LP SEPSIS 2

download LP SEPSIS 2

of 12

Transcript of LP SEPSIS 2

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    1/26

    LAPORAN PENDAHULUAN

    PADA KLIEN DENGAN SEPSIS

    A. DEFINISI

    Sepsis adalah suatu respon sistemik terhadap infeksi. Pada sepsis

    gejala klinis yang terdapat pada SIRS diikuti oleh adanya bukti infeksi.

    Terminologi sepsis masih membingungkan karena penggunaan yang tidak 

    tepat dan berba-gai macam definisi yang meyebabkan kebingungan pada

    literatur medis. saat ini telah dibuat standardisasi terminologi infeksi,

     bakteriemia, sepsis, dan septik syok sebagai usaha untuk meningkatkan

    kemampuan untuk mendiagnosis, mengobati, dan membuat formulasi untuk  prognosa dari infeksi ini. Dalam terminologi yang baru, sepsis meakili

    subgrup dalam !Systemic Inflamatory Response Syndrome" #SIRS$ #%ordon

    &' ())*, +heeler P /$.

    Sepsis adalah respon inflamasi sistemik yang disebabkan oleh

     berbagai macam organisme yang infeksius0 bakteri gram negatif, bakteri gram

     positif, fungi, parasit, dan 1irus. Tidak semua indi1idu yang mengalami

    infeksi menjadi sepsis, dan terdapat suatu rangkaian dari beratnya infeksi dari

     proses yang terlokalisisir menjadi bakteriemia sampai ke sepsis dan menjadi

    septik syok #2orit3,($.

    B. ETIOLOGI

    Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif *4

    #pseudomonas auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, proteus$. Infeksi

     bakteri gram positif -/4 #stafilokokus aureus, stretokokus,

     pneumokokus$, infeksi jamur dan 1irus -54 #dengue hemorrhagic fe1er,

    herpes 1iruses$, proto3oa #malaria falciparum$. Sedangkan pada kultur yang

    sering ditemukan adalah pseudomonas, disusul oleh stapilokokus dan

     pneumokokus. Shock sepsis yang terjadi karena infeksi gram negatif adalah

    /4 dari kasus, sedangkan gram positif adalah 6-(64 dari kasus #Root,

    ())($.

    Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri gram #-$ yang memproduksi

    endotoksin glikoprotein kompleks sedangkan bakteri gram #7$ memproduksi

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    2/26

    eksotoksin yang merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri

    menghasilkan berbagai produk yang dapat menstimulasi sel imun. Sel

    tersebut akan terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi. Produk yang

     berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida #8PS$.

    9ultur darah positif pada -/4 kasus sepsis dan pada /-*4 kasus

    syok septik. Dari kasus-kasus dengan kultur darah yang positif, terdapat

    hingga *4 isolat yang ditumbuhi oleh satu spesies bakteri gram positif atau

    gram negatif saja0 sisanya ditumbuhi fungus atau mikroorganisme campuran

    lainnya. Sepsis dapat dipicu oleh infeksi di bagian manapun dari tubuh.

    Daerah infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru,

    saluran kemih, perut, dan panggul. :enis infeksi yang sering dihubungkan

    dengan sepsis yaitu;

    a. Infeksi paru-paru #pneumonia$

     b.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    3/26

    - Pembedahan

    &. 'e%!(as!)T*era+eu!, Reg!mens

    - Terapi radiasi

    - 'orticosteroids

    - Ancologic chemotherapy- Immunosuppressi1e drugs

    - ?Btensi1e antibiotic use

    -. Un%erl!ng C$n%!!$ns

    - Poor state of health

    - &alnutrition

    - 'hronic lcoholism

    - Pregnancy

    - Diabetes &elitus

    - 'ancer  

    - &ajor organ disease C cardiac, hepatic, or renal dysfunction

    D. 'ANIFESTASI KLINIS

    1. 'an!/esas! Kar%!$"as(ular

    a. Peru0a*an s!r(ulas!

    9arakteristik hemodinamik utama dari syok septic adalah rendahnya

    tahanan 1askular sitemik #T>S$ ,sebagian besar karena 1asodilatasi

    yang terjadi Sekunder terhadap efek-efek berbagai mediator 

    # prostaglandin, kinin, histamine dan endorphin$. &ediator-mediator 

    yang sama tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya

     permeabelitas kapiler, mengakibatkan berkurangnya 1olume

    intra1ascular menembus membrane yang bocor, dengan demikian

    mengurangi 1olume sirkulasi yang efektif. Dalam berespon terhadap

     penurunan T>S dan 1olume yang bersirkulasi, curah jantung #':$,

     biasanya tinggi tetapi tidak mencukupi untuk mempertahankan perfusi

     jaringan dan organ. liran darah yang tidak mencukupi sebagian

    dimanifestasikan oleh terjadinya asidemia laktat.Dalam hubungnnya dengan 1asodilatasi dan T>S yang rendah, terjadi

