Permeneg PP&PA No.14 Th 2010 - Pedoman Pengem Kab-Kota Layak Anak Tingkat Prov .
M asterplan Perencanaan Pengem bangan Kaw asan Peternakan...
Transcript of M asterplan Perencanaan Pengem bangan Kaw asan Peternakan...
Masterplan Perencanaan Pengembangan Kawasan Peternakan Provinsi Aceh
Kerjasama Dinas Peternakan Propinsi Aceh
dengan Fakultas Peternakan IPB
2017
REALISASI NILAI PMDN
Investasi Bidang Pertanian
PMDN dan PMA Peternakan
Investasi Bidang Peternakan
PMDN dan PMA TW I
KLASTER I
CCO (Breeding,
Pembiakan)
Kelompok
Usaha
(Koperasi)
KLASTER 2
Penggemukan
KLASTER 3
RPH
KLASTER 4
Pengolaha
n
Industri Kreatif
- Tas,
- Sepatu,
Jaket, - Sabuk
dll
By Product
-Kulit
-Tulang dll
Limbah - Pupuk organic
-Gas
- Listrik
Bakalan utk penggemukan
Pasar
Bakalan indukan
Kel 2
Kel 4
Kel 6
Kel 5
Kel 3
Model Pengembangan Industri Sapi Potong & Kerbau di Aceh
Kelompok
Usaha
(Koperasi)
Product
- Retail com. cut
- Bakso, Sosis
- Corned beef
- Smoked beef dll
Socio Business -10 TH
Profit Center
KLASTER TANAMAN - Tebu
- Jagung, Padi dll
- Tanaman Pakan
Karkas
Carcass, frozen
& chilled meat
Sapi siap potong
Sapi siap
potong
TUJUAN
Tujuan umum : menyusun dokumen perencanaan dan strategi
pengembangan kawasan peternakan dalam jangka pendek, menengah
dan panjang di Provinsi Aceh.
Tujuan khusus : Mengidentifikasi potensi peternakan di Provinsi Aceh;
Menentukan komoditas unggulan peternakan di Provinsi Aceh;
Menganalisis sentra produksi peternakan dan episentrum pengembangan
peternakan di Provinsi Aceh;
Menyusun rencana induk dan rencana strategis serta program pengembangan
peternakan di Provinsi Aceh.
Tersusunnya Masterplan Pengembangan Kawasan Peternakan di Provinsi Aceh berupa dokumen yang meliputi :
Lokasi episentrum pengembangan peternakan di Provinsi Aceh;
Rencana umum pengembangan kawasan peternakan di Provinsi Aceh;
Rencana strategis pengembangan kawasan peternakan di Provinsi Aceh; dan
Rencana implementasi program pengembangan kawasan peternakan di Provinsi Aceh.
KELUARAN / OUTPUT
Outcomes
Peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha peternakan di Provinsi
Aceh untuk mendukung tercapainya swasemba daging sapi;
Menjadikan Provinsi Aceh sebagai pusat pertumbuhan kawasan
ekonomi baru di Indonesia dan lebih khusus lagi dapat mengangkat
perekonomian wilayah Aceh dalam perannya sebagai pensuplai
kebutuhan daging sapi dan produk pertanian di tingkat lokal,
regional, dan nasional bahkan dunia;
Terciptanya kekuatan ekonomi produktif yang sifatnya memberikan
dampak yang berlipat sehingga mampu mengangkat daerah Aceh.
METODE
Penyusunan master plan kawasan peternakan meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1. Desk study yang meliputi : studi pustaka dan koleksi data sekunder.
2. Analisis potensi wilayah pengembangan ternak (ruminansia besar).
3. Analisis potensi dan prospek pengembangan sentra produksi ternak
(ruminansia besar).
4. Focus group discussion ( FGD) dengan pihak terkait.
5. Perumusan strategi dan program pengembangan sentra produksi
ternak (ruminansia besar).
6. Analisis Data Spasial dan Penyusunan Peta Tematik
7. Seminar laporan.
8. Perbaikan dan penyempurnaan laporan
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lokasi kajian meliputi 18 Kabupaten dan 5 Kota
di Wilayah Provinsi Aceh.
Kegiatan penyusunan masterplan ini dilakukan
selama 4 bulan.
LOKASI DAN WAKTU
Data primer
Data primer diperoleh melalui survey data lapangan
yang meliputi observasi lapangan, verifikasi data
sekunder, dan wawancara dengan stakeholder terkait.
Data sekunder
Dilakukan dengan pengumpulan data-data yang
dipublikasikan oleh dinas/lembaga pemerintah, seperti
BPS, Bappeda dan Dinas Pertanian.
JENIS DATA
Penentuan Sentra Pengembangan Ternak
A. INDIKATOR
PETERNAKAN
1. Populasi Ternak
2. Ketersediaan Sumber
HMT
3. Ketersediaan Sumber
Konsentrat
4. Fasilitas Penunjang
5. Teknologi Produksi
6. Luasan Lahan/
satuan ternak
B. INDIKATOR SDM & KELEMBAGAAN
10. SDM petugas
peternakan/Populasi
Ternak
9. Kelembagaan Ternak
8. Populasi
ternak/peternak
7. SDM Peternak
C. INDIKATOR EKONOMI WILAYAH
12. Pendapatan per kapita
13. Dukungan
Infrastruktur
14. Dukungan
Agroindustri
11. Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah
Terdiri dari 14 Indikator untuk
menentukan sentra pengembangan
peternakan
Setiap indikator dianalisis berdasarakan
existing condition dan diberikan skor
(1-5)
Setiap indikator juga diberikan bobot
berdasarakan Expert Judgement dengan
metode Analytical Hierarchy Process
Sentra Pengembangan Agroindustri
4 Indikator Ekonomi Wilayah
Sentra Pembibitan
Indikator populasi ternak,
ketersediaan sumber HMT, luasan
lahan/satuan ternak, kelembagaan
Sentra Penggemukan
3 Indikator utama yaitu
Peternakan, SDM & Kelembagaan,
Ekonomi Wilayah
Analisis Dampak Ekonomi Wilayah
Linkages Analysis
Linkages Analysis digunakan untuk menghitung dampak pembangunan peternakan di Provinsi Aceh terhadap pertumbuhan sektor hulu peternakan (backward linkages=BL) dan sektor hilir peternakan (forward linkages=FL)
n
i
n
j
ij
n
i
ij
j
n
BL
1 1
1
n
i
n
j
ij
n
j
ij
i
n
FL
1 1
1
BLj = indeks total keterkaitan ke belakang sektor j
FLi = indeks total keterkaitan ke depan sektor i
αij = matriks kebalikan leontief pada Tabel Input-Output Aceh
Analisis Dampak Ekonomi Wilayah
Multiplier Effect Analysis
Multiplier Analysis digunakan untuk menghitung seberapa besar pembangunan sektor peternakan di Aceh mampu menciptakan efek pengganda bagi output dan pendapatan pada perekonomian Provinsi Aceh secara keseluruhan.
