M2 Pelarut & Industrial Skin Disease2011

39
Pelarut dan Kesehatan di Lingkungan Kerja

Transcript of M2 Pelarut & Industrial Skin Disease2011

Pelarut dan Kesehatan di Lingkungan Kerja

Pelarut dan Kesehatan di Lingkungan Kerja

Definisi

materi yang berfungsi untuk melarutkan materi lain, dapat berbasis air atau senyawa organik

Air :

mengandung asam, alkali, deterjen

Senyawa organik :

contoh: dry cleaning, thinner cat, pembersih mesin tik, desktop, pelarut pestisida, penghilang lemak dan minyak, pengekstrasi

PELARUT DALAM INDUSTRI

KESEHATAN :

Keracunan karena pelarut bersifat toksik

KESELAMATAN :

Pelarut sebagai penyebab kebakaran/kecelakaan

Gangguan Terhadap Kesehatan

Senyawa Toksik

Senyawa yang memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya (hewan, tumbuhan, dll)

Efek toksik fungsi dari:

Sifat senyawa

Jumlah yang masuk/dosis

Portal of Entry

Resistensi Individu

Portal of Entry

Oral/Mulut (sistem pencernaan)

Inhalasi

Absorpsi (kulit)

Suntikan

ORAL

Mulut

Kerongkongan

Lambung

Usus Halus

Usus Besar

Ekskresi

Senyawa kimia terinhalasi bentuk:

Gas:

Senyawa kimia dimana molekul2nya bergerak bebas dalam ruang terbatas pada tekanan dan temperatur normal

Vapor (uap):

Fasa gas suatu senyawa kimia dimana pada Temperatur dan Tekanan Normal berbentuk cairan atau padatan vapor pressure

Aerosol:

suspensi partikel solid atau tetesan cairan dalam media gas: dust, mist, fume, fog, fiber, smoke dan smog

INHALASI

ABSORPSI melalui KULIT

Faktor2 penentu laju absorpsi

Kelarutan dalam lemak

Ukuran molekul

Kelarutan dalam air

Derajat Ionisasi

Struktur kulit manusia

2009 WebMD, LLC.

Efek Senyawa Toksik

Akut:

paparan sekaligus konsentrasi tinggi efek segera iritasi kematian

Kronik:

paparan konsentrasi rendah dalam waktu lama akumulasi senyawa toksik gangguan kes

Dosis dan Respons

Dosis:

jumlah senyawa kimia yang masuk ke dalam tubuh

Respons:

efek atau respons tubuh: sakit atau kematian

Dosis

Dose Treshold :

dosis minimum yang menghasilkan efek terukur

Lethal Dose:

dosis yang dapat menyebabkan kematian

Lethal Concentration:

konsentrasi terinhalasi yang dapat menyebabkan kematian

NAB (Nilai Ambang Batas)

Standard dan Batas Paparan

Threshold Limit Values

Konsentrasi senyawa kimia dalam udara, dimana pada konsentrasi tersebut hampir seluruh pekerja yang terpajan dari hari ke hari selama dalam waktu kerja tidak akan mengalami efek merugikan

kerentanan perseorangan sangat bervariasi ada pekerja (%-ase kecil) yang mengalami gangguan pada konsentrasi dibawah atau pada nilai TLV

Threshold Limit Values

3 kategori TLV:

Time-weighted average (TWA)

Short-term exposure limit (STEL)

Ceiling (C)

Threshold Limit Values

Time-weighted average:

Nilai pajanan senyawa toksik harian tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap pekerja (8 jam/hari dan 40 jam/minggu)

C1 = Konsentrasi senyawa pada waktu T1

T1 = Paparan perioda waktu pertama selama 8 jam kerja

C2 = Konsentrasi senyawa pada waktu T2

T2 = Paparan perioda waktu kedua selama 8 jam kerja

Cn = Konsentrasi senyawa pada waktu Tn

Tn = Paparan perioda waktu ke-n selama 8 jam kerja

Threshold Limit Values

Short-term exposure Limit (STEL):

Konsentrasi pajanan yang dapat diterima menerus oleh pekerja selama maks 15 menit tanpa efek. tidak boleh dilampaui pada waktu kapan saja selama hari kerja, walaupun 8 jam TWA masih memenuhi TLV-TWA, TLV konsentrasi tanpa efek: iritasi, kerusakan jaringan , narcosis , dll

Ceiling:

Nilai maksimal pajanan yang tidak boleh dilampaui baik dalam waktu pendek dan untuk alasan apa pun

Short-term exposure Limit (STEL)

konsentrasi STEL dalam satu hari tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali dengan jeda min 60 menit

MSDS

Material Safety Data Sheet, memuat:

General information: produsen, alamat, telp, emergency contact

Hazardous Inggredients: nama kimiawi,

Karakteristik fisik dan kimia: karakteristik penguapan serta kandungan senyawa

Fire and explosive hazard data:

Data reaktivitas: stabilitas senyawa

Bahaya kesehatan: simptom, pertolongan pertama

Safe handling and use: penyimpanan, pembuangan

Control measure

SOLVENT

Definisi

Klasifikasi

Efek

Potensi Bahaya

PROSEDUR Aman

SOLVENT

CLASSIFICATION

Berbasis Air (Aqueous)

Berbasis Bukan Air (Non-Aqueous)

Organik

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

Hexane, Benzine, Mineral spirits

Major Classes of Common Organic Solvents

Cyclohexane, Turpentine

Benzene, Toluene, Xylene

Tetrachloromethane (CCl4), 1,1,1, trichloroethane

Methanol, Ethanol, Propanol

Methyl ethyl ketone, Acetone

Ethyl ether, Isopropyl ether, Ethylene glycol monoethyl ether

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

Hexane, Benzine, Mineral spirits

HEALTH EFFECT

Depresi susunan saraf pusat, dermatitis,

Umumnya inert, paling tidak reaktif

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Efek hampir sama dengan aliphatic, hanya tidak terlalu inert.

