto, SH, MH, MBA, DBA

    WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN : Swari Arizona, SH

    PEMIMPIN REDAKSI : Hendrik A. Sinaga, SH

    SEKRETARIS REDAKSI : Debbie, S.Sos

    REDAKTUR PELAKSANA : Roy JS, S.Si

    REDAKTUR : Juson Maluddin Rapen Sinaga, SH. MM Ricard Saragih

    REDAKTUR SENIOR : Usman Gumanti

    KEUANGAN : Benni Ismail Mugi Hastuti, SH, MKn

    ADMINITRASI & IKLAN : Restety Nurcahya, SH.

    SEKRETARIAT : Verawaty Novita

    PENERBIT : PT. Media Komunitas Prima

    BANK : Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Cabang Cibinong. Ac. 1001343188 an. PT. Media Komunitas Prima

    ALAMAT REDAKSI :KOMPLEK RUKO BUARAN PERSADA NO.8 LT.2

    Jl. Jend. Pol. Soekamto, Duren Sawit, Jakarta Timur

    Telp : 021-866 14103

    Fax : 021- 866 02316

    HP. : 0878 756 789 15

    Email : [email protected]

    [email protected]

    www.mediaintegritas.com

    SUARA REDAKSI INTEGRITA

    Sesama Penegak Hukumdilarang Saling mendahului !!

    Majalah INTEGRITAS hadir kembali dengan laporan utama menanggkat

    perseteruan komisi pemberatasan korupsi (KPK) dan Polri.

    Kali ini perseteruan ini melibatkan para petinggi masing-masing institusipenegak hukum Komjen Budi Gunawan dijadikan tersangka oleh KPK paska

    penetapannya sebagai calon tunggal Kapolri dan Abraham Samad danBambang widjojanto dijadikan tersangka oleh pihak bareskrim polri.

    Majalah INTEGRITAS telah mewawancari secara lengkap para narasumber

    yang berkompoten dibidangnya untuk memberikan pemahaman dan kritikterhadap persoalan kisruh KPK Versus Polri atau Cicak Buaya Jilid dua.

    Cover Utama menampilkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI Bapak

    DR Harry Azhar yang mencoba membawa perubahan yang luarbiasa ditubuh BPK RI pada rubrik Visioner.

    Sorotan utama INTEGRITAS mengangkat kinerja 100 hari pemerintahan

    presiden Jokowi baik itu program-program maupun sepak terjang paramenterinya.

    Sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok yang berseterudengan DPRD DKI menyebabkan kisruh Anggaran kami angkat pada Rubrik

    Berita Daerah.

    Adapun rubrik khusus prole yang menjadi ciri khas INTEGRITAS antara lain

    Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh Mantan KSAL pada Rubrik SepakTerjang, Prof Dr Romli Atsasmita Inisiator UU KPK pada Rubrik MaestroHukum, Samsu Adi Nugroho sekretaris lembaga penjamin simpanan (LPS)

    pada Rubrik Bangking, Dr Maruar Siahaan Mantan Hakim Kontitusi yangmenjadi Rektor Universitas Kristen Indonesia pada Rubrik Kampus serta

    tokoh-tokoh lainya.

    Majalah INTEGRITAS adalah Bacaan para Pimpinan baik di pemerintahan,CEO dan Profesional untuk meningkatkan kualitas kami dari redaksimeminta kritik dan saran dari pembaca setia kami.

    Salam Redaksi

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    4/78

    2 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SURAT PEMBACA

    Redaksi menerima saran, opini, atau

    keluhan dari pembaca. Kirim ke email :

    [email protected]

    Kisruh KPK Vs PolriBikin Capek, KapanSelesainya?

    Belakangan ini kita sibuk

    menyaksikan kekisruhan politik

    dan hukum di berbagai media

    massa. Konik antara KPK dan

    Polri yang dipertontonkan sangat

    tidak baik bagi masyarakat yang

    masih merindukan penegakan

    hukum. Kedua lembaga penegak

    hukum ini sama-sama

    menunjukkan kedigdayaannya.

    Sebagai masyarakat awam, saya

    melihat perseteruan ini

    menjadikan kedua lembaga

    hukum ini kehilangan wibawa dan

    kepercayaan dari masyarakat.

    Presiden sebagai pemegang

    kekuasaan penuh menyelesaikankasus ini, sangat bergerak lambat,

    tak secepat Hakim Sarpin dalam

    memutus sidang praperadilan

    Komjen Pol Bambang Gunawan.

    Ekspektasi masyarakat terhadap

    kepemimpinan dan komitmen

    Presiden Jokowi mulai diragukan.

    Penuh kebimbangan dan sikap

    ragu-ragu adalah gambaran

    pemerintahan Jokowi-JK.

    Saling melemahkan atau memang

    sudah lemah ? Sejatinya kedua

    lembaga ini memang sudah lemah

    tanpa harus dilemahkan. KPK

    sebagai lembaga yang merasapaling kuat ternyata lemah tak

    berdaya menghadapi Bambang

    Gunawan, demikian halnya

    dengan Polri, tak terima petinggi

    Polri tersangkut kasus, malah

    menelantarkan tugas-tugas pokok

    kepolisian dalam menciptakan

    rasa aman di masyarakat.

    Sudah capek, masyarakat

    menunggu akhir dari kisah kisruh

    ini. Konik harus segera

    diselesaikan kalau mau penegakan

    hukum terus berjalan, dan para

    begal tak berkeliaran (lagi).

    Nirma Karyawan Jakarta

    Beras Langka Dan

    Harga Melambung,Disitu TerkadangRakyat Merasa Sedih

    Naiknya harga beras menambah

    penderitaan rakyat saja. Belum

    lagi baru-baru ini harga Bahan

    Bakar Minyak (BBM) kembali naik.

    Rakyat menagih janji presiden

    saat kampanye. Katanya presiden

    akan meningkatkan kesejahteraan

    rakyatnya. Cuma hingga saat ini,

    kesejahteraan itu masih

    dipertanyakan.

    Rakyat masih menunggu gebrakanpemerintah dalam mengatasi

    kenaikan harga beras ini. Rakyat

    sangat dipersulit dengan naiknya

    harga beras ini. Secara otomatis

    semua barang kebutuhan pokok

    akan naik. Pemerintah hanya

    dapat mengatakan bahwa

    persediaan beras cukup,

    masyarakat tak perlu khawatir.

    Di berbagai media massa,

    Presiden mangatakan bahwa

    dirinya sudah mendapatkan

    informasi bahwa dalam satu atau

    dua minggu ini harga beras akan

    dalam posisi normal. Namun

    tanda-tanda itu juga belum ada.

    Sejak 100 hari pemerintahan

    Jokowi-JK, saya merasa belum ada

    program yang sesuai janji

    kampanye Jokowi. Penegakan

    hukum, peningkatan ekonomi dan

    kesejahteraan, kemaritiman dan

    nelayan. Semuanya masih biasa-

    biasa saja. Memenuhi kebutuhan

    pangan pun pemerintah belum

    sanggup, termasuk pemenuhan

    pemerataan kesehatan lewat BPJS

    yang masih bermasalah.

    Ya betul, rakyat merasa sedih

    dengan kenaikan harga kebutuhanpokok ini.

    Hermawan Pedagang Surabaya

    2 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    5/78

    3INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    D A F T A R I S I

    INTEGRITASEDISI 15 - TAHUN 03 - MARET 2015

    LAPORAN UTAMA 5

    Kisruh KPK-Polri

    (Cicak-Buaya Jilid 2)

    DR Azis Syamsuddin

    Ketua Komisi III DPR RI :

    Menyetujui Komjen Budi

    Gunawan sebagai Kapolri

    Hasto Kristiyanto

    Plt. Sekjen. DPP PDIP :

    Masyarakat buta atas manufer

    politik pimpinan KPK

    Irjen Pol (Purn) Logan Siagian

    Komisioner Kompolnas :

    Kompolnas Tak Punya Agenda

    Terselubung

    DR Maruarar Siahaan

    Rektor UKI :

    Jangan Dipolitisi

    DR Frans Hendra Winarta

    Ketua Umum PERANDIN : Ingat, Indonesia Negara

    Hukum 39BANKING

    Samsu Adi Nugroho, Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan :

    Tak Jual Bank Mutiara,

    LPS Langgar Undang-Undang

    35MAESTRO HUKUM

    Prof Dr Romli Atmasasmita, SH, LLM:

    Perseteruan KPK-Polri Akibat Disfungsi

    11LAPORAN UTAMA

    Sengkarut Penegakan Hukum

    Kejarlah Daku, Kau Kutangkap

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    6/78

    4 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN 19 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK

    Harap Maklum, Sedang Diproses

    BERITA DAERAH 29 Ahok VS DPRD

    OPINI 38

    EVENT 52 Business Community Indonesia

    KONSULTASI BANI 56

    PENEGAK HUKUM 58

    KONSULTASI HUKUM 61

    KAMPUS 67

    DR Maruarar Siahaan - Rektor UKI:

    Mantan Hakim yang Coba Benahi Dunia

    Pendidikan

    SENYUM SEJENAK 72

    SELA 74

    43VISIONER

    DR H. Harry Azhar Azis, MA - Ketua BPK :

    Pengelolaan Keuangan Negara

    Untuk Kemakmuran Rakyat

    47POLITISIFirman Soebagyo, SE, MH - Wakil Ketua Baleg DPR :Banyak UU Dibatalkan MK, DPR Tak Boleh Berleha-leha

    64SEPAK TERJANG

    Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh

    Kepala Staf Angkatan Laut 2002-2005 :

    Berikan yang Terbaik,

    Terbaik Juga yang Kau Terima

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    7/78

    5INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    Presiden Jokowi

    Widodo akhirnya

    membatalkan, dan

    bukan menunda,

    pelantikan Komisaris

    Jenderal Polisi Budi

    Gunawan sebagai Kapolri.

    Keputusan pembatalanitu diumumkan Presiden

    (justru) setelah gugatan

    praperadilan BG

    dikabulkan pengadilan.

    Posisi calon Kapolri kemudianditempati oleh Komjen Pol

    Badrodin Haiti, Wakil Kapolriyang sebelumnya ditunjuk

    sebagai Pelaksana Tugas Kapolri

    karena Jenderal Polisi Sutarmansudah diberhentikan sebagai Kapolri.

    Nama Badrodin sudah diserahkanke Dewan Perwakilan Rakyat untukdilakukan uji kelayakan dan

    kepatutan (t and proper test). PolitisiSenayan sudah menyetujui BG

    sebagai calon Kapolri. Apakah DPRjuga akan menyetujui calon baru

    Kapolri ini? Badrodin akan menjalaniuji kelayakan dan kepatutan di KomisiIII DPR setelah masa reses DPR

    berakhir pada 23 Maret 2015. Dan,jadi atau tidaknya Badrodin menjabat

    Kapolri akan ditentukan dalam rapatparipurna DPR, tentunya setelah ia

    dinyatakan lulus uji kelayakan dankepatutan di Komisi III.

    Proses pemilihan Kapolri seperti

    LAPORAN UTAMA

    Sengkarut Penegakan Hukum

    Kejarlah Daku,Kau Kutangkap

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    8/78

    6 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    syuting sinetron kejar tayang.Presiden Jokowi memanggil KapolriJenderal Sutarman ke Istana Negara

    pada Jumat, 16 Januari 2015. SelainSutarman, yang masa jabatannya

    habis pada Oktober 2015, Presidenjuga memanggil Wakil Kapolri

    Komjen Badrodin Haiti.

    Pada malam itu, didampingiSutarman, Badrodin, Wakil Presiden

    Jusuf Kalla, dan Menko Politik,Hukum, dan Keamanan Tedjo EdhiePurdjianto, Presiden Jokowi

    mengumumkan pemberhentiandengan hormat Sutarman dari

    jabatannya sebagai Kapolri. Sebagaipenggantinya, Jokowi menunjuk

    Badrodin sebagai Pelaksana TugasKapolri hingga ditetapkannya Kapolri

    denitif.

    Pemberhentian Sutarmandiumumkan Presiden di Istana Negara

    setelah Kompolnas mengajukansejumlah nama petinggi Mabes Polrike meja Presiden untuk calon Kapolri

    pengganti Sutarman.

    Telah muncul satu nama yang

    menjadi pilihan Presiden, yakniKomjen Budi Gunawan yang masihmenjabat Kepala Lembaga

    Pendidikan Polri (Kalemdikpol)sebagai calon tunggal yang diajukan

    ke DPR untuk uji kepatutan dankelayakan. Sebagai payung hukum

    pemberhentian Sutarman, Jokowi

    mengeluarkan dua keputusanpresiden (keppres).