∆X = multiplier
(I-A)-1 = matriks kebalikan leontief pada Tabel Input-Output Aceh
∆XF = perubahan final demand sektor ternak dan olahannya
iFAIX 1)(
POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Padi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Jagung
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kedele
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kacang Tanah
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kacang Hijau
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Ubi Jalar
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kelapa Sawit
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kelapa
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kopi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Kakao
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Lahan Tanaman Karet
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
SUMBER DAYA TERNAK
SAPI PEDAGING
Jenis sapi :
Sapi Aceh
(dominan), Bali,
Peranakan Ongol
(PO), Silangan lokal
(SimPo, LimPo)
Sistem
pemeliharaan :
ekstensif, semi-
intensif, intensif
Sebaran Sapi:
Aceh Besar
Aceh Utara
Aceh Tamiang
Pidie
Aceh Timur
Bireuren
No. Kabupaten-Kota Sapi(ekor) 1 Simeulue 3.564
2 Aceh Singkil 4.381
3 Aceh Selatan 2.232
4 Aceh Tenggara 5.019
5 Aceh Timur 72.101
6 Aceh Tengah 8.351
7 Aceh Barat 4.814
8 Aceh Besar 111.060
9 Pidie 72.390
10 Bireuen 67.741
11 Aceh Utara 107.119
12 Aceh Barat Daya 2.544
13 Gayoluwes 6.485
14 Aceh Tamiang 76.984
15 Nagan Raya 11.195
16 Aceh Jaya 20.350
17 Bener Meriah 3.876
18 Pidie Jaya 21.580
19 Kota Banda aceh 2.661
20 Kota Sabang 3.198
21 Kota Langsa 7.447
22 Kota Lhoksumawe 9.642
23 Kota Subulussalam 2.895
TOTAL 627.629
KERBAU
Kerbau Rawa (lumpur)
Sistem pemeliharaan :
- umumnya ekstensif di padang penggembalaan, areal persawahan pasca panen, kawasan pinggir hutan
Sebaran Kerbau:
Simeulue
Aceh Besar
Aceh Barat
Aceh Timur
Aceh Tengah
Pidie
Nagan Raya
No. Kabupaten-Kota Kerbau (ekor) 1 Simeulue 38.505
2 Aceh Singkil 938
3 Aceh Selatan 7.799
4 Aceh Tenggara 593
5 Aceh Timur 11.791
6 Aceh Tengah 13.861
7 Aceh Barat 21.769
8 Aceh Besar 32.530
9 Pidie 11.756
10 Bireuen 4.529
11 Aceh Utara 5.902
12 Aceh Barat Daya 4.710
13 Gayoluwes 5.727
14 Aceh Tamiang 674
15 Nagan Raya 10.495
16 Aceh Jaya 5.391
17 Bener Meriah 5.710
18 Pidie Jaya 2.554
19 Kota Banda aceh 48
20 Kota Sabang 129
21 Kota Langsa 187
22 Kota Lhoksumawe 77
23 Kota Subulussalam 295
TOTAL 185.970
KAMBING & Domba
Kambing Kacang
Domba lokal (Ekor Gemuk)
Sistem pemeliharaan : semi-intensif
Sebaran :
Kambing
Aceh Besar
Pidie
Aceh Timur
Aceh Utara
Domba
Aceh Besar
Bireuen
No. Kabupaten Kambing (ekor) Domba (ekor) 1 Simeulue 5.559 -
2 Aceh Singkil 4.642 687
3 Aceh Selatan 19.073 3.966
4 Aceh Tenggara 10.911 336
5 Aceh Timur 93.197 15.230
6 Aceh Tengah 15.017 288
7 Aceh Barat 13.289 908
8 Aceh Besar 121.517 28.998
9 Pidie 96.432 6.312
10 Bireuen 43.766 28.315
11 Aceh Utara 80.892 15.006
12 Aceh Barat Daya 16.202 4.277
13 Gayoluwes 3.917 2.959
14 Aceh Tamiang 29.542 13.350
15 Nagan Raya 11.706 817
16 Aceh Jaya 41.682 4.467
17 Bener Meriah 12.947 1.389
18 Pidie Jaya 17.117 1.537
19 Kota Banda aceh 6.301 285
20 Kota Sabang 4.566 13
21 Kota Langsa 8.164 1.138
22 Kota Lhoksumawe 13.496 769
23 Kota Subulussalam 8.563 2.008
TOTAL 678.498 133.055
UNGGAS LOKAL
Ayam Kampung
Itik Lokal
Sistem pemeliharaan :
intensif, semi-intensif
No. Kabupaten Ayam Buras (ekor) Itik (ekor) 1 Simeulue 71.777 12.429
2 Aceh Singkil 89.374 3.809
3 Aceh Selatan 263.495 37.943
4 Aceh Tenggara 87.369 50.671
5 Aceh Timur 208.662 118.847
6 Aceh Tengah 171.640 96.213
7 Aceh Barat 137.401 30.689
8 Aceh Besar 505.168 951.120
9 Pidie 960.015 593.947
10 Bireuen 800.678 324.987
11 Aceh Utara 895.864 260.510
12 Aceh Barat Daya 226.847 83.648
13 Gayoluwes 64.122 41.213
14 Aceh Tamiang 216.351 32.602
15 Nagan Raya 23.773 15.487
16 Aceh Jaya 185.143 127.477
17 Bener Meriah 64.164 12.392
18 Pidie Jaya 58.811 44.776
19 Kota Banda aceh 63.115 19.129
20 Kota Sabang 134.229 2.646
21 Kota Langsa 214.000 19.474
22 Kota Lhoksumawe 207.111 109.262
23 Kota Subulussalam 84.316 8.437
TOTAL 5.733.425 2.997.708
Sebaran :
Ayam Buras
Pidie
Aceh Utara
Bireuen
Aceh Besar
Itik
Pidie
Aceh Besar
Sebaran Ayam Ras
Ayam Ras Pedaging
Aceh Besar
Aceh Utara
Kota Langsa
Ayam Ras Petelur
Aceh Besar
Aceh Timur
Kota Utara
No. Kabupaten Ras Pedaging Ras Petelur 1 Simeulue 89.761 -
2 Aceh Singkil 754 642
3 Aceh Selatan 195.871 23.746
4 Aceh Tenggara 13.878 -
5 Aceh Timur 363.612 109.007
6 Aceh Tengah 72.215 -
7 Aceh Barat 68.712 1.821
8 Aceh Besar 1.424.195 177.838
9 Pidie 262.254 -
10 Bireuen 210.248 15.617
11 Aceh Utara 1.353.094 87.567
12 Aceh Barat Daya 12.948 -
13 Gayoluwes 32.663 1.835
14 Aceh Tamiang 99.617 2.020
