災害に強いエネルギー・LPガス...LPガスLPガス LPガスLPガスLPガスLPガスLPガスLPガスLPガスLPガス 災害に強いエネルギー・LPガス Liquefied Petroleum
LP OKSIGENASI.doc
Transcript of LP OKSIGENASI.doc
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
PADA KLIEN HEMATEMESIS MELENA
Disusun Oleh :
Tri Winugroho.,S.Kep
NIM.108053
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN ( Ners )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2011LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah, Tarwoto 2003).
Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari sirkulasi paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah yang tidak mengandung oksigen ke sistem pulmonar.
Perawat seringkali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya. Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada ,dan cara penghisapan lendir(suction). Tujuan pemberian oksigenasi adalah : untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru-paru dan untuk menurunkan kerja jantung.
B. Penyebab
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab klien mengalami gangguan oksigenasi, sebagai berikut:
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.
3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
4. Faktor perkembangan.
5. Perilaku atau gaya hidup
C. Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.
b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.
d. Adanya refleks batuk dan muntah.
Adanya peran mukus siliaris sebagai penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.
Apabila complience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluarkan secara maksimal. Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons dapat memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2, dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila paCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru.
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagaimana O2, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
a. Kardiac output
Merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah, normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah ) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan. Umumnya, jantung mengkompensasi dengan menambahkan rata-rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.
Secara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen. Bertambahnya latihan menyebabkan peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), meningkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.D. Patofisilogi/Pathway
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan subtansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi, dan integritas sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi perifer. Iskemia miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ. Selain itu, perubahan fungsi pernapasan juga menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi. Hiperventilasi merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolisme seluler. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi CO2 secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Sementara hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
Pathway
E. Pengkajian
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup :
1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yng sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri ini paling sering terjadi di sisi kiri dada dan menyebar. Nyeri pericardium, merupakan akibat inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
a. Inspeksi
Warna membran mukosa
Penampilan umum
Tingkat kesadaran
Keadekuatan sirkulasi sistemik
Pola pernapasan
Gerakan dinding dada.b. Palpasi
Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ? Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kanan Taktil fremitus Getaran meningkat( pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran menurun( pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau sumbatan bronchus.
c. Perkusi
macam suara ketukan:
sonor.
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor, atalektasis, cairan.
HipersonorSuara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara sonor. (Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, (pneumothorak, emphysema paru. Tympani(Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.
(suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang.
(Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
(Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar.
Teknik perkusi1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal
jari tengah yang berada di dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
d. Auskultasi
Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral. Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan fungsi paru, BGA.F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung yang tidak teratur.G. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.NoDiagnosa Keperawatan
(NANDA)
Tujuan Keperawatan
( NOC )Rencana Tindakan
(NIC )
Ketidak efektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan :
Obstruksi Jalan nafas
Data Subyektif
Klien mengatakan :
Sesak nafas
Sputum tak bisa keluar
Data Obyektif
Batuk tidak efektif
Dispnea /Orthopnea/ Sianosis
Perubahan ritme & frekuensi pernafasan
Gelisah
Suara nafas tambahan : rales ,crakles,ronkhi, wheezing
Sputum produktif
Karakteristik sputum:
TD mmHg N :. x/mnt
RR. x mnt S.. (C Status Respirasi : jalan nafas paten/lancar
Status Respirasi :Ventilasi
efektif
Status Respirasi : Pertukaran gas Efektif
Tidak terjadi aspirasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24 jam :
Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
Menunjukkan jalan nafas yang paten : klien tidak merasa tercekik, tidak terjadi aspirasi, frekuensi pernafasan dalam rentang normal :
Respirasi:
Dewasa:16-20/mnt
Tidak ada suara nafas abnormal
Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas
Menunjukkan pertukaran gas efektif
- pH : 7.35 7.45
- PaCO2 : 35 45 %
- PaO2 : 85 100 %
- BE : + 2 s/d 2 meq/L
- SaO2 : 96-97 % ( perifer)
Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas dengan mudah
Menunjukkan ventilasi adekuat
Ekspansi dinding dada simetris, tidak ada : penggunaan otot-otot nafas tambahan, retraksi dinding dada, nafas cuping hidung, dyspnea, taktil fremitusManajemen jalan nafas
Jaga kepatenan jalan nafas : buka jalan nafas, suction, fisioterapi dada sesuai indikasi
Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas buatan
Monitor pemberian oksigen, vital sign tiap ....... jam
Monitor status respirasi : adanya suara nafas tambahan.