    Saya menandatangani dua

    keppres. Pertama tentangpemberhentian dengan hormatJenderal Polisi Drs Sutarman sebagai

    Kapolri. Keppres yang kedua tentangpenugasan Wakapolri Komjen Polisi

    Badrodin Haiti melaksanakan tugas,wewenang, dan tanggung jawab

    Kapolri, kata Jokowi.

    Tiga hari sebelumnya, KPK sudahmenetapkan BG sebagai tersangka

    atas dugaan kepemilikan rekeningtidak wajar. Penetapan statustersangka terhadap ajudan Megawati

    Soekarnoputri ketika Mega menjabatwakil presiden itu membuat Istana

    Negara gamang.

    KPK menyampaikan, dalampengembangan penyelidikan dugaan

    tindak pidana korupsi, BG secarabersama-sama menerima hadiah atau

    janji pada saat menjabat Kepala BiroPembinaan Karier Deputi Sumber

    Daya Manusia Mabes Polri periode2003-2006 dan jabatan lainnya diMabes Polri, KPK menemukan

    minimal dua alat bukti yang cukupuntuk meningkatkan status kasus

    tersebut ke penyidikan. Dalam kasusini, KPK menetapkan Budi sebagai

    tersangka.

    BG selaku Kepala Biro Pembinaan

    Karier Deputi Sumber Daya ManusiaMabes Polri periode 2003-2006 dansaat menduduki jabatan lainnya di

    institusi kepolisian diduga telahmenerima hadiah atau janji, padahal

    diketahui atau patut diduga bahwahadiah tersebut diberikan untuk

    melakukan atau tidak melakukansesuatu dalam jabatannya yangbertentangan dengan kewaijbannya.

    Atas perbuatannya, BGdisangkakan melanggar Pasal 12huruf a atau b, Pasal 5 Ayat (2), Pasal

    11, atau Pasal 12B Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 31 Tahun

    1999 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi, sebagaimana telah

    diubah dengan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun

    2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

    Terkait pengusutan kasus itu, KPKsudah minta kepada Kementerian

    Hukum dan HAM untuk mencegahBG bepergian ke luar negeri. KPK

    juga menerima pengaduan

    masyarakat tentang Budi padaAgustus 2010. Pengaduan itu dipicu

    laporan hasil analisis (LHA) transaksidan rekening mencurigakan milik

    sejumlah petinggi kepolisian yangdiserahkan Pusat Pelaporan dan

    Analisis Traksaksi Keuangan atauPPATK kepada Polri. Nama BGmuncul sebagai salah satu petinggi

    yang diduga punya rekening takwajar.

    Hasil penyelidikan Polri atas LHA

    PPATK itu tidak menemukan tindakpidana, termasuk terhadap rekening

    dan transaksi keuangan BG. Namun,KPK tidak mendiamkan laporan

    pengaduan masyarakat.

    DPR Tetap Lakukan Uji Kelayakan

    Setelah penetapan status

    tersangka BG oleh KPK, desakanterhadap Presiden Jokowi agar

    mengurungkan niat melantik BGsebagai Kapolri kian menguat. Akantetapi, DPR menyetujui BG sebagai

    Kapolri untuk menggantikanSutarman. Persetujuan itu tetap

    LAPORAN UTAMA

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    9/78

    7INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    diambil dalam sidang paripurna,

    Kamis 15 Januari 2015), sekalipun BGsudah berstatus tersangka kasus

    korupsi.

    Sebelum pengambilan keputusan,Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin

    membacakan laporan proses seleksiyang telah dilakukan setelah

    menerima surat dari Presiden Jokowi.Dalam surat tersebut, Jokowimeminta DPR menyetujui BG sebagai

    Kapolri dan memberhentikanSutarman.

    Menyetujui mengangkat

    Komisaris Jenderal Budi Gunawansebagai kepala Polri dan menyetujui

    memberhentikan Jenderal (Pol)Sutarman sebagai Kepala Polri, kata

    Aziz dalam laporannya di SidangParipurna DPR.

    Selanjutnya, DPR meminta

    Presiden Jokowi segera melantik BGyang sudah dalam status tersangka di

    KPK itu. Penolakan keras darimasyarakat, termasuk parapendukung Jokowi semasa Pilpres

    2014, membuat menghentikanlangkah sementara.

    Berhubung Komisaris JenderalPolisi Budi Gunawan sedangmenjalani proses hukum, maka kami

    pandang perlu untuk menundapengangkatan sebagai Kapolri. Jadi

    menunda bukan membatalkan. Ini

    yang perlu digarisbawahi, kataPresiden Jokowi saat pengumuman

    pemberhentian Sutarman sebagaiKapolri.

    Selain itu Presiden mengatakan,

    Ia telah menandantangani duakeppres, yakni keppres

    pemberhentian dengan hormatSutarman sebagai Kapolri dankeppres penugasan Wakapolri

    Komjen Badrodin Haiti untukmelaksanakan tugas Kapolri.

    Saya menandatangani dua

    kepres. Pertama tentangpemberhentian dengan hormat

    Jenderal Polisi Drs Sutarman sebagaiKapolri. Keppres yang kedua tentang

    penugasan Wakapolri KomjenBadrodin Haiti untuk melaksanakantugas, wewenang Kapolri, kata

    Jokowi.

    Sutarman yang juga hadir di

    Istana bersama Badrodin Haitimemastikan menerima keputusandari Presiden.

    Mulai saat ini dan detik ini sayamelaksanakan keputusan Bapak

    Presiden untuk menyerahkan tugaswewenang dan tanggung jawab

    jabatan Kapolri kepada Wakapolri.

    Kenapa diperlukan surat keputusan?Karena Kapolri adalah pengguna

    anggaran dan pelaksana kegiatan diseluruh Kepolisian Negara RepulikIndonesia, kata Sutarman.

    Polemik seputar posisi Kapolrimuncul setelah KPK menetapkan BGsebagai tersangka dalam kasus

    dugaan korupsi selama menjabatsebagai Kepala Biro Pembinaan Karier

    Deputi Sumber Daya Manusia Polriperiode 2003-2006 dan jabatan

    lainnya di kepolisian.

    Dari laporan terakhir hartakekayaan ke KPK tertanggal 26 Juli

    2013, Budi diketahui memiliki totalharta kekayaan sebesar Rp

    22.657.379.555 dan 24.000 dolarAmerika. Jumlahhnya naik drastis darilaporan kekayaan BG pada 2008, saat

    BG masih menjadi Kapolda Jambi.Pada 2008, total kekayaan BG Rp

    4.684.153.542.

    Dalam menentukan calon Kapolri,Presiden Jokowi dalam keterangan

    kepada wartawan, Rabu, 14 Januari2015, menjelaskan, ia hanya meminta

    pertimbangan dari Kompolnas danMabes Polri. Jokowi mengaku sempat

    bertanya kepada Kompolnas perihaldugaan rekening mencurigakan dariBG. Saat itu Kompolnas memastikan

    rekening BG wajar adanya.

    Politisi-Polisi Serang KPK

    Tak ada hujan, tak ada angin, tiba-

    tiba Hasto Kristiyanto, PelaksanaTugas Sekretaris Jenderal Partai

    Demokrasi Indonesia Perjuangan,menggelar jumpa pers dan membuka

    sejumlah informasi tentang adanyasakit hati Ketua KPK Abraham Samadkepada Jokowi. Penetapan status

    tersangka oleh KPK terhadap BG

    tidak terlepas dari proses politik masaPemilihan Presiden 2014. Ketika PDIPdan Jokowi akhirnya tidak memilih

    Abraham Samad sebagai calon wakilpresiden pendaping Jokowi.

    Hasto mengaku konferensi pers ia

    lakukan atas inisiatif pribadi, tanpasetahu Ketua Umum PDIP Megawati

    Sokearnoputri. Hasto membeberkanseluruh pertemuannya dengan

    Komjen BG saat di DPR Lakukan Uji Kelayakan

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    10/78

    8 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    Abraham Samad. Ia menyebutAbraham Samad melobi agar bisa

    menjadi cawapres mendampingiJokowi.

    Ini insiatif saya seorang, tak perlu

    minta restu ke Ibu Mega, kata Hastoseusai konferensi pers di Apartemen

    The Capital, Jakarta, Kamis, 22Januari 2015.

    Menurut Hasto, Mega pasti tidak

    akan merestui bila dia membeberkanpertemuan itu. Sebab, secara tidak

    langsung hal itu akan menambahpanas situasi politik antara Istana,KPK, dan Polri. "Kalau saya minta

    izin, pasti tidak akan disetujui karenaKPK dibentuk di era Ibu Mega jadi

    presiden.

    Ia mengaku merasa gerah melihatekspektasi masyarakat yang begitu

    tinggi terhadap KPK. Namun iamenganggap masyarakat buta atas

    manuver politik yang dilakukanpimpinan KPK. "Kami justru inginmenyelamatkan semangat KPK yang

    disalahgunakan pimpinannya."

    Hasto telah menyiapkan sejumlah

    alat bukti yang akan menguatkanadanya pertemuan itu, yaitu foto danrekaman kamera pengintai alias

    CCTV. Selain itu, ada juga saksi, yaknimantan Kepala Badan Intelijen

    Negara Hendropriyono, yang ikutmenemaninya bertemu dengan

    Abraham Samad.

    KPK Kejar BG, Polri Tangkap BW

    Serangan terhadap KPK kiangencar. Kepala Badan Reserse dan

    Kriminal Mabes Polri Komjen Pol BudiWaseso pun menangkap Wakil Ketua

    KPK Bambang Widjojanto (BW) pada23 Januari 2015 terkait kesaksian

    palsu saat menjadi pengacarapasangan calon bupati Ujang Iskandar Bambang Purwanto dalam sengketa

    Pemilukada Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah 2010.

    BW ditangkap di Depok, JawaBarat, pada pukul setengah delapanpagi. Ia disangka telah menyuruh

    sejumlah saksi untuk memberikanketerangan palsu di sidang

    pengadilan Mahkamah Konstitusi.Tidak salah jika kemudian orang

    teringat lm yang dibintangi DeddyMizwar {kini Wakil Gubernur JawaBarat} dan Lidya Kandouw, Kejarlah

    Daku, Kau Kutangkap.

    Nasib Abraham Samad pun takjauh beda. Lelaki asal Makassar,

    Sulawesi Selatan, itu sudah lebih duludilaporkan oleh Direktur Eksekutif

    KPK Watch Indonesia MuhammadYusuf Sahide ke Mabes Polri pada 22

    Januari 2015. Abraham Sama didugakerap melakukan aktivitas politik di

    luar ranah tugas pokok dan fungsiatau tupoksi KPK.

    Wakil Ketua KPK lainnya, Adnan

    Pandu Pradja, juga dilaporkan keBareskrim Mabes Polri 24 Januari2015 terkait kasus pencurian saham

    PT Desy Timber di Berau, KalimantanTimur. Setelah Pandu, giliran

    koleganya Zulkarnain, yangdilaporkan ke Mabes Polri, yakni pada

    28 Januari 2015. Pimpinan KPK yangsatu ini dilaporkan karena diduga

    menerima gratikasi saat menjadiKepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timurdari Program Penanganan Sosial

    Ekonomi Masyarakat (P2SEM) JawaTimur 2008.

    Langkah KPK yang sedang

    berusaha menyelesaikan sejumlahkasus korupsi, termasuk kasus

    Komjen BG, menjadi terhambat.Itulah yang menimbulkan

    kekhawatiran publik.

    Terjadi gerakan (atau

    penggerakan) massa, satu kelompokmendukung KPK, satu lainnyamendukung Polri. Jika tidakmendapat penyelesaian, benturan

    bisa terjadi. Presiden Jokowi sebagaikepala negara dan kepala

    pemerintahan memikul tanggungjawab (dan bisa) menyelesaikan

    persoalan ini. Selanjutnya, bola ada ditangan Jokowi.

    LAPORAN UTAMA

    Menurut Hasto, Mega

    pasti tidak akan merestui

    bila dia membeberkan

    pertemuan itu. Sebab,

    secara tidak langsung hal

    itu akan menambah panas

    situasi politik antara

    Istana, KPK, dan Polri."Kalau saya minta izin,

    pasti tidak akan disetujui

    karena KPK dibentuk di

    era Ibu Mega jadi

    presiden.