15 Nagan Raya 17.517 3.096
16 Aceh Jaya 264.362 721
17 Bener Meriah 23.643 -
18 Pidie Jaya 170.216 9.148
19 Kota Banda aceh 6.076 -
20 Kota Sabang 32.786 -
21 Kota Langsa 600.869 -
22 Kota Lhoksumawe 72.988 3.075
23 Kota Subulussalam 86.987 3.745
TOTAL 5.475.266 439.878
Kabupaten
Produksi Daging (kg) Konsumsi Daging (kg)
Sapi Kerbau Total Sapi Kerbau Total
Simeulue 6.010 28.463 34.473 0,07 0,32 0,38
Aceh Singkil 123.886 98.175 222.061 1,06 0,84 1,90
Aceh Selatan 66.693 217.181 283.874 0,29 0,95 1,24
Aceh Tenggara 210.936 87.244 298.180 1,03 0,43 1,46
Aceh Timur 1.187.097 92.813 1.279.910 2,89 0,23 3,11
Aceh Tengah 175.069 334.331 509.400 0,87 1,67 2,54
Aceh Barat 80.264 345.881 426.145 0,41 1,75 2,15
Aceh Besar 3.197.580 907.706 4.105.286 7,98 2,26 10,24
Pidie 864.295 187.894 1.052.189 2,03 0,44 2,47
Bireuen 777.827 8.044 785.871 1,75 0,02 1,77
Aceh Utara 956.773 174.281 1.131.054 1,61 0,29 1,91
Aceh Barat Daya 79.489 78.994 158.483 0,55 0,55 1,11
Gayoluwes 44.010 41.044 85.054 0,49 0,46 0,95
Aceh Tamiang 673.134 206 673.340 2,38 0,00 2,38
Nagan Raya 59.714 134.269 193.983 0,38 0,85 1,23
Aceh Jaya 91.509 53.006 144.515 1,04 0,60 1,65
Bener Meriah 51.571 117.975 169.546 0,37 0,84 1,21
Pidie Jaya 312.527 53.625 366.152 2,06 0,35 2,42
Kota Banda Aceh 1.149.291 230.175 1.379.466 4,51 0,90 5,41
Kota Sabang 144.631 20.419 165.050 4,30 0,61 4,91
Kota Langsa 398.607 - 398.607 2,36 - 2,36
Kota Lhoksumawe 8.918 - 8.918 0,05 - 0,05
Kota Subulussalam 53.703 15.056 68.759 0,70 0,20 0,89
Total/Rataan 10.713.534 3.226.782 13.940.316 2,10 0,63 2,74
Sebaran Produksi dan Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau
di Provinsi Aceh 2016
No Variabel Tahun Pengembangan
2018 2021 2024 2027
1 Jumlah penduduk (jiwa) 5.196.254 5.523.618 5.871.606 6.241.517
2 Konsumsi daging sapi
(kg/kapita)
2,1 2,39 2,73 3,11
3 Total kebutuhan daging
sapi (ton)
10.912,1 13.220,1 16.016,1 19.403,5
4 Jumlah pemotongan
sapi (ekor)
61.983 75.093 90.975 110.216
5 Konsumsi daging
kerbau (kg/kapita)
0.63 0.82 1.07 1.40
6 Total kebutuhan daging
kerbau (ton)
3.273,6 4.536,0 6.285,2 8.708,9
7 Jumlah pemotongan
kerbau (ekor)
17.487 24.231 33.575 46.522
Proyeksi Konsumsi dan Kebutuhan Daging Ruminansia Besar di Provinsi Aceh
Asumsi :
Pertumbuhan penduduk 2,1 %/tahun
Pertumbuhan konsumsi daging sapi 4,6%/kapita/tahun
Pertumbuhan konsumsi daging kerbau 10,1%/kapita/tahun
Struktur Populasi Sapi Tahun Pengembangan (ekor)
2018 2021 2024 2027
Pejantan 48.039 29.473 20.934 18.294
Jantan 1-2 th 59.202 106.685 140.341 189.481
Jantan 2-3 th 83.512 97.325 122.226 166.014
Betina induk 289.638 286.907 395.291 546.948
Anak <1 th 101.373 215.180 316.233 437.558
Dara 1-2 th 59.202 106.685 140.341 189.481
Dara 2-3 th 81.841 97.325 122.226 166.014
Total 722.807 939.582 1.257.590 1.713.790
Produksi Sapi potongan (A)
Jantan 2-3 Tahun 80.172 94.406 119.781 162.694
Pejantan Afkir 4.804 4.421 4.187 3.659
Induk Afkir 48.370 47.913 66.014 91.340
Total 133.345 146.740 189.981 257.693
Kebutuhan sapi potongan (B) 61.983 75.093 90.975 110.216
Rasio A/B 2,2 2,0 2,1 2,3
Kemampuan menjual sapi dara 23.570 26.156 28.542 32.573
Rasio A/B 2.2 1.8 1.6 1.5
Proyeksi Pengembangan Populasi Sapi Potong di Provinsi Aceh Asumsi :
Afkir induk sapi 16,7% /th
Afkir sapi pejantan 20%/th
Angka kelahiran 35% /th
Kematian anak sapi 8% /th
Kematian sapi dewasa 4 %/th
Provinsi Aceh memiliki
kemampuan ekspor
indukan sapi Aceh ke
daerah lain sebesar 20.000
– 25.000 ekor tanpa
menggangu produksi sapi
potongan untuk kebutuhan
masyarakat Aceh
Potensi Pengembangan Industri Penggemukan Sapi di Provinsi Aceh
Asumsi :
Skala usaha 6000 ekor/th Sapi bakalan dr luar 40% 2400 ekor (Sapi Silangan Lokal , BX) Sapi bakalan lokal 60% 3600 ekor(sapi Aceh) Kebutuhan populasi sapi lokal minimal 25000 ekor
Kemampuan Penyediaan Sapi Bakalan Lokal (sapi Aceh)
Siap
(pop. > 70.000 ekor)
Perlu Sedikit
Peningkatan Populasi
(pop. >20.000 ekor)
Perlu Banyak Peningkatan Populasi
(pop. < 10.000 ekor)
Aceh Besar Pidie Jaya Simeulue Nagan Raya
Aceh Utara Aceh Jaya Aceh Singkil Bener Meriah
Aceh Tamiang Aceh Selatan Kota Banda aceh
Pidie Aceh Tenggara Kota Sabang
Aceh Timur Aceh Tengah Kota Langsa
Bireuen Aceh Barat Kota Lhoksumawe
Aceh Barat Daya Kota Subulussalam
Gayoluwes
Struktur Populasi Tahun Pengembangan (ekor)
2018 2021 2024 2027 Pejantan 24.532 11.054 8.587 8.646
Jantan 1-2 th 15.443 20.538 24.830 25.581
Jantan 2-3 th 18.771 17.213 24.391 25.162
Betina induk 102.520 109.684 105.135 105.813
Anak <1 th 33.832 49.358 52.568 52.906
Dara 1-2 th 15.443 20.538 24.830 25.581
Dara 2-3 th 21.740 17.213 24.391 25.162
Total 232.280 245.598 264.731 268.849
Produksi Kerbau potongan (A)
Jantan 2-3 Tahun 18.020 16.697 23.659 24.407
Pejantan Afkir 4.906 2.211 1.717 1.729