Identifikasi sumber alergi : obat,makan an, dll, dan reaksi yang biasa terjadi
Monitor respon alergi selama 24 jam
Ajarkan/ diskusikan dgn klien/keluraga untuk menghindari alergen
Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
Pertahankan status hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi
Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat bronkhodilator, obat anti allergi, terapi nebulizer, insersi jalan nafas, dan pemeriksaan laboratorium: AGD
Penghisapan jalan nafas
Tentukan kebutuhan penghisapan sekret melalui oral maupun tracheal
Monitor saturasi oksigen klien dan status hemodinamik selama dan setelah penghisapan
Catat tipe dan jumlah sekresi
Pencegahan Aspirasi
Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk, muntah dan kemampuan menelan.
Tinggikan posisi kepala tempat tidur 30-45 derajad setelah makan, untuk mencegah aspirasi dan mengurangi dispnea.Nama Perawat
( .............................................)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.NoDiagnosa Keperawatan
(NANDA)
Tgl : Jam :Tujuan Keperawatan
( NOC )
Rencana Tindakan
(NIC )
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan : pemasukan oksigen yang tidak adekuatData Subyektif
Klien mengatakan :
Sakit kepala
Gangguan penglihatan / visual : pandangan kabur
Kelelahan
Sesak nafas
Merasa kebingunganData Obyektif
Dispnea
Takikardi
Sianosis
Gelisah
Hipoksia(penurunan PO2)
Hiperkarbia(peningkatan PCO2)
Irama / frekuensi kedalaman nafas abnormal
Tensi . mmHg
RR . x /mnt
Nadi x/mnt
SpO2 . %
AGD / BGA abnormal
Status respirasi : Pertukaran gas adekuat
Status respirasi : Ventilasi efektif
Keseimbangan elektrolit dan asam basa
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama . x 24 jam :
Menunjukkan pertukaran gas efektif - pH : 7.35 7.45
- PaCO2 : 35 45 %
- PaO2 : 85 100 %
- BE : + 2 s/d 2 meq/L
- SaO2 : 96-97 % Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas dengan mudah
Menunjukkan ventilasi adekuat, ekspansi dinding dada simetris, suara nafas bersih, tidak ada : penggunaan otot-otot nafas tambahan, retraksi dinding dada, nafas cuping hidung, dyspnea, taktil fremitus
TTV dalam batas normal Menunjukkan orientasi kognitif baik, dan status mental adekuat Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa
Na : 135 145 meq/L
Cl : 100-106 meq /L
K : 3,5 5.5 meq/L
Mg :1,5 2,5 meq / L
Ca : 8,5- 10,5 meq /L
BUN : 10-20 mg/dl
Manajemen jalan nafas
Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha nafas, dan produksi sputum.
Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas, dan siapkan klien untuk tindakan ventilasi mekanik sesuai indikasi
Monitor vital sign tiap ...jam, adanya sianosis, dan efektifitas pemberian oksigen yang dilembabkan.