    Hasto Kristiyanto, Plt. Sekjen DPP PDIP

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    11/78

    9INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    Melihat konik KPK dengan Polri

    kian meruncing, pada 25 Januari 2015Presiden Jokowi memanggil sejumlah

    pakar untuk dimintai pendapat danmasukan. Jokowi akhirnya

    mengadakan pertemuan denganmantan Ketua MK Jimly Asshidiqqie,pengamat hukum internasional

    Hikmahanto Juwana, pengamatkepolisian Bambang Widodo Umar,

    mantan Wakapolri Komjen (Purn)

    Oegroseno, serta mantan Wakil KetuaKPK Ery Riyana Harjapamengkas danTumpak Hatorangan Panggabean.Cendekiawan Ahmad Syai Maarif

    berhalangan hadir. Merekamembahas kekisruhan yang terjadi

    antara KPK dan Polri.

    Seusai pertemuan singkattersebut, Presiden mengadakan

    jumpa pers di Istana Negara. Iamenegaskan, jangan ada

    kriminalisasi. Proses hukum harusberjalan baik tanpa intervensi.

    Pada saat itu juga Jokowi

    membentuk tim independen, yangkemudian lebih dikenal sebagai Tim

    Sembilan, untuk menyelesaikankonik KPK Polri. Tim Sembilanterdiri atas Syai Maarif, Bambang

    Widodo Umar, Tumpak HatoranganPanggabean, Erry Riyana

    Hardjapamekas, Jimly Asshiddiqie,Hikmahanto Juwana, Oegroseno,

    Jenderal Polisi (Purn) Sutanto, dan

    Imam Prasodjo.

    BG Ajukan Praperadilan

    Tidak terima dijadikan tersangka,

    Komjen Pol Budi Gunawanmembentuk tim hukum dan

    kemudian mengajukan permohonanpraperadilan ke pengadilan negeri

    Jakarta Selatan.

    Meski telah mendapat persetujuanDPR, Presiden Jokowidodo tidak juga

    melantik Komjen Pol Budi Gunawansebagai Kapolri. Alasannya, Presiden

    masih menunggu hasil Praperadilanyang diajukan oleh Calon Kapolrinyadi pengadilan.

    Senin, 16 Februari 2015, diPengadilan Negeri Jakarta Selatan,hakim Sarpin Rizaldi dalam putusan

    sidang praperadilan BG mengabulkanpermohonan kubu BG. Dalam

    putusannya, Sarpin menyatakanpenyidikan terhadap BG tidak

    memiliki kekuatan hukum. Hakimmemutuskan bahwa penetapantersangka BG oleh KPK tidak sah

    secara hukum.

    Di waktu yang sama, pakar hukum

    tata negara Rey Harun mengatakan,"Ini seperti ada kecacatan terhadapputusan hukum. Satu-satunya jalan

    (untuk KPK) ya PK. Sah-sah saja,

    karena hakim Sarpin sudahmelampaui kewenangannya dalam

    menetapkan KUHAP

    Dia yakni hakim Sarpin Rizaldimelampaui kewenangan dengan

    mengatakan KPK tidak berwenangmenangani kasus BG. Menurut saya,

    sudah masuk ke substansi bagiantipikor ini."

    Rey melihat putusan Sarpin tidaksesuai dengan Kitab Undang-UndangHukum Acara Pidana atau KUHAP.

    Dalam pandangannya, putusan itumengandung banyak kelemahan danoleh karena itu perlu diuji. Sedangkan

    Mabes Polri menilai gugatanpraperadilan yang diajukan oleh BG

    adalah hal yang wajar dilakukandalam sistem peradilan.

    Kami lihat ini (putusan

    praperadilan) adalah suatu hal yangbiasa terjadi," kata Kabagpenum

    Divhumas Polri Kombes Pol Rikwantodi Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.

    Mabes Polri menghormati

    putusan hakim yang telah menerimapermohonan praperadilan BG. Yang

    menang, juga yang kalah, harus tetapdihormati. Menurut dia, siapa punyang merasa dirugikan dalam proses

    peradilan boleh mengajukan gugatanpraperadilan.

    Empat Komisioner KPK

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    12/78

    10 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    Publik mendesak Presiden Jokowisegera memutuskan status BGsebagai calon Kapolri. Akhirnya,

    dalam konperensi pers di IstanaMerdeka, Jakarta, Rabu 18 Februari

    2015, Presiden Jokowi memutuskantidak melantik BG sebagai Kapolri.

    Presiden menyampaikan sikapnyaatas perseteruan KPK-Polri.

    Mengingat bahwa pencalonan

    Komisaris Jenderal Polisi BudiGunawan sebagai Kapolri telah

    menimbulkan perbedaan pendapat dimasyarakat. Maka untukmenciptakan ketenangan serta

    memperhatikan kebutuhan kepolisiannegara republik Indonesia untuk

    segera dipimpin oleh seorang Kapolriyang denitif, maka hari ini kami

    mengusulkan calon baru yaitukomisaris jenderal polisi BadrodinHaiti untuk mendapatkan persetujuan

    Dewan Perwakilan Rakyat sebagai

    Kapolri, terang Jokowi.

    Presiden Jokowi meminta BGuntuk memberikan kontribusi terbaikkepada Polri agar makin profesional

    dan dipercaya masyarakat, dalamposisi dan jabatan apa pun yang nanti

    diamanatkan kepadanya.

    Sementara, soal masalah hukumdua pimpinan KPK, yaitu Abraham

    Samad dan Bambang Widjojanto,serta kekosongan satu pimpinan KPK,Presiden Jokowi mengeluarkan

    keputusan presiden (keppres)pemberhentian sementara dua

    pimpinan KPK itu.

    Karena adanya masalah hukumpada dua pimpinan KPK, yaitu

    Saudara Abraham Samad danSaudara Bambang Widjojanto serta

    kekosongan satu pimpinan KPK,maka sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku,saya akan mengeluarkan kepprespemberhentian sementara dua

    pimpinan KPK. Dan selanjutnya akandikeluarkan perppu untuk

    pengangkatan sementara pimpinanKPK demi keberlangsungan kerja di

    KPK, kata Jokowi.

    Presiden menambahkan, iamenunjuk tiga orang sebagai

    pimpinan baru di KPK. Yakni, mantanKetua KPK Tauequrachman Ruki,

    akademisi dari Universitas IndonesiaIndriyanto Seno Adji, dan DeputiPencegahan KPK Johan Budi SP.

    Saat itu pula Menteri SekretarisNegara Pratikno menjelaskan,Presiden dalam waktu tidak terlalu

    lama akan mengirimkan suratpengajuan nama calon Kapolri baru

    kepada pimpinan DPR.

    DPR sudah menyelesaikan sidang

    paripurna dan reses, surat akan kitakirim hari ini. Sudah ditandatanganiPresiden, dan tentu saja nanti proses

    di DPR akan dilakukan setelah resesselesai, kata Mensesneg Pratikno.

    Mensesneg menambahkan, status

    Badrodin Haiti masih sebagaiWakapolri yang diberi mandat

    menjalankan tugas tanggung jawabdan wewenang sebagai Kapolri.

    Menanggapi keputusan Presiden

    Jokowi yang membatalkan pelantikanBG, Fraksi PDI Perjuangan di DPR

    mengaku kecewa. Jokowi dinilai tidakkonsisten dengan pilihannya.

    Tentunya kami kecewa. Sebagai

    anggota DPR, saya juga tentunyakecewa," kata anggota Fraksi PDI

    Perjuangan Trimedya Panjaitan diGedung Nusantara III DPR, Jakarta,

    Rabu 18 Februari.

    Wakil Ketua Komisi III itu punberharap Jokowi bisa meyakinkan

    DPR soal pembatalan pelantikantersebut. Ia menilai Jokowi kali initidak konsisten. Sebab, sebelumnya,

    selama kisruh penetapan BG sebagaitersangka oleh KPK, Presiden selalu

    mengatakan akan memutuskan nasibcalon Kapolri itu setelah sidang

    praperadilan. Namun setelah adaputusan praperadilan, Jokowi malahmembatalkan pencalonan BG sebagai

    Kapolri.

    Tapi, nantilah kita lihat apa

    alasannya sampai dibatalkan,ujarnya.

    Anggota Fraksi PDI Perjuangan di

    DPR lainnya, Junimart Girsang,menyatakan kekecewaan serupa.Bahkan, Junimart yang juga duduk di

    Komisi III, menyebut Presiden sudah

    melakukan penghinaan terhadapDPR.

    Keputusan Jokowi ini contempt ofparlement, ujarnya.

    Mengapa? Menurut dia, BGpunya hak konstitusional penuh untuk

    tetap dilantik sebagai Kapolri.

    Anggota DPR Komisi III bersama calon Kapolri Komjen Budi Gunawan

    LAPORAN UTAMA

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    13/78

    11INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    Kompolnas sudah mengecek track

    record setiap calon Kapolri sebelum

    diserahkan kepada Presiden.

    Menurut Logan, sewaktu proses

    penjaringan calon Kapolri,Kompolnas sudah meminta analisisdan data keuangan setiap calon.

    Kompolnas mengajukanpermohonan pengecekan track

    record para calon Kapolri kepadaPusat Pelaporan dan Analisis

    Transaksi Keuangan (PPATK), KPK,

    dan Komisi Nasional Hak Asasi

    Manusia (Komnas HAM), tetapi tidakdigubris. Kompolnas sudah

    membangun komunikasi, yaknimeminta respons dari masing-masing

    institusi itu terkait nama-nama calonKapolri yang dijaring.

    Nyatanya mereka tidak memberikan

    respon. Dan sepertinya permintaankami tidak menjadi prioritas mereka

    juga dalam menjaring para nama

    Irjen Pol (Purn) Logan SiagianKomisioner Kompolnas

    Kompolnas Tak PunyaAgenda Terselubung

    Merasa

    dipersalahkan karena

    disebut-sebut mengajukan

    nama calon Kapolri

    yang bermasalah ke

    Presiden, Kompolnas

    bersuara. Komisioner

    Kompolnas Irjen Pol

    (Purn) Logan Siagianmembantah keras bahwa

    Kompolnas memiliki

    agenda terselubung dalam

    penyerahan nama calon

    Kapolri kepada Presiden.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    14/78

    12 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    LAPORAN UTAMA

    Calon Kapolri, ujar Logan.

    Dia memastikan, sebelummenyerahkan nama-nama calon

    Kapolri ke meja Presiden, semuaproses klarikasi sudah cleardilakukan oleh Kompolnas.

    Termasuk ketika penjaringan danpencalonan sejumlah nama calon

    Kapolri pengganti Pak Sutarman,Kompolnas meminta respon KPK,

    PPATK dan Komnas HAM sebelumKompolnas mengajukan nama-namaitu ke Presiden Joko Widodo. Tidak

    ada respons dari mereka.

    Kompolnas sudah menjalankan

    kewajiban sebagaimana digariskanUndang-Undang Kepolisian. Yakni,memberikan masukan dan

    pertimbangan atas pemilihan calonKapolri dan pemberhentian calon

    Kapolri. Bahkan, Kompolnas selalumelakukan komunikasi dan upaya

    penjaringan sejumlah nama calonKapolri baru, bila Presiden Jokowibatal melantik BG sebagai Kapolri.

    Itu adalah tugas dan fungsiKompolnas, termasuk menjalin

    komunikasi dengan sejumlah namaatau Perwira Tinggi atau Pati diMabes Polri mengenai situasi

    Kepolisian. Dan sesuai tugas pokokKompolnas seperti yang tercantum

    dalam Tap MPR Nomor 7 Tahun 2000serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun

    2002 tentang Polri, terutama padaPasal 37 hingga Pasal 40, ada tugas-tugas pokok Kompolnas yang harus

    kami lakukan, papar Logan.

    Masuknya nama BG dalam daftarcalon Kapolri yang diajukanKompolnas kepada Presiden, menurut

    Logan, tidak ada persoalan. Informasisoal rekening gendut yang dimiliki BG

    itu pun tidak ditemukan Kompolnas.

    Kami sudah mendengar adanyapersoalan dugaan rekening gendut

    itu, tetapi tidak terbukti. Sampai saatkami ajukan nama-nama itu ke

    Presiden, Kompolnas sudahmemastikan tidak ada persoalankepemilikan rekening gendut pada

    nama-nama itu, ujarnya.

    Ketika Kompolnas meminta informasi

    soal BG dan tidak direspons olehKPK, PPATK, dan Komnas HAM, satu-satunya keputusan berkekuatan

    hukum tetap terkait rekening gendutadalah hasil penyidikan Bareskrim

    Mabes Polri yang dimiliki Kompolnas.

    Kami minta data dan prosespenelusuran serta proses hukum yang

    telah dilakukan oleh Bareskrim MabesPolri atas kepemilikan rekening

    gendut itu, ujar Logan.