    maldistribusi aliran darah. &ediator-mediator 1asoaktif yang

    dilepaskan oleh sistemik menyebabkan 1asodilatasi tertentu dan

    1asokonstriksi dari jaringan 1ascular tertentu, mengarah pada aliran

    yang tidak mencukupi ke beberapa jaringan sedangkan jaringan

    lainnya menerima aliran yang berlebihan. Selain itu terjadi respon

    inflamasi massif pada jaringan, mengakibatkan sumbatan kapiler 

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    4/26

    karena adanya agregasi leukosit dan penimbunan fibrin, dan berakibat

    kerusakan organ dan endotel yang tidak dapat pulih.

    0. Peru0a*an m!$(ar%!al

    9inerja miokardial mengalami gangguan, dalam bentuk penurunan

    fraksi ejeksi 1entricular dan juga gangguan kontraktilitas. S yang rendah, kondisi ini disebut dengan syok hiperdinamik.

    entuk kedua ditandai dengan curah jantung yang rendah dan

     peningkatan T>S disebut sebagai syok hipodinamik.

    Gam0ar 1. Car%!$"as,ular ,*anges ass$,!ae% !* se+!, s*$,( an% *e

    e//e,s $/ /lu!% resus,!a!$n.

    .

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    5/26

    akteri dan toksinnya menyebabkan akti1asi komplemen. 9arena sepsis

    melibatkan respon inflamasi global, akti1asi komplemen dapat menunjang

    respon-respon yang akhirnya menjadi keadaan yang lebih buruk ketimbang

    melindungi.

    9omplemen menyebabkan sel-sel mast melepaskan histamine.

    Eistamine merangsang 1asodilatasi dan meningkatnya permeabelitas

    kapiler. Proses ini selanjutnya menyebabkan perubahan sirkulasi dalam

    1olume serta timbulnya edema interstisial.

    #. 'an!/esas! 'ea0$l!( 

    %angguan metabolic yang luas terlihat pada syok septic. Tubuh

    menunjukkan ketidakmampuan progresif untuk menggunakan glukosa, protein, dan lemak sebagai sumber energy. Eiperglikemia sering dijumpai

     pada pada aal syok karena peningkatan glukoneogenesis dan resisten

    insulin, yang menghalangi ambilan glukosa ke dalam sel. Dalam

     berkembangnya syok, terjadi hipoglikemia karena persedian glikogen

    menipis dan suplai protein dan lemak perifer tidak mencukupi untuk 

    memenuhi kebutuhan metabolic tubuh.

    Dengan keadaan syok berkembang terus, jaringan adipose dipecah

    untuk menyediakan lipid bagi hepar untuk memproduksi energi, metabolism

    lipid menghasilkan keton,yang kemudian digunakan pada siklus kreb

    #metabolism oksidatif$, dengan demikian menyebabkan pembentukan laktat.

    Pengaruh dari pada kekacauan metabolik ini menyebabkan sel menjadi

    kekurangan energi. Deficit energi menyebabkan timbulnya kegagalan

     banyak organ Pada keadaan multiple organ failure terjadi koagulasi,

    respiratory distress syndrome, payah ginjal akut, disfungsi hepatobiller, dan

    disfungsi susunan saraf pusat seperti terlihat pada tabel ( #Dobb, ())($.a0el 1. Kr!er!a D!agn$s!s Se"ere se+s!s)S$(se+!( 

    ar!a0le Umum

    Temperature F5G.5 c atau H 5= cER F )BmntTakipnea

    Penurunan status mental

    Signifikan edema F mlkg dalam / jamEiperglikemia #F( mgdl$ pada pasien non diabetes

    ar!a0el !n/lamas!

    +' F(,H/ mm

    ' reaktif protein meningkatProcalcitonin plasma meningkat>ariabel heodinamik Sistolik P H) mmEg&P H * mmEgS>A F * 4

    ar!a0el +er/us! 3ar!ngan

    8aktat serum F(mmol8'RTF detik 

    ar!a0le gangguan $rgan

    Pa A

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    6/26

    Sumber ; 8e1y &2 et

    all;(,'rit 'are &ed

    5(;(6,5.

    &. 'an!/esas! Pulm$nal

    ?ndotoBin mempengaruhi paru-paru baik langsung maupun tidak langsung.