Induk Afkir 10.252 18.317 17.558 21.163
Total 33.179 37.225 42.934 47.299
Kebutuhan Kerbau (B) 17.487 24.231 33.575 46.522
Rasio A/B 1,9 1,5 1,3 1,0
Proyeksi Pengembangan Populasi Kerbau di Provinsi Aceh
Asumsi yang digunakan:
Afkir induk sapi 20% /th
Afkir sapi pejantan 20% /th
Angka kelahiran 33% /th
Kematian anak sapi 8% /th
Kematian sapi dewasa 4 % /th
Rasio Produksi Kerbau (A) :
Kebutuhan Kerbau (B)
menunjukan trend yg
menurun hingga 1,0 pada
tahun 2017 perlu
program pengembangan
bibit kerbau di Aceh
Peluang Pasar Sangat Prospektif
PASAR LOKAL
- Konsumsi masyarakat terhadap daging sapi dan kerbau cukup tinggi rata-rata 2,74 kg/kapita/thn
- Bertambahnya penduduk dan berkembangya usaha restoran berdampak thd permintaan daging sapi dan kerbau ke depan
PASAR LUAR ACEH
- Permintaan kerbau dan sapi dari luar (Sumut) cukup tinggi melalui pasar ternak Bireun
- Permintaan thd sapi bibit aceh potensial ke Sumatera (ex : Riau)
INDUSTRI OLAHAN TERNAK & HASIL TERNAK LOKAL
- Adanya industri olahan ternak dan hasil ternak lokal menunjukan permintaan terhadap ternak semakin besar
Potensi Pasar
Potensi Pasar
6 124 67
211
1,187
175 80
3,198
864 778
957
79 44
673
60 92 52
313
1,149
145
399
9 54
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500Sim
eu
lue
Ace
h S
ing
kil
Ace
h S
ela
tan
Ace
h T
en
gg
ara
Ace
h T
imu
r
Ace
h T
en
ga
h
Ace
h B
ara
t
Ace
h B
esa
r
Pid
ie
Bir
eu
en
Ace
h U
tara
Ace
h B
ara
t D
aya
Ga
yo
luw
es
Ace
h T
am
ian
g
Na
ga
n R
aya
Ace
h J
aya
Be
ne
r M
eri
ah
Pid
ie J
aya
Ba
nd
a a
ceh
Sa
ba
ng
Lan
gsa
Lho
ksu
ma
we
Su
bu
luss
ala
m
Konsumsi Daging Sapi di Provinsi Aceh Th. 2016 (ton)
28
98
217
87 93
334 346
908
188
8
174
79 41
0
134
53
118
54
230
20 - - 15
-
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
Sim
eu
lue
Ace
h S
ing
kil
Ace
h S
ela
tan
Ace
h T
en
gg
ara
Ace
h T
imu
r
Ace
h T
en
ga
h
Ace
h B
ara
t
Ace
h B
esa
r
Pid
ie
Bir
eu
en
Ace
h U
tara
Ace
h B
ara
t D
aya
Ga
yo
luw
es
Ace
h T
am
ian
g
Na
ga
n R
aya
Ace
h J
aya
Be
ne
r M
eri
ah
Pid
ie J
aya
Ba
nd
a a
ceh
Sa
ba
ng
Lan
gsa
Lho
ksu
ma
we
Su
bu
luss
ala
m
Konsumsi Daging Kerbau di Provinsi Aceh Th. 2016 (ton)
10,912 13,220
16,016
19,404
3,274 4,536
6,285
8,709
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
2018 2021 2024 2027
Proyeksi Permintaan Daging Sapi dan Kerbau di Aceh
Th. 2018-2027 (ton)
Proyeksi Permintaan Daging Sapi (ton) Proyeksi Permintaan Daging Kerbau (ton)
Permintaan daging sapi dan
kerbau di Aceh tinggi, rata-
rata 2,10 kg/kapita (sapi)
Diproyeksikan 2018-2027
permintaan konsumsi thd
daging sapi dan kerbau terus
meningkat
Sumber: BPS Aceh, 2017 (diolah)
SDM diperlukan untuk mendukung pengembangan
peternakan di Provinsi Aceh. SDM petugas secara umum
sudah ada, seperti dokter hewan/sarjana peternakan, mantra
hewan dan inseminator. Namun jumlahnya masih belum
merata di setiap wilayah
Kelembagaan pada tingkat peternak umumnya sudah
terbentuk di setiap kabupaten/kota, dalam bentuk
kelompok peternak. Namun kondisi di lapangan
memperlihatkan bahwa kelompok peternak ini juga
umumnya merupakan kelompok tani.
Kelompok peternak ini umumnya dibentuk atas dasar
adanya program pemerintah, seperti program bantuan
ternak atau sarana produksi ternak
SDM & Kelembagaan
No Kabupaten/Kota Drh/SPt Inseminator/M
antri Hewan
Kelompok
Ternak
1 Simeulue 5 23 50
2 Aceh Singkil 3 5
3 Aceh Selatan 2 3
4 Aceh Tenggara 4 37 40
5 Aceh Timur 22 53
6 Aceh Tengah 3 15
7 Aceh Barat 8 3 20
8 Aceh Besar 148
9 Pidie 4 14
10 Bireuen 11 17
11 Aceh Utara 7 21
12 Aceh Barat Daya 3 8
13 Gayo Lues 4 20 60
14 Aceh Tamiang -
15 Nagan Raya 2 11
16 Aceh Jaya 12 14 20
17 Bener Meriah 6 19
18 Pidie Jaya 10 41
19 Kota Banda Aceh
20 Kota Sabang 2 10 7
21 Kota Langsa 6 1
22 Kota Lhokseumawe 1 -
23 Kota Subulussalam 2 3
Sumber: Survey Lapangan 2017
ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS PETERNAKAN
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Produksi Hijauan dari Jerami
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Produksi Hijauan dari Perkebunan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Kapasitas Tampung Ternak dari Ketersedian Hijauan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Produksi Dedak Padi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Potensi Produksi Lumpur Sawit
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Produksi Bungkil Inti Sawit
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Potensi Produksi Kulit Kopi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN
Populasi dasar ternak tinggi sebagai sumber indukan
Kriteria hijauan pakan tinggi bersumber dari limbah pertanian dan perkebunan
Luasan lahan mendukung padang penggembalaan, perkebunan dan pertanian
Kelembagaan peternakan mendukung
