Majalah Filateli Philanesia 01-2016

download Majalah Filateli Philanesia 01-2016

of 56

Transcript of Majalah Filateli Philanesia 01-2016

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    1/56

    MENDULANG 

    PRESTASI

    FILATELI

    LEWAT

    PAMERAN

    12016 JANUARI

    EDISI

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    2/56

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    3/56

    Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016 1

    Vestibule

    Salam Philanesia 

     P uji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan segalanya bagikita, sehingga kali ini Pos Indonesia bisa menerbitkan majalah Philanesia. Majalahtriwulanan ini dimaksudkan sebagai media komunikasi dan informasi tentangperprangkoan, termasuk di dalamnya kegemaran mengoleksi prangko (lateli) diIndonesia. Tentu saja, Pos Indonesia sangat berkepentingan dengan kehadiran majalah

    ini. Sebagai pelaksana teknis adminsitrasi pos di Indonesia, Pos Indonesia turut mengemban salahsatu amanat Undang-undang No. 38 tahun 2009 tentang Pos. Bab IV pasal 24 ayat (1) Setiaporang dapat menyalurkan kegemaran mengumpulkan, merawat, mempelajari prangko, dan bendapos lainnya melalui lateli. Ayat (2) Filateli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakandengan dukungan dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara Pos, dan masyarakat.Oleh karena itu, selain mendukung penerbitan prangko-prangko Indonesia yang berkualitas,

    Pos Indonesia juga bersungguh-sungguh mempromosikan dan mendidik masyarakat, utamanyagenerasi muda, melalui berbagai aktivitas akan pentingnya memahami, mengapresiasi, bahkanmemanfaatkan prangko Indonesia sebaik mungkin. Menerbitkan majalah merupakan salah satuaktivitas yang kami yakini dapat memudahkan tercapainya tujuan-tujuan itu.

    Redaksi telah cukup lama berdiskusi untuk menemukan nama yang tepat untuk majalah ini. Semularedaksi menggunakan nama Prangko, nama ini memang khas dan mudah diingat terutama bagiorang Indonesia. Namun rupanya, cakrawala yang hendak dijangkau dari majalah ini lebih luasdari itu. Bukankah prangko itu merupakan instrumen peradaban yang mendunia? Jadi, pilihan

     jatuh kepada frasa Philately  Indonesia. Kata philately  (dalam bahasa Indonesia diserap menjadilateli) sudah sangat mendunia untuk menyebut aktivitas yang berhubungan dengan kegemaranmengoleksi prangko. Sehingga Philately  Indonesia dengan mudah bisa diartikan sebagai aktivitas

    mengoleksi prangko dari Indonesia. Hanya saja, frasa tersebut terkesan sangat biasa. Akhirnyasetelah berdebat cukup seru, redaksi menyepakati penggunaan frasa baru yang memadukandua kata itu yakni Philanesia. Memang, ketika kami melacak di dunia maya kata philanesia belumbanyak digunakan, apalagi dalam istilah perprangkoan. Keunikan itulah yang akhirnya disepakatiredaksi untuk ditabalkan kepada majalah ini. Karena sesungguhnya kehadiran majalah dimaksudkanmengisi ruang kosong dalam dunia perparangkoan Indonesia.

    Kami berharap kehadiran majalah ini dapat dimanfaatkan oleh para pembaca budiman untukmemperoleh dan memahami informasi tentang penerbitan prangko, memahami, menyampaikanopini, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang prangko dan lateli, khususnya diIndonesia.

    Tidak berlebihan pula jika penerbitan majalah Philanesia dilakukan di pembuka tahun 2016, ini

    tiada lain menjadi penanda dibukanya lembaran baru dunia lateli Indonesia. SELAMAT DATANGTAHUN 2016, SELAMAT DATANG ERA BARU FILATELI INDONESIA.

    Akhirnya, kami persembahkan majalah Philanesia ini ke hadapan pembaca budiman. Semogabermanfaat.

     Redaksi 

     P  P 

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    4/56

    Brievenbus

    2 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Edisi 1 Januari 2016

    4

    Penerbit :

    Divisi Konsinyasi dan Filateli

    PT Pos Indonesia (Persero)

    Penanggung Jawab :

    GNP Sugiarta Yasa

    Pemimpin Umum :

    Yuniswar

    Wakil Pemimpin Umum :

    Tata Sugiarta

    Pemimpin Redaksi :

    Mahpudi

    Redaksi Pelaksana :

    Hendra Utama

    Adnan

    Dewan Redaksi :

    Yuniswar

    Tata SugiartaMahpudi

    Hendra Utama

    Adnan

    Peliputan / Reportase :

    Leni Prestiani

    Nana Sukmana

    Penata Artistik :

    A. Saeroji

    Ayi Sacadipura

    Alamat Redaksi :

    Jln. Jakarta No. 34

    Bandung 40272

    Telepon : +62 22 723 0910

    Faksimili : +62 22 723 0907

    MenggaliNilai edukasi

    CONTENT

    Lewat Pameran Filateli

    MengenalLebih Dekat

    Mendulang Prestasi

    PameranFilateli

    8

    12 16

    Hobi Para RajaRaja Segala Hobi

    [email protected]@gmail.com

    indonesia stamps

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    5/56

    Briefenbus  3

    Prangko SeriAlat Musik Tradisional

    Prangko SeriPresiden danWakil Presiden RIJokowi dan JK di Atas Prangko

    Gita NoviandiPrangko HartaKarun dan TiketKeliling Dunia

    Richard Tan L. Ch.Etnis TionghoaTurut MemajukanBangsa MelaluiPrangko

    Prangko SeriPenanggulanganBencana

    Prangko SeriKalimantanUtara30

    36

    41

    46

    50 4838

    32 34

    18

    26

    Makna

    PrangkoBAGI BANGSA INDONESIA17

    Peristiwa BersejarahTentang Prangko Indonesia

    8

    10 BagianTubuh Prangko yang PerluSobat Kenali

    PrangkoHologram Pertamadari Indonesia

    HeroismeInsan POSTEL

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    6/56

    Galeri Utama

    4 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Banyak cara mengharumkan nama bangsa.

    Salah satunya dengan mengoleksi prangko. Ya, prangko-prangko yang dikumpulkan

    lalu ditata dalam sebuah eskhibit mengikuti

    tema atau alur narasi tertentu dan

    kemudian diikutsertakan dalam suatu pameran filateli

    internasional, sangat berpeluang untuk meraih medali,

    entah perunggu, perak, atau bahkan emas.

    Lewat Pameran FILATELIPRESTASIMendulang

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    7/56

    Galeri Utama 5

    Banyak kompetisi-pameran lateliyang digelar di seluruh dunia,tak terkecuali di Indonesia. Padakesempatan demikian, ratusanatau bahkan ribuan koleksi parapeserta dari seluruh dunia ikutberpartisipasi. Memenangkan

    medali di ajang kompetisi sepertiini sudah tentu menjadi sangatbergengsi.

    Siapa pun Bisa, Asal…..Itu pula yang dialami olehsejumlah latelis Indonesia.Sebut saja Gita Noviandi, latelisasal Bandung yang menuturkanpengalamannya meraihprestasi dalam pameran lateliinternasional.

    “Mengikuti sebuah perlombaanmemang dibutuhkan ketelitian,kesabaran, memiliki rasa seni, danyang tak kalah pentingnya harushobi. Kalau tidak sabar, orangakan merasa frustasi karena untuknaik kelas dalam perlombaanitu sangat susah. Saya sendirisetelah sekian tahun mengikutiperlombaan, baru sampai punsudah mengerahkan seluruhkemampuan dan koleksi saya,”

    katanya. “Mengikuti pameranlateli bagi saya sangat menarikdan menyenangkan, apalagi dibalik itu ada nilai rupiah yang bisakita peroleh. Tetapi menghasilkanuang itu hanyalah sebuah akibat,yang paling penting adalahmenekuninya,” lanjutnya.

    Menggemari dan mengoleksiprangko memang mengasyikkankarena jika sukses, maka akan

    mendatangkan hasil yangtidak sedikit. Akan tetapi,untuk mendapat koleksi yangunik, menarik, dan memilikikriteria perlombaan dibutuhkanketekunan dan dana yang tidaksedikit.

    “Kita kan harus mencari koleksi,memburunya. Semua itu

    butuh waktu, butuh jaringanpersahabatan yang luas, danterakhir butuh dana untukmendapatkannya,” ungkap Gita.

    Empat Rahasia MeraihMedali Filateli

    Hal yang sama juga dituturkanTono Dwi Putranto, latelis yangsaat ini aktif sebagai PengurusHarian Perkumpulan FilatelisIndonesia (PFI). Ia telah meraihbanyak medali dari berbagaiajang pameran lateli nasionalmaupun internasional. MenurutTono ada kebanggan tersendiriapabila koleksinya berhasilmeraih medali pada sebuah ajangpameran. Apalagi di pameran

    internasional, selain tidak mudahmeraihnya juga masih sedikitlatelis Indonesia yang bisa ikut.

    Menurutnya, saat ini dariIndonesia hanya ada sekitar12 orang yang tercatat aktifmengikuti pameran-pameranlateli di tingkat internasional.

    Jumlah ini kalah banyak apabiladibandingkan dengan Singapura,Malaysia, apalagi negara-negaraEropa, Cina, dan Amerika.

    Kepada Philanesia, Tonomengungkap rahasia bagaimana

    ia meraih medali dengan koleksiprangkonya. Menurutnya, adaempat faktor yang menentukansebuah koleksi bisa meraih medalidi sebuah pameran bergengsi.

    Treatment  (perawatan)

    Bagaimana prangko-prangkodiperlakukan oleh kolektornya.Ini berkenaan dengan keutuhandan kondisi sik prangko yangbaik, jika ada cap pos harus jelas,

    apakah masih utuh tertempeldalam amplop atau kartu pos,dan sebagainya. Perlakuankolektor terhadap koleksinyadengan mudah tercermin lewatpenampilan sik dari prangko-prangko maupun benda latelilainnya yang ditampilkan.

    Tono Dwi Putranto (kanan) tengah memberi penjelasan kepada politisi Fadli Dzon yang juga latelis dalam suatu pameran.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    8/56

    Galeri Utama

    6 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Knowledge  (pengetahuan)

    Sebuah koleksi hendaknyamencerminkan pengetahuan sangkolektornya. Ini bisa terungkapmelalui paparan atau deskripsiyang dibuat sang kolektortentang koleksi tersebut mulai

    dari jenisnya, tahun cetaknya,banyak kompetisi-pameran lateliyang digelar di seluruh dunia,tak terkecuali di Indonesia. Padakesempatan demikian, ratusanatau bahkan ribuan koleksi parapeserta dari seluruh dunia ikutberpartisipasi. Memenangkanmedali di ajang kompetisi sepertiini sudah tentu menjadi sangatbergengsi.

    Rarity (kelangkaan)

    Ini aspek yang menarik, karenasemakin langka prangkoyang terdapat dalam suatukoleksi, semakin bernilai tinggi.Kelangkaan itu tidak selaluberkaitan dengan jumlah atauusia prangko, tetapi bisa jugadengan peredaran prangko ditangan para kolektor. Karena

    ada prangko klasik, prangkoyang berusia cukup lama tapi

     jumlahnya masih banyak,contohnya prangko Penny Black,prangko pertama dunia dariInggris. Prangko ini masih banyakberedar di tangan kolektor.

    “Ada juga prangko yang relatifbaru tapi susah didapat karenaditarik dari peredaran, misalnyaprangko Tari Gending Sriwijayadari Indonesia. Itu juga langkadan bernilai tinggi,” jelas Tono.

    Presentation  (penampilan)Koleksi prangko yang akandiikutsertakan dalam sebuahperlombaan juga harusberpenampilan menarik, memilikinilai estetika, dan mudahdiapresiasi oleh orang lain. Olehkarena itu setiap koleksi prangkoyang akan diperlombakan harusditata dalam lembaran kertasberukuran A-4 dengan jenis danwarna sesuai selera kolektor.Setiap atau lembaran kertasyang sudah ditempeli prangko;

    lengkap dengan keteranganperjalanannya, harus dilapisplastik untuk menghindari cacatatau noda akibat sentuhan, baikdalam perjalanan maupun saatdipasang dalam stan pameran.

    Masih menurut Tono, hal lainyang harus diperhatikan olehpara peserta, yakni jumlah yangditampilkan.