Jelaskan penggunaan alat bantu yang dipakai klien : oksigen, mesin penghisap, dan alat bantu nafas
Ajarkan tehnik nafas dalam, batuk efektif
Lakukan tindakan untuk mengurangi konsumsi oksigen : kendalikan demam, nyeri, ansietas, dan tingkatkan periode istirahat yang adekuat
Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat bronkhodilator, terapi nebulizer / inhaler, insersi jalan nafas
Manajemen Elektrolit & Asam-basa
Pertahankan kepatenan IV line, dan balance cairan
Monitor status mental, elektrolit, dan abnormalitas serum
Monitor tanda-tanda gagal nafas : hasil AGD abnormal, kelelahan
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Monitor status neurologi dan atau neuromuskular : tingkat kesadaran dan adanya kebingungan, parestesia, kejang
Kolaborasi dengan Tim medis untuk pemeriksaan AGD, pencegahan dan penanganan asidosis dan alkalosis: Respiratorik & MetabolikHemodynamic regulation
Monitor status hemodinamik: saturasi oksigen, nadi perifer, capillary refill, suhu dan warna ekstremitas, edema, distensi JVP
Kolaborasi dgn Tim Medis untuk obat vasodilator dan atau vasokonstriktor
Nama Perawat
( ..........................................)
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.NoDiagnosa Keperawatan
(NANDA)Tujuan Keperawatan
( NOC )Rencana Tindakan
(NIC )
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan :
Hiperventilasi
Hypoventilasi
Deformitas tulang, dinding dada
Penurunan energi / kelelahan: Anemia
Disfungsi neuro muscular: GBS
Kerusakan musculoskeletal: Cedera Tulang Belakang
Posisi tubuh yg tidak sesuai
Nyeri
Obesitas
Data Subyektif
Klien mengatakan :
Sesak nafas
Nafas pendek
Cemas
Data Obyektif
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
Penggunaan otot bantu nafas
Nafas cuping hidung
Ekspirasi memanjang
Pernafasan nasal faring
Dyspnea/Orthopnea
RR: ...... x mnt
Nadi: ..... x mnt
Tipe Pernafasan : Kusmaul, Biot, Cheynestokes. Status pernafasan : ventilasi
adekuat
Status Tanda Vital Stabil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan :selama ..... x 24 jam
Sesak nafas berkurang sampai dengan hilang
Ekspirasi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, tidak ada nafas pendek
Bunyi nafas tambahan tidak ada (wheezing, ronchi, ....)
Tidak ada nyeri dan cemas
TTV dalam batas normal;
Suhu: 36,3-37,4 (C
Nadi: Bayi: 140x /menit
Anak 2th: 120x /menit
Anak 4th: 100x /menit
Anak 10-14th:85- 90x /mnt.
Laki2dewasa:60-70x/ menit
Premp.dewasa:70-85x /mnt
Dewasa : 80-85x /menit
TD :
Bayi syst. 60-80 mmHg
Anak > 10th: 90/60 mmHg
Umur 10-30 th: 110/75 mmHg
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg
Umur > 60 th: 150/90 mmHg
Eupnoe (pernafasan normal)
Respirasi:
Bayi: 30-50xmenit
Balita: 30-40x/menit
Anak: 22x/menit
Dewasa: 10-18 x/ mntManajemen Jalan Nafas
Atur posisi tidur untuk memaksimalkan ventilasi.
Jaga kepatenan jalan nafas: suction, batuk efektif
Kaji TTV, dan adanya sianosis Pertahankan pemberian O2 sesuai kebutuhan
Kaji adanya penurunan ventilasi dan bunyi nafas tambahan, kebutuhan insersi jalan nafas: ET, TT
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada
Kaji peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-sengal
Monitor pola pernafasan (Bradipnea, takipnea, hiperventilasi): kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi
Monitor tipe pernafasan : Kusmaul, Cheyne Stokes, Biot
Ajarkan teknik relaksasi kpd klien dan keluarga.
Kolaborasi Tim medis : untuk program terapi, pemberian oksigen, obat bronkhodilator, obat nyeri cairan, nebulizer, tindakan/ pemeriksaan medis, pemasangan alat bantu nafas,, dan fisioterapi
..................................