    Bareskrim Mabes Polri yang sudahmelakukan penyelidikan,

    penelusuran, dan proses hukumterkait dugaan kepemilikan rekening

    gendut para calon Kapolri yangdiajukan Kompolnas kepada Presidenitu, dan Bareskrim Mabes Polri

    mengeluarkan surat resmi bahwatidak ada rekening gendut atas nama-

    nama itu.

    Artinya, secara hukum, Bareskrim

    Mabes Polri sudah melakukanpenyelidikan, dan hasilnya rekeningpara calon Kapolri yang diajukan

    Kompolnas ke Presiden itu wajar,tidak ada rekening gendut. Itu juga

    menjadi acuan Kompolnasmengajukan nama-nama mereka

    kepada Presiden waktu itu.

    Kami di Kompolnas tidak adapersoalan dengan setiap nama yang

    sudah kami ajukan kepada Presiden,sebab sebelum pengajuan nama-nama itu, kami sudah melakukan

    tugas dan fungsi penjaringan. Kalauditanya secara pribadi, saya sendiri

    pun melihat sosok Komjen Pol BudiGunawan sudah clear secara hukum

    sebelum kami turut menyerahkannamanya ke meja Presiden waktu

    itu, paparnya.

    Kompolnas sudah beberapa kalimengajukan nama calon Kapolri

    kepada Presiden. Ketika TimoerPradopo ditetapkan sebagai Kapolri,nama BG sudah terjaring sebagai

    salah satu calon Kapolri yang diajukankepada Presiden. Demikian pula

    ketika mencari nama penggantiKapolri setelah Timoer Pradopo, BG

    bersama-sama nama Sutarman punterjaring sebagai nama calon Kapolri

    yang diserahkan kepada Presiden.Jadi, menurut Logan, tergantungPresiden, siapa yang akan dipilihnya

    sebagai calon Kapolri dan diajukan keDPR.

    Secara resmi sudah dikeluarkan surat

    bahwa tidak ada persoalan rekeninggendut atas nama-nama itu pada

    tahun 2010 oleh Bareskrim MabesPolri. Dan Kompolnas kembali

    meminta hasil penelusuran terkaitrekening gendut itu pada April 2013,

    sewaktu hendak mencari penggantiPak Timoer Pradopo, ujarnya.

    Pakai Tim Sembilan

    Tim Sembilan bentukan Presiden

    Jokowi untuk mendamaikan kisruhKPK dan Polri menjalankan sejumlah

    komunikasi dengan bergai institusi,termasuk dengan KPK, Polri, KomisiYudisial.

    Kompolnas menghadap Presiden Jokowi

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    15/78

    13INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    Ketua Tim Sembilan Syai Maarifatau yang akrab disapa Buya Syaimenyampaikan, Tim Sembilan

    memberikan masukan kepadaPresiden untuk segera mengambil

    tindakan atas situasi yang kiangenting yang terjadi di institusi

    penegak hukum.

    Bahkan, dari komunikasi lewatsambungan telepon antara Presiden

    Jokowidodo dengan Buya Sya'iMaarif pada 3 Februari 2015, Presiden

    sudah menyampaikan bahwa BGtidak akan dilantik sebagai Kapolri.Presiden memilih untuk mencari

    nama-nama baru sebagai calonKapolri.

    Jadi, sekitar pukul tujug malam PakPresiden menelepon saya. Sayabilang, saya sedang di Yogyakarta.

    Nah, Presiden bilang, tidak akanmelantik BG, ujar Buya Sya'i.

    Sikap itu diambil Presiden karena

    melihat publik tidak menginginkanadanya Kapolri yang berstatus

    tersangka. Apalagi, Polri adalahinstitusi penegak hukum, sangat tidak

    elegan jika yang memimpin institusiitu berstatus tersangka.

    Presiden menyampaikan, tidak jadi

    melantik BG untuk menjaga moralitaspublik. Soal perkara, kan BG sudah

    mengajukan proses praperadilan. Danbiarkanlah itu berjalan sesuai denganproses hukum, ujarnya.

    Mantan Ketua Umum PPMuhammadiyah itu juga mengakui,

    kisruh yang KPK dan Polri merupakansituasi kritis yang harus segeradiambil tindakan oleh Presiden.

    Sebab, jika kian lama dibiarkan, makasemua upaya penegakan hukum oleh

    kedua institusi itu akan amburadul.

    Tekanan memang banyak. Dan sayakatakan kepada Pak Presiden, bahwa

    keadaan sudah kian kritis, ini situasicritical, sehingga saya sarankan,

    semakin cepat diambil langkahmencari Kapolri baru maka akan

    semakin baik, ujarnya.

    Sebagai pengganti BG, Presidensempat berjanji mencari sosok yang

    bersih, sosok yang tidak tersangkut

    dengan persoalan korupsi. Meskidemikian, Presiden tetap akan

    memiliki mekanisme sendiri dalammenentukan calon Kapolri yang akan

    menggantikan nama Komjen Pol BG.

    KPK sendiri, sewaktu penyusunanKabinet Kerja Presiden Jokowi-Kalla

    sempat diajak melakukan trackinglatar belakang para calon menteri

    agar menteri yang mengisi kursikabinet adalah orang-orang bersih

    yang tidak tersangkut masalahhukum. Nyatanya, hingga pelantikanpara menteri, sejumlah nama calon

    menteri yang oleh KPK ditandaimemiliki kartu merah alias

    bermasalah dan sangat besarpeluangnya sebagai tersangka kasus

    dugaan korupsi, tetap masuk dalamkursi kabinet.

    Untuk calon Kapolri pun, seharusnya

    Presiden melakukan pertimbanganyang melibatkan penelusuran KPK

    dan PPATK agar benar-benar bersihdari persoalan korupsi. Namun,Presiden telah memiliki sikap, bahwa

    calon Kapolri diusulkan olehKompolnas dan dianggap bersih oleh

    Kompolnas untuk kemudian diajukanke DPR mengikuti uji kepatutan dan

    kelayakan agar Presiden segera bisamelantiknya.

    Pak Jokowi bilang, segera ada

    keputusan untuk Kapolri baru. Dan,akan dicari calon Kapolri baru yang

    dosa-nya sedikit. Yang dosa-nyapaling kecil. Sebab, saya kira semuaorang kanmemiliki dosa, namun

    untuk Kapolri, ya dicari yang dosa-nya paling sedikitlah, papar Buya

    Syai.

    Nah, proses seleksi nama baru itu punkembali dilakukan oleh Kompolnas,

    Jokowi bersama Tim 9

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    16/78

    14 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    LAPORAN UTAMA

    dan dari nama-nama itu nantinyaakan dilihat yang mana yang memilikidosa paling sedikit.

    Kalau tempo hari ada mencari latarbelakang dengan melibatkansejumlah instansi, nah tetap melalui

    Kompolnas, kemudian ya soal apakahmemiliki rekening gendut atau tidak

    ya PPATK tetap melakukanmonitoring atas rekening para calon.

    Selanjutnya, ya Presiden memilikicara tersendiri memilih calon Kapolri.Kalau kami dari Tim Sembilan tidak

    sampai pada urusan menyodorkannama dan tidak mencapuri siapa saja

    calon itu. Semua diserahkan melaluiKompolnas dan selanjutnya Presiden

    yang akan memutuskan, papar BuyaSyai.

    Menurut dia, timnya hanya

    memberikan pertimbangan danmasukan kepada Presiden,

    keputusannya semua berada ditanganPresiden. Yang pasti, sayasampaikan, keadaan ini jangan

    berlarut-larut, situasi kian kritis, danharus segera ada langkah dan

    keputusan dari Presiden dan Presidenmengiyakan.

    Meski kedua institusi saling ribut,

    menurut Buya Syai, KPK mendapatperlakuan yang sangat drastis dan

    serangan bertubi-tubi yang tujuannyamelumpuhkan upaya pemberantasan

    korupsi melalui lembaga anti rasuahitu.

    Buya sependapat, KPK dan Polri

    sebagai institusi penagak hukumharus sama-sama diselamatkan daripihak-pihak yang menunggangi

    institusi itu demi menyelamatkankepentingan segelintir koruptor.

    Upaya terrorizing atau ancamandialami oleh sejumlah penyidik danstaf KPK. Sebagai bagian dari tugas

    Tim Semiblan, Buya mengatakanbahwa pihaknya juga harus

    memberikan masukan yang objektifkepada Presiden atas kondisi riil yang

    terjadi di kedua institusi itu.

    Terkait pelemahan pemberantasantindak pidana korupsi, kami melihat,

    upaya itu adalah bagian dari skenario

    besar untuk melemahkan dan bahkanmelumpuhkan KPK. Saya kira, sepertiitulah kerjaannya para pihak yang

    tidak senang dengan pemberantasankorupsi yang dilakukan oleh KPK. Dan

    mereka adalah kelompok-kelompokyang bekerja sama dengan para

    koruptor untuk menghancurkanKPK, papar Buya Syai.

    Jika KPK dilumpuhkan, bukan orang

    per orang yang akan rugi, melainkanbangsa Indonesia yang sangat rugi.

    Buya Sya'i setuju bahwa semuabentuk upaya pelemahan KPK dalampemberantasan korupsi sedang

    berlangsung. Hampir di semua lini,upaya pelemahan KPK terjadi.

    Bahkan, semua proses (revisiperundang-undangan) pun dijadikan

    alat untuk melemahkan KPK.

    Walau mereka bilang itu untukkebaikan dan penegakan hukum, saya

    kira itu hanya pemanis di bibir saja.Niat mereka begitu besar untuk

    melumpuhkan KPK. Semua bentukancaman, dan tindak tanduk yangmengintimidasi KPK tujuan akhirnya

    adalah melemahkan KPK, ujar Buya.

    Jika sampai pejnegakan hukum diKPK melemah, tentu para koruptor

    akan bersorak kegirangan denganupaya-upaya pelemahan KPK itu.

    Masyarakat dan pers juga harus

    melihat ini sebagai ancaman seriusterhadap pemberantasan korupsi.

    Yang memiskinkan rakyat kan para

    koruptor itu. Kita harus bersama-sama melawan kembalinya para

    koruptor. Korupsi harus diberantas,dan KPK diperkuat untukmemberantas korupsi. Bukan hanya

    KPK, institusi kepolisian juga harusdiselamatkan. Sebab, saya melihat,

    kok bisa intitusi kepolisiandimanfaatkan oleh segelintir orang

    demi kepentingan orang per orang didalamnya, memanfaatkan institusiKepolisian dengan cara-cara yang

    tidak benar. Polisi juga harus kitaselamatkan. Rakyat ini harus

    menyelamatkannya, papar dia.

    Selesaikan Tugas Tanpa SK

    Tim Sembilan dibentuk akhir Januari

    2015. Tugas pokoknya adalah mencari

    fakta, menemukan akar persoalan,dan mencari solusi atas konik KPK-Polri. Hingga Februari berakhir, tim ini

    telah menyelesaikan tugasnya, salahsatunya memberikan pertimbanganberdasarkan temuan Tim bahwa

    Presiden sebaiknya tidak melantik BGsebagai Kapolri.

    Pada awalnya, saat pembentukan

    Tim Sembilan, Jokowi menyampaikan

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    17/78

    15INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    bahwa tim ini akan diberikanlandasan hukum, yakni keputusanpresiden tapi akhirnya tidak jadi.

    Pada 22 Februari 2015, Tim Sembilanmelaporkan kinerja tim ini sudah

    selesai.

    Buya Sya'i menuturkan, tugas TimSembilan tidak terikat sehingga kalau

    saat ini dianggap sudah selesai makatidak menjadi soal.

    Toh tim kami dibentuk tidak ada SK-

    nya atau keppresnya, tidak pakaidilantik-lantik waktu itu. Waktu itu

    bahkan sudah ada drafnya tapikarena banyak pihak yang menentang

    dengan alasan memboroskananggaran kemudian tidak jadi pakaikeppres, kata Buya.

    Bagi Buya, tidak masalah tidak adakeppres atau SK. SK kami dari

    publik, pengakuan dari publik berupamoral dan sosial, legalitas nggakbegitu penting.

    Sekalipun tidak memiliki SK ataukeppres, menurut dia, nyatanya TimSembilan dapat bekerja dengan baik

    sesuai peran dan fungsinya. Yangpenting kita selama ini bisa bekerja

    dengan efektif.

    Buya menilai Presiden dalammemutuskan penyelesaian kisruh

    KPK-Polri memperhatikan saran dariTim Sembilan. Rekomendasi kami

    didengar, yang penting konik KPK-

    Polri sudah reda sekarang.