    “Keempat unsur ini salingberkaitan dan tidak dapatdipisahkan. Oleh karena itu,seorang peserta perlombaanlateli, bukan hanya hobimengoleksi melainkan harusmempunyai pengetahuan

    tentang prangko, keuletan dalammenyusun koleksinya, hati-hatimemperlakuan koleksinya agartetap terjaga utuh dan bersih.Tentu saja memperhatikan pulakelangkaan dari prangko yangakan ditampilkannya,” ujarnya.

    Para pengunjung Pameran World Stamp Championship Indonesia 2012 yangberlangsung di Jakarta berasal dari berbagai kalangan dan usia.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    9/56

    Galeri Utama 7

    Kuncinya adalah CintaPengalaman berbeda disampaikanoleh Avi Wijaya, latelis yang jugaberasal dari Bandung.

    “Saya sudah sering mengikutipameran dan perlombaan koleksiprangko, bukan hanya di dalamnegeri melainan di luar negeri,baik tingkat Asia, Asia Pasik,maupun tingkat dunia. Adakenikmatan tersendiri ketika kitabisa membuat sebuah koleksiuntuk diperlombakan. Lebihmenyenangkan lagi ketika karyakita mendapat poin 80 ke atas. Itusangat luar biasa,” katanya.

    Bagi Avi Wijaya sebuah pameran

    dan perlombaan koleksilateli memang mempunyainilai ekonomis tinggi. Bisamendatangkan uang bukan hanyaratusan ribu sampai jutaan rupiah,melainkan ratusan juta hinggamiliaran. Sangat menggiurkan.

    Avi mengakui bahwa biasanyakoleksi-koleksi yang berhasilmeraih prestasi atau medali darisuatu pameran akan diincar olehkolektor lain untuk dibeli denganharga tinggi.

    “Tapi harus saya katakan jangancoba-coba terjun ke dunai latelisemata-mata untuk berbisnis.Mulailah dari rasa suka, cinta,

    nanti pun akan mendatangkanhasil,” Avi mengingatkan. “Intinya,cintailah prangko dengansepenuh hati, suatu saat ia

    akan berterima kasih denganmemberikan hasil yang bukansedikit. Saya bersyukur, karenasetelah mengalami berbagai sukaduka, saya mencintai prangkodan sekarang merasaka buahmanisnya.”

    Siapa Berminat?Mengoleksi prangko danmengikutkannya dalam sebuah

    ajang kompetisi/pameran bisamendulang prestasi. Bukan hanyakepuasan dan gengsi yang bisadiraih, tapi juga nilai ekonomisyang tinggi. Namun yang jauhlebih penting dari itu, kegiatan inimenjadi salah satu cara kita turutmengharumkan nama bangsadalam pergaulan dunia. Andaberminat?▪(MhP)

    Mauritania Wibawanto, gadis cilik yang mulai menapakkan kakinya sebagailatelis muda Indonesia yang berhasil meraih medali di sejumlah pameran lateliinternasional.

    Malam Palmares menjadi momen palingditunggu oleh para latelis yang berhasilmeyakinkan para juri untuk memberimedali tertinggi bagi koleksi mereka.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    10/56

    Galeri Utama

    8 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    MENGENAL LEBIH DEKAT

    Pameran Filateli

    Ada adagium “Bermula dari hobi terbitlah prestasi”. Inijuga berlaku dalam dunia filateli. Prestasi yang dimaksudtentulah berkaitan dengan apresiasi atau penghargaankepada para filatelis yang dengan penuh ketekunan,keuletan, bahkan pengorbanan materi yang tidak sedikit

    dalam menyajikan sebuah koleksi prangko terbaik. Tak heranapabila para filatelis memimpikan dapat menampilkan koleksinyadalam sebuah pameran bergengsi.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    11/56

    Galeri Utama 9

    Pameran di Dalam NegeriTerdapat beragam pameranlateli yang diselenggarakan oleh

    asosiasi atau perkumpulan latelis

    di dalam dan di luar negeri.Khusus di Indonesia pameran

    lateli aktif diselenggarakan olehPerkumpulan Filatelis Indonesia

    (PFI) biasanya dibantu olehPos Indonesia dan didukungPemerintah.

    Pameran Nasional Filateli (Panla)merupakan agenda pamerantahunan yang digelar PFI. Tempat

    penyelenggaraannya ditetapkansecara bergilir di kota-kota besar.Ini dimaksudkan agar kegemaran

    mengoleksi prangko bisamenyebar ke seluruh Indonesia.Pada tahun 2015 Panla digelar di

    Surabaya. Panla lazim digunakanoleh para latelis untuk mengukur

    kualitas dan keunggulankoleksinya sebelum diikutsertakanke pameran tingkat internasionalatau dunia.

    Sebenarnya, di tingkat daerah PFI juga ada menggelar pameran

    regional atau dikenal sebagai PARFILA. Pameran ini diselenggarakanoleh pengurus darah PFI di suatu kota atau kabupaten/provinsi.

    Pameran regional menjadi wahana bagi para pemula untuk mulaimenampilkan koleksinya.

    Sementara itu di tingkat cabang dikenal pula PALFILA (Pameran Lokal

    Filateli) yang digelar oleh pengurus cabang PFI dengan peserta terbatas

    anggota dari cabang tersebut.

    Sayangnya, baik aktivitas PARFILA maupun PANFILA ini semakin hari

    semakin menyurut.

    Pameran di Luar NegeriAda dua jenis pameran yang biasa digelar di luar negeri, yakni PameranDunia (World Exhibition) dan Pameran Internasional (InternationalExhibition). Yang dimaksud Pameran Dunia yaitu pameran lateli yang

    pesertanya dari seluruh dunia, sedangakan pameran internasionalbiasanya diikuti oleh sejumlah negara tertentu saja atau beradadari suatu kawasan tertentu seperti Asia atau Eropa. PameranDunia bisa bersifat umum (General Exhibition) dimana semua kelasdipertandingkan dan terbuka untuk semua anggota FIP. Namun adapula pameran yang bersifat khusus (Specialized Exhibition) dimana yangdipertandingkan hanya satu atau beberapa kelas saja.

    Hal yang sama juga dilakukan pada pameran internasional, selain ada general exhibition juga ada pameran khusus.

    Para pengunjung memadati arena pameran lateli pada Malaysia 2014 World Youth Stamp Exhibition/29th Asian InternationalStamp Exhibition (1 - 6 Desember 2014).

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    12/56

    Galeri Utama

    10 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Indonesia pernah menggelar kedua pameran jenis ini. Pada 8-12 Juni2012 Indonesia menjadi tuan rumah pameran lateli tingkat dunia

    bernama World Stamp Championship yang dilangsungkan di JakartaConvention Center. Sedangkan pameran lateli internasional yang

    pernah digelar di Indonesia, antara lain 5th Asian Philatelic Exhibition1995 atau lebih dikenal sebagai Jakarta’95.

    Federation Internationale de Philatelie (FIP) menjadi penyelenggara

    pameran-pameran lateli dunia maupun internasional. Organisasi inilahyang mewadahi aktivitas perlatelian di dunia. Didirikan pada 18 Juni

    1926 berpusat di Zurich, Swiss dan beranggotakan negara-negara diseluruh dunia, termasuk Indonesia.

    Yang menarik, pada 14 September 1974 Indonesia bersama Iran,Hongkong, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Thailand membentukFederation of Inter-Asian Philately (FIAP) yang merupakan suborganisasi

    FIP untuk mewadahi negara-negara Asia dan Australia. Suborganisasiinilah yang menangani berbagai aktivitas pameran internasional diwilayah Asia dan Australia. Salah satu pameran yang rutin digelar olehFIAP adalah The Asian International Stamp Exhibition. FIAP menggelar

    pameran internasional yang ke-31 di Hongkong pada November 2015.

    Hal menarik dari penggelaran pameran lateli ialah adanya tradisi

    penerbitan prangko seri dan benda-benda lateli lainnya seperti

    souvenir sheet , sampul peringatan, stamp booklet , maupun maximum

    card . Penerbitannya dimaksudkanuntuk mendanai sekaligusmenandai pameran tersebut.Benda-benda itu merupakanburuan kolektor yang membuatpameran menjadi lebih meriah.

    Materi Pameran dan KelasPerlombaanPada dasarnya ada dua kelompokmateri koleksi yang ditampilkandalam suatu pameran lateli.

    Pertama, koleksi yang tidakdiperlombakan Biasanya koleksi-koleksi daripemerintah, organisasi lateli,

    dewan juri, atau lembaga museumyang ditampilkan dalam pamerantidak dimaksudkan untukdipertandingkan. Penampilannyalebih untuk memberikan wawasanatau edukasi bagi publik.

    Sudah waktunya anak-anak muda Indonesia mendapat kesempatan untuk mengapresiasi koleksi-koleksi prangko terbaik denganmenggelar pameran lateli lebih intensif dan ekstensif.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    13/56

    Galeri Utama 11

    Kedua, Koleksi yangdiperlombakanKoleksi prangko ini sengajadiikutsertakan untuk meraihmedali dalam pamerantersebut. Agar dapat mengikutipertandingan dan memenangkanmedali, sebuah koleksi hendaknyamemenuhi kaidah dan aturandasar dari perlombaan. Salahsatunya, setiap koleksi hendaklahmengarahkan diri untuk masukke dalam salah satu kelaspertandingan.

    Pada pameran nasional maupuninternasional ada sejumlah kelasyang biasa dipertandingkan,yakni:1. Koleksi Filateli Tradisional

    2. Koleksi Sejarah Pos3. Kelas Benda-Benda Pos4. Koleksi Pos Udara5. Koleksi Maximum Card 6. Koleksi Filateli Tematik

    7. Koleksi Literatur Filateli8. Koleksi Filateli Remaja.

    Selain menggelar perlombaan,panitia pameran jugamenyelenggarakan berbagaikegiatan yang berhubungandengan perlatelian, seperti

    kongres, workshop, lelang koleksiprangko, hingga perdaganganprangko dan benda-benda lateli

    lainnya. Pendek kata, pameranlateli merupakan ajang sosialisasipara pencinta dan pengumpulprangko yang meriah.

    Medali untuk Koleksi Terbaik Setelah dilakukan penjurian, padamalam puncak acara (Palmares)

    panitia mengumumkan paraperaih medali dan sertikat yangmenandai apresiasi atas koleksi-koleksi mereka. Dengan medali-medali tersebut, koleksi-koleksiakan meningkat gengsinya. Kelak,koleksi tersebut menjadi lebihbernilai di mata latelis yang lain.

    Berikut ini jenis medali yang diberikan dalam pameran lateli berskala

    nasional dan internasional.

    Untuk Kelas Filateli Remaja

    Jenis Medali Notasi Nilai

    Emas Besar Lager Gold  LG 95-100Emas Gold  G 90-94Vermeil Bear Large Vermeil LV 85-89

    Vermeil Vermeil V 80-84Perak Besar Large Silver  LS 75-79Perak Silver  S 70-74Perunggu sepuh Perak Silver Bronze SB 65-69Perunggu Bronze B 60-64Sertikat Keikutsertaan Certikat Of Particpation CP Í 59

    Jenis Medali Notasi Nilai

    Vermeil Bear Large Vermeil LV 85-100

    Vermeil Vermeil V 80-84

    Perak Besar Large Silver  LS 75-79

    Perak Silver  S 70-74

    Perunggu sepuh Perak Silver Bronze SB 65-69Perunggu Bronze B 60-64

    Diploma Diploma D 45-59

    Sertikat Keikutsertaan Certikat Of Particpation CP Í 59

    Setiap koleksi punya peluang untuk meraih medali tertentu sesuaidengan skor yang diberikan oleh para dewan juri. Sejumlah koleksidari Indonesia cukup sering meraih medali tertinggi dalam berbagaipameran internasional.▪(MhP)

    Beberapa contoh medali yang diberikan kepada para latelis yang berhasil mencapaiangka tertentu dalam suatu kompetisi yang ketat.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    14/56

    Galeri Utama

    12 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Orang awam

    memaknai filateli

    hanya sebagai

    kegiatan mengumpulkan

    prangko yang terdorong oleh

    kesenangan, kegemaran

    (hobi). Tidak salah memang,karena salah satu

    bagian dari filateli yaitu

    mengumpulkan prangko,

    baik yang sudah terpakai

    untuk perposan (used ) atau

    prangko baru (mint ).

    HobiPara Raja Raja Segala Hobi

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    15/56

    Galeri Utama 13

    Filateli berasal dari duakata dalam bahasa Yunani,Philos (teman) dan Atheleia (bebas). Secara harah berartimembebaskan teman dari beapengiriman surat. Sedangkankata prangko diambil dari nama

    orang pertama pengantar suratberkewargaan Italia bernamaFranceso Tessa pada 18 Januari1505.