Efek utama adalah dermatitis

Berbagai HC cyclic yang terinhalasi dapat dimetabolisme oleh tubuh menjadi zat yang kurang toksik.

Cyclohexane, Turpentine

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Benzene sangat toksik terhadap jaringan pembuat sel darah,

Toluena dan xylena yang tercampur metil-etil-keton dapat menyebabkan mual dan pusing.

Pada hewan percobaan, kerusakan dapat terjadi pada eksposur pertama,

Benzene dapat diabsorpsi lewat kulit dan inhalasi. Oleh karena itu, seringkali dilarang dipakai bila pencucian menyebabkan terjadinya kontak kulit dan inhalasi.

HC Aromatic cair menyebabkan iritasi lokal dan vasodilatasi (pelebaran saluran darah). Bila terinhalasi dalam jumlah banyak akan terjadi kelainan paru-paru yang parah.

Efek lain: dermatitis & SSP

Benzene, Toluene, Xylene

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Efek bergantung pada Halogen yang terikatnya. Yang paling toksik: CCl4 dengan efek terhadap ginjal, hati, SSP, dan pencernaan. TLV: 10 ppm, Eksposur kronis CCl4 menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Trifluorotrikloro-etan di lain pihak, toksisitasnya rendah (TLV: 1000 ppm). Karena sifatnya yang tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, maka digunakan secara umum sebagai substitute material yang lebih berbahaya.

HC terklorinasi umumnya lebih toksik daripada HC terfluorinasi. Taraf toksisitas HC terklorinasi: menengah. Trikloro-etilen-> SSP, dermatitis, kerusakan hati, perubahan kepribadian pernah dideteksi.

Tetrachloromethane (CCl4),

1,1,1, trichloroethane

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Sangat berpengaruh thd SSP dan hati.

Methanol menyebabkan gangguan ketajaman penglihatan, dimetabolisme secara lambat, dan menghasilkan metabolit yang juga toksik. Oleh karenanya, methanol >>toksik ethanol

Ethanol: cepat diuraikan dan diubah menjadi CO2, mrp alcohol yang paling tidak toksik.

Propanol lebih toksik, mudah termetabolisme menjadi metabolit yang >> toksik.

Homolog yang lebih tinggi akan lebih iritatif dan toksik dibanding dengan homolog yang lebih rendah.

Methanol, Ethanol, Propanol

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Iritatif terhadap mata, hidung, tenggorokan. Karenanya tidak diperkenankan dalam penggunaan konsentrasi tinggi.

Metil-etil-ketone bersama dengan toluena & xylena vertigo & mual

Konsentrasi rendah: gangguan pada kemampuan penilaian (judgement).

Keton aliphatic yang jenuh: mudah diekskresikan dan jarang menimbulkan efek sistemik.

Methyl ethyl ketone, Acetone

SOLVENT

HC Aliphatic

HC Cyclic

HC Aromatic

HC Halogenated

Alcohol

Ketone

Ether

HEALTH EFFECT

Bersifat anestetik.

Bahayanya disebabkan adanya kecenderungan berubah menjadi peroxide yang explosif.

Ether terhalogenasi juga lebih toksik.

Ether glycol efeknya terhadap otak, darah, jantung, mudah diserap lewat kulit dan menimbulkan efek saraf termasuk perubahan kepribadian.

Etilen glikol mono-etil-eter jarang menimbulkan efek buruk.

Ethyl ether, Ether glycol,

SOLVENT

TOKSISITAS

POTENSI HAZARD

TEKANAN UAP

KEADAAN VENTILASI

KONSENTRASI DI UDARA

LOWER EXPLOSIVE LIMIT

AUTO IGNITION TEMPERATURE

FLASH POINT

Organic liquids

Substance Vapor hazard (a)TLVGasoline176 500Carbon tetrachloride14,17010Turpentine66100Phenol1325Benzene5,00025

(a) Ratio (ppm/ppm) of equilibrium vapor concentration at

25oC to the TLV

in order of vapor hazard ?

Organic liquids arranged in order of vapor hazard

Substance Vapor hazard (a)TLVCarbon tetrachloride14,17010Benzene5,00025Gasoline176 500Phenol1325Turpentine66100

(a): Ratio (ppm/ppm) of equilibrium vapor concentration at

25oC to the TLV

SOLVENT

TOKSISITAS ?

TLV: 500 ppm vs 350 ppm ?

TEKANAN UAP

VHR: 1080 vs 300 ?

KEADAAN VENTILASI

?

KONSENTRASI DI UDARA

Tinggi vs rendah ?

SOLVENT

LOWER EXPLOSIVE LIMIT ?

LEL / LFL ?

AUTO IGNITION TEMPERATURE

800OF VS 1100OF ?

FLASH POINT

109OF VS 91OF ?

Flammable Mixtures

NonFlammable Mixtures

NonFlammable Mixtures

Upper Flammable Limit

(UFL)

Lower Flammable Limit

(LFL)

Flash Point

Temperature

Combustible vapor-air concentrations

A

B

C

8

......

2

2

1

1

n

n

T

C

T

C

T

C

TWA

+

+

+

=