KRITERIA WILAYAH SEBAGAI SENTRA PEMBIBITAN
Indikator Ekonomi mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah, infrastruktur (ex:pelabuhan, dukungan agroindustri)
Indikator SDM & Kelembagaan mendukung kapasitas SDM peternak dan SDM tenaga pelayanan teknis, kelembagaan ternak berkembang
Indikator Teknis Peternakan mendukung kapasitas teknologi produksi, fasilitas penunjang (kandang, RPH, pasar ternak), ketersediaan HMT dan konsentrat
KRITERIA WILAYAH SEBAGAI SENTRA PENGGEMUKAN
Perkembangan ekonomi wilayah pertumbuhan ekonomi
Dukungan infrastruktur pelabuhan, jalan, pasar ternak, dll
Perkembangan industri pendukung ex RPH, pabrik pakan, industri produk ternak olahan, dll
Pendapatan masyarakat tinggi daya beli
Jika terdapat wilayah yg tidak memenuhi semua indikator sbg sentra industri (skor < 4) namun memiliki potensi, maka perlu dikembangkan dalam mendukung pembangunan peternakan di Aceh
KRITERIA WILAYAH SEBAGAI SENTRA PENGEMBANGAN INDUSTRI PETERNAKAN
Penyusunan Master Pengembangan Perternakan Provinsi Aceh – Banda Aceh, 5 November 2017
Klaster Pengembangan Peternakan Provinsi Aceh
Klaster I
1 Kota Sabang
2 Kota Banda Aceh
3 Kab. Aceh Besar
4 Kab. Aceh Jaya
5 Kab. Pidi
6 Kab. Pidi Jaya
Klaster II
1 Kota Lhoksumawe
2 Kab Bireuen
3 Kab. Bener Meriah
4 Kab. Aceh Tengah
5 Kab. Aceh Utara Klaster IV
1 Kota Langsa
2 Kab. Aceh Tamiang
3 Kab. Aceh Timur
Klaster V
1 Kota Subulussalam
2 Kab. Aceh Tenggara
3 Kab. Aceh Selatan
4 Kab. Aceh Singkil
5 Kab. Simeleu
Klaster III
1 Kab Aceh Barat
2 Kab Nagan Raya
3 Kab. Aceh Barat Daya
4 Kab. Gayo Luwes
Wilayah Sentra Pengembangan Klaster 1
KLASTER 1
No Wilayah SENTRA
PEMBIBITAN
kelembagaan
ternak
(bobot 0,141 )
Populasi
Ternak
(bobot 0,263)
Ketersediaan
HMT
(bobot 0,455)
Luas/TLU
(0,141) SKOR
1 KOTA BANDA ACEH 4.0 2.0 2.0 2.0 2.28
2 KOTA SABANG 4.0 2.0 2.0 2.0 2.28
3 ACEH BESAR √ 4.0 5.0 4.0 2.0 3.98
4 ACEH JAYA √ 4.0 4.0 4.0 4.0 4.00
5 PIDIE √ 3.0 5.0 5.0 3.0 4.44
6 PIDIE JAYA √ 4.0 4.0 3.0 3.0 3.40
No Wilayah SENTRA
PENGGEMUKAN
SDM & Kelembagaan
(bobot 0,297)
Peternakan
(bobot 0,540)
Ekonomi
(Infrastuktur, LPE,
PDRB/kapita,
Agroindustri)
(bobot 0,163)
SKOR
1 KOTA BANDA ACEH 2.57 2.68 4.66 2.97
2 KOTA SABANG 3.43 2.41 3.31 2.86
3 ACEH BESAR v 4.00 3.87 3.68 3.93
4 ACEH JAYA v 3.43 3.61 2.84 3.43
5 PIDIE v 3.29 3.79 2.84 3.49
6 PIDIE JAYA v 3.43 3.15 2.84 3.18
√@ wilayah potensial perlu mendorong tumbuhnya agroindustri
Skor 1-2 --> kurang
Skor 3 - -> cukup
Skor 4-5 --> baik / mendukung
No Wilayah SENTRA
INDUSTRI
Infrastruktur
(bobot 0,370)
LPE
(bobot 0,185)
PDRB/
Kapita
(0,100)
Dukungan
Industri
(bobot
0,345)
SKOR
1 KOTA BANDA ACEH √ 5.0 5.0 5.0 4.0 4.66
2 KOTA SABANG é 4.0 4.0 4.0 2.0 3.31
3 ACEH BESAR √ 5.0 4.0 4.0 3.0 4.03
4 ACEH JAYA 3.0 4.0 3.0 2.0 2.84
5 PIDIE 3.0 4.0 3.0 2.0 2.84
6 PIDIE JAYA 3.0 4.0 3.0 2.0 2.84
Wilayah Sentra Pengembangan Klaster 2
KLASTER 2
No Wilayah SENTRA
PEMBIBITAN
Kelembagaan
ternak
(bobot 0,141)
Populasi Ternak
(bobot 0,263)
Ketersediaan HMT
(bobot 0,455)
Luas/TLU
(bobot 0,141) SKOR
1 ACEH TENGAH v© 2.0 4.0 2.0 4.0 2.81
2 BENER MERIAH v© 2.0 3.0 2.0 4.0 2.55
3 ACEH UTARA v 4.0 5.0 5.0 2.0 4.44
4 BIREUEN v 4.0 5.0 4.0 2.0 3.98
5 KOTA LHOKSUMAWE 2.0 4.0 2.0 2.0 2.53
No Wilayah SENTRA
PENGGEMUKAN
SDM &
Kelembagaan
(bobot 0,297)
Peternakan
(bobot 0,540)
Ekonomi (Infrastuktur, LPE,
PDRB/kapita, Agroindustri)
(bobot 0,163)
SKOR
1 ACEH TENGAH 2.86 2.96 2.47 2.85
2 BENER MERIAH 2.00 2.96 2.57 2.61
3 ACEH UTARA v 4.00 4.37 3.74 4.16
4 BIREUEN v 4.00 4.13 3.90 4.05
5 KOTA LHOKSUMAWE 2.00 2.27 4.19 2.50
√@ wilayah potensial diarahkan khusus untuk pembibitan kerbau dan kuda Gayo
√@ wilayah potensial perbaikan infrastruktur pendukung (jalan, pasar, dll)
Skor 1-2 --> kurang
Skor 3 - -> cukup
Skor 4-5 --> baik / mendukung
No Wilayah SENTRA
INDUSTRI
Infrastruktur
(bobot 0,370)
LPE
(bobot 0,185)
PDRB/ Kapita
(bobot 0,100)
Dukungan Industri
(bobot 0,345) SKOR
1 ACEH TENGAH 2.0 4.0 3.0 2.0 2.47
2 BENER MERIAH 2.0 4.0 4.0 2.0 2.57
3 ACEH UTARA 5.0 3.0 3.0 3.0 3.74
4 BIREUEN v© 4.0 4.0 3.0 4.0 3.90
5 KOTA LHOKSUMAWE v 5.0 3.0 4.0 4.0 4.19
Wilayah Sentra Pengembangan Klaster 3
KLASTER 3
No Wilayah SENTRA
PEMBIBITAN
Kelembagaan
ternak
(bobot 0,141)
Populasi
Ternak
(bobot 0,263)
Ketersediaan
HMT
(bobot 0,455)
Luas/TLU
(0,141) SKOR
1 ACEH BARAT √ 4.0 3.0 4.0 4.0 3.74
2 NAGAN RAYA √ 3.0 4.0 5.0 5.0 4.46
3 ACEH BARAT DAYA 3.0 2.0 3.0 4.0 2.88
4 GAYOLUWES √ 2.0 3.0 3.0 5.0 3.14
No Wilayah SENTRA
PENGGEMUKAN
SDM & Kelembagaan
(bobot 0,297)
Peternakan
(bobot 0,540)
Ekonomi (Infrastuktur,
LPE, PDRB/kapita,
Agroindustri)
(bobot 0,163)
SKOR
1 ACEH BARAT √ 3.15 3.73 3.31 3.49
2 NAGAN RAYA √ 3.00 4.33 2.76 3.68
3 ACEH BARAT DAYA √ 3.00 3.20 2.66 3.05
4 GAYOLUWES 2.57 3.15 2.66 2.90