    Mengumpulkan prangkomerupakan kegiatan yang cukuptua, yang berlangsung sejakzaman para raja pada abad ke-15.Bahkan, mengumpulkan prangkoboleh dibilang merupakakankegemaran kaum elitis karena

    orang pertama yang memilikikegemaran mengumpulkanprangko yaitu raja. Cukup logis,karena yang biasa menerimadan berkirim surat pada saat ituadalah raja. Itulah sebabnya, parapenggemar lateli ini kemudianmencetuskan sebuah semboyanyang sangat menarik : Hobinya

     para Raja, Rajanya segala Hobi.

    Lantas mengapa pula latelidisebut sebagai “rajanya hobi”,

    bukankah banyak hobi-hobi lainyang sangat menarik dan banyak

    digemari di dunia ini? Selidikpunya selidik, ternyata di balikhobi, tersimpan kekayaan yangluar biasa. Seorang latelis bisamendatangkan uang miliaranrupiah dari lembaran kertasbernama prangko. Percaya atau

    tidak, seseorang bisa memilikirumah megah, kendaraan mewah,dan tabungan yang meruahhanya karena prangko. Di antarapara penggemar yang kini sudahmerasakan manfaat ekonomis dariprangko yakni Gita Noviandi, AviWijaya, dan Tono Dwi Putranto.Anda juga boleh percaya bolehtidak, selembar prangko bisadijual seharga Rp. 2,5 juta.Sungguh fantastik!

    “Itu sih belum seberapa, di duniaini ada dua buah prangko yang

    harganya lebih dari satu miliarrupiah,” ucap Avi Wijaya, latelisasal Kota Bandung yang sudah 20tahun menggeluti lateli.

    Anda pasti akan bertanya,prangko macam apa yang bisa

    dijual dengan harga setinggilangit itu? Prangko lamakah atauprangko yang baru? Paling tidak,ada lima hal yang menyebabkanselembar prangko bernilai jualtinggi karena: kelangkaannya(rarity ); salah cetak dan ditarikdari peredaran, mengalamisebuah kasus, gejolak politik, danpermintaan lebih banyak daripada stok.

    “Prangko bergambar salakmerupakan salah satu contohprangko yang mengalami kasus.

    (Atas) Prangko Pos Militer Surakarta yang diterbitkan pada masa revolusikemerdekaan Indonesia kini menjadisalah satu prangko paling dicari kolektor.

    (Kiri) Dua prangko yang memiliki nilaisejarah tinggi, Yang satu dikenal sebagai prangko pertama Hindia Belanda terbit pada 1864 dan yang satu prangko

    magenta dari Guyana Inggris dikenalsebagai prangko sangat langka dantermahal di dunia.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    16/56

    Galeri Utama

    14 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Prangko itu sempat dicuri tetapisebagian berhasil ditemukan.Selanjutnya ditarik dari peredaran.Nah, sisa yang sudah beredar inimenjadi mahal,” terang Avi.

    Di Indonesia, kata Avi, banyakprangko yang salah cetak.Seharusnya bernilai tinggi, tetapipemerintah Indonesia tutup mata,membiarkannya, tidak memintamaaf, atau menariknya dariperedaran, sehingga harganyatetap murah. Salah satunyaGending Sriwijaya.

    Sesungguhnya, lateli bukanhanya sekadar kegiatanmengumpulkan prangkoseperti dugaan orang awam,

    melainkan lebih luas dari itu.Orang yang hanya sekadarmengoleksi prangko biasanyadisebut pengumpul prangko,sedangkan mereka yang memilikipengetahuan yang mendalamdan mengambil manfaatnya baikmateri maupun nonmateri itulahyang disebut latelis.

    Dilihat dari kegiatan dan carakerjanya, ada tiga jenis lateli :tradisional, postal history , dantematik.

    TradisionalSebelum diterbitakan, prangkomengalami sebuah prosesyang cukup panjang, mulai dariperancangan disain, percetakan,

    Sesungguhnya lateli bukansekedar kegiatan mengumpulkan

     prangko seperti dugaan awam,melainkan lebih luas dari itu.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    17/56

    Galeri Utama 15

    variasi cetak, penerbitan,hingga penggunaannya. Dalamproses desain, misalnya PosIndonesia sebagai istitusi yangberwenang menerbitkan prangkoakan meminta seseoranguntuk merancang disain ataumembuka sayembara desain.Selanjutnya, jika disain prangkosudah disepakati akan dikirimke percetakan. Di Indonesiayang dipercaya untuk mencetakprangko adalah Perum Peruri.

    Percetakan mengeluarkan dulucetakan awal untuk diperiksadan dikoreksi oleh Pos Indonesia,baik gambar, tulisan yang tertera,hingga kualitas cetaknya. Jika

    sudah x, maka dikembalikan lagike percetakan untuk langsungdicetak. Tahap selanjutnya,penerbitan. Pos Indonesia me-launching prangko baru sekaligusdigunakan.

    “Seorang lateli tradisional, harusmengetahui proses-proses ini.Ini pula yang menjadi garapanBagian Filateli di Pos Indonesia,”ungkap Tono Dwi Putranto.

    Postal HistoryPada tahap ini, lateli bukanhanya mempelajari tentangpencetakan, penerbitan, danpenggunaan prangko, malainkanmempelajari pula tentang rute,tarif, dan cap pos. Dari manamenuju ke mana surat dikirim,tanggal berapa, di mana saja

    atau di negara mana saja sempatsinggah, berapa kantor pos yangdilaluinya, dan berapa tarifnya.Semuanya dipelajari dengandetail dan apik, dideskripsikankembali sehingga membentukrangkaian cerita sejarahperjalanan sebuah prangko. Adapula orang yang menyebutnyasebagai prangko berjalan.

    Sejumlah prangko darimasa-masa revolusikemerdekaan yang

    memperlihatkan peristiwaBandung Lautan Api yangsangat heroik pada 1946.

    Tematik Tahapan ini sudah lebih detaillagi. Selain mempelajaripencetakan, penerbitan, rute,tarif, dan cap pos, juga memilahtema-tema tertentu, sehinggakoleksi prangkonya menjadisebuah alur cerita yang bertema.Misalnya tema gajah, tarian, dantelekomunikasi. ▪(nas)

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    18/56

    Galeri Utama

    16 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    MenggaliNILAI EDUKASISekeping PRANGKO

    SECARA fisik, prangkohanyalah secarik kertasbergambar yang dipunggungnya diberi lem/

    perekat. Tapi, jangan anggapsepele, secarik kertasitu justru menyodorkannilai-nilai edukatif yangluar biasa beragamnya,mulai dari sejarahperjuangan Indonesia,masa kemerdekaan,kedaulatan negara, masapembangunan, hingga

    kekayaan alam berupaobjek wisata, tradisi,kesenian, dan tokoh-tokohbangsa diabadikan dalamsebuah prangko.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    19/56

    Galeri Utama 17

    Mengoleksi prangko berarti belajarmengumpulkan kembali data-data masa lalutentang bangsa Indonesa, kekayaan alam,hingga budayanya.

    “Banyak sekali informasi yang bisa kita ambildari kegiatan lateli. Banyak nilai-nilai edukasi,

    nasionalisme, dan patriotisme yang bisa kita tanamkankepada anak-anak sebagai generasi muda melaluiselembar prangko,” kata Avi Wijaya, latelis Bandungyang mempunyai luas di tingkat internasional.

    Menurut Avi, setidaknya ada empat aspek yang dapatdicermati, dipelajari, dan dimaknai dari selembarprangko.

    Kedaulatan NegaraSelain sebagai alat pembayaran yang sah untukpengiriman surat, kartu pos, dan wesel, prangko pun

    dapat membuktikan kedaulatan sebuah negara. Negaramana pun yang sudah merdeka dan berdaulat di negeriini pasti akan meluncurkan prangko untuk menunjukkankepada dunia. Ketika Indonesia sudah terlepas daricengkeraman penjajahan Belanda, dalam waktu yangrelatif singkat pemerintah Indonesia pun segeramencetak prangko : Repoeblik Indonesia. Perangko inimerupakan prangko Hindia Belanda yang dicetak tindih.

    HistoriMendalami hobi lateli, disadari atau tidak disadarikita sedang belajar tentang sejarah. Mengapa?Karena di dalam prangko tertuang berbagai macam

    informasi yang bersifat historis. Peristiwa-peristiwasejarah, pertempuran-pertempuran di berbagai daerahmelawan penjajahan Belanda, hingga pemberontakanterekam dalam prangko.

    Melaui prangko, kita akan mengenal AngkatanPerang Ratu Adil (APRA), Perlawanan RakyatSemesta (Permesta), Republik Maluku Selatan (RMS),bahkan sampai pada pendirian organisasi sepertiMuhammadiyah pun terekam dalam lembaranprangko.

    “Pokoknya, prangko memberikan informasi sejarahyang sangat luas. Mempelajari prangko secara tidaklangsung kita membaca sejarah,” jelas Avi Wijaya.

    Gambar banteng misalnya, memiliki nilai historis yangsangat tinggi. Jaman revolusi melawan penjajah, Ir.Soekarno membuat prangko bergambar banteng. Inimelukiskan semangat perjuangan Bangsa Indonesiayang sedang melepaskan diri dari belenggu rantaisebagai simbol “kemerdekaan”.

    Budaya, Alam, dan PariwisataPrangko yang hanya berukuran mungil itusesungguhnya memuat kekayaan alam, keindahan,dan kebudayaan suatu negara. Cina, Jepang,Thailand banyak sekali menampilkan destinasiwisata yang sangat menarik dalam bentuk prangko.Secara tidak langsung mereka mempromosikan

    daerah wisata mereka masing-masing.Indonesia juga tidak ketinggalan oleh negara lain.Sejumlah kekayaan budaya, alam, dan pariwisatadiabadikan dalam lembaran-lembaran prangko.Jika beberapa tahun silam masyarakat Indonesiasempat merasa gundah karena tetangga kita,Malaysia, sempat mengklaim bahwa angklungmerupakan alat musik khas mereka, makasebetulnya tidaklah perlu menjadi perdebatankarena jauh sebelumnya Indonesia sudahmenampilkan angklung dalam prangko.

    “Prangko bisa menjadi pembuktian. Kita tidakperlu geram karena pemerintah telah membuatcatatan dalam prangko bahwa angklungmerupakan alat musik Indonesia. Prangkonyabergambar gadis sedang bermain angklung. Initidak bisa dibantah,” kata Avi.

    TokohMelalui prangko, kita bisa mengenal sejumlahtokoh penting di Indonesia, bahkan hinggatingkat dunia. Kita mengenal Ratu Wilhelmina,Ratu Elizabeth, Putra Mahkota Thailand, Soekarno,

    Mohammad Hatta, Jendral Soedirman, PangeranDiponegoro, dan banyak tokoh lainnya yangtercatat dalam prangko.

    Prangko ibarat pintu gerbang untuk mengenalpara tokoh. Selanjutnya kita bisa mencari biodatatokoh tersebut dalam internet.

    Jadi, jangan anggap sepele selembarprangko.▪(nas)

    Mengoleksi prangko sejak usia dini merupakan salah satubentuk pendidikan karakter bangsa.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    20/56

    Galeri Utama

    18 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    MaknaPrangkoBAGI BANGSA INDONESIA

    Indonesia termasuk salah satu negeri yang cukup awal dalammemanfaatkan prangko. Prangko pertama terbit pada 1 April 1864 di

    wilayah yang dulu dikuasai Belanda dengan nama Hindia Belanda(Nederlandsch Indie). Tanggal terbit tersebut berjarak sekira 24 tahun

    dari penggunaan prangko pertama di dunia, di Inggris pada 6 Mei 1840.

    Administrasi pos Hindia Belanda sangatberkepentingan pada produk inovatif seorangguru bernama Rowland Hill. Prangko sangatberguna menjadi bukti pembayaran bea berkirim

    surat melalui pos. Pada masa itu para pebisnismaupun pemerintah di Hindia Belanda sangatmengandalkan pos agar dapat berkomunikasi

    dengan para pihak yang berada di negeriBelanda serta negeri lainnya.