    Salah satu poin penting darirekomendasi tim tersebut yang

    digunakan oleh Presiden dalammenyelesaikan konik KPK-Polriadalah tidak melantik BG sebagai

    Kapolri.

    Buya menambahkan, timnya

    dibentuk khusus bertujuan hanyauntuk membantu meredakan kisruhKPK-Polri. Hanya untuk dua lembaga

    itu, tidak lembaga yang lain kalau adamisalnya ada kisruh.

    Ditunggangi

    Direktur Pusat Kajian Anti-KorupsiFakultas Hukum Universitas Gadjah

    Mada (Pukat UGM) Zaenal ArinMochtar mengingatkan, kisruh KPK-

    Polri bukan kisruh antarinstitusipenegak hukum.

    Sebenarnya, menurut dia, pribadi-

    pribadi atau pejabat di masing-masing institusi itu sengaja

    memanfaatkan institusi untukkepentingan pribadinya dan berimbasseolah-olah yang terjadi adalah

    konik institusi.

    Proses saling lapor-melaporkan,

    penetapan status tersangka danupaya pra-peradilan yang dilakukanoleh elite Polri bukanlah persoalan

    utama dalam saling perebuatan

    kedudukan di tubuh institusi keduapenegakan hukum tersebut.

    Zaenal berpendapat, kisruh Polri-

    KPK itu terjadi didasari kepentinganelite di Polri yang merasa terganggu

    oleh kehadiran KPK sebagai institusi

    pemberantasan korupsi, yangkebetulan menjerat salah seorang

    petinggi Polri, BG, calon Kapolripilihan Presiden Jokowi.

    Pada perkembangannya, persoalan

    itu dimanfaatkan secara politis, danmerembet pada urusan

    ketatanegaraan, urusan persoalanproses hukum dan juga kepentingan

    politik kekuasaan.

    Presiden Jokowi seharusnya segeramengambil sikap dan tindakan untuk

    menghentikan persoalan kepentinganyang dibungkus dengan urusan

    persoalan hukum kedua institusipenegak hukum itu.

    Saya tidak melihat bahwa persoalan

    ini adalah persoalan murni hukum.Sebab, sesungguhnya, saya melihat

    ada orang di Polri yang ribut denganKPK. Jadi, persoalan 'orang Polri itudibenturkan dengan KPK sebagai

    institusi. 'Orang' Polri itu jugamemanfaatkan institusi Polri

    sehingga seolah-olah terjadi benturandan persoalan antara institusi Polri

    dan institusi KPK. Padahal bukanpersoalan antarinstitusi, paparZaenal.

    Bagi dia, orang-orang tertentu diPolri itu memakai institusi Polri-nyasebagai kendaraan berhadapan

    dengan KPK sebagai institusi. Dan inibukanlah persoalan ketatanegaraan

    tapi kemudian dikembangkanmenjadi persoalan ketatanegaraan,

    persoalan politis, dan persoalanpidana dan seterusnya.

    Jika sudah ada niat berhadap-

    hadapan dengan institusi KPK, tentuorang di Polri itu mempergunakan

    sejumlah celah untuk melakukannya.Saya kira, harus dipisahkan, manaakar persoalannya yang benar-benar

    urusan hukum, mana persoalanpolitik, mana yang bersumber dariZainal Arin Mochtar

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    18/78

    16 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    kepentingan orang di institusi secarapribadi, papar dia.

    Sikap yang elegan yang harus

    dilakukan Presiden Jokowidododalam persoalan ini, menurut Zaenaladalah dengan segera membatalkan

    biang persoalan untuk duduk dalamkursi Kapolri.

    Lantas, bagaimana? Menurut dia,tindakan terbaik adalah membatalkanseseorang yang sudah menjadi

    tersangka untuk duduk sebagaiKapolri. Masa Presiden melantik

    seorang tersangka sebagai Kapolri?Kan tidak tepat bila tersangka

    dipaksakan sebagai Kapolri, yangnotabene menjadi pimpinan diinstitusi penegak hukum yakni

    kepolisian.

    Jangan Dipolitisir

    Rektor Universitas Kristen Indonesia(UKI) Jakarta Dr Maruarar Siahaan,SH, MH melihat kisruh KPK dan Polri

    ditunggangi oleh kepentingan ataumotif pribadi. Mantan hakim

    konstitusi itu mengingatkan,tindakan-tindakan yang membuat

    situasi makin memburuk harusdihentikan.

    Efeknya langsung dirasakan

    masyarat, bahwa masyarakat kitamerasakan ketidakpastian, ujarMaruarar.

    Persoalan yang membelit BG harusdilihat secara yuridis atau hukum.

    Jadi saya tidak melihat adanya

    motivasi lain dari KPK atas penetapanstatus tersangka terhadap Komjen

    Pol BG, selain motif hukum. Itu lebihpasti.

    Memang, momentumnya

    memungkinkan tindakan KPK itudiartikan sebagai bentuk kekecewaan

    pimpinan lembaga tersebut. KPK

    merupakan suatu lembaga yangbersifat kolektif-kolegial, keputusan-

    keputusan yang diambil tidakmungkin perseorangan dan oleh

    karena itu harus dipastikan bahwatanpa bukti yang kuat KPK tidak

    pernah menyatakan seseorangsebagai tersangka. Semua ituberdasarkan bukti-bukti yang berhasil

    dihimpun KPK.

    Saya berharap polisi menghentikansikap atau tindakan jegal-menjegal,

    ujar Maruarar.Ia menilai sikap petinggi PDIP yang

    mengembuskan isu kasus tersebutmuncul karena Ketua KPK gagalmenjadi pasangan Jokowi dalam

    pemilu, telah memperkeruh situasi.Ini merupakan hal yang tidak layak

    dikemukakan karena setiap orangberhak berupaya mencapai

    kedudukan politik.

    Ia menjelaskan, dalam proses hukumpidana, jika ditemukan bukti makaakan ada upaya hukum untuk

    menindak. Tetapi kalau tidak ada,saya meminta untuk tidak diciptakan

    kekisruhan karena ini menyebabkankebingungan di masyarakat,

    Sikap bijak dan taat hukum pimpinan

    partai politik dan para pemimpininstitusi penegak hukum, serta

    Presiden, bisa meredam persoalanitu.

    Tanpa itu, saya kira akan timbul

    keadaan chaos atau paling tidakdalam kondisi ketika orang

    menganggap tidak ada kepastianhukum di Indonesia, ujarnya.

    Semua kejadian atau peristiwa harus

    diukur menurut parameter yang adadi dalam hukum itu sendiri. Kalau

    memang BG tidak melakukan tindakpidana, maka ikuti saja prosesnya.

    Bahwa ada momentum pada saat itu

    BG sedang dicalonkan sebagaiKapolri, harus dilihat dalam kontekskita tidak menginginkan seorang

    yang memiliki track record yangburuk menjadi pemimpin yang sangat

    berkuasa seperti itu.

    Saya kita cukup di dalam hati dantidak diwujudkan dalam bentuk

    tindakan balasan. Sebab, jikadiwujudkan dalam bentuk tindakan

    jegal menjegal, dapat mengacaukankehidupan dan tingkat kepercayaan

    terhadap pemerintah. Saya tidaksetuju hukum diperlakukan sepertiitu. Kuncinya ada pada Presiden. Ia

    harus turun tangan, papar Maruarar.

    Ia mengingatkan, menyelesaikanpersoalan hukum mesti berpegang

    teguh pada prinsip hukum itu

    sendiri,ditangani menurut tolok ukurhukum, bukan menurut tolok ukurpolitik.

    Kalau dibawa ke politik akan

    menambah sulit keadaan. Marihentikan perdebatan kita tentang ini,

    namun serahkan menurut standarhukum dan menurut proses yang

    dikenal di dalam hukum acarapidana, ujarnya.

    "Kisruh KPK dan Polri

    ditunggangi oleh

    kepentingan atau motif

    pribadi. Efeknya langsungdirasakan masyarat, bahwa

    masyarakat kita merasakan

    ketidakpastian."

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    19/78

    17INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    DR Frans Hendra WinartaKetua Umum PERADIN

    Ingat, Indonesia Negara Hukumdikabulkan Pengadilan Negeri JakartaSelatan.

    Ujian baru kembali menghadangJokowi setelah memilih calon lain

    untuk kursi Kapolri, yaitu BadrodinHaiti, karena bertentangan dengankeputusan DPR dan rekomendasi

    Komisi Kepolisian Nasional(Kompolnas). Semua ujian ini akan

    terjawab setelah DPR menyelesaikan

    masa resesnya pada akhir Maret2015.

    Frans melihat saat gonjang-ganjingpemilihan Kapolri kepercayaan publik

    kepada Jokowi mulai tergerus. Pilihanmeneruskan penunjukan BG ataumencari calon lain merupakan pilihan

    yang sulit bagi Jokowi mengingatJokowi sudah telanjur mencanangkan

    revolusi mental yang memberi sinyalkepada semua pejabat di

    pemerintahannya untuk bekerja keras

    dan menjauhi korupsi, suap, dangratikasi.

    Persetujuan Komisi III DPR dan RapatParipurna DPR sulit dicerna oleh

    masyarakat, terutama parapendukungnya yang fanatik denganprogram reformasi di segala bidang.

    "Presiden Jokowi sudah terjebakdalam beberapa putusankontroversial dan tidak populis,

    seperti menaikkan harga BBM danmenalangi Lapindo untuk

    pembayaran ganti rugi kepada parakorban lumpur Lapindo.

    Menaikkan harga BBM, seperti sudah

    diduga, membuat harga kebutuhanpokok sehari-hari dan biaya

    transportasi ikut naik. Sekalipunharga BBM sudah diturunkan, harga

    kebutuhan pokok yang sudah telanjurnaik tentu tidak serta merta dapatditurunkan," ujar Frans.

    Kisruh KPK Polri sudah hampir memasuki

    babak akhir. Akan tetapi, masih banyak proses hukum

    yang harus dijalani oleh para penegak hukum di KPK

    dan Polri: Kasus Komjen Budi Gunawan dan kasus

    petinggi KPK Abraham Samad, Bambang Widjajanto,

    dan beberapa penyidik KPK.

    calon Kapolri Budi Gunawan (BG)

    merupakan ujian berat bagi PresidenJoko Widodo. Dan akhirnya ia

    memutuskan tidak melantik BG,sekalipun gugatan praperadilan BG

    Frans Hendra Winarta,

    pengacara senior sekaligusKetua Umum Peradin

    mengatakan, dalam empatbulan pemerintahannya, penunjukan

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    20/78

    18 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    LAPORAN UTAMA

    Menurut Frans, kebijakan yang dibuatgrusa-grusu itu sangatmengkhawatirkan berbagai kalangan,

    khususnya masyarakat sipil sertapendukungnya. Pada akhirnya,

    Jokowi mendengarkan suara rakyatdengan mengubah keputusannya,

    yakni tidak melantik Budi sebagaiKapolri.

    "Jika dulu beliau lebih mendengarkan

    suara DPR dan menakan suararakyat, artinya proses hukum di KPKdikalahkan proses politik di DPR,"

    tutur Frans.

    Kondisi supremasi politik terhadap

    hukum di Indonesia berlangsunglama, yakni sejak zaman Orde Lama.

    JIka itu terjadi, maka revolusi mental

    yang memberi harapan baru, newhope, sebagaimana disebutkan

    Majalah TIME atas terpilihnyaPresiden Jokowi, mungkin hanyaimpian dan pepesan kosong saja,

    tandas Frans.

    Melihat kondisi ini, Fransmengungkapkan keprihatinannya.

    Pengangkatan seorang pejabat dipuncak pimpinan lembaga penegak

    hukum ternyata malah terindikasiadanya keraguan atas integritasnya.

    Ini barangkali kejadian pertama diIndonesia, seorang calon Kapolrimenyandang status tersangka

    sebelum dilantik.

    Frans heran melihat Komisi III danRapat Paripurna DPR begitu cepat

    memutuskan meyetujui Komjen BudiGunawan dan mendesak Presiden

    segera melantik Budi sebagai Kapolrisedangkan proses hukum sedang

    berjalan. Padahal, tujuanpemberantasan korupsi, suap, dangratikasi, seharusnya konsisten dan

    tidak boleh main-main karena yangdihadapi adalah orang-orang kuat,

    berkuasa, dan berpengaruh.

    Sungguh ironis, Undang-UndangTindak Pidana Korupsi yang disusun

    oleh DPR, dalam pelaksanaannyajustru dilanggar sendiri oleh

    keputusan DPR, yakni menyetujuipelantikan seorang tersangka sebagai

    Kapolri, ujar Frans.