√@ wilayah potensial perlu mendorong tumbuhnya agroindustri
Skor 1-2 --> kurang
Skor 3 - -> cukup
Skor 4-5 --> baik / mendukung
No Wilayah SENTRA
INDUSTRI
Infrastruktur
(bobot 0,370)
LPE
(bobot 0,185)
PDRB/ Kapita
(bobot 0,100)
Dukungan
Industri
(bobot 0,345)
SKOR
1 ACEH BARAT é 4.0 4.0 4.0 2.0 3.31
2 NAGAN RAYA 3.0 3.0 4.0 2.0 2.76
3 ACEH BARAT DAYA 3.0 3.0 3.0 2.0 2.66
4 GAYOLUWES 3.0 3.0 3.0 2.0 2.66
Gayu luwes pengembangan Kerbau
Wilayah Sentra Pengembangan Klaster 4
KLASTER 4
No Wilayah SENTRA
PEMBIBITAN
Kelembagaan Ternak
(bobot 0,141 )
Populasi
Ternak
(bobot 0,263)
Ketersediaan
HMT
(bobot 0,455)
Luas/TLU
(bobot 0,141) SKOR
1 ACEH TIMUR v 3.0 5.0 5.0 3.0 4.44
2 KOTA LANGSA 2.0 3.0 2.0 2.0 2.26
3 ACEH TAMIANG v 3.0 5.0 5.0 2.0 4.30
No Wilayah SENTRA
PENGGEMUKAN
SDM & Kelembagaan
(bobot 0,297)
Peternakan
(bobot 0,540)
Ekonomi (Infrastuktur,
LPE, PDRB/kapita,
Agroindustri)
(bobot 0,163)
SKOR
1 ACEH TIMUR v 3.29 4.31 2.66 3.74
2 KOTA LANGSA 2.29 2.55 3.40 2.61
3 ACEH TAMIANG v 3.00 4.11 2.66 3.61
√@ wilayah potensial perlu mendorong tumbuhnya agroindustri
Skor 1-2 --> kurang
Skor 3 - -> cukup
Skor 4-5 --> baik / mendukung
No Wilayah SENTRA
INDUSTRI
Infrastruktur
(bobot 0,370)
LPE
(bobot 0,185)
PDRB/ Kapita
(bobot 0,100)
Dukungan Industri
(bobot 0,345) SKOR
1 ACEH TIMUR 3.0 3.0 3.0 2.0 2.66
2 KOTA LANGSA v© 4.0 5.0 3.0 2.0 3.40
3 ACEH TAMIANG v© 3.0 3.0 3.0 2.0 3.03
Wilayah Sentra Pengembangan Klaster 5
KLASTER 5
No Wilayah SENTRA
PEMBIBITAN
Kelembagaan
ternak
(bobot 0,141)
Populasi Ternak
(bobot 0,263)
Ketersediaan HMT
(bobot 0,455)
Luas/TLU
(bobot 0,141) SKOR
1 ACEH TENGGARA v 3.0 3.0 5.0 5.0 4.19
2 ACEH SELATAN v 3.0 2.0 4.0 5.0 3.47
3 ACEH SINGKIL v 3.0 3.0 3.0 5.0 3.28
4 SIMEULUE v© 2.0 2.0 3.0 3.0 2.60
5 SUBULUSSALAM v 2.0 2.0 3.0 5.0 3.02
No Wilayah SENTRA
PENGGEMUKAN
SDM &
Kelembagaan
(bobot 0,297)
Peternakan
(bobot 0,540)
Ekonomi (Infrastuktur, LPE,
PDRB/kapita, Agroindustri)
(bobot 0,163)
SKOR
1 ACEH TENGGARA v 2.43 4.07 2.84 3.44
2 ACEH SELATAN 2.15 3.28 2.84 2.87
3 ACEH SINGKIL v© 2.15 3.55 2.66 2.99
4 SIMEULUE 2.86 2.61 3.58 2.84
5 SUBULUSSALAM v 2.57 3.28 3.03 3.03
√@ wilayah potensial perlu mendorong tumbuhnya agroindustri
√@ wilayah potensial diarahkan khusus untuk pembibitan kerbau aceh
√@ wilayah potensial penguatan SDM & kelembagaan peternakan
Skor 1-2 --> kurang
Skor 3 - -> cukup
Skor 4-5 --> baik / mendukung
No Wilayah SENTRA
INDUSTRI
Infrastruktur
(bobot 0,370)
LPE
(bobot 0,185)
PDRB/ Kapita
(bobot 0,100)
Dukungan Industri
(bobot 0,345) SKOR
1 ACEH TENGGARA v© 4.0 4.0 3.0 2.0 3.21
2 ACEH SELATAN 3.0 4.0 3.0 2.0 2.84
3 ACEH SINGKIL 3.0 3.0 3.0 2.0 2.66
4 SIMEULUE v© 5.0 4.0 3.0 2.0 3.58
5 SUBULUSSALAM v© 3.0 5.0 3.0 2.0 3.03
Pengembangan Kawasan Strategis RPJMP Provinsi Aceh
Klaster Pengembangan Peternakan
Klaster
Pengembangan Kabupaten/Kota
Pusat Industri
Peternakan
Klaster I Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten
Aceh Jaya, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya
Kota Banda Aceh, Kabupaten
Aceh Besar
Klaster II Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh
Utara, Kabupaten Bireuen, Kota Lhoksemawe
Kabupaten Bireun, Kota
Lhoksemawe
Klaster III Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat
Daya, Kabupaten Gayo Lues Kabupaten Aceh Barat
Klaster IV Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang Kabupaten Aceh Tamiang,
Kota Langsa
Klaster V Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh
Singkil, Kabupaten Simeuleu, Kota Subulussalam
Kabupaten Aceh Tenggara,
Kota Subulussalam
67
Dampak terhadap pertumbuhan sektor hulu-hilir
Forward dan Backward Linkage (FL dan BL)
Dampak terhadap Output (round by round effect)
Mulitplier Output Artinya jika sektor peternakan
tumbuh karena final demand meningkat (misal investasi
naik 1 unit), akan mampu meningkatkan output
perekonomian sebesar multipliernya
Dampak
Perekonomian
Dampak terhadap
Output
Dampak
terhadap
Pendapatan
Dampak
terhadap sektor
perekonomian
(linkages)
Dampak terhadap Pendapatan
Mulitplier Income Artinya jika sektor peternakan
tumbuh karena final demand meningkat (misal investasi
naik 1 unit, akan mampu meningkatkan pendapatan
Rumahtangga yang bekerja di seluruh perekonomian
sebesar multipliernya
o Basis data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Aceh 2012
Dampak Pengembangan Peternakan terhadap Ekonomi Wilayah
No Sektor Multiplier
Output
Multiplier
Income
1 Peternakan (Ruminansia) dan Hasil-
hasilnya
1,10 1,10
5 Industri Olahan Makanan 2,04 3,45
Multiplier Output dan Multiplier Pendapatan Sektor Peternakan
Ruminansia dan hasil-hasilnya memiliki indeks Multiplier > 1 (1,10)
menunjukan bahwa sektor peternakan ini mampu mendorong
perekonomian (output/PDRB) Aceh dan meningkatkan pendapatan
masyarakat yang TINGGI.