    Begitulah sekilas kisah yang melatari kehadiranprangko di Indonesia yang telah mencapailebih dari satu setengah abad. Sejauh itu pula,prangko memainkan perannya dari masa ke

    masa. Mula-mula sebatas bukti bea berkirimsurat melalui pos. Namun dalam perkembangan

    selanjutnya, prangko berperan menjadi identitassuatu negeri berdaulat, perekam suatu peristiwa,

    media komunikasi, sarana pembelajaran, saranakampanye politik, dan bahkan peran yang takterbayangkan sebelumnya: alat investasi! Sepanjangitu pula, prangko dimaknai bangsa-bangsa di seluruhdunia, termasuk bangsa Indonesia.

    Lalu bagaimana bangsa Indonesia secara khususmemaknai selembar kertas mungil nan rapuh ini darimasa ke masa? Bagaimana pula bangsa Indonesiamelakukan inovasi atas salah satu artefak peradabanyang menjadi tonggak perposan modern?

    17

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    21/56

    Galeri Utama 19

    hijrah ke Yogyakarta, Ibu kota Republik Indonesiamasa perjuangan, penggunaan prangko Indonesiatetap dipertahankan sebagai bagian dari penandamasih tegaknya Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Usaha-usaha administrasi pos di sejumlahtempat untuk menerbitkan prangko secara spesikyang digunakan di wilayahnya. Salah satunya yangsangat terkenal yaitu prangko yang dikenal sebagaiPrangko Pos Militer Surakarta, Inilah prangkopaling langka dan paling diburu penggemar koleksi

    prangko (latelis).

    Bahkan untuk kepentingan perjuangankemerdekaan Indonesia pulaadministrasi pos memesan prangkodengan desain khusus berisi pesan-pesan tentang keindonesiaan daripercetakan di Wina, Austria danPhiladelphia, Amerika Serikat.

    Pemanfaatan Prangko juga menjadisalah satu poin yang sangat alotdibahas di meja perundingan antaraIndonesia dan Belanda dalam konteks

    Perundingan Renville. Perundinganyang berlangsung di Kaliurang sebagaitindak lanjut dari kesepekatan di ataskapal Renville mengabarkan keduapihak tetap bersikukuh untuk tidak

    menerima surat-surat yang dikirim menggunakanprangko masing-masing yang masuk ke wilayahnya.Ini berarti pengakuan kedaulatan masing-masingatas wilayah yang sedang diperselisihkan.▪

    Fungsi pertama dan utama dari prangko adalahmenjadi bukti yang dibeli pengirim surat untukditempelkan di surat yang hendak dikirimkannyamelalui pos. Fungsi tersebut secara konsisten terusditerapkan oleh administrasi Pos Indonesia dari masake masa. Meskipun dalam perkembangan terakhir,penggunaannya semakin menyusut, terutamapada pengiriman surat/dokumen digantikanpengiriman pesan dengan menggunakan layananberbasis telematika. Salah satu jenis prangko yangmenunjukkan penggunaannya sebagai sarana utamaperposan yakni prangko denitif. Prangko jenis inidapat dicetak kembali secara berulang-ulang jikapersediaan di loket-loket penjualan telah habis.▪

    SARANA UTAMA

    PERPOSAN

    ALAT PERJUANGAN

    KEMERDEKAAN

    Perposan dan telekomunikasi merupakan saranavital dalam peradaban suatu bangsa, oleh karena ituketika proklamasi kemerdekaan dikumandangkanoleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 diJakarta, sekelompok patriot bangsa yang menjadipegawai Jawatan PTT (Pos, Telegraf & Telepon)bergerak cepat mengambil alih

    Kantor Pusat PTT di Bandung pada 27September 1945. Pengambilalihan itumeliputi layanan-layanan pos yangada di seluruh wilayah Indonesia,termasuk penerbitan dan penggunaanprangko di dalamnya. Dalam keadaanserba darurat, patriot perposanmemanfaatkan prangko-prangkoyang masih ada demi kelangsunganadministrasi perposan Indonesia.Caranya? Prangko-prangko HindiaBelanda maupun Prangko pendudukanJepang dicetak tindih dengan tulisanIndonesia (kursif) atau tulisan lainnyayang menandakan bahwa kini layananpos sudah dikuasai bangsa Indonesia.

    Prangko menjadi saksi bisu bagaimanagigihnya bangsa Indonesia mempertahankankemerdekaannya. Ketika Kantor Pusat PTT dipaksauntuk dibumihanguskan dalam peristiwa BandungLautan Api pada Maret 1946 dan mereka dipaksa

    1

    2

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    22/56

    Galeri Utama

    20 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    5

    4Hindia Belanda sebelumnya juga

    telah menggunakan prangkountuk menandai peringatansesuatu hal, Indonesia jugasecara intensif menjadikanprangko sebagai pengingat suatuperistiwa. Peringatan pertamayang diabadikan di atas prangkoIndonesia, yaitu setengah tahunIndonesia merdeka, terbit padaJanuari 1946 di Yogyakarta.Prangko peringatan ini sekaligusmenjadi prangko pertama

    yang dicetak dan diterbitkanoleh administrasi pos RepublikIndonesia.

    Sejak itu berbagai peristiwabersejarah yang terjadi dimasa lalu diperingati denganpenerbitan prangko; dariperingatan hari kemerdekaan,hari jadi sebuah kota, hinggaperingatan kelahiran tokohbangsa. Mula-mula penerbitanprangko peringatan itu dilakukantanpa ketentuan khusus, tetapikini telah dibuat ketentuan bahwaperingatan yang dapat diterbitkanprangkonya, seperti tahunperiode peringatan peristiwahendaknya merupakan kelipatandari 25 tahun.▪

    Layaknya prasasti atau fotogra,prangko digunakan pula untuk merekamdan mengabadikan sebuah peristiwayang sedang berlangsung sepertipenyelenggaraan konferensi, penggelaranPemilihan Umum, hingga pesta olahragabersakala dunia.▪

    3 MEMPERINGATIPERISTIWA ATAUTOKOH MENANDAI SEBUAH

    PERISTIWA

    MENUNJUKKAN

    IDENTITAS

    NASIONAL

    Masih berkait dengannasionalitas, prangko digunakanuntuk menunjukkan identitas,simbol-simbol, serta gur yangmenjadi pemimpin nasionalIndonesia. Usaha ini sudah

    dirintis sejak awal kemerdekaan.Kala itu diterbitkan prangko seriFonds Kemerdekaan Indonesiayang menampilkan dua gurproklamator yakni Soekarnodan Mohammad Hatta. Bahkanpada prangko Wina, sempatditerbitkan prangko seri yangmenampilakn sejumlah foundingfather  bangsa Indonesia yangsengaja dipersandingkan dengansejumlah founding father  AmerikaSerikat.

    Usaha menunjukkan identitasnasional dan pemimpin bangsaberlanjut hingga masa-masaberikutnya, dengan menampilkandasar negara, bendera negara,lambang negara, hingga presidendan wakil presiden dari masa kemasa.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    23/56

    Galeri Utama 21

    Praktik menjadikan prangkosebagai sarana untukmengumpulkan dana bagikeperluan di luar perposan(utamanya dana sosial atauamal) sebenarnya sudahdilakukan sejak masa HindiaBelanda. Praktik ini jugaditeruskan oleh administrasipos Indonesia hingga kinidan dikenal sebagai prangkoamal. Ciri utama dari prangko

    Ada suatu masa ketika pengumpulan pajakdipercayakan pemerintah kepada dinas perposan.Untuk kepentingan itu, Pemerintah memanfaatkanPostal Revenue yang berbentuk mirip prangko dandijual di kantor-kantor pos. Postal Revenue dimaksudberupa porto yang digunakan untuk memungutberbagai jenis pajak dari masyarakat. Saat iniporto sudah tidak dilakukan lagi, digantikan oleh

    meterai yang kewenangan penerbitannya ada padaKementerian Keuangan, sementara Kantor Pos tetapbertugas menjualkan meterai kepada publik.▪

    6

    7

    8

    MENANAMKAN

    KESADARAN

    NASIONAL

    Administrasi pos Indonesiasebagai bagian dari Pemerintah

    menyadari betapa keberagamansuku bangsa merupakanalasan yang mendasar dariterbentuknya negara kesatuanRepublik Indonesia. Oleh karenaitu, mereka dari masa ke masaterus memanfaatkan prangkountuk menebarkan pemahaman,menanamkan kesadaran,menguatkan komitmen akan

    SARANA

    PEMUNGUTAN PAJAK

    MENGGALANG

    BANTUAN DAN AMAL

    peradaban dari seluruh penjurunegeri.

    Masih dalam konteks ini pula,administrasi pos Indonesiamemanfaatkan prangko untukmemperkenalkan provinsi-provinsiyang tergabung dalam NKRI.Selain menampilkan lambang-lambang provinsi, dalam programini diperkenalkan pula landmark  dari setiap provinsi, aneka busana,tarian khas budaya setempat,ora dan fauna identitas provinsi,hingga kuliner yang menjadikebanggaan dari masyarakatprovinsi tersebut.▪ 

    amal yaitu adanya surcharge (tambahan nilai) yangditerakan pada angkanominal prangko. Angkatambahan nilai terebutmenunjukkan besar danaamal yang dikutip dari

    setiap penjualan prangkodimaksud. Tak semua halbisa diabadikan dalamprangko amal. Sebuahkomite khusus yang dibentukoleh Pemerintah lah yangmenetapkan sebuah usulanprangko amal dapat disetujuiatau tidak.▪

    nasionalitas Indonesia. Dalamkonteks ini, kita mengenalpenerbitan prangko-prangkoIndonesia bertema kekayaanalam, budaya, hingga peninggalan

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    24/56

    Galeri Utama

    22 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Prangko digunakan pula untuk menghormati dan menghargai jasaatau kiprah seseorang. Pada mulanya, seseorang yang dimaksudyaitu para pahlawan yang telah ditetapkan secara resmi olehpemerintah. Namun dalam perkembangannya, mereka yang diakuisecara nasional memiliki sumbangsih atau karya yang luar biasadi berbagai bidang pun dapat ditampilkan di atas prangko. Itulahsebabnya, pada perkembangan mutakhir kita mendapati prangko-prangko yang menampilkan tokoh seperti Charil Anwar (penyair),Affandi (pelukis), Ibu Sud (pengarang lagu), hingga Roesseno(arsitek). Bukan saja gur yang kini dapat ditampilkan, tetapikarya-karya mereka juga ditampilkan di atas prangko, utamanyakarya-karya seni lukis seperti lukisan Jeihan, Popo Iskandar, hinggaSunaryo.▪

    Prangko punya hubungan erat dengan dunia pariwisata. Selaindapat digunakan untuk mempromosikan daya tarik wisata tertentu,prangko juga dapat digunakan menjadi cinderamata. Dalam konteksinilah, administrasi pos menerbitkan souvenir sheet  (lembar atau cariksouvenir ) yang di dalamnya terdapat keping-keping prangko tercetak

    dengan desain yang memikat. Dalam prangko juga diangkat berbagaivisualisasi aneka daya tarik wisata yang tersebar di seluruh Indonesia.Bahkan hampir setiap waktu, administrasi pos Indonesia terlibat aktifdalam penerbitan prangko yang berkaitan dengan tahun kunjunganwisata, baik yang berskala nasional maupun internasional. Puncaknyaterjadi pada dasawarsa 1990, ketika pemerintah menetapkan DekadeKunjungan Wisata Indonesia (Dekuni). Setiap tahun selama sepuluhtahun berturut-turut diterbitkan prangko bertema Dekuni.▪

    10

    11

    ALAT PROMOSI

    KEPARIWISATAAN

    SARANA MENGAPRESIASI

    FIGUR DAN KARYANYA

    Ketika Bung Karnomengumandangkan Tri KomandoRakyat (Trikora) guna meraihkembali wilayah Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi, digelarlahoperasi Mandala. Operasitersebut, selain dikerahkanpasukan gabungan TNI, jugamelibatkan para sukarelawanuntuk terjun di wilayah Irian Baratyang masih dikuasai Belanda.

    Dalam konteks itu, administrasipos juga melibatkan para petugasperposan untuk mengisi kantor-kantor pos setempat. Merekadilengkapi dengan prangko

    yang sengaja diterbitkan khususuntuk digunakan di wilayahnya.Prangko-prangko tersebutmengampanyekan bahwa IrianBarat merupakan bagian dariRepublik Indonesia.