    Ketegasan Presiden

    Sebenarnya masalah ini tidak akanberlarut-larut jika Presiden Jokowi

    taat hukum dan tegas, tanpa harusmemanggil para tokoh untuk

    memberi masukan mengenai kisruhpelantikan Komjen Budi Gunawan

    sebagai Kapolri dan kriminalisasi KPK.Semunya sudah diatur oleh undang-undang.

    Tapi mungkin Presiden merasakurang memahami persoalan hukum.Apalagi Komisi Hukum Nasional

    dibubarkan pula oleh beliau, padahalkomisi ini punya kewajiban, diminta

    atau tidak, memberikan rekomendasihukum bilamana presiden

    membutuhkannya. Adapun DewanPertimbangan Presiden yang barudilantik hampir tidak ada pakar

    hukumnya. Tidak mengherankan bilaPresiden kemudian menjadi

    kebingungan sendiri, papar Frans.

    Mengenai upaya kriminalisasi yangsaat ini mendera para komisioner

    KPK, seperti penetapan tersangkaterhadap Abraham Samad dan

    Bambang Widjojanto, menurut diaPresiden tinggal mengeluarkan

    keppres penonaktifan parakomisioner tersebut danmengeluarkan perppu untuk mengisi

    kursi komisioner yang kosongtersebut.

    Tidak perlu ragu karena itu sudahdiatur undang-undang demikian.Saya sependapat, pimpinan KPK yang

    akan datang, dari lima komisioner,satu harus diisi seorang wanita

    sehingga pimpinan KPK jilid empatakan berwarna. Cukup banyak

    pendekar hukum wanita yangtangguh yang memiliki integritas.Sebut saja Melli Darsa yang pernah

    mencoba tapi kandas. Juga adaLelyana Santosa, Nursyahbani

    Katjasungkana, dan lain-lain,

    Frans berharap Presiden dapatmemutuskan yang terbaik dalam

    menghadapi persoalan ini. Menurut

    dia, energi yang tercurah sudah cukupbanyak tapi sia-sia, padahalmasyarakat meminta Presiden

    berkomitmen terhadap penegakanhukum dan persoalan-persoalan besaruntuk menuju masyarakat yang

    sejahtera adil dan makmur.

    Hendrik/Debbi

    Pelantikan PLT komisioner KPK

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    21/78

    19INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK

    Harap Maklum,Sedang Diproses

    Pada Pilpres 2014 sosok Jokowibegitu diagung-agungkan.

    Majalah TIME menjadikanJokowi sebagai cover dan

    menyebutnya The New Hope untukmembuat Indonesia lebih baik. Itulah

    yang ditampilkan TIME Jokowi baruterpilih menjadi presiden.

    Sejumlah janji kampanye Sang

    Presiden dalam Nawacita berupavisi-misi yang akan diwujudkan dalampemerintahannya, mulai

    Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla

    dianggap tidak memenuhi janji yang disampaikankepada rakyat dalam masa kampanye Pemilihan

    Presiden 2014. Rakyat harus maklum, program

    prorakyat sedang diproses.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    22/78

    20 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN

    dipersoalkan. Paling tidak, dalam 100

    hari pemerintahannya, ada sejumlahkebijakan yang dinilai melenceng dari

    janji Nawacita.

    Jokowi pernah berjanji segerabekerja dan melakukan terobosan

    yang prorakyat. Karena itu pula, iamemberi nama kabinetnya Kabinet

    Kerja dan bukan Kabinet Trisaktiseperti pernah diberitakan. Isinyaorang-orang yang dianggap bisa

    melakukan perubahan. Nyatanya,Kabinet Kerja tidak bekerja seperti

    yang diharapkan rakyat dan pernahdijanjikan Jokowi.

    Di bidang hukum, misalnya, pakar

    hukum pidana Universitas Padjajaran

    Prof Dr Romli Atmasasmita

    menyatakan ia belum melihatadanya terobosan yang dilakukan

    pemerintah.

    Yang kelihatan malah konikantarlembaga.Yang kelihatan paling-

    paling ada sedikit upaya dalampemberantasan narkotik dan illegal

    logging. Pengurangan korupsi belumkelihatan. Yang kelihatan barupembentukan Satgas Antikorupsi di

    kejaksaan, ujar Romli.

    Ketua Umum Persatuan AdvokatIndonesia (Peradin) Dr Frans Hendra

    Winarta juga tidak melihat adanyaupaya serius yang dilakukan

    pemerintahan Jokowi untuk

    memenuhi janjinya saat kampanye

    serta harapan para pemilihnya.

    Kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan Kepolisian Republik

    Indonesia (Polri) yang dipicu olehkeputusan Jokowi memilih Komjen

    Polisi Budi Gunawan sebagai calonKapolr memperkeruh dan membuatketidakpastian penegakan hukum.

    Persoalan ini pun berlarut-larut dan

    tidak segera diselesaikan olehPresiden Jokowi. Frans

    melihatkepercayaan masyarakatkepada Jokowi mulai tergerus. Jokowi

    dalam posisi yang sulit mengingat iasudah telanjur mencanangkan

    revolusi mental: pejabat di

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    23/78

    21INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    pemerintahannya harus bekerja keras

    dan tidak bermental korup.

    Menurut dia, masyarakat, terutamapara pendukung fanatik Jokowi, sulit

    memahami persetujuan Komisi IIIDPR dan pengesahan rapat paripurna

    DPR atas pencalonan Budi Gunawansebagai Kapolri. Presiden Jokowi

    sudah terjebak dalam beberapaputusan kontroversial dan tidakpoppopulis, seperti penaikan harga

    bahan bakar minyak dan menalangiutang Lapindo Brants membayar

    ruang ganti rugi kepada para korbanlumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa

    Timur.

    Meski kemudian harga BBM

    diturunkan, kebutuhan pokok yang

    sudah telanjur naik tentu tidak sertamerta dapat diturunkan," ujar Frans.

    Kebijakan yang dibuat dalam tempo

    sesingat-singkatnya itu sangatmengkhawatirkan berbagai kalangan,

    khususnya masyarakat sipil danpendukung Jokowi, sekalipun pada

    akhirnyaia mendengarkan suararakyat dengan mengubah keputusan,yakni tidak melantik Budi Gunawan

    sebagai Kapolri.

    Jika dulu beliau lebih mendengarkansuara DPR dan menakan suara

    rakyat, artinya proses hukum di KPKdikalahkan proses politik di DPR,

    tuturnya.

    Supremasi politik terhadap hukum

    sudah lama berlangsung di Indonesia,yakni sejak zaman Orde Lama.

    Jika itu terjadi, maka revolusi mental

    yang memberi harapan baru hanyaimpian dan pepesan kosong saja,

    ujar Frans.

    Frans prihatinan melihat jabatanpuncak di lembaga penegak hukum

    justru diberikan kepada orang

    integritasnya diragukan. Inilahbarangkali kejadian pertama di

    Indonesia, seorang calon Kapolrimenyandang status tersangka

    sebelum dilantik.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    24/78

    22 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN

    Direktur Eksekutif IDM Fahmi Hafel

    meminta Presiden Jokowi segeramengambil langkah yang efektif, jikamasih ingin mempertahankan

    pemerintahannya dari dukunganmasyarakat.

    Kami merekomendasikan agar

    Presiden Jokowi merombak timekonomi untuk menghadapi

    perubahan ekonomi dunia. Segeralahlakukan evaluasi kabinet dan

    melakukan reshue, ujar Fahmi

    Hafel.

    Selain itu, kekecewaan publik

    terhadap 100 hari pemerintahanJokowi-JK karena Jokowi dianggap

    bukan presiden yang tegas.

    Jokowi harus tegas dalam menjadidecision maker penentu kebijakan

    pemerintahan dan harus berani keluardari kepentingan PDIP dan Megawati,

    dan harus lebih mementingkanrakyat, paparnya.

    Kisruh di antara institusi penegakhukum, terutama dalam urusanpenetapan calon Kapolri, menjadisalah satu ukuran yang penting yang

    mengakibatkan merosotnyakepercayaan publik kepada Presiden

    Jokowi.

    Sejumlah program andalan Jokowi-JKyang disampaikan dalam masa

    kampanye Pemilhan Presiden 2014ternyata tidak terbukti. Yakni,

    program Kartu Indonesia Pintar (KIP)

    dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).Itu belum terealisasi. Jadi segeralah

    pemerintah merealisasinya, ujarFahmi.

    Kebijakan pemerintah menaikkan

    harga bahan bakar minyak (BBM) puntelah menjungkirbalikkan kehidupan

    perekonomian rakyat. Sekalipunpemerintah sudah kembali

    mengeluarkan kebijakan menurunkan

    Tiga MenteriDapat Rapor 5,5 - 6

    Seratus hari kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf

    Kalla tidak memuaskan rakyat. Presiden diminta

    segera melakukan perombakan besar-besaran

    atau reshufe Kabinet Kerja untuk mewujudkan

    pemerintahan yang efektif. Begitulah hasil survei yang

    dilakukan Indonesia Development Monitoring (IDM).

    Fahmi Hafel

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    25/78

    23INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    harga BBM itu, barang-barangkebutuhan pokok serta tarif angkutanumum, yang harganya langsung

    dinaikkan ketika pemerintahmenaikkan harga BBM, hingga kini

    tidak kunjung diturunkan.

    Perlu melakukan operation marketuntuk menurunkan harga-harga

    kebutuhan bahan pokok yang terusmemberatkan masyarakat, kata

    Fahmi.

    Fahmi memaparkan, survei IDMdilakukan dengan wawancara tatap

    muka terhadap 1250 responden di 33provinsi pada 13-26 Januari 2015.

    Margin of error survei itu kurang lebih1,21 persen pada tingkat kepercayaan95 persen.

    Mayoritas responden atau 68,7 persenmenyatakan tidak puas terhadap

    kinerja 100 hari pemerintahan Jokowi-JK . Sebanyak 26,4 persen respondenmenyatakan puas dan 4,9 persen

    tidak tahu.

    Dari angka 26,4 persen itu, jikadirinci, 15,1 responden mengaku

    cukup puas dan 11,3 persen sangatpuas. Adapun rincian ketidakpuasan

    masyarakat ialah 31,5 persenmengaku kurang puas, dan 35,2

    persen sangat tidak puas.

    Survei ini dipastikan mereferensikanpendapat publik di Indonesia

    terhadap kinerja 100 hari kinerjaJokowi- JK. Harapan kami, kepuasan

    di atas 50 persen. Tapi, ternyata diangka 26,4 persen, jelas Fahmi.

    Hasil survei itu menunjukkan adanya

    degradasi harapan masyarakat dantingkat kepuasan publik terhadapkinerja pemerintahan dan

    kepemimpinan Jokowi- JK jika

    dibandingkan dengan hasil surveilembaga lembaga survei padaharapan masyarakat terhadap

    pasangan Jokowi jelang pemilihanpresiden jika terpilih.

    Menurut dia, dari jajak pendapat

    ditemukan permasalahan hargakebutuhan pokok merupakan

    masalah utama dalam 100 haripemerintahan Jokowi- JK. Setidaknya,

    87,7 persen responden mengeluhkantingginya harga bahan-bahan pokok.

    Sisanya, sebanyak 12,3 persenberpendapat biasa-biasa saja.

    Artinya pemerintah Jokowi - JK tidak

    punya konsep dan aplikasi ekonomiyang jelas untuk menekan inasi

    dalam jangka pendek sertamenunjukan ketidakmampuan tim

    ekonomi Jokowi.

    Temuan survei juga menunjukkancukup tingginya keluhan angkatan

    kerja baru atau masyarakat yangmencari pekerjaan mengeluhkan

    kesulitan mencari lapangan kerjahingga 71,8 persen. Lalu, hampir 73,8persen masyarakat mengeluhkan

    mahalnya biaya pendidikan.

    Dan hingga 100 hari pemerintahan

    Jokowi-JK, banyak sekali masyarakatbelum menerima Kucuran dana KartuIndobesia Pintar yang dijanjikan oleh

    Jokowi, ujarnya.

    Terkait konik KPK dan Polri, hasil

    survei memperlihatkan penilaianmasyarakat terhadap kepemimpinanJokowi sebagai decision maker.

    Sebanyak 89,5 persen masyarakatmenilai Jokowi tidak tegas dan sangat

    tersandera oleh Megawati dan PDIPdalam mengambil keputusannyaterkait masalah KPK dan Polri.

    Dalam jajak yang dilakukan padasurvei juga, sebanyak 79,5 persen

    masyarakat berpendapat bahwatokoh parpol yang palingmemengaruhi keputusan Jokowi

    adalah Surya Paloh.