    Respon pulmonal aal adalah bronkokonstriksi , mengakibatkan hipertensi

     pulmonal dan peningkatan kerja pernapasan. 2eutrofil teraktifasi dan

    mengin1iltrasi jaringan pulmonal dan 1askulatur, menyebabkan akumulasi air 

    ekstra1askular paru-paru #edema pulmonal$. 2eutrofil yang terakti1asi

    menghasilkan bahan-bahan lain yang mengubah integritas sel-sel parenkim

     pulmonal, mengakibatkan peningkatan permeabelitas. Dengan terkumpulnya

    cairan di interstisium, komplians paru berkurang, terjadinya gangguan

     pertukaran gas dan terjadi hipoksemia.

    E. PATOFISIOLOGI

    Penyebab sepsis paling banyak berasal dari stimulasi toksin, baik dari

    endotoksin gram #-$ maupun eksotoksin gram #7$. 9omponen endotoksin

    utama yaitu lipopolisakarida #8PS$ atau endotoksin glikoprotein kompleks

    dapat secara langsung mengaktifkan sistem imun seluler dan humoral,

     bersama dengan antibodi dalam serum darah penderita membentuk 

    lipopolisakarida antibodi #8PSab$. 8PSab yang berada dalam darah penderita

    dengan perantaraan reseptor 'D(/7 akan bereaksi dengan makrofag yang

    kemudian mengekspresikan imunomudulator.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    7/26

    Pada sepsis akibat kuman gram #7$, eksotoksin berperan sebagai super-antigen

    setelah difagosit oleh monosit atau makrofag yang berperan sebagai antigen

     processing celldan kemudian ditampilkan sebagai antigen presenting cell

    #P'$. ntigen ini membaa muatan polipeptida spesifik yang berasal dari

    major histocompatibility compleB #&E'$, kemudian berikatan dengan 'D/7

    #limposit Th( dan Th$ dengan perantaraan T cell receptor#T'R$.

    Sebagai usaha tubuh untuk bereaksi terhadap sepsis maka limposit T akan

    mengeluarkan substansi dari Th( yang berfungsi sebagai imunomodulator 

    yaitu; I

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    8/26

    endotel yang selanjutnya akan menyebabkan rangkaian kerusakan hingga

    kegagalan organ yang merugikan #%untur, G$.

    Sel-sel imun yang paling terlihat mengalami disregulasi apoptosis ini adalah

    limfosit #+esche-Soldato et al., *$. poptosis limfosit ini terjadi pada

    semua organ limfoid seperti lien dan timus #Eotchkiss et al., 6$. poptosis

    limfosit juga berperan penting terhadap terjadinya patofisiologi sepsis #'hang

    et al., *$. poptosis limfosit dapat menjadi penyebab berkurangnya fungsi

    limfosit pada pasien sepsis #Remick, *$.

    F. PE'ERIKSAAN PENUN4ANG

    a. 9ultur #luka, sputum, urine, darah$ untuk mengindentifikasi organisme

     penyebab sepsis. Sensiti1itas menentukan pilihan obat-obatan yang

     paling efektif. @jung jalur kateter intra1askuler mungkin diperlukan

    untuk memindahkan dan memelihara jika tidak diketahui cara

    memasukannya.

     b. SDP ; Et mungkin meningkat pada status hipo1olemik karena

    hemokonsentrasi. 8eukopenia #penurunan SDP$ terjadi sebelumnya,

    dikuti oleh pengulangan leukositosis #(6. C 5.$ dengan

     peningkatan pita #berpiondah ke kiri$ yang mempublikasikan produksi

    SDP tak matur dalam jumlah besar.

    c. ?lektrolit serum 0 berbagai ketidak seimbangan mungkin terjadi dan

    menyebabkan asidosis, perpindahan cairan, dan perubahan fungsi ginjal.

    d. Pemeriksaan pembekuan ; Trombosit terjadi penurunan

    #trombositopenia$ dapat terjadi karena agregasi trombosit. PTPTT

    mungkin memanjang mengindentifikasikan koagulopati yangdiasosiasikan dengan iskemia hati atau sirkulasi toksin atau status syok.

    e. 8aktat serum meningkat dalam asidosis metabolic,disfungsi hati, syok.

    f. %lukosa serum terjadi hiperglikemia yang terjadi menunjukan glukoneo-

    genesis dan glikogenolisis di dalam hati sebagai respon dari perubahan

    selulaer dalam metabolisme.

    g. @29r terjadi peningkatan kadar disasosiasikan dengan dehidrasi ,

    ketidakseimbangan gagalan hati.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    9/26

    h. %D terjadi alkalosis respiratori dan hipoksemia dapat terjadi

    sebelumnya dalam tahap lanjut hioksemia, asidosis respiratorik dan

    asidosis metabolic terjadi karena kegagalan mekanisme kompensasi.

    i. @rinalisis adanya SDP bakteri penyebab infeksi. Seringkali muncul

     protein dan SD&.

     j. Sinar M film abdominal dan dada bagian baah yang

    mengindentifikasikan udara bebas didalam abdomen dapat menunjukan

    infeksi karena perforasi abdomen organ pel1is.

    k. ?9% dapat menunjukan perubahan segmen ST dan gelombang T dan

    disritmia yang menyerupai infark miokard.