    Prangko-prangko Irian Baratsebagai media propaganda bagikepentingan nasional. Pada masapemerintahan Orde Baru, prangkosebagai media propaganda.Kala itu, hampir setiap kebijakandan program pembangunannasional disosialisasikan melaluipenerbitan prangko. Pada masaini dikenal prangko seri Pelitayang diterbitkan secara berkaladan menampilkan ketetapanbangsa tentang RencanaPembangunan Lima Tahun padakurun waktu tertentu.▪

    9 SARANAPROPAGANDANASIONAL

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    25/56

    Galeri Utama 23

    Prangko sebagai mediakomunikasi mengalamiperluasan pesan seiring dengankesadaran manusia akanperlunya menciptkan kehidupanyang lebih baik dan lestari. Jikapada masa-masa sebelumnya

    fokus bangsa Indonesia lebihkepada perjuangan meraih danmenegakkan kemerdekaan,berlanjut dengan penciptaanpolitik yang stabil sertapenguatan negara kesatuan,diteruskan dengan peletakkandasar-dasar bagi pembangunankesejahteraan, maka pada masa

    Konon kegemaran

    mengumpulkan prangko samatuanya dengan usia prangko.Pengumpul prangko memilikialasan dan pertimbangansendiri dalam mengumpulkanprangko tersebut. Bukan sajaprangko bekas (used ) yangmereka kumpulkan melainkan

     juga prangko yang masihbelum dipakai untuk aktivitasperposan (mint ). Mereka jugamengorganisasi diri dengan baik,

    menggelar aktivitas yang teratur,dan memiliki kemampuan yangcukup kuat untuk memengaruhikebijakan penerbitan prangko.Itu sebabnya, adiministrasi possecara sadar mempertimbangkanaspirasi dan tekanan parapengumpul prangko ini dalamkebijakan penerbitan prangkonya.

    12

    13

    WAHANA

    KEGEMARAN

    MENGOLEKSI

    SARANA PROMOSILINGKUNGAN HIDUP

    DAN KEMANUSIAANkini masalah pemuliaan hak-hakasasi manusia dan kelestarianlingkungan hidup menjadi fokusperhatian. Tak heran apabila,tema lingkungan hidup dankemanusiaan cukup mendapatperhatian dalam penerbitanprangko Indonesia mutakhir.Salah satu yang sangat menonjolyaitu penerbitan prangko seri

    Ecophila yang diproyeksikansebagai prangko sangat ramahlingkungan, karena bukan sajamenampilkan pesan-pesanyang kuat tentang pelestarianlingkungan tapi diproduksidengan mempertimbangkankaidah-kaidah ramahlingkungan.▪

    Tak jarang, spesikasi teknis,tema, hingga kuantitas cetakprangko yang diterbitkanbenar-benar memperhatikan

    aspirasi dan tekanan latelis ini.Terlebih pada perkembanganmutakhir, ketika prangko tak lagimendominasi aktivitas perposan,penjualannya banyak dialihkanuntuk kepentingan perlatelian.Memuaskan dan memanjakanpara latelis menjadi bagiantak terpisahkan dari strategipenerbitan prangko mutakhir.Dalam kerangka itulah kitamenyaksikan prangko dengan

    format yang unik sepertilingkaran, segitiga, jajarangenjang. Dari segi teknik cetakdiperkenalkan prangko hologram.Ada pula prangko berbahan bakukulit. Sementara dari sisi konten,muncul prangko Shio bernuansakebudayaan Cina yang sangatdiminati di pasar lateli dunia.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    26/56

    Galeri Utama

    24 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Bermula dari kesadaran bahwa

    kegemaran mengumpulkanprangko merupakan aktivitasyang sangat positif bagipengembangan karakter pribadi,dicetuskanlah Gerakan SejutaFilatelis. Sebuah program yangsecara sistematik mendorongagar generasi muda menerjunkandiri untuk mengumpulkanprangko sebagai suatupendidikan kepribadian. Programyang berlangsung pada 1995berhasil melatih satu juta latelispemula. Sayangnya program initak berkesinambungan. Namun

    Cikal bakal prangko sebagai

     jembatan diplomasi Indonesiasesungguhnya sudah dirintissejak penerbitan prangkoWina. Prangko-prangkotersebut dicetak di luar negeridan menampilkan gur-gurfounding father Indonesia yangditampilkan bersama denganFounding father AmerikaSerikat, dengan satu harapandunia internasional mengenalisiapa tokoh-tokoh bangsaIndonesia yang baru saja meraihkemerdekaannya. Demikianpula penggunaan prangkoyang berlaku secara universal,artinya diterima oleh seluruhnegara di dunia menjadikanprangko sebagai paperambassador. Lewat visualisasiyang ditampilkan di atasprangko, sebuah pemerintahan

    14

    15

    SARANA

    PENYELENGGARAAN

    PENDIDIKAN

    JEMBATAN

    DIPLOMASI

    ANTARBANGSA

    bisa memperkenalkan diri,meyakinkan bangsa-bangsalain, dan mempengaruhimereka akan sesuatu hal yangberkenaan dengan negerinya.Karena itu pula, secara konsistenadministrasi pos Indonesiamenerbitkan prangko Indoneisiadengan mempertimbangkanberbagai aspek diplomasi yangditimbulkannya.

    Perkembangan baru dalammenjadikan prangko sebagai

     jembatan diplomasi terjadipada masa Orde Baru. KetikaIndonesia membangun kerjasama ekonomi dan kebudayaandengan Pakistan. Saat itu kedua

    pihak sepakat agar adiministrasipos masing-masing menerbitkanprangko yang bertemakanekonomi dan budaya dari keduapihak. Praktik ini kemudianberlanjut pada tahun 1996 ketikaIndonesia dan Australa sepakatuntuk menerbitkan prangkobersama dengan menggunakandesain visual prangko yangsama. Praktik yang kemudianlazim dikenal sebagai Joint IssuStamp (JIS) kemudian mendapatrespon positip dari dari kalangandiplomat. Mereka memanfaatkanJIS sebagai cara membinahubungan diplomatik dengannegara-negara sahabat.▪

    begitu, pemahaman akan prangkoberikut kekayaan informai yangterkandung di dalamnya telahmemicu sejumlah pihak untukmemanfaatkan prangko gunakepentingan pendidikan secara

    lebih intensif. Ada sejumlah usahayang dilakukan bersama-samaantara Kementerian PendidikanNasional dan Administrasi Posuntuk memasukkan prangkodan kegemaran mengumpulkanprangko ke dalam kurikulumpendidikan di lembaga-lembagaformal. Pada bagian lain,berkembang pula gerakan latelikreatif yang memanfaatkanprangko untuk memacu tumbuhdan berkembangnya gagasan-gagasan kreatif di kalangangenerasi muda.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    27/56

    Galeri Utama 25

    Memasuki abad ke-21,administrasi pos Indonesiamembuat terobosan denganmemperkenalkan Prisma

    (Prangko Identitas Milik Anda).Mengacu pada namanya, Prismadiproyeksikan untuk memenuhikeinginan orang-orang yangmendapatkan perlakukanpersonal. Harus diakui, teknologicetak yang ada sebelumnya tidakmemungkinkan hal itu dilakukan,ditambah kebijakan yangsangat ketat dalam penerbitanprangko tidak memungkinkanprangko secara personal. Namunperkembangan teknologi cetak

    digital membawa solusi bagimereka yang menghendakipenampilan personal di atasprangko.

    Pada awalnya, administrasi posmencetak dalam jumlah massalprangko seri berbentuk minisheet

    Tak dibayangkan sebelumnya

    bahwa prangko akan memainkanperan yang jauh dari fungsinyayang mendasar yakni sebagaisarana perposan. Namun sebagaibenda yang memiliki penggemarratusan juta orang di seluruhdunia, prangko telah menjelmamenjadi sebuah komoditi global.Prangko-prangko tertentu,entah karena keunikannya ataukeistimewaan lainnya, menjadibarang buruan. Beberapa prangko

    bahkan di perjualbelikan denganharga yang fantastis. Di luaran

    16

    17

    WAHANA INVESTASI

    MEDIA SELFIE

    yang bagian antar kopurprangko sengaja dikosongkan.Selanjutnya dengan teknologicetak digital, foto diri seseorang

    atau logo perusahaan disisipkanmenggunakan perangkatkomputer dan dicetak sesuai

     jumlah yang dibutuhkan.Prangko ini dapat digunakanuntuk mengucapkan selamatatau bahkan mempromosikanseorang kandidat dalampemilihan umum. Padaperkembangan mutakhir, ruangkosong itu tidak lagi di luarbidang muka prangko melainkandi dalam prangko.Sehingga,

    konsumen dapat sepenuhnyamenampilkan dirinya dalamprangko dimaksud. Inimembuka ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakatmemanfaatkan prangko sebagaimedia penampilan diri aliassele.▪(MhP)

    sana, terdapat sekumpulan

    pedagang prangko yang rajinmencermati permintaan pasar danbergerak cepat untuk memenuhikebutuhan pasar akan prangkosebagai benda komoditi.

    Pada sudut yang lain, parapedagang prangko bersamalatelis mulai mereka-reka bahwaprangko bisa diperlakukanseperti surat berharga, sahamatau instrumen investasi lainnya.

    Administrasi pos Indonesia juga sempat mengembangkan

    usaha-usaha menjadikan prangkosebagai instrumen investasi.Namun usaha tersebut masihmenghadapi kendala serius,mengingat untuk melaju sebagaiwahana investasi, prangkomasih memerlukan sejumlah

    instrumen dan regulasi yangmenopangnya.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    28/56

    Galeri Utama

    26 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

     1REPUBLIK INDONESIA

    MENERBITKAN PRANGKOTidak lama setelah proklamasikemerdekaan dikumandangkanpada 17 Agustus 1945, parapatriot bangsa yang menjadibagian dari dinas PTT bergerakcepat. Selain mengambil alihkantor pusat PTT di Bandung,mereka juga menerbitkanprangko sebagai simbol tegaknyakedaulatan negara di bidangperposan. Untuk kepentingan itu,

    prangko-prangko Hindia Belandadan Pendudukan Jepang yangmasih tersedia di kantor-kantorpos atau gudang persediaanmilik Dinas PTT diberi cetaktindih dengan tulisan REPOEBLIKINDONESIA. Prangko-prangkoinilah yang digunakan untukkeperluan masa-masa awalkemerdekaan.

    Kesempatan untuk menerbitkanprangko ini baru muncul enambulan kemudian, tepatnya dalamrangka memperingati setengahtahun Indonesia merdeka. Kalaitu Dinas PTT juga mengikuti

    perintah hijrah ke Yogyakarta,ibukota Republik Indonesia saatitu, Pada masa inilah, DInasPTT berhasil mencetak danmenerbitkan prangko untukpertama kalinya. Prangko initerdiri atas dua kopur:

    Pertama, prangko formathorisontal bernilai 10 sen

    Peristiwa

    Bersejarah

    Banyak peristiwa yang terjadi di seputar penerbitanprangko Indonesia. Dari sejumlah peristiwa

    tersebut, kami pilihkan 8 peristiwa yang menurutpertimbangan sangat erat pengaruhnya dalamperkembangan penggunaan prangko. Tentusaja, pilihan tersebut sangat subjektif dan dapatdiperdebatkan. Namun begitu, tak ada salahnyaAnda menyimaknya.

    TENTANG PRANGKOINDONESIA

    dengan visual seekor banteng(simbol semangat perjuanganbangsa Indonesia) yangsedang melepaskan diri daribelenggu rantai sebagai simbol“kemerdekan”.

    Kedua, prangko format vertikalbernilai 20 sen dengan visualseekor banteng berdiri tenang

    dilatarbelakangi bendera merahputih berkibar. Keduanya sama-sama berperporasi.

    Surat Direktur Jenderal PTTkepada Biro Internasional UPU(Perhimpunan Pos Sedunia)menyatakan bahwa prangko-prangko tersebut sudah mulaiberlaku sejak 1 Desember 1945.▪

    8

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    29/56

    Galeri Utama 27

    4SOUVENIR SHEET PERTAMASesungguhnya prangko merupakan barang cetakan yang diproduksimengikuti kaidah-kaidah graka. Hanya saja produksi prangkodiperlakukan sebagai barang cetakan berharga, sama seperti uang atausurat-surat berharga.Itu sebabnya, sampaisaat ini pencetakan

    prangko dilakukan olehpercetakan sekuritasyang ditunjuk olehpemerintah, yaitu PerumPeruri .

    Namun meluasnyakepentinganpemanfaatan prangkomemaksa PosIndonesia melakukaninovasi pencetakanprangko dengan tanpa

    melanggar kaidahdasarnya. Perluasankepentingan dimaksudbukan saja menyangkutisi pesan yangditampilkan, melainkanperuntukan dari prangkoitu.