    Hal ini terbukti dengan jumlah

    menteri yang merepresentasikan

    Surya Paloh lebih banyak daripadayang merepresentasikan wakil PDIP

    di kabinet kerja, jelasnya.

    Soal 100 hari kerja menteri Jokowi,yang dianggap mempunyai harapan

    adalah perbaikan kementerian. Publikmenyebut enam besar menteri yang

    mendapat nilai delapan: MenteriKelautan dan Perikanan Susi

    Pudjiastuti; Menteri BUMN RiniSumarno; Jaksa Agung Prasetyo;

    Menteri Pertahanan Ryan Mizard;

    Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo;Menko Bidang Pembangunan

    Manusia dan Kebudayaan PuanMaharani.

    Tiga menteri diberi nilai terendah,

    yakni antara lima dan empat.Pertama, Menko Polkam Tedjo Edhy

    Pudjiatno.

    Dia dinilai terkait masalah intervensikongres GOLKAR dan Konik KPK

    dan Polri yang berkomentar justrumeyusahkan posisi Jokowi dihadapan

    pendukungnya yang pro-KPK, ujarFahmi.

    Kedua, Menkumham Yasona Laoly.

    Terkait konik Partai PersatuanPembangunan, Yasonna dianggap

    memperkeruh suasana. Ketiga,Menteri ESDM Sudirman Said.

    Sudirman Said dianggap

    menjerumuskan Jokowi sebagaipelanggar konstitusi dan janjinya

    terkait harga BBM serta keberpihakanpada kepentingan asing, seperti

    perpanjangan kontrak Freeport, sertaberpotensi menciptakan maa migasbaru dalam tender crude oil melalui

    ISC, jela Fahmi.

    Untuk menteri-menteri lainnya, publikmemberi nilai 5,5 hingga enam.

    Artinya pemerintah

    Jokowi - JK tidak punya

    konsep dan aplikasi

    ekonomi yang jelas untuk

    menekan inasi dalam

    jangka pendek serta

    menunjukan

    ketidakmampuan tim

    ekonomi Jokowi.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    26/78

    24 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN

    Tokoh buruh Prof Dr MuchtarPakpahan kecewa melihat tidak ada

    program yang digulirkan secara nyatadalam seratus hari pemerintahan

    Jokowi-Jusuf Kalla.Belum ada sama sekali yangdilakukan pemerintahan baru ini

    dalam sektor perburuhan. Entahkenapa, saya tidak melihat adanya

    rencana atau strategi yang dilakukanpemerintah untuk membenahi sektor

    perburuhan, katar Ketua UmumSerikat Buruh Sejahtera Indonesia(SBSI) Muchtar Pakpahan.

    Sejak awal pemerintahannya Jokowimenyatakan segera menepati

    janjinya terkait ketenagakerjaan.

    Berbicara tentang perburuhan, adadua hal utama yang seharusnya

    sudah mulai dilakukan pemerintahansekarang, yakni dalam hal penciptaanlapangan kerja dan menyejahterakan

    buruh. Nah, sampai sekarang dua halpenting itu belum disentuh, ujar

    Muchtar.

    Menurut dia, pemerintahan yang baruini tidak memiliki program yang

    konkrit yang sudah dipersiapkan

    sampai kini. Tidak ada program danperencanaan yang terarah yangdilakukan oleh pemerintahan ini

    sampai sekarang, dalam sektorperburuhan.

    Hingga saat ini, Pasal 27 Ayat 2

    Undang Undang Dasar 1945 belumterwujud pada pemerintahan Jokowi-JK. Karena itu, ia meminta Jokowi-JK

    segera mewujudkan janji-janji

    kampanyenya dalam sektorperburuhan. Lapangan kerja tidak

    kunjung bertambah, dan hubunganindustrial yang baik dan harmonis

    juga tidak kunjung terjadi.Kelemahan yang dimiliki bidangKetenagakerjaan dalam

    pemerintahan ini sampai saat in,dikarenakan kurangnya pemahaman

    dan tidak memiliki konsep dalammennyejahterakan buruh serta dalammewujudkan hubungan insdutrial

    yang harmonis.

    Hubungan industrtial yang bagusjuga tidak terlihat, pemerintahan ini

    hampir tanpa konsep, dankebingungan mau ngapain, jelas dia.

    Komposisi Kabinet Kerja milik

    dianggap proneolib sehingga harapanburuh terempas. Karena itu, buruh

    merasa kecewa dan tidak berharapbanyak akan ada perubahan dalamkesejahteraan mereka. Muchtar tidak

    melihat adanya konsep yang jelasdalam mengupayakan kesejahteraan

    buruh pada pemerintahan kali ini.

    Menurut tokoh pejuang buruh yangsejak 1978 sudah berkiprah di dunia

    perburuhan itu, dukungan buruhkepada Jokowi-JK pada saat Pilpres

    2014 sangat besar, tetapi buruh lagi-lagi gigit jari karena komposisi

    kabinet yang tidak proburuh.

    Di negara-negara moderen, buruhitu adalah adalah urusan nomor satu,

    namun di Indonesia, mulai daripemerintahan SBY hingga kini

    Sektor Buruh PunTerabaikan

    Rencana besar terhadap pengembangan lapangan

    pekerjaan dan memperbaiki persoalan hubungan

    insdustrial dalam ketenagakerjaan tak satu pun mulai

    menunjukkan upaya yang dilakukan pemerintah.

    Prof Dr Muchtar Pakpahan

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    27/78

    25INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    dengan terbentuknya Kabinet Kerjamilik Jokowi-JK, buruh itu tidakdianggap sebagai urusan nomor

    satu, papar Muchtar Pakpahan.

    Begitu Kabinet Kerja tersusun,harapan buruh akan adanya Ratu Adil

    bagi buruh lenyap. Sebab, orangmenduduki pos menteri yang

    berurusan dengan perburuhan tidakmenunjukkan adanya kebijakan dan

    sosok yang benar-benar proburuh.

    Secara umum, kabinet kerja Jokowi-JK itu bidang ekonominya dikuasai

    oleh orang-orang berpandanganneolib, termasuk yang mengurusi

    perburuhan, dan beberapa di antaraanggota kabinet itu tidak bersih(persoalan hukum). Prediksi saya,

    dalam dua tahun ke depan sajamereka-mereka itu pasti akan

    berurusan dan bermasalah denganhukum, ujar Muchtar.

    Menteri Tenaga Kerja sekarang, lanjut

    Muchtar, karena tidak memahamidan tidak profesional di bidang

    ketenagakerjaan, akan banyakberkonsultasi dengan birokrat di

    kementerian. Sementara birokrasiyang ada sekarang adalah warisandari birokrasi sebelumnya, tentu

    watak dan program-programnya puntidak jauh beda dengan watak

    birokrasi terdahulu.

    Secara umum ada tiga hal pentingyang harus dilakukan Menteri Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi(Menakertrans) dalam bidang

    perburuhan. Pertama, menciptakanlapangan kerja untuk sebanyak 12

    juta penganggur di Indonesia. Kedua,

    membangun hubungan industrialyang harmonis antara pengusaha

    dengan buruh dan ketiga

    menumbuhkangairahkan hidup dipedesaan dan nelayan, sehinggakehidupan dan profesi di desa dan

    nelayan itu menjadi pilihan hidup danprofesi yang membanggakan.

    Kalau sekarang, ya hidup di

    pedesaan dan hidup menjadi nelayanbukan membanggakan, itu masihsebagai sebuah keterpaksaan. Nah,

    tiga kerja penting itu tidak terlihat

    dalam pidato Presiden Jokowidodo,

    dan juga tidak terlihat dalam susunankabinetnya. Artinya, Jokowi malah

    telah ingkar janji, karena tidak sesuaidengan visi misinya saat pencapresan

    dulu, papar Muchtar.

    Empat Program Langsung

    Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera

    Indonesia (KSBSI) mengingatkan

    empat hal penting yang harusdilakukan pemerintah di sektorburuh, yang belum juga dilakukan.Selain persoalan pengupahan dan

    outsourcing, KSBSI menyampaikanperlunya perlindungan buruh migran

    secara nyata dengan dimulaidisahkannya Undang-Undang

    Perlindungan Pekerja Indonesia.

    Adapun yang menjadi pokoktuntutan kita adalah masalah

    pengupahan, yang secara garis besar

    membahas tentang Komponen HidupLayak, termasuk peningkatan kualitas

    dan penambahan komponen, sertastruktur skala upah, ujar Mudhor,

    Presiden KSBSI.

    KSBI menekankan pentinyamenyelesaikan segera persoalan

    outsourcing dengan melakukan revisiterhadap Permenaker Nomor 19

    Tahun 2012, dan outsourcng di

    BUMN.

    Juga kita tekankan mengenaipengawasan pelaksanaan BPJS di

    lapangan, termasuk rencanadikeluarkannya inpres/perprestentang pensiun. Kemudian,

    mengenai RUU Perlindungan PRT danrevisi Undang-Undang Nomor 39

    Tahun 2014 tentang Buruh Migran.Dan yang terakhir adalah masalah

    penegakan hukum terhadap unionbusting (pemberangusan serikatburuh) dengan jalan sistem

    pengawasan secara tripartit, paparMudhor.

    Tugas serikat buruh adalahberkoordinasi dengan pihak terkaituntuk mencari jalan keluar

    permasalahan di lapangan, dan dalamhal ini dengan Kementerian Tenaga

    Kerja adalah dalam hal kebijakan kedepan, dan itu sudah disampaikan

    serta ada kesamaan perspektif.

    Saya kira ada kesamaan perspektifantara KSBSI dengan pihak

    Kementerian Ketenagakerjaan, danitu sudah jadi modal yang baik,

    tinggal bagaimana komunikasi ini bisaterus berjalan, dan tentunya dengandukungan kawan-kawan lainnya

    untuk memperbaiki kondisiperburuhan kita, ujar Mudhor.

    Nelayan Belum Jadi Subjek

    Kesatuan Nelayan TradisionalIndonesia (KNTI) menilai, selama

    seratus hari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, nelayan belum menjadi

    subjek pembangunan yangdiprioritaskan oleh pemerintahanyang kini mengedepankan

    pembangunan tol laut. Bahkan, di

    masa awal pemerintahan ini pun,monopoli atau penguasaan sepihakhasil-hasil laut, perikanan dan regulasi

    masih terjadi, tidak mengedepankannelayan sebagai subjek.

    Kami meminta kepada pemerintah

    untuk memperkuat aktivitasperikanan budidaya ikan dengan

    memastikan tidak terjadinyamonopoli swasta dan asing dalam

    Adapun yang menjadi

    pokok tuntutan kita adalah

    masalah pengupahan,

    yang secara garis besarmembahas tentang

    Komponen Hidup Layak,

    termasuk peningkatan

    kualitas dan penambahan

    komponen, serta struktur

    skala upah.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    28/78

    26 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN

    penyediaan faktor-faktor produksi,baik itu benur, pakan ikan danudang, ujar Ketua Dewan Pengurus

    Pusat KNTI terpilih, Riza Damanik.

    Musyawarah Nasional II KNTI 26Januari 2015 di Jakarta menghasilkan

    sejumlah rekomendasi kepadapemerintahan Jokowi-JK untuk

    memperkuat strategi dalam upayamenyejahterakan nelayan.

    Kami juga menyerukan kepada

    seluruh organisasi nelayan,pembudidaya ikan, dan petambak

    garam, untuk fokus memperkuatkoperasi dan inovasi hilirisasi produk-

    produk perikanan guna mewujudkankemandirian ekonomi danmenghadapi Masyarakat Ekonomi

    ASEAN, ujar Riza.Mengevaluasi kinerja pemerintahan

    dalam seratus hari ini, lanjut Riza,nelayan juga patut memberi apresiasikepada pemerintah yang telah

    meletakkan agenda kemaritimansebagai fokus lima tahun ke depan.

    Namun ia menyayangkan nelayan

    dan petambak ikan skala kecil belumdilibatkan dalam inisiasasi,

    implementasi, dan pengawasanpembangunan kelautan. Hal ini akan

    kontraproduktif. Partisipasi nelayanadalah kunci keberhasilanpengelolaan perikanan.

    Sejumlah agenda penting dalampemberdayaan nelayan, lanjut Riza,

    harus mendapat prioritas dandukungan penuh, untuk menjadikannelayan kecil sebagai subjek

    pembangunan kelautan itu sendiri.