    G. PATH5A6

    Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau eksotoksin

    Respon sistemik tubuh terhadap infeksi

    S?PSIS

    Stimulasi

    sel imun

    tubuh

     produksi

    sitokin proinflam

    asi

     berlebih

    RISIKO

    INFEKS

    I

    ?fek berbagai

    mediator 

    inflamasi

    #protaglandin,

    kinin, histamin$

    ⇓respon

    inflamasi masif 

    di jaringan

    1askuler 

    agregasi

    leukosit dan

     penimbunan

    fibrin

    ?fek berbagai

    mediator inflamasi

    #protaglandin, kinin,

    histamin$

    >asodilatasi, peningkatan

     permeabilitas kapiler 

    >olume

    intra1askuler 

    >olume sirkulasi

    efektif 

    T>S

    neutrofil

    terakti1asi

    infiltrasi di

     jar. pulmonal

    dan 1askuler 

    akumulasi

    cairan

    ekstra1askule

    r di paru

    edema

     pulmonal

    kompliance

    Respon

    inflamasi

    Peningkatan

    suhu tubuh

    ⇓HIPERTER 

    'IA

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    10/26

     penyumbatan

    kapiler 

    KETIDAKEF

    EKTIFANPERFUSI

    4ARINGAN

    PERIFER 

    'A meningkat u

    kompensasi

    sedemia laktat⇓

     responsi1itas

    terhadap

    katekolamin

    fs. jantung terganggu

    #fraksi ejeksi

    1entrikel turun,

    gangguan

    kontraktilitas$⇓

    RISIKO S6OK 

     paru

    GG.

    PERTUKAR 

    AN GAS

    H. PENATALAKSANAAN

     RAPID ASSESSMENT 

    1. Imme%!ae 7ues!$na. Sur"e Pr!mer

    'ek iray, reathing, 'irculation

    - iray; clear  

    - reathing;

    Tidak terdapat masalah pada fase aal syok septik 

    %angguan pada breathing ditemukan bila ada gangguan lanjut

    setelah adanya gagal sirkulasi. iasanya ditemukan pada suara

    nafas crackles #7$, Respirasi rate F 5 Bmenit. Pernafasan

    kusmaul.- 'irculation;

    %angguan sirkulasi jelas tampak terlihat pada fase aal

    #hiperdinamik$; akral teraba hangat karena suhu tubuh yang

    meningkat.

    Pada fase lanjut yaitu fase hipodinamik ditandai dengan

     penurunan tekanan darahhipotensi, penurunan perfusi ke

     jaringan ditandai dengan akral yang dingin, 'RT lebih dari

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    11/26

    detik, urin output H cckgbbjam. 2adi teraba lemah dengan

    frekuensi F ( Bmenit

     b. Baga!mana saus menal %an vital sign 8

    Status mental pasien pada fase aal masih baik perlahan terjadi

     penurunan status mental seiring dengan gangguan sirkulasi yang

    semakin berat. >ital sign pada fase hiperdinamik terdapat

     peningkatan suhu, tekanan darah masih tergolong pada rentang

    normal, nadi cepat F( Bmenit. Pada fase hipodinamik terjadi

     penurunan suhu tubuh H 5* ', tekanan darah dan nadi semakin

    lemah dan cepat.

    c. Baga!mana an%a %an ge3ala se,ara umum 8

    hiperthermahipotermia, takikardia, takipnea, hiperperfusi perifer 

    #hangat$, hipotensi, ekstremitas dingin, bingung, crt F detik,

     penurunan urin output

    d. R!aa +ena(! 8

    (. Pulm$nal  . batuk, dispnea, takipnea,nyeri dada pleuritik,

     produksi sputum, hemoptysis

    . Gen!$ur!nar.  Disuria, frekuensi, urgensi,hematuri, nyeri

    abdomen,muntah, riayat penggunaan katete folley, riayat

     penyakit prostat, riayat nyeri panggul, nyeri perineal atau

    testicular, aborsi.

    5. CNS. Sakit kepala, meningismus, kebingungan, koma, riayat

    autitis media sinusitis.

    /. GI)Inra a0%$men. 2yeri abdomen, muntah, anoreksia,

     jaundice,

    5. Kul!. 8uka bakar, injuri karena trauma, cellulitis, abses, ulkus

    dekubitus, riwayat drakius,

    =. Car%!$"as(ular. 2yeri dada, emboli perifer, perdarahan,

    kelainan congenital.