     3PRESIDEN MERANCANG

    PRANGKO

    2KEDAULATAN PRANGKO

    Penggunaan prangko tidak sajamemudahkan pelayanan postetapi juga menjadi penandakedaulatan negara. Penerimaannegara lain atas surat-suratyang dibubuhi prangko terbitandari satu negara menjadi buktipengakuan atas kedaulatannegara tersebut. Prangkomenjadi saksi sejarah bagaimanabangsa Indonesia dengan gigihberjuang menegakkan kedaulatannegara melalui penerbitan dan

    penggunaan prangko.

    Tak hanya itu, ruang sempitprangko juga digunakanuntuk mengirim pesan-pesanperjuangan ke seluruh dunia.Contoh terbaik dari hal ini yaituprangko seri Kegagalan Blokade(1948) yang diterbitkan untukmengabarkan keberhasilan

     jemaah haji dari Indonesia sampai

    ke tanah suci Makkah dengankapal laut maupun pesawatterbang menerobos blokadeyang diterapkan oleh Belanda.Konon keberhasilan itu dicapaiberkat bantuan negara-negaraseperti India dan Mesir yangbersimpati terhadap kemerdekaanIndonesia.▪

    Betapa pentingnya prangkosebagai media komunikasi,terutama pada masa awal-awalberdirinya negara, diperlihatkandari kesungguhan pucukpimpinan bangsa terhadappenerbitan prangko. Untukmemastikan bahwa pesan dekritpresiden 5 Juli yang berisi pesanIndonesia kembali menggunakan

    UUD 1945 sebagai landasannegaranya, Soekarno turutmendesain prangko yang memuatpesan tersebut. Jadilah prangkoseri “Kembali ke UU 1945”. ▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    30/56

    Galeri Utama

    28 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

     5PAMERAN FILATELI INTERNASIONALPERTAMA DI INDONESIAAda pihak lain selain administrasi pos dan masyarakatpengguna jasa pos yang menjadi penyangga utamadari keberlangsungan penerbitan prangko. Merekaadalah para pengumpul prangko beserta turunannya.

    Pada umumnya, mereka mengumpulkan prangkosebagai bentuk kegemaran (hobi), namun sebagianyang lainnya memanfaatkannya sebagai peluangbisnis yang menguntungkan. Sayangnya di Indonesiaagak sulit memisahkan antara latelis yang benar-benar menggeluti kegemarannya dengan merekayang berbisnis prangko.

    Para pengumpul prangko ini telah mengorganisasidiri dalam sebuah wadah yang disebut PerkumpulanFilatelis Indonesia (PFI), yang sesungguhnyameneruskan organisasi sejenis yang telah ada

     jauh sebelum Indonesia merdeka. Lewat PFI inilahberbagai aktivitas dilaksanakan, salah satunya yangmenonjol yaitu pameran lateli. Ajang bergengsiyang ditunggu para pengumpul prangko untukmenampilkan koleksinya dan bila perlu berkompetisidengan koleksi lain untuk memenangkan suatupenghargaan. Pada ajang itu pula, para pedagangprangko membuka stand untuk meraup pendapatandari penjualan prangko serta benda-benda yangdibutuhkan latelis.

    Salah satu rintisan dari inovasi dalam penerbitanprangko terjadi ketika pemerintah mencanangkanVisit Orient Year 1961. Pemerintah memandangperlu memperkenalkan destinasi wisata Indonesiake mancanegara melalui prangko. Tak sebatasitu, mereka juga menghendaki prangko sebagai

    cinderamata (souvenir) bagi para wisatawan.Untuk kepentingan itu maka dikembangkanlahsouvenir sheet yakni lembaran cetakan yang didalamnya terdapat prangko disertai teks sertailustrasi visual yang memikat. Saat ini, Indonesiaterus menerbitkan souvenir sheet guna berbagaikepentingan, seperti pameran alteli, kampanyelingkungan hidup, maupun peringatan peristiwabersejerah. Dalam perkembangannya, souvenir sheetternyata tidak banyak dibeli oleh para wisatawan,yang terjadi souvenir sheet banyak dibeli oleh parakolektor dan pedagang prangko.▪ 

    Pameran lateli internasional yang pertamakalidigelar di Indonesia adalah Indonesia PhilatelyExhibition- INDOPEX’93. Pameran digelar pada29 Mei- 4 Juni 1993 di Surabaya dikaitkandengan peringatan 700 tahun berdirinya kotaSurabaya. Keberhasilan penyelenggaraanpameran internasional yang pertama ini kemudiandilanjutkan dengan serangkaian pameraninternasional berikutnya, yakni

    Jakarta’95 yang digelar bertepatan denganperayaan 50 Tahun Indonesia Merdeka, sertaPameran FIlateli Remaja Dunia -Indonesia 96 yangdilaksanakan di kota Bandung. Pameran Jakarta’95dan Indonesia’96 menjadi momen yang memicukepercayaan diri latelis Indonesia untuk berperanlebih aktif pada ajang pameran lateli berskalainternasional, termasuk menggelar pameranberskala dunia yang berlangsung beberapa belastahun kemudian yakni Indonesia 2012. ▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    31/56

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    32/56

    Terbit

    30 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Administrasi pos Indonesia sempatmengabadikan local genius ini kedalam prangko yang terbit pada1967. Prangko seri bertajuk Alat Musiktersebut menampilkan 16 alat musik yangcukup terkenal dari suku bangsa yangtinggal di sejumlah pulau di Indonesia.

    Hendak melanjutkan tradisi penerbitanprangko terdahulu, yang memuliakan

    keberagaman local genius itu, pada2015 administrasi pos Indonesiakembali menerbitkan prangko seriyang menampilkan sejumlah alat musiktradisional Nusantara. Jika seri terdahulumelakukannya dengan menghadirkan alatmusik berdasarkan pulau-pulau asal, makakali ini alat-alat musik tersebut ditampilkanmenurut provinsi asal. Sehingga kelak,

    Prangko Seri

    Local Genius dari Para Suku Bangsa

    Suku-suku bangsa di Indonesiadikenal memiliki kreativitasyang tinggi dalam bermusik.Mereka piawai melahirkan danmendendangkan lagu-lagu

    etnik yang memesona. Merekajuga pandai menciptakandan memainkan alat musiksebagai pengiringnya. Yangmengagumkan, alat-alatmusiknya. Ini sungguh satu lagilocal genius  yang membuatkita patut berbangga menjadianak Indonesia.

    Alat Musik Tradisional

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    33/56

    Terbit  31

    para penggemar prangko dapatmemiliki 34 jenis alat musikyang berasal dari 34 provinsidi Indonesia. Alat musik yangditampilkan berasal dari 12provinsi yakni: dogdog lojor  dariBanten, terompet reog dari JawaTimur, japen dari KalimantanTengah, sampek  dari KalimantanTimur, gendang panjang dariKepulauan Riau, cetik  dariLampung, sasando dari NusaTenggara Timur, tambur  dariPapua Barat, lalove dari Sulawesi

    Tengah, lalotu dari SulawesiTenggara, dan akordeon dariSumatera Selatan.

    Pengerjaan desain visualprangko seri ini dipercayakankepada Pidi Baiq, seorangseniman serba bisa lulusanITB. Dalam hal ini, Pidimengembangkan teknik gambarilustratif dalam menyajikanalat-alat musik dimaksud. Pada

    masing-masing kopur jugadiperlihatkan bagaimana orang-orang memainkan alat-alatmusik tersebut. Prangko seriini dicetak sebanyak 300.000set dengan teknik cetak offset  oleh Perum Peruri-Jakartamenggunakan bahan kertasproduksi dari Tullis Russel.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    34/56

    Terbit

    32 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Manusia hanya dapatmeminimalisasidampaknya denganmenerapkan tindakan danteknologi pencegahan dini yangtepat dan efektif. Lebih dari itu,

    dukungan dan kerja sama globalsemakin diperlukan, karenasesungguhnya bencana alamyang terjadi di suatu tempatdapat berimplikasi pada wilayahyang lebih luas, bahkan dunia.Tsunami yang terjadi di pesisirpantai Aceh pada Desember 2004tidak hanya menyapu kawasan

    pesisir Aceh tetapi merembethingga pesisir selatan India.

    Kesadaran ini telahmenggerakkan negara-negaraanggota Perserikatan Bangsa-

    Bangsa (PBB) untuk melakukanlangkah nyata. Pada tahun1990-an PBB mencanangkanlangkah masyarakat globalsemakin serius ketika tahun 2004Tsunami Aceh melanda dunia,setahun berikutnya merekabertemu dalam konferensitingkat dunia untuk menyepakati

    Penanggulangan Bencana

    Bencana alam yang kerap melanda berbagai belahan bumi seringkali

    terasa sangat menyakitkan. Kerusakan dan kehilangan harta benda bahkan

    nyawa dapat saja terjadi ketika bencana melanda. Masyarakat di seluruh

    dunia semakin menyadari bahwa bencana alam tidak bisa ditolak.

    apa yang disebut (HFA) 2005-2015: (Membangun KetahananBangsa dan Masyarakat TerhadapBencana).

    Selanjutnya pada tahun 2011,

    merekomendasikan targetinvestasi 10% dari seluruhbantuan kemanusiaan, 1% darisemua bantuan pembangunan,dan 30% dari dana adaptasiperubahan iklim untukpengurangan risiko bencana.Sementara itu, pada tahun 2013PBB mengumumkan (Rencana

    Prangko Seri

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    35/56

    Terbit  33

    PBB untuk Tindakan Pengurangan RisikoBencana untuk Ketahanan).

    Selanjutnya pada tahun 2011, Global Platformon Disaster Risk Reduction merekomendasikantarget investasi 10% dari seluruh bantuankemanusiaan, 1% dari semua bantuan

    pembangunan, dan 30% dari dana adaptasiperubahan iklim untuk pengurangan risikobencana. Sementara itu, pada tahun 2013PBB mengumumkan UN Plan of Action onDisaster Risk Reduction for Resilience (RencanaPBB untuk Tindakan Pengurangan RisikoBencana untuk Ketahanan).

    Paling mutakhir adalah diterapkannyakesepakatan internasional guna mengurangirisiko bencana dalam kerangka aksi nasionalmaupun lokal. Aksi-aksi tersebut dapat

    berupa penyadaran publik akan perlunyakerja sama semua pihak guna menekanserendah mungkin munculnya dampaknegatif dari setiap bencana yang terjadi.

    UPU sebagai organisasi perposan duniamemandang penting untuk menyadarkanmasyarakat dunia akan bahaya yangditimbulkan dari suatu bencana alam.Untuk itu, UPU mengirim surat kepadanegara-negara anggotanya agar merekamenerbitkan prangko seri bencana alam.Dengan latar belakang itulah, Indonesia

    sebagai salah satu anggota UPU berperanaktif. Salah satu caranya ialah dengan melaluipenerbitan prangko seri dimaksud pada 14Maret 2015. Prangko seri ini terdiri atas 3kopur, desain oleh Para Pemenang LombaDesain Prangko Nasional 2014 dan dicetaksebanyak 300.000 set dengan teknik cetakoffset . Proses Produksinya dilakukan olehPerum Peruri-Jakarta.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    36/56

    Terbit

    34 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    ProvinsiKalimantan Utaramemiliki sejarah yang cukuppanjang. Bahkan sejumlahpenelitian menunjukkan bahwadaerah ini sudah dihuni pendudukpada masa-masa kerajaan HinduKuno berkuasa di Nusantara.Keberadaan wilayah ini semakinpenting pada masa kerajaanIslam. Tercatat KesultananBulungan merupakan kerajaanIslam yang cukup kuat danmemiliki wilayah cukup luas disini pada abad ke-8. Wilayah yangmenjadi Provinsi Kalimantan Utaradimaksud terutama merupakanbekas wilayah Kesultanan

    Bulungan yang kemudian menjadibagian dari Hindia Belanda.

    Setelah Indonesia merdeka,administrasi pemerintahan diPulau Kalimantan secara bertahapdibagi ke dalam beberapaprovinsi. Pada masa Orde Lama,Presiden Soekarno menyerukan

    Pada 25 Oktober 2012 secara resmi Indonesia memiliki provinsi

    baru, Kalimantan Utara. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2012, Provinsi

    termuda ini menggenapi jumlah administrasi pemerintahan

    tingkat satu di Indonesia menjadi 34 daerah. Ini tentu kabar baik

    bagi masyarakat yang mendiami pulau Kalimantan, terutama yang

    berbatasan dengan wilayah timur negeri jiran, Malaysia.

    agar wilayah Kalimantan bagianutara yang menjadi wilayahnegara Malaysia diambil kembali.Usaha ini tidak berhasil dilakukan

    sebagaimana pernah di lakukan diwilayah Irian Barat.