    KNTI, lanjut Riza, mendukungpemerintah memberantas pencurian

    ikan, mencabut izin bongkar-muat

    ikan di tengah laut (transhipment),melarang penggunaan alat tangkapmerusak, dan menjaga keberlanjutan

    sumberdaya ikan dengan memilahdan memilih komoditas ikan yang

    boleh diperdagangkan.

    Namun, kebijakan ini harus diikutidengan strategi komprehensif untuk

    memastikan nelayan danpembudidaya ikan kecil tidak justru

    dirugikan, tambahnya.

    Bahkan, Riza berharap pemerintahdapat melakukan intervensi pasar

    untuk memberikan disinsentifterhadap produk-produk perikananyang ditangkap ataupun

    diperdagangkan dengan cara yangtidak adil dan merusak. Intervensi

    pemerintah agar pembangunannelayan kian baik itu perlu. Jangan

    berpihak kepada segmen yangmemonopoli.

    Liberalisasi Merebak

    Arah swasembada pangan terancam

    melenceng. Visi-misi bagus dalamNawacita Jokowi-Jusuf Kalla yang

    juga dituangkan dalam Rencana

    Pembangunan Jangka MenengahNasional (RPJMN) 2014-2019 tidak

    digubris oleh departemen atau

    kementerian yang bersangkut paut.Petani protes keras lantaran langkahdan kebijakan yang diambil oleh para

    eksekutor kebijakan di tingkatKementerian malah bertentangandengan kehendak rakyat yang telah

    tertuang dalam RPJMN itu.

    Langkah-langkah yang dilakukanoleh sejumlah kementerian yang

    berkaitan dengan perwujudan

    swasembada pangan itu lamban danmalah melenceng dari Nawacita danRPJMN yang sudah dibuat. Ini

    membuat kita kaget dan arahswasembada pangan sudah malah

    melenceng, kata Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI) Henry

    Saragih.

    Ia berpendapat, RPJMN itu bagus danpropetani. Namun, sejumlah aturan

    dan kebijakan yang dikeluarkan ditingkat kementerian malahbertentangan dengan visi-misi

    Nawacita dan RPJMN.

    Tidak hanya di Kementerian

    Pertanian, tetapi juga di Kementerianlain yang memiliki kewajiban dantanggung jawab mewujudkan

    swasembada pangan, termasuklembag-lembaga seperti BKPM

    (Badan Koordinasi PenanamanModal), salah mengambil langkah,

    ujar Koordinator Umum La ViaCampesina (Organisasi PetaniInternasional) itu.

    Dalam urusan penanaman modalsaja, untuk sektor pertanian dan

    perkebunan, bibit serta obat-obatanserangga, BKPM mengajukanperaturan dan mendorong liberalisasi.

    BKPM mendorong liberalisasi daninvestasi agar lebih dari 30 perseninvestor masuk. Padahal, investasi

    asing 30 persen saja sudah sangatbesar, kapan lagi petani dalam negeri

    akan bisa bangkit kalau liberalisasiyang dijalankan, ujar Henry.

    Demikian pula proses pengadaan

    bibit, pupuk, dan infestisida, tidak adalangkah yang sudah dilakukan

    depatemen bersangkutan untukmewujudkan bibit, pupuk dan

    infestisida yang langsung bisa diaksesoleh petani di tingkat bawah.

    Ini sudah mau seratus hari

    pemerintahan loh. Bibit, Pupuk daninfestisida sudah sangat diperlukan

    petani dalam musim tanam.Seharusnya, pemerintah segeramembentuk pengadaan bibit, pupuk,

    infestisida yang dikelola langsungoleh masyarakat, oleh petani, baik

    Musyawarah Nasional II

    KNTI 26 Januari 2015 diJakarta menghasilkan

    sejumlah rekomendasi

    kepada pemerintahan

    Jokowi-JK untuk

    memperkuat strategi

    dalam upaya

    menyejahterakan

    nelayan.

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    29/78

    27INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015

    melalui Koperasi-Koperasi, BadanUsaha Milik Desa, dan atau BadanUsaha Milik Negara, jangan malah

    maa swasta dan asing yangmenguasainya, ujar Henry.

    Semestinya, langkah membentuk

    semacam Badan Urusan Logistik(Bulog) yang dikendalikan langsung

    oleh pemerintah dan masyarakatpetani, itu segera dibuat untuk proses

    pengadaan bibit, pupuk, insfestisidadan obat-obatan tanaman.

    Tanah dan upaya penyelesaian

    persoalan agraria pun, lanjut Henry,mengalami stagnasi di masa

    pemerintahan awal ini. Padahal,perintah untuk segera menyelesaikanpersoalan agrarian, dan membagi-

    bagikan tanah kepada petani sudahdiketuk palu.

    Kementerian Agraria, sudah seratushari pemerintahan ini, tidakmelakukan apa-apa. Sebanyak 9 juta

    hektar tanah yang dijanjikandibagikan kepada petani pun tidak

    kunjung kelihatan langkahnya,ujarnya.

    Ia mengingatkan, distribusi lahan dan

    penyelesaian persoalan agrariabukan semata-mata untuk

    mendongkrak peningkatanproduktivitas pertanian dalammewujudkan swasembada pangan.

    Tetapi ini soal keadilan. Distribusi itujuga soal keadilan kepada petani. Dan

    itu harus segera diwujudkan.

    Produksi gula Indonesia sendiri punhendak dipermainkan oleh pihak

    kementerian yang bersangkutan.Padahal, produksi tebu dan proses

    produksi gula dalam negeri sedangbagus dan melimpah.

    Bahkan bisa dibilang surplusproduksi gula oleh petani tebu kita.Nyatanya, pemerintah malah

    membuka ruang seluas-luasnyakepada investor asing membangun

    pabrik-pabrik gula ranasi diIndonesia. Mengapa bukan petaniIndonesia dan pemerintah sendiri

    yang membuka pabrik-pabrik gularanasi. Ini sudah mulai melenceng

    dari arah awal loh, ujarnya.

    Ia menegaskan, sulit mewujudkanswasembada pangan bila di tingkat

    eskekutor tidak menjalankan amanatvisi-misi Jokowi-JK, RPJMN, danNawacita. Seperti di sektor

    peternakan unggas dan sapi, petanimengeluh karean unggas dalam

    negeri tidak diurus, malah pemerintahmembuka impor unggas dari negara

    lain. Ini akan mematikan parapeternak unggas Indonesia. Belumlagi impor daging sapi tak kunjung

    dihentikan. Yang perludikembangkan adalah Induk sapi

    masyarakat dikembangkan, tidakperlu impor Induk sapi dan tidak perlu

    impor daging sapi. Kok itu pun takdiurusi.

    Melihat langkah yang diambil

    pemerintah dalam masa seratus hariini, Henry menilai swasembada

    pangan sulit dicapai. Selain lamban,dan malah melakukan liberalisasi danbertentangan langkah para

    menterinyanya dengan Visi-Misinya,Jokowi harusnya segera melakukan

    upaya dan evaluasi agar target-targetitu tepat sasaran. Perlu dikembalikan

    pada visi-misi awal dan dipercepatlangkah-langkah perwujudannya.

    Henry kembali mengingatkan,

    program swasembada pangan Jokowiberbeda dengan swasembada pangan

    rezim Orde Baru. Orde Baru jugabilang swasembada pangan, tetapiyang menguasai adalah asing, kroni-

    kroni. Nah, swasembada pangansekarang harus langsung pada petani

    dan masyarakatnya. Jadi jangan samadengan pola-pola yang diterapkan

    Orde Baru.

    Tuntaskan Konfik Agraria

    Maraknya konik agraria di Tanah Air

    bersumber dari kegagalanpemerintah dalam menjalankan

    reforma agraria. Alih-alihlahandidistribusikan kepada rakyat,lahan yang dikuasai rakyat justru

    rentan terhadap penggusuran hinggaperampasan. Tak mau kondisi serupa

    terus terjadi aktivis reforma agrariamenuntut Jokowi-JK yang segeradilantik menjadi Presiden dan Wakil

    Presiden untuk membuat gebrakan di100 hari pertamanya. Sekjen

    Konsorium Pembaruan Agraria (KPA),Iwan Nurdin, mengatakan,

    pemerintahan yang baru nanti harusdapat melaksanakan hal-hal yangdibutuhkan untuk menyelesaikan

    konik agraria dalam seratus haripertama. Tidak harus semua tapi

    sudah dimulai."

    Hal pertama yang harus dilakukanoleh pemerintah mendatang adalah

    membentuk lembaga solusi konikagraria.

    Khusus untuk mengurus konik

    agraria yang selama ini tak kunjungselesai, ujar dia.

    Tak hanya itu, menurut diapemerintah juga harus membuatpengadilan khusus mengenai konik

    agraria. "Apalagi dengan ada rencanapembentukan Kementerian Agraria."

    Iwan berpendapat, pembentukan

    lembaga penyelesaian konik agrariamenjadi salah satu tindakan yang

    ditunggu oleh organisasi tani danrakyat. "Kami butuh keadilan untuk

    para pejuang agraria. Selainmembentuk lembaga penyelesaiankonik agraria, pemerintahan harus

    merencanakan program kerja lainnyaterkait agraria. Mungkin masalah

    pembagian lahan tani ke petanidaerah seperti apa atau hal lainnya."

    Mengenai hal itu, aktivis Gerakan

    Petani Indonesia, Anwar Shadat,mengatakan, selama ini petani kerap

    dicap sebagai penjarah lahan."Padahal mereka yang tidak

    bertanggung jawab itu adalah yangsuka merampas lahan rakyat."

    Ia berharap rencana Jokowi-JK

    membentuk Kementerian Agrariaakan dapat memberikan perlindungan

    dan melakukan distribusi tanahtermasuk konik tanah yang masihbanyak terjadi. Anwar juga meminta

    pemerintah dapat melindungi parapejuang agraria dan memulihkan

  • 7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf

    30/78

    28 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015

    SOROTAN

    status mereka yang jadi tersangkaatau menjadi Daftar Pencarian Orang.Serta jalankan reforma agraria

    dengan melibatkan organisasi tani."

    Sekjen Aliansi Reforma Agraria(AGRA) Muhammad Ali mendukung

    rencana pemerintah baru membentukKementerian Agraria. Kementerian

    Agraria diharapkan mampu menjalantiga fungsi, yaitu menentukan

    kebijakan terkait agraria,penyelesaian konik agraria, danmelaksanakan program landreform

    atau reforma agraria.

    Jadi kewenangan Badan Pertanahan

    Nasional (BPN), kementeriankehutanan dan kementerianpertanahan dihapuskan. Kita juga

    minta Pemerintah Jokowi-JK untuktidak melanjutkan agenda

    perampasan tanah melalui berbagaiskema, salah satunya Masterplan

    Percepatan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI),katanya.

    Ia menilai pemerintahan SusiBambang Yudhoyono gagal dalam

    mengatasi isu konik lahan yangberhubungan dengan penguasaansumber daya alam dan telah

    menyudutkan petani. Bahkan, sejakdibentuknya Program Pembaruan

    Agraria Nasional (PPAN) sejak 2007muncul ribuan konik agraria yang

    tak terselesaikan dan berbuntut padakekerasan terhadap petani.

    Kami ingin Jokowi belajar dari

    kegagalan pemerintah sebelumnya.Kalau kita lihat salah satu programJokowi yakni program pembangunan

    jalan sepanjang 2.000 km, setidaknyadibutuhkan empat juta hektare lahan

    dengan asumsi lebar jalan 20 meter,

    ini sama saja land reform hanyasekadar wacana," ujarnya.

    No Action, Talk Only

    Program pemerintahan Jokowi

    terhadap masyarakat pedesaandianggap masih sebatas basa-basi.

    Sudah banyak janji dan angan-anganpemerintah soal pembangunan desa,

    namun hingga melewati seratus haripemerintahan belum ada langkah

    konkret. Karena itu, Presiden Jokowihendaknya segera mengevaluasi

    kinerja para menteri.

    Presiden layak mengevaluasi semuamenteri yang berasal dari partai

    politik, hingga saat ini, tampak tidakjelas kemampuan dan kinerjanya,

    terutama dalam urusanpembangunan Desa, ujar Ketua

    Umum Relawan Pemberdayaan DesaNusantara (RPDN) SuryokocoSuryoputro.

    Secara khusus, Suryokoco menyorotijanji-janji Jokowi untuk pembangunan

    masyarakat pedesaan, dia menilaisudah beberapa bulan ini, menteri-menteri yang berurusan dengan

    tanggung jawab itu tidak bergerakmewujudkan visi-misi pemerintah.

    Ibarat kata, menteri yang mengurusimasalah pedesaan hanya jago bicara

    tapi tidak jago mewujudkannyadalam kerja