    *. 'us(ul$s(eleal. engkak terlokalisasi, nyeri dan hangat pada

    daerah persendian, otot atau tulang. Riayat trauma terutama

    fraktur terbuka, riayat pembedahan,

    e. R!aa +ena(! masa lalu8  Riayat penyakit Imunosupresi

    # EI>, diabetes, gangguan autoimun, kanker$.

    f. 'e%!(as!8 Abat-obatan imunosupresi #corticosteroids, kemoterapi$.

    2. Daa0ase

    A. P$!n uama +eng(a3!an /!s!( 

    (. &ental Status

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    12/26

    2. Vital sign

    5. Kul!. ?teki, luka terinfeksi, cellulitis.

    /. Heen. Sinusitis, otitis media

    6. Le*er. 8ympha denopathy, nuchal rigidity

    =. Suara +aru. +hee3ing, rhonchi, rales, takipnea, ards, batuk,*. Suara 3anung. Takikardi, murmur.

    G. A0%$men. Abdominal tenderness

    9. Gen!$ur!nar. Suprapubik atau panggul tenderness, pendarahan

    discharge vagina.

    (. 'us(ul$s(eleal. Vocal redness, swelling , tenderness, krepitasi.

    ((. Neur$l$g!,. Perubahan status mental 0 kebingungan, delirium, koma.

    #. La0$ra$r %aa

    (. Dara*. Test kimia, kultur, %, ''.

    . Ur!n. 9ultur.

    5. CSF. 9ultur,/. S+uum. 9ultur.

    6. Dra!nase lu(a. 9ultur.

    &. Ra%!$gra+*!, %an +eng(a3!an %!agn$s!s la!nna

    TATA LAKSANA SYOK SEPTIK 

    Gam0ar #. Algoritma early goal direted t!era"y

    Sumber ; Ri1ers (

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    13/26

    Tata laksana syok sepik yang biasa digunakan pada d1anced 'ardiac 8ife

    Support #'8S$ and d1anced Trauma 8ife Support #T8S$, meliputi ) tahap

    sebagai berikut;

    Gam0ar & # Ste"$ise a""roa! to se"sis and se"ti s!ok 

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    14/26

    I. ASUHAN KEPERA5ATAN

    . Pengkajian Pendekatan 'D?

    A!ra

    yakinkan kepatenan jalan napas

     berikan alat bantu napas jika perlu #guedel atau nasopharyngeal$

     jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan

     baa segera mungkin ke I'@

    Brea*!ng

    kaji jumlah pernasan lebih dari / kali per menit merupakan gejala yang

    signifikan

    kaji saturasi oksigen

     periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan

    kemungkinan asidosis

     berikan (4 oksigen melalui non re-breath mask 

    auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada

     periksa foto thorak 

    C!r,ula!$n

    kaji denyut jantung, F( kali per menit merupakan tanda signifikan

    monitoring tekanan darah, tekanan darah HF

     periksa aktu pengisian kapiler 

     pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar 

     berikan cairan koloid C gelofusin atau haemaccel

     pasang kateter 

    lakukan pemeriksaan darah lengkap

    siapkan untuk pemeriksaan kultur 

    catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang

    dari 5=o'

    siapkan pemeriksaan urin dan sputum

     berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.

    D!sa0!l!

    ingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal

    sebelumnya tidak ada masalah #sehat dan baik$. 9aji tingkat kesadaran dengan

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    15/26

    menggunakan >P@.

    E9+$sure

    :ika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan

    dan tempat sumber infeksi lainnya.

    Tan%a an,aman er*a%a+ (e*!%u+an

    Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan

    fungsi organ. :ika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka

     pasien harus dibaa ke I'@, adapun indikasinya sebagai berikut;

    Penurunan fungsi ginjal

    Penurunan fungsi jantung

    Eyposia

    sidosis

    %angguan pembekuan

    cute respiratory distress syndrome #ards$ C tanda cardinal oedema

     pulmonal.

    . Pengkajian@mum(. ktifitas; %ejala ; &alaise

    . Sirkulasi

    Tanda ;

    • Tekanan darah normal atau sedikit dibaah normal #selama hasil

    curah jantung tetap meningkat$.

    • Denyut perifer kuat, cepat #perifer hiperdinamik$;

    lemahlembutmudah hilang, takikardi ekstrem #syok$.

    • Suara jantung ; disritmia dan perkembangan S5 dapat

    mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari asidosis atau ketidak 

    seimbangan elektrolit.

    • 9ulit hangat, kering, bercahaya #1asodilatasi$, pucat,lembab,burik 

    #1asokontriksi$.