Nama Perawat
( ............................................)
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung yang tidak teratur.
NoDiagnosa Keperawatan
(NANDA)
Tgl : Jam :Tujuan Keperawatan
( NOC )Rencana Tindakan
(NIC )
Penurunan curah jantung berhubungan dengan :
Hipovolemia
Peningkatan beban kerja ventrikel
Kerusakan ventrikel
Ischemia ventrikel
Data Subyektif
Klien mengatakan :
Nyeri dada
Sesak nafas
Kelelahan
Cemas
Berdebar-debar
Data Obyektif
Dispnea, orthopnea
Disritmia
Perubahan EKG
Edema : ekstremitas
Kulit dingin / lembab
Capilary Refill>3 detik
Kekuatan denyut nadi menurun / melemah
Frekuensi denyut jantung dan respirasi meningkat
Sianosis
Distensi vena jugularis
Enzim jantung abnormal:
Hasil Echocardiografi : Fraksi ejeksi < 40% Pompa jantung efektif
Status sirkulasi adekuat
Status tanda vital dalam rentang yang diharapkan
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama x 24 jam.:
Gambaran ECG normal
Tidak ada edema paru, perifer, acites, distensi vena jugularis
Dapat mentoleransi aktifitas, tidak ada kelelahan.
Tidak sianosis
Nilai AGD normal (PaO2: 70-110 mmHg, PaCO2: 36-44 mmHg, pH art.: 7,36-7,44, HCO3: 22-26 mmol/l )
BJ urine normal :1,010,025 mg/l
Urine output normal (30 cc/jam)
TTV dalam batas normal;
Nadi: Laki2dewasa:60-70x /menit
Premp.dewasa:70-85x /menit
TD (RR):
Anak >10th: 90/60 mmHg
Umur10-30 th:110/75 mmHg
Umur 30-40 th:125/85 mmHg
Umur 40-60 th:140/90 mmHg
Umur > 60 th: 150/90 mmHgRespirasi:
Dewasa: 10-18 x/mntPerawatan Jantung
Kaji tekanan darah, sianosis,status pernafasan dan status mental
Kaji toleransi aktivitas : mulainya nafas pendek, nyeri, palpitasi, atau pusing
Monitor denyut jantung, irama dan nadi
Monitor efektifitas pemberian O2
Monitor status mental: gelisah, cemas
Atur posisi tidur sesuai kondisi klien.
Hindari Valsafa Manuver : mengejan, bersin, menahan bowel, menahan bab/bak
Jelaskan penggunaan, dosis, efek samping pengobatan kepada klien dan keluarga.
Berikan informasi meliputi pembatasan aktifitas, perubahan diet kepada klien dan keluarga.
Kolaborasi : medis (untuk pemberian terapi antiaritmia, nitrogliserin, vasodilator, anti koagulan, terapi cairan & oksigenasi), sosial pastoral, ahli gizi.
Perawatan sirkulasi
Monitor tanda kelebihan cairan, asupan cairan, haluaran urine
Monitor denyut perifer, pengisian kapiler, suhu, dan warna ekstremitas
Auskultasi bunyi paru untuk mengetahui adanya ronchi basah, atau bunyi tambahan
Monitor tanda vital
Monitor TTV tiap .. jam.
Monitor tanda vital saat klien berbaring, duduk, berdiri, sebelum, selama, dan sesudah klien aktifitas..Nama Perawat
( ............................................)
Sistem kardiovaskular
sistem pernapasan
Sirkulasi darah+ suplai O2
Pengaturan CO2+H++O2
energi
Beban tekanan berlebihan
Transport O2
Beban tekanan berlebihan
Difusi O2 dan CO2
Hambatan pengosongan ventrikel
Pertukaran gas
Beban sistole berlebihan
CO2+ O2
Preload
meningkat
Beban jantung meningkat
Gangguan suplai O2