Namun demikian, Jika produk ternak dan hasil-hasilnya diolah menjadi
makanan olahan, misalnya dalam bentuk daging sapi/kerbau dan
olahannya maka Output Multiplier dan Income Multiplier JAUH LEBIH
BESAR yaitu menjadi Output Multiplier dan Income Multiplier sektor
industri olahan makanan dua hingga tiga kali lipat (Multiplier 2,04 dan
3,45)
Sumber : Tabel Input-Output Aceh 2012 (diolah)
Dampak Pengembangan Peternakan terhadap Ekonomi Wilayah
Sektor Backward Linkage Forward Linkage
Peternakan (Ruminansia) dan
Hasil-hasilnya 0,69 0.91
Lima sektor tertinggi yang akan tumbuh (dampak
positif) jika peternakan (ruminansia) tumbuh dan
berkembang di Aceh
Saat ini, sektor Peternakan Ruminansia dan hasil-
hasilnya di Aceh kurang mampu mendorong
pertumbuhan sektor hulu maupun sektor hilirnya. Hal
ini terlihat dari indeks backward linkage dan indeks
forward linkages < 1 (0,69 dan 0,91)
Kondisi ini disebabkan salah satunya karena minimnya
dukungan agroindustri yang mengolah lebih lanjut
ternak sapi/kerbau dan hasil-hasilnya sehingga nilai
tambahnya rendah
Sumber : Tabel Input-Output Aceh 2012 (diolah)
Dampak Pengembangan Peternakan terhadap Ekonomi Wilayah
No
Sektor Hulu yang tumbuh Jika
Sektor Peternakan (Ruminansia)
berkembang
Sektor Hilir yang tumbuh Jika Sektor
Peternakan (Ruminansia)
berkembang
1 Sayur-sayuran & Jagung Warung Makanan dan Minuman
2 Industri Pupuk dan Kimia Dasar Padi
3 Jasa Pertanian Industri Pupuk dan Kimia Dasar
4 Perdagangan Jasa Pertanian
5 Industri Makanan Kelapa Sawit
Digunakan sebagai sumber pakan ternak
Digunakan sebagai jasa penyedia input ternak, contohnya jasa
perdagangan dan pengangkutan bakalan dan pakan
Ternak dan hasil ternak diolah menjadi bahan makanan
Hasil-hasil ternak, seperti kotoran banyak digunakan sebagai
pupuk organik
Strategi Pengembangan Peternakan di Provinsi Aceh
Visi Mewujudkan Peternakan Tangguh, Mandiri dan
Berdaya Saing Tinggi 2028
Misi
• Melakukan konsolidasi sumberdaya peternakan dalam rangka meningkatkan kesiapan pengembangan usaha pembibitan, penggemukan dan proses hilirisasi peternakan;
• Meningkatkan produktivitas & nilai tambah komoditi peternakan untuk menghasilkan produk yang aman, sehat, utuh dan halal;
• Penguatan nilai tambah dan daya saing melalui perbaikan system produksi yang efisien, SDM tangguh yang berbasis bisnis dan inovasi;
• Membangun kelembagaan yang tangguh dalam rangka mendukung pencapaian target produksi hulu dan hilir secara terintegrasi;
• Mewujudkan kemandirian usaha kelompok berbasis korporasi untuk meningkatkan kemampuan daya saing dan perluasan usaha
Strategi-1
• Penguatan sentra pembibitan & penggemukan melalui pendekatan kawasan berbasis agroekologi (padang penggembalaan, perkebunan, lahan tanaman pangan) secara terintegrasi
Pengembangan sentra utama bibit/bakalan di Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Pidie & Pidie Jaya (populasi sapi di atas 25 ribu ekor) sebagai kabupaten penghasil bakalan (60% bakalan) untuk penggemukan Perlu UPT khusus pembibitan/pembiakan (satelit BPTU-Indrapuri).
Pembentukan spot areal khusus penggembalaan minimal 100 ha per blok per kelompok (20 peternak @ 20 ekor sapi) di kabupaten pengembangan pembiakan/pembibitan. Sebagai episentrum di kecamatan/kabupaten
Memperkuat pembibitan dan industry feedlot di Klaster IV dan V sebagai penyangga pergerakan sapi lokal dengan pasar ke Sumatera Utara dan Riau
Pembentukan lembaga otorita pengelola kawasan peternakan-pertanian daerah pada sentra produksi bibit sapi;
Pengembangan system perencanaan kawasan pembibitan & penggemukan berbasis data detail kondisi tapak (SID, Site Plan, Detail Desain) yang dituangkan dokumen perencanaan yang mudah diimplementasikan
Struktur Badan Otorita Pengelola Kawasan Peternakan
Provinsi Aceh Koordinator
Aceh –Integrated
Livestock-Agriculture
Research Institute
Unit
ManajemenPenggembalaan
Unit manajemen sarana &
prasarana
Unit manajemen pemasaran
Unit manajemen keswan
Livestock tech.
mission
Agric. Tech mission
Block
Ranch
Block
Produksi
Pertanian
R&D- Cluster Unit Manajemen Pastura
Breeding
Program
Feed
Tech.
Reprod. &
Keswan
Business &
Institution
Strategi -2
• Peningkatan mutu genetik ternak sapi & kerbau yang berdaya
ekonomi tinggi di wilayah sentra pembiakan dan pembibitan.
Peningkatan mutu (genetic dan/atau perbaikan performa) sapi Aceh melalui program
penjaringan (bakalan) indukan unggul dari/di masyarakat dengan system kerjasama
usaha dengan investor di wilayah pengembangan pembibitan sesuai Klaster
Pengembangan
Pengembangan bangsa sapi commercial cross untuk sapi ras selain sapi Aceh dan
persilangan sapi Aceh untuk menghasilkan hybrid khas sapi provinsi Aceh pada
wilayah khusus sesuai Klaster Pengembangan.
Penguatan dan pembentukan BIB daerah dan BPTU daerah sebagai satelit dari BIB
dan BPTU pusat
Strategi - 3
• Peningkatan ketersediaan pakan melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pakan lokal
Penataan rantai pasok bahan pakan dan bakalan intra Aceh dan koneksi dengan
Sumatera Utara.