    Wilayah Kesultanan Bulunganpada masa berikutnya menjadibagian dari Provinsi KalimantanTimur. Dan pada akhir mileniumkedua, berkembang wacanapemekaran di sejumlah provinsi di

    ProvinsiKalimantan UtaraProvinsi Termuda Indonesia

    Indonesia, termasuk memekarkanwilayah Provinsi KalimantanTimur. Pemekaran di wilayahperbatasan ini semakin urgen

    dilakukan, mengingat pemerintahsangat berkepentingan denganperkembangan pembangunandi wilayah-wilayah perbatasannegara.

    Pada 25 Oktober 2012 DPRmenyetujui pemekaran wilayahutara Provinsi Kalimantan Timur

    Prangko Seri

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    37/56

    Terbit  35

    menjadi Kalimantan Utara denganTanjung Selor sebagai ibu kotapemerintahannya. Wilayahnyaseluas 85.618 km2 dengan jumlahpenduduk 524.666 jiwa, merekaumumnya berasal dari sukuBulungan, Tidung, Dayak, Suluk,serta sedikit dari Jawa, Bugis danBanjar. Mayoritas penduduknyamemeluk agama Islam (75%),disusul Protestan (20,6%), sisanyamenganut Katolik, Budha, sertaada pula yang masih menganutkeyakinan.

    Menandai kehadiran provinsitermuda Indonesia ini,administrasi pos menerbitkan

    prangko seri Provinsi KalimantanUtara pada 22 April 2015. Terdiriatas 8 kopur prangko yangmenampilkan berbagai informasitentang keberadaan provinsi

    ini, dari sejarah masa lalu, ora

    fauna khas, makanan tradisional,hingga lambang provinsi. Desainprangko dikerjakan oleh Pidi Baiqdan dicetak sebanyak 300.000 setmenggunakan kertas Tullis Russel

    dan teknik cetak offset  dengan

    pengamanan berupa invisibleink  yang proses produksinyadilakukan oleh Perum Peruri-Jakarta.▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    38/56

    Terbit

    36 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    J

    okowi dilantik sebagai Presiden RI yang ke-7 dan JK sebagai WakilPresiden ke-12. Mereka berdua pada 20 Oktober 2014 dilantikuntuk masa bakti 2014-2019.

    Sesuai tradisi setiap kepala negara baru senantiasa ditampilkan padaprangko seri yang khusus diterbitkan untuk itu. Demikian pula denganPresiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, ditampilkanpada prangko seri Presiden dan Wakil Presiden yang terbit pada 17Agustus 2015.

    Berbeda dengan prangko Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya,prangko seri mutakhir ini tidak lagi menggunakan format segi lima.

    JOKOWI dan JK di Atas PrangkoPada tahun 2014 Indonesia memiliki presiden dan

    wakil presiden yang baru, Ir. Joko Widodo dan Drs. M.

    Jusuf Kalla. Pasangan yang pada masa kampanyedikenal dengan sebutan Jokowi dan JK ini berhasil

    mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan M.

    Hatta Rajasa dalam Pemilu yang penuh persaingan,

    namun berjalan aman dan damai.

    Sebagai gantinya, format prangkokembali sepeti Era Orde Barumaupun Orde Lama, yakni

    menggunakan segi empat. Hallain yang membedakan prangkoseri ini dengan seri pendahulunyaialah visualisasi gur Jokowi danJK dikerjakan dengan pendekatanfotogra namun dieksekusidalam satu warna. Sementaraprangko-prangko pendahulunyamenggunakan pendekatanfotogra dan dieksekusi dalamfull color.

    Prangko seri ini terdiri atas duakopur yang masing-masingmenampilkan gur Presidendan Wakli Presiden dengan nilainominal setiap kopur Rp.5000,-Desain prangko dikerjakan olehDesmal dan Amrizal dan dicetakdengan teknik offset oleh PerumPeruri-Jakarta sebanyak 300.000

    Prangko Seri Presiden dan Wakil Presiden RI

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    39/56

    Terbit  37

    set berbahan kertas Tullis Russel.Prangko seri ini dicetak dalamkemasan minisheet, dimana setiaplembarnya terdiri atas 6 kepingkopur Presiden dan 6 kepingkopur wakil presiden.

    Penerbitan juga dilengkapidengan Souvenir Sheet (SS) yang

    dicetak sebanyak 150.000 set, danSampul Terbit Pertama (STP) yangdicetak sebanyak 5000 set bernilaiRp. 16.000/set. Souvenir Sheetdirancang dengan teknik gambarilustratif oleh Demo Kreatifmenampilkan Presiden JokoWidodo dan Wakil Presiden Jusuf

    Kalla berada di antara sejumlah pahlawan nasional Indonesia. Berbedadengan penampilannya pada minisheet, kedua tokoh tersebut lebihsantai, Jokowi melambaikan tangan sementara JK tersenyum lebar.

    Seperti halnya penerbitan prangko sejenis sebelumnya, Seri Presidendan Wakil Presiden ini diyakini bakal menyedot minat para kolektorprangko dari dalam maupun luar negeri. ▪

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    40/56

    Gutter 

    38 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Gita NoviandiPemilik Gita Stamp Galery

    PRANGKO

    HARTA KARUNDAN TIKET

    KELILING DUNIA

    SIANG itu cuaca begitu

    cerah saat Philanesiamenyambangi KomplekPerumahan Kiara AsriBandung untuk mencarisebuah galeri prangkoyang cukup terkenal.

    Galeri ini banyak menjadi perbincangan di antara para pemburudan penghobi prangko. Gita Stamps Gallery ini memilikikoleksi prangko yang lengkap, unik, dan langka.

    Tidak terlalu sulit menemukan galeri ini. Karena setiap orang yangkami tanya mengetahui keberadaannya. Gita Noviandi, demikiannama lengkap sang pemilik. Pria kelahiran Karawang Jawa Barat inibegitu ramah dan bersahabat menyambut kedatangan Philanesia.

    Menyukai Prangko Sejak Usia DiniGita Noviandi sudah cukup lama menggeluti dunia prangko,awalnya ia hanya tertarik untuk mengoleksi saja, saat itubelum terpikir olehnya untuk menjadikan hobinyasebagai peluang bisnis. Gita mulai menyukai prangko

    saat duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Suatuhari ayahnya menerima surat dari kakeknya yangberada di Ciamis. Gita kecil tertarik dengan gambarprangko yang tertempel di amplop surat itu. Laluia pun meminta prangko itu pada ayahnya untukdikoleksi. Sejak itu setiap ada surat datang, danGita selalu mengambil prangkonya.

    Makin hari ketertarikannya terhadapprangko makin menjadi. Karena ayahnya

     juga seorang kolektor prangko Gitabanyak mendapat arahan dan informasi

    mengenai perperangkoan. Namun sayangkoleksi prangko sang ayah sudah lebihdulu diberikan kepada sepupunya yang

     juga seorang latelis.

    Ketika duduk di bangku SMA, Gitadiajak teman sekelasnya untuk ikut diPerkumpulan Filatelis Indonesia (PFI)cabang Krawang. Bergabung di organisasitersebut pengetahuan lateli Gita semakin

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    41/56

    Gutter  39

    bertambah. Terlebih pada tahun 1993 ketika dia diikut sertakan sebagaiperwakilan Kabupaten Karawang pada acara “Jambore Filateli Daerahse- Jawa Barat” di Purwakarta dan Indramayu. Di situlah Gita banyakmendapat teman- teman latelis dari berbagai daerah. Pertukaraninformasi maupun pertukaran prangko menjadi lebih mudah denganbanyaknya kenalan sesama latelis.

    Ada satu hal yang waktu itu sangat menggelitik jiwanya. Pada setiappameran lateli bergengsi selalu saja ada kompetisi koleksi prangkodengan tema-tema tertentu. Pemenang kompetisi tersebut selaludiapresiasi dengan sangat tinggi dalam ajang itu. Dia akan tampil kepanggung dan mendapatkan medali bergengsi dari panitia pamerantersebut. Terpikirlah olehnya untuk mengikuti kompetisi tersebut.

    “Saya berpikir keras kira-kira tema apa yang akan diangkat untuk ajangkompetisi ini. Karena waktu SMA saya sangat aktif di kegiatan pramuka,

     jadi tema Pramukalah yang saya pilih untuk tema kompetisi koleksiprangko tersebut” kenang Gita.

    Mulailah dia berburu prangko-prangko apa saja yang bergambarPramuka. Dia susun sedemikian rupa sehingga koleksi prangkonyatentang Pramuka itu bercerita banyak hal. Mulai dari sejarah Pramuka,aktitas kepramukaan, jambore dan lain-lain.

    Betapa seriusnya Gita mengoleksi semua prangko yang berhubungandengan Pramuka. Tidak semua dia dapatkan dengan membeli, ada jugabeberapa prangko yang dia dapatkan dari hasil barter dengan prangkoyang ia miliki.

    Ketekunan dan kerja kerasnya pun membuahkan hasil. Pada ajangpameran prangko di Bandung Gita mengikutsertakan koleksiprangkonya yang bertemakan pramuka itu dan berhasil memperoleh

    medali bronze (perunggu).

    Saat itu menyusun koleksinya masih dengan cara manual, menggunakanpenggaris dan tulisan tangan. Tapi kemudian diberitahu oleh juri cara-cara menyusun koleksi yang benar, akhirnya Gita berusaha memperbaikicara mendisain tampilan koleksinya. Pada tahun berikutnya ia ikutmengikutsertakan koleksinya pada ajang pameran prangko di Taipei, kaliini ia meraih medali silver  (perak). Sampai puncaknya ketika pameranlateli di Makasar tahun 1997, Gita mendapat penghargaan sebagaikoleksi remaja terbaik.

    Pandangan Gita terhadap prangko mulai berubah ketika ia membantu

    sebuah pameran lateli internasional di Jakarta tahun 1995, saat ituGita mendaftar menjadi panitia di acara pameran tersebut. Ia mendapattugas memasang panel-panel prangko.

    Gita menyaksikan bahwa prangko bukan saja benda yang hanya untukdikoleksi semata, melainkan juga bisa dijadikan sebagai peluang investasiyang cukup menggiurkan. Betapa tidak dalam pameran tersebut Gitamenyaksikan sendiri bagaimana sebuah prangko dalam bentuk souvenirsheet yang baru saja diterbitkan harganya hanya Rp. 2.000,- perkeping,namun besoknya harga prangko tersebut bisa melambung hingga Rp.

    8.000,- perkeping. Saat itu Gitamulai bertanya-tanya ada apadengan prangko?

    Namun demikian Gita tidak sertamerta langsung terjun dalamdunia bisnis prangko, apalagi

    mengingat kondisi ekonominyapada saat itu sangatlah tidakmemungkinkan untuk membeliprangko dalam jumlah besar.Maklum saat itu ia baru lulus SMA.

    “Sebagai siswa yang baru lulusSMA, saya seperti juga teman-teman yang lain berusahamengikuti testing ke beberapaperguruan tinggi negeri. Uangbekal habis untuk membeli

    formulir pendaftaran testing. Jadisama sekali tidak ada dana untukmembeli prangko-prangko padasaat itu” kenang Gita.

    Peluang bisnis prangkodimulainya saat dirinyamenemukan “harta karun”. Diasebut begitu karena ini benar-benar sebuah rejeki tak terdugayang dengan mudah ia dapatkan. Konon ada seorang kolektor

    prangko yang memiliki koleksisangat lengkap dari berbagaiNegara. Kolektor ini sudahmeninggal dan keluarganyaberniat untuk menjualnya karenatidak ada anggota keluarganyayang bisa merawat koleksitersebut. Kebetulan sekali seorangtemannya mengenal keluargatersebut, Gita dipercaya untukmembantu menjualkan barang-barang yang menurutnya “top

    banget” itu.

    Keuntungan yang ia perolehdengan menjualkan prangkotersebut cukup signikan,bahkan dari selisih harga yang iaperoleh, Gita sudah bisa membelisendiri sisa koleksi prangkokeluarga tersebut. Alhasil Gitamendapatkan koleksi prangko

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    42/56

    Gutter 

    40 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    yang banyak diburu dan diperbincangkanpara kolektor.