    5. ?liminasi

    %ejala ; Diare

    /. &akanan'airan

    %ejala ; noreksia, &ual, &untah; Penurunan haluaran, konsentrasi

    urine, perkembangan ke arah oliguri,anuria.

    6.  2yeri9enyamanan; 9ejang abdominal,lakalisasi rasa sakit atau

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    16/26

    ketidak nyamanan, urtikaria, pruritus.

    =. Pernafasan

    Tanda; Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan, pengguna-

    an kortikosteroid, infeksi baru, penyakit 1iral.

    Suhu ; umumnya meningkat #5*,)N' atau lebih$ tetapi mungkin

    normal pada lansia atau mengganggu pasien, kadang subnormal.

    8uka yang sulit atau lama sembuh, drainase purulen,lokalisasi

    eritema. Ruam eritema macular 

    *. Seksualitas

    %ejala ; Pruritus perineal.

    Tanda ; &aserasi 1ul1a, pengeringan 1aginal purulen.

    G. Pendidikan kesehatan

    %ejala ; &asalah kesehatan kronis atau melemah, misalnya hati,

    ginjal, sakit jantung, kanker,D&, kecanduan alcohol.Riayat splenektomi; aru saja menjalani operasi prosedur in1asi1e,

    luka traumatic.Penggunaan antibiotic # baru saja atau jangka panjang$.

    C. Anal!s!s Daa

    Daa E!$l$g! 'asala* Ke+eraaan

    DS;

    Pasien atau keluarga pasien

    mengatakan pasien

    menderita sakit kronis,

    demam

    DA #f.risiko$;

    • adanya penyakit kronis

    •  penekanan sistem

    imun

    •  pertahanan primer

    yang tidak adekuat

    #luka, trauma jaringan

    kulit$

    •  pertahanan sekunder

    inadekuat #Eb turun,

    leukopenia$

    Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau

    eksotoksin

    Respon sistemik tubuhterhadap infeksi

    S?PSIS

    Stimulasi sel imun tubuh

     produksi sitokin

     proinflamasi berlebih

    Risiko infeksi

    Risiko Infeksi

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    17/26

    •  prosedur infasif 

    • malnutrisi

    DS;

    Perubahan sensasi

    DA;

    • TD turunhipotensi

    • RR meningkat

    • 'RT F detik 

    • akral ekstremitas

    dingin

    • kulit pucat

    • edema ekstremitas

    • nadi lemah

    Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau

    eksotoksin

    Respon sistemik tubuh

    terhadap infeksi

    S?PSIS

    ?fek berbagai mediator 

    inflamasi #protaglandin,

    kinin, histamin$⇓

    respon inflamasi masif di

     jaringan 1askuler 

    agregasi leukosit dan

     penimbunan fibrin

     penyumbatan kapiler 

    9etidakefektifan perfusi jaringan perifer 

    9etidakefektifan perfusi

     jaringan perifer 

    DS;-

    DA #f.risiko$;

    • hipotensi

    • hipo1olemia

    • hipoksemia

    • hipoksia

    •infeksi

    • sepsis

     Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau

    eksotoksin

    Respon sistemik tubuh

    terhadap infeksi

    S?PSIS

    ?fek berbagai mediator 

    inflamasi #protaglandin,

    kinin, histamin$

    >asodilatasi, peningkatan

     permeabilitas kapiler 

    >olume intra1askuler 

    Risiko Syok 

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    18/26

    >olume sirkulasi efektif 

    T>S

    'A meningkat ukompensasi

    sedemia laktat

     responsi1itas terhadap

    katekolamin

    fs. jantung terganggu

    #fraksi ejeksi 1entrikel

    turun, gangguankontraktilitas$

    risiko syok 

    DS;-

    DA;

    • Pernafasan abnormal

    #kecepatan, irama,

    kedalaman$

    • +arna kulit abnormal

    #pucat, kehitaman$

    • hiperkapnia

    • hipoksemia

    • hipoksia

    • takikardi

    Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau

    eksotoksin

    Respon sistemik tubuhterhadap infeksi

    S?PSIS

    neutrofil terakti1asi

    infiltrasi di jar. pulmonal

    dan 1askuler 

    akumulasi cairan

    ekstra1askuler di paru

    edema pulmonal

    kompliance paru

    gg. pertukaran gas

    %angguan pertukaran gas

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    19/26

    DS;-

    DA;

    • suhu tubuh di atas

    normal

    Infasi mikroba

    Pelepasan endotoksin atau

    eksotoksin

    ⇓Respon sistemik tubuh

    terhadap infeksi

    S?PSIS

    Respon inflamasi

    Peningkatan suhu tubuh

    Eipertermia

    Eipertermia

    D. Ren,ana Iner"ens! Ke+eraaan

    N$. D9. Ke+. Tu3uan %an Kr!er!a Has!l

    (. Risiko Syok   Tu3uan:

    Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

    (B/ jam diharapkan klien dapat terhindar dari

    risiko syok 

    NOC: R!s( C$nr$l: S*$,( Pre"en!$nKr!er!a Has!l:

    • Tekanan darah D2 #((-(5*-)

    mmEg$

    •  2adi D2 #*-)Bmenit$

    • RR D2 #(=- Bmenit$

    • Suhu D2 #5=,6-5*,6'$

    • Eb D2 #( C (G grd8$

    • 'RT H 5 detik 

    NI

    (.

    .

    5.

    /.

    6.

    =.

    *.

    G.

    ).

    (

    ((

    (

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    20/26

    (

    (

    (

    (

    (

    (

    (

    . Risiko Infeksi Tu3uan:

    Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

    (B/ jam diharapkan klien dapat terhindar dari

    risiko infeksi

    NOC: R!s( C$nr$l: In/e,!$us Pr$,ess

    Kr!er!a Has!l;

    • Suhu D2 #5=,6-5*,6'$

    • :umlah leukosit D2

    • tidak terdapat tanda-tanda infeksi yangsemakin memburuk 

    NI

    (.

    .

    5.

    /.

    5. %angguan pertukaran gas Tu3uan:

    Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

    5B/ jam diharapkan kondisi klinis klien terkait

     pertukaran gas membaik 

    NOC: Res+!ra$r Saus: Gas E9,*ange

    Kr!er!a Has!l:

    • Pernafasan normal #kecepatan, irama,

    kedalaman$

    .

    5.

    /.

    6.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    21/26

    • +arna kulit normal #tidak pucatkehitaman$

    • RR D2

    • Eb D2

    •  2adi D2

    • % normal

    =.

    *.

    G.

    ).

    (

    ((

    /. 9etidakefektifan perfusi jaringan

     perifer 

    Tu3uan:

    Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

    5B/ jam diharapkan perfusi jaringan perifer

    klien meningkat

    NOC: C!r,ula!$n Saus

    Kr!er!a Has!l:

    • TD D2

    •RR D2

    • 'RT H 5 detik 

    • akral ekstremitas hangat

    • arna kulit tidak pucat

    • ekstremitas tidak edema

    • kekuatan nadi normal

    NI

    (.

    .

    5.

    /.

    6.

    =.

    *.

    G.

    6 Eipertermi b.d kerusakan control

    suhu sekunder akibat infeksi atau

    inflamasi

    Tu3uan:

    Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

    (B/ jam diharapkan suhu tubuh normal

    NOC: T*erm$regula!$n

    Kr!er!a Has!l:

    • Suhu tubuh dalam batas normal #5=.6-5*.6$

    •  2adi dalam batas normal #((-( Bmenit$

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    22/26

    Bmenit$

    E. Im+lemenas! %an E"aluas!

    F. D9. Ke+ G. Tanggal

    ; 4am

    H. Im+lemenas!

    :. Risiko Syock 9. (. &emonitor TT>, tekanan darah

    ortostatik, status mental dan urine

    output

    . &emonitor nilai laboratorium sebagai

     bukti terjadinya perfusi jaringan yang

    inadekuat #misalnya peningkatan kadar 

    asam laktat, penurunan pE arteri$5. &emberikan cairan I> kristaloid sesuai

    dengan kebutuhan #2a'l ,)40 R80

    D64+$

    /. &emberikan medikasi 1asoaktif 

    6. &emberikan terapi oksigen dan

    1entilasi mekanik 

    =. &emonitor trend hemodinamik 

    *. &emoonitor frekuensi jantung fetal

    #bradikardia bila ER H(( kalimenit$

    atau #takikardia bila ER F(= kali permenit$ berlangsung lebih lama dari (

    menit

    G. &engambil sampel darah untuk

     pemeriksaan %D dan monitor

    oksigenasi jaringan

    ). &endapatkan patensi akses 1ena

    (. &emberikan cairan untuk

    mempertahankan tekanan daarah atau

    cardiac output

    ((. &emonitor penentu pengirimanoksigen ke jaringan #SaPA, le1el Eb,

    cardiac output$

    (. &encatat bila terjadi bradicardia atau

     penurunan tekanan darah, atau

    abnormalitas tekanan arteri sistemik

    yang rendah misalnya pucat, cyanosis

    atau diaphoresis

    (5. &emonitor tanda dan gejala gagal

    nafas #rendahnya PaA, peningkatan

    P'A, kelumpuhan otot pernafasan$

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    23/26

    (/. &emonitor kadar glukosa darah dan

    tangani bila ada abnormalitas

    (6. &emonitor koagulasi dan complete

     blood count dengan +' differential

    (=. &emonitor status cairan meliputi

    intake dan output

    (*. &emonitor fungsi ginjal #nilai @2

    dan creatinin$

    (G. &elakukan pemasangan kateter

    urinaria

    (). &elakukan pemasangan 2%T dan

    monitor residu lambung

    . &engatur posisi pasien untuk

    mengoptimalkan perfusi

    (. &emberikan dukungan emosional

    kepada keluarga

    8.