Fasilitasi pembentukan unit usaha pengolahan bahan baku (pabrikasi) pakan dan
pabrik pakan berbasis sumber daya lokal untuk mengoptimalkan nilai ekonomi
limbah agroindustri di wilayah pengembangan kawasan agroindustry strategis
dan sentra tanaman pangan
Pengembangan mekanisasi & transportasi pertanian untuk mengoptimalkan
residu tanaman pangan untug bahan pakan
Strategi - 4
• Peningkatan ketersediaan dan kapasitas sumber daya lahan dan sumber daya pendukung untuk menunjang percepatan investasi pengembangan ternak sapi dan kerbau
Membangun forum investasi peternakan provinsi Aceh yang terdiri dari Dinas Peternakan, Dinas Pertanian & Perkebunan, manajemen KPH sebagai pengelola lahan Negara dan BKPM serta PT/Litbang untuk memediasi investasi peternakan dari pihak ketiga;
Pemanfaatan lahan di 6 KPH Provinsi Aceh untuk pembibitan (500-2000 ha) dengan system manajemen ekstensif dengan pola kerjasama bisnis tiga pihak (triple helix) yaitu KPH, Investor dan Komunitas Peternak;
Intensifikasi pemanfaatan lahan dan biomasa perkebunan sawit untuk program pembibitan dan penggemukan melalui system kontrak bisnis antara pemilik sumber lahan dan biomassa sawit dengan unit usaha kelompok.
Strategi-5
• Percepatan transformasi hilirisasi kegiatan usaha peternakan di zona pengembangan kawasan strategis dalam rangka meningkatkan nilai tambah:
Penguatan infrastruktur logistic peternakan, RPH, industry pengolahan hasil ternak, pemasaran ternak dan gerai hasil ternak, serta penerapan system kesmavet secara terpadu;
Pelibatan investor dalam mengembangkan industry hilir yang dekat dengan sumber ternak;
Penyusunan system penjaminan mutu produk, harga produk, proses produksi dan sertifikasi pelaku produksi;
Peningkatan kepedulian konsumen terhadap produk-produk ternak okal melalui kampanye penanganan daging, pengolahan dan coocking technique serta sadar gizi produk ternak
Strategi - 6
• Penerapan sistem manajemen kesehatan hewan terpadu dalam upaya mencegah penyebaran penyakit strategis di sentra produksi
Pembentukan dan revitalisasi check point dan system karantina hewan di perbatasan provinsi dalam rangka pengawasan lalulintas ternak dari dan ke provinsi Aceh;
Pengembangan dan impelementasi system peringatan dini outbreak penyakit strategis melalui peningkatan kapasitas tenaga medis dan penerapan IT di pusat pengembangan ternak;
Penyediaan stok obat, vaksin dan feed additive di klinik hewan milik pemda
Revitalisasi klinik hewan (tetap & keliling) dalam rangka survailent penyakit strategis
Strategi - 7
• Peningkatan fasilitas layanan teknis dan bisnis peternakan pada kelompok/unit usaha peternakan di pusat produksi ternak dan hasil ternak
Pengembangan infrastruktur produksi pembibitan, penggemukan dan hilirisasi komoditi peternakan
Pengembangan sistem pendampingan dan pelatihan teknis dan kewirausahaan (technoprenership) bagi peternak secara tersistematis bekerjasama dengan lembaga penyuluhan, litbang dan perguruan tinggi;
Penyediaan bibit unggul, fasilitasi alat dan mesin mekanisasi untuk produksi pakan yang sesuai dengan kondisi peternak pada setiap klaster pengembangan;
Fasilitasi akses pada sumber lahan, sumber bahan pakan dari agroindustry milik perkebunan PTPN dan swasta;
Fasilitasi pembentukan usaha pengadaan (trading) barang dan jasa penunjang usaha peternakan seperti toko peralatan dan mesin peternakan dan obat-obatan dll.
Promosi investasi melalui pemberian kemudahan perijinan dan dukungan infrastruktur dasar
Penguatan sistem permodalan untuk UKM peternakan penggemukan
Strategi-8
• Peningkatan kualitas SDM peternak dan petugas peternakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahaternak sehingga mampu memberikan nilai tambah dan menjaga keberlangsungan usaha
Peningkatan jumlah dan kualitas serta karir tenaga teknis fungsional pengawas bibit, pengawas mutu pakan, tenaga tersertifikasi untuk pembibitan & feedlot, tenaga IB, Keswan, Kesmavet, tenaga butcher dan pengolahan hasil ternak;
Implementasi system pendampingan dan penyuluhan secara terprogram dan berkelanjutan melalui sekolah lapang dan pelibatan balai litbang dan PT.
Pengembangan & revitalisasi pusat-pusat pelatihan peternakan/pertanian yang diintegrasikan dengan pusat agrondustri di zona pengembangan kawasan strategis.
Strategi-9
• Penguatan peran dan fungsi kelembagaan peternak dan kordinasi antara instansi terkait guna meningkatkan produksi dan keberlanjutan usaha ternak Mendorong terbentuknya BUMDES pembiakan/pembibitan sapi/kerbau di pusat-
pusat penggembalaan dan perkebunan, dan penggemukan di pusat-pusat agroindustry;
Peningkatan kapasitas kelembagaan usaha kelompok peternak, dan transformasi kelompok usaha menuju badan hukum usaha peternakan (corporate farm) yang berdaya saing tinggi;
Memperkuat system pembinaan kewirausahaan bagi peternak andalan dalam rangka multiplikasi pelaku usaha ternak di masyarakat;
Meningkatkan pelibatan investor dan lembaga keuangan sebagai pengungkit dan penghela terbentuknya unit kelompok usaha di masyarakat.
Pengembangan jejaring usaha kelompok melalui system uasaha kemitraan
Penguatan koperasi produksi pakan dan bibit di kabupaten pengembangan ternak
Model Mekanisme Kerja Antar
Lembaga Penggerak Peternakan
Strategi - 10
• Penguatan system produksi untuk membangun usaha yang berkarakter precision farming untuk meningkatkan daya saing usaha
Diseminasi dan penerapan teknologi dan inovasi yang mendorong terbentuknya precision farm;
Penguatan system riset peternakan dan kesehatan hewan secara terpadu yang bekerja sama dengan badan litbang daerah dan PT yang didukung oleh LIPI, Kemenristek Dikti melalui skim khusus Riset Strategis Daerah (RISTRATDA)
Peningkatan fungsi UPT daerah sebagai sarana penelitian dan pengembangan inovasi dan bisnis peternakan
Strategi-11
• Penerapan system informasi dan komunikasi dalam upaya pembangunan peternakan provinsi Aceh
Penguatan system data base SD peternakan berbasis IT
Pemasangan system jaringan internet dengan bandwidth memadai dalam lingkungan dinas dan pengelola UPT sebagai sarana transfer data dan informasi;
Aplikasi system manajemen mutu genetic ternak dan SDM peternakan;
Aplikasi system manajemen kesehatan hewan dan layanan reproduksi;
Aplikasi system manajemen informasi ketersediaan bibit dan pakan serta teknologi;
Penerapan system penyuluhan berbasis android
Terima Kasih
• Pak Luki (Hp. 08121107022)