    Dengan kepiawaiannya dalam memasarkanprangko tersebut, baik di dalam maupun

    ke luar negeri, bertambahlah pundi-pundiuangnya. Tentu saja keuntungan yangdiperolehnya ia jadikan sebagai modal untukmenggeluti bisnis prangko yang sangatmenjanjikan ini dengan lebih serius lagi.

    Perburuan demi perburuan prangko ia jalani. Pameran demi pameran ia ikuti. Takhanya pameran di dalam negeri yang iaikuti, berbagai pameran di luar negeri jugakerap ia ikuti. Sejumlah negara, sepertiMalaysia, Singapura, Thailand, Taipei, Korea,

    dan sejumlah negara di dunia telah iakunjungi berkat kegiatan lateli.

    Jaringan pebisnis dan pemburu prangkotelah banyak ia kantongi, sehinggatidaklah sulit baginya untuk menekuni danmenjalankan bisnis prangko ini. Bahkankini tidak hanya prangko dan benda-bendalateli lainnya saja yang dia koleksi, matauang dari berbagai negara pun dia koleksi.

    “Meski berawal dari hobi jika ditekuni dengan serius, bukantidak mungkin itu akan menjadi peluang bisnis yang sangatmenjanjikan “ demikian menurut Gita.

    Saat Philanesia bertanya bagaimana masa depan dunia lateli,

    mengingat bahwa prangko saat ini sudah jarang digunakandalam aktivitas surat menyurat, Gita menjawab dengan penuhoptimis. Menurutnya lateli tidak akan pernah mati, bahkansemakin jarangnya prangko pada saat ini malah membuatprangko menjadi barang yang banyak diburu dan akansemakin meningkatkan nilai prangko itu sendiri.

    Meski diakui sendiri olehnya memang ada sebuah generasiyang hilang, tetapi dengan semangat yang tinggi dariberbagai pihak yang terlibat dalam dunia lateli untukmenciptakan kembali generasi yang mencintai prangko, jadiGita yakin komunitas lateli di kalangan generasi muda akan

    terbentuk kembali.“Pasar lateli di dalam negeri apalagi di luar negeri tidakakan pernah surut. Jadi jangan berkecil hati apalagi bagigenerasi muda yang ingin memulai terjun di dunia lateli,tidak usah ragu. Mulailah dengan mencintai prangko makadengan sendirinya hobi ini akan menggiring kita ke dalamsebuah bisnis yang bukan hanya menyenangkan tapi

     juga sangat menjanjikan”, demikian pesan Gita menutuppembicaraan.▪ (Nie)

    Gita Noviandi : “Meski berawal dari hobi, bila ditekuni dengan serius kegiatan mengoleksi prangko bisa menjadi peluang bisnis yangsangat menjanjikan.” 

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    43/56

    Perforasi  41

     M e n g e na l 

     P ra n g k o 

    Tak kenal maka tak sayang, begitu pepatah lama yang masih

    sangat tepat untuk sobat terapkan dalam banyak hal pada masasekarang. Bagi sobat yang belum tahu banyak tentang prangko,rubrik ini akan mengenalkan segala hal tentang benda mungil yangunik namun menarik. Dengan begitu, setelah membaca tulisan ini sobatbisa mulai beraksi mengumpulkan prangko dan menjadikannya benda-benda koleksi kesayangan.

     Ba g ia n  1

    10BagianTubuh Prangko yangPerlu Sobat Kenali

    Analogi Sebuah Tubuh

    Sebuah prangko ibarat sebuahtubuh. Dia memiliki sejumlahanggota dengan fungsi dankegunaan masing-masing. Tentusaja, jangan disamakan tubuhprangko dengan tubuh kita.Sebab prangko diciptakan untukmenjalankan fungsi yang berbedadengan fungsi tubuh kita, ya kan? Masih ingatkah sobat apa fungsiprangko? Yup, prangko berfungsi

    prangko. Termasuk tubuh macamapa yang pas buat prangko agarbisa menjalankan fungsi tersebutdengan sebaik-baiknya.

    Berikut ini ada 10 bagian tubuhdari sebuah prangko yang perlusobat ketahui. Semoga saja, sobatmakin mengenal dan kemudian

     jatuh cinta kepadanya.

    sebagai tanda bukti bahwa suratyang hendak dikirim melalui possudah dibayar ongkos kirimnya.Caranya? Dengan menempelkansekeping atau beberapa kepingkertas bernama prangko padabagian amplop surat yang telahdibubuhi alamat lengkap baik asalmaupun tujuannya.

    Dengan mengetahui fungsi danpenggunaan prangko kini sobatdapat mengetahui pula hal-halapa saja yang perlu ada pada

    PERFORASI

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    44/56

    PERFORASI

    42 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Prangko dibuat dari kertas.Namun begitu, seperti halnya

    uang, kertas untuk prangkobukanlah kertas sembarang.Kertas prangko dilengkapi dengansejumlah pengaman (securitypaper) agar prangko tidak mudahditiru dan dipalsukan.

    Saat ini, prangko Indonesiamenggunakan kertas bermerkTullis Russel, yang pada bagiantertentu tersembunyi kode-kodeyang hanya bisa diketahui kalausobat mencermatinya dengan alatpendeteksi.

    Perusahaan percetakan yangditugasi memproduksinya punbukan percetakan sembarang.Percetakan harus memenuhisyarat pengamanan yang tinggi(security printer), sehingga kecilkemungkinan prangko-prangko

    tersebut beredar tanpa hak ataumemproduksi prangko tanpaprosedur resmi yang ketat.

    Pendek kata, prangko terbuatdari kertas. Tapi percayalah itu

    1 Tubuh prangkoterbuat dari kertas

    Prangko digunakan dengan cara ditempelpada amplop surat/dokumen yang hendakdikirim. Sehingga untuk memudahkannyadiperlukan teknologi perekat yang diaplikasikanpada bagian punggung prangko. Perekatitu diberikan pada proses pencetakan,lalu dibiarkan mengering, dan nanti bilaprangko hendak ditempelkan sobat cukup

    membasahinya dengan sedikit air Lem perekatyang digunakan prangko Indonesia masa kiniumumnya merupakan gum arab.

    Pada masa lalu, beberapa penerbitan prangkotidak diberi lem perekat. Ini suatu hal yangmenarik, karena tidaklah lazim dalampenerbitan prangko. Prangko yang tidak lazimboleh juga sobat jadikan pilihan untuk dikoleksi.

    2Punggung prangkomemiliki lem perekat

    bukan kertas sembarang kertasmelainkan kertas khusus yangmenjamin prangko tak bisadipalsukan.

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    45/56

    Perforasi  43

    3 Beragam bentuk tubuh prangko

    Bentuk selalu memikat. Demikian pula prangko.Harus yang memikat dalam pengertian geometri.

    Ada sejumlah bentuk pada bidang-bidang geometriseperti persegi panjang, bujur sangkar, lingkaran,dan segitiga, dan lainnya. Nah, bentuk geometripaling lazim pada prangko adalah empat persegipanjang dan bujur sangkar. Namun seiring dengankemajuan teknologi cetak dan meluasnya kreativitasperancangnya, bentuk-bentuk lain juga banyakdikembangkan, seperti segitiga, jajaran genjang,trapesium, hingga lingkaran. Bahkan di sejumlahnegara terdapat prangko dengan bentuk geometriyang tak beraturan seperti mengikuti bentuk bukityang terdapat pada gambar prangko, atau mengikuti

    bentuk pulau suatu wilayah.Perlu dicatat, bentuk segitiga pertama kali digunakanpada prangko Indonesa yang terbit pada 1996 gunamenandai peluncuran satelit Palapa C . Sementarabentuk Jajaran genjang diperkenalkan pada tahun1999 pada penerbitan prangko seri Jamur.

    Gigi atau perforasi adalah keunikan yang dimilikiprangko. Sebenarnya, penerapan perforasi padabagian pinggir prangko bukan tanpa tujuan.

    Perforasi diterapkan untuk memudahkan kita ketikamemisahkan sekeping prangko dari lembarannya.Bayangkan kalau tidak diberi perforasi. Susah sekaliuntuk menyobek sekeping prangko, jika tidak hati-hati dapat merobek seluruh lembarannya.

    Perforasi dikerjakan menggunakan teknologiyang hasilnya tergolong unik dan menarik.Sehingga perforasi yang dihasilkan bermacam pulabentuknya, ada yang bintang ada yang lingkarandan sebagainya. Demikian pula, pada prangko telahditetapkan berapa jumlah gigi pada masing-masing

    sisinya.Di kalangan latelis jumlah dan keunikan gigi

     juga bisa menjadi bahan pertimbangan dalammengoleksi prangko lho. Untuk kepentingan ini paraahli lateli bahkan menciptakan penggaris khususpengukur dan penghitung gigi prangko.

    4 Pinggiran tubuh dibuatbergerigi (perforasi)

    Soal besar dan kecil ukuran sebuah prangko bisamenjadi sumber inspirasi bagi para pengumpulprangko. Pada saat ini, Indonesia sudah membuatketentuan mengenai ukuran prangko yangdterbitkan. Dengan ukuran standar tersebut,pencetakan prangko menjadi lebih terstandar.

    Tahukah Sobat, manakah prangko Indonesia denganukuran terbesar? Yang terkecil?

    5 Ukuran prangkobisa berarti banyak

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    46/56

    PERFORASI

    44 Philanesia ▪ 1 ▪ Januari 2016

    Wajah merupakan bagian utama yang mengisihampir seluruh ruang depan dari sekeping

    prangko. Tak bisa dimungkiri, ukuran prangkoyang relatif mungil memaksa para perancanguntuk memanfaatkan semaksimal mungkinbagian depan prangko menjadi muka yangpenuh informasi lagi memikat. Itu sebabnya,para penerbit prangko merancang bagian mukadengan sebaik-baiknya.Pada bagian wajah itu sekurang-kurangnyaterdapat nama negara penerbit, nilai nominal(face value), tahun terbit, dan ilustrasi atau pesantertentu. Sejumlah negara juga menempatkansecara tersembunyi pengaman prangko seperti

    watermark  pada bagian wajah ini.Kualitas penampilan prangko sangat ditentukanoleh teknik cetak yang digunakan. Ada beberapateknik cetak yang digunakan Indonesia dalammemproduksi prangko, antara lain rotogravure dan offset. Rotogravure atau cetak Dalammerupakan teknik dimana bahan atau materiyang hendak dicetak berada pada gulungan/ rol yang kemudian dikonversi pada bidangkertas yang dilintaskan pada rol/gulungantersebut. Sementara Offset  merupakan teknikcetak dimana imaji dipindahkan dari plat ke

    lembar karet untuk kemudian diteruskan padalembaran bidang cetak. Kombinasi kedua teknikini menjadi andalan Indonesia dalam mencetakprangko, selain hasilnya lebih bagus, jugamemungkinkan hasil cetakan lebih tajam.

    6 Wajah adalahbagian utama prangko

    Setiap prangko wajib mencantumkan nama negarapenerbitnya. Ini diperlukan agar diketahui darimana asal kiriman surat tersebut. Terlebih lagiprangko berlaku universal, artinya pengirimansurat harus diterima dan diteruskan oleh seluruhnegara anggota Perhimpunan Pos Sedunia (UPU).Jadi, agar jelas urusannya, pencantuman negaramenjadi sebuah keharusan.

    Menariknya, nama negara yang dicantumkan jugakerap berubah-ubah seiring dengan perubahanadministrasi pos yang menerbitkannya. Sebut sajaprangko kita, pertama kali terbit menggunakannama Nederlansch Indie, lanjut dengan RepublikIndonesia, lalu berganti hanya Indonesia,sempat pula menjadi Republik Indonesa Serikat(RIS), kemudian kembali ke Republik Indonesia,

    dan sejak tahun 2000 prangko kita hanyamenggunakan nama Indonesia.

    Uniknya, ada satu negara yang sampai saat inisecara konsisten tidak mencantumkan namanegara dalam prangko yang diterbitkannya.Sebagai gantinya mereka hanya menampilkansimbol tertentu yang menandakan siapa penguasadari negara tersebut. Negara manakah itu?

    7 Nama Negaramerupakan identitas prangko

  • 8/15/2019 Majalah Filateli Philanesia 01-2016

    47/56

    Perforasi  45

    Tak sempurna wajah sebuah prangko tanpa ilustrasiatau teks pesan di atasnya. Demikianlah, setiap prangkopasti menyempurnakan dirinya dengan elemen visual

    dan teks dengan pesan-pesan tertentu. Sebenarnya,pada awal-awal penerbitannya, visual yang ditampilkanpada prangko sebatas lam