    >. Risiko Infeksi +. (. &engnstruksikan pengunjung untuk

    mencuci tangan saat memasuki dan

    keluar dari ruangan pasien

    . &enggunakan sarung tangan dalam

    setiap tindakan pada pasien

    5. erkolaborasi dengan tenaga medis

     pemberian terapi antibiotic

    /. &emonitor kerentanan terhadap infeksi

    %. %angguan

    Pertukaran %as

    E. (. &engkaji pola pernapasan pasien

    &onitor TT>

    . &engkaji terhadap tanda dan gejalahipoksia dan hiperkapnia

    5. &engkaji TD, nadi apikal dan tingkat

    kesadaran setiap jam, laporkan

     perubahan tingkat kesadaran.

    /. &emantau dan catat pemeriksaan gas

    darah, kaji adanya kecenderungan

    kenaikan dalam Pa'A atau

     penurunan dalam PaA

    6. &embantu dengan pemberian 1entilasi

    mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    24/26

    'PP atau P??P.

    =. &elakukan auskultasi dada untuk

    mendengarkan bunyi nafas setiap jam

    *. &eninjau kembali pemeriksaan sinar M

    dada harian, perhatikan peningkatan

    atau penyimpangan

    G. &emantau irama jantung

    ). &emberikan cairan parenteral sesuai

    hasil kolaborasi

    (. &emberikan obat-obatan sesuai

     pesanan; bronkodilator, antibiotik,

    steroid.

    ((. &enge1aluasi 9S dalam

    hubungannya dengan penurunan

    kebutuhan oksigen.

    I.

    S. 9etidakefektifan

    Perfusi :aringan Perifer 

    T. (. &elakukan pengkajian komprehensif

    terhadap sirkulasi perifer 

    . &emantau tingkat ketidaknyamanan

    atau nyeri saat melakukan latihan fisik 

    5. &emantau status cairan termasuk

    asupan dan haluaran

    /. &emantau perbedaan ketajaman atau

    ketumpulan, panas atau dingin

    6. &emantau parestesia, kebas,

    kesemutan, hiperestesia dan

    hipoestesia

    =. &emantau tromboflebitis dan

    thrombosis 1ena profunda

    *. &enganjurkan pasien atau keluarga

    untuk memantau posisi bagian tubuh

    saat pasien mandi, duduk, berbaring

    atau mengubah posisi

    G. &engajarkan pasien atau keluarga

    untuk memeriksa kulit setiap hari

    untuk mengetahui perubahan integritas

    kulit

    D.

    ?.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    25/26

    B4.

    BK.

    BL.

    B'.

    BN.BO.

    BP.

    B7.

    BR.

    BS.

    BT.

    BU.

    B.

    B5.

    B

  • 8/19/2019 LP SEPSIS 2

    26/26

    CT. DAFTAR PUSTAKA

    '@.

    '>. DolanOs,())=, 'ritical care nursing clinical management through the

    nursing process, Da1is 'ompany, @S.

    '+. ?mergency 2urses

    association, 6, &anual of emergency care, &osby, st 8ouis.

    'M. Eudak galo, ())=,

    keperaatan 9ritis pendekatan holistik edisi I>, ?%', :akarta.

    '. 8inda D, 9athleen, & Stacy, &ary ?,8, =, 'ritical care nursing

    diagnosis and management, &osby, @S.

    'Q. &onahan, Sand,

     2eighbors, *.Phipps &edical surgical nursing, &osby, St 8ouis.

    D. Persatuan Dokter spesialis penyakit dalam Indonesia.=, uku ajar ilmu

     penyakit dalam, PDSPDI. :akarta.

    D. :urarif E dan 9usuma E., (, Aplikasi Asuhan Keperawatan

     Berdasarkaniagnose !edis dan "anda#"$%#"&% 'ilid ( dan 2. )anduan

     )enyusunanAsuhan keperawatan pro*essional . ogyakarta; &edia ction

    D'. 22D. (. Aplikasi Asuhan Keperawatan "A"A "$%#"&%. &edia

    ihardy;ogyakarta

    DD. ulecheck, %loria &, et al . 2ursing Inter1ention 'lassifcation #2I'$